Anda di halaman 1dari 4

Perbandingan Smart Glass (Google Glass & Baidu Glass)

A. Google Glass
Google melalui divisi perusahaannya yang berfokus pada eksperimen dan pengembangan
teknologi seperti mobil tanpa pengemudi (driverless car), yakni Google X, membuat suatu alat
komunikasi berbentuk kacamata yang diberi nama Google Glass. Google Glass dapat
menampilkan informasi tepat di hadapan penggunanya. Informasi yang diberikan meliputi email,
reminder, hingga notifikasi media sosial, dan lainnya.

Google Glass harus dihubungkan terlebih dahulu pada sebuah smartphone sehingga
mampu menampilkan informasi yang menunjang aktivitas penggunanya, seperti: email,
panggilan telepon, maupun notifikasi lain pada smartphone tersebut. Google Glass diperkenalkan
pertama kali kepada publik pada 2013 dengan label Google Glass Explorer Edition. Gadget ini
dibanderol USD 1500 atau sekitar Rp 21 juta. Mahalnya gadget ini disebabkan material prisma
yang dapat dikatakan extreme material. Selain itu, perlengkapan seperti baterai, proyektor, serta
mainboard yang berukuran serba mini juga menjadi pendongkrak harga Google Glass tersebut.
Google Glass mempunyai bobot yang sangat ringan, yaitu sebesar 42 gram, dan mempunyai
desain yang sangat nyaman digunakan. Sehingga membuat penggunanya betah berlama-lama
memakai Google Glass.

a. Fitur Google Glass

Dengan harga yang fantastis, yakni USD 1500, Google Glass menawarkan fitur-fitur yang
mampu memudahkan pengguna dalam mengakses fitur telekomunikasi, seperti: email, media
sosial, maupun notifikasi-notifikasi lainnya. Berikut fitur-fitur yang dimiliki Google Glass.

- Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melihat informasi mana yang ingin ditampilkan
oleh Google Glass. Touchpad ini terletak pada bagian samping. Geser ke belakang untuk
melihat informasi sekarang seperti cuaca, dan geser ke belakang untuk melihat informasi
seperti daftar panggilan, foto, update notifikasi media sosial, dan lain sebagainya.

- Google Glass juga dilengkapi kamera yang mampu merekam video dengan kualitas 720p
HD. Kamera ini terletak pada bagian depan Google Glass.
- Seperti yang sudah disebutkan di atas, tampilan pada Google Glass memanfaatkan
refraksi cahaya. Komponen display pada Google Glass sangat kompleks secara ilmu
optika dan terdiri dari beberapa komponen, seperti: LcoS (Liquid Crystal on Silicon),
field sequential color system, dan LED RGB. Penjelasan untuk setiap fungsi komponen
display akan dijelaskan secara lebih rinci pada proses kerja Google Glass.
- Voice Command. Fitur perintah melalui suara ini merupakan alternatif input untuk
Google Glass. Pengguna dapat mengaktifkannya dengan mendongakkan kepala sebesar
30o atau mengucapkan kalimat “Ok, Glass” yang kemudian diikuti dengan perintah suara
yang dapat dikenali oleh Google Glass mulai dari perintah sederhana seperti “Take a
picture”, “Give me direction to Eiffel Tower”, sampai perintah untuk mengirimkan email
dengan menuliskan isi email tersebut melalui suara.

b. Prinsip Kerja Google Glass


Sebenarnya, sistem kerja Google Glass tidak bisa diidentikkan sebagai proyektor mikro.
Sistem display pada Google Glass menggunakan sistem Field Sequential Color. Secara dasar,
gambar yang ditampilkan Google Glass adalah gambar monokromatik terpolarisasi dengan tiga
dasar warna, yaitu: merah, hijau, dan biru. Tidak seperti proyektor, Google Glass tidak
membutuhkan emisi chaya yang terang karena gambar yang ingin dihasilkan bersifat transparan.
Oleh karena itu, Google menggunakan Low-Power LED yang hemat konsumsi baterai.
Penggunaan LED ini secara tidak langsung mengurangi ukuran dari Google Glass secara
keseluruhan.
Emisi cahaya dari LED, akan diterima oleh Wedge Shaped Fly-Eye “Homogenizer”
Lens. Komponen ini berbentuk persegi, namun jika diperbesar, konturnya hampir mirip dengan
lensa Solar Concentrator untuk sel surya. Lensa fly-eye ini berfungsi sebagai distributor cahaya
sehingga persebaran cahaya menjadi seragam. Komponen ini dilindungi oleh lembaran metal
yang dilapisi aluminium yang berguna sebagai reflektor untuk lensa fly-eye, sehingga cahaya
yang diemisikan LED mampu diterima seluruhnya oleh lensa fly-eye
Cahaya yang diproses di lensa fly-eye akan diteruskan ke PCS (Polarization
Compensation System) untuk dipolarisasi. PCS merupakan sistem untuk membuat gambar yang
terpolarisasi dari setiap warna LED, sehingga terbentuk satu gambar yang berbasis satu warna di
antara tiga warna RGB. PCS terdiri dari dua komponen, yaitu: polymer reflective polarizing
diffuser (Biasa disebut Polymer Diffuser) dan reflective crossed wire grid based polarizing
grating (Biasa disebut Crossed Polarization Grating)

B. Baidu Glass
Tidak Ingin kalah dari Google, Raksasa internet Tiongkok, Baidu, juga meluncurkan
kacamata pintar perdananya yang bernama Baidu Eye. Mengambil konsep kecerdasan yang ada
di kacamata besutan Google, diprediksi bahwa Baidu Eye kelak menjadi mimpi buruk bagi
Google Glass.
Dilansir dari mashable, sebuah prototipe piranti sandang yang dinamakan Baidu Eye,
dipamerkan pada konferensi Baidu World di Beijing. Pertama kali diumumkan pada bulan April
tahun 2013, Baidu Eye menarik banyak animo publik yang kemudian membuka perbandingan
dengan Google Glass. Dan tidak sedikit yang mengatakan bahwa Baidu Eye adalah jawaban
Tiongkok atas Google Glass.
Berbeda dengan Google Glass, Baidu Eye tidak memiliki layar atau display optik.
Namun, perangkat ini seperti cover headset yang terletak di atas telinga pengguna. Sehingga
merek dagang Baidu Eye kadang membingungkan orang, karena menganggap bahwa piranti
sandang ini adalah berbentuk kacamata seperti pada umumnya
Di Baidu Eye, terdapat sebuah lubang suara di bagian kiri dan kamera di sisi kanannya
untuk mengambil foto, memindai benda-benda dan menganalisis informasi di sekitarnya. Baidu
Eye mengirimkan informasi ke perangkat mobile pengguna (smartphone atau tablet) melalui
sebuah aplikasi. Dalam sebuah postingan oleh Baidu, Baidu mengatakan bahwa metode ini
membuat Baidu Eye menjadikan Anda lebih mudah untuk menelusuri berbagai hal, dengan
pemanfaatan daya yang lebih hemat.
Baidu Eye mampu menyelaraskan informasi baik secara visual (melalui smartphone -
layar yang lebih besar, mengurangi beban mata dibandingkan dengan tampilan visual kecil di
Google Glass) dan audio. Perangkat ini juga dilengkapi suara dan perintah melalui gerakan,
termasuk memperluas tampilannya dan memutar objek dengan gerakan tangan Anda.
Kaiser Kuo (direktur komunikasi internasional Baidu) mengatakan bahwa Baidu
Eyeuntuk sementara dibekali dengan voice recognition (pengenalan suara) untuk Bahasa
Mandarin. Pada bulan April tahun 2013, Kuo mengatakan Baidu Eye telah melakukan pengujian
internal perangkat, dan mengevaluasi untuk melihat apakah perangkat ini memiliki potensi daya
jual di pasar.
Sejauh ini, Baidu Eye masih dalam tahap prototipe. Sayangnya, Baidu tidak memberikan
informasi mengenai harga atau kapan ketersediaan Baidu Eye untuk dijual bebas di pasar global.

PERBANDINGAN
Jadi menurut saya perbandingan kedua item/produk ini terletak pada 2 hal yaitu bentuk
dan focus fungsi. Berikut saya akan menjelaskan.
Yang pertama ada bentuk. Pada segi bentuk Google Glass lebih mirip dengan kacamata
dengan fungsi smartphone yang bisa digunakan dalam kacamata tersebut. Sedangkan Baidu tidak
berbentuk kacamata melainkan seperti tangkai yang melilit lingkar kepala kita sebatas kuping
kanan sampai kuping kiri.
Dan yang kedua dari segi fungsi. Fungsi keduanya berbeda focus. Google Glass berfokus
untuk memindahkan fungsi android ke dalam bentuk sebuah kacamata sehingga lebih futuristic
dan efisien. Sedangkan focus fungsi baidu yaitu untuk menganalisa keadaan sekitar lebih efisien
dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai