Anda di halaman 1dari 10

TOPIK 5 AKSI NYATA

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


PPG PRAJABATAN
TAHAP 2 TAHUN 2022

Disusun Oleh:

MEGAWATI

229022485264

PGSD 006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
AKSI NYATA

Abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, yang artinya

kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan yang fundamental

yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Abad 21 ditandai dengan

berkembangannya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi

dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan

dengan mesin, baik mesin produksi maupun mesin komputer. Memasuki abad 21 kemajuan

teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang

pendidikan. Pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di

abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi oleh pendidik dan peserta didik

agar dapat bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi ini.

Pendidikan abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu masyarakat

bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia dengan kedudukan yang terhormat dan setara

dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari

sumber daya manusia yang berkualitas yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan

berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya. Abad ke-21 baru berjalan satu

dekade, namun dalam dunia pendidikan sudah dirasakan adanya pergeseran, dan bahkan

perubahan yang bersifat mendasar pada tataran filsafat, arah serta tujuannya. Sesuai dengan

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan

pada pembelajaran abad 21 yaitu :

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar;

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;


5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills);

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja

adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Dengan karakteristik-karakteristik generasi digital antara lain : 1) Independen yaitu

generasi ini hidup dan tumbuh dalam kebebasan digital, kebebasan untuk mengekspresikan

diri dengan mudah tanpa batasan jarak dan waktu dan ini memiliki beberapa implikasi pada

kehidupan nyata mereka di mana mereka meminta kebebasan yang mereka dapatkan dari

kehidupan digital mereka; 2) Menyenangkan, yaitu kecenderungan menjalani hidup mereka

dengan cara menyenangkan serta memiliki persepsi bahwa tidak ada kesulitan yang ada

adalah tantangan,; 3) Ekspresif, Generasi seperti ini suka mengekspresikan diri dan hampir
semua preferensi mereka ditujukkan melalui media sosial mereka; 4) Instan, karakter-

karakter generasi digital yang juga membutuhkan kecepatan dalam segala hal yang membuat

mereka kurang sabar; 5) Eksploratif, mereka suka mengeksplorasi pengalaman mereka,

belajar dengan melakukan dengan dukungan teknologi yang tersedia dan mereka menghindari

diajarkan dalam hal teknologi; 6) Sharing, Generasi ini adalah produsen pasokan informasi

terbesar di dunia digital terutama internet; 7) Interaktif, yaitu jenis komunikasi mereka pilih

adalah yang responsif (feedback yang cepat) serta lebih memilih panggilan video, konferensi

video, oborolan teman dan pertemuan online dan 8) Kolaborasi, yaitu produk teknologi dapat

dengan mudah digunakan, diduplikasi atau diproduksi oleh individu yang berbeda dan inilah

yang disukai generasi digital. Dengan demikian pembelajaran abad 21 memiliki tantangan

tersendiri dalam menghadapi karakteristik generasi digital.

Tantangan pendidikan abad 21 adalah sebagai berikut: (a) Kemampuan berpikir kritis

dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving Skills), mampu berfikir

secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (b)

Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills),

mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak; (c)

Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving

Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks

pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and

Collaboration Skills), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan

berbagai pihak; (e) Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation

Skills), mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai

terobosan yang inovatif; (f) Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Communications Technology Literacy), mampu memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari; (g) Kemampuan belajar
kontekstual (Contextual Learning Skills), mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri

yang kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi, dan (h) Kemampuan informasi

dan literasi media, mampu memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk

menyampaikan beragam gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi

dengan beragam pihak.

Salah satu pembelajaran abad 21 yang terintegrasi dengan TIK yang dapat

dimanfaatkan adalah portal rumah belajar. Portal rumah belajar adalah portal pembelajaran

yang menyediakan bahan ajar dan fasilitas komuninkasi serta interaksi antar komunitas yang

ditujukan untuk siswa, guru dan masyarakat luas. Dengan slogan belajar dimana saja, kapan

saja dan dengan siapa saja, Portal rumah belajar bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik,

pendidik dan tenaga kependidikan dan masyarakat umum dalam mencari aneka sumber

belajar, model dan penerapan pembelajaran maya atau kelas maya serta model dan penerapan

diklat secara online. Adapun manfaat dari portal rumah belajar antara lain :1) sebagai sarana

atau tempat menyediakan aneka sumber belajar, 2) sebagai sarana e-pembelajaran, 3) sebagai

sarana informasi, komunikasi dan kolaborasi dan 4) sebagai pemgembangan keprofesian

berkelajutan. Rumah belajar sebagai salah satu sistem pembelajaran interaktif diharapkan

dapat mempercepat penguasaan materi sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran. Melalui rumah belajar dapat dilakukan pengelolaan

materi pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran berbasis

web. Kelebihan sistem ini adalah membuka peluang belajar kepada peserta didik dengan

waktu yang lebih longgar dan dapat lebih banyak, meningkatkan interaksi peserta didik

dengan pendidik tidak hanya terbatas pada jam sekolah, melainkan dapat dilakukan di mana

pun, kapan pun dengan menggunakan perangkat komputer/laptop/smartphone. Beberapa fitur-

fitur yang tersedia pada portal rumah belajar adalah :


1. Sumber belajar. Fitur sumber belajar bisa langsung diakses (dibaca secara online

melalui perangkat komputer atau smartphone yang terhubung internet) atau bisa di

pelajari secara offline setelah siswa mengunduh file materi tersebut dan

menyimpannya dalam perangkat komputer. Dalam penyajian materi di setiap topik

yang tersedia di sumber belajar, terdapat simulasi latihan maupun soal-soal test

yang bisa digunakan siswa sebagai alat evaluasi untuk mengukur pemahaman

siswa terhadap materi yang dipelajarinya serta dengan tampilan menarik dalam

bentuk gambar, video, animasi, simulasi dan permainan.

2. Buku sekolah elektronik (BSE). Fitur ini menyediakan buku ajar elektroik untuk

tingkat pendidikan dari SD, SMP, SMA dan SMK. Buku-buku tersebut bisa

diunduh dan diperbanyak oleh siapa saja secara gratis. Harapannya adalah anak-

anak Indonesia tidak lagi menghadapi masalah dalam membeli buku. Hingga saat

ini sudah lebih dari 900 judul buku yang tersedia di situs BSE. BSE tidak hanya

bisa diakses dan dibaca dengan menggunakan komputer (baik secara online

maupun offline) namun bisa melalui perangkat android.

3. Bank soal. Fitur ini dapat di manfaatkan bagi guru sebagai wadah untuk membuat

soal dan berbagi kepada pengguna yang lain, serta melakukan evaluasi hasil

belajar secara online. Evaluasi hasil belajar yang tersedia pada fitur Bank Soal ini

yaitu: Latihan, Ulangan, dan Ujian. Latihan merupakan kumpulan soal-soal

berdasarkan satu topik yang bersifat sebagai latihan beserta pembahasannya.

Ulangan merupakan kumpulan soal-soal berdasarkan satu topik tertentu. Ujian

merupakan kumpulan soal-soal dari beberapa topik yang berbeda. Soal yang

nantinya telah di buat dan di upload oleh guru ke fitur Bank Soal dapat di kerjakan

oleh siswa.
4. Laboratorium maya. Fitur ini menyajikan kumpulan simulasi pembelajaran yang

disajikan secara interaktif dan menarik. Guru dan siswa dapat melakukan berbagai

jenis percobaan-percobaan di laboratorium secara maya. Penggunaan ini

dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan dalam laboratorium riil, dalam hal

penggunaan bahan kimia yang berasal dari hasil praktikum maupun penelitian.

5. Kelas maya, merupakan sebuah learning management system (LMS) yang

dikembangkan khusus untuk memfasilitas terjadinya pembelajaran virtual antara

siswa dan guru kapan saja dan dimana saja.

6. Peta budaya, merupakan kumpulan budaya dari seluruh Indonesia. Peta budaya

disajikan dalam gambar, video, animasi dan permainan. Berbagai materi

pengetahuan tentang kekayaan budaya Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk

semua jenjang Pendidikan.

7. Wahana jelajah angkasa, merupakan sarana belajar tentang ruang angkasa dengan

tampilan simulasi yang menarik dan

8. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ((PKB). PKB mencakup kegiatan

pendidikan dan pelatihan yang dapat diambil oleh guru secara online. Seorang

guru dapat mengambil pelatihan yang terdiri dari rangkaian diklat sesuai dengan

spesifikasi yang dimilikinya melalui website. Aplikasi PKB menyediakan beragam

program diklat yang diselenggarakan oleh satuan kerja atau instansi baik di

lingkungan Kemdikbud maupun di luar lingkungan Kemdikbud.

Selain delapan fitur utama tersebut, pada portal rumah belajar terdapat tiga fitur

tambahan yaitu :

1. Karya komunitas, merupakan kumpulan materi yang dikembangkan oleh

komunitas. Materi yang dikembangkan dalam multiplatform berbasis multimedia.


2. Karya guru, merupakan kumpulan materi ajar yang dikembangkan oleh para guru

dalam multiplatform yang berbasis multimedia

3. Karya bahasa dan sastra, merupakan karya bahasa sastra berupa puisi, prosa, dan

referensi (kamus) yang dapat diunduh atau dibaca secara online.

Dalam rangka melakukan transformasi Pendidikan abad 21 menggunakan rumah

belajar kepada guru-guru, beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain melakukan

sosialisasi melalui tatap muka, pelatihan secara online, pelatihan tatap muka, sosialisasi

melalui media sosial serta mengimplementasikan rumah belajar dalam kegiatan

pembelajaran. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan sarana

dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut. Metode yang digunakan adalah presentasi

rumah belajar melalui tayangan LCD, metode face to face, menggunakan brosur rumah

belajar dan praktek langsung menggunakan rumah belajar di Laboratorium komputer dan

android peserta pelatihan. Sosialisasi melalui media sosial dilakukan melalui facebook,

youtube, whatsApp, telegram serta blog dengan cara membuat postingan yang berkaitan

dengan kegiatan rumah belajar yang berupa video, tulisan/artikel dan foto-foto kegiatan

setelah melasanakan pembelajaran dan sosialisasi rumah belajar.

Berbagai medan yang ditempuh dalam melakukan kegiatan tersebut mulai yang sekolah

yang berada di pusat kota sampai ke sekolah yang di pelosok yang akses transportasi sampai

ke daerah dengan akses jalan yang sangat memprihatikan dengan jalan tanpa aspal. Fasilitas

sekolah pun beragam, ada yang memiliki jaringan internet melalui wifi sekolah ada yang

akses internetnya melalui provider telekomunikasi dan ada sekolah yang sama sekali tidak

memiliki akses telekomunikasi. Keterbatasan sarana tidak menyurutkan motivasi para guru

dalam memannfaatkan TIK dalam pembelajaran. Beberapa guru-guru telah menyiapkan

media pembelajaran berbasis TIK dengan mengunduh materi pembelajaran di rumah mereka.

Kegiatan tersebut mendapatkan sambutan dan apresiasi yang baik dari semua guru.
Pada peserta didik dimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di portal rumah

belajar dengan menggunakan fitur kelas maya. Pada setiap kelas maya yang dibentuk dimuat

modul pembelajaran yang terdiri dari video dan lembar kerja siswa, kuis, tugas dan soal.

Siswa sangat termotivasi menggunakan pembelajaran di kelas maya dan mengharapkan setiap

tata muka pembelajaran dilakukan di Laboratorium komputer. Kegiatan pembelajaran

berjalan dengan lancar mulai dari baca modul yang berupa tayangan video, downloud lembar

kerja siswa dan uploud tugas. Pada awal pelaksanaan pembelajaran di kelas maya mengalami

sedikit kendala yaitu masih ada siswa yang belum dapat melakukan pengetikan menggunakan

komputer dalam membuat simbol-simbol tertentu misalnya tanda bintang dan huruf besar.

Hal ini terjadi karena mereka jarang menggunakan komputer/laptop dan hanya sering

penggunakan smartphone/android. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pembimbingan

dengan teman sebaya. Pada kelas tersebut terdapat beberapa siswa yang sudah terampil yang

dapat membimbing temannya menggunakan laptop/komputer sehingga permasalahan tersebut

dapat teratasi.

Kendala yang dialami pada pembelajaran di kelas maya yaitu pada saat ujian online.

Ujian online sempat mengalami penundaan karena sulit akses ke web rumah belajar yang

pada saat itu sedang masa perawatan. Namun hal ini tidak mengurangi semangat siswa untuk

mengikuti ujian secara online pada pertemuan berikutnya yang dapat berjalan dengan lancar.

Kegiatan ini merupakan salah satu usaha untuk melakukan tranformasi Pendidikan abad 21

melalui rumah belajar dengan sasaran guru dan siswa. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat

mempercepat penyebaran informasi kepada guru dan siswa tentang rumah belajar yang

merupakan salah jenis pembelajaran abad 21 yang dapat digunakan oleh guru dan siswa

dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Dalam rangka menghadapi transformasi Pendidikan abad 21 maka perlu dilakukan

penyiapan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajar. Transformasi
Pendidikan adalah perubahan wajah dan watak yang terjadi pada sistem pendidikan. Dalam

rangka meningkatkan kompetensi dan pengetahuan bagi guru dan siswa dalam

mengimplemetasikan rumah belajar maka perlu dilakukan kegiatan sosialisasi, pelatihan atau

kegiatan sejenis lainnya secara intensif dan berkelanjutan dalam rangka menyampaikan

informasi tentang pembelajaran abad 21 dan rumah belajar.

Anda mungkin juga menyukai