Anda di halaman 1dari 2

1.

Bentuk Pemanfaatan Teknologi Dan Media Informasi Di Pembelajaran Abad 21


Teknologi pendidikan berusaha memecahkan masalah belajar dengan menggunakan
pendekatan yang memenuhi enam persyaratan, yaitu :
a. Pendekatan isomeristik, yaitu yang menggabungkan berbagai kajian/bidang keilmuan
(psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik dsb.) ke dalam suatu
kebulatan tersendiri;
b. Pendekatan sistematik , yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha
memecahkan persoalan;
c. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan
kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri, dan
d. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh
e. Inovatif, yaitu menemukan dan melaksanakan sesuatu yang baru dan tidak sekedar
mengulang atau menambah yang sudah ada
f. Integratif, yaitu meleburkan diri atau menjadi bagian integral dari sistem pendidikan.

2. Contoh konkret Pemanfaatan Teknologi Dan Media Informasi Di Pembelajaran Abad 21


Macam media pembelajaran baik berbasis teknologi informasi maupun tidak yang sering
digunakan untuk proses pembelajaran adalah televisi, radio,  film, video, foto, poster,
OHP/OHT,papan tulis, buku bacaan, modul ajar, internet, dan lainya. Media-media tersebut
memudahkan bagi guru dan peserta didik melakukan interaksi secara mudah dan lancar.
a. pembelajaran menggunakan bahan ajar Ms powerpoint yang dibuat oleh Guru sendiri
dan penggunaan LCD 
b. Penugasan latihan pembelajaran melalui surat elektronik atau email 
c. Pembelajaran berbasis internet

Ada dua bentuk kegiatan belajar yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan media digital
berbasis komputer diantaranya interactive tools dan interacting with others.
a. Interactive tools atau media peralatan interaktif. Peserta didik di era digital
menggunakan perangkat nirkabel bergerak (internet) dengan berbagai cara di dalam dan
di luar aturan sekolah yaitu dengan memanfaatkan teknologi dan media informasi
internet kapanpun dan dimanapun saat diperlukan. Misalnya, siswa membaca
menemukan sumber belajar melalui sambungan internet di perpustakaan yang
menyediakan jaringan nirkabel wifi untuk membuat catatan dari artikel Koran atau
sumber belajar lain yang diarsipkan. Perangkat nirkabel ini memperluas dan
memberikan pengalaman belajar lebih kepada siswa di luar metode non digital.
b. Interacting with others (berinteraksi dengan orang lain). Penggunaan media komputer
berbasis internet memudahkan siswa untuk mencari sumber belajar dengan mudah dan
cepat dimanapun dan kapanpun. Ponsel pintar (android), tablet, dan laptop yang
terhubung dengan saluran internet dapat digunakan untuk mengirim pesan berupa video,
pesan suara, dan animasi. Selain itu juga dapat dimanfaatkan siswa untuk mendengarkan
dan melihat video terkait pelajaran, mendengarkan musik, mencari informasi berita dan
olahraga, serta untuk menonton video dan film musik terbaru yang diminati siswa

3. Ilustrasi pesatnya Pemanfaatan Teknologi Dan Media Informasi Di Pembelajaran Abad 21


a. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang saat ini dimana untuk memiliki
kemampuan mengakses atau memanfaatkannya merupakan salah satu bagian dari
ketrampilan kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh semua orang terutama bagi siswa
sebagai peserta didik di sekolah.
b. Dengan memiliki keterampilan kecakapan abad 21 khsusnya penggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dapat membantu dalam mengembangkan pembelajaran siswa
dalam upaya mencapai kecakapan abad 21 seperti kemampuan berkomunikasi, kolaborasi,
kreativitas, inovasi, kemandirian dan sebagainya.
c. Sarana-sarana atau perangkat-perangkat teknologi sudah tersedia banyak di dunia ini yang
dapat dimanfaatkan dalam prose pembelajaran siswa di kelas seperti teknologi jaringan
internet, aplikasi jejaring social, aplikasi presentasi dan sebagainya.

4. Kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk menujukkan potensinya terkait tugas dan
perannya di era digital abad 21
Guru pada abad 21 dan abad selanjutnya ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap
perkembangan informasi dan komunikasi. Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas, pada
abad ini harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :
a. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam
budaya dengan kompetensi multi bahasa.
b. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna
(konsep).
c. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
d. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
e. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai
kemampuan.
f. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
g. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:
a. Pendidikan yang berfokus pada character building
b. Pendidikan yang peduli perubahan iklim
c. Enterprenual mindset
d. Membangun learning community
e. Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak
(hard skills- soft skills).

5. Peran guru era digital menurut Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru (National
Educational Technology Standard for Teachers /NETS-T)

Peran guru era digital dalam pembelajaran yang dianggap mempengaruhi visi, tanggung jawab,
sensitivitas sosial, kemampuan logika dan kejujuran guru. Semua ini bermuara pada peran guru
di era digital, yaitu sebagai agen perubahan, pembaharuan pengetahuan dan konsultan
pembelajaran:
1) dalam komunitas digital global hendaknya paling tidak dilakukan tiga pembelajaran, yaitu
Pembelajaran yang menekankan pada:
a. konstruksi pencarian dan penemuan;
b. kreativitas dan inisiatif;
c. interaksi dan kerjasama;
2) peran guru dalam pembelajaran era digital adalah guru sebagai:
a. sumber belajar;
b. fasilitator;
c. pengelola;
d. demonstrator;
e. pembimbing;
f. motivator;
g. evaluator;

3) tantangan guru era digital;

4) strategi mengatasi tantangan: guru menjadi jembatan revolusi. Dengan cara menjadikan
dirinya sebagai motivator, yang menggerakkan anak didik pada sumber belajar yang dapat
diakses. 

Anda mungkin juga menyukai