Anda di halaman 1dari 128

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR


PESERTA DIDIK DI SMAN 1
SINDANGKASIH
(Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas X IPS )

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)

oleh
Ela Latifah
NIM. 2107190025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ela Latifah


No. Pokok : 2107190025
Program Studi : Pendidikan Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Terhadap Hasil Belajar Peserta Studi (Quasi Eksperimen
pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Hj. Eni Rohaeni, Dra.,MM.


NIK. 01.3112770470

Pembimbing II

Rini Agustin Eka Yanti S.Pd., M.Pd.


NIK. 01.3112770470

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Ilah, S.Pd., M.Pd.


NIK. 03112770020
LEMBAR PENGESAHAN

Dewan Penguji Sidang Skripsi Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi


Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh
Ciamis dengan ini menyatakan Skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBEL TERHADAP HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Quasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Lembaga Keuangan Kelas
X IPS)”. Karya : Ela Latifah, NIM. 2107190025 diujikan dalam Ujian sidang
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Akuntansi dan telah
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ciamis, 31 Agustus 2023

Dewan Penguji :
1. Ilah, S.Pd., M.Pd. ( ............................... ) Ketua
NIK. 01.3112770020

2. Rini Agustin Eka Yanti S.Pd., M.Pd. ( ............................... ) Anggota


NIK. 01.3112770470.

3. Dedeh, S.Pd, M.Pd. ( ............................... ) Anggota


NIK. 01.3112770218

Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
FKIP Univesitas Galuh

Ilah, S.Pd., M.Pd.


NIK. 01.3112770020
PERNYATAAN

Nama : Ela Latifah


NIM : 2107190025
Program Studi : Pendidikan Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel Terhadap Hasil Belajar Peserta
didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Sindangkasih (Studi Quasi
Eksperimen pada Kompetensi Dasar Lembaga Keuangan di Kelas X IPS)”
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, segala isi dari karya ilmiah ini
bukan merupakan hasil penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
Atas pernyataan ini, saya bersedia menanggung resiko atau sanksiapapun
yang diberikan kepada saya, jika ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya.

Ciamis, Agsutus 2023

Ela Latifah
2107190025
ABSTRAK

Ela Latifah, (2107190025)”Pengaruh Pembelajaran kooperatif tipe Scramble terhadap


Hasil Belajar Peserta didik Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sindangkasi Ciamis”
penulisan skripsi ini di bawah bimbingan Ibu Hj. Eni Rohaeni, Dra., MM selaku
Pembimbing I dan Ibu Rini Agustin Eka Yanti S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II.
Rendahnya hasil belajar merupakan masalah dalam penelitian ini, karena
hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran,
maka pendidik dituntut untuk segera mencari berbagai upaya untuk mencapai
keberhasilan, rendahnya hasil belajar dilatarbelakangi oleh berbagai faktor
diantaranya pemilihan model pembelajaran dengan tipe yang tepat digunakan oleh
pendidik, adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: 1) Perbedaan hasil
belajar Peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Scrambel pada pengukuran awal (pre test) dan pengukuran akhir (post test); 2)
Perbedaan hasil belajar Peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Konvensional pada pengukuran awal (pre test) dan pengukuran akhir (post test);
3) Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Scrambel dengan hasil belajar Peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran Konvensional pada pengukuran akhir (post test). Metode
penelitian yang digunakan metode eksperimen desain Quasi Experimental Design
dengan desain Nonequivalent Contol Group Design. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan: 1) Terdapat Perbedaan hasil belajar mata pelajaran ekonomi Peserta
didik yang menggunakan Model Pembelajaran tipe Scrambel pada pengukuran
awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) di kelas eksperimen; 2) Terdapat
Perbedaan hasil belajar mata pelajaran ekonomi Peserta didik yang menggunakan
Metode Pembelajaran Konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest) di kelas control; 3) Terdapat Perbedaan hasil belajar
mata pelajaran ekonomi Peserta didik yang menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Scrambel dengan menggunakan metode pembelajaran
konvensional pada pengukuran akhir (post test).

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel, Hasil Belajar.


ABSTRACT

Ela Latifah, (2107190025) "The Effect of Scramble Type Cooperative Learning


on Student Learning Outcomes at State Senior High School 1 Sindangkasi
Ciamis" writing this thesis under the guidance of Mrs. Hj. Eni Rohaeni, Dra.,
MM as Advisor I and Mrs. Rini Agustin Eka Yanti S.Pd., M.Pd as Advisor II.
Low learning outcomes are a problem in this study, because learning
outcomes are one of the benchmarks for the success of the learning process,
educators are required to immediately seek various efforts to achieve success, low
learning outcomes are motivated by various factors including the selection of the
right type of learning model used by students. educators, as for the purpose of this
study to determine: 1) Differences in student learning outcomes using the
Scrambel in the initial measurement (pre test) and final measurement (post
test);2) Differences in student learning outcomes using conventional learning
methods in the initial measurement (pre test) and final measurement (post test); 3)
The difference in the learning outcomes of students using the Scrambel with
the learning outcomes of students using the conventional learning model in the
final measurement (post test). The research method used is a Quasi Experimental
Design with a Nonequivalent Control Group Design design. This study resulted in
the following conclusions: 1) There were differences in the learning outcomes of
economic subjects of students who used the Scrambel in the initial measurement
(pretest) and the final measurement (posttest) in the experimental class; 2) There
are differences in the learning outcomes of economic subjects of students who use
Conventional Learning Methods in the initial measurement (pretest) and the final
measurement (posttest) in the control class; 3) There are differences in the
learning outcomes of students' economic subjects using the Scrambel using
conventional learning methods in the final measurement (post test).

Keywords: Scrambel Type Cooperative Learning Model, Learning Outcomes.


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, Dzat yang maha sempurna yang kesempurnaan-
Nya melebihi makna kata sempurna itu sendiri. Shalawat serta salam kita
hadiahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas X Di
SMAN 1 Sindangkasih Ciamis” Skripsi ini merupakan salah satu syarat mengikuti
ujian sidang/ujian akhir untuk meraih gelar sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Galuh Ciamis.
Penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki sehingga karya ilmiah
ini masih jauh dari sempurna, dalam peribahasa tak ada gading yang tak retak dan
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.Oleh karena itu penulis sngat terbuka
menerima saran ataupun kritik yang mrmbangun untuk perbaikan lebihlanjut.
Namun demikian penulis berharap karya yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Ciamis, 31Agustus 2023


Penulis,

Ela Latifah
2107190025

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penyusun skripsi penulis menghadapi berbagai kendala hal


tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan, arahan, bimbingan, petunjuk
maupun dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat kepada Ibu Hj. Eni Rohaeni, Dra., MM.
selaku Pembimbing I dan Ibu Rini Agustin Eka Yanti S.Pd., M.Pd. selaku
Pembimbing II.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan pula kepada :
1. Bapak Rd. Yugi Ikhsan Kusumah, S.H. Rektor Universitas Galuh Ciamis
2. Bapak Uung Runalan Soedarmo, Drs., M.Si Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan beserta jajarannya;
3. Ibu Ilah, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Universitas Galuh Ciamis;
4. Ibu Hj. Eni Rohaeni, Dra., MM selaku pembimbing utama dan Ibu Rini
Agustin Eka Yanti, S.Pd., M.Pd. pembimbing asisten skripsi yang telah
memberikan bimbingan, semangat, motivasi, arahan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini;
5. Para Dosen dan Staf Administrasi di Lingkungan Program Studi Pendidikan
Akuntansi;
6. Teristimewa peneliti sampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
Ibunda tercinta Tatu Kursita dan ayahanda Jejen aerta suamiku tersayang
Angga Tri Laksana yang selama ini telah membantu dalam bentuk perhatian,
kasih sayang, semangat, pengertian, serta do’a yang tidak berhenti-hentinya
dan mengalir demi kelancaran dan kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi
ini
7. Sahabat Siti Nur Halimah dan Elya yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi.

Ciamis, 31 Agustus 2023


Penulis,

Ela Latifah
2107190025

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
PERSETUJUA

N
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAKi
ABSTRACT
UCAPAN TERIMA KASIH
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian.........................................................................1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah..........................................................4
1.2.1 Identifikasi Masalah...................................................................................4
1.2.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................................5
1.4.1 Kegunaan Teoritis......................................................................................5
1.4.2 Kegunaan Praktis.......................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS............7
2.1 Kajian Pustaka...........................................................................................7
2.1.1 Belajar.........................................................................................................7
2.1.1.1 Pengertian Belajar......................................................................................7

iii
2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar.............................................................................. 7
2.1.1.3 Jenis-jenis Belajar...................................................................................... 7
2.1.1.4 Tujuan Belajar............................................................................................9
2.1.1.5 Teori Belajar.............................................................................................11
2.2 Kerangka Pemikiran................................................................................31
2.3 Hipotesis....................................................................................................32
BAB III..................................................................................................................33
OBJEK DAN METODE PENELITIAN............................................................33
3.1 Objek Penelitian.......................................................................................33
3.2 Metode Penelitian.....................................................................................33
3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan........................................................33
3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel........................................................344
3.2.3 Populasi dan Sampel................................................................................37
3.2.4 Data Penelitian..........................................................................................39
3.2.5 Teknik Analisis Data................................................................................41
3.2.6 Uji instrument penelitian.........................................................................41
3.2.7 Uji Prasyarat Statistika...........................................................................48
3.3 Tempat dan Waktu..................................................................................57
3.3.1 Tempat Penelitian....................................................................................57
3.3.2 Waktu Penelitian......................................................................................57
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................58
4.1 Hasil Penelitian.........................................................................................58
4.1.1 Profil Singkat SMAN 1 SINDANGKASIH............................................58
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ...............................................................622
4.2 Pengujian Hipotesis..................................................................................67
4.3 Pembahasan..............................................................................................78
4.3.1 Perbedaan Hasil belajar Peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal
(pretest) dan pengukuran akhir (posttest).............................................778
4.3.2 Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest).....................................................................79

iv
4.3.3 Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe scramble dengan yang menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran akhir (posttest)...........80
BAB V....................................................................................................................82
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................82
5.1 Simpulan...................................................................................................82
5.2 Saran..........................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel.1.1 Rata-rata Nilai PAS Mata Pelajaran Ekonomi.........................................2


Tabel.2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan.......................................................30
Tabel.3.1 Desain Eksperimen................................................................................33
Tabel.3.2 Operasional Variabel..............................................................................35
Tabel.3.3 Populasi Peserta didik Kelas X IPS SMAN 1 Sindangkasih.................37
Tabel.3.4 Sampel Penelitian...................................................................................38
Tabel.3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi..............................................................42
Tabel.3.6 Kriteria Korelasi Koefisien Reliabilitas.................................................42
Tabel.3.7 Uji Reliabilitas.......................................................................................43
Tabel.3.8 Hasil Indeks Kesukaran Instrumen........................................................44
Tabel.3.9 Analisis Daya Pembeda.........................................................................44
Tabel 3.10 Persiapan Perhitungan Uji t..................................................................45
Tabel 3.11 Interpretasi Daya Pembeda..................................................................46
Tabel.3.12 Uji Daya Pembeda...............................................................................47
Tabel 3.13 Uji Homogenitas..................................................................................48
Tabel 3.14 Uji Normalitas Kelas Kontrol..............................................................52
Tabel 3.15 Uji Normalitas Kelas Eksperimen.......................................................52
Tabel 3.16 Persiapan Perhitungan Kelas Eksperimen...............................................54
Tabel 3.17 Interpretasi N-Gain..............................................................................55
Tabel 3.18 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...................55
Tabel 3.19 Jadwal Penelitian......................................................................................58
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen..................63
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol.........................64
Tabel 4.3 Data Nilai Post test Kelas eksperimen yang Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Scrambel dan kelas control yang
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Konvensional . .65
Tabel 4.4 Persiapan Perhitungan Uji t..................................................................
Tabel 4.5 Persiapan Perhitungan Uji t..................................................................70

vi
Tabel 4.6 Perbedaan Hasil Belajar Peserta didik yang Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel dengan yang Menggunakan
Tipe Konvensional pada Pengukuran Akhir (Post test..........................73
Tabel 4.7 Interpretasi Nilai N.Gain........................................................................76
Tabel 4.8 Perhitungan N-Gain Kelas Eksperimen yang Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel...............................................76
Tabel 4.9 Perhitungan N-Gain Kelas Kontrol yang Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Konvensional ......................................77

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1 Paradigma Penelitian...............................................................32

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan


Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Silabus
Lampiran 4 RPP
Lampiran 5 Daftar Hadir Kelas X IPS 7
Lampiran 6 Daftar Hadir Kelas X IPS 4
Lampiran 7 Daftar Hadir Kelas XI IPS 7
Lampiran 8 Soal Uji Instrumen
Lampiran 9 Lembar Jawaban
Lampiran 10 Dokuemtasi
Lampiran 11 Riwayat Hidup

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran, dimana hasil
belajar adalah bukti yang didapat dari poses belajar. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Warsito (dalam Depdiknas, 2012:125) bahwa : “hasil dari
kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang
relative permanen pada diri orang yang belajar”. Hasil belajar dalam pembelajaran
sangat penting karena keberhasilan pembelajaran menggambarkan dasar untuk
menentukan tercapainya tujuan pembelajaran yang diukur dengan standar tertentu
yang dicapai peserta didik, hasil belajar yang tinggi merupakan harapan bagi
semua unsur yang terlibat yaitu peserta didik, guru, sekolah, orang tua dan
masyarakat. Hasil belajar yang diraih oleh peserta didik merupakan tahapan akhir
dalam proses penilaian dengan menggunakan berbagai alat ukur (Yusuf 2015).
Senada dengan pendapat Kennedy (Maulida dan Mukminan, 2016.) bahwa “hasil
belajar merupakan hasil yang menjelaskan tentang pemahaman atau kemampuan
peserta didik dalam proses pembelajaran (learning process). Sudjana (dalam
Huntaruk & Simbolon, 2018) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah
kompetensi yang peserta didik miliki sesudah menjalani pengalaman belajar.
Mudanta (2020) mengemukakan bahwa “hasil belajar dijadikan sebagai ukuran
untuk menilai pemahaman peserta didik dalam learning process atau proses
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan satu titik akhir
dari proses pembelajaran yang menggambarkan tentang capaian yang diraih oleh
peserta didik baik secara pengetahuan maupun keterampilannya. Salah satu
permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah masih
rendahnya hasil pembelajaran sebagai sebab dari proses pembelajaran yang
belum optimal. Adapun yang terjadi di lapangan saat ini yang terjadi di sekolah
masih banyak guru yang masih menggunakan model pembelajaran konvensional
dan hal tersebut berdampak pada hasil belajar Peserta didik yang masih di

1
2

bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selain itu masalah lainnya adalah
guru menemui satu masalah dalam mengupayakan peserta didiknya agar
mencapai nilai yang diharapkan seperti dalam hal Perbedaan karakter setiap
peserta didik. Perbedaan karakter setiap peserta didik merupakan salah satu hal
yang memPerbedaani terhadap pencapaian belajar peserta didik seperti adanya
peserta didik yang kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran di kelas.
Sehingga, penggunaan model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
dapat memPerbedaani hasil belajar peserta didik. Salah satu contoh kasus dalam
kegiatan pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Mulyono (2013)
mengungkapkan bahwa “mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang
diberikan di sekolah mengah atas. Mata pelajaran ekonomi mempelajari tentang
cara seseorang memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya
yang terbatas. Sebagai tahapan akhir dari pembelajaran ekonomi ada evaluasi
yang harus dilalui peserta didik untuk dapat melihat hasil belajar yang telah
dicapai.
Seperti yang telah ditemukan oleh peneliti sebagai observasi awal nilai mata
pelajaran Ekonomi kelas X IPS di SMAN 1 Sindangkasih Kabu paten
Ciamis cenderung kurang berhasil atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM seperti yang terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel. 1.1
Rata-rata Nilai PAS Mata Pelajaran Ekonomi Semester Genap Kelas X IPS
SMA Negeri 1 Sindangkasih Tahun Ajaran 2022-2023
Nilai di bawah
K Nilai Nilai di atas KKM
Jumlah KKM
No Kelas K Rata-
Peserta Jumlah Jumlah
M rata % %
didik Peserta Peserta
didik didik
1. X IPS 1 36 75 45 0 0% 36 100%
2. X IPS 2 36 75 44 0 0% 36 100%
3. X IPS 3 36 75 41 0 0% 36 100%
4. X IPS 4 36 75 45 1 2,78% 35 97,2%
5. X IPS 5 36 75 63,5 15 41,67% 21 58,33%
6. X IPS 6 36 75 43 0 0% 36 100%
7. X IPS 7 36 75 49 1 2,78% 35 97,2%
Jumlah 252 - 330,5 17 47,23 235 652,73
Rata-rata 47,21 - 6,75% - 93,25%
3

Berdasarkan tabel 1 masih terdapat banyak peserta didik yang belum


mencapai standar nilai yang telah ditetapkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sebesar 75. Diperoleh gambaran mengenai hasil belajar peserta
didik rata-rata hanya memperoleh nilai sebesar 47,21. Peserta didik yang
memperoleh nilai di atas KKM hanya 17 peserta didik atau 6,75% dari jumlah
peserta didik 252 orang. Sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di bawah
KKM sebanyak 235 Peserta didik atau 93,25% dari jumlah 252 peserta didik.
Data menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas X IPS pada mata
pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Sindangkasih masih sangat jauh dari target
capaian Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yakni nilai sebesar
75.
Hasil belajar peserta didik dipegaruhi oleh banyak faktor. Belum
tercapainya hasil belajar peserta didik sebagaimana yang diharapkan merupakan
indikator bahwa dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional sesuai. Slameto (2013:54) menyatakan bahwa:
hasil belajar di Perbedaani oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi kesehatan, cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor
eksternal meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik anak,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah) faktor sekolah (metode
mengajar, metode belajar) dan faktor masyarakat seperti teman
bergaul.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor


yang dapat memPerbedaani efektivitas dan tingkat keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus bisa mempertimbangkan dan memilih
model pembelajaran yang tepat untuk Peserta didik agar hasil pembelajaran
mencapai hasil yang diharapkan. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe scramble. Senada dengan pendapat Hutabarat (2017:118.) bahwa “
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar Peserta didik”.
Menurut Zaenab (2016:26.) “model pembelajaran kooperatif tipe scramble
4

mengkondisikan pembelajaran di kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang


terdiri dari 2-4 peserta didik yang heterogen dan sama-sama menekankan adanya
latihan soal pada setiap akhir pertemuan, sehingga dengan adanya latihan soal
tersebut diharapkan materi yang sudah dipelajari dapat terekam langsung oleh
peserta didik. Kelebihan lainnya menurut Marlina (2017:412) yaitu “kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe
scramble mendorong pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dengan
bantuan teman-temannya”. Hal tersebut menunjukkan satu kelebihan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble dimana peserta didik didorong untuk
belajar dan kemudian dilatih dengan mengerjakan soal yang telah dibuat. Selain
itu dengan adanya pembentukan kelompok diharapkan dapat melatih kerjasama
peserta didik dalam menyelasaikan suatu masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis berasumsi
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada mata
pelajaran Ekonomi Perbedaan terhadap hasil belajar peserta didik kelas X IPS di
SMAN 1 Sindangkasih. Berdasarkan latar belakang di atas penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Peserta didik (Studi Quasi
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di SMAN 1 Sindangkasih)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang ada antara lain:
1) Rendahnya kemampuan kognitif peserta didik pada mata pelajaran ekonomi
di SMAN 1 Sindangkasih
2) Sebagian Peserta didik pasif dalam mengikuti proses pembelajaran
1.2.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diteliti adalah
sebagai berikut:
1) Apakah terdapat Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik dengan menggunakan
5

model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal (pretest)


dan pengukuran akhir (posttest)?
2) Apakah terdapat Perbedaan Hasil Belajar Peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest) ?
3) Apakah terdapat Perbedaan Hasil Belajar Peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan yang menggunakan
model pembelajaran konvensional pada pengukuran akhir (posttest)?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1) Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest);
2) Perbedaan hasil belajar Peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran
akhir (posttest);
3) Perbedaan hasil belajar Peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe scramble dengan yang menggunakan model pembelajaran
konvensional pada pengukuran akhir (posttest).

1.4 Kegunaan Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memiliki beberapa kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1.4.1.1 Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman peneliti sebagai calon pendidik dalam mengembangkan ragam model
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mata pelajaran ekonomi
1.4.1.2 Pembaca
Sebagai bahan informasi yang dapat disajikan untuk referensi atau
tambahan informasi ddalam pengembangan informasi dan sebagai bahan referensi
6

bagi peneliti lain yang meneliti model pembelajaran scramble.

1.4.2 Kegunaan Praktis


1.4.2.1 Guru
Sebagai bahan masukan dari guru dalam memilih metode dan media
pembelajaran yang tepat sehingga dapat memperbaiki system pembelajaran di
kelas.
1.4.2.2 Peserta didik
Sebagai bahan untuk meningkatkan keaktifan dan kemandirian peserta
didik serta masukan bagi Peserta didik dalam mengatasi kesulitan dalam
mempelajari materi ekonomi sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
1.4.2.3 Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Reber (dalam Syah, 2011:72.) mendefinisikan belajar dalam dua
pengertian yakni : “pertama, sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua
belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai
hasil latihan yang diperkuat”. Menurut Kimble (dalam Ikhtiara, dkk, 2022:218)
“belajar sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam behavioral
potentiality (potensi behavioral) yang terjadi sebagai akibat dari reinforced
practice (praktik yang di perkuat)”. Menurut Surya (dalam Tohirin, 2005:8.)
menyatakan bahwa: “belajar sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkunganya”.
Wingkel (dalam Unaaha, 2011:1) “belajar adalah suatu aktifitas
mental dan psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri atau suatu proses
usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan
perubahan tingkah laku baik dalam aspek kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap dan nilai) maupun psikomotor (keterampilan) sebagai
hasil interaksinya dengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu

Menurut Slameto (Slameto. 2010) mengungkapkan bahwa: “belajar adalah


suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri di dalam interaksi dengan lingkunganya”.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu upaya yang dilakukan oleh individu dalam rangka berproses meraih suatu
perubahan dengan cara berinteraksi pada lingkungannya untuk memperoleh suatu
pengalaman baru dari berbagai aspek seperti pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sehingga tercapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil
akhir dari proses belajar.

7
8

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar


Menurut Ansubel (dalam Faizah 2017:182) menyatakan bahwa prinsip
belajar ada lima yaitu :
1) Subsumption, yaitu proses penggabugan ide atau pengalaman baru terhadap
pola ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2) Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide- ide
lama diatas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan
pengalaman. Dengan prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang
diperoleh itu bukan sederetan pengalaman yang satu dengan yang lainya
terlepas dan hilang kembali.
3) Progressive, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus
terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang lebih
spesifik.
4) Concolidation , yaitu sesuatu pelajaran harus terlebih dahulu di kuasai
sebelum sampai ke pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar
atau prasyarat untuk pelajaran berikutnya.
5) Integrative reconciliation, yaitu ideu atau pelajaran baru yang dipelajari itu
harus dihubungkan dengan ide ide atau pelajaran yang telah di pelajari
terdahulu. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption hanya dalam
prinsip ini menyangkut pelajaran yang lebih luas, umpamanya antara unit
pelajaran yang satu dengan yang lainya.

2.1.1.3 Jenis-jenis Belajar


Menurut Bloom dalam (Mulyono. 2015 : 58) ada tiga domain belajar yaitu:
1) Cognitive Domain, (kawasan kognitif) adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek aspek intelektual atau secara logis yang bisa diukur dengan pikiran atau
nalar, kawasan ini terdiri dari :
a) Pengetahuan (Knowledge)
(a) pemahaman (Comprehension)
(b) penerapan (Application)
(c) penguraian (Analisys)
(d) memadukan (Synthesis)
(e) (penilaian (Evaluation)
2) Affective Domain (Kawasan Afektif) Adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek aspek emsional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap
moraldan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari :
(a) Penerimaan (Receiving/Attending)
(b) Sambutan (Responding)
(c) Penilaian (Valuing)
(d) Pengorganisasian (Organization)
(e) Karakterisasi ( Characterization)
3) Psychomotor Domain (kawasan psikomotorik) adalah kawasan yang
berkaitan dengan aspek aspek keterampilan yang melibatkan fungsi system
syaraf dan otot dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
9

(a) Kesiapan (Set)


(b) Meniru (Imitation)
(c) Membiasakan (Habitual)
(d) Adaptasi (Adaption)

Menurut Block, dkk dalam (Djamarah 2012:27.) jenis belajar adalah


sebagai berikut :
1) Belajar arti kata kata
Belajar arti kata kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang
terkandung dalam kata kata yang digunakan.
2) Belajar kognitif
Belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek objek yang
diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau
lambing yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3) Belajar menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam
ingatan, sehingga nantinya dapat di produksikan (diingat) kembali secara
hafliah, sesuai denagn materi yang asli, dan menyimpan kesan kesan yang
nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali ke alam dasar
4) Belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta dalam
suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan
untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang bidang studi ilmiah.
5) Belajar konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri ciri yang sama, orsng yang mewakili konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek objek yang dihadapinya sehigga objek
ditempatkan dalam golongan tertentu.
6) Belajar kaidah
Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual yang
dikemukakan oleh Gagne belajar kaidah adlaah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan
suatu ketentuan.
7) Belajar berfikir
Dalam belajar ini orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan, tetapi tampa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya
menggunakan konsep dan kaidah serta metode metode bekerja tertentu

2.1.1.4 Tujuan Belajar


Menurut Marno dan Supriyanto (2008) tujuan belajar yakni: “suatu proses
kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik
secara konstruksi”. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan
10

Nasional nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara
Menurut Suardi (2018 : 16) tujuan belajar adalah: “proses belajar terjadi
apabila individu dihadapkan pada situasi dimana ia tidak dapat menyesuaikan diri
dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan rintangan yang
menggangu kegiatan kegiatan yang di inginkan”. Proses penyesuaian diri
mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar tanpa pemikiran yang banyak
terhadap apa yang dilakukan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar
yakni upaya individu dalam mengembangkan dan merubah perilaku individu
secara konstruksional dengan menyesuaikan diri dalam mengatasi segala
rintangan.
ini misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi, dan
sebagainya.
1) Teori tanggapan
Teori tanggapan ini adalah suatu teori belajar yang menentang teori belajar
yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya yaitu Herbart dimana ia adalah
orangyang mengemukakan teori tanggapan, menurut Herbart teori yang
dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah sebab psikologi daya tidak
dapat menerangkan kehidupan jiwa Oleh karena itu Herbart mengajukan
teorinya yaitu tanggapan menurutnya unsul jiwa yang paling sederhana adalah
tanggapan.
2) Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori Gestalt adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh Koffka dan
Kohler dari Jerman.Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting
dari bagian-bagian.Misalnya seorang pengamat yang mengamati seseorang
dari kejauhan.Orang yang jauh itu pada mulanya hanyalah satu titik hitam
yang terlihat bergerak semakin dekat dengan si pengamat.Semakin dekat orang
itu dengan si pengamat maka semakin jelas terlihat bagianbagian atau unsur-
unsur anggota tubuh orang tersebut. Si pengamat dapat berkata bahwa orang
itu mempunyai kepala, tangan, kaki, dahi, mata, hidung, mulut, telinga,baju,
celana, sepatu, kacamata, jam tangan, ikat pinggang, topi dan lain sebagainya.
11

3) Teori Belajar dari R. Gagne


Dalam masalah belajar Gagne memberikan dua definisi pertama, belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Kedua, belajar adalah pengetahuan
atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi Gagne mengatakan bahwa
segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori
yang disebut dengan the domains of learning yaitu :
a) Keterampilan motoris
b) Kemampuan intelektual
c) Informasi verbal
d) Strategi kognitif

2.1.1.5 Teori Belajar


Menurut Mulyono (2015 : 92.) terdapat lima jenis teori belajar yang
menjadi landasan dalam memahami kegiatan belajar, yaitu :
1) Teori Behaviorisme
Dimana teori ini merupakan salah aliran psikologis yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek aspek mental
rohaniah. Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah
teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari
pengkondisian lingkungan, pengkondisian terjai melalui interaksi dengan
lingkungan.
2) Teori Belajar Kognitif
Peneliti yang mengembangkan kognitif ini adalah Ansubel, Bruner, dan
Gagne dari ketiga peneliti ini, masing masing memiliki penekanan yang
berbeda beda.
3) Teori Belajar Gestalt
Teori gestalt berasar dari bahasa jerman yang mempunyai padanan arti sebagai
bentuk atau konfigurasi. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa objek atau
peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang
terorganisasikan.
4) Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar ini adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap
manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhanya dengan kemampuan
menemukan keinginan atau kebutuhanya tersebut dengan bantuan fasilitas
orang lain, sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk
belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal
lain yang diperlukan gu a mengembangkan dirinya sendiri.
5) Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar prilaku yang
tradisional (Behavioristik) teori pembelajaran sosial ini di kembangkan oleh
Albert Bandura (1986) dimana teori ini menerima sebagian besar dari prinsip
12

teori belajar perilaku tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan
dan isyarat perubhan prilaku dan pada proses mental internal.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2008 : 17. ) teori belajar ada lima
jenis yaitu:
1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Para ahli ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia
mempunyai daya – daya ini adalah kekuatan yang tersedia dimana manusia
hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga
ketajamanya dirasakan ketika dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya – daya
ini misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi, dan
sebagainya ini misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya
fantasi, dan sebagainya.
2) Teori tanggapan
Teori tanggapan ini adalah suatu teori belajar yang menentang teori belajar
yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya yaitu Herbart dimana ia adalah orang
yang mengemukakan teori tanggapan, menurut Herbart teori yang
dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah sebab psikologi daya tidak
dapat menerangkan kehidupan jiwa Oleh karena itu Herbart mengajukan
teorinya yaitu tanggapan menurutnya unsul jiwa yang paling sederhana adalah
tanggapan.
3) Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori Gestalt adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh Koffka dan
Kohler dari Jerman.Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting
dari bagian-bagian.Misalnya seorang pengamat yang mengamati seseorang
dari kejauhan. Orang yang jauh itu pada mulanya hanyalah satu titik hitam
yang terlihat bergerak semakin dekat dengan si pengamat. Semakin dekat
orang itudengan si pengamat maka semakin jelas terlihat bagianbagian atau
unsur-unsur anggota tubuh orang tersebut. Si pengamat dapat berkata bahwa
orang itu mempunyai kepala, tangan, kaki, dahi, mata, hidung, mulut, telinga,
baju, celana, sepatu, kacamata, jam tangan, ikat pinggang, topi dan lain
sebagainya.
4) Teori Belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar Gagne memberikan dua definisi pertama, belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan kebiasaan, dan tingkah laku. Kedua, belajar adalah pengetahuan
atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi Gagne mengatakan bahwa
segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima
kategori yang disebut dengan the domains of learning yaitu :
a) Keterampilan motoris
b) Kemampuan intelektual
c) Informasi verbal
d) Strategi kogniti

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam teori


13

belajar terdapat beberapa macam sudut pandang yang mendasar dalam memahami
aktivitas belajar. Belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh manusia
dalam berproses memahami sesuatu dengan komprehensif sehingga manusia tidak
hanya paham secara teori, manusia juga memiliki keterampilan secara praktis dari
hal yang telah dipelajari.
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Young, Klemz dan Murphy (2003:130) yaitu:
merupakan penilaian diri Peserta didik dan perubahan yang dapat diamati,
dibuktikan, dan terukur dalam kemampuan atau prestasi yang dialami oleh
sebagai hasil dari pengalaman belajar”. Menurut Nemeth & Long (2012)
mengungkapkan bahwa: “hasil belajar dapat mengambarkan kemampuan Peserta
didik setelah apa yang mereka ketahui dan pelajari”. Menurut Molstad & Karseth
((2016) berpendapat bahwa: hasil belajar Peserta didik terbagi menjadi lima
kategori yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motoric,
sikap dan strategi kognitif”.
Wahidmurni, dkk (2013:18) menjelaskan bahwa: “seseorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya
perubahan dalam dirinya”. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari segi
kemampuan berpikir, keterampilan, atau sikap terhadap suatu objek. Apabila
dikaji lebih dalam, hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom (1956)
yang dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yakni domain kognitif atau
kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau
keterampilan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Gagne (dalam Sudijono, 2012:22
mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam yakni :
1) Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari system
lingsikolastik;
2) Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berpikir seseorang dalam arti
seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah;
3) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki
seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku
terhadap orang dan kejadian;
14

4) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan


5) Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan
hidup serta mempresentasikan konsep dan lamban.

Untuk dapat mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan


melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai
pengumpul data yang disebut dengan instrument penilaian hasil belajar.
Menurut Wahidmurni, dkk ( 2012) instrument dibagi menjadi dua bagian
besar, yakni tes dan non tes. Sedangkan menurut Hamalik (2012) memberikan
gambaran bahwa: “hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan
yang diperoleh peserta didik setelah belajar dengan sungguh-sungguh
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tahap akhir yang menggambarkan tentang capaian yang telah diraih
oleh peserta didik dari suatu proses kegiatan pembelajaran
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang memPerbedaani hasil belajar
Menurut Slameto (2010) ada dua faktor yang memPerbedaani hasil belajar
peserta didik yaitu :
1) Faktor internal :
a) Faktor jasmaniah (kesehatan, dan cacat tubuh)
b) Faktor psikologis (intelegasi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan)
2) Faktor eksternal
a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan)
b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah)
c) Faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media masa,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat)
Menurut Royani (2013) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu :
15

1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan
2) Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Kedua faktor
tersebut dapat menjadi penghambat ataupun pendukung belajar seorang
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Secara umum menurut Syah (2011:129)faktor-faktor yang mem pengaruhi
hasil belajar dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor-faktor yersebut meliputi :
a. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik dan dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Faktor ini
meliputi :
a) Faktor fsikologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
peserta didik
b) Faktor psikologis, yaitu faktor yang berkaitan dengan keadaan
psikologis atau jiwa seseorang. Seperti intelegensi, motivasi,
perhatian, minat, bakat dan kesiapan belajar.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang memPerbedaani hasil belajar
yang berasal dari luar diri peserta didik. Faktor ini meliputi :
a) Lingkungan sosial keluarga, yaitu dorongan orang tua. Orang tua
sangat berperan penting terhadap keberhasilan belajar peserta didik.
b) Lingkungan sekolah, yaitu guru, para staf administrasi dan teman-
teman sekelas peserta didik.
c) Lingkungan masyarakat

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar di


Perbedaani oleh beberapa faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi peserta didik baik
dari segi psikologis maupun fisik. Sedangkan faktor eksternal meliputi segala
sesuatu yang berasal dari luar diri peserta didik seperti lingkungan tempat tinggal,
sekolah dan masyarakat dimana peserta didik bergaul.
2.1.2.3 Indikator Hasil Belajar
Menurut Safari (2003 : 190) ada beberapa indikator hasil belajar peserta
didik diantaranya adalah :
1) Mengukur minat peserta didik untuk belajar
2) Untuk perhatian
3) Ketertarikan
4) Rasa senang
5) Dan keterlibatan
Menurut Slameto ( 2010) menyatakan bahwa: “indikator hasil belajar
adalah ditandai dengan adanya perasaaan senang untuk belajar, adanya partisipasi
atau keterlibatan, dan sikap penuh perhatian”.
16

Menurut Tod (2014) mengungkapkan bahwa indikator hasil belajar peserta


didik memiliki perasaaan tersendiri seperti :
1) Perasaan positif saat belajar
2) Adanya kenikmatan / kenyamanan saat belajar
3) Adanya kemampuan dan kapasitas dalam membuat keputusan sekaitan
dengan belajarnya

Menurut Moore (2014), terdapat tiga indikator dalam hasil belajar Peserta

didik yang dapat diukur, yaitu :

1) Ranah kognitif, yaitu pengetahuan, pemahaman penerapan, analisis,


penciptaan, dan evaluasi.
2) Ranah afektif, yaitu penerimaan, menjawab, penilaian, organisasi, dan
penentuan ciri-ciri nilai.
3) Ranah psikomotorik, yaitu fundamental movement, generic movement,
ordinative movement, dan creative movement

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator-


indikator minat belajar meliputi adanya perasaan tertarik dan senang untuk
belajar, adanya partisipasi aktif, adanya kecenderungan untuk memperhatikan dan
konsentrasi yang besar, dimilikinya perasaan positif dan kemauan belajar yang
terus meningkat, adanya kenyamanan saat belajar, dan dimilikinya kapasitas
dalam membuat keputusan sekaitan dengan proses belajar yang dijalaninya.
2.1.3 Model Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran
Mulyono (2015 : 89) mengemukakan bahwa: “model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas”. Dengan kata lain model pembelajaran ialah
suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola pola
mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/
perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku buku, media, tipe tipe,
program program computer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Menurut Thamrin Tayeb (2017:48) Fungsi dari model pembelajaran
iniadalah sebagai pegangan atau pedoman bagi para pegajar amupun perancang
pembelajaran pada hal perencanaan atau pelaksanaan kegiatan pembelajaran
17

Dibawah ini merupakan beberapa pendapat mengenai arti dari model


pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:
1) Menurut Agus Suprijino menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan
pola yang dipakai sebagai patokan dalam merencanakan pembelajatran
didalam kelas.
2) Menurut Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang dapat digunakan untuk mendisain pola-pola. Mengajar secara tatap muka
di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan (Trianto 2011)

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran merupakan suatu perencanaan dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar sebagai pedoman untuk perancang pembelajaran serta
tercapainya tujuan pembelajaran
2.1.3.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran
Menurut Mulyono (2015 : 46) ciri ciri pembelajaran memiliki beberapa
point penting yaitu :
1) Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam suatu
perkembangan tertentu
2) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah langkah, metode dan teknik yang
direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
3) Fokus materi ajar, terarah dan terencana dengan baik
4) Adanya aktifitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsugnya
kegiatan pembelajaran
5) Aktor pendidik yang cermat dan tepat
6) Terdapat pola aturan yang ditaati pendidik dan peserta didik dalam proporsi
masing masing
7) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
8) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Mirdad (2020) mengemukakan bahwa model pembelajaran memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

1) Berdasarkan teori pendidikann dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
contoh, model penelitian kelompok di susun oleh Herbert Thelen dan
berdasarkan teori John Dewey, model ini dirancang untuk melatih pertisipasi
dalam kelompok secara demokratis.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3) Dapat dijadikann pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas
dalam pelajaran mengarang.
18

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan :


a) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax);
b) adanya prinsip-prinsip reaksi;
c) sistem sosial;
d) )sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak


tersebut meliputi ;
a) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang diukur;
b) dampak penggiring yaitu hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri model


pembelajaran yaitu memiliki misi dan tujuan pembelajaran sebagai pedoman
dalam melakukan proses pembelajaran serta memiliki dampak sebagai akibat dari
penerapan model pembelajaran yang dipilih
2.1.3.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses penambahan dan transfer
informasi dan kemampuan yang baru. Pada saat berpikir informasi dan
kemampuan yang harus didapat dan diketahui oleh peserta didik, maka pada saat
itu pula sebagai guru semestinya berpikir dan merancang model yang tepat untuk
digunakan agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Hal ini sangat perlu dipahami karena segala tujuan yang hendak dicapai
akan sangat dipengaruhi oleh cara untuk mecapainya. Oleh karena itu, sebelum
menentukan model pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan.
Sebelum menentukan model pembelajaran menurut Zulkifli (2016:40.)
terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru pada saat memilihnya,
yakni :
1) Pertimbangan terhadap tujuan yang akan dicapai
2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
3) Pertimbangan dari sudut peserta didik atau Peserta didik
4) Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis

2.1.3.4 Jenis-jenis Model Pembelajaran


19

Menurut Yazidi (2014:94) (Yazidi 2014) mengemukakan bahwa model


pembelajaran terdiri dari beberpa jenis, yakni :
a. Pembelajaran Kooperatif
b. Pembelajaran Kontekstual
c. Pembelajaran Berbasis Masalah

Dengan penjelasan sebagai berikut :


1. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara Peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang yang bersifat
heterogen.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi Peserta didik dalam kelompok untuk saling berinteraksi,
sehingga dalam model ini Peserta didik memiliki dua tanggung jawab, belajar
untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruk suatu konsep, menyelesaikan
persoalan, atau inkuiri.
Langkah langkah pembelajaran kooperatif adalah informasi, pengarahan
strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok , prestasi hasil
kelompok, dan pelaporan. Kelompok pembelajaran kooperatif antara lain:
a. Jigsaw tim ahli
1) TPS (Think Pair Share)
2) GI (Grup Investigation)
3) STAD (Student Teams Achievement Division)
4) NHT (Numbered Head Together)
5) TS-TS ( Two Stay – Two Stay )
6) Talking Stick
a) Snowball Throwing
b) Make Amatch
c) Mind Mapping
 Examples Non Examples
 Picture And Picture
b. Cooperative script
1) Concept sentence
2) Course revies horay
20

3) Debate
4) IOC (inside onside cirile)
5) DMR ( disercus mully reprecentacy)
6) CIRC ( cooperative, integrative, reading, and composition)
7) Pair checks
8) Scramble
)Yazidi, 2014 :94(
2. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontesktual adalah pembelajaran yang dmulai dengan sajian
atau tanya jawab lisan yang terkait dengan kehidupan nyata peserta didik,
sehingga akan terasa manfaat dari meteri yang akan disajikan, motivasi belajar
muncul, pikiran peserta didik menjadi nyata, dan suasana menjadi kondusif
nyaman dan menyenangkan . prinsip pembelajaran konseptual adalah aktivitas
peserta didik, peserta didik melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton
dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dengan cara
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antar pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat (Nurhadi dalam
Rusman, 2010:190 dan Trianto, 2007: 101).
3. Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik, yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan nyata (Trianto, 2007:67). Pembelajaran berbasis masalah lebih
mngedepankan tingkat belajar lebih bergairah dengan memulainya dari hal hal
yang nyata dalam kehidupan, utamanya yang berbentuk massalah keseharian.
Menurut Syaiful Sagala ( 2 0 2 0 ) mengemukakan ada empat kategori yang
penting diperhatikan dalam model pembelajaran, yaitu:
1. Model pembelajaran pemrosesan informasi (information processing Models)
menjelaskan bagaimana cara individu member respon yang datang dari
lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta
penggunaan symbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini
memberikan kepada peserta didik sejumlah konsep, penge-tesan hipotesis, dan
21

memusatkan perhatian pada kengembangan kemampuan kreatif. Model


pengelolaan informasi ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar
dan berbagai usia dalam mempelajari individu dan masyarakat. Karena itu,
model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang
berdimensi personal dan sosial di samping yang berdimensi intekeltual.

2. Model pembelajaran personal (personal famly) merupakan rumpun model


pembelajaran yang menekankan kepada proses mengembangkan kepribadian
individu peserta didik dengan memperhatian kehidupan emosional. Proses
pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat
memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul tanggun jawab, dan lebih
kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan
perhatian pada pandangan perseo-rangan dan berusah menggalakkan
kemamdirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri
dan bertanggung jawab atas tujuannya.
3. Model pembelajaran sosial (Sosial Famly) menekankan pada
mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk
berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap peserta ddik
yang demokratis dengan menghargai setiap Perbedaan dalam realitas social.
Inti dari model sosial ini adalah konsep “synergy” yaitu energy atau tenaga
yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan
masyarakat.
4. Model pembelajaran sistem prilaku dalam pembelajaran (Behavior Model of
Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori prilaku. Melalui teori ini Peserta
didik dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui
penguaraian prilaku ke dalam jumlah yang kecil dan berurutan.

Isjoni menyebutkan model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk


pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivisme. Menurut teori
konstruktivisme, suatu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta
didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya.
Guru dapat memberi peserta didik tangga yang membawa Isjoni menyebutkan
model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivisme. Menurut teori konstruktivisme, suatu prinsip
yang paling pentingdalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus
membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberi peserta
didik tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi,
22

dengan catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.
(Ni Nym. Widiantari, H dkk, 2017:5)
Berdasarkan uraian para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran adalah konseptual tentang prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalam belajar Peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
belajar. Model pembelajaran yang diketengahkan meliputi model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran kontekstual, dan model pembelajaran berbasis
masalah. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini yakni
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble.
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Mulyono (2015 : 141) menyatakan bahwa: “model pembelajaran adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih
asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan perusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat”
Menurut Rusman (2013) menyatakan bahwa: “model pembelajaran
kooperatif adalah bentuk kegiatan pembelajaran dengan cara Peserta didik belajar
dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogeny”.
Menurut Bern dan Erickson dalam Komalasari, ( 2010 : 117.) menyatakan
bahwa “cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi
pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok
belajar kecil dimana Peserta didik bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran”.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan Peserta didik secara berkelompok yang kolaboratif
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Mulyono (2015 : 142) tujuan pembelajaran kooperatif adalah
menciptakan pembelajaran yang dapat digunakan jika mempunyai harapan untuk :
1) Meningkatkan hasil belajar akademik
23

2) Penerimaan terhadap keragaman


3) Pengembangan keterampilan sosial
Zuriatun Hasanah (2021 : 3.) menyatakan tujuan Model Pembelajaran
kooperatif yaitu model pembelajaran yang menggunakan sistem belajar secara
berkelompok yang bertujuan Peserta didik bisa mencapai tujuan pembelajaran
yaitu sebagai berikut:
a) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif dikembangkan untuk mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi peserta didik atau tugas-tugas hasil belajar
akademis. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil
belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada peserta
didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lainnya ialah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai terhadap Perbedaan individu satu sama lain
c) .Perkembangan keterampilan sosial.
Tujuan penting ketiga dalam pembelajaran kooperatif yaitu mengajarkan
kepada peserta didik keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Bekerja sama
dengan teman satu kelompok dalam menyelasaikan tugas dan masalah terkait
pembelajaran. Agar peserta didik dapat melatih ketrampilan sosialnya,
ketrampilan dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya.
Keterampilan- keterampilan sosial, penting dimiliki oleh peserta didik sebab
saat ini banyak anak muda masih kurang dalam pengembangan
keterampilan.
Berdasarkan uraian para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif yakni berfokus pada keterampilan peserta didik dalam
bekerjasama dan berkolaborasi dengan peserta didik lainnya pada satu kelompok
24

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.


2.1.4.3 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya (2006, 244-246) karakteristik pembelajaran
kooperatif diantaranya adalah pembelajaran secara tim, didasarkan pada
manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja
sama.

1) Pembelajaran secara tim pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran


secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena
itu, tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Semua
anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh
keberhasilan tim.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif pembelajaran kooperatif
memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan
secara efektif, misalnya tujuan apa yang akan dicapai, bagaimana cara
mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan
lain-lain.
3) Kemauan untuk bekerja sama dalam pembelajaran kooperatif setiap
anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab
masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.
Misalnya, yang pandaimembantu yang kurang pandai.

Keterampilan bekerja sama kemauan untuk bekerja sama itu kemudian


dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam
keterampilan bekerja sama. Peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain
2.1.4.4 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Rusman
(2016:207) sebagai berikut:Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, timharus mampu
membuat setiap peserta didik belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa
25

pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan


langkah- langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.
b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan secara efektif.
c) Fungsi manajemen sebagai control, menunjukan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui bentuk tes maupun nontes.
2) Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
berkelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik,
pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
3) Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikiran, peserta didik perlu
didorong untuk mau dan snaggu berinteraksi dan berkomunikasi dengan
anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan.

Fathurrohman (2016: 52.) berpendapat bahwa ciri-ciri model pembelajaran


kooperatif yaitu sebagai berikut:
1) Peserta didik dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi
belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda
serta memerhatikan kesetaraan gender.
3) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing- masing
individu. Dalam pembelajaran, dikembangkan diskusi dan komunikasi
dengan tujuan agar peserta didik saling berbagi kemampuan, saling belajar
berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi
kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling
menilai kemampuan, dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

Lie dalam Munawaroh, (2016) mengemukakan pendapat bahwa terdapat


elemen-elemen yang berkaitan, yaitu sebagai berikut:
1) Saling Ketergantungan Positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong
agar peserta didik merasa saling membutuhkan atau biasa disebut dengan
saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui; saling
ketergantungan mencapai tujuan, menyelesaikan tugas, bahan atau sumber
belajar, dan saling ketergantungan peran.
2) Interaksi Tatap Muka
26

Dengan hal ini dapat memaksa peserta didik saling bertatap muka sehingga
mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru, tetapi
dengan teman sebaya.
3) Akuntabilitas Individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.
Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan peserta didik
terhadap materi pelajaran secara individual. Akuntabilitas individual adalah
penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua
anggota secara individual.

4) Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi


Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar peserta didik harus
diajarkan. Peserta didik yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi
akan memperoleh teguran dari guru juga peserta didik lainnya.

Berdasarkan uraian pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa


karakteristik dari model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
dilakukan oleh kelompok atau suatu tim untuk saling bekerja sama dan setiap
anggota kelompok bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajarannya.
2.1.4.5 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah model embelajaran kooperatif menurut Yazidi (2014)
yakni :
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
2) Menyajikan informasi
3) Mengelompokkan peserta didik
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5) Evaluasi; dan memberikan penghargaan

Menurut Mulyono (2015 : 144.) langkah langkah model pembelajaran


kooperatif yaitu dapat dilihat dari urutan langkah dan jenis kegiatan pendidik
dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu :
1) Langkah langkah
a) Langkah 1 : present goals and set menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
b) Langkah 2 : present information / menyajikan informasi
c) Langkah 3 : organizer students into learning teams / mengorganisir
peserta didik kedalam tim – tim besar.
d) Langkah 4 : membantu kerja tim dan belajar
e) Langkah 5 : mengevaluasi
f) Langkah 6 : memberikan pengakuan atau penghargaan
2) Perilaku pendidik
27

a) menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap


belajar
b) memprsentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
c) memberikan penjelasan kepada peserta didik tentangtata cara
pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi
yang efisien
d) membantu tim tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
e) menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok kelompok memprsentasikan hasil kerjanya
f) mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe scramble. Menurut Komalasari dalam Sholihah dkk (2017:381)
model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang membuat peserta
didik mencari jawaban dengan konsep yang kreatif dengan cara menyusun huruf
yang telah diacak sehingga membentuk suatu jawaban. Menurut Zaenab (2016:26)
model pembelajaran scramble yaitu: “membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok kecilterdiri dari 2-4 peserta didik yang heterogen dan sama-sama
menekankan adanya latihan soal pada setiap akhir pertemuan”. Dengan adanya
latihan soal tersebut diharapkan materi yang sudah dipelajari dapat terekam
langsung oleh peserta didik. Jawaban yang sudah tersedia dan disusun secara acak
pada model pembelajaran scramble diharapkan dapat mendorong peserta didik
untuk belajar dengan mengerjakan soal tersebut. Selain itu, dengan adanya
pembentukan kelompok diharapkan dapat melatih kerjasama peserta didik dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Shoimin (2018:166) menyebutkan terdapat beberapa bentuk sifat model
pembelajaran scramble diantaranya sebagai berikut :
1) Scramble kata, yaitu dengan cara menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang
telah dikacukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang
bermakna.
2) Scramble kalimat, yaitu menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk
kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat dan benar.
3) Scramble wacana, yakni sebuah wacana logis berdasarkan kalimat- kalimat
acak.
4) Hasil susunannya hendaknya logis dan bermakana.
Melalui model pembelajaran scramble peserta didik dapat dilatih berekreasi
28

menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan sususan
yang bermakna dan mungkin lebih baik dari aslinya
.
2.1.5.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Scramble
Ada beberapa langkah-langkah dalam melaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble menurut Anastasia (2014:149.) , yaitu
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi sesuai
3) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok tiap kelompok
terdiriatas 3 – 4 orang
4) Guru membagikan lembar kegiatan peserta didik (lks) berisi pertanyaan
yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai beserta jawabannya
yang telah diacak hurufnya.
5) Guru menyuruh peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelompok
6) Guru memberikan durasi tertentu untuk mengerjakan soal
7) Guru mengecek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan peserta didik
8) Guru meminta Peserta didik untuk mengumpulkan lembar jawaban
ketika waktu yang ditentukan sudah habis
9) Guru melakukan penilain, baik dikelas maupun dirumah.
10) Guru memberikan apresiasi dan rekognisi kepada peserta didik/ kelompok
yag berhasil dan memberikan semangat kepada Peserta didik/ kelompok
yang belum cukup berhasil menjawab dengan cepat dan benar.
11) Guru menyimpulkan materi pelajaran

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe scramble menurut

Dhara. (2014) yakni :

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi Peserta didik


2) Menyajikan informasi
3) Mengorganisasi Peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar
4) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok
5) Memberikan penghargaan
6) Evaluasi

Adapun menurut Sohimin (2017:167.) langkah-langkah model


pembelajaran kooperatif tipe scramble yakni :
1) Persiapan
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan
dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu
jawaban, yang sebelumnya jawaban telah diacak susunannya sedemikian
rupa. Kemudian guru menyiapkan kartukartu sebanyak kelompok yang telah
29

dibagi dan berdasarkan jumlah sisiwa dalam kelompok. Guru mengatur hal-
hal yang mendukung proses belajar mengajar mengatur tempat duduk sesuai
kelompok yang telah dibagi ataupun memeriksa kesiapan peserta didik
belajar.
2) Kegiatan Inti
Menjelaskan materi sesuai topik pembelajaran. Kegiatan dalam tahap ini
adalah setiap masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk
mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
Melakukan diskusi kelompok besar untuk menganalisis dan mendengar
hasil kerja yang telah disepakati kemudian membandingkan dan mengkaji
jawaban yang benar.
3) Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar Peserta didik. Contoh,
pemberiantugas serupa dengan bahan yang berbeda.

2.1.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Scramble
Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe scramble
menurut Marlina (2017:412)yaitu:

1) Peserta didik akan sangat terbantu dalam mencari jawaban.


2) Mendorong peserta didik untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
3) Kegiatan pembelajaran ini mendorong pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran dengan bantuan teman-temannya sesama peserta didik.
4) Adanya pembelajaran sikap disiplin.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe scramble

menurut Marlina (2017:412)yaitu:

1) Dengan materi yang telah disiapkan, membuat peserta didik kurang berpikir
kritis.
2) Besar kemungkinan peserta didik mencontek jawaban teman sejawatnya.
3) Menghilangkan sikap kreatif peserta didik.
4) Peserta didik tinggal menerima bahan mentah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran kelompok yang
membutuhkan keaktifan peserta didik dan kerja sama Peserta didik untuk
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Model ini
merupakan sebuah pembelajaran acak kata, kalimat dan wacana untuk
menyelesaikan atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disajikan
30

oleh guru, selain itu model pembelajaran scramble juga diharapkan dapat menarik
minat peserta didik dan termotivasi untuk belajar.

2.1.5.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan


Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Jenis
Nama Karya Metode
No. Judul Penelitian Simpulan
Peneliti Ilmiah Penelitian
(Tahun)
1. Lisna Jurnal Penerapan Model Eksperimen Terdapat
Hutabarat (2017) Pembelajaran peningkatan hasil
Kooperatif belajar peserta
Teknik Scramble didik yang
Untuk menggunakan
Meningkatkan model
Hasil Belajar Pkn
pembelajaran
Peserta didik
Kelas Iv Sd kooperatif tipe
Negeri 012 Scrambel
Pagaran Tapah
Darussalam
2. Reni Jurnal Upaya Eksperimen Terdapat
Marlin (2017) Meningkatkan peningkatan
a Kemampuan penerapan model
Membaca Melalui pembelajaran
Metode Scramble kooperatif tipe
Pada Peserta didik Scrambelt
Kelas I Sd Negeri terhadap hasil
002 Benteng belajar membaca
Kecamatan Sungai pelajaran bahasa
Batang indonesiua
Peserta didik di I
Sd Negeri 002
Benteng
Kecamatan Sungai
Batang
3. Elma Skrpsi Penerapan Quasi Terdapat
Fitri (2020) Metode Eksperimen peningkatan hasil
Wahyu Scramble belajar Peserta
ni Dalam didik yang
31

Meningkatkan diajarkan dengan


Kemampuan menggunakan
Membaca model kooperatif
Permulaan scrambel
Peserta didik kelas I MIN 26
Kelas I Aceh
Min 26 Aceh
Besar

2.2 Kerangka Pemikiran


Teori belajar dalam penelitian ini mengacu pada teori belajar
konstruktivisme, karena model pembelajaran kooperatif tipe Scramble merupakan
salah satu model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik dan
guru hanya sebagai pemberi informasi atau fasilitator. Hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Pada
proses pembelajaran Peserta didik harus bersikap aktif agar tercipta suatu hasil
belajar yang diharapkan. Guru harus mempertimbangkan dalam pemilihan model
pembelajaran yang akan digunakan di kelas karena akan berPerbedaan pada
tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan dari
pemilihan model pembelajaran yakni untuk dapat meningkatkan semangat peserta
didik agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mendapatkan hasil yang
optimal. Salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif adalah tipe
Scramble. Menurut Yustisia (dalam Hutabarat (2017:118) scramble adalah:
“pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan
mendorongkeinginan belajar”. Marlina (2017:412) mengemukakan bahwa “model
pembelajaran scramble merupakan model pengembangan dari metode ceramah
yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran. Dengan pembelajaran yang menggembirakan diharapkan dapat
membuat proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi di kelas menjadi lebih
menarik. Scramble merupakan sejenis permainan sehingga sangat sesuai untuk
diaplikasikan pada peserta didik kelas X SMA yang diharapkan akan memberikan
Perbedaan positif terhadap hasil belajar peserta didik pada akhirnya. Model
Scramble merupakan sebuah model pembelajaran berupa kegiatan menyusun
kembali atau mengurutkan suatu struktur bahasa yang sebelumnya diacak oleh
32

guru untuk disusun kembali oleh peserta didik.


Dengan demikian proses belajar di kelas akan terpusat pada peserta didik,
dimana setiap peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok sehingga memiliki
kebebasan dalam bertukar ide dan pikiran dan dapat menentukan ide yang tepat
untuk digunakan dalam kelompok dalam rangka menyelesaikan masalah.
Berdasarkan uraian pemikiran tersebut maka paradigma penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Treatment
(Model
Input Pembelajaran Output
Kooperatif Tipe
Scramble

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono ((Sugiyono. 2016) “hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah
penelitian telah dibuat dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan kerangka
pemikiran yang telah disusun, hipotesis dalam penelitian ini yakni :
1) Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest).
2) Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran
akhir (posttest).
3) Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan yang menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran akhir (posttest).
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek dalam penelitian ini yakni hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Hasil belajar peserta
didik diukur dengan menggunakan instrument penilaian yang terdiri dari pretest
dan posttest.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Menurut Sugiyono (2016)“metode penelitian secara umum dapat dimaknai
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen menurut Sugiyono (2016) yaitu metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari Perbedaan perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan.
Adapun desain eksperimennya adalah nonequivalent control group design,
yang dapat digunakan sebagai berikut:
Tabel. 3.1
Desain Eksperimen
Group Kelas Tes Awal Treratmen Tes Akhir
Eksperimen 01 X 02
Kontrol 03 - 04

Keterangan :
01 : Hasil dari pre test belajar peserta didik sebelum diberikan perlakuan
(treatment)
X : Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses model pembelajarn tipe scrambel
02: post-test peserta didik setelah diberikan perlakuan (treatment).

33
34

03: Hasil dari pre test belajar peserta didik kelas kontrol
04 : Hasil dari posttest belajar peserta didik kelas kontrol
3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Sugiyono (Sugiyono. n.d.)variabel penelitian pada dasarnya
adalah: “sesuatu hal berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian ditarik
kesimpulannya”. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady (1981) dalam
Sugiyono ( 2016).
Dalam penelitian pendidikan terdapat beberapa variabel yang dapat
digunakan. Berbagai macam variabel tersebut perlu dipahami oleh peneliti agar
dapat menggunakan variabel tersebut secara tepat.
Adapun macam-macam variabel dalam penelitian pendidikan menurut
Surahman (220) yakni :

1) Variabel Independen (Variabel Bebas)


Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel
yang memPerbedaani. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu
kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah)
kondisi atau nilai yang lain.
2) Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur
berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya perubahan
variabel lainnya.
3) Variabel Pendahulu
Variabel pendahulu adalah variabel yang penampilannya mendahului
variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.
4) Variabel Moderator
Variabel Moderasi (moderating variable), adalah yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.
Variabel itu terkadang tidak dimasukkan ke dalam model statistik namun
memengaruhi mutu hubungan antarvariabelvariabel tersebut.
5) Variabel Intervening
Variabel antara (intervening variable), adalah variabel yang menjadi antara
atau penyelang di antara hubungan variabel bebas dan tak bebas.
35

6) Variabel Kontrol
Variabel kontrol (control variable) merupakan variabel yang mengontrol
Perbedaan variabel bebas terhadap variabel tak bebas.
Pada variabel penelitian yang digunakan penulis, penulis akan
menggunakan dua variabel yaitu Variabel Bebas (Independent) dan Variabel
Terikat (Dependent). Variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Adapun variabel terikat yang

terdapat pada penelitian ini adalah Hasil Belajar .


3.2.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel, yaitu
hasil belajar Peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe
scramble. Agar lebih jelas mengenai variabel-variabel pada penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel. 3.2
Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala


1 2 3 4
Hasil Belajar Hasil belajar pada 1. Nilai Pretest Interval
hakikatnya adalah 2. Nilai Posttest
perubahantingkah laku
sebagai hasil
belajar dalam pengertian
yang lebih luas
mencakup bidangkognitif,
afektif, dan psikomotorik
(Sudjana, 2010:3)
Model Model pembelajaran Langkah-langkah dalam Interval
Pembelajaran
scramble adalah model melaksanakan model
Kooperatif pembelajaran yang pembelajaran kooperatif
Tipe membuat tipe scramble yaitu :
Scramble Peserta didik mencari 1. Guru
jawaban dengankonsep Menyampaikan
yang kreatif Kompetensi
dengancara Yang Ingin Dicapai
menyusunhuruf 2. Guru
yang telahdiacak Mendemonstrasikan
sehingga Atau
36

membentuk suatujawaban MenyajikanMateri


(Komalasari dalam Sesuai
Sholihahdkk, 3. Guru Membagi
2017:381) Peserta didik Dalam
Beberapa Kelompok
Tiap Kelompok
Terdiri Atas 3 – 4
Orang
4. Guru Membagikan
Lembar Kegiatan
Peserta didik (Lks)
Berisi Pertanyaan
Yang Sesuai Dengan
Kompetensi Yang
Ingin Dicapai
Beserta Jawabannya
Yang Telah Diacak
Hurufnya.
5. Guru Menyuruh
Peserta didik Untuk
Melaksanakan
Diskusi Kelompok
6. Guru Memberikan
Durasi Tertentu
Untuk Mengerjakan
Soal
7. Guru Meminta
Peserta didik
Untuk
Mengumpulkan
Lembar Jawaban
Ketika Waktu Yang
Ditentukan Sudah
Habis
8. Guru Melakukan
Penilain, Baik
Dikelas Maupun
Dirumah
9. Guru Memberikan
Apresiasi Dan
Rekognisi Kepada
Peserta didik/
Kelompok Yag
Berhasil Dan
(Aristantya,
2014:149)
37

3.2.3 Populasi dan Sampel


3.2.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2015.) populasi adalah: “wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh
peserta didik kelas X IPS 1 28 siswa dan kelas X IPS 2 28 siswa SMAN 1
Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2022-2023.
Tabel. 3.3
Hasil pengukuran awal (preetest) seluruh kelas X IPS SMAN 1
SINDANGKASIH
N X IPS 1 X IPS X IPS 3 X IPS 4 X IPS 5 X IPS 6 X IPS 7
1 53 59 49 59 54 55 53
2 53 39 47 39 54 59 55
3 53 64 49 62 54 59 50
4 53 61 49 61 53 58 53
5 46 58 46 58 56 53 46
6 43 43 43 43 56 43 47
7 43 44 43 44 55 44 53
8 51 43 51 43 57 48 51
9 43 43 40 43 48 43 47
10 43 37 42 46 53 37 48
11 43 41 43 41 46 41 53
12 43 50 40 50 47 50 43
13 46 30 46 51 48 50 46
14 43 41 43 41 54 41 43
15 43 40 43 40 43 40 46
16 53 37 53 37 52 43 50
17 43 41 43 41 53 41 43
18 30 27 33 27 60 40 51
19 35 39 35 39 61 45 42
20 43 43 43 43 61 45 53
21 43 42 43 42 59 42 49
22 43 53 43 53 60 53 55
23 43 31 43 31 53 41 43
24 48 36 48 36 48 36 44
25 53 30 49 30 50 42 52
26 53 40 46 40 52 40 52
27 53 60 44 60 52 49 51
28 53 60 49 60 45 50 53
Ʃ 1292 1232 1246 1260 1484 1288 1372
Mean 46,15 44 41 45 53 43 49
38

3.2.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2015:62) sampel adalah: “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi”. Pada penelitian ini yang digunakan menjadi
sampel terdiri dari dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2015:67). Maksud dari pertimbangan tertentu disini yakni yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memberikan
kemudahan pada peneliti dalam menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.
Tabel 3.4
Hasil pengukuran
(pretest) sampel kelas eksperiment dan kelas kontrol
Sampel X IPS 1 X IPS 2
1 53 59
2 53 39
3 53 64
4 53 61
5 46 58
6 43 43
7 43 44
8 51 43
9 43 43
10 43 37
11 43 41
12 43 50
13 46 30
14 43 41
15 43 40
16 53 37
17 43 41
18 30 27
19 35 39
20 43 43
21 43 42
22 43 53
23 43 31
24 48 36
25 53 30
26 53 40
27 53 60
28 53 60
Ʃ 1292 1232
39

Mean 46,15 44

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni kelas X IPS 4 dan X
IPS 7 SMAN 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis yang tidak memiliki Perbedaan
kemampuan yang signifikan dibuktikan dengan nilai rata-rata yang tidak jauh
berbeda yakni X IPS 1 dengan rata-rata 45 dan X IPS 2 dengan rata-rata 44.
Adapun untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan
secara undian. Pada penelitian ini peneliti menetapkan kelas X IPS 1 yang
berjumlah 28 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS 2 yang
berjumlah 28 peserta didik sebagai kelas kontrol
Sumber : Data Penelitian, 2023
3.2.4 Data Penelitian
3.2.4.1 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan cara memperolehnya, jenis data dalam penelitian ini terdiri
dari:
1) Jenis Data
Arikunto (Arikunto 2013) menyatakan bahwa: “data hasil penelitian dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif”. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah,
gambar dan foto. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau data kuantitatif yang diangkakan/scoring.
Jenis data dalam penelitian ini yakni :
(a) Data kuantitatif berupa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
(b) Data kuantitatif berupa hasil belajar peserta didik
2) Data Primer
Menurut Arikunto (Arikunto 2013) : “data primer adalah data dalam bentuk
verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek
penelitian (informan) yang berkenan dengan variable yang diteliti”. Data primer
yaitu data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari objek
penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kelass eksperimen
40

yaitu kelas yang mendapatkan metode pembelajaran kooperatif tipe Scramble.


Sumber data dalam penelitian ini yakni :
(a) Guru yang mengajar mata pelajaran Ekonomi
Data peserta didik yang diperoleh dari hasil pre test atau post- test baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai cara menghimpun bahan-bahan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena yang sedang disajikan. Dengan demikian hasil observasi pada
penelitian ini adalah observasi langsung mengenai proses belajar mengajar untuk
mendapatkan informasi tentang subjek dan objek dalam penelitian (Jakni. 2016) .
Teknik observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai penggunaan
model pembelajaran scramble.
2) Tes Hasil Belajar
Arifin (2014 ) mengemukakan bahwa: “tes merupakan suatu tipe atau cara
yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang
didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku
peserta didik”.
Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan peserta
didik setelah melakukan kegiatan belajar. Tes yang digunakanpeneliti adalah tes
tertulis dengan pertanyaan yang telah disediakan, peserta didik betugaas
menjawab yang telah peneliti sediakan.
3) Dokumentasi
Menurut Sugiyono (Sugiyono. 2016) “teknik dokumentasi merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam suatu
penelitian”. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data
biografi sekolah, seperti profil sekolah, data peserta didik dan data lainnya. Dalam
hal ini dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data yang berhubungan
dengan penelitian ini.
41

3.2.5 Teknik Analisis Data


Arikunto (2010:65) menyatakan bahwa: “tugas menganalisis data tidak
seberat mengunpulkan data, baik tenaga maupun pertanggungjawaban”.
Akantetapi menganalisis data membutuhkan ketentuan dan pengertian terhadap
jenis data. Jenis data menuntut teknik analisis data.
Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis
data- data yang telah dikumpulkan untuk menguraikan keterangan-keterangan
atau data- data tersebut menjadi dapat dipahami, baik dipahami oleh penelitian
maupun oleh pihak-pihak lain.
3.2.6 Uji instrument penelitian
3.2.6.1 Uji Validitas
Suatu instrumen dapat dikatakan telah memiliki validitas (kesahihan/ketepatan)
yang baik apabila instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur (Jakni., 2016:152.).
Menurut Sudjiono (2014:206) untuk menghitung validitas instrumen digunakan
rumus Pearson Product Moment yakni :
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑𝑋𝑌−(∑ 𝑋) (∑𝑌)
√{N ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋2)} {N ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌2)}
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variable X dan Y
𝑁 : Number of Cases I (jumlah sampel)
∑𝑋 : Jumlah seluruh skor X (jumlah skor item)
∑𝑌 : Jumlah seluruh skor Y (jumlah skor total)
∑𝑋𝑌 : Jumlah hasil kali X dan Y
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga kritis Product Moment
dengan ketentuan t hitung > t table dengan taraf signifikan = 5% maka butir
instrument dikatakan valid. Bila harga korelasi t hitung < t table, maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang. Untuk memudahkan dalam uji validitas maka penulis
42

menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0 for Windows.

Tabel. 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Tingkat Hubungan
Koefisien
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2016:257)

Tabel. 3.6
Uji Validitas
Nomor Soal rhitung rtabel Interpretasi
1 0.8531 0.374 Valid
2 0.9325 0.374 Valid
3 0.3656 0.374 InValid
4 0.0377 0.374 InValid
5 0.5296 0.374 Valid
6 0.9023 0.374 Valid
7 0.5296 0.374 Valid
8 0.0392 0.374 InValid
9 0.53 0.374 Valid
10 0.8399 0.374 Valid
11 0.0609 0.374 InValid
12 0.4909 0.374 Valid
13 0.5066 0.374 Valid
14 0.672 0.374 Valid
15 0.7907 0.374 Valid
16 0.8399 0.374 Valid
17 0.7369 0.374 Valid
18 0.645 0.374 Valid
19 0.4559 0.374 Valid
20 0.7953 0.374 Valid
43

Berdasarkan hasil validasi butir hutir soal yang mendapatkan kriteria valid
yaitu nomor 1, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12,13, 14.15, 16, 17,18,19,20 dan yang
mendapatkan soal tidak valid 2, 4, 8, 11.

3.2.6.2 Reliabilitas
Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa: “realibilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Instrumen
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercayai, yang reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Untuk mencari reabilitas menggunakan rumus Alpha, dengan menguji
reabilitas instrument dan juga harus melalui langkah analisis butir. Untuk
menghitung reabilitas tes dapat digunakan rumus Alpha yaitu:
Tabel. 3.7
Uji Reliabilitas

k 20
k 20 1,053
(k −1) 20−1

∑ o ' b2 4.7910 0,134


o' t
2 35.6825
¿) (1 – 0,134) 0,866
r ii 1,053 x 0,866 0,911
Standar 0,60
Reliabilitas Sangat Tinggi

Rumus Reliabilitas alpha

( )(
k ∑ ơb
)
2

r ii 1−
k−1 ơb 1
44

dimana :
r ii
Relianilitas =
k Banyaknya butir pertanyaan =
∑ơ 2
b Jumlah varians butir =
ơb 1 Varians total =

Tabel. 3.8
Kriteria Korelasi Koefisien Reliabilitas
Korelasi Koefisien Interprestasi
0,80 -<ri≤ 1,00 Reabilitas sangat tinggi
0,60 -<ri≤ 0,80 Reabilitas tinggi
0,40 -<ri≤ 0,60 Reabilitas sedang
0,20 -<ri≤ 0,40 Reabilitas rendah
<ri≤ 0,20 Reabilitas sangat rendah
Sumber : Arikunto (2012:107)

3.2.6.3 Analisis Tingkat Kesukaran


Dalam membuat soal tes perlu dilakukan keseimbangan antara banyaknya
jumlah soal sesuai tingkat kesukarannya. Berikut rumus untuk menentukan
tingkat kesukaran pada butir soal (Arikunto, 2013:2008) :
B
P= JS
Keterangan :
P= Proposi menjawab benar atau tingkat kesukaran.
B=Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS= Jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes
Tabel. 3.9
Hasil Indeks Kesukaran Instrumen

Interval Koefisien Kategori


IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,71 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
45

Sumber: Lestari dan Yudhanegara (2015: 224)

Tabel. 3.10
Hasil Tingkat Kesukaran
Nomor
Koefisien Korelasi Interpretasi
Soal
1. 2 3
1. 0,536 Sedang
2. 0,714 Mudah
3. 0,714 Mudah
4. 0,571 Sedang
5. 0,857 Mudah
6. 0,857 Mudah
7. 0,857 Mudah
8. 0,857 Mudah
9. 0,75 Mudah
10. 0,893 Mudah
11. 0,643 Sedng
12. 0,714 Mudah
13. 0,786 Mudah
14. 0,786 Mudah
15. 0,821 Mudah
16. 0,679 Mudah
17. 0,679 Sedang
18. 0,607 Sedang
19. 0,536 Sedang
20. 0,714 Mudah
Berikut perhitungan indeks kesukaran butir soal no.1

B
P= JS
46

15
P= 28

P=0,536
Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran butir soal no. 1 diperoleh
hasil 0,536.Tergolong dalam klasifikasi indeks kesukaran sedang.

3.2.6.4 Analisis Daya Pembeda


Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk antara peserta
didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi (D).
Rumus untuk menentukannya besarnya indeks diskriminasi adalah :
BA BB
DP = JA - JB =PA-PB
Keterangan :
DP : Indeks daya pembeda butir soal
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks daya
pembeda disajikan pada tabel berikut:
Berikut Perhitungan Uji Daya Pembeda Nomor 1:
BA BB
DP = JA - JB
39 28
DP = 14 - 14
47

DP= 2,785 – 2,0


DP=0,785
Tabel. 3.11
Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Interpretasi Daya Pembeda
0,71< DP ≤ 1,00 Sangat Baik
0,41< DP ≤ 0.70 Baik
0,21< DP ≤ 0.40 Cukup
0,00< DP ≤ 0.20 Buruk
DP ≤ 0.00 Sangat Buruk

Berikut perhitungan diperoleh daya pembeda (DP) sebesar 0,217 yang


tergolong dalam kalsifikasi daya pembeda cukup. Dengan rumus yang sama,
maka dapat dilakukan pengujian daya pembeda dengan rumus yang sama pada
seluruh soal seperti tabel 3.11
Tabel. 3.12
Uji Daya Pembeda
No Soal Koefisien Korelasi Interpretasi Daya Pembeda
1. 0.786 Sangat baik
2. 0.923 Sangat baik
3. 0.143 Buruk
4. 0 Sangat Buruk
5. 0.071 Buruk
6. 0.857 Sangat Baik
7. 0.071 Buruk
8. 0 Sangat Buruk
9. 0.143 Buruk
10. 0.929 Sangat Baik
11. -0.14 Sangat Buruk
12. 0.429 Baik
13. 0.429 Baik
14. 0.643 Sangat Baik
15. 0.786 Sangat Baik
16. 0.929 Sangat Baik
17. 0.786 Sangat Baik
18. 0.571 Baik
19. 0 Sangat Buruk
20. 0.929 Sangat Baik

Sumber : Data yang telah diteliti peneliti


48

Berdasarkan daya pembeda di atas nomor soal 1, 2, 6, 10, 15, 16, 17,20
tergolong klasifikasi sangat baik, nomor soal 12,13,18 tergolong klasifikasi baik,
nomor soal 3, 5, 7, 9 tergolong klasifikasi buruk, nomor soal 4, 8,11,19,
tergolong klasifikasi samgat.buruk

.
3.2.7 Uji Prasyarat Statistika
3.2.7
3.2.7.1 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang
dijadikan sampel homogen atau tidak.
1) Membuat tabel perhitungan tes awal (pre-test) kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Tabel. 3.13
Uji Homogenitas
12 12
N X1 X2 X11 X21 (X1 ) (X2 )
1 2 3 4 5 6 7
1 53 59 6.85 15 46,923 225
2 53 39 6.85 -5 46,923 25
3 53 64 6.85 20 46,923 400
4 53 61 6.85 17 46,923 289
5 46 58 -0.15 14 0,023 196
6 43 43 -3.15 -1 9,923 1
7 43 44 -3.15 0 9,923 0
8 51 43 4.85 -1 23,523 1
9 43 43 -3.15 -1 9,923 1
10 43 37 -3.15 -7 9,923 49
11 43 41 -3.15 -3 9,923 9
12 43 50 -3.15 6 9,923 36
13 46 30 -0.15 -14 0,023 196
14 43 41 -3.15 -3 9,923 9
15 43 40 -3.15 -4 9,923 16
16 53 37 6.85 -7 46,923 49
17 43 41 -3.15 -3 9,923 9
18 30 27 -16.15 -17 260,283 289
19 35 39 -11.15 -5 124,323 25
20 43 43 -3.15 -1 9,923 1
21 43 42 -3.15 -2 9,923 4
22 43 53 -3.15 9 9,923 81
23 43 31 -3.15 -13 9,923 169
24 48 36 1.85 -8 3,367 64
49

25 53 30 6.85 -14 46,923 196


26 53 40 6.85 -4 46,923 16
27 53 60 6.85 16 46,923 256
28 53 60 6.85 16 46,923 256
∑ 1292 1232 1.302.258 2.868
𝑥̅ 46,15 44 46.509

Sumber : Data yang diolah peneliti

Keterangan
N : Sampel
𝑥̅ : Rata-rata
𝑋1 : Nilai tes awal (pre-test) kelas eksperimen
𝑋2 : Nilai tes awal (pre-test) kelas kontrol

𝑥12 : 𝑋1- ӿ

𝑥22 ’ : 𝑋2- ӿ

2) Membuat mean atau nilai rata-rata

𝑥̅1 =
∑ x1 dan 𝑥̅2 =
∑ x2
N N
1232 1292
𝑥̅2 = 28 dan 𝑥̅2 = 28

Sumber (Sudjana, 2016:67)


Maka untuk mencari nilai rta-rata dari 𝑥̅1 dan 𝑥̅2 adalah :

1232 1292
𝑥̅2 = 28 dan 𝑥̅2 = 28

Jadi nilai 𝑥̅1 sebesar 44 dan nilai 𝑥̅2 46,15

Membuat simpangan baku


S1 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿ dan S2 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿
Maka untuk menentukan simpangan baku dari S1 dan S2 yaitu:

S1 =
√ 1232
28
dan S2 =
√ 1292
28
50

S1 = 5,973 dan S2 = 10,306


3) Menentukan thitung dengan menggunakan t-test dengan rumus
x 1−x 2
t=
√ S1
2

N1 N1
+
46 ,15−44
S1
2

t=
√ 65 20,873
28
+
28
2,15
t=
√ 65 20,873
28
+
28
2,15
t = √17535

t = 0,446
Keterangan:
t : t hitung
𝑥̅1 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas eksperimen
𝑥̅2 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas kontrol
S1 : Standar deviasi kelas eksperimen
S2 : Standar deviasi kelas kontrol
n1 : Banyaknya subyek kelompok kelas ekperimen
n2 : Banyaknya subyek kelompok kelas
kontrol
4) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = (n1 + n2) – 2
Maka nilai derajat kebebasan (dk) yaitu:
dk = (28 + 28)  2
dk = 56  2
dk = 54
5) Menentukan harga tabel (ttabel)
Dengan diketahui dk = 54 dan taraf nyata α = 0,05 maka diperoleh distribusi
51

harga ttabel yaitu 1,7356


6) Membandingkan thitung dengan ttabel dengan kriteria pengujian sebagai
berikut:
Jika thitung < ttabel, maka kedua varians dinyatakan homogen
Jika thitung > ttabel, maka kedua varians dinyatakan tidak homogen Berdasarkan
hasil perhitungan ttest menunjukan bahwa thitung < ttabel yaitu: thitung =
 dan ttabel = 1,7356 maka kedua varians tersebut dinyatakan homogen.
Artinya peserta didik kelas X IPS 1 dan X IPS 2 memiliki kemampuan yang
homogen serta dapat dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini sehingga
penelitian dapat dilanjutkan.
3.2.7.2 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi asumsi
kenormalan dalam analisis data statistic parametrik (Lestari dan Yudhanegara,
2015: 243)
Sebelum melakukan uji t, harus memenuhi prasyarat salah satunya adalah
melakukan uji normalitas terlebih dahulu. Rumus uji normalitas dengan rumus uji
Lilieors yaitu sebagai berikut:Sumber: Lestari dan Yudhanegara (2015: 224)
¿¿
Keterangan:
Zi = Simpangan baku untuk kurva normal standar
Xi= Data ke-1 dari suatu kelompok
X’= Rata-rata
S = Simpangan baku
1) Uji Normalitas Kelas Eksperimen
a. Hipotesis yang digunakan yaitu:
Jika Lhitung < Ltabel maka sampel berasal dari populasi yan berdistribusi
normal
Jika Lhitung > Ltabel maka sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
b. α : Taraf Nyata yang digunakan 0,05 atau 5%
52

Tabel 3. 14
Uji Normalitas Kelas Kontrol
No X Z F(z) S(z) [F(z)- S(z)]
1 59 1,455404012 0,927221277 0,041666667 0,88555
2 39 -0,485134671 0,31379041 0,083333333 0,23046
3 64 1,940538682 0,973842871 0,125 0,84884
4 61 1,64945788 0,950473067 0,166666667 0,78381
5 58 1,358377077 0,912827968 0,208333333 0,70449
6 43 -0,097026934 0,461352503 0,25 0,21135
7 44 0 0,5 0,291666667 0,20833
8 43 -0,097026934 0,461352503 0,375 0,08635
9 43 -0,097026934 0,461352503 0,375 0,08635
10 37 -0,679188539 0,248509204 0,416666667 0,16816
11 41 -0,291080802 0,385494761 0,458333333 0,07284
12 50 0,582161605 0,719771084 0,5 0,21977
13 30 -1,358377077 0,087172032 0,541666667 0,45449
14 41 -0,291080802 0,385494761 0,583333333 0,19784
15 40 -0,388107736 0,348968153 0,625 0,27603
16 37 -0,679188539 0,248509204 0,666666667 0,41816
17 41 -0,291080802 0,385494761 0,708333333 0,32284
18 27 -1,64945788 0,049526933 0,75 0,70047
19 39 -0,485134671 0,31379041 0,75 0,43621
20 43 -0,097026934 0,461352503 0,833333333 0,37198
21 42 -0,194053868 0,423066851 0,875 0,45193
22 53 0,873242407 0,808734518 0,916666667 0,10793
23 31 -1,261350143 0,103591361 0,958333333 0,85474
24 36 -0,776215473 0,218810886 1 0,78119
25 30 -1,358377077 0,087172032 1,041666667 0,95449
26 40 -0,388107736 0,348968153 1,083333333 0,73437
27 60 1,552430946 0,939720428 1,166666667 0,22695
28 60 1,552430946 0,939720428 1,166666667 0,22695
∑ 1232 16,95833333 12,0228868 13,46608156
Rata-rata 44
S 10,306

Lhitung 0,8547
Ltabel 0,3610

Berdasarkan hasil pengolahan data uji normalitas pada kelas Kontrol


diperoleh nilai maksimum atau Lhitung = 0,8547 dan Ltabel = 0,3610. Artinya data
tersebut menghasilkan Lhitung < Ltabel = 0,8547 < 0,3610 maka dapat disimpulkan
bahwa nilai pretest pada kelas Kontrol berdistribusi normal.
53

2) Uji Normalitas Kelas Kontrol


Tabel 3. 15
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
No X Z F(z) S(z) [F(z)- F(z)]
1 53 1,147929769 0,874501221 0,166666667 0,70783
2 53 1,147929769 0,874501221 0,166666667 0,70783
3 53 1,147929769 0,874501221 0,166666667 0,70783
4 53 1,147929769 0,874501221 0,166666667 0,70783
5 46 -0,023915204 0,490460124 0,208333333 0,28213
6 43 -0,526134478 0,299397388 0,291666667 0,00773
7 43 -0,526134478 0,299397388 0,291666667 0,00773
8 51 0,81311692 0,791924487 0,333333333 0,45859
9 43 -0,526134478 0,299397388 0,5 0,20060
10 43 -0,526134478 0,299397388 0,5 0,20060
11 43 -0,526134478 0,299397388 0,5 0,20060
12 43 -0,526134478 0,299397388 0,5 0,20060
13 46 -0,023915204 0,490460124 0,541666667 0,05121
14 43 -0,526134478 0,299397388 0,625 0,32560
15 43 -0,526134478 0,299397388 0,625 0,32560
16 53 1,147929769 0,874501221 0,666666667 0,20783
17 43 -0,526134478 0,299397388 0,708333333 0,40894
18 30 -2,702417999 0,003441858 0,75 0,74656
19 35 -1,865385875 0,031063668 0,75 0,71894
20 43 -0,526134478 0,299397388 0,958333333 0,65894
21 43 -0,526134478 0,299397388 0,958333333 0,65894
22 43 -0,526134478 0,299397388 0,958333333 0,65894
23 43 -0,526134478 0,299397388 0,958333333 0,65894
24 48 0,310897646 0,622060783 1 0,37794
25 53 1,147929769 0,874501221 1,166666667 0,29217
26 53 1,147929769 0,874501221 1,166666667 0,29217
27 53 1,147929769 0,874501221 1,166666667 0,29217
28 53 1,147929769 0,874501221 1,166666667 0,29217
∑ 1292 14,19208807 17,95833333 11,35694958
Mean 46,143 0,504269 0,198077 11,90049317
S 5,973
Lhitung 0,6589
Ltabel 0,3610

Berdasarkan hasil pengolahan data uji normalitas pada kelas Eksperimen


diperoleh nilai maksimum atau Lhitung = 0,6589 dan Ltabel = 0,3610. Artinya data
tersebut menghasilkan Lhitung < Ltabel = 0,6589 < 0,3610 maka dapat disimpulkan
bahwa nilai pretest pada kelas Eksperimen berdistribusi normal.
54

a. Hipotesis yang digunakan yaitu:


Jika Lhitung < Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
Jika Lhitung > Ltabel maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
b. α : Taraf Nyata yang digunakan 0,05 atau 5%

3.2.7.3 Uji Analisis Data


Uji analisis data yaitu dilakukan untuk mengetahui:
1) Perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Scrambel pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran
akhir (posttest) di kelas eksperimen.
Dihitung dengan langkah-langkah uji analisis data sebagai berikut:

a. Membuat tabel persiapan perhitungan

Tabel 3. 16

Tabel Persiapan Perhitungan Kelas Eksperimen


1 1 12
N X1 X2 X1 X2 (X11)2 (X2 )
1

Rata-rata

Keterangan :
N : Sampel
X1: Nilai Posttest
X2: Nilai Pretest

X11 : X1 - 𝑋̅

X21: X2 - 𝑋̅

b. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan kriteria dalam


pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka terdapat Perbedaan antara pretest dan posttest Jika
55

thitung < ttabel maka tidak terdapat Perbedaan antara pretest dan posttest
c. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada
pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) maka
digunakan uji N-Gain dengan rumus sebagai berikut:
Scor postest −Scor pretest
N-Gain =
Scor maksimum−Scor pretest
Sumber: Lestari dan Yudhanegara (2015: 225)
Nilai N-Gain kemudian diinterpretasikan dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3.17
Interpretasi N-Gain
N-Gain Kriteria
G > 0,70 Tinggi
0,30 < G ≤ 0,70 Sedang
G < 0,30 Rendah

Membandingkan thitung dengan ttabel dengan kriteria dalam pengujian sebagai


berikut:
Jika thitung > ttabel maka terdapat Perbedaan antara pretest dan posttest Jika thitung <
ttabel maka tidak terdapat Perbedaan antara pretest dan posttest
Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Scrambel tpada pengukuruan akhir (posttest) dibuktikan dengan
perhitungan peningkatan sebagai berikut:

Tabel 3.18
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Posttest Kelas
N Posttest Kelas Kontrol Peningkatan
Eksperimen
1
2

56

3.2.7.4 Rancangan pengujian hipotesis


Untuk menganalisis data yang diperoleh, maka penulis dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis data. Untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar
peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran kooperative tipe Scramble.
Pada pengukuran awal (Pretast) dan pengukuran akhir (Posttest) di kelas X SMA
Negeri 1 Sindangkasih dengan menggunakan N-gain Rumusnya yaitu :
Scor postest −Scor pretest
N-Gain =
Scor maksimum−Scor pretest
(Hake dalam Alawiyah, 2013: 41.)
3.2.7.5 Pengujian hipotesis dalam penelitian ini diterapkan satu
kemungkinan Rancangan Pengujian Hipotesis
Jawaban dari penelitian yang akan dilaksanakan berdasarkan rumusan
masalah, yakni :
1. Uji hipotesis 1 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat
Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal (pretest)
dan pengukuran akhir (posttest).
b. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat
Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal (pretest)
dan pengukuran akhir (posttest)
2. Uji hipotesis 2 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat
Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran
akhir (posttest)
b. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat
Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
57

pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan


pengukuran akhir (posttest)
3. Uji hipotesis 3 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat
Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan peserta didik yang
menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran ekonomi.
b. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat
Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan peserta didik yang
menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran ekonomi.

3.3 Tempat dan Waktu


3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis
yangberalamat di Jalan Raya Sindangkasih, Desa Sindangkasih, Kecamatan
Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

3.3.2 Waktu Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2022
hingga bulan Juni 2023. Berikut ini tabel rencana kegiatan penelitian pada
penelitian ini:

Tabel 3.19

Jadwal Penelitian

Waktu
No Kegiatan Tahun 2023
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Pengajuan Judul
1 dan seleksi
judul
2 Membuat
proposal
58

penelitian
Bimbingan
3
proposal
Pengumpulan
4
data
5 Ujian proposal
Penyusunan
6 Skripsi dan
bimbingan
7 Ujian skripsi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Profil Singkat SMAN 1 SINDANGKASIH
SMAN 1 Sindangkasih adalah sebuah sekolah SMA negeri yang
alamatnya di Jl. Raya Sindangkasih Cikoneng Ciamis, 46268 telepon
(0265) 311765 Kabupaten Ciamis Jawa Barat.. SMA Negeri ini pertama
kali berdiri pada tahun 2004.
4.1.1.1 Visi dan Misi
1. VISI
“ BERTAKWA”
2. MISI
A. Dalam penyelenggaraan pendidikannya, SMA Negeri 1 Sindangkasih senantiasa :
1. Menciptakan peserta didik sebagai sumber daya manusia yang bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memotivasi peserta didik untuk BERPRESTASI di segala bidang
3. Membentuk jiwa setiap peserta didik yang RELIGIUS, yang mampu
menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi dalam membina hubungan yang
harmonis antar berbagai Agama, social dan budaya.
4. Mengutamakan PENINGKATAN KUALITAS peserta didik di atas
segalanya.
5. Membina peserta didik agar memiliki jiwa yang KREATIF berdasarkan
bidang keahliannya.
6. Menumbuhkan jiwa peserta didik yang BERWAWASAN
LINGKUNGAN LUAS sejalan dengan perkembangan zaman.
7. Membentuk jiwa peserta didik yang BERAKHLAK MULIA dalam
bersosialisasi di lingkungannya.

58
59

B. Dengan prioritas pndidikannya yang berpedoman kepada falsafah Pancasila,


didukung tenaga pendidik yang frofesional, serta sarana dan prasarana yang
memadai, SMA Negeri 1 Sindangkasih berusaha semaksimal mungkin untuk :
1. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga tercipta proses
pembelajaran yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
2. Mengoptimalkan dan mengefisienkan pendayagunaan Sumber Daya
Manusia dengan tujuan membentuk jiwa setiap peserta didik yang
bertakwa, berprestasi, religius, berkualitas, kreatif, berwawasan
lingkungan luas, dan berakhlak mulia sejalan dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat.
3. Strategi Pencapaian Visi
A. Penataan kelembagaan
1. Penataan fisik dan lingkungan
1.1 Penataan taman, peningkatan 7 K, dan rehabilitasi Sarpras.
1.2 Peningkatan kelas sebagai sub mini society
1.3 Pengadaan dan pemeliharaan sarana Olahraga
1.4 Pengadaan ruang keterampilan / life skill, ruang kesenian, Pusat
Kegiatan Peserta didik, dan RKB
1.5 Pendayagunaan sarana Laboratorium (IPA/Bahasa) dan
Perpustakaan.
1.6 Penataan kawasan Sekolah Hijau (green School)
1.7 Pengadaan sarana/prasarana Teknologi Komunikasi dan Informasi.
1.8 Penyempurnaan Sistem pengolahan data dan Tampilan
2. Penataan Personalia
2.1 Pengembangan kekuatan intelektual, emotional dan spiritual seluruh
warga
2.2 Pembinaan dan pemberdayaan sistem gugus kerja (Wakasek,
Walikelas, MGMP, Pembina Sekbid)
2.3 Penyempurnaan Sistem Kerja Kantor dan managemen
perkantoran/e-administration.
60

2.4 Penanaman kebiasaan kerja yang berorientasi pada tujuan dan action
oriented.
2.5 Perwujudan langkah-langkah nyata dalam menghadapi milenium
ketiga dan tantangan global.
2.6 Penyegaran disetiap lini secara solid (rotasi, subtitusi, reduksi)
2.7 Perwujudan kinerja yang bilhikmah didasarkan kepada pengabdian
dengan menciptakan tenaga berpredikat employe
3. Pendayagunaan Aset dan Fasilitas.
3.1 Rincian kebutuhan dengan pencatatan dan analisis data
3.2 Penentuan skala prioritas.
3.3 Pemakaian bersipat efisien/efektif/selaras
B. Peningkatan SDM
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik/guru dalam berbahasa Inggris
sebagai bahasa bisnis dan diplomasi.
2. Mewajibkan peserta didik mengikuti kecakapan hidup / life skill dalam
bentuk kecerdasan spatial / keterampilan (Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Elektronika, Tata Busana/Boga, Sains Teknologi dan
masyarakat, dan TBQ)
3. Mengembangkan pergumulan komunitas sekolah untuk menciptakan
cara-cara bagaimana belajar untuk belajar (learning how to learn)
4. Menciptakan masyarakat belajar (learning society)
5. Meningkatkan speed reading melalui Perpustakaan.
C. Peningkatan KBM.
1. Meningkatkan kompetensi guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.
2. Peningkatan nilai hasil evaluasi belajar.
3. Memberdayakan MGMP sebagai salah satu sumber belajar guru.
4. Menumbuhkan keunggulan kompetetip diantara peserta didik melalui
kegiatan intra dan ektra.
5. Mengimplementasikan penggunaan multimedia dalam pembelajaran.
(WAN Kota, Broadcast, ICT, TV Edu, e-learning)
61

6. Meningkakan pengelolaan 7 (tujuh) dimensi proses.


7. Mencari terobosan cara-cara pembelajaran efektif (PTK, fortopolio,
learning community, dsb)
D. Peningkatan Kualitas Profesi Tendik
1. Memberdayakan guru melalui diklat, seminar, IHT, TOT dan
pertemuan sejenis.
2. Melaksanakan supervisi klinis.
3. Memberdayakan guru untuk mengidentifikasikan dirinya sebagai agen
perubahan.
4. Menambah kesejahteraan bagi tenaga kependidikan secara berkala dan
terus menerus.
5. Menciptakan Guru efektif dengan ciri-ciri
a. Mempunyai kemampuan yang terkait dengan iklim kelas
b. Mempunyai kemampuan yang terkait dengan managemen kelas
c. Mempunyai kemampuan yang terkait dengan umpan balik dan
penguatan.
d. Mempunyai kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri.
E. Kemitraan / Network Dan Jaringan.
1. Mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah unggul dalam upaya
 School review
 Banch marking
 Quality asurance
2. Pembinaan wawasan Wiyatamandala
3. Peningkatan Community drives
4. Membuka jaringan dengan Web Site terkemuka dalam bidang
Pendidikan
4.1.1.2 Identitas SMA Negeri 1 Sindangkasih
1. NPSN/NSS :202384371
2. Alamat : Jl. Raya Sindangkasih, Cikoneng, Ciamis
3. Kode Pos : 46268
4. Provinsi : Jawa Barat
62

5. Telepon/Hp/Fax : (0265) 311765


6. email : sman1sindangkasih (@sman1sindangkasih)
7. Status Sekolah : Negeri
8. Akreditasis Sekolah :A
9. Bentuk Pendidikan : SMA
10. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
11. SK Pendirian Sekolah : 422/Kpts.333-Huk/2004
12. Tanggal SK Pendirian : 2004-11-12
13. SK Izin Operasional : 422/Kpts.333-Huk/2004
14. Tanggal SK Izin Operasional : 2004-11-12
15. Guru : 62
16. Peserta didik Laki-laki : 528
17. Peserta didik Perempuan : 666
18. Rombongan Belajar : 34
19. Kurikulum : SMA 2013 MIPA
20. Penyelenggaraan : Sehari Penuh/5 hari
21. Manajemen Berbasis Sekolah : √
22. Semester Data : 2022/2023-2
23. Akses Internet : Lainnya (Serat Optik)
24. Sumber Listrik : PLN
25. Daya Listrik : 150,000
26. Luas Tanah : 0 M²
27. Ruang Kelas : 32 *
28. Laboratorium :3*
29. Perpustakaan :1*
30. Sanitasi Peserta didik : 8 *
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
4.1.2.1 Deskripsi Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe scrambel pada pengukuran awal
(pretest) dan pengukuran akhir (posttest)
63

Untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar peserta didik yang


menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scrambel mata
pelajaran ekonomi kompetensi dasar Lembaga Jasa Keuangan pada
pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) dapat dilihat
dari data hasil pretest dan posttest yang ditunjukan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Hasil Pre test dan Post test Kelas eksperimen yang Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel
N Pretest Postte Gain
st
1 53 88,5 35.5
2 53 68,25 15.25
3 53 94,72 41.72
4 53 90,28 37.28
5 46 85,84 39.84
6 43 63,64 20,64
7 43 65,12 22,12
8 51 62,35 11.35
9 43 63,64 20,64
10 43 59,2 16.2
11 43 60,68 17.68
12 43 73,5 30.5
13 46 55,5 9.5
14 43 60,68 17.68
15 43 59,2 16.2
16 53 64,38 11.38
17 43 60,68 17.18
18 30 44,55 14.55
19 35 57,72 22.72
20 43 63,64 20,64
21 43 62,16 19.16
22 43 78,44 25,44
23 43 57,35 14.35
24 48 63,72 15.72
25 53 55,5 2.5
26 53 72,4 19.4
27 53 88,2 35.2
28 53 88,8 35.8
64

Rata-Rata 46,14 68,166 20.76786


Nilai Terendah 30 44,55 2.5
Nilai Tertinggi 53 94,72 39.84

Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan hasil belajar peserta didik


dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel pada
mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar Lembaga Jasa Keuangan
tertinggi pada pengukuran awal (pretest) dikelas eksperimen sebesar 53
dan pada pengukuran akhir (posttest) sebesar 94,72 sedangkan rata-rata
pretest sebesar 46.14 dan posttest sebesar 68.166
4.1.3 Deskripsi hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest)
Untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar peserta didik yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional mata pelajaran ekonomi
kompetensi dasar badan usaha pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest) dapat dilihat dari data hasil pretest dan
posttest yang ditunjukan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Hasil Pre test dan Post test Kelas control yang Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Konvensional

N Pretest Posttest Gain


1 53 68,9 15,9
2 53 71,55 18,55
3 53 74,2 21,2
4 53 68,9 15,9
5 46 59,8 13,8
6 43 58,05 15,05
7 43 55,9 12,9
8 51 66,3 15,3
9 43 60,2 17,2
10 43 58,05 15,05
11 43 55,9 12,9
12 43 58,91 15,91
13 46 59,8 13,8
65

14 43 56,33 13,33
15 43 55,9 12,9
16 53 68,9 15,9
17 43 55,9 12,9
18 30 40,5 10,5
19 35 52,5 17,5
20 43 57,19 14,19
21 43 55,9 12,9
22 43 64,5 21,5
23 43 60,2 17,2
24 48 62,4 14,4
25 53 68,9 15,9
26 53 71,55 18,55
27 53 68,9 15,9
28 53 74,2 21,2
Rata-Rata 46,14 61,51 15,65
Nilai Terendah 30 40,5 12,96
Nilai Tertinggi 53 74,2 30,72
Sumber: Data diolah oleh Peneliti Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan hasil belajar peserta didik


dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata
pelajaran ekonomi kompetensi dasar badan usaha tertinggi pada
pengukuran awal (pretest) dikelas kontrol sebesar 53 dan pada pada
pengukuran akhir (posttest) sebesar 74,2 sedangkan rata-rata pretest
sebesar 46,14 dan posttest sebesar 61,51.
4.1.4 Deskripsi Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe scrambel dengan hasil belajar
peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
pada pengukuran akhir (posttest)
Untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel dengan yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional pada pengukuran akhir
(posttest) yang ditujukan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
66

Data Nilai Post test Kelas eksperimen yang Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif tipe Scrambel dan kelas control yang
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Konvensional

N Posttest Kontrol Posttest Eksperimen Gain


1 68,9 88,5 19,6
2 71,55 68,25 -13,83
3 74,2 94,72 20,52
4 68,9 90,28 21,38
5 59,8 85,84 26,04
6 58,05 63,64 5,59
7 55,9 65,12 9,22
8 66,3 62,35 -3,95
9 60,2 63,64 3,44
10 58,05 59,2 -3,29
11 55,9 60,68 4,78
12 58,91 73,5 14,59
13 59,8 55,5 -13,3
14 56,33 60,68 4,35
15 55,9 59,2 3,3
16 68,9 64,38 -14,14
17 55,9 60,68 4,78
18 40,5 44,55 -0,54
19 52,5 57,72 5,22
20 57,19 63,64 6,45
21 55,9 62,16 6,26
22 64,5 78,44 13,94
23 60,2 57,35 -14,32
24 62,4 63,72 -9,12
25 68,9 55,5 -24,5
26 71,55 72,4 -12,35
27 68,9 88,2 19,3
28 74,2 88,8 14,6
∑ 1722,28 1908,64 178,41
Rata- 61,51 68,166 6,3717
Rata
Nilai 40,5 44,55 85714
-13,83
Terenda
h
Nilai 74,2 94,72 26,04
Tertingg
i
67

Sumber: Data diolah oleh Peneliti Tahun 2022

Berdasarkan tabel di atas, dapat diuraikan bahwa kemampuan hasil


belajar peserta didik tertinggi pada pengukuran akhir (posttest) dikelas
kontrol sebesar 74,2 dan pada pada pengukuran akhir (posttest) dikelas
eksperimen sebesar 94,72 sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol
sebesar 61,51 dan posttest kelas eksperimen sebesar 68,166

4.2 Pengujian Hipotesis


4.2.1 Perbedaan hasil belajar Peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Konvensional pada pengukuran awal (pre
test) dan pengukuran akhir (post test)
Untuk mengetahui ada tidaknya Perbedaan hasil belajar peserta didik
yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Konvnesional
pada pengukuran awal (Pre test) pada pengukuran akhir (Post test) di
kelas eksperimen mata pelajaran Ekonomi pada Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Konsep Lembaga Jasa Keuangan dalam Perekonomian
Indonesia, penulis melakukan pengujian (uji t) dengan langkah langkah
sebagai berikut:
Untuk mengetahui ada tidaknya Perbedaan hasil belajar peserta didik
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif scrambel pada
pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) dapat penulis
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Persiapan Perhitungan Uji t
N X1 X2 X1' X2' (X1')2 (X2')2
0 1 88.5 53 20.33 6.86 41 47.06
0 2 68.25 53 0.084 6.86 3.31
0. 47.06
0 3 94.72 53 26.55 6.86 0071
70 47.06
0 4 90.28 53 22.15 6.86 4.949 47.06
0 5 85.84 46 17.674 -0.14 8.37
31 0.002
2.37
68

0 6 63.64 43 -4.53 -3.14 20 9.86


0 7 65.12 43 -3.05 -3.14 .529. 9.86
0 8 62.35 51 -11.059 4.86 3012 23.62
0 9 63.64 43 -5.82 3.14- 2.30
33 9.86
0 10 59.2 43 -8.966 -3.14 .8780 9.86
1 11 60.68 43 --7.486 3.14- .3955 9.86
1 12 73.5 43 5.334 3.14- .0428 9.86
1 13 55.5 46 -12.666 -0.14 .4516 0.002
1 14 60.68 43 -7.486 -3.14 0.42
16 9.86
1 15 59.2 43 -14.209 3.14- 2.03
20 9.86
1 16 64.38 53 -8.966 6.86 1.90
81 47.06
1 17 60.68 43 -7.486 -3.14 .5256 9.86
1 18 44.55 30 -28.859 -16.14 .0483 260.50
1 19 57.72 35 23.616 -11.14 2.84
55 124.099
1 20 63.64 43 -4.526 -3.14 7.71
20 9.86
2 21 62.16 43 -6.066 3.14- .485
36 9.86
2 22 78.44 43 10.274 3.14- .072
10 9.86
2 23 57.35 43 -10.816 3.14- 5.55
11 9.86
2 24 63.72 48 -4.446 1.86 6.98
19 3.46
2 25 55.5 53 -12.666 6.86 .766
16 47.06
2 26 72.4 53 4.234 6.86 0.42
17 47.06
2 27 88.2 53 20.034 6.86 .926
40 47.06
2 28 88.2 53 20.034 6.86 1.36
40 47.06
Ʃ 1908.64 1292 0.00 0.00 1.36
5909.523 970.713
Rata-rata 68.166 46,14 0.00 0.00 211.055 34.668

a. Menentukan mean atau nilai rata-rata, dengan rumus:

𝑥̅1 =
∑ x1 dan 𝑥̅2 =
∑ x2
N N
1908. 04 1292
𝑥̅1 = 28
dan 𝑥̅2 = 28

Sumber (Sudjana, 2016:67)


Maka untuk mencari nilai rta-rata dari 𝑥̅1 dan 𝑥̅2 adalah :

1908. 04 1292
𝑥̅1 = 28 dan 𝑥̅2 = 28

Jadi nilai 𝑥̅1 sebesar 68.166 dan nilai 𝑥̅2 46.14

1) Membuat simpangan baku


69

S1 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿ dan S2 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿
Maka untuk menentukan simpangan baku dari S1 dan S2 yaitu:

S1 =
√ 5909 . 523
28
dan S2 =
√ 970. 713
28
S1 = √ 211. 054 = 14,53
S2 = √ 34 . 668 = 5.89
Nilai Standar deviasi 1 yaitu 14,53 dan Standar deviasi 2 yaitu 5,89.

2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:


dk = (n1 + n2) – 2
Sumber: Sugiyono (2015: 272)
Maka nilai derajat kebebasan (dk) yaitu:
dk = (28 + 28)  2
dk = 56  2
dk = 54

3) Menentukan harga tabel (ttabel)


Dengan diketahui dk = 54 dan taraf nyata α = 0,05 maka diperoleh
distribusi harga ttabel yaitu 0,3739
b. Menentukan thitung dengan menggunakan t-test dengan rumus
x 1−x 2
t=
√ S1
2

N1 N1
+
S1 2

22.026
t=

2 2
14.53 5.89
+
28 28
22.026
t=
√ 211,121 34,69
28
+
28
22.026
t=
√ 8,78
70

22.026
t= 2,96

t = 7,44
Keterangan:
t : t hitung
𝑥̅1 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas eksperimen
𝑥̅2 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas kontrol
S1 : Standar deviasi kelas eksperimen
S2 : Standar deviasi kelas kontrol
n1 : Banyaknya subyek kelompok kelas ekperimen
n2 : Banyaknya subyek kelompok kelas
kontrol

c. Membandingkan thitung dengan ttabel dengan kriteria dalam pengujian sebagai


berikut berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui nilai rata-rata pretest
sebesar 46.14 dan nilai rata-rata posttest sebesar 68.166 serta nilai derajat
kebebasan (dk) sebesar 54 dengan tarap kepercayaan 95% atau taraf
signifikansi 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 0,3739 serta nilai
thitung sebesar 7,44 thitung > ttabel.
4.2.2 Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest)
Untuk mengetahui ada tidaknya Perbedaan hasil belajar peserta didik
yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada pengukuran
awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) dapat penulis melakukan
langkah- langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel persiapan perhitungan Perbedaan pengukuran awal (pre test)
dan pengukuran akhir (post test).
Tabel 4.5
Persiapan Perhitungan Uji t
71

(
X
1
N X1 X2 X1' X2' (X2')2
'
)
2
72

0 1 68.9 53 7.39 6.857 54.612 47.02


0 2 63.6 53 2.09 6.857 4.368 47.02
0 3 74.2 53 12.69 6.857 161.036 47.02
0 4 68.9 53 7.39 6.857 54.612 47.02
0 5 59.8 46 -1.71 -0.143 2.924 0.02
0 6 58.05 43 -3.46 -3.143 11.971 9.88
0 7 55.9 43 -5.61 -3.143 31.472 9.88
0 8 66.3 51 4.79 4.857 22.944 23.59
0 9 60.2 43 -1.31 -3.143 1.716 9.88
0 10 58.05 43 -3.46 -3.143 11.971 9.88
1 11 55.9 43 -5.61 -3.143 31.472 9.88
1 12 58.91 43 -2.6 -3.143 6.76 9.88
1 13 59.8 46 -1.71 -0.143 2.924 0.02
1 14 56.33 43 -5.18 -3.143 11.971 9.88
1 15 55.9 43 -5.61 -3.143 11.971 9.88
1 16 68.9 53 7.39 6.857 54.612 47.02
1 17 55.9 43 -5.61 -3.143 31.472 9.88
1 18 40.5 30 -21.01 -16.143 441.420 260.59
1 19 52.5 35 -9.01 -11.143 81.180 124.16
1 20 57.19 43 -4.32 -3.143 18.662 9.88
2 21 55.9 43 -5.61 -3.143 11.971 9.88
2 22 64.5 43 2.99 -3.143 8.94 9.88
2 23 60.2 43 -1.31 -3.143 1.716 9.88
2 24 62.4 48 -0.89 1.857 0.792 3.45
2 25 68.9 53 7.39 6.857 54.612 47.02
2 26 71.55 53 10.04 6.857 100.801 47.02
2 27 68.9 53 7.39 6.857 54.612 47.02
28 74.2 53 12.69 6.857 161.04 47.02
∑ 1722.28 1292 1267,200 963.43
Rata-rata 61.51 46.14 45,25 34,408

b. Menentukan mean atau nilai rata-rata, dengan rumus:

𝑥̅1 =
∑ x1 dan 𝑥̅2 =
∑ x2
N N
1722 1292
𝑥̅1 = 28 dan 𝑥̅2 = 28

Sumber (Sudjana, 2016:67)


Maka untuk mencari nilai rta-rata dari 𝑥̅1 dan 𝑥̅2 adalah :
73

1722 1292
𝑥̅1 = 28 dan 𝑥̅2 = 28

Jadi nilai 𝑥̅1 sebesar 61.51 dan nilai 𝑥̅2 46.14

4) Membuat simpangan baku


S1 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿ dan S2 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿
Maka untuk menentukan simpangan baku dari S1 dan S2 yaitu:

S1 =
√ 1267,200
28
dan S2 =
√ 963.43
28
S1 = √ 45.257 S2 = √ 34,408
S1 = 6,72 dan S2 = 5,86
c. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = (n1 + n2) – 2 Sumber: Sugiyono (2015: 272)

Maka nilai derajat kebebasan (dk) yaitu:


dk = (28 + 28)  2
dk = 56  2
dk = 54
d. Menentukan harga tabel (ttabel)
Dengan diketahui dk = 54 dan taraf nyata α = 0,05 maka diperoleh distribusi
harga ttabel yaitu 0,3739
d. Menentukan thitung dengan menggunakan t-test dengan rumus
x 1−x 2 61.51−46,14
t=
√ S1 S1 t=

2 2
2 2
6,72 5,86
+ +
N1 N1 28 28
15,37
15,37
t=
√ 45,158 34,34
28
+
28
t= √2,839

15,373
t = 5,328
t = 2,88
Keterangan:
t : t hitung
74

𝑥̅1 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas eksperimen


𝑥̅2 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas kontrol
S1 : Standar deviasi kelas eksperimen
S2 : Standar deviasi kelas kontrol
n1 : Banyaknya subyek kelompok kelas eksperimen
n2 : Banyaknya subyek kelompok kelas
kontrol
e. Membandingkan thitung dengan ttabel dengan kriteria dalam pengujian sebagai
berikut Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui nilai rata-rata pretest
sebesar 46,14 dan nilai rata-rata posttest sebesar 61,51 serta nilai derajat
kebebasan (dk) sebesar 54 dengan tarap kepercayaan 95% atau taraf
signifikansi 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 0,3739 serta nilai
thitung sebesar 2,88 thitung > ttabel.

4.2.3 Perbedaan hasil belajar Peserta didik yang menggunakan model


pembelajaran kooperatif tipe Scrambel dan yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Konvensional pada pengukuran akhir
(post test)
Untuk mengetahui ada tidaknya Perbedaan hasil belajar Peserta
didik yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe scrambel
dengan yang menggunakan Tipe Konvensional pada pengukuran akhir
(post test) mata pelajaran Ekonomi pada Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha dalam Perekonomian Indonesia,
penulis melakukan pengujian (uji t) dengan langkah langkah sebagai
berikut:
Tabel 4.6
75

Perbedaan Hasil Belajar Peserta didik yang Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel dengan yang Menggunakan
Tipe Konvensional pada Pengukuran Akhir (Post test)
(
X
1
N X1 X2 X1' X2' (X2')2
'
)
2
0 1 88.5 68.9 20.334 6.857 4 54.612
0 2 68.25 63.6 0.084 6.857 13.0 4.368
0 3 94.72 74.2 26.554 6.857 .007 161.036
0 4 90.28 68.9 7.39 6.857 04.4 54.612
0 5 85.84 59.8 22.114 -0.143 98.3 2.924
0 6 63.64 58.05 -4.526 -3.143 12.2 11.971
0 7 65.12 55.9 -3.046 -3.143 0.59 31.472
0 8 62.35 66.3 -5.816 4.857 .301 22.944
0 9 63.64 60.2 -4.526 -3.143 22.3 1.716
0 10 59.2 58.05 -8.966 -3.143 3.88 11.971
1 11 60.68 55.9 -7.486 -3.143 0.35 31.472
1 12 73.5 58.91 5.334 -3.143 5.02 6.76
1 13 55.5 59.8 -12.666 -0.143 8.41 2.924
1 14 60.68 56.33 -7.486 -3.143 60.1 11.971
1 15 59.2 55.9 -8.966 -3.143 62.2 11.971
1 16 64.38 68.9 -3.786 6.857 01.8 54.612
1 17 60.68 55.9 -7.486 -3.143 1.55 31.472
1 18 44.55 40.5 -23.616 -16.143 6.08 441.420
1 19 57.72 52.5 -10.446 -11.143 32.5 81.180
1 20 63.64 57.19 -4.526 -3.143 57.2 18.662
2 21 62.16 55.9 -6.006 -3.143 0.43 11.971
2 22 78.44 64.5 10.274 -3.143 6.01 8.94
2 23 57.35 60.2 -10.816 -3.143 05.1 1.716
2 24 63.72 62.4 -4.446 1.857 16.1 0.792
2 25 55.5 68.9 -12.666 6.857 9.71 54.612
2 26 72.4 71.55 4.234 6.857 60.1 100.801
2 27 88.2 68.9 20.034 6.857 7.94 54.612
2 28 88.2 74.2 20.034 6.857 01.4 161.04
∑ 1908.64 1722.28 01. 1267,600
5909.523
Rata-rata 68.166 61.51 211.055 45,25
76

a. Menentukan mean atau nilai rata-rata, dengan rumus:

𝑥̅1 =
∑ x1 dan 𝑥̅2 =
∑ x2
N N
1908,64 1722.28
𝑥̅1 = 28
dan 𝑥̅2 = 28
Sumber (Sudjana, 2016:67)
Maka untuk mencari nilai rta-rata dari 𝑥̅1 dan 𝑥̅2 adalah :

1908,64 1722.28
𝑥̅1 = 28 dan 𝑥̅2 = 28

Jadi nilai 𝑥̅1 sebesar 68.166 dan nilai 𝑥̅2 61.51

5) Membuat simpangan baku


S1 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿ dan S2 = √ Ʃ¿ ¿ ¿ ¿
Maka untuk menentukan simpangan baku dari S1 dan S2 yaitu:

S1 =
√ 5909, 523
28
dan S2 =
√ 1267 , 600
28
S1 = √ 211,054 S2 = √ 45,271
S1 = 14,53 dan S2 = 6,73
b. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = (n1 + n2) – 2 Sumber: Sugiyono (2015: 272)

Maka nilai derajat kebebasan (dk) yaitu:


dk = (28 + 28)  2
dk = 56  2
dk = 54
c. Menentukan harga tabel (ttabel)
Dengan diketahui dk = 54 dan taraf nyata α = 0,05 maka diperoleh distribusi
harga ttabel yaitu 0,3739
d. Menentukan thitung dengan menggunakan t-test dengan rumus
x 1−x 2 68,166−61,51
t=
√ S1 2

N1 N1
+
S1
2
t=
√ 14,532 6,732
28
+
28
77

6,656
6,656
t=
√ 211,120 45,2929
28
+
28
t= √ 9,16

6,656
t = 3,027 t = 2,20

Keterangan:
t : t hitung
𝑥̅1 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas eksperimen
𝑥̅2 : Nilai rata-rata pengukuran awal kelas kontrol
S1 : Standar deviasi kelas eksperimen
S2 : Standar deviasi kelas kontrol
n1 : Banyaknya subyek kelompok kelas ekperimen
n2 : Banyaknya subyek kelompok kelas
kontrol
e. Membandingkan thitung dengan ttabel
Berdasarkan data yang diperoleh, pada kelas kontrol diketahui nilai
ratarata post test sebesar 61,51 dengan simpangan baku sebesar 6,73 dan
pada kelas eksperimen diketahui nilai rata-rata post test sebesar 68,166
dengan simpangan baku sebesar 14,53. Dengan taraf kepercayaan 95%
(taraf nyata α = 0,05) diperoleh derajat kebebasan sebesar 54. Sehingga
diperoleh nilai thitung sebesar 2,2 dan ttabel sebesar 0,3739. thitung > ttabel (2,2 >
0,3739) artinya terdapat Perbedaan hasil belajar Peserta didik pada
pengukuran akhir (post test) yang menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Scrambel dan pengukuran akhir (post test) yang
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Konvensdional

f. N-Gain
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel dan model
pebelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran
akhir (posttest), maka menggunakan rumus N-gain.
78

Keterangan:
Tinggi atau rendahnya N.Gain
SMI = Skor Maksimal Ideal
Scor postest −Scor pretest
N-Gain =
Scor maksimum−Scor pretest
Tabel 4.7
Interpretasi Nilai N.Gain
N.Gain Kriteria
G > 0,70 Tinggi
0,30 < G ≤ 0,70 Sedang
G < 0,30 Rendah
Sumber: Lestari & Yudhanegara

a) Perhitungan N-Gain kelas eksperimen yang menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe scrambel sebagai berikut
Tabel 4.8
Perhitungan N-Gain Kelas eksperimen yang Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Scrambel
N Pretest Posttest Gain SMI N-Gain Kriteria
0 1 53 88,5 35.5 47 0.755319149 Tinggi
0 2 53 68,25 15.25 47 0.324468085 Sedang
0 3 53 94,72 41.72 47 0.887659574 Tinggi
0 4 53 90,28 37.28 47 0.793191489 Tinggi
0 5 46 85,84 39.84 54 0.737777778 Sedang
0 6 43 63,64 20.64 57 0.362105263 Sedang
0 7 43 65,12 22.12 57 0.388070175 Sedang
0 8 51 62,35 15.35 49 0.313265306 Sedang
0 9 43 63,64 20.64 57 0.362105263 Sedang
0 10 43 59,2 16.2 57 0.284210526 Sedang
1 11 43 60,68 17.68 57 0.310175439 Sedang
1 12 43 73,5 30.5 57 0.535087719 Sedang
1 13 46 55,5 11.5 54 0.212962963 Sedang
1 14 43 60,68 17.68 57 0.310175439 Sedang
1 15 43 59,2 16.2 57 0.284210526 Sedang
1 16 53 64,38 11.38 47 0.24212766 Sedang
1 17 43 60,68 17.68 57 0.310175439 Sedang
1 18 30 44,55 14.55 70 0.207857143 Rendah
1 19 35 57,72 22.72 65 0.349538462 Rendah
1 20 43 63,64 20.64 57 0.362105263 Sedang
79

2 21 43 62,16 20.16 57 0.353684211 Sedang


2 22 43 78,44 25.44 57 0.446315789 Sedang
2 23 43 57,35 14.35 57 0.251754386 Sedang
2 24 48 63,72 15.72 52 0.302307692 Sedang
2 25 53 55,5 2.5 47 0.053191489 Sedang
2 26 53 72,4 19.4 47 0.412765957 Sedang
2 27 53 88,2 35.2 47 0.74893617 Tinggi
2 28 53 88,8 25.8 47 0.54893617 Tinggi
∑ 1232 1292 603.64 1508 9.483033718
Sedang
Rata-rata 44 46.14286 21.55871 53,86 0,338679786
429

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7 diketahui jumlah N-


Gain sebesar 9,45 dengan rata-rata sebesar 0,34 yang berarti bahwa
peningkatan hasil belajar Peserta didik dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Sranbel memiliki kriteria Sedang.
b) Perhitungan N-Gain kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Konvensional sebagai berikut:
Tabel 4.9
Perhitungan N-Gain Kelas kontrol yang Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Konvensional

N P Posttest Gain SMI N-Gain Kr


0 1 53 r 68.9 15,9 47 0 Site
0 2 53 63.6 18,55 47 0. eS
0 3 53 74.2 21,2 47 0. Se
0 4 53 68.9 15,9 47 0. Sedange
0 5 46 59.8 13,8 54 0. Sedang
0 6 43 58.05 15,05 57 0. Sedang
0 7 43 55.9 12,9 57 0. Sedang
0 8 51 66.3 15,3 49 0. Sedang
0 9 43 60.2 17,2 57 0. Sedang
0 10 43 58.05 15,05 57 0. Rendah
1 11 43 55.9 12,9 57 0. Rendah
1 12 43 58.91 15,91 57 0. Rendah
1 13 46 59.8 13,8 54 0. Rendah
1 14 43 56.33 13,33 57 0. Rendah
1 15 43 55.9 12,9 57 0. Rendah
1 16 53 68.9 15,9 47 0. Sedang
1 17 43 55.9 12,9 57 0. R
. e
80

1 18 30 40.5 10,5 70 0 R
1 19 35 52.5 17,5 65 0. Rendahe
1 20 43 57.19 14,19 57 0. Rendah
2 21 43 55.9 12,9 57 0. Rendah
2 22 43 64.5 21,5 57 0. Sedang
2 23 43 60.2 17,2 57 0. Sedang
2 24 48 62.4 14,4 52 0. Sedang
2 25 53 68.9 15,9 47 0. Rendah
Sedang
2 26 53 71.55 18,55 47 0. Sedang
2 27 53 68.9 15,9 47 0. Sedang
2 28 53 74.2 21,2 47 0. Sedang
∑ 1292 1722,28 438.23 1508 8,304772. Ren
Rata-rata 46.14286 61.51 15,65 0,539 0.290603 dah

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7 diketahui jumlah N-


Gain sebesar 83,04 dengan rata-rata sebesar 0,29 yang berarti bahwa
peningkatan hasil belajar Peserta didik dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Konvensional memiliki kriteria Rendah.
Dari kedua hasil perhitungan N-Gain disimpulkan bahwa
peningkatan yang diperoleh dengan penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Scrambel sebesar 0,46 lebih tinggi dibandingkan dengan
penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Konvensional yang
sebesar 0,29.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Perbedaan Hasil belajar Peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pengukuran awal (pretest)
dan pengukuran akhir (posttest)
Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pada pengukuran awal (pretest)
diperoleh nilai rata- rata sebesar 46,14 dan pengukuran akhir (posttest)
diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,16 sehingga diperoleh selisih sebesar
22,02
81

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 7,44 hasil


tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 0,3739 dengan
taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) sebesar 54 sehingga nilai thitung > ttabel atau 7,44 > 0,3739.
Dengan demikian hasil perhitungan menunjukan bahwa terdapat
Perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel dari
pengukuran awal (pretest) ke pengukuran akhir (posttest). Hasil tersebut
menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe scrambel
berPerbedaan dalam meningkatkan hasil belajar pesrta didik. model
pembelajaran kooperatif tipe scrambel lebih mengaktifkan suasana belajar
dalam kelas, peserta didik lebih berperan aktif dalam pembelajaran, lebih
banyak diberi kesempatan untuk berpikir dan mengeluarkan pendapat. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat menurut Kurniasih & Berlin (2015:56-
57) bahwa kelebihan model pembelajaran tipe scrambel diantaranya :
1) Dapat menjadikan suasana aktif dan menyenangkan.
2) Materi yang disampaikan menarik.
3) Dapat memPerbedaani hasil belajar.
4) Suasana keceriaan bertambah.
5) Kerja sama antara peserta didik lain tercapai.
6) Adanya rasa gotong royong pada seluruh peserta didik.

4.3.2 Perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model


pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest)
Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik di kelas kontrol yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar pada pengukuran awal (pretest) diperoleh nilai rata-rata
sebesar 46,14 dan pengukuran akhir (posttest) diperoleh nilai rata-rata
sebesar 61,51 sehingga diperoleh selisih sebesar 15,37.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,88 hasil
tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 0,3739 dengan
taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi 0,05 dengan derajat
82

kebebasan (dk) sebesar 54 sehingga nilai thitung > ttabel atau 2,88 > 0,3739.
Dengan demikian hasil perhitungan menunjukan bahwa terdapat
Perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional dari pengukuran awal
(pretest) ke pengukuran akhir (posttest).
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat ditarik
simpulan bahwa kelas yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional dapat pula meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun
peningkatannya tidak sebanyak yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe scrambel. Dalam metode pembelajaran konvensional
peserta didik kurang berperan aktif dalam pembelajaran, lebih berpusat
pada guru (teacher based learning) jadi guru lebih berperan aktif dalam
pembelajaran, sedangkan peserta didik berperan pasif dalam pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2002:110) yang
mengemukakan bahwa kelemahan metode pembelajaran konvensional
ceramah yaitu:
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
b. Yangvisualmenjadirugi yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya.
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
d. Guru menyimpulkan bahwa peserta didik mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
e. Menyebabkan Peserta didik menjadi pasif.

4.3.3 Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran


kooperatif tipe scramble dengan yang menggunakan model
pembelajaran konvensional pada pengukuran akhir (posttest).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui model pembelajaran
kooperatif tipe scrambel yang diterapkan di kelas eksperimen lebih unggul
dan menghasilkan nilai akhir yang lebih tinggi dibandingkan dengan
metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Hal ini dibuktikan
dengan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen sebesar 68,166
sedangkan di kelas kontrol sebesar 61,51 sehingga diperoleh selisih 20,34
dengan standar deviasi masing-masing sebesar 14,53 dan 6,73. Dari
83

perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 1,227 hasil tersebut kemudian


dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 0,374 dengan taraf kepercayaan
95% atau taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) sebesar 54
sehingga nilai thitung > ttabel atau 1,227 > 0,374 Dengan demikian hasil
perhitungan menunjukan bahwa terdapat Perbedaan yang signifikan pada
hasil belajar peserta didik pada pengukuran akhir (posttest) yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel dibandingkan
dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe scrambel memiliki Perbedaan yang kuat
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Walau demikian, kelas
yang menggunakan metode pembelajaran konvensional juga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik, namun Perbedaannya tidak
terlalu besar. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe scrambel peserta
didik lebih berperan aktif di dalam pembelajaran, sedangkan dalam
metode pembelajaran konvensional peserta didik berperan pasif.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Lisna Hutabarat, 2017)
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Scramble Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Peserta didik Kelas Iv Sd Negeri 012
Pagaran Tapah Darussalam, (Reni Marlina,2017) Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Melalui Metode Scramble Pada Peserta didik
Kelas I Sd Negeri 002 Benteng Kecamatan Sungai Batang, dan ( Elma
Fitri Wahyuni, 2020) Penerapan Metode Scramble Dalam Meningkatkan
kemampuan membaca permulaan peserta didik Kelas I Min 26 Aceh
Besar” yang menyebutkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar
peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran model kooperatif
dengantipe Scrambel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran model kooperatif tipe scrambel, berPerbedaan terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis sajikan, dapat
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scrambel pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest).
2. Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran
akhir (posttest).
3. Terdapat Perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scrambel dengan yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada pengukuran akhir (posttest).

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, penulis menyarankan :
1. Agar pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe scramble
berjalan lancar, guru perlu mempersiapkan bahan yang menarik supaya
peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran secara maksimal,
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel akan berhasil
dengan baik apabila mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan.
3. Bagi peneliti selanjutnya bisa menggunakan model kooperatif lain yang lebih
berpariatif agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
.

82
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2013. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Jakarta: Refika Aditama.
Alison J. Moore (Benoît).(2014). Policy in Practice: Enabling and inhibiting
factors for the success of suspension centres.Australian Journal of Teacher
Education, Volume 39 | Issue 11 Article 7, Edith Cowan University,
Australia.
Amaliah, I.G., Munawaroh, M., & Muchyidin, A. (2016). Perbedaan
Keingintahuan dan Rasa Percaya Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar
Matematika Kelas VII Mts Negeri 1 Kota Cirebon. EduMa, 5(1), 9-21
Amiroso, J., & Mulyono. (2015). Influence of Discipline , Working Environment ,
Culture of Organization and Competence on Workers ’ Performance
through Motivation , Job Satisfaction ( Study in Regional Development
Planning Board of Sukoharjo Regency ). European Journal of Business and
Management, 7(36), 86–95.
Anas Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Aryani, Y.A., Zulkifli, & Alfian, M. (2016). Perbedaan Rasio Profitabilitas
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Logam dan Sejenisnya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Jurnal Akuntansi
Politeknik Sekayu (ACSY). Vol.4, No.1, Hal.23-31.
Aris Shoimin. 2018. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Edisi 2018. Ar-Ruzz Media
Ari Artini, Ni Luh Eka, dkk. 2014. Perbedaan Budaya Etis Organisasi dan
Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Jembrana. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2
No:1.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Azmi, U. Zahrul, F. dan Marlina. 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
tomat (Solanumlycopersicum) Akibat Pemberian Pupuk Organik dan
Anorganik. Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4.
Dhara. 2014. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X
SMA Mamiyai Medan T.A. 2010/2011. Medan : Skripsi Unimed
--------Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Elma Fitri Wahyuni, 2020” Penerapan Metode Scramble Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I Min 26 Aceh Besar.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Banda Aceh 2020
Faizah, N.S., 2017. Perbedaan Kadar Trigliserida Yang Diperiksa Langsung
Dengan Ditunda 48 Jam Dan 72 Jam Pada Suhu Ruang. Karya Tulis Ilmiah.
Universitas Muhammadiyah, Semarang
Fathurrohman, M. (2016). Model Pembelajaran Inovatif: Alternatif desain
Pembelajaran Yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group
Hasanah, Zuriatun. "Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan
Keaktifan Belajar Siswa", Jurnal Studi Kemahasiswaan Vol. 1, No. 1, April
2021
Hutauruk & Simbolon. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Alat
Peraga Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Nomor 14 Simbolon Purba.
School Education Journal. Vol. 8. No 2 Juni 2018
Hutabarat, Y. (2017). Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi. Malang, Media Nusa
Creative
Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok.
Bandung: Alfabeta.
Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Rafika Aditama.
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: PT Refika Aditama.
Lisna Hutabarat, 2017 “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Scramble Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas IV SD
Negeri 012 Pagaran Tapah Darussalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau.
Volume 1 Nomor 1 Juli 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435
Maulida, Siti Halimatul dan Jatmiko, 2020 “Pembelajaran Matematika Berbasis
Etnomatematika Melalui Permainan Tradisional Engklek, Lemma: letters of
mathematics education, volume 7, Nomor 1
Molstad, C. E., & Karseth, B. (2016). National Curricula in Norway and Finland:
The Role of Learning Outcomes. European Educational Research Journal ,
15 (3), 329-344.
Moore (Benoît), A. J. (2014). Policy in Practice: Enabling and inhibiting factors
for the success of suspension centres. Australian Journal of Teacher
Education, 39 (11). http://dx.doi.org/10.14221/ajte.2014v39n11.7
Mudanta, 2020 , Instrumen Penilaian Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Jurnal Mimnar Ilmu , Vol. 25 No. 2, , 264.
Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Németh, J., & Long, J. G. (2012). Assessing Learning Outcomes in U.S. Planning
Studio Courses. Journal of Planning Education and Research, 32(4), 476–
490.
-------Oemar Hamalik. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Reni Marlina, 2017 “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui
Metode Scramble Pada Peserta didik Kelas I SD Negeri 002 Benteng
Kecamatan Sungai Batang. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau | Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
Royani, F. 2012. Subsitusi Tepung Kacang Hijau Pada Produk Brownies Roll
Cake, Pound Cake dan Fruit Cake. Proyek Akhir. Yogyakarta: Fakultas
Teknik.Universitas Negeri Yogyakarta.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan profesinalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang MemPerbedaaninya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2010. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabeta
Supriyanto, 2008, Teknik Informasi & Komunikasi SMP Kelas VII, Hal: 26-50,
Yudhistira, Yogyakarta.
-------Suardi, Moh. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA
Surahman, I. G. N., Yasa, P. N. S., & Wahyuni, N. M. (2020). The Effect of
Service Quality on Customer Loyalty Mediated by Customer Satisfaction
inTourism Villages in Badung Regency. Jurnal Ekonomi & Bisnis
JAGADITHA, 7(1), 46–52
--------Syaiful, Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis
Integrasi dan Kompetensi). Jakarta: Raja Grafindo.
Trianto. 2011. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Edisi Ke-4.
Jakarta: Kencana.
Unaaha Armin. (2011). Pengertian Peranan Menurut Para Ahli. Diambil dari
http: //id.shvoong.com / humanities/theory-criticism/2165744-definisi
peranatau peranan/. Diakses tanggal 21 Februari 2016. Pukul 13.25 WIB.
Wahidmurni, dkk 2013”National Curricula in Norway and Finland: The Roleof
Learning Outcomes. European Educational Research Journal , 15 (3), 329-
344.
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan

Silabus
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Silabus

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 SINDANGKASIH :


Kelas XI (Sebelas)
Kompetensi Inti :
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


3.1 Mendeskripsikan  Memahami pengertian ilmu ekonomi Konsep Dasar Ilmu Ekonomi  Mengamati dan membaca
konsep ilmu ekonomi.  Mengidentifikasi masalah ekonomi  Pengertian ilmu ekonomi berbagai sumber belajar
(kelangkaan/scarcity dan kebutuhan yang relatif  Masalah ekonomi yang relevan tentang konsep
tidak terbatas) (Kelangkaan/scarcitydan kebutuhan ilmu ekonomi
 Memahami konsep pilihan (kebutuhan dan yang relatif tidak terbatas)  Membuat dan mengajukan
keinginan) dan skala prioritas  Pilihan (kebutuhan dan keinginan) pertanyaan serta berdiskusi
 Memahami kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan dan skala prioritas tentang konsep ilmu ekonomi
 Memahami konsep biaya peluang (opportunity cost)  Kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan  Menyajikan hasil
 Memahami konsep prinsip ekonomi  Biaya peluang (opportunity cost) identifikasi tentang konsep
 Memahami konsep motif ekonomi  Prinsip ekonomi ilmu ekonomiberdasarkan
 Memahami pembagian ilmu ekonomi  Motif ekonomi data/informasi dari berbagai
 Memahami konsep ekonomi syariah (pengertian,  Pembagian ilmu ekonomi sumber belajar yang relevan
tujuan, prinsip dan karakteristik ekonomi  Ekonomi syariah (pengertian, tujuan,
syariah) prinsip dan karakteristik ekonomi
4.1 Mengidentifikasi  Menyajikan hasil identifikasi tentang konsep ilmu syariah)
kelangkaan dan biaya ekonomiberdasarkan data/informasi dari berbagai
peluang dalam memenuhi sumber belajar yang relevan
kebutuhan.
3.2 Menganalisis masalah  Mengidentifikasi permasalahan pokok ekonomi Masalah Pokok Ekonomi  Mencermati berbagai sumber
ekonomi dalam sistem Klasik (produksi, distribusi, dan konsumsi) dan  Permasalahan pokok ekonomi Klasik belajar yang relevan
ekonomi. ekonomi modern (apa, bagaimana, untuk siapa) (produksi, distribusi, dan konsumsi) dan (termasuk
lingkungan sekitar) tentang
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
barang diproduksi ekonomi modern (apa, bagaimana, untuk masalah ekonomi dan sistem
 Menjelaskan pengertian sistem ekonomi siapa) barang diproduksi ekonomi
 Mengidentifikasi macam-macam sistem ekonomi  Membuat dan mengajukan
 Menjelaskan kekuatan dan kelemahan Sistem Ekonomi pertanyaan serta berdiskusi
masing- masing sistem ekonomi  Pengertian sistem ekonomi tentangmasalah ekonomi dan
 Memahami karakteristik perekonomian  Macam-macam sistem ekonomi sistem ekonomi
Indonesia menurut UUD 1945 Pasal 33  Kekuatan dan kelemahan masing-  Menganalisis informasi dan
 Memahami nilai-nilai dasar perekonomian masing sistem ekonomi data-data yang diperoleh
Indonesia menurut UUD 1945 Pasal 33 (kerja sama, tentang masalah ekonomi dan
kekeluargaan, gotong royong, keadilan) Sistem Perekonomian Indonesia sistem ekonomi untuk
 Menganalisis informasi dan data-data yang  Karakteristik perekonomian mendapatkan kesimpulan dan
diperoleh tentang masalah ekonomi dan Indonesia menurut UUD 1945 Pasal membuat rencana pemecahan
sistem ekonomi untuk mendapatkan 33 masalahnya
kesimpulan dan  Nilai-nilai dasar perekonomian Indonesia  Menyajikan hasil analisis
membuat rencana pemecahan masalahnya menurut UUD 1945 Pasal 33 (kerja tentang masalah ekonomi
4.2 Menyajikan hasil  Menyajikan hasil analisis tentang masalah ekonomi sama, kekeluargaan, gotong royong, dalam sistem ekonomi melalui
analisis masalah ekonomi dalam sistem ekonomi melalui media lisan dan keadilan) media lisan dan tulisan
dalam sistem tulisan
ekonomi.
3.3 Menganalisis peran  Menjelaskan konsep produksi (Pengertian produksi, Kegiatan Ekonomi  Mengamatiperan pelaku
pelaku ekonomi dalam faktor-faktor produksi, teori perilaku produsen,  Produksi (Pengertian produksi, faktor- ekonomi dalam kegiatan
kegiatan ekonomi konsep biaya produksi, konsep penerimaan, dan faktor produksi, teori perilaku ekonomidari berbagai sumber
laba maksimum) produsen, konsep biaya produksi, belajar yang relevan
 Menjelaskan konsep distribusi (Pengertian konsep penerimaan, dan laba (termasuk lingkungan sekitar)
distribusi, faktor-faktor yang memengaruhi, mata maksimum)  Membuat dan mengajukan
rantai distribusi)  Distribusi (Pengertian distribusi, faktor- pertanyaan serta berdiskusi
 Menjelaskan konsep konsumsi (Pengertian faktor yang memengaruhi, mata rantai tentang peran pelaku ekonomi
konsumsi, tujuan konsumsi, faktor-faktor yang distribusi) dalam kegiatan ekonomi
memengaruhi konsumsi, teori perilaku  Konsumsi (Pengertian konsumsi,  Menganalisis informasi dan
konsumen) tujuan konsumsi, faktor-faktor yang data-data yang diperoleh
 Menjelaskan konsep pelaku-pelaku ekonomi: memengaruhi konsumsi, teori perilaku tentang peran pelaku ekonomi
Rumah Tangga Konsumsi (konsumen), konsumen) dalam kegiatan ekonomi
Rumah Tangga Produksi (produsen),  Menyajikan hasil analisis
Pemerintah, dan Masyarakat Luar Negeri Pelaku Ekonomi peran pelaku ekonomi dalam
 Mneganalisis peran pelaku ekonomi  Pelaku-pelaku ekonomi: Rumah kegiatan ekonomi melalui
 Menganalisis model diagram interaksi Tangga Konsumsi (konsumen), Rumah media lisan dan tulisan
antarpelaku ekonomi (circular flow diagram) Tangga Produksi (produsen),
sederhana (dua Pemerintah, dan Masyarakat Luar
sektor), tiga sektor, dan empat sektor Negeri
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
 Menganalisis informasi dan data-data yang  Peran pelaku ekonomi
diperoleh tentang peran pelaku ekonomi dalam  Model diagram interaksi antarpelaku
kegiatan ekonomi ekonomi (circular flow diagram)
4.3 Menyajikan hasil  Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi sederhana (dua sektor), tiga sektor, dan
analisis peran pelaku dalam kegiatan ekonomi melalui media lisan empat sektor
ekonomi dalam dan tulisan
kegiatan ekonomi
3.4 Mendeskripsikan  Menjelaskan pengertian permintaan dan penawaran Permintaan dan Penawaran  Membaca referensi dari
terbentuknya  Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi  Pengertian permintaan dan penawaran berbagai sumber belajar yang
keseimbangan pasar dan permintaan dan penawaran  Faktor-faktor yang memengaruhi relevantentangterbentuknya
struktur pasar.  Menjelaskan fungsi permintaan dan penawaran permintaan dan penawaran keseimbangan pasar dan
 Menjelaskan hukum permintaan dan penawaran  Fungsi permintaan dan penawaran struktur pasar
serta asumsi-asumsinya  Hukum permintaan dan penawaran  Membuat dan mengajukan
 Menganalisis kurva permintaan dan serta asumsi-asumsinya pertanyaan serta berdiskusi
kurva penawaran  Kurva permintaan dan kurva penawaran untuk mendapatkan klarifikasi
 Menganalisis pergerakan di sepanjang kurva  Pergerakan di sepanjang kurva dan tentang terbentuknya
dan pergeseran kurva (permintaan dan pergeseran kurva (permintaan dan keseimbangan pasar dan
penawaran) penawaran) struktur pasar
 Menjelaskan proses terbentuknya keseimbangan  Proses terbentuknya keseimbangan  Menemukan pola hubungan
pasar pasar antara permintaan dan
 Menjelaskan elastisitas permintaan dan penawaran  Elastisitas permintaan dan penawaran penawaran, serta peran pasar
 Menjelaskan pengertian pasar dalam perekonomian
 Menjelaskan peran pasar dalam perekonomian Peran pasar dalam perekonomian  Menyajikan hasil pengamatan
 Menjelaskan macam-macam pasar  Pengertian pasar tentang perubahan harga dan
 Menjelaskan struktur pasar /bentuk pasar  Peran pasar dalam perekonomian kuantitas keseimbangan di
 Menjelaskan peran iptek terhadap perubahan  Macam-macam pasar pasar melalui media lisan dan
jenis dan struktur pasar  Struktur pasar /bentuk pasar tulisan
4.4 Menyajikan hasil  Menemukan pola hubungan antara permintaan dan  Peran Iptek terhadap perubahan
pengamatan tentang penawaran, serta peran pasar dalam perekonomian jenis dan struktur pasar
perubahan harga dan  Menyajikan hasil pengamatan tentang perubahan
kuantitas keseimbangan di harga dan kuantitas keseimbangan di pasar melalui
pasar. media lisan dan tulisan
3.5 Mendeskripsikan  Menjelaskan pengertian Otoritas Jasa Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  Membaca referensi dari
lembaga jasa keuangan Keuangan (OJK), berikut tujuan, peran, tugas  Pengertian OJK berbagai sumber belajar yang
dalam perekonomian. dan wewenangnya  Tujuan, peran/fungsi, tugas, dan relevantentanglembaga jasa
 Menjelaskan pengertian Perbankan wewenang OJK keuangan dalam perekonomian
berikut peranannya dalam perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
 Menjelaskan pengertian Pasar Modal Lembaga Jasa Keuangan
berikut peranannya dalam perekonomian Perbankan  Membuat dan mengajukan
 Menjelaskan pengertian Perasuransian  Pengertian bank pertanyaan serta berdiskusi
berikut peranannya dalam perekonomian  Fungsi bank untuk mendapatkan klarifikasi
 Menjelaskan pengertian Dana Pensiun berikut  Jenis bank tentang lembaga jasa keuangan
peranannya dalam perekonomian  Prinsip kegiatan usaha dalam perekonomian
 Menjelaskan pengertian Lembaga bank(konvensional dan Indonesia
Pembiayaan berikut peranannya dalam syariah)  Membuat pola hubungan
perekonomian  Produk bank antara OJK dan Lembaga Jasa
 Menjelaskan pengertian Pergadaian  Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Keuangan
berikut peranannya dalam perekonomian  Menyajikan tugas, produk, dan
4.5 Menyajikan tugas,  Membuat pola hubungan antara OJK dan Pasar Modal peran lembaga jasa keuangan
produk, dan peran lembaga Lembaga Jasa Keuangan  Pengertian pasar modal dalam perekonomian
jasa keuangan dalam  Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga  Fungsi pasar modal Indonesiamelalui media lisan
perekonomian Indonesia. jasa keuangan dalam perekonomian  Peran pasar modal dan tulisan
Indonesiamelalui media lisan dan tulisan  Lembaga penunjang pasar modal
 Instrumen/ produk pasar modal
 Mekanisme transaksi di pasar modal
 Investasi di pasar modal

Perasuransian
 Pengertian asuransi
 Fungsi asuransi
 Peran asuransi
 Jenis asuransi
 Prinsip kegiatan usaha asuransi
 Produk asuransi

Dana Pensiun
 Pengertian dana pensiun
 Fungsi dana pensiun
 Peran dana pensiun
 Jenis dana pensiun
 Prinsip kegiatan usaha dana pensiun
 Produk dana pensiun
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Lembaga Pembiayaan
 Pengertian lembaga pembiayaan
 Fungsi lembaga pembiayaan
 Peran lembaga pembiayaan
 Jenis lembaga pembiayaan
 Prinsip kegiatan usaha
lembaga pembiayaan
 Produk lembaga pembiayaan

Pergadaian
 Pengertian pergadaian
 Fungsi pergadaian
 Peran pergadaian
 Jenis pergadaian
 Prinsip kegiatan usaha pergadaian
 Produk pergadaian
3.6 Mendeskripsikan bank  Menjelaskan pengertian pengertian bank sentral Bank Sentral  Membaca referensi dari
sentral, sistem pembayaran,  Menjelaskan tujuan, fungsi, tugas dan  Pengertian bank sentral berbagai sumber belajar
dan alat pembayaran dalam wewenang Bank Sentral Republik Indonesia  Tujuan, fungsi, tugas dan wewenang yang relevan tentang bank
perekonomian Indonesia.  Menjelaskan pengertian sistem pembayaran Bank Sentral Republik Indonesia sentral, sistem pembayaran
 Menjelaskan peran Bank Sentral Republik dan alat pembayaran
Indonesia dalam sistem pembayaran Sistem Pembayaran  Membuat dan mengajukan
 Menjelaskan penyelenggaraan sistem pembayaran  Pengertian sistem pembayaran pertanyaan serta berdiskusi
nontunai oleh Bank Sentral  Peran Bank Sentral Republik untuk mendapatkan
 Menjelaskan pengertian Alat Pembayaran Indonesia dalam sistem pembayaran klarifikasi tentang bank
Tunai (Uang) dan Nontunai  Penyelenggaraan sistem pembayaran sentral, sistem pembayaran
 Menjelaskan sejarah uang nontunai oleh Bank Sentral dan alat pembayaran
 Menjelaskan pengertian uang  Membuat pola hubungan dan
 Menjelaskan fungsi, jenis, dan syarat uang Alat Pembayaran Tunai (Uang) menyimpulkan tentang bank
 Menjelaskan pengelolaan uang rupiah oleh  Sejarah uang sentral, sistem pembayaran dan
bank indonesia  Pengertian uang alat pembayaran
 Menjelaskan unsur pengaman uang rupiah  Fungsi, jenis, dan syarat uang  Menyajikan peran bank
 Menjelaskan pengelolaan keuangan  Pengelolaan uang rupiah oleh sentral, sistem pembayaran
Bank Indonesia dan alat pembayaran
 Menjelaskan pengertian alat pembayaran nontunai
 Unsur pengaman uang rupiah dalam perekonomian
 Menjelaskan jenis-jenis alat pembayaran nontunai
Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
4.6 Menyajikan peran bank  Membuat pola hubungan dan menyimpulkan  Pengelolaan keuangan melalui media lisan dan tulisan
sentral, sistem pembayaran, tentang bank sentral, sistem pembayaran dan alat
dan alat pembayaran dalam pembayaran Alat Pembayaran Nontunai
perekonomian Indonesia.  Menyajikan peran bank sentral, sistem pembayaran  Pengertian alat pembayaran nontunai
dan alat pembayaran dalam perekonomian  Jenis-jenis alat pembayaran nontunai
Indonesia
melalui media lisan dan tulisan
3.7 Mendeskripsikan  Menjelaskan pengertian BUMN dan BUMD Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan  Membaca referensi dari
konsep badan usaha dalam  Menjelaskan peran BUMN dan BUMD dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berbagai sumber belajar yang
perekonomian Indonesia. perekonomian  Pengertian BUMN dan BUMD relevan tentang konsep badan
 Menjelaskan bentuk-bentuk BUMN dan BUMD  Peran BUMN dan BUMD usaha dalam perekonomian
 Menjelaskan jenis-jenis Kegiatan Usaha BUMD dalam perekonomian Indonesia
 Menjelaskan kebaikan dan kelemahan BUMN  Bentuk-bentuk BUMN dan BUMD  Membuat dan mengajukan
dan BUMD  Jenis-jenis Kegiatan Usaha BUMD pertanyaan serta berdiskusi
 Menjelaskan pengertian BUMS  Kebaikan dan kelemahan BUMN dan tentang konsep badan usaha
 Menjelaskan Perbedaan perusahaan swasta BUMD dalam perekonomian
dan BUMS Indonesia
 Menjelaskan peran BUMS dalam perekonomian Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)  Menyimpulkan dan membuat
 Menjelaskan bentuk-bentuk BUMS  Pengertian BUMS pola hubungan antara
 Menjelaskan kekuatan dan kelemahan BUMS  Perbedaan perusahaan swasta dan pengertian, peran, bentuk, dan
 Menjelaskan jenis-jenis kegiatan usaha BUMS BUMS jenis-jenis BUMN, BUMD dan
 Menjelaskan tahapan mendirikan usaha dalam  Peran BUMS dalam perekonomian BUMS berdasarkan informasi
BUMS  Bentuk-bentuk BUMS yang diperoleh
4.7 Menyajikan peran,  Kekuatan dan kelemahan BUMS  Menyajikan laporan tentang
 Membuat pola hubungan antara pengertian, peran,
fungsi, dan kegiatan  Jenis-jenis kegiatan usaha BUMS peran, fungsi, dan kegiatan
bentuk, dan jenis-jenis BUMN, BUMD dan BUMS
badan usaha dalam  Tahapan mendirikan usaha badan usaha melalui media
berdasarkan informasi yang diperoleh
perekonomian Indonesia. dalam BUMS lisan dan tulisan
 Menyajikan laporan tentang peran, fungsi, dan
kegiatan badan usaha melalui media lisan dan
tulisan
3.8 Mendeskripsikan  Menjelaskan sejarah perkembangan koperasi Perkopersian  Membaca referensi dari
perkoperasian dalam  Menjelaskan pengertian koperasi  Sejarah perkembangan koperasi berbagai sumber belajar yang
perekonomian Indonesia.  Menjelaskan landasan dan asas koperasi  Pengertian koperasi relevan tentang perkoperasian
 Menjelaskan tujuan koperasi  Landasan dan asas koperasi dalam perekonomian
 Menjelaskan ciri-ciri koperasi  Tujuan koperasi Indonesia
 Menjelaskan prinsip-prinsipkoperasi  Ciri-ciri koperasi  Membuat dan mengajukan
 Menjelaskan fungsi dan peran koperasi  Prinsip-prinsipkoperasi pertanyaan serta berdiskusi
 Menjelaskan jenis-jenis usaha koperasi  Fungsi dan peran koperasi untuk mendapat klarifikasi
tentang perkoperasian dalam
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
 Menjelaskan perangkat organisasi koperasi  Jenis-jenis usaha koperasi perekonomian Indonesia
 Menjelaskan sumber permodalan koperasi  Menyimpulkan dan membuat
 Menjelaskan konsep Sisa Hasil Usaha (SHU) Pengelolaan Koperasi pola hubungan antarakonsep
koperasi  Perangkat organisasi koperasi perkoperasian dan
 Menjelaskan prosedur pendirian koperasi  Sumber permodalan koperasi pengelolaan koperasi
 Menjelaskan tahapan pendirian/ pengembangan  Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi  Menyampaikan laporan
koperasi di sekolah  Prosedur pendirian koperasi tertulis dan lisan tentang
4.8 Mengimplementasikan  Menyimulasikan pendirian koperasi di sekolah  Tahapan pendirian/ simulasi implementasi
pengelolaan koperasi di  Menyampaikan laporan tertulis dan lisan pengembangan koperasi di sekolah pengelolaan koperasi di
sekolah. tentang simulasi implementasi pengelolaan  Menyimulasikan pendirian koperasi di sekolah
koperasi di sekolah
sekolah
3.9 Mendeskripsikan  Menjelaskan pengertian manajemen Manajemen  Membaca referensi yang
konsep manajemen.  Menjelaskan unsur-unsur manajemen  Pengertian manajemen relevan tentang konsep
 Menjelaskan fungsi-fungsi manajemen  Unsur-unsur manajemen manajemen
 Menjelaskan bidang-bidang manajemen  Fungsi-fungsi manajemen  Mengajukan pertanyaan
 Menjelaskan penerapan fungsi manajemen dalam  Bidang-bidang manajemen dan berdiskusi tentang
kegiatan di sekolah  Penerapan fungsi manajemen konsep manajemen
4.9 Mengimplementasikan  Menerapkan fungsi manajemen dalam kegiatan di dalam kegiatan di sekolah  Menyampaikan laporan
fungsi manajemen dalam sekolah tentang rancangan penerapan
kegiatan sekolah.  Menyampaikan laporan tentang rancangan konsep manajemen dalam
penerapan konsep manajemen dalam kegiatan kegiatan di sekolah melalui
di sekolah melalui media lisan dan tulisan media lisan dan tulisan

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

(J. Abdul Rochman, S.Pd., M.M )


(Edi Mulyadi , M.M)
Lampiran 4 RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

A. Identitas
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 SINDANGKASIH
Mata Pelajaran : IPS- Ekonomi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Jasa Keuangan
Alokasi Waktu : 3 x 25 menit ( 2 Pertemuan )

* Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
 KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

* Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1. 3.7 Mendeskripsikan konsep  Menjelaskan pengertian LEMBAGA JASA
badan usaha dalam KEUANGAN
perekonomian Indonesia.  Menjelaskan peran LEMBAGA JASA
KEUANGAN dalam perekonomian
 Menjelaskan bentuk-bentuk LEMBAGA JASA
KEUANGAN
 Menjelaskan jenis-jenis Kegiatan Usaha
LEMBAGA JASA KEUANGAN
 Menjelaskan kebaikan dan kelemahan
LEMBAGA JASA KEUANGAN
2. 4.7 Menyajikan peran, fungsi,  Membuat pola hubungan antara pengertian,
dan kegiatan badan usaha peran, bentuk, dan jenis-jenis LEMBAGA
dalam perekonomian JASA KEUANGAN berdasarkan informasi
yang diperoleh
Indonesia.
 Menyajikan laporan tentang peran, fungsi, dan
kegiatan badan usaha melalui media lisan dan
tulisan.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian LEMBAGA JASA KEUANGAN
2. Menjelaskan peranan LEMBAGA JASA KEUANGAN
3. Menjelaskan bentuk-bentuk LEMBAGA JASA KEUANGAN
4. Menjelaskan jenis-jenis LEMBAGA JASA KEUANGAN
5. Menjelaskan kekuatan dan kelemahan LEMBAGA JASA KEUANGAN
C. Materi Pembelajaran
Badan usaha dalam perekonomian Indonesia
D. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Scrambel Metode :
Diskusi dan Ceramah
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1 (1 x 25 Menit)


Kegiatan Pembelajaran
Guru :
Kegiatan Orientasi
Pendahuluan
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
(3 Menit)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Aperpepsi
 Materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
 Penjelasan tentang LEMBAGA JASA KEUANGAN

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
pemberian memusatkan perhatian pada topik materi badan usaha
rangsangan) dalam perekonomian indonesia dengan menjelaskan
sedikit materi yang akan dibahas.
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
(Berpikir Kritik) mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar.
Kegiatan Creativity Guru membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah
Inti (20 (Kreativitas) dipelajari terkait badan usaha dalam perekonomian
Menit) indonesia. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
memlalui diskusi di kelas.
Assement Guru melakukan penilaian hasil belajar, seperti berikut:
1. Sikap : Guru mengamati keaktifan Peserta didik
selama proses belajar di kelas.
2. Pengetahuan : Guru memberikan latihan berupa
rangkuman dari materi yang di sampaikan.
Catatan : Selama pembelajaran badan usaha dalam perekonomian
indonesia, guru mengamati sikap Peserta didik dalam pembelajaran yang
meliputi
sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Peserta didik :.
Penutup (2  Mengagendakan pekerjaan rumah atau resume materi pelajaran badan
Menit) usaha dalam perekonomian indonesia.
 Memeriksa pekerjaan Peserta didik yang selesai langsung
diperiksa untuk materi badan usaha dalam perekonomian indonesia.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan pekerjaan rumah atau resume
dengan benar diberi paraf serta diberikan nilai sebagai penilaian tugas
F. Sumber Belajar :
Buku IPS - Ekonomi Kelas XI Kurikulum 2013 (Penerbit dan Percetakan Mediatama) Modul
Pembelajaran SMA Ekonomi

G. Penilaian
Teknik Penilaian
Sikap : religius, disiplin, tanggungjawab, jujur, aktif dan jiwa osial Pengetahuan
: bentuk tes tertulis, soal pilihan ganda
Keterampilan : bentuk tes tertulis, soal pilihan ganda

Ciamis, Februari 2023

Mengetahui,
Guru Pamong Praktikan,

J. Abdul Rochman, S.Pd., M.M. Ela Latifah


NIP. - NIM. 2107190025
Lampiran 5 Daftar Hadir Kelas X IPS 4
Lampiran 6 Daftar Hadir Kelas XI IPS 4
Lampiran 7 Daftar Hadir Kelas XI IPS 7
Lampiran 8 Soal Uji Instrumen
1. Salah satu tugas dari otoritas jasa 11. Yang termasuk produk dan jasa
keuangan (OJK) adalah……… perbankan adalah……..
a. Mengatur dan mengawasi jasa a. Kredit aktip
keuangan pada lembaga keuangan b. Giro
bukan bank c. Tabungan berjangka
b. Mengatur dan mengawasi kegiatan d. Deposit on call
jasa keuangan 12. Meja dalam sejarah bank pertama
c. Mengatur dan mengawasi kegiatan kalinya digunakan sebagai tempat
jasa keuangan dalam peredaran alat menukar uang adalah pengertian
alat pembayaran luar negri dari…….
d. Mengatur dan mengawasi kegiatan a. Bank
jasa keuangan di sektor perbankan b. Bank sentral
2. Salah satu prinsip kegiatan usaha c. Bank umum
perbankan adalah……. d. Bank perkreditan rakyat (BPR)
a. Memajukan usaha yang tidak 13. Lembaga yang bertugas mengatur dan
beresiko mengawasi kegiatan di dalam sektor
b. Mitra usaha jasa keuangan adalah pengertian
c. Kepercayaan dari…..
d. Menjadi kasir bagi pemerintah a. Bank
3. Prinsip yang dipegang teguh dalam b. OJK
usaha perbankan adalah…….. c. LPS
a. Menghindari kegagalan beruntun d. BPR
b. Mengenal nasabah 14. Lembaga negara yang dibentuk
c. Menghindari risiko berdasarkan UU No 21 Tahun 2011
d. Menanggung risiko sekecil yang independen dan bebas dari
mungkin campur tangan pihak lain, yang
4. Berikut ini yang bukan termasuk mempunyai fungsi, tugas, dan
prinsip usaha bank adalah prinsip……. wewenang pengaturan, dan penyidikan
a. Kehati hatian terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
b. Kepercayaan sektor jasa keuangan adalah……..
c. Tujuan kemakmuran a. BPR
d. Mengenal nasabah b. LPS
5. Berikut ini adalah jasa jasa perbankan c. OJK
1. Jual beli valuta asing d. Bank
2. Pengiriman uang 15. Aliran dana dari masyarakat yang
3. Tabungan masuk ke bank disebut ?.......
4. Asuransi a. Kredit pasif
5. Jasa penyimpanan barang b. Kredit aktif
jasa jasa perbankan yang dimanfaatkan c. Jasa perbankan
oleh Peserta didik adalah …….. d. Produk perbankan
a. 1, 2 dan 3 16. Yang termasuk jenis saham adalah…..
b. 1, 2 dan 4 a. Saham biasa
c. 2, 4 dan 5 b. Saham preferen
d. 2, 3 dan 5 c. Saham luar biasa
6. Lembaga independen yang berfungsi d. Saham menengah
menjamin simpanan nasabah 17. Asuransi mendorong pertumbuhan
penyimpan dan turut aktip dalam usaha, adanya keamanan sehingga
memelihara stabilitas system perbankan tertanggung dapat konsentrasi pada
sesuai dengan kewenanganya usahanya, pencegahan kerugian melalui
adalah…… idenifikasi berbagai risiko potensial
a. OJK adalah fungsi dari?.........
b. BPK a. Fungsi utama
c. LPS b. Fungsi sekunder
d. KPPU c. Fungsi keamanan
7. Undang undang yang mengatur dana d. Fungsi pertumbuhan ekonomi
pensiun adalah…… 18. Yang termasuk prinsip kegiatan usaha
a. UU No 11 Tahun 1992 asuransi adalah ? …….
b. UU No 10 Tahun 1992 a. Indemnity
c. UU No 13 Tahun 1992 b. Good faith
d. UU No 12 Tahun 1992 c. Utmost
8. Pengalihan sebagai risiko kepada d. Insurable
penanggung lain yang dilakukan oleh 19. Sebagai sarana peningkatan ekonomi,
penanggung pertama karena risiko yang penyediaan biaya hidup di hari tua,
dirasakan terlalu besar adalah menambah motivasi dan ketenangan
pengertian dari ……. kerja adalah pengertian dari…….
a. Re- asuransi a. Fungsi dana pensiun
b. Asuransi sosial b. Peran dana pensiun
c. Asuransi jiwa c. Pengertian dana pensiun
d. Asuransi kesehatan d. Prinsip dana pensiun
9. Yang termasuk lembaga jasa keuangan 20. Yang termasuk prinsip kegiatan usaha
adalah ……. adalah?.......
a. OJK a. Character
b. Pasar Modal b. Capacity
c. Dana Pensiun c. Capital
d. Semua Benar d. Semua benar
10. Yang termasuk lembaga penunjang
pasar modal adalah……
a. Bursa efek
b. Saham
c. Obligasi
d. Right issue
Lampiran 9 Lembar Jawaban

LEMBAR JAWABAN
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat !

1. A B C D 11. A B C D
2. A B C D 12. A B C D
3. A B C D 13. A B C D
4. A B C D 14. A B C D
5. A B C D 15. A B C D
6. A B C D 16. A B C D
7. A B C D 17. A B C D
8. A B C D 18. A B C D
9. A B C D 19. A B C D
10. A B C D 20. A B C D

1. A B C X 11. X B C D
2. A B X D 12. X B C D
3. A X C D 13. A X C D
4. A B C X 14. A B X D
5. A B C X 15. X B C D
6. A B X D 16. X B C D
7. X B C D 17. A X C D
8. X B C X 18. X B C D
9. A B C D 19. A X C D
10. X B C D 20. A B C X
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

/
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ela Latifah


Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 04 Juni 2000
NIM : 2107190025
Program Studi : Pendidikan Akuntansi
Alamat Rumah : Jl. R.E.Martadinata Kelurahan Panyingkiran
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Timbang Nagara Tahun 2007 -
2013
2. Mts Nurul Huda Tahun 2013 -
2016
3. SMK IT Al Muqowamah Tahun 2016 –
2019
4. UNIGAL Ciamis Tahun 2019 -
sekarang
Riwayat Pekerjaan : -
Berorganisasi : -
Moto Hidup : Prestasi bukanlah sebuah kebetulan dan
impian tidak akan pernah menjadi kenyataan
Tampa kerja keras

Anda mungkin juga menyukai