Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan agama di Pesantren

1. Masalah kekerasan seksual


Semakin banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di pesantren Indonesia hal ini terbukti
terungkapnya beberapa kasus yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya terjadi di salah
satu pondok pesantren di Bandung yang mana pelakunya asalah ustadz di pondok tersebut. Ustadz
tersebut melakukan pemerkosaan terhadap santri perempuan dibawah umur sebanyak 13 santriwati dan
terdapat 8 santriwati yang hamil, bahkan anak-anak dari hasil permekosaan tersebut dieksploitasi untuk
mencari sumbangan, hasil dari sumbangan tersebut digunakan untuk kebutuhan oprasional pesantrem. 1
Kekerasan seksual adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan, kekerasan seksual tidak hanya mengacu
pada pemerkosaan kekerasan seksual juga bisa melalui tindkan lisan atau kekerasan pada fisik seperti
memukul. Dijelaskan didalam salah satu firman Allah yang menjelaskan mengenai perbuatan zina
(kekerasan seksual dengan bentuk pemerkosaan) seperti berikut:

‫يل‬ِ ِ ‫واَل َت ْقربوا ِّ ِإ‬


ً ‫الزنَا ۖ نَّهُ َكا َن فَاح َشةً َو َساءَ َسب‬ َُ َ
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra/ 17:32)
Didalam ayat tersebut menjelaskan bahwa janganlah kamu berbuat zina karena perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk. Perbuatan zina berupa pemerkosaan adalah termasuk zina
2. Campuran shaf antara pria dan wanita
Fenomena campuran shaf antar pria dan wanita ini terjadi di salah satu pondok pesantren
yang saat ini banyak diperbincangkan oleh masyarakat. Mereka berpendapat bahwa
dengan menyamakan shaf antara pria dengan wanita itu membuktikan tentang kesetaraan
gender antara pria dengan wanita, mereka juga mengatakan bahwa seorang wanita juga
bisa menjadi seorang pemimpin padahal sudah dijelaskan dalam salah satu hadis nabi
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi
ِ ‫وف النِّس ِاء‬
‫آخُر َها َو َشُّر َها ََّأوهُلَا‬ ِ ‫ وخير ص ُف‬،‫آخرها‬ِ ِ ِّ ‫وف‬ ِ ‫خير ص ُف‬
َ ُ ُ ْ َ َ َ ُ ‫الر َجال ََّأوهُلَا َو َشُّر َها‬ ُ َُْ
Sebaik-baik saf laki-laki adalah yang pertama dan seburuk-buruknya adalah yang
terakhir. Dan sebaik-baik saf perempuan adalah yang terakhir dan seburuk-buruknya
adalah yang pertama. (HR. Muslim no. 440).
Maksud dari hadis diatas adalah jika sedang melaksanakan shalat jamaah antara pria
dengan wanita maka shaf perempuan berada dibelakang shaf laki-laki. Seperti yang
dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Al-Mjmu’(3/455), beliau mengatakan apabila kaum
wanita shalat berjamaag bersama dengan kaum laki-laki maka, shaf kaum wanita yang
lebih utama adalah shaf paling belakang untuk menjauhi terjadinya campur baur antara
pria dengan wanita.
Pendapat Imam Al-Ghazali mewajibkan adanya penghalang yang memisahkan antara
shaf pria dengan shaf wanita untuk mencegah pandangan pria terhadap wanita dan agar

1
Said Ali Uraidhi, Muhammad Farhan Alfarisy, Ravi Rajesta Rasyid, Analisis Perilaku Kekerasan Seksual di
Pondok Pesantren (Studi Analisis Teori Dramaturgi Erving Goffman), jurnal SIQ Sosial Issues Quarterly, Vol.1
No.4 hlm.786
tidak terjadinya percampuran antara pria dengan wanita karena hal itu diharamkan.
Pendapat tersebut dijelaskan didalam salah satu karangan Imam Al-Ghazali seperti
berikut:
‫وجيب أن يضرب بني الرجال والنساء حائل مينع من النظر فإن ذلك أيضا مظنة الفساد والعادات تشهد‬
‫هلذه املنكرات‬
Wajib untuk menempatkan penghalang antara laki-laki dan perempuan yang dapat
mencegah pandangan, sebab hal tersebut merupakan dugaan kuat (madzinnah)
terjadinya kerusakan dan norma umum masyarakat memandang ini sebagai bentuk
kemungkaran.” (Al-Ghazali, Ihya’ ulum ad-Din, juz 3, hal. 361)
Pendapat ini juga diseujui oleh imam Al-Mawardi beliau menganjurkan agar imam dan
makmum pria tidak pergi terlebih dahulu setelah selesai melaksanakan shalat jamaah,
untuk menghindari terjadinya campuran (ikhtilath) antara pria dengan wanita.
Solusi masalah ini adalah jangan menjadikan kesetaraan gender menjadi acuan untuk
menyamakan shaf antar pria dengan wanita karena didalam Islam seorang Imam itu pria
atau laki-laki bukan perempuan, kesetaraan gender antara pria dengan wanita itu boleh
diterapkan hanya dalam sesuatu yang dalam lingkup duniawi semisal seorang wanita
diperbolehkan bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya tanpa merendahkan
seorang pria. Perlu adanya edukasi untuk memberi pemahaman tentang bagaimana cara
melakanakan shalat jamaah yang baik antara pria dengan wanita.2
3. Penyimpangan akidah yang menjerumus ke LGBT
Didalam pesantren terdapat beberapa oknum yang melakukan penyimpangan akidah yang
menjerumus kepada LGBT hal ini terjadi karena sulitnya akses untuk bertemu antar lawan jenis.
penyimpangan akidah dapat menjerumuskan seseorang melakukan LGBT karena keyakinan dan
nilai-nilai dalam agama menganggap bahwa LGBT sebagai perbuatan yang bertentangan dengan
ajaran-ajaran agama. Ketika seseorang menyimpang dari ajaran gama maka, mereka duanggap
melanggar prinsip-prinsip agama dapat dianggap sebagai dosa apalagi LGBT merupakan
perbuatan dosa besar. Beberapa orang yang mengalami penyimpangan akidah karena LGBT akan
mengalami tekanan psikolohis dan emosional karena perbedaan antara iroentasi seksual mereka
dengan keyakinan agama.
Adapun dalil tentang peyimpangan akidah yang menjerumus ke LGBT :
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda “Dari Abi Musa, Rasulullah bersabda: apabila
ada laki-laki mendatangi (berhubungan intim) dengan laki-laki maka keduanya telah berzina, dan
apabila wanita mendatangi wanita maka keduanya telah berzina” (HR. Al-Baihaqi)

ِّ ‫ ِإنَّ ُك ْم لَتَْأتُو َن‬٨٠ ‫ني‬ ِ ِ ‫هِب‬ ِ ِِ ِ ‫ِإ‬


ً‫ٱلر َج َال َش ْه َو ۭة‬ َ ‫َأح ۢ ٍد ِّم َن ٱلْ َعـٰلَم‬
َ ‫َولُوطًا ْذ قَ َال ل َق ْومهۦٓ َأتَْأتُو َن ٱلْ َفـٰح َشةَ َما َسَب َق ُكم َا م ْن‬
ِ ‫ون ٱلنِّس‬
٨١ ‫ٓاء ۚ بَ ْل َأنتُ ْم َق ْو ۭ ٌم ُّم ْس ِرفُو َن‬ ِ ‫ِّمن د‬
َ ُ
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu
melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di
dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada
perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas. (QS. Al-A'raf /7: 80-81).

2
Husnie Hirjien, Bagaimana Shaf Wanita dalam Shalat.
https://www.academia.edu/36128864/Bagaimana_Shaf_Wanita_dalam_Shalat. Diakses Minggu, 10 September
2023.
Pendapat para ahli :
Menurut Sayid Sabiq liwat atau homoseks merupakan perbuatan yang dilarang oleh syara’ dan
merupakan jarimah yang keji dan zina. Liwat meupakan perbuatan yang bertentangan dengan
akhlak dan fitrah manusia dan berbahaya bagi seseorang yang melakukanya.
Didalam kasus ini terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ulama fiqih tentang hukuman
bagi homoseks diantarnya adalah
1. Dibunuh secara mutlak
2. Dihad seperti had zina. Bila pelakunya jejaka maka didera dan diranjam apabila sudah
menikah maka hukumanya diraham
3. Dikenakan hukum fa’zir (hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa maksiat
yang hukumanya belum ditentukan oleh syara’ yang ditetapkan oleh pemerintah karena tidak
ada nash yang jelas didalam Al-Qur’an dan hadis. 3
Solusi dalam masalah ini adalah
1. Melakukan pembiasaan dan latihan melalui penanaman akidah yang kuat sehingga terbentuk
karakter yang mulia
2. Belajar mengenai pendidikan akidah akhalak yang bersifat kontekstual
3. Melakukan pembelajaran mengunkan metode pembelajaran akidah akhlak yang menekankan
pada sikap kritis siswa terhadap fenomena atau permasalahn yang ada
4. Melakukan terapi kepada psikologis untuk membantu memperbaiki mental
5. Berbaur dengan lingkungan yang baik.4

3
Hasan Zaini, LGBT Dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal Ilmiah Syari’ah, Vol.15 No.1 Januari-Juni 2006, hlm.66-69
4
Ramadhani, Pendidikan Akidah Akhlak Sebagai Solusi Pencegahan LGBT, Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan. Vol.
15 No. 1 (2020) hlm. 61-62

Anda mungkin juga menyukai