1. CUCI TANGAN
Alat dan bahan :
a. air bersih (air mengalir)
b. sabun biasa/sabun yang mengandung antiseptik.
c. Handuk/lap steril.
Cara kerja :
a. Ambil handuk.
b. Sewaktu mengambil handuk siku tidak berada ditempat menyimpan handuk,
karena air dapat menetes pada tempat handuk dan menyebabkan kontaminasi.
c. Buka handuk dengan cara memanjang dan dipegang hanya satu ujung saja.
d. Cari tempat yang aman yaitu menjauh dari alat yang steril.
e. Untuk menghindari kontaminasi, handuk dibagi 4 bagian.
f. Permukaan kiri atas untuk mengelap tangan sebelah kiri atas, permukaan kiri
bawah untuk mengelap tangan kiri bawah, permukaan kanan atas untuk
mengelap tangan kanan atas dan permukaan kanan bawah untuk mengelap
tangan kanan bawah.
g. Untuk mengeringkan lengan kiri, permukaan handuk kiri bawah diletakkan
diatas tangan kiri kemudian digerakkan memutar sampai 5 ccm diatas siku,
tetapi handuk tidak boleh melewati daerah 5 cm diatas siku, karena dapat
terkontaminasi oleh kulit yang tidak dicuci.
h. Untuk lengan kanan, lakukan seperti langkah untuk lengan kiri dengan
menggunakan permukaan handuk kanan bawah.
i. Handuk kotor disimpan pada tempat yang disediakan.
3. Kacamata pelindung
Berfungsi melindungi mata operator kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh
lainnya yang terkontaminasi dengan melindungi mata.
4. Tutup kepala/kap
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak
masuk dalam luka sewaktu pembedahan.Kap harus dapat menutup semua rambut.
5. Alas kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau
dari cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.
6. Sarung tangan.
Fungsi sarung tangan adalah melindungi tangan dari bahan infeksius dan
melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas.Sarung tangan harus
digunakan secara rutin selama merawat pasien.Tangan harus di cuci sebelum
memakai sarung tangan dan sesudah sarung tangan dilepas.
Langkah-langkah memakai APD sebagai berikut:
Prosedur kerja :
Prosedur kerja:
Prosedurkerja :
1. Alat direndam dalam larutan clorin 0,5% selama 5-10 menit
2. Cuci alat dengan sabun dan disikat dibawah air mengalir
3. Rebus alat pada air mendidih (100 ) selama 30 menit
dihitung setelah air mendidih.
4. Desinfektor dimatikan
5. Ambil alat dengan korentang steril dan alat diletakkan diatas
handuk steril dan disimpan dalam bak instrument yang diberi
tablet formalin.
Catatan :
Air yang digunakan adalah air suling (aquadestilata) untuk mencegah
adanya karat
Prosedur kerja:
1. Alat direndam dengan larutan clorin 0,5 % selama 5-10 menit
Letakkan dan atur alat dalam oven, kemudian panaskan dengan ketentuan;
Suhu Waktu
pemanasan
160°c 2 jam
180°c 1 jam
3. Alat yang disterilkan termasuk golongan alat semi kritis dan kritis
5. Sikat
6. Air bersih ( air mengalir )
7. Handuk / Lap bersih dan Handuk / Lap Steril
8. Korentang steril
Prosedur kerja:
1. Alat direndam dengan larutan clorin 0,5 % selama 5-10 menit.
2. Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih, bilas dibawah
air mengalir, lalu dikeringkan.
Alat diambil dan disimpan dalam bak instrument yang diberi tablet
formalin
3. Sterilisasi kimia
Alat dan bahan:
1. Larutan glutaraldehid 2,45 % dalam aquadest
2. Larutan clorin 0,5%
3. Alat yang disterilkan terbuat dari fiber optic, plastic, karet dan
agate spatel
4. Deterjen (rinso, mama lemon)
5. Sikat
6. Air bersih ( air mengalir )
7. Handuk / Lap bersih
8. Handuk/ Lap steril
Prosedur Kerja:
1. Alat direndam dengan larutan clorin 0,5 % selama 5-10 menit.
2. Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih, bilas
dibawah air mengalir, lalu dikeringkan.
3. Rendam dalam larutan glutaraldehid 2,45 % selama 10 jam.
4. Setelah selesai alat diambil dengan korentang steril dan dicuci
dengan aquadest steril.
5. Kemudian keringkan dengan handuk bersih dan steril.
Kemudian disimpan dalam bak instrumen. Jika alat tidak dipakai
setelah 2 minggu maka harus disterilkan ulang.
F. Pembuangan Limbah
Pengelolaan limbah
1. Identifikasi limbah
1. Padat
2. Cair
3. Tajam
4. Infeksius
5. Non infeksius.
2. Pemisahan
1. Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah .
2. Pisahkan limbah sesusai dengan jenis limbah.
3. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.
4. Limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhok.
3. Packing
1. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
2. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
3. Kontainer dalam keadaan bersih
4. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
5. Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 meter
6. Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
7. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari
4. Labeling
1. Limbah padat infeksius: plastik kantong kuning, kantong warna
lain tapi diikat tali warna kuning.
2. Limbah padat noninfeksius: plastik kantong warna hitam
3. Limbah benda tajam:Wadah tahan tusuk dan air
4. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis
limbah.
5. Penyimpanan
1. Simpan limbah ditempat penampungan sementara khusus
2. Tempat limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
3. Beri label pada kantong plastik limbah
4. Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
6. Pengangkutan
1. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
yang kuat, tertutup dan mudah dibersihkan
2. Tidak boleh tercecer
3. Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
4. Gunakan APD ketika menangani limbah
5. Tempat penampungan sementara harus diarea terbuka,
terjanhgkau(oleh kendaraan) aman dan selalu dijaga kebersihannya
dan kondisi kering.
7. Treatment
1. Limbah infeksius dimasukkan kedalam incinerator
2. Limbah non infeksisus dibawa ketempat pembuangan limbah
umum
3. Limbah benda tajam dimasukkan dalam incinerator
4. Limbah cair dalam wastafel diruang spoelhok
5. Limbah feces, urine kedalam WC