Anda di halaman 1dari 2

HIJRAH DAN SEMANGAT PERUBAHAN

Hari kemarin, Rabu 19 Juli 2023, bertepatan dengan tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1445 H.
Momentum hari bersejarah itu, sudah selayaknya bagi umat Islam di seluruh dunia untuk
menyambutnya dengan penuh suka cita, serta mengisinya dengan kegiatan yang lebih positif
lagi.

Momentum Tahun Baru Hijriah ini, juga menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan
muhasabah (evaluasi) atas perjalanan- nya setahun sebelumnya. Sebab, banyak sikap, tingkah
laku, atau perbuatan yang mungkin tak sesuai dengan harapan. Banyak agenda yang mungkin
gagal terlaksana. Karena itulah, momentum Hijriah ini harus menjadi inspirasi untuk
membangkitkan kembali semangat perubahan menuju era yang lebih baik.

Tahun Baru Hijriah, ditandai dengan hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah,
bersama sahabat yang juga mertuanya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Hijrah tersebut dilakukan dalam
rangka mencari rasa aman untuk berdakwah, sekaligus memperluas jaringan dakwah Islam.
Dan seperti diketahui, keputusan hijrah itu pun sangat tepat. Dakwah Islam semakin luas dan
seluruh umat Islam menjadi lebih aman dari gangguan kafir Quraisy.

Pun sama halnya dengan kita dewasa ini. Hijrah bukan hanya sebatas pada berpindah dari satu
tempat ke tempat lain, atau dari suatu daerah ke daerah lain (al-intiqal, tukhariku), maupun
meninggalkan (at-tarku), atau berubah (taghyir). Hijrah adalah semangat untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik.

Hijrah itu juga bisa disebut dengan menjaga atau memelihara sesuatu yang baik dari perbuatan
masa lampau dan mengambil yang terbaik untuk masa sekarang. Dalam kaidah ushul fiqh
dikatakan, al-muhafazhatu `ala qadimi ash-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah.

Karena itu, hijrah harus selalu dilakukan, kapan saja, dan di mana saja. Perubahan harus
dilakukan setiap saat. Bila gagal melaksana kan suatu perbuatan karena adanya tantangan atau
rintangan maka harus dicoba lagi dengan cara yang lain.

Pendiri Honda Motor Co, Soichiro Honda, pernah mengatakan, dia sering mengalami kegagalan.
Namun, ia tak patah arang. Ia terus berusaha dan berusaha hingga akhirnya berhasil. Kini, hasil
karyanya, merambah seluruh penjuru dunia. Ia berharap, masyarakat juga melakukan hal yang
sama. Jangan melihat keberhasilan, tapi bagaimana perjuangan untuk berhasil yang dilaluinya
itu lebih diperhatikan. "Orang hanya melihat satu persen kesuksesan saya. Mereka tidak melihat
99 persen kegagalan saya."

Hijrah tak boleh berhenti, walaupun sudah berhasil. Hijrah harus terus dilakukan. Dan satu upaya
yang sudah berhasil dikembangkan, tak lantas kita berpangku tangan. Kita harus terus
mengembangkan (hijrah) untuk meraih yang lebih baik lagi. Itulah pesan Rasulullah SAW. "Siapa
yang hari ini sama seperti kemarin maka dia orang merugi. Siapa yang hari ini lebih baik dari
kemarin maka dia orang yang beruntung. Dan siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin
maka dia orang yang terlaknat."

Di masa depan, tantangan akan semakin berat. Perjuangan harus terus ditingkatkan dan
perubahan mesti dilakukan. Tidak ada yang bisa melakukan perubahan, tanpa hal itu dilakukan
dan diawali dari diri sendiri. Kita sadar, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali
kaum itu sendiri yang mengubahnya. (QS al-Ra'du surah ke-13 ayat 11).

Karena itu, melalui momentum Hijriah ini, semangat perubahan harus senantiasa digalakkan.
Dengan semangat Hijrah, kita harus berupaya mengubah nasib, memperbaiki keadaan, dan
melepaskan segala topeng-topeng keburukan yang selama ini membelenggu wajah dan jati diri
kita, untuk menuju masa depan yang gemilang dan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai