Anda di halaman 1dari 2

Muharam: Momentum Menuju Perubahan

Oleh : Yani Suryani

Bulan Muharam dalam penanggalan Hijriah merupakan bulan pertama. Sebab itu, 1 Muharam
diperingati sebagai Tahun Baru Islam. Penanggalan Hijriah ini perhitungannya dimulai saat Rosulullah
Hijrah ke Madinah. Hijrahnya Rosul adalah sebuah perpindahan untuk menuju yang lebih baik. Karena
menurut Nizar (2020) hijrah secara etimologi memutuskan, meninggalkan, menjauhi. Sedangan secara
terminologi hijrah berarti proses peralihan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan
meninggalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah.

Hijrahnya Rosulullah dari Mekkah ke Madinah semata-mata karena Rosul menginginkan sebuah kondisi
yang lebih baik. Harapannya, kondisi Kota Madinah akan jauh lebih baik dari Kota Mekkah. Karena
faktanya dakwah yang dilakukan di Kota Mekkah dalam kurun 13 (tiga belas) tahun, hanya mampu
mengajak masyarakat untuk beriman kurang dari 100 (seratus) orang. Padahal Kota Mekkah merupakan
tempat kelahiran Rosul dan secara nasab masyarakat dan keturunannya, sangat dekat dengan Rosul.
Namun semua itu bukan jaminan untuk keberhasilan mengajak dan menyeru pada kebaikan.

Lamanya waktu bukan jaminan akan banyak orang yang akan berubah menuju kebaikan. Begitu pun
saudara atau nasab, bukan pula jaminan akan mudah agar orang mengikuti kebenaran. Untuk itu apa
yang terjadi pada diri Rosul dan itu merupakan sejarah, seharusnya dijadikan renungan dan pelajaran.
Agar ketika kita berusaha mengajak manusia pada kebaikan dan belum mendapatkan hasil sesuai yang
kita harapkan, maka kita harus sabar. Terkait hasil, kita kembalikan kepada Dzat yang mampu
membolak-balikan hati manusia.

Hijrah tidak hanya dimaknai sebagai perpindahan fisik dari suatu tempat ke tempat lain. Namun secara
psikis, pemikiran pun dapat dikatakan hijrah jika berpindah. Berpindah dari sebuah pemikiran yang
negatif menuju pemikiran yang positif. Dari berpikir yang kurang dan tidak baik menuju kearah berpikir
yang baik.

Di masa pandemi yang belum mampu diatasi, kita harus banyak belajar untuk berubah dalam berbagai
aspek menuju hal yang lebih baik. Berubah menjadi lebih baik harus dilakukan. Bukankah ada pesan
Rosul dalam hadist yang artinya “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin, maka
dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah
orang yang merugi, barang siapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemaren maka
dia terlaknat. ”

Ada yang berpendapat terkait hadist di atas dengan mengatakan bahwa hadis tersebut dhoif. Dengan
adanya salah satu periwayat hadis tersebut pendusta. Namun dengan memperhatikan maksud dari
hadis tersebut hendaknya dapat dijadikan motivasi pada diri kita untuk menjadi pribadi yang setiap
harinya menjadi lebih baik, agar kita termasuk kepada orang yang beruntung.

Saat melihat kondisi orang lain belum baik setidaknya kita selalu mendoakan untuk menjadi lebih baik.
Demikian juga jika kita melihat saudara, sahabat, teman dan tetangga yang sedang terpapar Covid-19,
makasudah seharusnya kita peka terhadap kondisi yang terjadi saat ini harus ada dalam diri kita.
Memberikan berbagai hal yang dapat meringankan dan bahkan dapat membuat cepat sembuh orang
yang terpapar merupakan perbuatan mulia yang seharusnya kita miliki.

Profesi apapun hendaknya dapat menjadi kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Rosul berpesan dalam
sebuah hadist. Beliau bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.“
(HR. Ath-Thabrani). Pesan ini seharusnya menjadi motivasi kita untuk melakukan kebaikan dalam segala
hal sekecil apapun. Dan hal tersebut akan bermanfaat bagi orang lain.

Kebaikan yang kita lakukan dan bermamfaat bagi orang lain itu sesungguhnya adalah untuk diri kita
sendiri. Allah berfirman dalam surat al-Isra ayat tujuh yang artinya “Jika kalian berbuat baik,
sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.”

Maka berbuat baiklah kita kepada semua. Jika saat ini kita sedang diberikan amanah untuk memimpin
misalnya, maka jadilah pemimpin yang mampu memberikan manfaat dan berbuat baiklah pada siapa
pun yang kita pimpin. Karena sejatinya kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban dan kebaikan
yang kita lakukan adalah untuk diri kita sendiri. Wallahu’alam bish showab

Anda mungkin juga menyukai