Anda di halaman 1dari 2

Kapten Bebek Hijau

Di kaki bukit tinggalah emak bebek berwarna kuning yang mempunyai tiga anak.
Seperti dia tiga anaknya juga berwarna kuning. Suatu ketika, anaknya yang bungsu
tercebur ke kuah cincau, dan warna tubuhnya menjadi hijau. Si bebek hijau sedih
sekali karna tubuhnya menjadi hijau dan berbeda dengan kakak-kakaknya. Bebek
hijau murung tak mau makan tak mau main. Kakak-kakaknya pun menghibur
bebek hijau dengan mengatakan “ Lihat saja, sebagian besar bebek bewarna coklat
menjijikan. Beberapa putih gading membosankan. Tapi, hijau? Hanya kamu yang
berbulu hijau, sebab kamu istimewa. Hijau seperti pasukan perang, sebab kamu
Kapten Bebek Hijau. Ya mulai sekarang namamu Kapten Bebek Hijau.” Tapi itu
tak membuat Kapten Bebek hijau terhibur.

Dengan berat hati akhirnya Emak Bebek berkata “sebenarnya ada satu cara untuk
membuat bulumu menjadi kembali kuning seperti semula. Tapi kamu harus
melalui perjalanan yang panjang”

“Aku akan melakukan apa pun demi kembali menjadi bebek kuning. Aku tak takut
apa pun.”

Esok paginya pergilah Kapten bebek hijau. Emak bebek dan tiga saudaranya
menangis karena tidak bisa menemani. Emak bebek berpesan “Berhati-hatilah
terhadap serigala, ular, dan rubah. Mereka sangat menyukai daging bebek kecil
sepertimu.”

Hari pertama perjalananya berlangsung aman. Hari kedua, ia bertemu dengan


seekor serigala. Srigala mengeram dan lari ke arahnya. Kapten bebek hijau
terkejut, melompat ke gerombol bamboo dan meringkuk di sana. Bebek hijau diam
saja, menggigil. Serigala terus berkeliling mencarinya. Namun, serigala putus asa,
dan segera pergi.

Kapten bebek hijau bingung, tapi sekaligus lega. Lalu bebek hijau menyadari “Ah,
bambu-bambu ini hijau dan tubuhku juga hijau. Serigala tak melihatku di tengah-
tengah bamboo hijau.”

Kapten bebek hijau, kini ia sangat bangga dengan namanya. Bebek hijau pernah
bertemu ular yang hendak memangsanya. Ia sedang menyebrang sungai, berenang,
dan mengayuh dengan sayap mungilnya. Namun tiba-tiba muncul seekor ular yang
juga tengah lapar. Ular itu melihat bebek hijau dan menuju ke arahnya. Bebek
hijau mendekat ke arah lumut, berenang diantaranya. Hup hup hup Itu membuat
ular kebingungan, karena warna bulu bebek dan lumut sama-sama hijau. “sialan
bebek kecil itu menghilang” Ular akhirnya pergi mencari mangsa lain, dan bebek
berhasil melintasi sungai

Kapten bebek hijau menyadari bulunya yang hijau banyak menyelamatkan


hidupnya. Walaupun begitu ia tetap ingin kembali menjadi bebek kuning.

Akhirnya kapten bebek hijau tiba di puncak bukit. Di sana ada hamparan padang
rumput hijau yang luas. Di sana sini, dengan mudah menemukan pohon kunir raja.
Ia segera memakan umbinya, lalu seketika warna bulunya kembali menjadi kuning.
Kuning cemerlang seperti bulu saudara-saudaranya. “Oh, aku bukan lagi Kapten
Bebek Hijau. Aku Kapten Bebek Kuning, yang telah menaklukkan bukit dan akan
pulang dengan kemenangan. Aku Bebek Kuning, aku Kapten Bebek Kuning!” Ia
terus bernyanyi dan menari.

Di angkasa, seekor burung elang sedang sangat lapar. Di hamparan rumput yang
hijau, ia melihat benda kuning bergerak-gerak. Semakin menajamkan
pandangannya, tauhulah bahwa itu seekor anak bebek kuning. Elang yang sangat
lapar, menukik dan langsung mencengkram si bebek kuning. Hari itu elang
memperoleh makan siang yang lezat. Akhirnya aku memperoleh makan siang, pikir
burung elang.

”Jadi moral ceritanya adalah bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki”

Anda mungkin juga menyukai