Optimalisasi AI Untuk Pengembangan Ekonomi Islam
Optimalisasi AI Untuk Pengembangan Ekonomi Islam
A. Pendahuluan
Kehadiran Umat Islam dalam ruang ekonomi makro tak lebih dari sekedar
konsumen saja (muhammadiyyah.or.id). Perputaran arus mata uang hanya
mampir sesaat ke kantong umat lalu pergi tanpa jejak. Siklus ini terus
berlangsung bertahun-tahun lamanya. Umat Islam terus berputar dan beredar
dalam ketidakberdayaan ekonomi yang tidak berkesudahan. Kondisi ini
berbanding terbalik dengan keadaan di abad pertengahan. Saat itu, umat Islam
memegang kendali kuat atas perekonomian dunia. Bahkan, jalur perdagangan
utama dunia dikendalikan oleh kekhalifahan Turki Utsmani. Kejayaan Umat
Islam dalam hal ekonomi bukanlah tanpa alasan. Hal ini merupakan perintah
Allah Swt. dalam Al-Quran untuk bertebaran di muka bumi mencari karunia
Allah dalam Q.s. Al-Jumuah (62): 10.
Memasuki revolusi industri 4.0, teknologi digital menjadi salah satu modal
utama para pelaku industri (Kominfo, 2019: 1). Kehadiran Revolusi Industri 4.0
menciptakan ekosistem baru yang lebih kompleks. Dunia digital ini harus bisa
dimanfaatkan oleh umat Islam sebagai salah satu sarana pemberdayaan ekonomi.
Salah satu unsur digitalisasi ekonomi ialah kehadiran Artificial Inteligent. AI
atau kecerdasan buatan merupakan sebuah instrumen komputasi yang
memanfaatkan algoritma sebagai sarana untuk memproses data secara cepat dan
akurat (Jamaaluddin, 2021: 2). Output yang diberikan dapat berupa media visual,
audio, teks bahkan video. Hal ini telah banyak dimanfaatkan untuk dijadikan
media promosi, analisis marketing, hingga sistem pengelolaan data.
Kehadiran AI ini menyimpan potensi besar yang dapat dimanfaatkan umat
Islam. Sebagai sebuah mesin, Kecerdasan Buatan dapat dimanfaatkan untuk
membantu Umat Islam mengembangkan perekonomianya. Kehadiran AI telat
dikisahkan dalam Al-Quran, yaitu pada Q.s. Thaha: 88 dan An-Naml: 40. Dalam
Q.s. Thaha: 88, Allah memperlihatkan adanya kecerdasan buatan yang
dipergunakan Musa Samiri untuk menyesatkan Bani Israil (Bayu, 2019).
Adapun dalam Q.s. An-Naml: 40, Allah mengisahkan Ashim bin Barkhaya yang
berhasil menggunakan kecepatan yang ia miliki untuk melaksanakan perintah
Nabi Sulaiman A.s. Ia juga menegaskan bahwa kecepatan yang ia miliki
bersumber dari Ilmu dari kitab. Ashim bin Barkhaya memperlihatkan bilaman
sebuah ilmu dimiliki oleh orang-orang baik, maka hal itu akan menghadirkan
maanfaat.