Apakah cinta pantas dikenang? Apakah cinta dibangun demi memberikan rasa kehilangan?
Pertanyaan itu mengganggu pikiranku. Mengganggu perasaanku.
Sepulang dari pemakaman seorang tetangga yang mati muda, aku lebih banyak
berpikir ketimbang bicara. Iring-iringan pelayat lambat-laun menyurut. Satu per satu
menghilang ke dalam gang rumah masing- masing. Seakan-akan turut mencerai-beraikan
jiwaku. Kesedihan mendalam pada keluarga yang ditinggalkan, tentu akibat mereka saling
mencintai. Andai tak ada cinta di antara mereka, bisa jadi pemakaman ini seperti pekerjaan
sepele yang lain, seperti mengganti tabung dispenser, menyapu daun kering di halaman,
atau menyobek kertas tagihan telepon yang kedaluwarsa.
Seandainya aku tidak mencintaimu, tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah. Tak
ingin menulissurat atau meneleponmu. Tidak memberimu bunga saat ulang tahun. Tidak
memandang matamu, muenyentuh tanganmu, dan sesekali mencium. (Cerpen “Hari
Terakhir Mencintaimu”, karya Kurnia ffendi)
1. Latar yang ada pada kutipan di atas adalah latar….
A. tempat
B. waktu
C. suasana
D. peristiwa
E. psikologis
2. Gaya bahasa pengarang yang menggunakan kata-kata indah terlihat pada kalimat….….
A. Apakah cinta pantas dikenang?
B. Tak ingin menulis surat atau meneleponmu.
C. Apakah cinta dibangun demi memberikan rasa kehilangan?
D. Seandainya aku tidak mencintaimu, tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah.
E. Sepulang dari pemakaman seorang tetangga yang mati muda, aku lebih banyak
berpikir
ketimbang bicara. Iring-iringan pelayat lambat-laun menyurut.
3. Sudut pandang pada penggalan tersebut adalah….
A. Orang pertama
B. Orang kedua
C. Orang ketiga
D. Orang ketiga tak serta
E. Orang ketiga serba tahu
(1) Lelaki berkacamata itu membuka kancing baju kemejanya bagian atas. (2) Ia
kelihatan gelisah, berkeringat, meski ia sedang berada di dalam ruangan yang berpendingin.
(3) Akan tetapi, ketika seorang perempuan cantik muncul dari balik koridor menuju tempat
lelaki berkacamata itu menunggu, wajahnya berubah menjadi berseri-seri. (4) Seakan lelaki
itu begitu pandai menyimpan kegelisahannya. (5) “Sudah lama?” tanya perempuan cantik
itu sambil melempar senyum. “Baru setengah jam,” jawabnya setengah bergurau.
9. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Kaidah
kebahasaan tersebut terlihat pada nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Meski termasuk anak yang pandai dan masuk kelas akselerasi, Romero tetap
memilik banyak teman dan sahabat. Baginya teman adalah lingkungan yang dapat
memberikan banyak inspirasi dan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku
sekolah. Di rumah ia juga bersikap baik pada tetangga. Ia ingat ketika orang tuannya
berpesan, “Carilah teman dan sahabat sebanyak-banyaknya karena kita tidak bisa
hidup sendiri. Suatu saat pasti kita membutuhkan orang lain.”
a. budaya
b. ekonomi
c. pendidikan
d. estetika
e. sosial
Kita lihat, dari pintu masuk sebuah ruangan di hotel berbintang empat itu, dia
membelok ke arah kiri, dia memilih kursi paling samping dari deretan kursi paling
belakang. Begitu dia duduk, sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak kaasak-kusuk
dalam gelap.
a. Pintu masuk
c. Arah kiri
Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
a. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
e. Benar semua
Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi
pemuda kere macam aku. (2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini,
mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan
tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas
Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar
mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku,
Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada
kalimat bernomor .…
Tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu
menjeratku tapi aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan
pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong
apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau
sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi
percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Upik masih saja cemberut dari kemarin karena tidak tidak dibelikan kue
stroberi di toko dekat rumahnya. Walau ibunya sudah menasihati, Upik tetap saja
merengek-rengek kepada ibunya. Ibunya tahu bahwa Upik tidak suka makanan yang
manis masam seperti kue stroberi yang dimintanya.
a. Setting
b. tema
c. alur
d. penokohan
e. amanat