Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk Quantify and Control. Dosen Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.
Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk Quantify and Control. Dosen Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.
1
Tentang MA4183 Model Risiko
Penilaian:
• Ujian: 31/08/17; 28/09/17; 25/10/17; 29/11/17 (@ 20%)
• Kuis (20%)
Buku teks:
• Yiu-Kuen Tse, 2009, Nonlife Actuarial Models: Theory, Methods and Evaluation
• Stuart Klugman, Harry Panjer, Gordon Willmot, 2012, Loss Models: From Data to Decisions
2
Pengantar: Risiko Stokastik
Risiko adalah “sistem” kuantitatif yang dapat diukur dan dikendalikan. Risiko bersifat tidak
pasti (uncertain). Pengukuran risiko dapat dilakukan secara stokastik.
Model risiko merupakan salah satu cara untuk menerjemahkan fenomena kerugian melalui
distribusi statistik. Pemodelan risiko dapat digunakan untuk memprediksi risiko di masa yang
akan datang (forecasting future risk). Artinya, pemahaman konsep proses stokastik (khususnya
deret waktu) sangat esensial.
Salah satu bidang yang berkaitan erat dengan risiko adalah asuransi. Ini terjadi karena dengan
produk asuransi-lah terjadi perpindahan (tranfer) risiko dari pemegang polis kepada pihak
asuransi. Pada pemodelan kerugian klaim (claim losses) terdapat dua ukuran penting yang
harus diperhatikan yaitu frekuensi kerugian klaim (claim frequency) dan besar atau nilai atau
severitas kerugian klaim (claim severity).
Misalkan X peubah acak yang menyatakan kerugian (selanjutnya disebut sebagai kerugian
acak atau random loss). Sebagai peubah acak, X memiliki karakteristik utama yaitu memiliki
distribusi. Akibatnya, sifat-sifat statistik akan melekat pada peubah acak.
Kerugian acak dan distribusinya dapat dikaji lebih jauh melalui sifat momen (khususnya hingga
momen ke-4) dan perilaku ekor distribusi. Kedua sifat ini dapat digunakan sebagai indikator
adanya observasi ekstrem yang penting dalam menghitung risiko.
Misalkan X kerugian acak dengan fungsi peluang fX (x). Fungsi pembangkit momen untuk X
adalah
∫∞
MX (t) = E(etX ) = etx f (x) dx.
−∞
t2 X 2 tn X n
Perhatikan bahwa: etX = 1 + tX + 2!
+ ··· + n!
+ ··· .
Jadi, MX (t) = · · · . (*)
3
Misalkan MX (t) adalah fungsi pembangkit momen (fpm) untuk kerugian acak X. Turunan
pertama fpm terhadap t adalah:
( )
dMX (t) d d tX ( )
MX′ (t) = = E(etX ) = E e = E XetX .
dt dt dt
Jika fungsi tersebut dievaluasi di t = 0, kita peroleh MX′ (0) = E(X) atau momen pertama dari
X. Kita dapat pula menentukan momen ke-k secara simultan menggunakan (*).
Latihan:
2. Tentukan kondisi agar seluruh momen ke-k dari peubah acak X ada
3. Misalkan X1 dan X2 kerugian acak-kerugian acak yang saling bebas. Tentukan fungsi
pembangkit momen dari X1 + X2
4. Misalkan X kerugian acak dengan MX (t) sebagai fungsi pembangkit momen. Didefin-
isikan f (t) = ln MX (t). Tunjukkan bahwa f ′′ (0) = V ar(X)
5. Jelaskan momen ke-k dalam kaitannya dengan sifat ekor tebal suatu distribusi
5.6n
P (N = n) = e−5.6 , n = 0, 1, 2, . . . .
n!
Hitung E(3N )
Petunjuk: Fungsi pembangkit peluang (fpp) GX (s) = E(sX )
4
Bab 1 - Distribusi Frekuensi Kerugian (Klaim)
Silabus: Distribusi Poisson, binomial, geometrik; kelas distribusi (a, b, 0); mixed and mixture
distributions; zero-modified and zero-truncated distributions;
Kegiatan berasuransi pada dasarnya berkaitan dengan kerugian (klaim), baik frekuensi maupun
nilai atau severitas. Frekuensi klaim dapat dikaji melalui kerugian acak diskrit, khususnya
distribusi Poisson, binomial dan geometrik.
Misalkan N kerugian acak yang menyatakan frekuensi kerugian klaim (yang masuk atau
diajukan) pada suatu periode waktu. Distribusi untuk N adalah Poisson dengan param-
eter λ. Ciri khas distribusi ini adalah nilai mean dan variansi yang sama yaitu λ,
E(N ) = V ar(N ) = λ.
Dalam praktiknya, mungkinkah kita memperoleh data dengan nilai mean sama dengan variansi?
(selanjutnya nanti akan dipelajari konsep overdispersion dan underdispersion).
Jika kita memiliki kerugian acak Poisson (atau kerugian acak diskrit lainnya) maka kita dapat
menentukan (i) peluang frekuensi kerugian melalui fungsi peluang atau fungsi pembangkit
peluang atau fungsi pembangkit momen (ii) ekspektasi (bersyarat) frekuensi kerugian.
Latihan:
1. Diketahui N kerugian acak berdistribusi Poisson dengan parameter mean 0.1. Tentukan
P (N = 1|N ≤ 1).
Teorema:
Jika N1 , . . . , Nk kerugian acak-kerugian acak yang saling bebas dengan Xi ∼ P OI(λi ) maka
N1 + · · · + Nk ∼ P OI(λ1 + . . . + λk ).
5
Perhatikan kasus n = 2. Distribusi N1 + N2 dapat ditentukan melalui teknik (i) fungsi peluang
(ii) fungsi pembangkit momen.
Misalkan N1 dan N2 kerugian acak Poisson dengan parameter, berturut-turut, λ1 dan λ2 . Apa
yang dapat kita katakan tentang kerugian acak N1 |N1 + N2 = m? Bagaimana kita dapat
menentukan distribusi kerugian acak tersebut?
Misalkan kerugian acak N menyatakan frekuensi kerugian klaim yang diproses dari semua
klaim yang masuk. Distribusi yang tepat untuk N adalah distribusi binomial dengan parameter
m (frekuensi klaim yang masuk) dan θ (peluang klaim diproses). Notasi: N ∼ B(m, θ). Fungsi
peluang untuk N adalah
P (N = k) = Ckm θk (1 − θ)m−k , k = 0, 1, 2, . . . , m
Sifat momen, atau momen ke-r, dapat ditentukan dengan memanfaatkan fungsi peluang yaitu
∑
m
E(N r ) = nr P (N = k).
k=0
Untuk m = 1, misalnya, didapat E(N ) = m θ. Momen kedua dan seterusnya (jika ada) dapat
ditentukan dengan menggunakan fungsi pembangkit momen (fpm):
MN (t) = (1 − θ + θet )m
Catatan: Fpm suatu kerugian acak berkorespondensi satu-satu dengan distribusi kerugian acak
tersebut.
Bagaimana dengan fungsi pembangkit peluang (fpp), manfaat apa yang dapat diperoleh dengan
fpp? Bagaimana menentukan peluang secara rekursif?
6
b ...
• Penaksir θ:
Latihan:
1. AXAh menjamin 60 risiko secara bebas. Setiap risiko memiliki peluang 0.04 untuk terjadi
rugi setiap tahunnya. Seberapa sering lima atau lebih risiko akan diharapkan merugi pada
tahun yang sama?
2. -
Distribusi lain yang dapat digunakan untuk memodelkan frekuensi kerugian klaim adalah dis-
tribusi geometrik. Pertanyaannya, definisi peubah acak apakah yang tepat untuk menggam-
barkan distribusi ini?
p(n) = (1 − α)n−1 α, n = 1, 2, . . .
1 1
E(N ) = , V ar(N ) = 2 ,
α α
serta fpm dan fpp. Selain itu, misalkan N ∼ Geo(α), kita dapat pula menentukan sifat distribusi
dari N + 1.
Namun yang menarik untuk dikaji adalah apakah sifat khusus yang hanya dimiliki distribusi
geometrik? Jelaskan! (Sifat tanpa memori)
Latihan:
2. -
7
1.4 Mixed and Mixture Distributions
Kita dapat memiliki suatu kerugian acak yang bersifat diskrit dan kontinu secara bersamaan.
Distribusi tersebut dikatakan distribusi campuran atau mixed distribution.
Misalkan X kerugian acak yang menyatakan nilai atau severitas klaim; nilai klaim berada pada
[0, 100]. Definisikan:
0, X ≤ 20,
Y =
X − 20, X > 20.
Tentukan fungsi peluang, fungsi kesintasan, mean dan momen pusat kedua dari nilai kerugian
acak Y .
Misalkan N kerugian acak dengan fungsi peluang fN . Kita dapat membangun kerugian acak
baru (dan juga distribusi baru) dengan memanfaatkan proporsi beberapa “klasifikasi” dari
kerugian acak N . Distribusi yang dihasilkan disebut distribusi atas proporsi kerugian acak
atau mixture distribution.
Contoh: Frekuensi kegagalan bisnis suatu perusahaan adalah kerugian acak N berdistribusi
Poisson dengan parameter λ. Kegagalan bisnis yang dimaksud dapat 60% dapat berupa kega-
galan atau risiko kredit, sisanya berupa risiko operasional. Kerugian acak yang menyatakan
frekuensi kegagalan bisnis adalah N ∼ P OI(λ) dengan fungsi peluang
dengan Ni frekuensi kegagalan bisnis karena, berturut-turut, risiko kredit dan risiko operasional.
Jadi, Ni adalah kerugian acak baru berdistribusi Poisson dengan parameter λi = ai λ.
e−λ λn
f (n) = , n = 0, 1, 2, . . .
n!
e−λ λx−1
f (n − 1) = .
(x − 1)!
8
Diperoleh
atau
( )
λ
f (n) = f (n − 1), n = 1, 2, . . .
n
Misalkan kerugian acak N ∼ B(3, 0.4). Dalam aplikasi teori peluang, seringkali kita dihadapkan
pada fenomena dimana peluang terjadinya “0” telah ditentukan, misalnya P (N = 0) = 0.3,
atau bahkan mungkin tidak ada, P (N = 0) = 0.
Untuk itu, perlu adanya modifikasi fungsi peluang dibawah. Distribusi yang dihasilkan dikatakan
sebagai distribusi modifikasi nol (zero-modified distribution) dan distribusi bernilai nol (zero-
truncated distribution).
N P (N = k)
0 0.216
1 0.432
2 0.288
3 0.064
Misalkan kerugian acak N dari suatu distribusi (a, b, 0) memiliki fungsi peluang f (n). Misalkan
f mod (n) fungsi peluang yang merupakan modifikasi dari f (n); f mod (n) adalah fungsi peluang
9
dari distribusi (a, b, 1). Untuk f mod (0) yang ditentukan, hubungan antara f mod (n) dan f (n)
adalah
dengan c konstanta.
Fungsi peluang f mod (n) haruslah terdefinisi dengan baik; akibatnya, c dapat diperoleh,
1 − f mod (0)
c= .
1 − f (0)
Untuk distribusi binomial dengan parameter (3, 0.4) diatas, kita dapat menghitung f mod (k), k =
1, 2, 3 sebagai berikut:
1 − f mod (0)
f mod (1) = f (1)
1 − f (0)
1 − 0.3
= 0.432
1 − 0.216
= 0.386.
Dengan cara sama, kita peroleh f mod (2) = 0.258 dan f mod (3) = 0.056.
N P (N = k) Zero-Modified Zero-Truncated
0 0.216 0.3 0
1 0.432 0.386
2 0.288 0.258
3 0.064 0.056
Latihan:
10
Bab 2 - Model Nilai Kerugian dan Sifat Distribusi
Silabus: Aplikasi: deductible, policy limit dan coinsurance; distribusi exponensial dan Pareto;
kuantil, sifat ekor: CTE dan indeks ekor;
Severitas klaim atau claim severity menyatakan besar kerugian suatu klaim asuransi. Umum-
nya, severitas klaim dimodelkan dengan distribusi kontinu nonnegatif. Secara khusus, akan
dibahas distribusi eksponensial dan Pareto serta sifat-sifat yang menyertainya seperti kuantil
dan sifat ekor (CTE dan indeks ekor).
Salah satu motivasi yang dapat digunakan dalam mempelajari sifat-sifat khusus peubah acak
seperti kuantil dan sifat ekor (CTE dan indeks ekor) adalah manfaat atau aplikasi dalam bidang
profesional seperti asuransi. Dalam hal ini, kajian aplikasi akan ditekankan pada pembayaran
klaim oleh perusahaan asuransi (insurer), khususnya pada kasus adanya modifikasi cakupan
polis (policy coverage).
Pandang situasi seseorang mengasuransikan kendaraan yang dimilikinya. Tidak jarang pengen-
dara bersikap ceroboh terhadap kendaraannya karena keyakinan akan dijamin oleh asuransi.
Untuk mengurangi risiko dan mengendalikan masalah-masalah perilaku pemegang polis (moral
hazard), perusahaan asuransi melakukan modifikasi cakupan polis seperti deductible, policy lim-
its dan coinsurance.
Misalkan X menyatakan besar uang yang dibayar (amount paid) dalam suatu kejadian keru-
gian (loss event) dimana tidak ada modifikasi cakupan atau disebut ground-up loss. Misalkan
XL menyatakan besar uang yang dibayar dimana ada modifikasi cakupan atau cost per loss;
XP menyatakan besar uang yang dibayar dalam suatu kejadian pembayaran (payment event)
dimana ada modifikasi cakupan. Catatan: loss event terjadi jika terdapat kerugian, payment
event terjadi hanya jika pihak asuransi membayar kerugian.
11
sebesar X −d jika kerugian X lebih dari d. Jadi, besar uang yang dibayar dalam suatu kejadian
kerugian, XL , adalah
XL = X − d, untuk X > d,
Peubah acak XP (excess-loss variable) didefinisikan jika terjadi pembayaran, yaitu saat X > d,
XP = X − d|X > d.
Catatan:
XL memiliki censored distribution, XP memiliki truncated distribution.
Latihan.
Misalkan X dan Y , dengan deductible d = 0.25. Hitung E(XL ), E(XP ), E(YL ), E(YP ), jika X
berdistribusi eksponensial dan Y berdistribusi lognormal.
XU = u, untuk X ≥ u,
Misalkan X peubah acak eksponensial dengan parameter λ. Fungsi distribusi dan fungsi haz-
ardnya dapat ditentukan sbb.
Distribusi eksponensial sering digunakan untuk menentukan distribusi nilai kerugian dan waktu
antar-kedatangan kerugian. Apa yang dapat kita kaji dari distribusi kerugian ekspo-
nensial ?
12
Peubah acak X berdistribusi Pareto dengan parameter α > 0 dan γ > 0 jika fungsi dis-
tribusinya F (x). Distribusi ini cocok untuk memodelkan pendapatan. Karakteristik menarik
dari distribusi Pareto adalah tidak dimilikinya fpm dan dapat diturunkannya distribusi ini dari
distribusi eksponensial.
( β1 )α
λα−1 e− β λ , λ ≥ 0.
1
−λ x
fX (x|λ) = λ e , x ≥ 0, dan fΛ (λ|α, β) =
Γ(α)
Jadi,
∫ ∞ [ ]α+1
α β αγ α
fX (x|λ) fΛ (λ|α, β) = α = ,
0 β βx + 1 (x + γ)α+1
dengan γ = 1/β, yang merupakan fungsi peluang dari distribusi Pareto(α, γ). Dengan kata
lain, gamma-exponensial adalah Pareto.
Severitas klaim dapat bernilai sangat besar walau dengan frekuensi yang kecil. Kerugian dengan
nilai ekstrim, yang terjadi pada ekor kanan (upper tail) distribusi, perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi kebijakan polis berikutnya. Distribusi dengan ekor tebal (fat/heavy/thick
tail) dapat diidentifikasi melalui eksistensi momen. Sebagai contoh, distribusi Pareto memiliki
hingga order α. Jadi, jika α < 2 maka distribusi Pareto tidak memiliki variansi. Artinya,
terdapat indikasi adanya distribusi ekor tebal.
Untuk membandingkan perilaku ekor distribusi, kita dapat menghitung limit rasio kedua fungsi
kesintasan. Semakin cepat suatu fungsi kesintasan menuju nol, maka semakin tipis ekor dis-
tribusi tersebut. Cara lain untuk menentukan ketebalan ekor adalah dengan menentukan (i)
fungsi hazard dan (ii) fungsi kuantil.
Misalkan X suatu kerugian acak atau random loss dengan fungsi distribusi FX . Kita dapat
menentukan suatu nilai dα sedemikian hingga
P (X ≤ dα ) = F (dα ) = α.
13
Dengan kata lain,
dα = FX−1 (α),
atau dα adalah α-kuantil dari distribusi X. Keakuratan dα dapat dihitung dengan peluang
cakupan atau coverage probability. Catatan: dα sering dikatakan VaRα (X) yang menyatakan
kerugian maksimum yang dapat ditolerir padan tingkat α.
Ukuran lain yang dapat dihitung dengan memanfaatkan dα adalah CTE atau Conditioan Tail
( )
Expectation, E X|X > dα , yang, apabila kita menggunakan VaRα (X), ukuran tersebut
disebut Expected Shortfall (ES). Perhatikan kasus distribusi eksponensial dengan parameter λ.
( )
Kita peroleh E X − VaRα (X)|X > VaRα (X) = λ1 = E(X).
Latihan:
1. Perusahaan asuransi menjual dua jenis polis asuransi kendaraan bermotor: “Basic” dan
“Deluxe”. Misalkan waktu hingga klaim Basic selanjutnya masuk adalah peubah acak
eksponensial dengan mean dua. Misalkan waktu hingga klaim Deluxe selanjutnya masuk
adalah peubah acak eksponensial dengan mean tiga. Kedua waktu saling bebas. Hitung
peluang bahwa klaim yang masuk selanjutnya adalah klaim Deluxe.
2. Perusahaan asuransi milik saya memiliki sebuah alat secara terus menerus mencatat ak-
tivitas gempa. Misalkan T waktu yang menyatakan kerusakan alat, berdistribusi ekspo-
nensial dengan mean 3 (tahun). Ternyata, alat tidak akan dicek pada dua tahun per-
tama setelah dibeli. Dengan demikian, waktu untuk mengetahui kerusakan alat adalah
X = maks(T, 2). Hitung E(X).
3. Misalkan (sisa) masa hidup pasangan suami isteri saling bebas dan berdistribusi Uniform
pada selang [0, 40]. Perusahaan asuransi menawarkan dua produk: pertama, produk
yang membayar nilai klaim saat suami meninggal; kedua, produk yanga membayar nilai
klaim saat kedua suami isteri meninggal. Tentukan kovariansi kedua waktu pembayaran
tersebut.
14