Oleh Kelompok 2:
KELAS A
TANJUNG PINANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Nur Asma Riani Siregar,
S.Pd, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Statistika Matematika
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan
statistikadalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu
data.Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori
probabilitas.Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel,
dan probabilitas. Probabilitas adalah harga angka yang menunjukkan seberapa
besarkemungkinan suatu peristiwa terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang
mungkin terjadi.
Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajarai nilai 𝐸(𝑋) dan 𝐸(𝑋 2 ).
Dengan perkataan lain, kita hanya dapat menghitung nilai ekspektasi dari peubah
acak 𝑋 dengan pangkatnya paling tinggi 2. Berikut ini akan dijelaskan perumusan
secara umum dalam penghitungan nilai ekspektasi dari peubah acak dengan
pangkat lebih dari 2.
Momen ialah salah satu ukuran statistika yang gunanya antara lain sebagai
dasar untuk merumuskan ukuran keruncingan dan kemiringan kurva (distribusi).
Sedangkan fungsi pembangkit momen antara lain untuk menurunkan atau
menentukan momen-momen.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian momen?
2. Apa saja jenis momen?
3. Apa itu yang dimaksud dengan fungsi pembangkit momen?
4. Apa saja jenis fungsi pembangkit momen?
1
C. Tujuan Penulisan.
1. Mengetahui apa itu momen.
2. Mengetahui apa saja jenis momen dan rumusnya.
3. Mengetahui apa itu fungsi pembangkit momen.
4. Mengetahui apa saja jenis pada fungsi pembangkit momen berserta
rumusnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Momen.
1. Definisi :
Jika X adalah peubah acak, baik diskrit mapun kontinu, maka
momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇′𝐾 ) didefinisikan sebagai :
𝜇′ 𝐾 = E (𝑋 𝑘 ), k = 1,2,3,..
2. Jenis Momen
a. Momen Peubah Acak Diskrit
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari
X di x, maka momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇′𝐾 ) didefinsikan sebagai :
𝜇 𝐾′ = ∑𝑥 𝑥 𝑘 . p(x)
Contoh soal :
X 1 2 3 4
p(x) 1 1 1 1
4 8 8 2
Hitunglah 𝜇′3 ?
Penyelesaian :
𝜇3 ’ = E(𝑋 3 ) = ∑𝑥 𝑥 3 . P (x)
= ∑4𝑥=1 𝑥 3 . P(x)
1 1 1 1
= (1)3 (4) + (2)3 (8) + (3)3 (8) + (4)3 (2)
1 27 64
=4+1+ +
8 8
293
𝜇3 ’ = E(𝑋 3 ) = 8
3
b. Momen Peubah Acak Kontinu.
Jika X adalah peubah acak kontinu dari f(x) adalah nilai fungsi densitas dari
X dari x, maka momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇′𝑘 ) didefiniskan sebagai :
∞
𝜇 𝐾′ = ∫−∞ 𝑥 𝑘 . f(x) dx
Contoh:
2𝑥
f(x)= ; 1< 𝑥 < 2
3
= 0; x lainnya.
Hitung 𝜇 ′ 3 ?
Penyelesaian :
∞
𝜇3 ’ = E(𝑋 3 ) = ∫−∞ 𝑥 3 . f(x) dx
1 2 ∞
= ∫−∞ 𝑥 3 . f(x) dx + ∫1 𝑥 3 . f(x) dx + ∫2 𝑥 3 . f(x) dx
1 2 2𝑥 ∞
= ∫−∞ 𝑥 3 . 0 dx + ∫1 𝑥 3 . dx + ∫2 𝑥 3 . 0 dx
3
2
2
= 0 + (15 𝑥 5 ] )
𝑥=1
65
𝜇3 ’ = E(𝑋 3 ) = 12
Pada bagian sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa varian sebuah peubah acak
adalah nilai ekspektasi dari pangkat dua untuk penyimpangan peubah acak terhadap
rataannya.
4
𝜇𝑘 = 𝐸(𝑋 − 𝜇)𝑘 ; 𝑘 = 0, 1, 2, 3, …
Untuk 𝒌 = 𝟎
Untuk 𝒌 = 𝟏
Untuk 𝒌 = 𝟐
Untuk 𝒌 = 𝟑
𝜇3 = 𝐸(𝑋 − 𝜇)3
Dan seterusnya.
Contoh:
1
𝑝(𝑥) = ; 𝑥 = 1, 2, 3
3
Hitunglah 𝜇 3
Penyelesaian:
5
𝜇3 = ∑(𝑥 − 𝜇)𝑘 . 𝑝(𝑥)
𝑥
𝜇 = 𝐸(𝑋) = ∑ 𝑥. 𝑝(𝑥)
𝑥
3
1
= ∑𝑥.
3
𝑥=1
1
= ( ) (1 + 2 + 3)
3
𝜇 = 𝐸(𝑋) = 2
Jadi:
3
1
𝜇3 = ∑(𝑥 − 2)3 .
3
𝑥=1
1
= ( ) [(1 − 2)3 + (2 − 2)3 + (3 − 2)3 ]
3
1
= ( ) (−1 + 0 + 1)
3
𝜇3 = 0
𝜇𝑘 = ∫ (𝑥 − 𝜇)𝑘 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
−∞
Contoh:
6
Misalnya fungsi densitas dari X berbentuk:
1
𝑓(𝑥) = ; 20 < 𝑥 < 30
10
= 0; 𝑥 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎.
Hitung 𝜇3 .
Penyelesaian:
𝜇3 = ∫ (𝑥 − 𝜇)3 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
−∞
𝜇 = 𝐸(𝑋) = ∫ 𝑥 . 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−∞
20 30 ∞
20 30 ∞
1
= ∫ 𝑥 . 0 𝑑𝑥 + ∫ 𝑥 . 𝑑𝑥 + ∫ 𝑥 . 0 𝑑𝑥
10
−∞ 20 30
1 2 30
=0+( 𝑥 ]𝑥=20 ) + 0
20
𝜇 = 𝐸(𝑋) = 25
Jadi:
∞
𝜇₃ = ∫ (𝑥 − 25)3 . 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−∞
7
20
= ∫ (𝑥 − 25)3 . 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−∞
30 ∞
20 30 ∞
1 3
= ∫ (𝑥 − 25)³ . 0 𝑑𝑥 + ∫ (𝑥 − 25) . 𝑑𝑥 + ∫ (𝑥 − 25)³ . 0 𝑑𝑥
10
−∞ 20 30
30
1
= 0+ ∫ (𝑥 − 25)3 𝑑𝑥 + 0
10
20
Misalnya: 𝜇 = 𝑥 − 25
𝑑 𝜇 = 𝑑𝑥
5
1
𝜇3 = ∫ 𝜇3 𝑑 𝜇
10
−5
1 4 5
= 𝜇 ]𝑢=−5
40
𝜇3 = 0
𝜇𝑘 = 𝐸[(𝑋 − 𝜇)𝑘 ]
𝑘
𝑘
= 𝐸 [∑ ( ) 𝑥 𝑖 (−𝜇)𝑘 −𝑖 ]
𝑖
𝑖=1
Jadi:
8
𝑘
𝑘
𝜇𝑘 = ∑ ( ) 𝜇𝑖 ′ (−𝜇)𝑘−𝑖
𝑖
𝑖=0
Untuk k = 1
𝑘
𝑘
𝜇1 = ∑ ( ) 𝑥 ′ 𝑖 (−𝜇)1−𝑖
𝑖
𝑖=0
1 1
= ( ) 𝜇0 ′ (−𝜇)1 + ( ) 𝜇1 ′ (−𝜇)0
0 1
= −𝜇 + 𝜇1 ′
=𝜇−𝜇
𝜇1 = 0
Untuk 𝒌 = 𝟐
2
2
𝜇2 = ∑ ( ) 𝜇𝑖 ′ (−𝜇)2−𝑖
𝑖
𝑖=0
2 2 2
= ( ) 𝜇0 ′ (−𝜇)2 + ( ) 𝜇1 ′ (−𝜇)1 + ( ) 𝜇2 ′ (−𝜇)0
0 1 2
= 𝜇 2 − 2 𝜇1 ′ 𝜇 + 𝜇2 ′
𝜇2 = 𝜇2 ′ 𝜇 2
Untuk 𝒌 = 𝟑
3
3
𝜇3 = ∑ ( ) 𝜇𝑖 (−𝜇)3−𝑖
𝑖
𝑖=0
3 3 3 3
= ( ) 𝜇0 ′ (−𝜇)3 + ( ) 𝜇1 ′ (−𝜇)2 + ( ) 𝜇2 ′ (−𝜇)1 + ( ) 𝜇3 ′ (−𝜇)0
0 1 2 3
= −𝜇 3 − 3 𝜇1 ′ 𝜇 2 − 3 𝜇2 ′ 𝜇 + 𝜇3 ′
𝜇3 = 𝜇1 ′ − 3 𝜇2 ′ 𝜇 + 2 𝜇 3
9
Dan seterusnya.
1. 𝜇1 = 0
2. 𝜇2 = 𝜇2 ′ − 𝜇 2
3. 𝜇3 = 𝜇3 ′ − 3 𝜇2 ′𝑣 𝜇 + 2 𝜇³
𝜇𝑘 ′ = 𝐸(𝑋 𝑘 )
= 𝐸[(𝑋 − 𝜇) + 𝜇]𝑘
𝑘
𝑘
= 𝐸 [∑ ( ) 𝑥 ′ 𝑖 (𝑥 − 𝜇)𝑖 𝜇 𝑘−𝑖 ]
𝑖
𝑖=0
𝑘
𝑘
= ∑ ( ) 𝜇 𝑖 𝜇 𝑘−𝑖
𝑖
𝑖=0
Jadi:
𝑘
𝑘
𝜇𝑘 ′ = ∑ ( ) 𝜇 𝑖 𝜇 𝑘−𝑖
𝑖
𝑖=0
Untuk 𝒌 = 𝟏
1
1
𝜇1 ′ = ∑ ( ) 𝜇 𝑖 𝜇1−𝑖
𝑖
𝑖=0
1 1
= ( ) 𝜇0 𝜇1 + ( ) 𝜇1 𝜇 0
0 1
10
= 𝜇 + 𝜇1
𝜇1 ′ = 𝜇, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜇1 = 0
Untuk 𝒌 = 𝟐
2
2
𝜇2 ′ = ∑ ( ) 𝜇 𝑖 𝜇 2−𝑖
𝑖
𝑖=0
2 2 2
= ( ) 𝜇0 𝜇 2 + ( ) 𝜇1 𝜇1 + ( ) 𝜇2 𝜇 0
0 1 2
= 𝜇 2 + 2 𝜇1 𝜇 + 𝜇2
𝜇2 ′ = 𝜇 2 + 𝜇2 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜇1 = 0
Untuk 𝒌 = 𝟑
3
3
𝜇3 ′ = ∑ ( ) 𝜇 𝑖 𝜇 3−𝑖
𝑖
𝑖=0
3 3 3 3
= ( ) 𝜇0 𝜇 3 + ( ) 𝜇1 𝜇 2 + ( ) 𝜇2 𝜇1 + ( ) 𝜇3 𝜇 0
0 1 2 3
= 𝜇 3 + 3 𝜇1 𝜇² + 3 𝜇2 𝜇 + 𝜇3
𝜇3 ′ = 𝜇 3 + 3 𝜇2 𝜇 + 𝜇3 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜇1 = 0
Dan seterusnya.
1. 𝜇1 ′ = 𝜇
2. 𝜇2 ′ = 𝜇 2 + 𝜇3
3. 𝜇3 = 𝜇 3 + 3 𝜇2 𝜇 + 𝜇3
11
B. Fungsi Pembangkit Momen.
Fungsi pembangkit momen merupakan sebuah fungsi yang dapat
menghasilkan momen-momen. Selain itu, penentuan distribusi baru dari
peubah acak yang baru merupakan kegunaan lain dari fungsi pembangkit
momen. Momen-momen yang dihasilakn itu bisa digunakan untuk mencari
nilai harapan, nilai rataan, dan varians dari suatu peubah acak.
1. Definisi.
Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, maka fungsi
pembangkit momen dari X (dinotasikan dengan MX(t)) didefinisikan sebagai:
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝐸(𝑒 𝑡𝑋 )
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝐸(𝑒 𝑡𝑋 )
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari
X di x, maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai:
𝑀𝑥 (𝑡) = ∑ 𝑒 𝑡𝑋 ∙ 𝑝(𝑥)
𝑥
Fungsi pembangkit momen dari peubah acak kontinu secara umum ditentukan
berdasarkan definisi 1.3
Jika X adalah peubah acak kontinun dan f(x) adalah fungsi densitas dari X di x,
maka fungsi pembangkit momen dari x didefinisikan sebagai:
12
∞
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫ 𝑒 𝑡𝑋 ∙ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
−∞
Dua cara pembuktian bahwa fungsi pembangkit momen itu bisa menghasilkan
momen-momen, sebagai berikut:
2. Dalam hal ini, kita akan menurunkan terhadap t dari perumusan pada
definisi 1.1.
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝐸(𝑒 𝑡𝑋 )
13
𝑀𝑥 ′(𝑡) = 𝐸(𝑋. 𝑒 𝑡𝑋 )
𝑀𝑥 "(𝑡) = 𝐸(𝑋 2 . 𝑒 𝑡𝑋 )
𝑀𝑥 ′′′(𝑡) = 𝐸(𝑋 3 . 𝑒 𝑡𝑋 )
Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu dan 𝑀𝑥 (𝑡) adalah fungsi
pembangkit momennya, maka:
Maka, disimpulkan :
Contoh:
1
𝑝(𝑥) = . (𝑥2) ; 𝑥 = 0, 1, 2
4
14
Penyelesaian:
2
1 2
= ∑ 𝑒𝑡𝑋 . . ( )
4 𝑥
𝑥=0
1 2 2
= [1 + 𝑒𝑡 . ( ) + 𝑒2𝑡 . ( )]
4 1 2
1
𝑀𝑋 (𝑡) = (1 + 2 . 𝑒𝑡 + 𝑒2𝑡 ); 𝑡 ∈ ℜ
4
b. 1; 𝜇1 = 𝑀𝑋 (𝑡)]𝑡=0
1
= (2 . 𝑒 𝑡 + 2 . 𝑒 2𝑡 )]
4
1
= (2 + 2)
4
𝜇1 = 1
1
2; 𝜇2 = 4 (2 . 𝑒𝑡 + 4 . 𝑒2𝑡 )]
1
= (2 + 4)
4
𝜇2 = 1,5
15
𝑀𝑐𝑋 (𝑡) = 𝐸(𝑒 𝑡 𝑐𝑋 )
= 𝐸(𝑒 𝑐𝑡 𝑋 )
𝑀𝑐𝑋 (𝑡) = 𝑀𝑥 (𝑐𝑡) (terbukti).
2. Dalil 6.7:
Jika X adalah peubah acak dan c adalah sbuah konstanta, maka:
𝑀𝑋+𝑐 (𝑡) = 𝑒 𝑐𝑡 . 𝑀𝑥 (𝑡)
Bukti:
Berdasarkan definisi fungsi pembangkit momen, maka:
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Momen ialah salah satu ukuran statistika yang gunanya antara lain sebagai
dasar untuk merumuskan ukuran keruncingan dan kemiringan kurva (distribusi).
Sedangkan fungsi pembangkit momen antara lain untuk menurunkan atau
menentukan momen-momen. Adapun jenis-jenis Momen ada dua, yaitu:
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari
X di x, maka momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇′𝐾 ) didefinsikan sebagai :
𝜇 𝐾′ = ∑𝑥 𝑥 𝑘 . p(x)
2. Momen Peubah Acak Kontinu.
Jika X adalah peubah acak kontinu dari f(x) adalah nilai fungsi densitas dari
X dari x, maka momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇′𝑘 ) didefiniskan sebagai :
∞
𝜇 𝐾′ = ∫−∞ 𝑥 𝑘 . f(x) dx.
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari
X di x, maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai:
𝑀𝑥 (𝑡) = ∑ 𝑒 𝑡𝑋 ∙ 𝑝(𝑥)
𝑥
17
2. Fungsi pembangkit Momen Kontinu.
Jika X adalah peubah acak kontinu dan f(x) adalah fungsi densitas dari X di
x, maka fungsi pembangkit momen dari x didefinisikan sebagai:
∞
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫ 𝑒 𝑡𝑋 ∙ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
−∞
B. Saran
Kami penulis berharap semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat
bagi para pembaca serta memberikan pengetahuan mengenai Momen dan Fungsi
Pembangkit Momen.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang. Sekian dan terimakasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nurlina. 2013. Penentuan Mean, Variansi, Skewness, dan Kurtosis dari Distribusi
Gamma dan Weibull dengan Menggunakan Momen Pertama hingga Keempat.
Makassar.
Sitepu, Robinson, Putra B.J. Bangun, dan Heryanto. 2013. Penentuan Momen ke-5
dari Distribusi Gamma. [Online]. Tersedia di:
http://ejurnal.mipa.unsri.ac.id/index.php/jps/article/view/71 diakses pada 24
September 2022.