Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

“Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi”

KELOMPOK 7
JOAN SHELOMIKHA MAWIKERE 19 504 045
IRAMAYA SASIANG 19 504 123
GIDEON RORI 19 504 031
DENNIS TAMBA 19 504 040

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi.........................................................................................6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas tuntunannya
sehingga kami boleh menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah ini yang
berjudul “Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi” untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah MATEMATIKA DISKRIT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik, tanggapan, saran ataupun sanggahan
dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini dengan baik.

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Relasi dalam matematika adalah hubungan antara dua buah elemen himpunan.
Hubungan ini bersifat abstrak dan tidak perlu memiliki arti apapun Baik secara konkrit
maupun secara matematis. Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi ini
mendefinisikan sebuah barisan dengan memberikan nilai ke- n yang dikaitkan dengan suku-
suku sebelumnya. Untuk mendefinisikan sebuah Barisan, relasi berulang didefinisikan:
Definisi sebuah relasi berulang untuk barisan a0, a1, a2,... Merupakan sebuah
persamaan yang mengkaitkan an dengan 0, a1, a 2,..., an-1. Syarat awal untuk barisan a0,
a1,a2.... Adalah nilai-nilai yang diberikan secara eksplisit pada beberapa suku dari barisan
tersebut

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi


Beberapa permasalahan dalam kombinatorika dapat dimodelkan ke dalam bentuk
rekursif yang melibatkan konvolusi seperti terlihat berikut ini.
Misalkan diberi sebaris n bilangan , x1, x2,..., xn. Kita perintahkan "komputer" untuk
mencari hasil kalinya. Terdapat banyak cara untuk mendapatkan hasil kali tersebut. Misalnya
untuk n = 3; pertama-tama mungkin komputer mengalihkan x1 dan x2, kemudian mengalihkan
hasil kali ini dengan x3; atau mungkin x2 dan x3 dikalikan terlebih dahulu, kemudian hasil kali
ini dikalikan dengan x1 . Kita bisa bedakan kedua cara ini dengan menyisipkan tanda kurung
yang sesuai di dalam deretan bilangan x1, x2,x3, sehingga cara pertama dan kedua, berturut-
turut dapat ditulis sebagai berikut : ((x1x2) x3) dan (x1 (x2x3)). Dalam hal ini komputer tidak
dapat mengalihkan x1 dengan x3 terlebih dahulu, karena dalam deretan tersebut terdapat
bilangan x2 diantara x1 dan x3. Dengan kata lain, komputer hanya mampu mengoperasikan
dua bilangan yang letaknya berdekatan setiap kali pengoperasian. Dengan demikian untuk N
= 4, terdapat 5 cara yang berbeda seperti berikut : (((x 1x2) x3) x4), ((x1(x2x3)) x4), (x1 ((x2x3)
x4)), (x1 (x2(x3x4))), ((x1x2)( x3x4)). Sedangkan untuk n = 2 dapat satu cara saja, Yaitu (x1x2).
Kalau Diberi barisan n bilangan, pertanyaan yang muncul adalah sebagai berikut : Dengan
berapa cara berbeda menginstruksikan komputer untuk mendapatkan hasil dari barisan n
bilangan tersebut?
Misal Kn menyatakan banyak cara untuk mendapatkan hasil kali ( dengan aturan di
atas) dari barisan n bilangan. Jelas bahwa K 1 = 1 ; K2 = 1 ; K3 = 2, dan K4 = 5. Selanjutnya
untuk n ≥ 2, relasi rekursif untuk Kn dapat diperoleh dengan cara berikut:
Perhatikan “perkalian terakhir” yang dilakukan untuk menentukan hasil kali dari n bilangan
x1, x2,..., xn. Ini melibatkan hasil kali dari dua subperkalian x 1, ..., xr dan xr+1, xr+2,... xn: dimana
1 ≤r ≤ n−1: yaitu
((x1 ... xr)( xr+1 ... xn)).
Di sini kita definisikan, untuk r = 1,
((x1 )( x2... xn)) ≡ (x1 ( x2... xn))
Dan, untuk r=n-1,
((x1 ... xn-1)( xn)) ≡ ((x1 ... xn-1) xn)
Karena ada Kr cara untuk mendapatkan hasil kali dari sub perkalian x1 ... xr dan Kn-r
cara untuk mendapatkan hasill kali subperkalian xr-1 ... xn serta 1 ≤r ≤ n−1maka
n−1
K n=∑ K r K n−r untuk n ≥ 2 (3.6.1)
r=1

Kalau kita definisikan K0 = 0, maka (3.6.1) menjadi


n−1
K n=∑ K r K n−r untuk n ≥ 2 (3.6.2)
r=0

Selanjutnya, kita selesaikan rekursif (3.6.2) dengan fungsi pembangkit. Untuk itu,


n
misalkan P(x)=∑ K n x . kalikan kedua ruas (3.6.2) dengan x n dan “diambil sigmanya” untuk
n=0

n ≥ 2, diperoleh,
∞ ∞

∑ K n x n=¿ ∑ ¿ ¿ ¿. (3.6.3)
n =2 n=2

∞ ∞
Perhatikan bahwa ∑ K n x n=¿ ¿ ∑ K n x n−K i x−K 0
n =2 n=0

= P(x)-x

Dan ∑ ¿¿
n =2

= {P(x)}2
Sehingga (3.6.3) menjadi:
P(x)-x = {P(x)}2
↔ [P(x)]2 −¿ P(x)+ x = 0
1± √1−4 x
↔ P(x)¿ (3.6.4)
2
Selanjutnya, kita ekspetasi bentuk √ 1−4 x .
√ 1−4 x=¿ ¿
Dari teorema binomial umum, diperoleh
Untuk n ≥ 1, didapat
1
()
2 ¿
n
1 −1 −3 −2 n−3
( )( )...( )
2 2 2 2
¿ ¿
n!
1.1.3 .5 ....(2n−3)(−1)n−1
¿ ¿
n! 2 n
1.1.3 .5 ....(2n−3) n!
¿ ¿
n! n!
1.3 .5 ....(2 n−3)1.2.3 .....(n−1) n
¿− 2.2.2 ....2.2
(n−1)!(n−1)! n . n
2 1.3 .5 .....(2 n−3).2.4 .6 .....( 2n−2)
¿−
n (n−1)!( n−1)!
2 1.2 .3 .4 .5 .6 ....(2n−3)(2 n−2)
¿−
n (n−1) !( n−1)!
2 (2 n−2) −2 2 n−2
¿− =
n (n−1) !(n−1)! n n−1 ( )
Sehingga,
∞ 1
√ 1−4 x=1+ ∑ 2 ¿
n=1 ()
n
Dengan demikian, dari (3.6.4) dengan memilih “tanda negatif” diperoleh,

1 2 n−2 n
P( x )=∑
n=1
(
n n−1
x )
Ini berarti, untuk n ≥ 1,
1 2 n−2
K n= (
n n−1 )

Anda mungkin juga menyukai