Anda di halaman 1dari 8

1.

Membuka File pada ArcMap

Klik Add Data kemudian buka folder Shapefile setelah itu blok semua layer dan klik Add.

2. Membuat Peta Potensi Longsor

Pada Menu Selection, klik Select By Attributes. Pilih layer Kelerengan pada box layer dan klik
“REMARK” dua kali agar kata tersebut muncul di box kosong di bawah. Setelah itu klik Get Unique
Values dan akan muncul angka – angka seperti gambar di atas. Pilih angka berdasarkan kebutuhan.
Contohnya seperti daerah rawan longsor tinggi memiliki kelerengan >40% maka pilih ‘>40%’
sehingga pada box akan muncul susunan “REMARK” = ‘>40%’. Kemudian klik Verify untuk
memastikan apakah formula yang dibuat sudah benar. Jika muncul dialog box seperti di atas maka
formula berhasil dan klik OK.

Langkah selanjutnya adalah menggunakan tool Select yang terdapat di Toolboxes > System
Toolboxes > Analysis Tools > Extract > Select. Masukkan Input Features dengan Kelerengan dan
pilih Output Features di folder yang diinginkan serta beri nama layer baru seperti ‘kelerengan40’ atau
yang lainnya. Kemudian klik OK dan tunggu hingga layer baru terbuat.

Untuk membuat selection kelerengan daerah yang tidak berpotensi longsor, gunakan formula
“REMARK’ = ‘0 – 2%’ OR “REMARK’ = ‘2,01 – 8%’ OR “REMARK’ = ‘8,01 – 15%’, begitu juga
dengan selection kelerengan daerah potensi rendah dengan formula “REMARK’ = ‘15 – 25%’ OR
“REMARK’ = ’25,01 – 40%’ OR “REMARK’ = ‘>40%’. Kemudian untuk membuat layer dari hasil
selection tersebut lakukan cara yang sama seperti langkah sebelumnya.

Untuk mengetahui daerah mana saja yang terdapat batulanau, pilih Menu Selction > Select By
Attributes. Pilih layer Geologi pada box layer dan klik “KETERANGAN” dua kali agar kata tersebut
muncul di box kosong di bawah. Setelah itu klik Get Unique Values dan akan muncul keterangan
seperti gambar di atas. Kemudian pilih ‘Batulanau’. Formula yang tersusun akan menjadi
“KETERANGAN” = ‘Batulanau’. Lalu klik Verify dan jika dialog box seperti gambar di atas muncul
maka formula berhasil dan klik OK.
Daerah yang sudah terseleksi kemudian di select menggunakan Select Tool agar menjadi sebuah
layer. Cara yang dilakukan mirip dengan cara membuat layer kelerengan tetapi pada Input Features
masukkan layer Geologi. Setelah itu pilih folder tempat menyimpan dan beri nama layer kemudian
klik OK.

Pilih tool Intersect pada Geoprocessing atau buka Toolboxes > System Toolboxes > Analysis Tools
> Overlay > Intersect dan pilih layer ‘batulanau’ dan ‘kelerengan40’ untuk membuat layer daerah
potensi tinggi bencana longsor. Pada Output Feature Class pilih folder tempat menyimpan dan beri
nama layer. Lakukan hal serupa untuk membuat layer daerah potensi sedang bencana longsor.
Untuk membuat daerah potensi rendah bencana longsor, gunakan Erase Tool. Buka Toolboxes >
System Toolboxes > Analysis Tools > Overlay > Erase. Pada Input Features pilih layer
‘kelerengan1540’ dan pada Erase Features pilih layer ‘batulanau’ kemudian pada Output Feature
Class pilih folder tempat menyimpan dan beri nama layer. Setelah itu klik OK.

3. Membuat Peta Zonasi Pemukiman Rawan Longsor

Gunakan Intersect Tool untuk membuat layer daerah pemukiman yang terkena bencana. Untuk daerah
pemukiman rawan bencana masukkan layer ‘Pemukiman’ dan ‘rawansedang’ ke Input Features
kemudian pada Output Feature Class pilih folder dan beri nama layer dan klik OK.
Hal yang sama juga dilakukan untuk membuat layer daerah pemukiman berbahaya. Masukkan layer
‘Pemukiman’ dan ‘rawantinggi’ ke Input Features kemudian pada Output Feature Class pilih folder
dan beri nama layer dan klik OK.

4. Membuat Peta Pengembangan Hutan

Lakukan buffer dengan Buffer Tool di Menu Geoprocessing atau buka Toolboxes > System
Toolboxes > Analysis Tools > Proximity > Buffer. Pada Input Features masukkan layer ‘rawantinggi’
dan pada Output Feature Class pilih folder untuk menyimpan dan beri nama layer. Kemudian pada
Distance pilih Linear unit 100 Meters. Setelah itu pada box Dissolve Type pilih ALL. Klik OK
Pilih tool Erase untuk membuat hutan pengembangan dengan memasukkan layer ‘hutan ideal’ pada
Input Features dan layer ‘Hutan’ pada Erase Features kemudian pada Output Feature Class pilih
folder dan beri nama layer. Klik OK.

Untuk merapikan layer ‘hutan_pengembangan’ dan ‘hutan_ideal’ yang keluar dari peta lakukan
clipping dengan Clip Tool di Menu Geoprocessing atau buka Toolboxes > System Toolboxes >
Analysis Tools > Extract > Clip. Masukkan layer ‘Border’ pada Input Features dan layer
‘hutan_pengembangan’ pada Clip Features. Pada box Output Feature Class beri nama layer pada
folder yang dipilih. Klik OK. Lakukan hal yang sama untuk meng-clip layer ‘hutan_ideal’.

5. Export Data dan Penyimpanan File

Export semua layer yang penting seperti layer daerah rawan bencana longsor, daerah pemukiman
rawan, daerah pengembangan hutan, serta layer utama seperti sungai, kontur, jalan, border,
pemukiman, hutan, geologi, kelerengan. Export semua layer tersebut pada suatu folder dan simpan
dalam bentuk shapefile. Cara meng-export data adalah dengan klik kanan pada layer > Data > Export
Data. Beri nama pada setiap layer yang diexport.
Setelah semua selesai tampilan akan berubah menjadi seperti gambar di atas. Simpan hasil kerja
dengan memilih Save atau Save As pada Menu File. Sebelum menyimpannya buka terlebih dahulu
Map Document Properties pada Menu File dan centang () ‘Store relative pathnames to data
sources’ pada Pathnames. File yang tersimpan akan memiliki ekstensi .mxd. Jika ingin menyimpan
dalam bentuk .pdf maka export file dengan memilih Export Map di Menu File kemudian pilih folder
dan klik Save.

Anda mungkin juga menyukai