Anda di halaman 1dari 76

MODUL PEMBELAJARAN

DASA ArcGis
Cara Mengubah Koordinat Geografis Ke UTM Di ArcGIS
Untuk Berbagai Jenis Data

Dalam tutorial ini, saya akan menunjukkan bagaimana mengubah sistem koordinat geografis ke
UTM di ArcGIS. Pemilihan dua sistem koordinat ini hanya untuk contoh saja. Nanti setelah
memahami cara ini anda bisa mengubah atau melakukan transformasi sistem koordinat apapun
menggunakan ArcGIS.

Untuk cara dan tahapannya, silahkan langsung ikuti tutorialnya di bawah ini.

Langkah I : Mengubah Koordinat Geografis Ke UTM Di ArcGIS Untuk Data


SHP (Feature)

1. Buka ArcMap.
2. Buka data SHP yang akan dirubah koordinatnya. Salah satunya bisa dengan cara klik Menu
File > Add Data > Add Data.
3. Pada kotak dialog Add Data, cari data SHP yang akan ditransformasi koordinat
geografisnya.
4. Buka ArcToolbox. Salah satunya bisa dengan cara klik Menu Geoprocessing >
ArcToolbox.
5. Pada jendela ArcToolbox, klik tanda + Data Management Tools > + Projections and
Transformations > + Feature. Kemudian double klik Project. Untuk lebih jelas lihat gambar
di bawah ini.
6. Pada kotak dialog Project, lakukan beberapa pengaturan sebagai berikut:
Pada bagian Input Dataset or Feature Class, klik tanda segitiga kecil. Kemudian klik nama layer
yang sudah kita buka sebelumnya. Jika tidak ada, berarti data SHP belum dibuka sebelumnya.
Solusinya klik tombol Open, cari datanya. Kemudian klik Add.

Pada bagian Input Coordinate System, data sistem koordinat akan otomatis terbaca.

Pada bagian Output Dataset or Feature Class, klik tombol Open. Kemudian tentukan tempat untuk
menyimpan data hasil transformasi nanti. Selanjutnya beri nama dan klik tombol Save. Alamat
penyimpanan dan nama file bebas.

Pada bagian Output Coordinate System, klik tombol untuk memilih koordinat. Kemudian pada
kotak dialog Spatial Reference Properties, klik tanda + Projected Coordinate Systems > + UTM >
+ WGS 1984 > + Southern Hemisphere > klik WGS 1984 UTM Zone 50S. Kemudian klik OK.
Catatan : Zone UTM silahkan disesuaikan dengan letak data yang anda miliki. Saya memilih
Zone 50S karena data yang akan saya transformasi terletak di Kalimantan Selatan dan zone UTM
nya masuk dalam 50S.
Hasil pengaturan yang saya lakukan tampak seperti gambar di bawah ini.

7. Kalau sudah dilakukan pengaturan seperti gambar di atas, selanjutnya bisa klik OK.
Biarkan proses transformasi berjalan sampai muncul tanda berhasil di kanan bawah seperti
gambar berikut.

8. Data hasil transformasi secara pengaturan bawaannya akan terbuka di ArcMap. Anda bisa
cek sistem koordinat yang melekat pada data tersebut dengan cara klik kanan nama
layernya, pilih Properties. Kemudian klik tab Source.

Langkah II : Mengubah Koordinat Geografis ke UTM Di ArcGIS Untuk Data


Raster (Citra)
1. Buka ArcMap.
2. Buka data raster atau citra yang akan dirubah koordinatnya. Caranya sama dengan langkah
Nomor 2 di atas, yaitu bisa klik Menu File > Add Data > Add Data.
3. Pada kotak dialog Add Data, cari data raster yang akan ditransformasi koordinat
geografisnya. Kalau sudah ketemu, bisa klik tombol Add.
4. Buka ArcToolbox. Caranya sama dengan langkah Nomor 4 di atas, yaitu bisa dengan cara
klik Menu Geoprocessing > ArcToolbox.
5. Pada jendela ArcToolbox, klik tanda + Data Management Tools > + Projections and
Transformations > + Raster. Kemudian double klik Project Raster. Untuk lebih jelas lihat
gambar di bawah ini.
6. Pada kotak dialog Project Raster, lakukan beberapa pengaturan seperti langkah Nomor 6
Mengubah Koordinat Geografis Ke UTM Di ArcGIS Untuk Data SHP di atas. Untuk
gambaran, hasil pengaturan yang saya lakukan terlihat seperti gambar di bawah ini.

Untuk bagian Geographic Transformation, Resampling Technique, Output Cell Size, dan
Registration Point tidak perlu dirubah. Biarkan sesuai pengaturan bawaannya.

7. Kalau sudah dilakukan pengaturan seperti gambar di atas, selanjutnya bisa klik OK.
Biarkan proses transformasi berjalan sampai muncul tanda berhasil di kanan bawah seperti
gambar berikut.

Catatan : Lamanya proses transformasi tergantung besar kecilnya data. Jika data rasternya besar,
maka proses tranformasi yang berjalan akan memakan waktu yang lebih lama. Jadi jangan ditutup
ArcMap sampai ada pesan berhasil atau gagal proses transformasinya.
8. Data Raster hasil transformasi akan terbuka di ArcMap. Anda bisa cek sistem koordinat
yang melekat pada data citra tersebut dengan cara yang sama pada langkah Nomor 8
Mengubah Koordinat Geografis Ke UTM Di ArcGIS Untuk Data SHP di atas.

Langkah III : Merubah Koordinat Geografis ke UTM Di ArcGIS Untuk Data


AutoCAD (DWG)

1. Buka ArcMap. Kemudian buka ArcToolbox. Caranya bisa dengan cara klik Menu
Geoprocessing > ArcToolbox.
2. Pada jendela ArcToolbox, klik tanda + Data Management Tools > + Projections and
Transformations. Kemudian double klik Define Projection. Untuk lebih jelas lihat gambar
di bawah ini.
3. Pada kotak dialog Define Projection, lakukan pengaturan sebagai berikut.
Pada bagian Input Dataset or Feature Class, klik tombol Open. Kemudian cari file AutoCAD (dwg)
yang akan ditentukan sistem koordinatnya. Kalau sudah ketemu, klik tombol Add.

Pada bagian Coordinate System, klik tombol untuk memilih sistem koordinat. Kemudian pada
kotak dialog Spatial Reference Properties, klik tanda + Geographic Coordinate Systems > + World
> klik WGS 1984. Kemudian klik OK.
Catatan : Pastikan posisi atau nilai koordinat gambar AutoCAD berada dalam sistem Koordinat
Geografis (LL84). Proses pendefinisian proyeksi akan gagal jika nilai koordinat gambar AutoCAD
adalah UTM atau tidak jelas, sementara pada proses ini didefinisikan WGS 1984.
4. Kalau sudah dilakukan pengaturan, bisa klik tombol OK. Biarkan proses berjalan sampai
muncul tanda berhasil di kanan bawah seperti proses-proses yang kita lakukan sebelumnya.
5. Kemudian buka data AutoCAD (DWG) yang sudah kita definisikan proyeksinya dengan
cara yang sama seperti langkah Nomor 2 dan 3 dari Mengubah Koordinat Geografis Ke
UTM Di ArcGIS Untuk Data SHP di atas.
Catatan : Kalau muncul kotak dialog Unknown Spatial Reference, berarti data AutoCAD yang
kita buka tidak memiliki sistem koordinat. Jadi silahkan ulangi langkah ke-2 sampai ke-4. Jika
proses pendefinisian proyeksi sudah berhasil, seharusnya tidak muncul kotak dialog ini.
6. Pada jendela ArcToolbox, klik tanda + Data Management Tools > + Projections and
Transformations > + Feature. Kemudian double klik Project. Tool Project yang akan kita
gunakan sama seperti tutorial yang transformasi data shp di atas.
7. Pada kotak dialog Project, lakukan beberapa pengaturan sebagai berikut:
Pada bagian Input Dataset or Feature Class, klik tanda segitiga kecil. Kemudian klik tanda
+ pada nama layer yang sudah kita buka sebelumnya. Untuk 1 data AutoCAD ada berbagai
jenis data yang terdapat dalam 1 group. Pilih 1 jenis data sesuai isi data gambarnya. Sebagai
contoh, isi gambar AutoCAD saya berupa data titik titik (Points). Maka yang saya pilih
untuk ditransformasi adalah jenis data Point. Agar lebih jelas lihat gambar di bawah ini.
Pada bagian Output Dataset or Feature Class, klik tombol Open. Kemudian tentukan tempat untuk
menyimpan data hasil transformasi nanti. Selanjutnya beri nama dan klik tombol Save. Alamat
penyimpanan dan nama file bebas.

Pada bagian Output Coordinate System, klik tombol untuk memilih koordinat. Kemudian pada
kotak dialog Spatial Reference Properties, klik tanda + Projected Coordinate Systems > + UTM >
+ WGS 1984 > + Southern Hemisphere > klik WGS 1984 UTM Zone 50S. Kemudian klik OK.

Catatan : Zone UTM silahkan disesuaikan dengan letak data yang anda miliki.
Hasil pengaturan yang saya lakukan tampilannya seperti gambar di bawah ini.
8. Kalau sudah dilakukan pengaturan seperti gambar di atas, selanjutnya bisa klik OK.
Biarkan proses transformasi berjalan sampai muncul tanda berhasil di kanan bawah seperti
proses transformasi-transformasi sebelumnya.
9. Data hasil transformasi secara pengaturan bawaannya akan terbuka di ArcMap. Anda bisa
cek sistem koordinat yang melekat pada data tersebut dengan cara yang sama pada tutorial
bagian atas, yaitu klik kanan nama layernya, pilih Properties. Kemudian klik tab Source.
Catatan : Data hasil transformasi yang langsung terbuka di ArcMap, jika dilihat nilai
koordinatnya di kanan bawah masih dalam koordinat geografis. Hal ini disebabkan karena sistem
koordinat frame atau layar penggambaran ArcMap, jika tidak diatur dia mengikuti sistem
koordinat data yang pertama dibuka.

Langkah IV : Cara Mengubah Koordinat Geografis Ke UTM Di ArcGIS Tanpa


Menghasilkan Data Baru
1. Buka ArcMap. Kemudian pada bagian Table Of Contents klik kanan Layers, pilih
Properties. Agar lebih jelas lihat gambar di bawah ini.

2. Pada kotak dialog Data Frame Properties, klik tab Coordinate System. Kemudian klik tanda
+ Projected Coordinate Systems > + UTM > + WGS 1984 > + Southern Hemisphere > klik
WGS 1984 UTM Zone 50S. Kemudian klik OK.
Catatan : Data yang akan saya Add ke ArcMap terletak di UTM Zone 50S. Untuk itu Zone UTM
silahkan disesuaikan dengan letak data yang anda miliki.
3. Buka data yang akan dirubah tampilan koordinatnya. Bisa data shp, data raster, data
AutoCAD (dwg), dll. Caranya sama dengan yang di atas, bisa dengan cara klik Menu File
> Add Data > Add Data.
4. Pada kotak dialog Add Data, cari data yang akan dibuka. Kalau sudah ketemu, bisa klik
tombol Add.
5. Semua data yang sudah di Add, meski memiliki sistem koordinat apapun maka akan
dirubah tampilan sistem koordinatnya ke sistem koordinat frame yang sudah kita tentukan
di langkah Nomor 2.
Untuk mengecek sistem koordinat sumber data, bisa klik kanan nama layernya, pilih Properties.
Kemudian klik tab Source. Untuk gambaran data yang saya buka seperti gambar di bawah ini.

Bisa dilihat pada gambar di atas, sistem koordinat sumber data masih GCS_WGS_1984 (Koordinat
Geografis). Sedangkan menurut informasi koordinat di kanan bawah, data ini dari angka
koordinatnya dan jumlah digit angkanya kita bisa tahu kalau data ini ditampilkan dalam sistem
koordinat UTM WGS 1984.
Cara Memasukkan Data Excel ke ArcGIS
(Titik Koordinat + Tekstual)
Langkah Ke I : Cara Memasukkan Data Excel Ke ArcGIS Untuk Data Titik
Koordinat

1. Siapkan data titik koordinat dalam format excel yang akan dimasukkan ke ArcGIS.
Untuk contoh saya akan memasukkan data koordinat dengan kolom-kolom seperti ini.

2. Buka ArcMap.
3. Klik menu File > Add Data > Add XY Data

4. Pada kotak dialog Add XY Data, lakukan beberapa pengaturan sebagai berikut.
Klik tombol browse. Cari file excel yang sudah disiapkan. Kemudian klik nama file-nya dan klik
tombol Add.

Pada kotak dialog Add, klik nama sheet yang di dalamnya ada data koordinat yang sudah
disiapkan. Kemudian klik Add.

Pada bagian X Field dan Y Field, ArcGIS akan otomatis membaca kolom data koordinat. Tetapi
dicek lagi, apakah sudah sesuai dengan kolom yang seharusnya.

Pada bagian Z Field, jika tidak ada maka akan terbaca None. Kalau data anda ada data tingginya,
silahkan dipilih nama kolomnya.

Pada bagian Coordinate System, klik tombol Edit. Kemudian pilih sistem koordinat yang
digunakan sesuai nilai data koordinat anda. Untuk contoh, pada kotak dialog Spatial Reference
Properties, klik tanda + Projected Coordinate Systems > + UTM > + WGS 1984 > + Southern
Hemisphere > klik WGS 1984 UTM Zone 50S. Kemudian klik OK.

Catatan : Kalau data anda tidak memiliki sistem koordinat atau tidak tahu sistem koordinatnya
apa, maka tidak perlu klik tombol Edit untuk memilih sistem koordinat.
Unceklis kotak Warn me if the resulting layer will have restricted functionality. Dan hasil
pengaturan kotak dialog Add XY Data tampak seperti gambar di bawah ini.
Kalau sudah diatur seperti gambar di atas, bisa klik OK.

5. Jika data dan pengaturan sudah betul, titik koordinat akan tergambar di Data View
ArcMap. Dan jika ingin menampilkan label nomor titik, bisa diklik kanan nama layer.
Kemudian pilih Label Features.
Contoh data titik koordinat yang sudah tergambar dan hasil pemberian label, tampak seperti
gambar di bawah ini.
Langkah Ke II : Cara Memasukkan Data Excel Ke ArcGIS Untuk Data
Tekstual

1. Siapkan data tekstual dalam format excel yang akan dimasukkan ke ArcGIS. Untuk
contoh saya akan memasukkan data dengan kolom-kolom seperti ini.

2. Buka ArcMap.
3. Buka data excel yang akan dimasukkan dengan cara klik tombol Add Data atau bisa juga
dengan cara klik Menu File > Add Data > Add Data.
4. Pada kotak dialog Add Data, cari data excel yang sudah disiapkan. Klik datanya,
kemudian tekan tombol Add.
5. Masih pada kotak dialog Add Data, klik nama sheet yang di dalamnya ada data tekstual
yang sudah disiapkan. Kemudian klik Add.
6. Data excel sudah masuk di ArcGIS. Untuk melihat dan mengecek data, lakukan klik
kanan pada nama Sheet di Table Of Contents, kemudian pilih Open. Gambaran contoh
data yang saya masukkan tampak seperti gambar di bawah ini.

Langkah Ke III : Cara Join Data Excel Ke ArcGIS

Untuk join data excel di ArcGIS, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah memasukkan data
excel-nya ke ArcGIS. Caranya bisa menggunakan tutorial Cara Memasukkan Data Excel Ke
ArcGIS Untuk Data Tekstual di atas.

Pada tutorial ini saya akan menggunakan contoh data tekstual excel di atas yang sudah
dimasukkan ke ArcGIS. Dan untuk melakukan join, tahapan selanjutnya adalah.

7. Buka peta atau data yang akan di join. Caranya bisa klik tombol Add Data atau bisa juga
dengan cara klik Menu File > Add Data > Add Data.
8. Pada kotak dialog Add Data, cari data yang akan dibuka. Klik datanya, kemudian tekan
tombol Add.
9. Pada Table Of Contents, klik kanan nama data yang baru dibuka. Kemudian pilih Open
Attribute Table. Kemudian cek, join akan dilakukan berdasarkan kolom yang mana.
Untuk contoh, mari kita lihat data saya berikut.
Dengan melihat data table di atas, saya menemukan kolom yang menggambarkan data yang
sama dengan kolom data tekstual dari excel. Yaitu kolom NIB. Maka saya akan melakukan join
berdasarkan kolom NIB.

Kalau data-data yang akan anda join tidak memiliki kolom yang menggambarkan nilai data yang
sama. Minimal 1 kolom. Maka join tidak akan berhasil dilakukan.

Karena untuk contoh data saya, ada kolom yang bisa dijoin, maka akan saya lanjutkan ke tahap
berikutnya.

10. Masih pada Table Of Contents, klik kanan lagi nama data yang baru dibuka. Kemudian
pilih Joins and Relates > Join.
11. Pada kotak dialog Join Data, lakukan beberapa pengaturan sebagai berikut.
Pada bagian What do yo want to join to this layer? Pilih Join attributes from a table.

Pada bagian nomor 1, pilih kolom yang sudah dicek dilangkah nomo 3. Untuk contoh, saya
memilih NIB.

Pada bagian nomor 2, pilih nama sheet excel yang sudah dimasukkan ke ArcGIS dan disiapkan
untuk dijoin. Untuk contoh, saya memilih Sheet1$.

Pada bagian nomor 3, pilih kolom dari sheet excel yang akan digunakan untuk join. Untuk
contoh , saya memilih NIB.
Pada bagian Join Options, pilih opsi sesuai keperluan. Pada tutorial ini saya memilih Keep all
records.

Hasil pengaturan di atas, tampak seperti gambar di bawah ini.

Kalau sudah di atur seperti gambar di atas, selanjutnya bisa klik OK.

12. Untuk mengecek apakah join sudah berhasil dilakukan, pada Table Of Contents klik
kanan nama layer yang baru di Join. Kemudian pilih Open Attribute Table. Untuk
gambaran hasil join yang saya lakukan terlihat seperti gambar berikut.
13. Data hasil join bisa digunakan untuk analisa, membuat peta tematik, pemberian label, dll.
Pada tutorial ini untuk contoh saya akan menggunakannya untuk memberi label pada
setiap persil. Caranya pada Table Of Contents klik kanan nama layer yang baru di Join.
Kemudian pilih Properties.
14. Pada kotak dialog Layer Properties, klik Tab Labels. Kemudian ceklis Label features in
this layer. Pada bagian Text String pilih kolom hasil join. Untuk contoh saya memilih
Nomor Hak. Kalau sudah, bisa klik OK.
Dan berikut ini adalah contoh peta hasil pemberian label.
BELAJAR MEMBUAT KORDINAT KAPLINGAN

Berbeda dengan koordinat Geografi dengan satuan unit derajat. UTM memiliki satuan
unit length seperti meter, kilometer, mil, dll yang dibagi menjadi beberapa Zona. Sehingga untuk
peta dengan ukuran tidak ‘raksasa’ akan lebih nyaman jika mengunakan UTM. Adapun langkah-
langkah untuk membuat koordinat UTM:

 Pertama buka data spatial seperti .shp atau .tif yang ingin dibuat koordinatnya dengan
cara klik kanan dalam data frame dan pilih Add Data.

 Setelah muncul seperti di bawah klik kanan pada Data Frame dan Pilih properties.

 Maka akan muncul Data Frame Properties. Pilih Grid > New Grid lalu Measured Grid
untuk Koordinat UTM (Graticule untuk Koordinat Geografi) lalu klik Next terus hingga
Finish. Lalu kembali lagi ke properties.
 Setelah masuk ke Properties akan pop-up References System Properties. Ada beberapa
hal yang perlu disusaikan disini. Pertama pada tab ‘Intervals’ ubah units menjadi
‘Meters’ lalu X Axis dan Y Axis Interval adalah jarak antar Garis Koordinat. Kemudian
pada tab ‘System’ centang ‘Use another coordinate system’ dan klik ‘Properties’ lalu klik
‘Projected Coordinate Systems’ > ‘UTM’ > ‘WGS 1984’ > ‘Southern Hemisphere’ >
‘Zone 50S’. (Disesuaikan dengan Zona Peta. Karena saya berada di Kalimantan Tengah
maka saya pilih Zona 50S’.

 Untuk tab ‘Labels’ berfungsi untuk mengatur ukuran angka Koordinat dan hal-hal yang
berhubungan dengan editing Label Koordinat. Pada tab ‘Lines’ berfungsi untuk
contumize tampilan garis penghubung Long-Lat. Dan untuk mengetahui zona berapa
pada daerah kalian dapat memperhatikan Gambar dibawah ini.

 Jika langkah-langkahnya sudah benar maka akan tampil koordinat UTM seperti gambar
dibawah ini.
Cara Membuat Poligon/Shp Di ArcGIS

LANGKAH KE I :

1. Buka ArcMap.
2. Tampilkan Toolbar Draw. Caranya bisa klik menu Customize > Toolbars > Draw.
3. Pada Toolbar Draw, klik icon berbentuk segitiga kecil disamping kotak. Kemudian pilih
Polygon. Agar lebih jelas lihat gambar berikut.

4. Pada layar penggambaran (Data View) buat bentuk poligon yang diinginkan. Caranya
klik sekali, kemudian geser mouse klik lagi sekali. Terus seperti itu sampai terbentuk
gambar yang diinginkan. Untuk mengakhiri pembuatan gambar, di titik terakhir lakukan
dobel klik. Untuk gambaran, poligon yang saya buat tampak seperti gambar di bawah ini.
Catatan : Polygon yang dibuat dengan cara seperti ini memiliki beberapa keterbatasan.
Diantaranya kalau project tidak disimpan (format mxd), maka gambar hilang. Kalau disimpan,
gambar poligonnya tidak bisa digunakan langsung di project lain. Selain itu poligonnya tidak
bisa memiliki data attributes.

LANGKAH KE II :

Cara Membuat Poligon Di ArcGIS Berupa Feature Dari Nol (Data SHP)
1. Buka ArcMap.
2. Buka Catalog. Bisa dengan cara klik icon Catalog pada Toolbar atau bisa juga dengan
cara klik menu Windows > Catalog.
3. Tentukan folder yang akan digunakan untuk menyimpan file poligon. Kemudian klik
kanan nama foldernya, pilih New > Shapefile. Agar lebih jelas lihat gambar di bawah ini.
4. Pada kotak dialog Create New Shapefile, lakukan beberpa pengaturan sebagai berikut.
Name isi dengan nama. Bisa bebas, tetapi sebaiknya yang menggambarkan jenis data poligon
yang akan digambar.

Feature Type pilih Polygon. Jangan sampai salah memilih karena disini kunci untuk membuat
data spasial poligon.

Klik tombol Edit. Kemudian pada kotak dialog Spatial Reference Properties, klik tanda +
Projected Coordinate Systems > + UTM > + WGS 1984 > + Southern Hemisphere > klik WGS
1984 UTM Zone 50S. Kemudian klik OK.

Catatan :
Sistem koordinat yang akan digunakan silahkan disesuaikan dengan kebutuhan. Pemilihan sistem
koordinat UTM yang saya lakukan hanya untuk contoh saja. Jadi anda bisa menggunakan sistem
koordinat apa saja untuk membuat poligon di ArcGIS.
Kalau anda mau menggunakan sistem koordinat UTM seperti yang saya lakukan, Zone UTM-
nya silahkan disesuaikan dengan letak data yang akan anda gambar. Saya memilih Zone 50S
karena data yang akan saya gambar terletak di Kalimantan Selatan dan zone UTM nya masuk
dalam 50S.

Kalau tidak mau menggunakan sistem koordinat bisa tidak? Saya tidak tahu sistem koordinat apa
yang harus saya gunakan? Kalau ada pertanyaan seperti itu, jawabannya tentu bisa. Jadi
langkahnya anda tidak perlu mengklik tombol Edit. Tetapi resikonya data yang dihasilkan nanti
tidak akan memiliki sistem koordinat.

Hasil pengaturan yang saya lakukan tampak seperti gambar di bawah ini.

Kalau sudah diatur seperti gambar di atas, selanjutnya tinggal klik OK.
Data shp yang kita buat akan otomatis masuk di Table Of Contents (Pengaturan Default-nya).
Tetapi jika Pada versi ArcGIS yang anda gunakan tidak langsung masuk, silahkan lakukan Add
Data shp yang baru dibuat agar bisa melanjutkan kelangkah selanjutnya.

5. Pada Table Of Contents, klik kanan nama layer yang baru kita buat. Kemudian pilih Edit
Features > Start Editing. Untuk gambaran lihat gambar di bawah ini.

6. Pada Toolbar Editor yang muncul, klik icon Create Features (Icon yang paling kanan).
Catatan : Kalau toolbar Editor tidak otomatis muncul, klik Menu Customize > Toolbars >
Editor.
7. Pada jendela Create Features yang muncul, klik nama layer. Kemudian pada bagian
Construction Tools klik Polygon atau bisa juga klik bentuk yang lain. Silahkan
disesuaikan dengan bentuk poligon yang akan dibuat.

8. Pada layar penggambaran atau Data View, silahkan gambar poligon sesuai keinginan.
Untuk contoh saya menggambar seperti gambar di bawah dengan cara klik sekali di titik awal,
kemudian mouse geser ke kanan klik sekali, geser mouse ke bawah klik sekali, dan terus seperti
itu. Untuk mengakhiri pembuatan poligon, di titik terakhir bisa lakukan double klik atau klik
kanan pilih Finish Sketch.
9. Jika anda ingin membuat data tekstual dari poligon yang baru dibuat bisa lanjut ke
langkah 10. Jika tidak perlu, bisa lanjut membuat gambar poligon yang kedua dan
seterusnya dengan mengulang langkah ke-6 sampai ke-8. Kalau pembuatan poligon
sudah selesai, pada Toolbar Editor, bisa klik Editor. Kemudian Stop Editing. Kalau
muncul pertanyaan bisa pilih Yes agar gambar yang kita buat disimpan.
10. Buka Catalog. Bisa dengan cara klik icon Catalog pada Toolbar atau bisa juga dengan
cara klik menu Windows > Catalog.
11. Cari file shp yang dibuat pada langkah ke-3 dan ke-4. Kemudian klik kanan, pilih
Properties.
12. Pada kotak dialog Shapefile Properties, tambahkan data field (kolom) yang dibutuhkan
dengan cara mengisi bagian Field Name dan tentukan juga Data Type serta Length-nya.
Untuk contoh saya menambahkan data sebagai berikut.

Field Name Data Type Length

Jenis Text 50

Pemilik Text 70

Hasil penambahan data tampak seperti gambar di bawah ini.


Kalau sudah ditambahkan seperti contoh gambar di atas, tinggal klik OK.

13. Pada Toolbar Editor klik icon Edit Tool (icon disebelah kanan tulisan Editor). Kemudian
klik poligon yang akan ditambahkan data tekstualnya.
14. Pada Toolbar Editor klik icon Attributes (Icon ketiga dari kanan).
15. Pada jendela Attributes yang muncul, ketikkan data yang akan dimasukkan. Untuk
contoh saya mengetikkan Pasar untuk Jenis dan Pemerintah Daerah untuk Pemilik.
Hasilnya terlihat seperti gambar berikut.

Jika ingin menambahkan data tekstual untuk poligon lain yang sudah dibuat, silahklan lakukan
langkah ke-13 sampai ke-15.

16. Untuk menyimpan pekerjaan pembuatan poligon dan data attributes yang sudah
dilakukan, pada Toolbar Editor bisa klik Editor. Kemudian Save Edits. Kalau pekerjaan
editing sudah selesai, pada Toolbar Editor bisa klik Editor. Kemudian Stop Editing.
Cara Membuat Poligon Di Atas Data Citra Atau Peta Hasil Scan (Digitasi Data Raster)
Untuk membuat poligon di atas data citra atau peta hasil scan, kita bisa melanjutkan tahapan dari
Cara Membuat Poligon Di ArcGIS Berupa Feature Dari Nol di atas atau membuat dokumen map
yang baru atau bisa juga mulai dari membuka ArcMap.

Pada tutorial ini saya akan mencontohkan mulai dari membuka ArcMap. Adapun tahapannya
adalah sebagai berikut.

1. Buka ArcMap.
2. Buka citra atau peta hasil scan. Bisa dengan cara klik tombol Add Data pada Toolbar atau
bisa juga dengan cara klik Menu File > Add Data > Add Data.
Catatan : Citra atau peta hasil scan sebaiknya sudah bergeoreferensi dan memiliki sistem
koordinat yang sama dengan data shp yang akan digunakan untuk menampung data poligon.
3. Pada kotak dialog Add Data, cari data yang akan dibuka. Kalau sudah dapat, bisa diklik
datanya. Kemudian klik tombol Add.
4. Buka data shp yang sudah dibuat dengan tutorial Cara Membuat Poligon Di ArcGIS
Berupa Feature Dari Nol di atas. Caranya tinggal ulangi langkah ke-2 sampai ke-3
tutorial ini.
Catatan : Kalau belum membuat data shp untuk menampung poligon, silahkan buat dulu dengan
panduan tutorial Cara Membuat Poligon Di ArcGIS Berupa Feature Dari Nol di atas.

LANGKAH KE III :

5. Untuk membuat poligon di layar penggambarannya, lakukan langkah ke-5 sampai ke-16
dari tutorial Cara Membuat Poligon Di ArcGIS Berupa Feature Dari Nol di atas. Untuk
gambaran saya membuat poligon di atas bangunan pasar dengan pengisian data tekstual
seperti gambar di bawah ini.

Cara Membuat Poligon Di ArcGIS Menggunakan Data Titik Koordinat


Sebelum mulai membuat poligon, siapkan data titik koordinat yang membentuk gambar poligon
terlebih dahulu. Untuk contoh saya sudah menyiapkan data titik koordinat sebagai berikut.

Titik Koordinat Ke-1, X = 381250 Y = 9601500

Titik Koordinat Ke-2, X = 381500 Y = 9601505

Titik Koordinat Ke-3, X = 381505 Y = 9601755

Titik Koordinat Ke-4, X = 381245 Y = 9601750

Untuk memasukkan titik-titik tersebut, silahkan ikuti tutorial di bawah ini.

1. Buka ArcMap.
2. Buka data shp yang sudah dibuat dengan tutorial Cara Membuat Poligon Di ArcGIS
Berupa Feature Dari Nol di atas. Caranya lihat tutorial bagian atas.
3. Untuk membuat poligon di layar penggambarannya, lakukan langkah ke-5 sampai ke-7
dari tutorial Cara Membuat Poligon Di ArcGIS Berupa Feature Dari Nol di atas.
4. Pada layar penggambaran atau Data View, klik kanan pilih Absolute X,Y atau tekan
tombol F6 pada keyboard.

5. Pada kotak dialog Absolute X,Y masukkan data titik koordinat pertama. Kemudian tekan
enter pada keyboard.
6. Pada layar penggambaran atau Data View, klik kanan lagi pilih Absolute X,Y
7. Pada kotak dialog Absolute X,Y masukkan data titik koordinat kedua. Kemudian tekan
enter pada keyboard.
8. Ulangi langkah ke-6 dan ke-7 di atas sampai data titik koordinat yang membentuk
poligon dimasukkan semua.
9. Kalau data titik koordinat sudah dimasukkan semua, di layar penggambaran lakukan klik
kanan pilih Finish Sketch. Untuk gambaran, data titik koordinat di atas setelah
dimasukkan semua, hasilnya seperti gambar di bawah ini.

Untuk data titik koordinat yang sedikit menggunakan cara di atas masih oke oke saja. Tetapi
nanti kalau titik koordinatnya sangat banyak, agar efektif dan cepat dalam penggambaran kita
harus membuat daftar koordinat dulu di Excel.
Belajar Memotong Shp Arcgis

LANGKAH KE 1 :
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk memotoh shp atau shapefile:

1. Buka Siftware Arcgis


2. Tambahkan Shp yang ingin kalian potong. Caranya menambahkan shp

3. Klik toolbar editor, kemudian pilih 'Start Editing'.

4. Jika muncul kotak dialog 'Start Editing'. pilih saja tombol 'Continue'
5. Klik salah satu shp yang akan kalian potong sampai muncul garis berwarna biru.

6. Klik menu 'Geoprocessing' kemudian pilih 'Clip'


7. Akan muncul kotak Clip sebagai berikut:
Pada kolom 'Input Features' dan 'Clip Features' pilih shp yang akan kamu potong

8. Ingat! kolom diisi dengan dipilih, bukan diketik secara manual. Selanjutnya klik 'OK'
9. Clip shp selesai

. LANGKAH KE 2 :
Adapun cara dan tahapan langkah demi langkahnya, di bawah ini:
 Open arcmap
 Add data shapefile disini saya menggunakan data Penggunaan Lahan (akan dipotong) dan
Batas Administrasi Desa (untuk memotong)
 Buka ArcToolbox. Bisa dengan cara klik icon ArcToolbox atau klik
menu Geoprocessing > ArcToolbox.
 Kolom Input Features digunakan untuk layer yang akan dipotong. Clip Features,
digunakan sebagai pemotong, Output Feature Class untuk menyimpan data hasil pemotongan.
Untuk bagian yang lainnya, pengaturan biarkan sesuai default-nya dan kalau sudah diatur seperti
gambar di bawah ini, klik OK.

 Setelah proses berhasil, data hasil pemotongan akan otomatis muncul di layar kerja. Akan
seperti ini hasil pemotongan.
BELAJAR GAMBUNGKAN DEMNAS DAN BUAT
KONTUR

A. Menggabungkan Data DEMNAS


Berikut tahapan cara menggabungkan data DEMNAS menggunakan ArcGIS:

1. Add data seluruh grid data DEMNAS yang ingin di gabungkan

2. Buka ArcToolbox, arahkan pada Raster > Raster Dataset > Create Raster
Dataset. Tahap ini membuat data raster dengan parameter yang diinginkan oleh
user.
3. Selanjutnya arahkan pada Mosaic untuk menggabungkan data DEMNAS, untuk
isian Target Raster, gunakan Raster Dataset yang telah dibuat sebelumnya.

B. Mengolah Data DEMNAS Menjadi Garis Kontur


Untuk mengolah data DEMNAS menjadi garis kontur, kita harus ketahui bahwa
resolusi spasial DEMNAS adalah 8.1 meter (0.27 arcsecond ), sehingga interval
kontur ideal yang bisa di peroleh adalah 10 meter atau 12.5 meter seperti interval
layer kontur yang terdapat pada Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).

1. Add data DEMNAS hasil mosaic atau Anda bisa clip/mask sesuai
kebutuhan.
2. Pastikan Anda bekerja menggunakan Sistem Proyeksi UTM
3. Buka ArcToolbox, arahkan pada 3D Analyst > Raster Surface > Contour.
4. Isikan pada Contour Interval 10 atau 12.5 meter sesuai kebutuhan, Base
contour isikan 0 dan Z Factor isikan 1.

5. Hasil Kontur dari proses pengolahan data DEMNAS


Itulah cara mengolah data DEMNAS untuk menghasilkan garis kontur dengan
interval garis sesuai keinginan.
CARA MEMBUAT SIMBOLOGI PETA PADA ARCGIS

Symbology point (contoh titik kota)

Kota dapat direpresentasikan dalam fitur point atau polygon tergantung AOI. Untuk peta
Indonesia, kota dapat direpresentasikan sebagai point yang merupakan fitur tanpa dimensi. Dalam
project yang lain yang memiliki AOI dengan skala lebih besar, misalnya cakupan sebuah
kabupaten, maka kota sebaiknya ditampilkan dalam bentuk polygon.

Layer kota yang digunakan pada Gambar diatas terdiri dari dua kategori, yaitu ibukota dan non-
ibukota. Teman-teman dapat menampilkan layer kota tersebut dalam dua kategori tersebut dengan
cara seperti pada langkah-langkah berikut:

1. Klik-ganda pada layer (contoh disini mimin adalah layer Kota)


2. Pilih tab Symbology
3. Pilih Unique value di bawah Categories
4. Pilih Value Field adalah CAPITAL
5. Klik pada Add All Values
6. Terdapat dua kategori yaitu ibu kota (Capital = Y) dan non ibukota (Capital = N)
Symbology layer kota berdasarkan field Capital

Selanjutnya masing-masing kategori diatur symbology-nya sebagai berikut.

1. Klik-ganda pada kategori non-capital (Capital = N)


2. Pilih salah satu simbol, sebagai contoh pilih Cicrle 2
3. Set warna putih dan size 7
4. Klik OK untuk konfirmasi
Pengaturan symbology layer kota untuk kategori non-capital
Jika diperlukan temant-teman bisa non-aktifkan pilihan contreng pada <all other values> sehingga
yang tampil pada TOC hanya benar-benar untuk ibukota dan non-ibukota saja. Lakukan hal yang
sama seperti langkah di atas kepada kategori Capital (Capital = Y) dengan symbol circle 2, warna
merah, dan size 10. Sehingga diperoleh perubahan tampilan seperti gambar berikut.

Symbology pada layer kota dengan membedakan kategori capital dan non-capital

Symbology polyline (contoh sungai)


Sungai dapat direpresentasikan dalam polyline atau polygon tergantung kepada skala dan tingkat
akurasi. Pada peta dengan cakupan Indonesia, data sungai yang digunakan adalah tipe polyline.
Contoh Symbology layer polyline (sungai) dapat diatur seperti berikut:

1. Klik pada symbol sungai (di bawah nama layer sungai) artinya langsung pada TOC
2. Pilih tipe symbol River
3. warna biru
4. dan width 0.2
5. Klik OK untuk konfirmasi

Pengaturan symbology layer river (polyline)

Symbology sungai seperti pada langkah-langkah tersebut dilakukan dengan langsung melakukan
Klik pada symbology pada TOC, tanpa membuka properti dari layer. Cara tersebut sangat efisien
dilakukan untuk mengatur symbology secara cepat. Namun jika diperlukan pengaturan symbology
lebih lanjut seperti membedakan sungai besar dan kecil, maka teman-teman harus menggunakan
properti layer seperti cara seperti pada kategorinya seperti tutorial simbologi point pada sub
bahasan diatas.

Symbology polygon (contoh dataran Indonesia)

Layer Indonesia memiliki tipe polygon yang dapat diatur symbologynya seperti pada langkah-
langkah berikut:

1. Klik pada symbol layer Indonesia (di bawah nama layer Indonesia) langsung pada TOC
2. Pilih tipe symbol Green
3. Atur warna outline No Color
4. Klik OK untuk konfirmasi

Tampilan data frame setelah pengaturan symbology


Cara Membuat Grid dan Layout Peta
di ArcGIS
Dan berikut ini adalah tahapan yang bisa diikuti untuk membuat grid dan layout peta.

Langkah Ke I : Cara Membuat Grid di ArcGIS


1. Pada Table Of Contents ArcGIS siapkan data-data yang akan dibuatkan grid dan layot
peta-nya. Tetapi anda bisa juga membuat grid dan layout tanpa data-data. Jadi nanti
hasilnya hanya layoutnya saja dan tidak ada petanya.
2. Klik tab Layout View yang berada di pojok kiri bawah layar penggambaran. Supaya lebih
jelas lihat gambar di bawah ini.

3. Atur orientasi dan ukuran kertas dengan cara klik menu File > Page and Print Setup atau
klik kanan pada layar Layout View, kemudian pilih Page and Print Setup.
4. Pada kotak dialog Page and Print Setup yang muncul, lakukan beberapa pengaturan sebagai
berikut.
Pada bagian Mape Page Size, unceklis kotak Use Printer Paper Settings. Standard Sizes, pilih A3,
dan Orientation pilih Landscape. Untuk lebih jelas, lihat gambar di bawah ini.
Kalau sudah diatur seperti contoh di atas, klik tombol OK.

Catatan :
Saya mengunceklis kotak Use Printer Paper Settings, karena pada printer yang saya miliki (Canon
iP 2700 Series) ukuran kertasnya tidak ada yang A3. Sementara pada Map Page Size, pilihan
ukuran kertas lebih banyak. Ada A0, A1, A2, A3, dll. Jika anda akan menggunakan pengaturan
kertas berdasarkan nama printer, kotak Use Printer Paper Settings tidak perlu di unceklis.

Untuk keperluan peta anda, ukuran kertas dan orientasinya silahkan menyesuaikan. Saya memilih
A3 dan Orientasi Landscape hanya untuk contoh saja.
5. Setelah dilakukan pengaturan kertas, layout peta tampak seperti gambar di bawah. Data
Frame tampak lebih kecil dari ukuran kertas. Karena defaultnya Data Frame besarnya
seukuran kertas nama printer yang aktif (di laptop saya Canon iP 2700 dengan kertas A4).

Karena Data Frame besarnya seukuran kertas A4, sedangkan ukuran kertas A3 maka saya akan
melakukan penyesuaian besar Data Frame agar layout petanya menjadi bagus dan proporsional.
Untuk caranya silahkan lanjutkan ke langkah berikutnya.

6. Klik Data Frame, kemudian klik kanan pilih Properties.


Catatan :
Untuk memperbesar, memperkecil, maupun menggeser data frame bisa juga dengan cara
melakukan drag menggunakan bantuan mouse.

7. Pada kotak dialog Data Frame Properties yang muncul, lakukan beberapa pengaturan
sebagai berikut.
a. klik tab Size and Position. Kemudian pada bagian Position X dan Y diisi 2 cm. Sedangkan pada
bagian Size, width diisi 27 cm dan Height 26 cm. Supaya lebih jelas, lihat gambar di bawah ini.
b. Klik tab Grids. Kemudian klik tombol New Grid. Pada kotak dialog Grids and Graticules
Wizard, pilih opsi Measure Grid : divides map into a grid of map units. Selanjutnya klik tombol
Next.
c. Pada kotak dialog Create a measure grid, pilih option Grid and labels. Untuk Intervals biarkan
saja 5000. Kemudian klik tombol Next.
d. Pada kotak dialog Axes and labels, unceklis kotak Major division ticks dan kotak Minor division
ticks.

Kemudian pada bagian Labeling, klik tombol Text style. Pada kotak dialog Symbol Selector, Size
pilih 14. Kalau sudah klik tombol OK.

Selanjutnya klik tombol Next.

e. Pada kotak dialog Create a measure grid, unceklis kotak Place a border between grid and axis
labels dan kotak Place a border outside the grid. Kemudian klik tombol Finish.
f. Kembali ke kotak dialog Data Frame Properties. Sekarang sudah muncul pada kotak list,
Measure Grid hasil pengaturan. Selanjutnya bisa klik tombol OK.
Catatan:
Jika anda mau membuat grid lagi, bisa klik tombol New Grid lagi. Jadi dalam satu data frame, bisa
membuat lebih dari 1 grid. Beberapa layout peta ada yang menggunakan 2 grid, biasanya
kombinasi antara Measure Grid dan Graticule.

8. Grid dan label hasil pengaturan sudah tampil pada data frame seperti gambar di bawah.
Untuk menghilangkan angka desimal pada label koordinat, caranya klik Data Frame.
Kemudian klik kanan, pilih Properties.
9. Pada kotak dialog Data Frame Properties, pilih tab Grids. Kemudian klik tombol
Properties.
10. Pada kotak dialog Reference System Properties, klik tab Labels. Kemudian klik tombol
Additional Properties.
11. Pada kotak dialog Grid Label Properties, klik tombol Number Format.
12. Pada kotak dialog Number Format Properties, pilih option Number of significant digits.
Kemudian klik tombol OK > klik tombol OK > klik tombol OK > klik tombol OK.
13. Hasil pembuatan grid pada peta dan juga label pada grid beserta pengaturannya sampai
dengan langkah ke-12 tampak seperti gambar berikut.

Langkah Ke II : Cara Membuat Layout Peta di ArcGIS (Judul, Legenda,


Symbol Arah Utara, Skala)

Layout peta bentuknya bisa bermacam-macam. Tiap instansi, lembaga, perusahaan, atau siapapun
yang memproduksi peta biasanya menggunakan layout peta yang berbeda-beda. Bahkan dalam
satu lembaga-pun, bentuk layout peta bisa berbeda-beda tergantung jenis peta yang dibuat.
Dalam tutorial ini saya akan menunjukkan salah satu bentuk layout peta yang bisa dibuat. Saya
akan menggunakan tool-tool yang bisa digunakan di ArcGIS untuk membuat sebuah layout peta.

Harapannya anda bisa memahami tool-tool ini dan bagaimana cara memanfaatkannya untuk
mendesain sebuah layout peta. Sehingga nanti anda bisa membuat berbagai layout peta sesuai
kebutuhan.

Saya akan menggunakan hasil akhir dari pembuatan grid pada tutorial di atas. Adapun tahapan
lanjutannya sebagai berikut.
14. Tampilkan Toolbars Draw. Caranya klik menu Customize, kemudian pilih Draw. Untuk
gambaran, lihat tampilan berikut.

Catatan : Kalau Toolbars Draw sudah tampil di layar ArcGIS anda, silahkan lewati langkah ini.
15. Pada toolbars Draw, klik Rectangle. Kemudian buat kotak dengan ukuran bebas dan boleh
diletakkan di bagian mana saja pada layout peta.

16. Klik kotak Rectangle yang baru dibuat. Kemudian klik kanan, pilih Properties. Pada kotak
dialog Properties lakukan beberapa pengaturan sebagai berikut.
a. Pada tab Symbol, bagian Fill Color pilih No Color. Supaya lebih jelas lihat gambar di bawah
ini.
b. Klik tab Size and Position. Kemudian pada bagian Position, X isi dengan 30 cm dan Y isi dengan
2 cm. Pada bagian Size, Widht isi dengan 10 cm dan Height isi dengan 26 cm. Hasil pengisian
tampak seperti gambar berikut.

c. Kalau sudah diatur semua, klik tombol OK.


17. Pada toolbars Draw, klik lagi Rectangle. Kemudian buat kotak dengan ukuran bebas dan
boleh diletakkan di bagian mana saja pada layout peta.
18. Klik kotak Rectangle yang baru dibuat. Kemudian klik kanan, pilih Properties. Pada kotak
dialog Properties lakukan beberapa pengaturan sebagai berikut.
a. Pada tab Symbol, bagian Fill Color pilih No Color.

b. Klik tab Size and Position. Kemudian pada bagian Position, X isi dengan 1 cm dan Y isi dengan
1 cm. Pada bagian Size, Widht isi dengan 40 cm dan Height isi dengan 28 cm.

c. Kalau sudah diatur semua, klik tombol OK.

19. Pada toolbars Draw, klik Line. Kemudian buat garis dengan ukuran bebas dan boleh
diletakkan di bagian mana saja pada layout peta.
20. Klik garis yang baru dibuat. Kemudian klik kanan, pilih Properties. Pada kotak dialog
Properties klik tab Size and Position.
Selanjutnya pada bagian Position, X isi dengan 30 cm dan Y isi dengan 21.5 cm. Pada bagian Size,
Widht isi dengan 10 cm dan Height isi dengan 0 cm. Kalau sudah diatur semua, klik tombol OK.

Hasil sementara pembuatan dan pengaturan layout peta tampak seperti gambar berikut.
21. Buat judul peta dengan cara klik menu Insert > Title. Buat judul, misalnya PETA
KABUPATEN. Kemudian klik OK.
Geser judul peta menggunakan mouse ke kotak kosong bagian atas.

22. Buat symbol arah utara dengan cara klik menu Insert > North Arrow. Pilih jenis arah utara
sesuai kebutuhan. Untuk contoh saya memilih ESRI North 3. Kemudian klik OK.
Geser symbol arah utara menggunakan mouse ke posisi di bawah judul.

23. Buat teks skala dengan cara klik menu Insert > Scale Text. Pilih jenis teks skala sesuai
kebutuhan. Untuk contoh saya memilih Absolute Scale. Kemudian klik OK.
Geser teks skala menggunakan mouse ke posisi di bawah symbol arah utara.

Untuk merubah teks skala sesuai keinginan, caranya klik Data Frame, kemudian pilih skala pada
Drop Down Map Scale. Untuk contoh saya memilih skala 1:100.000
24. Buat teks biasa dengan cara klik menu Insert > Text. Tulis Skala. Kemudian geser
menggunakan mouse ke posisi sebelah kiri tulisan angka skala.
25. Buat legenda dengan cara klik menu Insert > Legend. Pada kotak dialog Legend Wizard,
masukkan semua layer, kemudian klik tombol Next.
Pada bagian Legend Title, tulis LEGENDA. Kemudian klik tombol Next > Next > Next. Kemudian
Finish.

Geser legenda yang dihasilkan ke kotak kosong bagian bawah menggunakan mouse.

26. Hasil pembuatan dan pengaturan layout sampai langkah ke-25 tampak seperti gambar di
bawah ini.
CARA ADD DATA, MENGECEK GEOREFERENSI, DAN MENAMPILKAN DATA
ATRIBUT (ARCMAP)

1. Buka software ArcMap

2. Kemudian jika ArcMAp berhasil dibuka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah
ini.
3. Lalu langkah selanjutnya adalah menampilkan data dalam bentuk shp dengan langkah

sebagai berikut . Klik icon


seperti tanda folder plus (+) (connect to folder), kemudian muncul pilihannya lalu pilih
“Add Data” lalu akan muncul tampilan seperti gambar

dibawah. Kemudian untuk memilih


data atau dokumen yang diinginkan, klik icon yang dilingkari tersebut, kemudian cari
letak dokumen yang hendak ditampilkan. Gambar dibawah merupakan hasil dari
pencarian, dan terdapat data-data dengan jenis
SHP
Kemudian pilih data yang hendak ditampilkan, pada tutorial ini memilih data
pemukiman, dan gambar dibawah ini merupakan hasil dari tampilan data pemukiman
dalam bentuk SHP .

4. Kemudian langkah selanjutnya adalah mengecek apakah data tersebut telah


bergeoreferensi atau belum, caranya adalah sebagai berikut. Klik kanan pada mouse di
table off contents pilih vegetasi lalu pilih
properties. Kemudian akan muncul tampilan

sebagai berikut Dapat dilihat data


diatasi telah tergeoreferensi. Berbeda jika belum tergeoreferensi maka yang harus
dilakukan adalah melakukan georeferensi terlebih dahulu.

5. Langkah selanjutnya adalah menampilkan data atribut, caranya adalah Klik kanan pada
mouse di table off contents pilih pemukiman lalu pilih open atribut
table. Lalu akan muncul data tabel atribut seperti gambar
berikut

Anda mungkin juga menyukai