Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syabania nur kayla

NIM : 202251036
Tugas Muamalah dan akhlak

1. Kasus I (Aul)

Ibu lita dan Bapak joni menikah pada tahun 2007. Ibu lita yang berprofesi sebagai guru di
sebuah sekolah SD dan Bapak joni yang berprofesi sebagai karyawan di sebuah perusahaan.
Selama menikah keduanya tidak dikaruniai seorang anak pun. Pada tahun 2019 bu lita
menderita sakit kanker kandungan sehingga ia pun meninggal pada tahun 2020
Bu lita meninggalkan beberapa harta mulai dari tanah, tabungan, dan warisan dari
almarhum bapaknya yang jika dikalkulasikan sebesar Rp. 900.000.000,- . Ibu lita
meninggalkan seorang suami, dua orang sdri kandung yang bernama lili dan lala, dan
seorang ibu yang sudah tua. Bagaimanakah pembagian harta waris masing-masing sesuai
hukum kewarisan Islam yang memiliki keadilan secara prosedural dan secara substansial.

Tidak Mempunyai Anak


Ket:
: sdri sekandung ( 2 orang : 2/3 bagian ) : suami (1/2 bagian)
: bapak ( mati ) : ibu ( 1/3 bagian )
: istri ( mati )

 Penyelesaian

Ahli waris Fard Asal masalah = 6 Penerimaan (di-


sahamnya Aul-kan) Penyebut
jadi 9 (3+2+4)

Suami ½ ½x6=3 3/9 x


Rp.900.000.000,-
= Rp.
300.000.000,-
Ibu 1/3 1/3 x 6 = 2 2/9 x Rp
900.000.000,-=
Rp. 200.000.000,-
2 sdri kandungan 2/3 2/3 x 6 = 4 4/9xRp.
900.000.000,-=
Rp. 400.000.000,-
Berdasarkan tabel diatas jika penyelesaian pembagian waris menggunakan asal masalah
yang pertama maka harta akan mengalami kekurangan sebesar Rp. 450.000.000,- karena
bagian ahli waris total sebanyak Rp. 1.350.000.000,- sementara harta waris hanya sebesar
Rp. 900.000.000,-. Akan tetapi setelah di-aul-kan, jumlah masing-masing harta waris yang
diterima ahli waris adalah sesuai dengan kaidah hukum kewarisan. Yakni suami
mendapatkan Rp. 300.000.000,-, Ibu mendapatkan Rp. 200.000.000,-, dan dua saudari
kandung mendapatkan Rp. 400.000.000,-
Secara istilah menurut Ulama Faradiyun aul adalah bertambahnya jumlah bagian dzawil
furudh atau berkurangnya kadar penerimaan warisan mereka. Sehingga jelas bahwa hal ini
dapat terjadi apabila terdapat banyak ahli waris yang berhak memperoleh warisan sehingga
menghabiskan harta warisan, tetapi masih ada ahli waris lainnya yang belum mendapat
bagian.
Secara keadilan prosedural telah memenuhi syarat karena diselesaikan dengan prosedur
hukum yang berlaku dan secara keadilan substansial telah memenuhi syarat juga karena
masing-masing ahli waris mendapat bagian yang semestinya.

2. Kasus II ( Rad )

Pak Rendi adalah seorang pemborong sawah. Ia mempunyai seorang istri dan seorang anak
perempuan. Istri pak Rendi meninggal sebulan yang lalu karena terkena serangan jantung.
Sehingga Pak Rendi kehilangan istri yang dicintainya.
Akhir-akhir ini kesehatan pak Rendi mengalami penurunan akibat penyakit paru-paru yang
dideritanya. Rokok yang merupakan sesuatu yang digandrungi pak Rendi telah merenggut
nyawanya tahun ini. Pak Rendi meninggalkan, seorang anak perempuan, dan empat orang
cucu perempuan dari anak perempuan.
Pak Rendi tergolong Jutawan yang sukses karena ketika dikalkulasikan hartanya sebesar Rp.
6.000.000.000,-. Bagaimanakah pembagian harta waris yang sesuai dengan perspektif
konsep hukum waris Islam yang berkeadilan prosedural dan berkeadilan substansial.

Ket :
: Istri : (mati) - menantu laki laki
: Suami : (mati) - cucu perempuan : (4 orang 1/6 bagian)
: Anak perempuan (1/2 bagian )
 Penyelesaian

Ahli waris Fard Asal masalah: Penerimaan (di-


6 sahamnya Aul-kan)
Penyebut jadi 9
(3+2+4)
Anak ½ ½x6=3 ¾ x Rp.
perempuan 6.000.000.000,- =
Rp.4.500.000.000,
Cucu dan 1/6 1/6 x 6 = 1 ¼ x Rp.
anak pr 6.000.000.000,-
= Rp.
1.500.000.000,-

Berdasarkan tabel diatas jika penyelesaian pembagian waris menggunakan asal masalah yang
pertama maka harta akan mengalami kelebihan sebesar Rp. 2.000.000.000,- karena bagian ahli waris
total sebanyak Rp. 4.000.000.000,- sedangkan harta waris sebesar Rp. 6.000.000.000,-. Akan tetapi
setelah di-radd-kan, jumlah masing-masing harta waris yang diterima ahli waris adalah sesuai dengan
kaidah hukum kewarisan. Yakni anak perempuan mendapatkan Rp. 4.500.000.000,- dan keempat
cucu perempuan mendapatkan Rp. 1.500.000.000,-

Secara definitif yang dimaksud dengan radd menurut ulama faradiyun adalah pengembalian bagian
yang tersisa dari bagian zawil furudh nasabiyah kepada mereka, sesuai dengan besar-kecilnya bagian
masing-masing bila tidak ada lagi orang lain yang berhak menerimanya. [10]

Secara keadilan prosedural telah memenuhi syarat karena diselesaikan dengan prosedur hukum yang
berlaku dan secara keadilan substansial telah memenuhi syarat juga karena masing-masing ahli waris
mendapat bagian yang semestinya.

Anda mungkin juga menyukai