Anda di halaman 1dari 3

Farmasi kelautan

THALITA MEILANI
Laut Indonesia bisa dibilang sangat kaya akan biota laut karena memiliki
8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 biota terumbu karang.
Sumber daya perikanan juga menjadi salah satu potensi terbesar yang ada di
lautan kita.

Sebutkan minimal 5 jenis biota laut yang berpotensi untuk bahan farmasi
herbal dan suplemen , beserta penjelasan terkait kandungan zat aktifnya

1. SPONS (Porifera)

Spons merupakan salah satu produk alami yang berasal dari laut yang sangat
berharga karena berasal dari filum metazoan tertua yang masih ada sampai
sekarang, yang memiliki bentuk berpori dan multisel koloni yang dapat
menghasilkan berbagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder yang
dihasilkan sebagian besar merupakan golongan alkaloid bersifat toksik yang
baik dan mempunyai peran penting sebagai senyawa pertahanan dan
melindungi diri dari pemangsa dan organisme pengotoran.
Selain mengandung alkaloid, spons juga mengandung senyawa lain seperti
terpenoid, glikosida, fenol, feniazin, poliketida, asam lemak, peptide, analog
asam amino, nukleosida, porfirin, peroksida alifatik siklik, dan sterol. Senyawa-
senyawa ini diketahui memilik aktivitas biologis yang kuat dan spesifik seperti
antibakteri, antivirus, antijamur, antimalaria, antiinflamasi, dan neuro-
suppressive. Senyawa ini juga memiliki aktivitas sitotoksik pada sel lini ganas
tertentu, hal ini menjadikannya sebagai potensi target obat untuk mengobati
penyakit multi-faktorial, salah satunya yaitu kanker. Namun, ketika
menggunakan senyawa sitotoksik, sel hidup yang sehat dapat mengalami
nekrosis atau apoptosis.
Spons merupakan biota laut sederhana yang memiliki karakteristik unik, dapat
ditemukan dengan berbagai bentuk, mulai dari lapisan tipis hingga berukuran
besar. Spons memiliki tubuh yang berbentuk seperti jarum. Dalam menentukan
spesies suatu spons diperlukan ukuran dan bentuk spikula (dikategorikan
sebagai megaskler dan mikroskler) karakteristik masing-masing tergantung
genus dan spesiesnya. Di dalam spons terdapat spikula yaitu sel penyusun
Menurut penelitian yang dilakukan De Voogd (2005), spons genus Petrosia
terdiri dari 7 spesies yang memiliki karakteristik tubuh massive, tebal, kuat,
berbentuk pipa, serta memiliki warna yang beragam. Diantaranya yaitu Petrosia
nigricans (coklat kehitaman), Petrosia plana (coklat keabuan hingga coklat tua),
Petrosia carcicata (kuning kehijauan hingga coklat), Petrosia alfiani (kuning
kecoklatan), Petrosia strongylata (coklat tua hingga hitam), Petrosia hoeksemai
(merah kecoklatan hingga hitam), dan Petrosia lignose (coklat keemasan).
Spons-spons ini dapat ditemukan di perairan laut dangkal hingga perairan
dengan kedalaman 45 meter. Spons genus Petrosia ini dapat hidup pada habitat
berkarang, baik karang hidup maupun karang mati, pecahan karang, dan
habitat berpasir. Menurut data World Register of Marine Species, banyak
peneliti yang menemukan spesies-spesies lain dari genus Petrosia ini.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa spons genus Petrosia memiliki
banyak sekali spesies, diantara yaitu P. ficiformis, P.nigricans, P. strongylata, dan
P. corticata. Spons ini mengandung banyak senyawa yang memiliki aktivitas
biologis sebagai sitotoksik terhadap sel lini kanker, anti-malaria, anti-HIV, dan
antibakteri. Selain mengandung banyak senyawa yang bermanfaat, spons ini
juga memiliki karakteristik yang beraneka ragam, mulai dari bentuk,warna dan
juga habitatnya.

2. UBUR – UBUR (Scyphozoa)


Ubur-ubur memiliki jenis yang banyak dan merupakan salah satu
komoditas hasil perairan yang ditemukan hampir di seluruh perairan laut
Indonesia. Ubur-ubur yang telah diusahakan adalah berasal dari perairan Riau
dan Kalimantan Barat, perairan sepanjang pantai Utara Jawa, perairan
Cilacap, dan perairan Ambon. Menurut data statistik perikanan
tangkap Indonesia, produksi ubur-ubur pada tahun 2011 mencapai 674.000
ton (KKP 2011). Ubur-ubur umumnya diolah secara tradisional yaitu
dengan penggaraman. Di beberapa negara yaitu Cina dan Jepang, ubur-
ubur banyak dikonsumsi manusia dalam bentuk asinan ubur-ubur. Di
Indonesia, umumnya ubur-ubur belum dimanfaatkan secara optimal
sehingga lebih banyak diekspor ke luar negeri, hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya informasi mengenai kandungan gizi ubur-ubur. Ubur-ubur
dapat digunakan sebagai obat dan dipercaya dapat menyembuhkan
arthritis, tekanan darah tinggi, sakit mag, melembutkan kulit, dan
meningkatkan fungsi pencernaan. Ubur-ubur memiliki kalori yang
rendah, mengandung 95% air, dan (4-5)% protein terutama kolagen.
Ubur-ubur mengandung protein sebesar 9,20% dan mengandung
berbagai jenis mineral makro dan mikro. Protein merupakan komponen
yang tersusun dari berbagai jenis asam amino dan berfungsi menyusun
jaringan material tubuh dan sebagai enzim serta hormon yang diperlukan
pada proses metabolisme dan pengaturan tubuh. Mutu protein tergantung dari
kelengkapan kadar asam amino esensialnya, hal tersebut mendasari
dilakukannya penelitian mengenai kandungan asam amino taurin, mineral
makro dan mikro, dan vitamin B12 pada ubur-ubur. Penelitian ini
bertujuan menentukan komposisi gizi, asam amino, taurin, mineral
makro dan mikro serta vitamin B12 pada ubur-ubur (Aurelia aurita) segar
dan kering.

Anda mungkin juga menyukai