Anda di halaman 1dari 3

Sajak Roti: Ahmad Syahrul Wahid

Dari cerobong dapur


asap berjelaga berkepul
terkecur liur
harum berbau juadah tersohor.

Perut yang lapar


selera kian meggelepar
menanti roti dibakar
rangup dan segar
terhidang seumpama permaidani terhampar.

Kalau roti di depan mata


nafsu makan pun bergelora
berkeping-keping menggegar selera
perut pun kenyang terasa
tenang bersendawa.

(Dipetik daripada Sajak Roti Antologi Baik


Budi Indah Bahasa,Tingkatan 2,
Dewan Bahasa dan Pustaka)

1. Maksud sajak

Rangkap Maksud Sajak


1 Roti yang dibuat di dapur membangkitkan selera. Selera tersebut bangkit kerana
baunya yang harum.
2 Perut bertambah lapar kerana menunggu roti siap dibakar.
3 Perut akan menjadi kenyang apabila memakan roti yang telah siap dibakar.
4 Orang yang kaya masih tidak sempurna iman mereka jika tidak memikul
tanggungjawab untuk membantu orang yang memerlukan.
5 Jika seseorang itu beriman maka dia harus bersyukur dengan nikmat dan
kemewahan yang diperoleh.
2. Tema/Idea utama sesebuah karya

v Kehidupan masyarakat kaya yang tidak lupa membantu masyarakat miskin.

3. Persoalan/Idea sampingan
v Persoalan bau roti yang harum apabila dibakar membangkitkan selera.
v Persoalan manusia tidak dapat menahan nafsu makan ketika lapar.
v Persoalan manusia akan makan makanan yang sedap sehingga kenyang dan sendawa.
v Persoalan orang yang beriman tidak akan melupakan orang miskin ketika mereka berasa kenyang.
v Persoalan bersyukur ketika mendapat sesuatu kebaikan.

4. Bentuk/ Ciri-ciri
v Sajak ini terdiri daripada lima rangkap.
v Bilangan baris pada setiap rangkap tidak sama.
Rangkap 1: 4 baris
Rangkap 2: 5 baris
Rangkap 3: 5 baris
Rangkap 4: 5 baris
Rangkap 5: 5 baris
v Jumlah perkataan dalam sajak ini antara 2 hingga 6 patah perkataan.
v Sajak ini berbentuk bebas.

5. Unsur Bunyi
v Asonansi.
Contohnya selera kian meggelepar (vokal = a)
v Aliterasi
Contohnya: Bila begitu selamanya (konsonan = b)

6. Gaya Bahasa
v Hiperbola
Contoh: nafsu makan pun bergelora
v Inversi
Contoh: harum berbau juadah tersohor.
v Metafora
Contoh: percikan iman.
v Simile
Contoh: terhidang seumpama permaidani terhampar.

7. Nilai dan Pengajaran

Nilai Pengajaran
Nilai kesabaran Kita hendaklah bersabar ketika menunggu untuk mendapatkan sesuatu.
Nilai Kita mestilah bersyukur dengan nikmat kurniaan tuhan.
kesyukuran
Nilai keimanan Kita haruslah melatih diri agar menjadi orang yang beriman.

Latihan
(i) Apakah yang cuba disampaikan oleh penyajak dalam rangkap kelima? [3 markah]
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
(ii) Nyatakan dua bentuk yang terdapat dalam sajak ini. [3 markah]
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
(iii) (iii) Pada pendapat anda, mengapakah orang miskin perlu dibantu? [4 markah]
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai