Anda di halaman 1dari 5

Nomor : PM.02.

03/3/8812/2022 17 Desember 2022


Lampiran : empat lembar
Hal : Akselerasi Rujukan Pemeriksaan EID

Yth. (Daftar Terlampir)

Angka kelangsungan hidup (survival rate) bayi-anak < 18 bulan terinfeksi HIV yang
mendapat akses diagnosis dan pengobatan dini terbukti sangat meningkatkan harapan
hidup bayi dengan HIV. Dengan diagnosis dini, bayi yang terinfeksi dapat segera
mendapatkan terapi ARV. Untuk itu perlu ditingkatkan rujukan pemeriksaan dini diagnosis
HIV pada bayi dari ibu dengan HIV (Early Infant Diagnosis/EID). Bayi dapat diperiksa EID
pada usia ≥6 minggu. Jika bayi/anak menunjukkan gejala klinis dicurigai HIV, pemeriksaan
dapat dilakukan sesegera mungkin (usia 4-6 minggu).

Terkait pengiriman dan pemeriksaan EID disampaikan penjelasan sebagai berikut :

1. Diagnosis HIV untuk Early Infant Diagnosis HIV yang direkomendasikan adalah PCR
DNA kualitatif
2. Kementerian Kesehatan menyediakan reagen pemeriksaan yang didistribusikan ke 4
laboratorium rujukan
3. Kementerian Kesehatan menyediakan BHP preparasi dan pengiriman specimen DBS
yang didistribusikan ke seluruh provinsi
4. Kementerian Kesehatan membayarkan klaim pemeriksaan EID kepada 4 laboratorium
rujukan yang ditunjuk sesuai MOU atau Surat Penunjukan 4 laboratorium rujukan
5. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dapat membuat permintaan BHP kepada provinsi
berdasarkan kebutuhan faskes dan permintaan faskes
6. Dengan pertimbangan jumlah ibu hamil dengan HIV dalam setahun disuatu layanan,
disarankan setiap faskes memiliki stok minimal 5 paket DBS (setiap paket terdiri dari 1
lembar kertas Whatmann 903, lancet, plester, kasa dan kapas alkohol)
7. Sampel pemeriksaan yang digunakan dalam bentuk Dried Blood Spot (DBS).
8. Sampel ini dapat dirujuk dari seluruh faskes terkait HIV di Indonesia ke 4 laboratorium
rujukan yang titunjuk (terlampir)
9. Sebelum melakukan pengiriman, diharapkan petugas menghubungi kontak person
dilayanan rujukan untuk memastikan kesiapan alat maupun reagen
10. Bila salah satu laboratorium rujukan tidak dapat melakukan pemeriksaan EID oleh
karena reagen habis atau kondisi alat rusak, maka sampel dapat dikirimkan ke salah
satu laboratorium rujukan lainnya
11. Sampel DBS dapat dikirimkan menggunakan pengiriman seperti surat biasa namun
tetap mengikuti standar IATA dan sesuai prosedur pengemasan spesimen DBS (video
tutorial dapat diunduh melalui link https://bit.ly/RujukandanAkselerasiEID)
12. Pengiriman specimen DBS dilakukan dengan melampirkan surat rujukan standar yang
diisi lengkap oleh dokter yang merujuk (contoh form rujukan terlampir)
13. Biaya pengiriman sampel dapat diklaim ke petugas keuangan pengelola Hibah Global
Fund SR di Provinsi masing-masing
14. Klaim dapat dilakukan oleh pengelola program HIV di tingkat kabupaten/kota
berdasarkan klaim petugas Fasyankes (penggantian biaya/reimburst)
15. Ditekankan untuk melakukan rujukan spesimen DBS pada bayi dari ibu ODHIV sedini
mungkin (deteksi dini) paling lama sampai bayi berusia 2 bulan (indikator deteksi dini

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
HIV pada Bayi dari ibu ODHIV)
16. Setiap bayi/anak yang diduga terpapar HIV dapat dilakukan pemeriksaan termasuk
pemeriksaan ulang untuk tes konfirmasi sepanjang sesuai dengan Bagan Alir Deteksi
Dini HIV pada Bayi/Anak <18 bulan sesuai Permenkes No. 23 tahun 2022 tentang
Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus, Acquired Immunodeficiency
Syndrome dan Infeksi Menular Seksual.

Dengan tersedianya berbagai dukungan pemeriksaan EID, diharapkan semua pihak


mendorong rujukan deteksi dini HIV pada bayi dan anak dari ODHIV untuk penanganan
kasus dan monitoring hasil upaya pencegahan penularan HIV dari Ibu kepada bayinya.

Demikian surat ini disampaikan untuk dapat diteruskan keseluruh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, faskes terkait HIV dan komunitas pendamping ODHIV di seluruh
Indonesia.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Direktur P2PM,

dr. Imran Pambudi, MPHM

Tembusan :
1. Direktur Jenderal P2P
2. Sekretaris Jenderal P2P

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 1
Nomor : PM.02.03/3/8812/2022
Tanggal : 17 Desember 2022
Yth.
1 Direktur Gizi Dan Kesehatan Ibu & Anak
2 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
3 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
4 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
5 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau
6 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
7 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
8 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
9 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
10 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kep. Riau
11 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung
12 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
13 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
14 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
15 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY
16 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
17 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten
18 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali
19 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB
20 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT
21 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
22 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
23 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
24 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
25 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
26 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
27 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
28 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
29 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
30 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
31 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
32 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
33 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara
34 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat
35 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
36 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan
37 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah
38 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Pegunungan
39 Ketua IDAI
40 Ketua IBI
41 IPPI
42 JIP
43 IAC
44 SPIRITIA
45 WHO
46 UNICEF

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
DAFTAR LABORATORIUM RUJUKAN
PEMERIKSAAN EARLY INFANT DIAGNOSIS (EID)

NO. NAMA ALAMAT KONTAK PERSON REGIONAL


LABORATORIUM
1. Lab. Patklin RS. Lab.Patologi Klinik 1. Dr. Christine, Seluruh DKI
Kanker Dharmais RS. Kanker Sp.PK 0816-608- Jakarta, Banten
Dharmais, Jl. Letjen 918 dan Sumatera.
Jend. S. Parman 2. Ningsih
No.84-86, Jakarta 0817714189
Barat
2. Klinik Teratai/Lab. Gedung RSP 1. Dr. dr.Agnes, Jawa Barat dan
Patklin RS.Hasan UNPAD Lantai 1 SpPK Seluruh Sulawesi
Sadikin (Klinik Teratai) 08112257928
Jln. Eyckman No. 2. Via
38, Kelurahan 085722754000
Pasteur, Kec.
Sukajadi, Kota
Bandung, Jawa
Barat 40161
3. Instalasi. Patklin Instalasi Patologi 1. Dr. Munawaroh Seluruh Jawa
Tengah, Jawa
RSUD Dr. Klinik, Gedung GDC F.SpPK
Timur, DIY,
Soetomo lt.4 RSUD Dr. 0811342141 Bali, NTT,
NTB, dan
Soetomo Surabaya, 2. Diah Wahyuni
Kalimantan
Jln. Mayjen Prof. dr. 085730190545
Moestopo 4-6 3. Stefany
Surabaya. 085735026400
4. BLK Papua Balai Laboratorium 1. Baiq Sunarniati Seluruh Papua,
Kesehatan, Jln. 0813-4481-9268 Papua Barat,
Kesehatan No. 28, 2. Mona 0813-4472- Maluku dan
Dok II, Jayapura 3684 Maluku Utara

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Gambar 1. Bagan Alir Deteksi Dini HIV Pada Bayi dan Anak Usia < 18 Bulan
(Early Infant Diagnosis, EID)

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 2022 Tentang
Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus, Acquired Immunodeficiency Syndrome, dan Infeksi
Menular Seksual.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai