Anda di halaman 1dari 25

DESAIN PENGAMAN

oleh:
FAJAR FARISUDIN KHOLISH, SE., MM.
PENGANTAR
Desain adalah sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian
kreatif lainnya. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk
membuat dan menciptakan objek baru". (Wikipedia)
Desain adalah kegiatan kreatif yang melibatkan penciptaan sesuatu yang
baru dan berguna yang belum ada sebelumnya. (JB Reswick)

keamanan adalah keadaan atau kondisi bebas dari gangguan fisik maupun
Pshikis terlindunginya keselamatan jiwa dan terjaminnya_harta benda dari
segala macam ancaman gangguan dan bahaya” (Awaloedin Djamin, 2004)
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya.(Wikipedia)

Pengamanan adalah kegiatan pencegahaan dan penanggulangan dari


gangguan fisik dan gangguan pshikis keselamatan jiwa dan dari segalam
macam ancaman gangguan dan bahaya pada harta benda.

Desain Pengamaan:
Merencanakan dan membuat sebuah sistem dan format pengamanan di
PENGERTIAN suatu area dalam upaya mencegah dan menanggulangi setiap gangguan fisik
dan gangguan pshikis keselamatan jiwa dan dari segala macam ancaman
gangguan dan bahaya pada harta benda.
Kejahatan seringkali hanya disederhanakan dengan
rumusan adanya niat jahat saja.
Banyak orang beranggapan kejahatan semata-mata
dilakukan karena kelengahan korban.

Pemahaman ini membuat usahaa antisipasi


kejahatan terbatas sekedar menguraikan hubungan
antara pihak pelaku dan korban tanpa
memperhatikan kondisi lingkungan sebagai factor
pemicu terjadinya tindak kejahatan. Padahal
terdapat beberapa penjelasan tentang penyebab
KONDISI terjadinya kejahatan dan penyebab orang
melakukan kejahatan.
LINGUNGAN
VS
Kondisi lingkungan adalah desain ruang mulai dari penempatan sarana dan
KEJAHATAN prasarana fisik, bangunan, jalan, maupun akses pendukung lain, sampai
persoalan non fisik meliputi kemudahan, kenyamanan dan keamanan berada
dalam areal tersebut. Tata letak lingkungan dan ruang didalamnya memberi
sumbangan besar memicu aksi kejahatan dalam Kawasan.
PEMBAGIAN RUANGAN (Oscar Newman)
1. Rung Privat
2. Ruang Semi Privat
3. Ruang Semi Publik
4. Ruang Publik

“Dalam membenahi akses ruang yang rawan perlu memperhatikan kategori


desain ruang. Dengan tetap mempertahankan akses masuk yang aman,
mengantisipasi kemampuan pelaku kejahatan (offender) dalam menjadikan
ruang tersebut sebagai sasaran kejahatan (suitable target).”

TATA LETAK Ruang Semi Privat


Ruang Privat

Ruang Semi Publik

Ruang Publik
PEMBATASAN AKSES
Pola pikir pelaku kejahatan adalah bagaimana mencapai sasaran kejahatan
dengan cara yang mudah, butuh sedikit keahlian dan tenaga, serta butuh
waktu yang relative singkat. Oleh karena itu pemiik property harus
mengetahui persis mana akses ruang yang rawan dalam kompleksnya.

“Terkait dengan akses ruang yang rawan, para kriminolog mencontohkan


bahwa akses masuk model cul-de sac mempunyai risiko kejahatan yang
lebih rendah dibandingkan rumah dengan model blok yang ramai.”

TATA LETAK
Rumah dakam model cul-de
sac

Rumah dakam model blok yang


ramai
Pemukimaan (Rumah)
Studi Kriminologi menerangkan bahwa pelaku
kejahatan (offender) lebih tertarik memikirkan
bagaimana cara mereka bisa keluar setelah
melakukan aksi kejahatan dibandingkan
memikirkan cara masuknya.
Pelaku kejahatan seringkali mengakali
pengamanan organik serta peralatan
pendukungnya untuk mencapai sasaran.

Dalam geometri kejahatan dijelaskan pelaku


kejahatan sebelum melakukan aksi, lebih suka
mendeteksi (surveillance) beberapa tempat
terkait sasaran, seperti tempat kerja, sekolah,
PERILAKU tempat singgah (belanja), setelah itu
menelusuri rute menuju ke lokasi sasaran,
KEJAHATAN kemudian membuat sketsa rencana kejahatan
yang mungkin bagi aksi kejahatan dilakukan.
SKETSA RANCANGAN
KEJAHATAN

Lokasi Favorit Berkumpul


Pelaku Kejahatan

Tempat Bekerja/
Sekolah

Dw
Persinggahan
Area Belanja

RANCANGAN A = Titik Awal Rencana Pelaku

KEJAHATAN
S = Sasaran Kejahatan

Lokasi Pemukiman (Tempat


Tinggal)
Petersilia dan kawan-kawan (Swanson: 1984) mengemukakan bagaimana
para pelaku menyiapkan Langkah dalam melakukan perampokan.

Tabel: Pilihan Langkah dalam Melakukan Perampokan


Prosentase Urutan
No Langkah Perencanaan Pilihan Langkah
Responden Favorot
1 Mengunjungi lokasi 40,0 1

2 Mengintai lokasi 37,8 2

3 Merencanakan rute pelarian 31,1 3

4 Memastikan saat kedatangan uang 26,7 4

5 Memastikan saat kedatangan polisi 22,2 5

RANCANGAN 6 Memakai identitas baru 20,0 6

KEJAHATAN
7 Melakukan penyamaran 20,0 6

8 Memastikan adanya peralatan keamanan 11,1 7

9 Melakukan latihan di lapangan 11,1 7

10 Menyiapkan kendaraan bermotor 8,9 8

11 Lainnya 8,9 8

12 Membaca literatur terkait 0 9


PENGUMPULAN
DATA & INFORMASI
Untuk Menyusun suatu desain pengamanan dilakukan dengan
menggunakan riset aksi (the action research methodology).

DATA KEJADIAN ANALISIS DATA DESAIN PENGAMANAN

Data Kejadian:

➢ Lokasi Kejadian (TKP)


➢ Tanggal Kejadian
➢ Waktu Kejadian
➢ Kategori Sasaran Kejahatan (Individu, Keluarga, Apartemen, Toko,
Perkantoran, perumahan, perbelanjaan, dll
➢ Cara Mencapai Sasaran (Teknik Melakukan Kejahatan)
MENGUMPULKA ➢

Jenis Barang Yang Diambil (Sasaran)
Tanda Kepemilikan
N DATA ➢

Jumlah Uang Yang Diambil
Kerugian Yang Diderita
KEJADIAN ➢

Bagaimana Kejadian Tersebut Dilaporkan
Siapa dan Berapa Banyak Pelaku
➢ Kondisi dan Situasi Pengamanan Saat Ini (Personel, Peralatan,
Perlengkapan, Penghalang, Batas, Manajemen)
ANALISIS DATA
Analisis Fakat dan Data Analisis Kondisi Situasional
Tentang ancaman Faktual dan Yang Memungkinkan
Potensi Ancaman Dilakukannya Kejahatan

➢ Data Kasus Kriminal Yang ➢ Kualitas Penghalang


Terjadi ➢ Kemampuan Peralatan
➢ Data Kejadian-kejadian Lain Elektornik Pengamanan
Terkait Gangguan Keamanan ➢ Kemampuan Personil Sekuriti
Dan Keselamatan Termasuk Jumlah dan
Kualitasnya
➢ Setting Ruangan Fisik

ANALISIS DATA ➢ Ruangan Yang


Memungkinkan Dilakukan
Pengawasan

Data tentang profil kejahatan di suatu tempat dan kondisi tertentu, sangat
diperlukan untuk bahan dasar penyusunan desain sekuriti. Clark (1997)
Teknik Penurunan Kesempatan dilakukannya
Kejahatan:
1. Increasing Perceived Effort. Meningkatkan upaya yang harus dilakukan
pelaku untuk melakukan kejahatan.

2. Increasing Perceived Risk. Meningkatkan risiko yang harus dihadapi


pelaku dalam menyelesaikan kejahatannya.

3. Reduction Anticipated Rewards. Mengurangi imbalan atau manfaat

TEKNIK
yang diharapkan diperoleh pelaku dari kejahatannya.

PENURUNAN
4. Removing Excuse. Menghapus alasan yang mungkin digunakan pelaku
untuk “merasionalisasi” atau membenarkan tindakan mereka.

KESEMPATAN (Clarke, 1997 dalam bukunya Situational Crime Prevention)

DILAKUKANNYA
KEJAHATAN
Peran Anggota Komunitas:
1. Mengamati, siap dan berkeinginan melaporkan aktivitas yang dicurigai.

2. Mengetahui kepemilikan terkait sasaran sekuriti di lingkungannya.

3. Bekerjasama dengan Petugas Keamanan dalam prosedur dan tiket


masuk.

4. Berbagi ide dan penjelasan tentang keselamatan dan sekuriti.

PERAN 5. Menciptakan budaya aman dan nyaman.

KOMUNITAS 6. Mendukung pihak berwajib dan berwenang dalam memutuskan dan


menjalankan rencana pengamanan yang efektif.
DALAM (Clarke, 1997 dalam bukunya Situational Crime Prevention)
PENGAMANAN
Defensible space merupakan salah satu model pencegahan kejahatan
dengan pendekatan situasional (Situational Crime Prevention) yang lebih
mementingkan intervensi terhadap kesempatan yang tersedia untuk
dilakukannya kejahatan.

1. Territoriality, Batasan-Batasan fisik suatu komunitas yang pada


akhirnya membuat anggota komunitas akan memiliki sense of
territoriality.

2. Natural Surveillance, Pengawasan yang terus menerus maupun sambil


lalu. Sehingga terdapat kemampuan untuk mengenal sekaligus
KONSEP mengawasi orang asing yang mungkin akan dicurigai sebagai pelaku
kejahatan.
DEFENSIBLE 3. Image & Milieu, Terbentuk lingkungan yang dipersepsikan sulit untuk
SPACE ditembus, karena penuh risiko dan kokoh pertahanannya.

4. Safe Area, Semua orang bebas melakukan aktifitas tanpa dihantui rasa
takut akan ancaman kejahatan.
DESAIN PENGAMANAN
YANG MUMPUNI
Hal Penting dalam Perencanaan Desain Pengamanan:
1. Apa yang akan dilindungi?
2. Seberapa Peting Perlindungan Tersebut?

LINGKUNGAN
PERLINDUNGAN
ASET
DESAIN PENGAMANAN FISIK YANG EFEKTIF

1. Mendesain halangan fisik sepert Pintu Gerbang, Pintu Kantor, Pintu Rumah, Atap,
Pantai, Dinding, Pagar, harus dilakukan untuk ditujukan agar calon pelaku
kejahatan mempersepsikan bahwa sasaran kejahatannya sangat berisiko dan
memerlukan Upaya yang tidak mudah.
2. Penginstalasian elektronik security system dan alarm system yang mumpuni baik
dalam konteks sistem operasi, monitoring, pencatatan dan pemeliharaannya.
Sistem alarm akan bermanfaat untuk melakukan penangkalan dan deteksi.
Electronic Devices seperti CCTV, Access Control, Check Point, juga berperan
sangat menghasilkan desain sekuriti yang dapat melindungi secra maksimal.
3. Penginstalasian sarana penerangan yang memadai. Disinyalir penerangan akan
mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan kejahatan di suatu tempat
tertentu.
DESAIN 4. Optimalisasi peran personal Sekuriti dimana perannya harus lebih diarahkan
pada kemampuan mencegah terjadinya kejahatan daripada kemampuan

PENGAMANAN mengungkap kasus kejahatan. Sehingga dibutuhkan personal Sekuriti yang


pandai dan memiliki sense of security yang baik, yang mampu mendeteksi

YANG EFEKTIF potensi ancaman dan sekaligus mengantisipasi terjadinya kejahatan.


5. Yang paling penting adalah kemampuan memperhitungkan anggaran biaya
pengamanan atau peningkatan kualitas pengamanan. Jangan sampai biaya yang
dikeluarkan lebih besar dari kerugian yang diderita.
CONTOH DESAIN
HALANGAN FISIK PAGAR PEMBATAS
CONTOH DESAIN
HALANGAN FISIK PINTU GERBANG UTAMA
CONTOH DESAIN
HALANGAN FISIK PINTU MASUK RUANGAN
CONTOH DESAIN ELECTRONIC
SECURITY SYSTEM ELECTRONIC SECURITY SYSTEM
CONTOH DESAIN ELECTRONIC
SECURITY SYSTEM ELECTRONIC SECURITY SYSTEM
CONTOH DESAIN PENGAMANAN

Era Kerajaan Era Modern


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai