Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Beberapa daerah di Indonesia sering terjadinya bencana alam salah satunya
adalah gempa bumi, dimana ketika terjadinya goncangan dapat merusak bangunan-
bangunan yang terkena dampak dari getarannya salah satunya adalah rumah
tinggal. Untuk mengatasi atau meminimalisir kerusakan yang ada Kementrian
Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melakukan sebuah inovasi
elemen struktur salah satunya adalah teknologi ferosemen. Teknologi ini
diterapkan di Gorontalo pada tahun 2021, dari program Bantuan Stimulus
Perumahan Swadaya (BSPS) ini telah terbangun sebanyak 1.260 unit rumah di
Provinsi Gorontalo, Kemudian 750 unit rumah di Kabupaten Gorontalo, semuanya
menggunakan teknologi lapisan ferosemen.
Ferosemen merupakan metrial yang ekonomis karena tersusun dari
material semen, pasir, air dan kawat anyam sebagai lapisan penguat, juga lebih
ringan dibandingkan material konvensional seperti beton dan beton bertulang, jika
membahas beton bertulang, beton bertulang terdiri dari semen, pasir, air, dan
agregat kasar, dan penguat utamanya ialah besi tulangan, namun beton sendiri
kurang peraktis terhadap tegangan tarik jika tanpa tulangan, akan tetapi tulangan
saja kurang efektif untuk mencega retak, oleh sebab itu beton harus ditambahkan
serat agar dapat mencega keretakan, penambahan serat pada beton memberikan
manfaat yang sangat besar akan tetapi tidak bisa menjadikanya bahan yang murah
dan terjangkau.
Salah satu alternatif bahan yang dapat menggantikan material beton adalah
ferosemen, dikarenakan bahan penyusun ferosemen sangat sederhana namun lebih
unggul terhadap tegangan tarik. Namun apabila tegangan tarik tersebut melampaui
kekuatan mortar, maka akan mengakibatkan retak dan mortar tidak lagi kedap air
(Afridi et.al.,2019). Untuk mengatasi dan mencegah hal tersebut perlu adanya
penambahan bahan sebagai pengikat dalam campuran mortar tersebut seperti
penambahan serat kaca (Fiber Glass). Yang menjadikannya ferosemen hybrid.
Ferosemen hybrid merupakan mortar yang ditambahkan dengan potongan-
potongan serat baik itu serat alami maupun sintetis, umumnya panjang serat yang
digunakan untuk fiber reinforced concrete (FRP) tidak melebihi 3 inci (76 mm) dan
diameter serat tidak lebih dari 0,04 inci (1mm) (ACI 544, Report on fiber reinforced
concrete). Yang diaduk menjadi satu kesatuan ferosemen. Bahan serat tersebut
antara lain : plastik (polypropylene), kaca (glass), baja (steel), dan karbon (carbon).
Banyak penelitian yang telah dilakukan yang membahas tentang ferosemen,
disini penulis akan mengutip salah satu penelitian ferosemen. Menurut Sumanto
(2012), yang membahas tentang “Hubungan Presentase Tulangan Terhadap Variasi
Tebal Elemen Lentur Ferosemen”. Tujuan dari peneliatian ini adalah untuk
mencari kuat lentur yang optimal dengan menggunakan benda uji yang berbentuk
balok dengan ukuran bentangan 2000 mm, lebar 75 mm, dan tinggi yang memiliki
veriasi 25 mm; 50 mm; dan 100 mm; terhadap presentase tulangan 4%, 6%, dan
8%, dari pengujian yang telah dilakukan tebal optimal terjadi pada elemen
ferosemen dengan presentase tulangan sebesar 4% dan tebal 50mm. hal tersebut
terjadi disebabkan pada ketebalan 50 mm memiliki cukup ruang dalam mengisi
tulangan kawatnya serta berat sendiri yang ideal.
Dari uraian diatas disini penulis akan melanjutkan penelitian ferosemen
yang akan dikombinasikan dengan menggunakan bahan campuran serat roving
(fiber glass) yang dipotong-potong sepanjang 1,2 cm dengan kadar serat yang
bervariasi 9%, 11%, 13%, 15% dan 18% (terhadap berat fraksi), dengan ketebalan
10 cm, menggunakan perbandingan agregat 1 : 2,5 dan FAS 0,5 Sesuai dengan
ketentuan yang ada pada ACI PRC-549.3-22. Dimana penelitian ini diharapkan
bisa menjadi bahan substitusi pada bangunan rumah instan sederhana sehat
(RISHA). Dimana komponen struktur mengunakan struktur rangka seperti kolom
dan balok, bangunan RISHA terdiri dari tiga komponen. Yaitu panel 1 sebagai
balok, panel 2 sebagai kolom, dan terakhir panel 3 sebagai simpul.
Gambar 1.1 Modular Pengaplikasian Rumah Instan Sederhana Sehat
Sumber:https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/658/risha-rumah-instan-sederhana-
sehat
1.2 Rumusan Masalah
Penanganan pasca gempa adalah dengan cara membuat atau menciptakan
suatu bangunan yang baru salah satu nya adalah Rumah Instan Sederhana Sehat
(RHISA). Dari segi ekonomi dan proses pengerjaannya yang lebih mudah karena
mengunakan panel-panel pada proses pembuatannya rumah Rhisa jauh lebih
unggul dari pada bangunan yang berbahan dasar beton pada umumnya.
Namun perlu adanya penelitian yang lebih lanjut yang membahas bahan
penyusun rumah Rhisa tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan bahan
dasar ferosemen. hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pembangunan
rumah Rhisa. Bahan penyusun ferosemen adalah air, pasir,semen dan kawat anyam
sebagai lapisan penguat nya untuk mencegah terjadi keretakan perlu adanya bahan
tambah penambahan bahan sebagai pengikat dalam campuran mortar tersebut
seperti penambahan serat kaca (Fiber Glass). Yang menjadikannya ferosemen
hybrid. Selanjutnya akan dilakukan pengujian agar mengetahui kuat optimal pada
ferosemen hybrid tersebut.

Kode Warna :
Warna Hitam = Penulisan sendiri,
Warna Biru = Penulisan sendiri hasil dari buku; artikel; jurnal,
Warna Hijau = Kutipan dari buku; artikel; jurnah

Anda mungkin juga menyukai