Beberapa daerah di Indonesia sering terjadinya bencana alam salah satunya adalah gempa bumi, dimana ketika terjadinya goncangan dapat merusak bangunan- bangunan yang terkena dampak dari getarannya salah satunya adalah rumah tinggal. Untuk mengatasi atau meminimalisir kerusakan yang ada Kementrian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melakukan sebuah inovasi elemen struktur salah satunya adalah teknologi ferosemen. Teknologi ini diterapkan di Gorontalo pada tahun 2021, dari program Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS) ini telah terbangun sebanyak 1.260 unit rumah di Provinsi Gorontalo, Kemudian 750 unit rumah di Kabupaten Gorontalo, semuanya menggunakan teknologi lapisan ferosemen. Ferosemen merupakan metrial yang ekonomis karena tersusun dari material semen, pasir, air dan kawat anyam sebagai lapisan penguat, juga lebih ringan dibandingkan material konvensional seperti beton dan beton bertulang, jika membahas beton bertulang, beton bertulang terdiri dari semen, pasir, air, dan agregat kasar, dan penguat utamanya ialah besi tulangan, namun beton sendiri kurang peraktis terhadap tegangan tarik jika tanpa tulangan, akan tetapi tulangan saja kurang efektif untuk mencega retak, oleh sebab itu beton harus ditambahkan serat agar dapat mencega keretakan, penambahan serat pada beton memberikan manfaat yang sangat besar akan tetapi tidak bisa menjadikanya bahan yang murah dan terjangkau. Salah satu alternatif bahan yang dapat menggantikan material beton adalah ferosemen, dikarenakan bahan penyusun ferosemen sangat sederhana namun lebih unggul terhadap tegangan tarik. Namun apabila tegangan tarik tersebut melampaui kekuatan mortar, maka akan mengakibatkan retak dan mortar tidak lagi kedap air (Afridi et.al.,2019). Untuk mengatasi dan mencegah hal tersebut perlu adanya penambahan bahan sebagai pengikat dalam campuran mortar tersebut seperti penambahan serat kaca (Fiber Glass). Yang menjadikannya ferosemen hybrid. Ferosemen hybrid merupakan mortar yang ditambahkan dengan potongan- potongan serat baik itu serat alami maupun sintetis, umumnya panjang serat yang digunakan untuk fiber reinforced concrete (FRP) tidak melebihi 3 inci (76 mm) dan diameter serat tidak lebih dari 0,04 inci (1mm) (ACI 544, Report on fiber reinforced concrete). Yang diaduk menjadi satu kesatuan ferosemen. Bahan serat tersebut antara lain : plastik (polypropylene), kaca (glass), baja (steel), dan karbon (carbon). Banyak penelitian yang telah dilakukan yang membahas tentang ferosemen, disini penulis akan mengutip salah satu penelitian ferosemen. Menurut Sumanto (2012), yang membahas tentang “Hubungan Presentase Tulangan Terhadap Variasi Tebal Elemen Lentur Ferosemen”. Tujuan dari peneliatian ini adalah untuk mencari kuat lentur yang optimal dengan menggunakan benda uji yang berbentuk balok dengan ukuran bentangan 2000 mm, lebar 75 mm, dan tinggi yang memiliki veriasi 25 mm; 50 mm; dan 100 mm; terhadap presentase tulangan 4%, 6%, dan 8%, dari pengujian yang telah dilakukan tebal optimal terjadi pada elemen ferosemen dengan presentase tulangan sebesar 4% dan tebal 50mm. hal tersebut terjadi disebabkan pada ketebalan 50 mm memiliki cukup ruang dalam mengisi tulangan kawatnya serta berat sendiri yang ideal. Dari uraian diatas disini penulis akan melanjutkan penelitian ferosemen yang akan dikombinasikan dengan menggunakan bahan campuran serat roving (fiber glass) yang dipotong-potong sepanjang 1,2 cm dengan kadar serat yang bervariasi 9%, 11%, 13%, 15% dan 18% (terhadap berat fraksi), dengan ketebalan 10 cm, menggunakan perbandingan agregat 1 : 2,5 dan FAS 0,5 Sesuai dengan ketentuan yang ada pada ACI PRC-549.3-22. Dimana penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan substitusi pada bangunan rumah instan sederhana sehat (RISHA). Dimana komponen struktur mengunakan struktur rangka seperti kolom dan balok, bangunan RISHA terdiri dari tiga komponen. Yaitu panel 1 sebagai balok, panel 2 sebagai kolom, dan terakhir panel 3 sebagai simpul. Gambar 1.1 Modular Pengaplikasian Rumah Instan Sederhana Sehat Sumber:https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/658/risha-rumah-instan-sederhana- sehat 1.2 Rumusan Masalah Penanganan pasca gempa adalah dengan cara membuat atau menciptakan suatu bangunan yang baru salah satu nya adalah Rumah Instan Sederhana Sehat (RHISA). Dari segi ekonomi dan proses pengerjaannya yang lebih mudah karena mengunakan panel-panel pada proses pembuatannya rumah Rhisa jauh lebih unggul dari pada bangunan yang berbahan dasar beton pada umumnya. Namun perlu adanya penelitian yang lebih lanjut yang membahas bahan penyusun rumah Rhisa tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan bahan dasar ferosemen. hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pembangunan rumah Rhisa. Bahan penyusun ferosemen adalah air, pasir,semen dan kawat anyam sebagai lapisan penguat nya untuk mencegah terjadi keretakan perlu adanya bahan tambah penambahan bahan sebagai pengikat dalam campuran mortar tersebut seperti penambahan serat kaca (Fiber Glass). Yang menjadikannya ferosemen hybrid. Selanjutnya akan dilakukan pengujian agar mengetahui kuat optimal pada ferosemen hybrid tersebut.
Kode Warna : Warna Hitam = Penulisan sendiri, Warna Biru = Penulisan sendiri hasil dari buku; artikel; jurnal, Warna Hijau = Kutipan dari buku; artikel; jurnah