Anda di halaman 1dari 2

Saya termasuk warga pendatang di madiun ini.

Saya datang ke Madiun tahun 2018


dikarenakan suami mendapatkan karir yang baru di Madiun. Madiun adalah kota yang sama
sekali tidak penah kami kunjungi sebelumnya dan di Madiun pun kami tidak memiliki sanak
saudara sama sekali. Kami benar-benar memulainya dari 0. Rumah mengontrak dan tidak
punya teman sama sekali.
Merasakan hidup mengontrak dengan sring tetangga memandang sebelah mata dan tidak
memiliki seseorang yang dikenal sama sekali rasanya amat sangat kesekpian dan membuat
“insecure”.
Dalam hati dan doa saya, saya berharap masih ada kesempatan untuk saya bisa
kembali memiliki karir, meski sering ada rasa pesimis dikarenakan usia saya yang sudah
kepala tiga. Tapi saya selalu meyakini, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di mata Tuhan.
Tak lama kami pun pindah ketempat tinggal kami yang baru. Kami ambil rumah
subsidi ( Rumah murah program pemerintah ) karena kami tak tahan dengan lingkungan di
tempat kami mengontrak dan selain itu juga kami berfikir dari pada setiap bulan kami
menyisihkan untuk uang kontrakan lebih baik kami menyisihkan untuk menyicil sesuatu yang
bisa kami miliki.
Hidup baru di lingkungan tempat tinggal yang baru kamipun merasakan rasanya
dikucilkan karena kami minoritas ( Non muslim ) sendiri. Sedih rasanya masih banyak orang
yang picik, kurang bisa open minded dan bertoleransi.
Punya ”Saudara seiman” di Madiun adalah seperti kerinduan kami dan Tuhanpun
menjawab doa saya dan harapan kami.
Maret Tahun 2022 saya mencoba memasukkan lamaran di Universitas Widya Mandala
Surabaya Kampus Madiun. Hal yang membuat saya percaya diri untuk mencoba dan
meyakini bahwa ada lowongan adalah saat suami saya vaksin, suami saya bertemu dengan
salah seorang karyawan WIMA, saat itu mereka berkenalan dan orang tersebut menceritakan
bahwa di tempat ia bekerja ( WIMA ) ada staf admin yang mau pensiun. Saat itu saya
langsung otomatis befikir, jika ada yang pensiun, pasti akan ada lowongan tersedia.
Serangkaian proses seleksi saya lalui, dan sesungguhnya saya sempat down saat saya
mengetahui ada tes komputer. Kelemahan terbesar saya, saya gaptek, saya kurang mahir
komputer, dan sebenarnya saya takut pekerjaan yang berhubungan dengan komputer full.
Akan tetapi saya akhirnya ternyata diterima untuk bekerja di WIMA dengan segala
kekurangan saya yang menjadi ketakutan saya yang saya anggap seperti mustahil untuk
mampu lolos. Dalam hal ini, saya seperti merasakan betapa ajaib rencana Tuhan, apa yang
seperti tidak mungkin di mata saya sebagai manusia, ternyata di Mata Tuhan tidak ada yang
tidak mungkin.
Disitulah saya seperti mendapat anugerah luar biasa dari Tuhan. Mengapa saya
beranggapan seperti itu, karena sejak saya bergabung di institusi pendidikan ini, saya jadi
menemukan banyak “Saudara Seiman". saya tidak lagi merasa sendirian dalam perjalanan
hidup saya di Madiun ini.
Bahwa dengan saya sejak tergabung menjadi bagian dari WIMA Madiun. Keimanan
saya bertambah, saya merasa lebih “Mesra” dengan Tuhan Yesus.
Banyak kegiatan keagamaan Katolik di tengah-tengah pekerjaan juga adalah hal yang baru
bagi saya. Ditambah lagi teman - teman yang begitu hangat sejak pertama kali saya masuk.
Banyak dari mereka yang sudah lama sekali bekarya di Universitas ini akan tepapi mereka
tidak sok senior, bahkan mereka berbagi ilmu dengan saya.
Dan ketika saya baru bergabung, saya mendapat musibah anak saya sakit, sayapun
begitu kaget dan terharu rasanya karena mereka (kawan-kawan seruangan) menjenguk ke
Rumah Sakit. Di tempat berkerja ini, saya seperti menemukan “keluarga seiman”.
Saya sangat berharap, di tempat ini saya bisa langgeng, mengaktualisasikan diri saya, dan
memberikan segala yang saya bisa untuk mengabdi dan berkarya untuk turut dalam kemajuan
di UYniversitas ini.

Doa saya :
Tuhan, terimakasih atas jawaban dari segala doa saya. Saya sangat bersyukur atas
kesempatan yang telah Kau berikan untuk bisa tergabung menjadi bagian dari Univertitas ini.
Saya sangat bersyukur, di sini kami seperti menemukan banyak keluarga baru, saudara
seiman. Bimbinglah kami selalu Tuhan dalam berproses untuk selalu menjadi lebih baik
dalam setiap harinya.
Dan kami juga memohon berkat Mu, semoga lebih banyak lagi mahasiswa yang akan
menempuh di Universitas ini, dan kami memohon berkat Mu semoga Universitas kami dari
waktu ke waktu menjadi jauh lebih baik atas kehendak Mu. Amin.

Anda mungkin juga menyukai