Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Kelompok 3 :

Kelas E 2019 - GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
A. Siklus penganggaran bisnis

Siklus Anggaran (Budget Cycle) merupakan masa atau jangka


waktu mulai saat anggaran disusun sampai dengan saat perhitungan
anggaran disahkan. Perencanaan ini ditetapkan oleh dewan
pendiri/pembina, pimpinan lembaga, disertai dengan adanya dokumentasi
lengkap mengenai pencapaian anggaran, sumber daya yang dimiliki, dan
hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menetapkan besaran maksimum
yang diserap oleh organisasi.
Siklus anggaran terdiri atas :
1. Tahap persiapan (preparation)
a. Pemberian arahan berdasarkan Rencana Strategis
Organisasi
Disampaikan melalui pimpinan organisasi/ dewan pembina
organisasi dengan memberikan pandangannya mengenai
berbagai peluang serta kemungkinan/arahan strategis terkait
kegiatan yang akan dilakukan.
b. Usulan/Masukan dari tingkatan unit kerja/program
Arahan dari pimpinan organisasi/dewan pembina akan
ditindaklanjuti oleh unit kerja/program melalui pengajuan
desain program yang dilengkapi dengan estimasi biaya
yang diperlukan. Selain itu, dibutuhkan juga indikator
pencapaian untuk memudahkan proses monitoring dan
evaluasi.
2. Tahap ratifikasi (ratification)
a. Kompilasi usulan anggaran
Hal ini penting dilakukan, karena pada tahapan ini usulan
dari berbagai pihak yang terlibat akan digabungkan menjadi
rencana anggaran organisasi. Dengan dilakukannya
penggabungan ini, sinkronisasi antar program dapat terjalin
satu sama lain.
3. Tahap implementasi (implementation)
a. Anggaran Penerimaan
Tahapan terpenting dalam proses penyusunan anggaran
organisasi adalah memprediksi sumber dana untuk
membiayai kegiatan yang direncanakan. Dalam
penganggaran ini terdiri dari rencana aliran kas masuk dan
juga rencana aliran kas keluar. Dengan membuat anggaran
kas yang juga menjadi aktivitas dalam manajemen
keuangan tersebut maka organisasi bisa mempersiapkan
pengelolaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Skenario Anggaran
Dalam mengantisipasi sulitnya memprediksi besaran
anggaran penerimaan, dapat dibuat anggaran penerimaan
dalam berbagai skenario yang terbagi dalam tiga tingkatan,
yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Tingkat konservatif berarti, perkiraan sumber dana
diprediksi berdasarkan pada sumber dana dengan tingkat
kepastiannya yang tinggi, yaitu dari sumber dana yang
sudah pasti didapatkan. Tingkatan moderat, artinya
anggaran ini mempertimbangkan sumber dana yang relatif
lebih rendah tingkat kepastiannya. Sedangkan anggaran
dengan tingkat agresif, mempersepsikan sumber dana yang
akan diperoleh termasuk dana yang lebih kecil kepastian
perolehannya.
c. Penentuan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Langkah selanjutnya adalah menentukan besaran biaya
yang akan dianggarkan, yaitu identifikasi biaya tetap (fixed
cost) yaitu biaya yang harus dikeluarkan tidak tergantung
pada tingkat kegiatan yang dilakukan organisasi atau
dengan kata lain ada atau tidak ada kegiatan biaya-biaya
tersebut harus dikeluarkan. Misalnya, biaya sewa kantor,
gaji pegawai keuangan dan administrasi, gaji pimpinan dan
overhead lainnya bersifat tetap dan terus menerus.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation)
a. Proyeksi arus kas
Tahapan akhir adalah menyusun anggaran menggunakan
komponen anggaran penerimaan yang terdiri dari tiga
skenario yang tersedia, pengeluaran per unit kerja/program
dengan menggunakan skenario yang sama, menetapkan
biaya tetap (fixed cost) pengelolaan organisasi sebagai
minimum pendapatan yang harus diperoleh.
Proyeksi arus kas ini bertujuan untuk memperhitungkan
jadwal kegiatan dari masing-masing program. Proyeksi arus
kas ini juga penting untuk melihat adanya kemungkinan
organisasi menghadapi periode defisit anggaran akan
terjadi.
B. Penganggaran Operasional
1. Pengertian anggaran operasional
Anggaran operasional merupakan deskripsi rinci pendapatan dan
biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan
yang berisi tentang rencana kegiatan-kegiatan perusahaan selama
periode tertentu yang akan datang dengan kegiatan yang
berhubungan dengan sektor penghasilan maupun kegiatan yang
berhubungan dengan sektor biaya atau disebut sebagai Income
Statement Budget (Budget Rugi-Laba), (Didit Herlianto, 2011)

2. Jenis-jenis anggaran operasional


Anggaran operasional menjelaskan aktivitas yang menghasilkan
pendapatan untuk perusahaan, yaitu penjualan, produksi dan
barang jadi. Hasil utama dari anggaran operasional adalah laporan
rugi laba atau proyeksi rugi laba. Berikut beberapa jenis anggaran
operasional :
a. Anggaran produksi
Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk
menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan
jumlah persediaan pada awal dan akhir periode tertentu.
Dalam anggaran produksi terdapat beberapa metode, yaitu :
1) Metode Produksi Stabil, yaitu suatu metode
produksi dimana perusahaan menetapkan volume
produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan,
kecuali untuk bulan tertentu yang volume
penjualannya lebih tinggi.
2) Metode Persediaan Stabil, yaitu suatu metode
produksi dimana perusahaan menetapkan volume
persediaan yang relatif sama dari bulan ke bulan,
kecuali untuk bulan tertentu.
3) Metode Fleksibel, yaitu suatu metode produksi
dimana perusahaan menetapkan volume produksi
yang berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini
mengakibatkan volume persediaan dan volume
produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
Berikut manfaat dari anggaran produksi :
1) Sebagai dasar untuk menyusun anggaran bahan baku
2) Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya
tenaga kerja langsung
3) Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya
overhead
4) Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya
administrasi
b. Anggaran pemasaran
Anggaran biaya pemasaran adalah semua rencana
pengeluaran yang berkaitan dengan seluruh aktivitas
penjualan dan pendistribusian produk perusahaan yang
terdiri dari :
1) Biaya Penjualan, yaitu biaya iklan, pemberian
contoh produk, komisi wiraniaga, biaya demo, dan
sebagainya.
2) Biaya Pemenuhan Pesanan, yaitu biaya
pergudangan, pengepakan dan pengiriman,
pemberian kredit dan penagihan serta administrasi
pemasaran
c. Anggaran laba
Anggaran laba adalah jumlah laba yang ingin diperoleh
perusahaan melalui berbagai aktivitas operasional yang
mencakup kegiatan produksi dan penjualan di dalam suatu
periode tertentu. Berikut beberapa metode dalam menyusun
atau menentukan anggaran laba :
1) Metode a posteriori, yaitu metode penyusunan
anggaran laba dimana jumlah laba ditetapkan
sesudah proses perencanaan secara keseluruhan,
termasuk penyusunan anggaran operasional.
2) Metode a priori, yaitu metode penyusunan anggaran
laba dimana jumlah laba ditentukan terlebih dulu
pada awal proses perencanaan secara keseluruhan.
3) Metode pragmatis, adalah metode penyusunan
anggaran laba, dimana jumlah laba yang
direncanakan ditetapkan berdasarkan suatu standar
tertentu yang telah teruji secara empiris dan
didukung oleh pengalaman.

C. Penganggaran Keuangan

Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan


rencana pendukung aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini tidak
berkaitan langsung dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan dan
menjual produk perusahaan. Anggaran ini merupakan pendukung upaya
perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk perusahaan.

Anggaran yang mencakup dampak dari keputusan keuangan


perusahaan. Ini adalah rencana termasuk neraca yang dianggarkan, yang
menunjukkan efek operasi yang direncanakan dan investasi modal pada
aset, kewajiban, dan ekuitas. Ini juga mencakup anggaran kas, yang
memperkirakan aliran kas dan dana lain dalam bisnis.

Anggaran keuangan memeriksa aset, kewajiban, dan ekuitas


pemegang saham yang diharapkan dari bisnis. Hal ini diperlukan untuk
melihat kesehatan keuangan perusahaan.

Anggaran keuangan mencakup beberapa jenis anggaran, yaitu:


a. Anggaran Investasi
Rencana organisasi untuk membeli barang-barang modal atau
barang-barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk
organisasi di masa mendatang dalam jangka panjang. Investasi
adalah rencana perusahaan di dalam suatu periode tertentu untuk
memberi sejumlah barang yang akan digunakan di dalam proses
produktif perusahaan dalam jangka panjang.
Ciri-ciri Anggaran Investasi
a. Dana yang dikeluarkan akan terkait untuk jangka panjang
b. Investasi memerlukan dana yang cukup besar
c. Investasi yang dilakukan menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi akan
berakibat jangka panjang
Jenis-jenis investasi
a. Investasi penggantian
b. Investasi penambahan keputusan
c. Investasi penambahan jenis produk
d. Investasi lain-lain
Sumber Dana Investasi
a. Sumber dana internal
b. Setoran modal pemilik
c. Laba ditahan
d. Cadangan-cadangan
Sumber dana eksternal
a. Kredit bank
b. Obligasi
c. Leasing

b. Anggaran Kas
Rencana aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
organisasi di dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan
tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.
Anggaran kas (cash budget) merupakan alat untuk meramal arus
kas yang terjadi pada waktu tertentu. Estimasi arus kas berlaku
untuk menentukan apakah anggaran perusahaan cukup untuk
memenuhi kebutuhan operasional perusahaan atau tidak.
Dalam bukunya, “Manajemen keuangan Perusahaan”,
Lukman Syamsudin menjelaskan lebih detail tentang anggaran.
Beliau berpendapat bahwa Anggaran kas adalah suatu alat yang
dapat digunakan manajer keuangan untuk meramalkan atau
memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan
untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan uang selama periode
budget. Munandar (1985), berpendapat bahwa anggaran kas
merupakan anggaran yang direncanakan secara rinci mengenai
semua jumlah kas dan perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode tertentu di masa yang akan datang, baik
perubahan yang berupa penerimaan maupun pengeluaran. Dari
kedua penjelasan di atas, anggaran kas bersifat kontinyu, artinya
anggaran kas memerlukan perhatian terus-menerus secara periodik.
Anggaran kas juga bersifat dinamis, artinya anggaran selalu
menyesuaikan dengan kondisi keuangan yang sedang terjadi.
Anggaran kas juga bersifat realistis, artinya anggaran kas harus
terus melihat kemungkinan-kemungkinan terburuk.
Bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui keadaan surplus
atau defisit kasnya, tidak bisa hanya dengan melihat kegiatan
operasionalnya tetapi melalui anggaran kas yang sudah dibuat.
Karenanya, anggaran kas dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a. Alat memantau keadaan kas secara terus menerus.
b. Menyesuaikan kas dengan total modal kerja, biaya,
pendapatan penjualan dan utang.

c. Memberikan gambaran posisi kas akhir setiap periode


dari kegiatan operasionalnya.

d. Menemukan kekurangan dan kelebihan kas, serta


menentukan kebutuhan pembiayaan dari kelebihan kas
untuk investasi.

e. Mengukur keberhasilan atas target yang sudah dibuat.


f. Alat mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan
Secara umum, penerimaan kas berasal dari:
a. Penagihan piutang
b. Penjualan tunai

c. Penjualan aktiva tetap


d. Penerimaan lain-lain (non-operating), misalnya
penghasilan bunga, penghasilan sewa,
penghasilan dividen dan sebagainya.
Pengeluaran kas yang terjadi dalam perusahaan biasanya
berupa pengeluaran biaya-biaya, baik itu biaya utama
(operating) dan biaya-biaya bukan utama (non-operating),
misalnya :
a. Pembelian bahan baku secara tunai
b. Pembayaran utang

c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung

d. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung

e. Pembayaran biaya administrasi

f. Pembayaran biaya penjualan

g. Pembelian aktiva tetap

h. Pembayaran lain-lain seperti bunga dan sewa

c. Proyeksi Neraca

Kondisi keuangan yang diinginkan organisasi di dalam suatu periode


tertentu di masa mendatang. Proyeksi neraca mencakup jumlah harta ingin
dimiliki organisasi kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan organisasi di
masa akan datang.

Proyeksi neraca adalah prediksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan
dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun
kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang. Secara
umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi
aktiva berisi daftar kekayaan perusahaan beserta rincian jenis dan jumlahnya.
Sedangkan sisi pasiva berisi kewajiban perusahaan kepada pihak kreditor dan
kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan

Setiap elemen neraca, baik di sisi aktiva maupun pasiva, dipengaruhi secara
langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain. Karena itu
perlu diketahui dengan baik, faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di
dalam neraca. Faktor yang mempengaruhi antara lain yaitu :

a. Kas : Saldo awal kas pada suatu periode ditambah Dengan penerimaan
kas dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode. (
sumber : anggaran kas )

b. Piutang Usaha : Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan


kredit pada satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha.
( sumber : anggaran kas)

c. Persediaan : Persediaan aman / safety stock

d. Perlengkapan : Jumlah transaksi pembelian dan pemakaian


Perlengkapan pada suatu periode tertentu

e. Aktiva Tetap : Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah
dengan rencana pembelian aktiva tetap baru (investasi) dikurangi
dengan nilai aktiva tetap yang dijual pada suatu periode.

f. Hutang Usaha : Saldo hutang usaha pada awal periode ditambah


dengan pembelian kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah
hutang usaha yang akan dibayar pada satu periode tersebut
g. Hutang Bank : Saldo hutang bank pada awal periode ditambah dengan
jumlah kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan
hutang bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut

h. Obligasi : Saldo hutang obligasi pada awal periode ditambah dengan


jumlah obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi
dengan obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode
tersebut

i. Modal Saham : Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode
ditambah dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan,
dikalikan dengan nilai nominalnya

j. Laba Ditahan : Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan
laba usaha yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah deviden yang
direncanakan akan dibagikan pada periode tersebut

Untuk menyusun proyeksi neraca, metode yang paling


mudah adalah menggunakan persamaan akuntansi dasar. Dimana
di dalam metode tersebut didasarkan pada persamaan bahwa
jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya hutang dan
modal dari suatu badan usaha tertentu.

D. Permasalahan dalam Penyusunan Anggaran Bisnis


penganggaran bukanlah suatu angka yang pasti, tetapi merupakan estimasi dan
proyeksi terhadap suatu program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan
sehingga penyusunan anggaran ini mengandung unsur ketidakpastian yang tinggi.
Oleh karenanya, terdapat beberapa kelemahan dari penganggaran yang dapat
menimbulkan permasalahan seperti:
1. Ketika membuat penganggaran, taksiran yang digunakan tidak pasti sesuai
dengan fakta yang ada.
2. Acapkali kondisi yang dipakai dalam menyusun penganggaran terdapat
perubahan melampaui apa yang telah disusun sebelumnya.
3. Tim yang ditunjuk untuk membuat penganggaran mengikutsertakan
berbagai pihak, dengan demikian berpotensi menciptakan berbagai
masalah dalam pengkoordinasian antar departemen sehingga bisa saja
menghalangi proses penganggaran.
4. Pembuatan anggaran pastinya melibatkan evaluasi yang tidak obyektif dari
pengambil keputusan, khususnya ketika data dan informasi kurang
memadai. (Nurhadi dan Aidil Amin, 2020)

Selain itu beberapa permasalahan lainnya yang memungkinkan terjadi dalam


pelaksanaan penganggaran biaya adalah budget bisa lebih besar dan atau lebih
kecil dari realisas
i nya;
1. Budget lebih besar dari realisasi.
Implikasinya:
a. Adanya kelebihan dana dari anggaran yang telah dialokasikan untuk
kegiatan perusahaan
b. Kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik karena adanya dana
yang mencukupi
c. Adanya kemungkinan belum dikeluarkannya biaya yang seharusnya
dikeluarkan akibat kelalaian dari perusahaan
d. Kepercayaan investor terhadap perusahaan berkurang

2. Budget lebih kecil dari realisasi


Implikasinya :
a. Perusahaan kekurangan dana dalam melaksanakan kegiatannya
b. Kegiatan perusahaan terhambat
c. Kegiatan perusahaan dalam pembuatan anggaran
d. Kepercayaan investor terhadap perusahaan
e. Perusahaan mengoreksi ulang perusahaan
Daftar Pustaka

1. Herlianto, D. (2011). Teknik Penyusunan Anggaran Operasional


Perusahaan.
2. Rudianto, (2009), Penganggaran, Erlangga, Jakarta.
3. Angelia, V. (2014). PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL
SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME
INDUSTRY “JOGJACART (Doctoral dissertation, UAJY).
4. Pahala Nainggolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba.
Jakarta: Yayasan Bina Integrasi Edukasi
5. Hertingkir, Fajar, dan Deni Wardani. 2017. Analisis Kelayakan Anggaran
Investasi Teknologi Informasi dengan Analisis Cost Benefit. Jurnal
Keuangan dan Perbankan. 14 (1) : 9-17.
6. Pangalila, Chelsea, Inggriani Elim, Stanley Kho Walandouw. 2017.
Evaluasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Keuangan Di Kecamatan
Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Riset Akutansi Going Concern Vol.
12 No. 2 Hal. 661-670. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
7. Munandar M, (2001). Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian
Kerja, Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
8. Nurhadi, A dan Aidil Amin Effendy. 2020. Penganggaran Perusahaan.
Banten: Unpam Press.
9. Nurhafid, A., 2017. Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Dan
Realisasinya Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan Pada PT Taspen
(Persero) KCU Bandung (Doctoral dissertation, STIE Ekuitas).
10. Rudianto. 2009. Penganggaran. Jakarta : Erlangga.
11. Shim, J.K., Siegel, J.G. 2005. Budgeting Basics and Beyond, second
edition. Kanada : John Wiley & Sons, Inc.
12. Suprapti, D. M. (2015). PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT
KENDALI MANAJEMEN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN USAHA.

Anda mungkin juga menyukai