Anda di halaman 1dari 6

PEREDARAN GARAM BERYODIUM DI PASAR TRADISIONAL KENDAL MENINGKAT

MATA KULIAH GIZI KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR


KELAS 5E
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK :

1. Afifah Qhoirul Hasna 25000119140378


2. Aulia Ratna Khaerunisa 25000119140264
3. Faza Talitha Sany 25000119140287
4. Kunia Hasna Lailatusyfa 25000119140290
5. Nadia Nurus Sholihah 25000119140282
6. Reni Dwi Anggita 25000119130132
7. Suci Anindya Putri 25000119140386
8. Ago Agus Jumadi 25000121183366
9. Afradiana Kurniawati Jupir 25000121183364
10. Della Natasha Andyani 25000121183348

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
II. HASIL TELAAH KASUS
A. Uraian Kasus
GAKY: Peredaran Garam Beryodium di Pasar Tradisional Kendal Meningkat
Tim Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) Kabupaten Kendal secara
intens memantau dan menguji secara langsung keberadaan garam beryodium di
beberapa pasar tradisional di Kabupaten Kendal. Setidaknya ada 7 pasar tradisional
yang dijadikan sampel dan menjadi sasaran monitoring tim GAKY untuk menekan
peredaran garam non yodium yakni Pasar Sukorejo, Pasar Kaliwungu, Pasar Boja,
Pasar Weleri, Pasar Cepiring, Pasar Pegandon, dan Pasar Kendal Kota.
Koordinator Tim GAKY, Endang Jumini, mengatakan bahwa hasil pantauan di
lapangan menunjukan garam yang dikategorikan cukup kadar yodiumnya ada
78,38%, kategori kurang ada 4,05%, dan garam yang sama sekali tidak ada
kandungan kadar yodiumnya sebanyak 17,57%. Hal ini berbeda dengan tahun
sebelumnya sebesar 58,46% memiliki kategori cukup, 15,39% kurang, dan 26,15%
tidak mengandung yodium. Sehingga dari hasil pantauan, pada tahun 2019
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Dalam operasi pasar tersebut, tim GAKY tidak hanya melakukan pemantauan
saja, tetapi juga memberikan arahan dan sosialisasi mengenai pentingnya garam
beryodium kepada para pedagang dan konsumen. Seperti produsen garam
bermerek “MJ” yang beralamat di Desa Tempuran, Kecamatan Patean. Kasi
Kesehatan dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal juga menambahkan,
melalui garam beryodium diharapkan masyarakat mampu mencukupi kebutuhan
yodium dalam tubuhnya. Hal ini karena garam beryodium sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
serta kecerdasan.
B. Faktor Penyebab Masalah
Faktor penyebab dari permasalahan tersebut yaitu :
a. Penyebab spesifik
1. Masih terdapat garam non-oidium yang beredar di pasaran
Garam non-oidium apabila dibiarkan terus beredar dan dikonsumsi
masyarakat maka dapat menyebabkan GAKY. GAKY adalah istilah yang
digunakan untuk semua spektrum gangguan yang terjadi akibat kekurangan
konsumsi yodium pada populasi yang dapat dicegah dengan memastikan
populasi mengkonsumsi yodium secara cukup (1).
b. Penyebab sensitive
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang garam beryodium
Masalah GAKY di Indonesia disebabkan karena kurangnya cakupan
konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat oleh rumah tangga atau
masyarakat. Hal ini didasarkan pada rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya garam beryodium bagi kesehatan dan kecerdasan
manusia (2).
2. Terdapat beberapa garam beryodium yang diperjualbelikan belum sesuai
standar
Garam beryodium yang diperjualbelikan oleh industri kecil, menengah,
maupun industri besar untuk dikonsumsi seharusnya telah memenuhi syarat
agar mempercepat pencapaian USI (Universal Salt Iodization) dan
memperkecil risiko GAKY (2).
C. Dampak yang Ditimbulkan dari Masalah Jika Tidak Ditanggulangi
a) Dampak bagi anak
1. Gangguan fungsi mental
Gangguan fungsi mental dapat berpengaruh terhadap kehilangan
Intelligence Quotient (IQ) point yang identik dengan kecerdasan dan
produktivitas.
2. Penurunan Intelligence Quotient (IQ)
Kekurangan iodium menyebabkan kelenjar tiroid tidak mampu untuk
mensekresi hormon tiroid yang cukup yang merupakan faktor utama yang
menyebabkan kerusakan pada perkembangan otak (3).
3. Kretinisme
Menurut penelitian dari Mohapatra (2001), terdapat 2,2 juta anak di
India diperkirakan menderita kretinisme yang merupakan spektrum GAKI
yang tergolong berat (1).
4. Gondok
Pada saat asupan iodium kurang, maka kelenjar tiroid kekurangan
pasokan untuk membentuk hormon tiroid sehingga pituitary terangsang untuk
membentuk TSH yang mengakibatkan kelenjar tiroid bekerja keras untuk
membentuk hormon tiroid, hal tersebut menyebabkan pembesaran kelenjar
tiroid (4,5).
b) Dampak bagi orang dewasa
1. Gondok
Pada saat asupan iodium kurang, maka kelenjar tiroid kekurangan
pasokan untuk membentuk hormon tiroid sehingga pituitary terangsang untuk
membentuk TSH yang mengakibatkan kelenjar tiroid bekerja keras untuk
membentuk hormon tiroid, hal tersebut menyebabkan pembesaran kelenjar
tiroid (4,5).

2. Hipotiroid
Semakin lama menderita gondok endemik akan makin sering
ditemukan gondok noduler dan hipotiroid, terutama setelah pemberian
suplementasi iodium. Ibu yang kekurangan yodium dapat menjadi hipotiroid
dan pada ibu hamil berisiko abortus, angka kematian bayi meningkat,
retardasi mental, dan kelainan kongenital (6).
c) Dampak bagi masyarakat
Anak akibat kekurangan iodium seperti gangguan fungsi mental bisa
menjadi ancaman sumber daya manusia dan pembangunan. Hal ini karena
dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia serta menghambat roda
perekonomian dan pembangunan bangsa (1).
D. Upaya Intervensi Pencegahan/Penanggulangan
1. Intervensi Gizi Spesifik
a. Berdasarkan rekomendasi WHO & UNICEF (1994) penanggulangan
GAKY dengan menggunakan strategi USI (Universal Salt Iodization) yaitu
dengan konsumsi garam beryodium (7)
b. Pemberian minyak beryodium secara berkala (7)
c. Melakukan kegiatan KIE tentang pentingnya garam beryodium (7)
d. Fortifikasi air beryodium, dilakukan dengan dengan mengembangkan alat
intervensi iodium pada air perpipaan non-PDAM berbasis masyarakat di
wilayah dengan riwayat GAKY (8).
2. Intervensi Gizi Sensitif
a. Melalui kerja sama lintas sektor seperti : Polres, Sat Pol PP, Diskominfo,
Kementerian Agama, Disperindag, Dinas Kesehatan dengan cara :
❖ Memantau dan menguji secara langsung keberadaan Garam
beryodium di sejumlah pasar tradisional
❖ Monitoring untuk menekan peredaran garam non yodium
b. Menerapkan strategi RAN KPP GAKY pada tahun 2004, yaitu dengan
cara: (1)
❖ Penguatan industri garam beryodium nasional
❖ Penetapan standar iodium pada produk-produk garam di Indonesia
❖ Pembantuan distribusi garam beryodium
E. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya pencegahan/penanggulangan
Upaya menurunkan prevalensi gondok adalah dengan intensifikasi
penanggulangan GAKY berupa jangka pendek dengan pemberian kapsul iodium,
upaya jangka menengah berupa pemakaian garam beriodium (fortifikasi), dan upaya
jangka panjang dengan meningkatkan konsumsi makanan beriodium dan
menghindari bahan goitrogenik, dengan jalan memberikan lebih banyak
pengetahuan berupa penyuluhan yang lebih intensif dan terarah kepada sasaran (9)
Upaya promotif dan preventif yaitu sosialisasi dan advokasi (penyuluhan)
Program Penanggulangan GAKY yang lebih luas kepada masyarakat dengan
diseminasi informasi kepada seluruh jajaran kesehatan dan tokoh masyarakat,
Gerakan Sadar Pangan dan Gizi, perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi garam
beriodium, mengenal kelainan akibat gondok sejak dini, berupaya untuk
meningkatkan gizi keluarga secara mandiri dan terus berupaya untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan anak, keluarga, dan lingkungan (9).
Strategi kuratif dan rehabilitatif yaitu meningkatkan status gizi individu,
keluarga dan masyarakat degan menurunkan prevalensi GAKY, memberikan
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat sadar bahwa
berkepanjangan dan menimbulkan efek misalnya menurunnya kecerdasan pada
anak, gangguan pertumbuhan dan gangguan kesuburan, meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan di luar Puskesmas secara aktif dengan
meningkatkan keterpaduan lintas sektor dan lintas program serta memberikan
pelayanan yang profesional (dokter, pelaksana, gizi, paramedis yang sudah terlatih.
Universal Salt Iodization (USI) merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi
GAKY secara efektif. Garam beriodium wajib menerapkan SNI yang telah ditetapkan
Badan Standardisasi Nasional (BSN). Syarat mutu garam beriodium adalah
kandungan KIO3 ≥ 30 mg/kg atau ppm (9)
● Meningkatkan produksi garam beryodium yang memenuhi syarat secara nasional
melalui peningkatan produksi di sentra garam rakyat melalui iodisasi bergerak
(mobile iodization) pada setiap pos produksi dan pemasaran daerah, peningkatan
kualitas garam beryodium pada industri kecil menengah melalui revitalisasi mesin
dan peralatan dan pengawasan mutu garam beryodium, peningkatan kapasitas
produksi pada industri garam beryodium skala besar serta pengamanan pasokan
kalium iodat (KIO3) di seluruh daerah yang memproduksi garam beryodium melalui
koordinasi PT. Kimia Farma, Aprogakob dan Dinas Perindag Kabupaten/Kota.
● Meningkatkan distribusi garam beryodium yang memenuhi syarat secara merata ke
seluruh daerah sampai menjangkau ke pelosok desa-desa dan daerah terpencil
melalui koordinasi distributor, agen, pedagang dan produsen, serta koordinasi antar
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota baik daerah produsen maupun
daerah konsumen.
● Melakukan monitoring mutu garam beryodium di tingkat produksi dan distribusi untuk
menjamin ketersediaan garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
● Penegakan norma sosial dan norma hukum bagi pelanggar ketentuan yang sudah
berlaku dan telah ditetapkan (2).
Sumber :

1. Pramono, Laurentius Aswin. (2009). “Gangguan Akibat Kekurangan Iodium di


Indonesia: Tinjauan Epidemiologis dan Kebijakan Kesehatan,” Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 4 (2).
2. Sudarto. (2012). Penanggulangan GAKY Melalui Peningkatan Kualitas Produksi Dan
Distribusi Garam Beryodium. Jurnal Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan
Berkelanjutan. 13(2), 30-41
3. World Health Organization. Assesment of iodine deficiency disorders and monitoring
their elimination. A guide for programme managers. 2nd edition. Geneva: WHO;
2001.
4. Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
5. Sarlan. (2009). Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Pamularsih, Jakarta.
6. Dardjito, Endo dan Setiyowati Rahardjo. (2010). “Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah,” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5 (3).
7. Ariyoso, R. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Garam Beryodium
Terhadap Pengetahuan Siswa SDN. JHE (Journal of Health Education), 1(2).Pattola,
P., Nur, A., Atmadja, T. F. A. G., Yunianto, A. E., R., Marzuki, I., Unsunnidhal, L.,
Siregar, D., Puspita, R., Pakpahan, M., Purba, A. M. V., & Rasmaniar, R. (2020). Gizi
Kesehatan dan Penyakit [E-book]. Yayasan Kita Menulis.
8. Humas Libangkes. (2019, 1 Oktober). Kekurangan Iodium Masih Saja Menjadi
Masalah Kesehatan. Diakses dari https://www.litbang.kemkes.go.id/kekurangan-
iodium-masih-saja-menjadi-masalah-kesehatan/
9. Pattola, P., Nur, A., Atmadja, T. F. A. G., Yunianto, A. E., R., Marzuki, I.,
Unsunnidhal, L., Siregar, D., Puspita, R., Pakpahan, M., Purba, A. M. V., &
Rasmaniar, R. (2020). Gizi Kesehatan dan Penyakit [E-book]. Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai