Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN, LAJU VENTILASI KELEMBABAN DAN KEPADATAN HUNIAN

RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA UPTD


PUSKESMAS BORONG KECAMATAN BORONG
KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Afradiana Kurniawati Jupir,


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Email:afrajupir85@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang merupakan penyebab
utama kesehatan yang buruk dan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara dan masih menjadi penyakit
yang bermasalah bagi kesehatan masyarakat.Sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi
salah satu cara penularan penyakit. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang
erat kaitannya dengan lingkungan tempat tinggal. Kejadian Tuberkulosis di wilayah kerja
UPTD Puseksmas Borong terjadi peningkatan setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian tb paru di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Borong Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur. Metode: jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian
Case Control. Populasi penelitian ini adalah semua penderita TB Paru yang berjumlah 40
responden ada di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Borong, sampel penelitian ini sebanyak 35
responden kasus dan 35 responden kontrol Dengan Teknik Simple Random Sampling.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Borong pada bulan Juni – Juli
tahun 2022. Hasil: Hasil uji chi-square, kondisi fisik rumah yang mempunyai hubungan
dengan kejadian tuberkulosis paru adalah luas ventilasi (p value = 0,048), pencahayaan alami
(p value = 0,023), kelembaban udara (p value = 0,022), dan suhu (p value = 0,016). Sedangkan
kondisi fisik rumah yang tidak mempunyai hubungan dengan kejadian tuberkulosis paru
adalah kepadatan hunian (p value =0,550).
Kata kunci : Tuberkulosis, lingkungan Fisik Rumah, Puskesmas.

Pendahuluan yang menyebar ketika orang yang sakit TBC

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit mengeluarkan bakteri ke udara (misalnya

menular yang merupakan penyebab utama melalui batuk). Penyakit ini biasanya

kesehatan yang buruk dan salah satu mempengaruhi paru-paru (Tb Paru) tetapi

penyebab utama kematian di seluruh dapat mempengaruhi tempat lain. Sekitar 90

dunia.(1) Tuberkulosis merupakan penyakit % penyakit ini mengenai orang dewasa dan

yang ditularkan melalui udara dan masih kasus lebih banyak terjadi pada laki-laki

menjadi penyakit yang bermasalah bagi dibandingkan wanita. Pada tahun 2020,

kesehatan masyarakat.(2) TBC disebabkan kasus TB terbanyak berada di wilayah Asia

oleh basil Mycobacterium Tuberculosis Tenggara (43%), Afrika 25 %, Pasifik Barat


18 %, dan bagian yang lebih kecil di memadai, namun bukti konklusif masih
(3)
Mediterania timur (8,3 %) Amerika (3,0 %) kurang. Penyakit tuberkulosis merupaka
dan Eropa 2,3 %. 30 negara dengan kasus n penyakit berbasis lingkungan.Faktor risiko
TB penyumbang tertinggi menyumbang 86 penularan tuberkulosis adalah faktor
% dari semua kasus di seluruh dunia, dan 8 lingkungan dan faktor perilaku, faktor
(delapan) dari negara tersebut adalah : India lingkungan meliputi ventilasi, kepadatan
26 %, China 8,5 %, Indonesia 8,4 %, hunian, suhu, pencahayaan dan kelembaban.
(6)
Pilipina 6,0 %, Nigeria 4,6 %, Bangladesh Lingkungan rumah merupakan salah satu
3,6 % dan Afrika selatan 3,3 %.(1) faktor yang memberikan pengaruh besar
Para ahli memperingatkan bahwa terhadap status kesehatan penghuninya.
pengurungan karena COVID-19 dengan Lingkungan rumah juga berperan dalam
(7)
orang-orang yang berkerumun di rumah atau penyebaran kuman tuberkulosis. Rumah
panti jompo, dapat meningkatkan risiko dengan kondisi yang tidak memenuhi syarat
penularan TB dalam ruangan. (3) Rata -rata kesehatan tentu dapat menjadi media
masyarakat di negara-negara berkembang terjadinya TB paru. dimana kuman
menghabiskan sekitar 54% dari hidup tuberculosis dapat hidup selama 1-2 jam
mereka di ruang dalam ruangan termasuk bahkan sampai beberapa hari hingga
rumah, sekolah, kantor dan kendaraan. berminggu-minggu tergantung pada ada
Kualitas udara di dalam ruangan seperti itu tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang
memiliki efek luar biasa pada kualitas baik, kelembaban, suhu rumah dan
hidup.(4) kualitas udara yang buruk di dalam kepadatan penghuni rumah. (8)
rumah sebagai akibat dari ventilasi yang Kualitas udara di dalam rumah
tidak memadai, dan adanya jamur dan asap berkaitan dengan masalah ventilasi dan
berkontribusi pada kesehatan pernapasan aktivitas penghuni di dalamnya,
yang buruk secara umum dan meningkatnya jumlah penduduk
telah terlibat dalam penyebaran dan / atau menyebabkan kepadatan bangunan dan
hasil tuberkulosis (TB)(5) sulitnya ventilasi, bahkan ada rumah yang
Mycobacterium tuberculosis bersifat tidak memiliki jendela, tidak ada ventilasi,
tahan di udara. Di lingkungan dalam dan tidak ada sinar matahari yang masuk,
ruangan, aerosol infeksius terakumulasi udara di dalam rumah terasa pengap.
secara progresif kecuali ada sirkulasi dan Perjalanan kuman Tuberkulosis setelah
ventilasi udara segar yang tepat. Sebagian batuk akan terhirup oleh orang-orang yang
besar pedoman pengendalian pencegahan ada di sekitarnya ke paru-paru, sehingga
TB merekomendasikan ventilasi yang ventilasi yang baik akan menjamin
pertukaran udara, sehingga konsentrasi kematian akibat TB per tahun menurun
droplet dapat dikurangi. Konsentrasi droplet secara global, tetapi tidak mencapai target
per volume udara dan lamanya waktu Strategi END TB tahun 2020 sebesar 35%
menghirup udara memungkinkan seseorang antara tahun 2015 – 2020. jumlah kasus
terinfeksi tuberkulosis. Selain itu lantai dan tuberkulosis yang ditemukan sebanyak
kepadatan hunian juga mempengaruhi 351.936 kasus, menurun bila dibandingkan
terjadinya penyebaran Tuberkulosis.(9) Ru semua kasus tuberkulosis yang ditemukan
mah yang penuh sesak dan ventilasi yang pada tahun 2019 yaitu sebesar 568.987
buruk meningkatkan kemungkinan terpapar kasus. Jumlah kasus tertinggi dilaporkan
Mycobacterium tuberculosis dan perkemba dari provinsi dengan jumlah penduduk yang
ngan penyakit.(10) Secara teori kepadatan besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan
hunian kamar berperan penting dalam Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di ketiga
proses terjadinya penyakit TB paru, provinsi tersebut hampir mencapai setengah
banyaknya orang dalam ruangan dan dari jumlah seluruh kasus tuberkulosis di
kurangnya ventilasi meningkatkan paparan Indonesia (46%). Jika dibandingkan dari
Mycobacterium tuberculosis dan memperpa jenis kelamin, jumlah kasus laki-laki lebih
rah infeksi penyakit TB. Kepadatan hunian tinggi dibandingkan perempuan secara
yang tinggi atau (overcrowded) nasional maupun pada setiap provinsi.
mengakibatkan kurangnya oksigen serta Bahkan di Aceh, Sumatera Utara, dan
mempercepat terjadinya penularan penyakit Sulawesi Utara kasus pada laki-laki hampir
infeksi dalam keluarga. (11) dua kali lipat dibandingkan perempuan.
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Kasus TB terbanyak ditemukan pada
Indonesia Pada tahun 2020, Indonesia kelompok umur 45 – 54 tahun yaitu sebesar
berada pada peringkat ke-2 dengan 17,3%, diikuti kelompok umur 25 – 34 tahun
penderita TB tertinggi di Dunia setelah sebesar 16,8% dan 15 – 24 tahun 16,7%,
India. Secara global, diperkirakan 10 juta bahkan TC (Treatment Coverage)
orang menderita TB pada tahun 2019. menggambarkan seberapa banyak kasus
Meskipun terjadi penurunan kasus baru TB, tuberkulosis yang terjangkau oleh program.
tetapi tidak cukup cepat untuk mencapai TC kasus tuberkulosis pada tahun 2020
target Strategi END TB tahun 2020, yaitu sebesar 41,7% yang relatif menurun jika
pengurangan kasus TB sebesar 20% antara dibandingkan dengan tiga tahun
tahun 2015 – 2020. Begitu juga dengan sebelumnya. TC pada tahun 2020 di
kematian akibat TB, jumlah kematian pada Indonesia belum mencapai target TC yang
tahun 2019 sebesar 1,4 juta. Secara global diharapkan yaitu 80%, dan masih jauh lebih
rendah dibandingkan dengan TC secara Data Profil UPTD Puskesmas Borong
global yaitu 71% pada tahun 2019 dan TC kecamatan Borong Kabupaten Manggarai
propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Timur terjadi peningkatan jumlah penderita
adalah 26,6%, sedangkan Case Notification Tb setiap tahun, tahun 2018 jumlah
Rate (CNR) adalah jumlah semua kasus penderita Tb sebanyak 46 kasus dengan
tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di jumlah kematian sebanyak 3 kasus, (ada 3
antara 100.000 penduduk yang ada di suatu kelurahan dan 8 desa) , Tahun 2019 jumlah
wilayah tertentu. Angka ini apabila penderita Tb mnurun sebanyak 32 kasus
dikumpulkan serial, akan menggambarkan dengan jumlah kematian sebanyak 1 kasus,
kecenderungan (tren) meningkat atau (2 kelurahan dan 3 desa) dan awal mulainya
menurunnya penemuan kasus dari tahun ke pandemi covid-19, Tahun 2020 terjadi
tahun di suatu wilayah. angka notifikasi penurunan jumlah penderita Tb sebanyak
semua kasus tuberkulosis per 100.000 23 dengan jumlah kematian sebanyak 1
penduduk dari tahun 2010-2020 yang secara kasus, dikarenakan ada pandemi covid 19,
nasional memperlihatkan kecenderungan sehingga masyarakat takut untuk datang ke
peningkatan CNR sampai tahun 2018 dan Puskesmas, Tahun 2021 terjadi peningkatan
menurun pada tahun 2019 dan 2020. Angka kasus BTA Positif sebanyak 34 kasus, dan
CNR propinsi NTT adalah 90 dari 100.000 dari bulan Januari s/d April 2022 sudah
penduduk. Sedangkan Angka keberhasilan ditemukan kasus sebanyak 11 kasus.
pengobatan (Success Rate) merupakan berdasarkan wawancara awal dengan
indikator yang digunakan untuk pengelola TB Puskesmas Borong bahwa
mengevaluasi pengobatan tuberkulosis. penemuan kasus TB positif ini diperoleh
Angka keberhasilan pengobatan yaitu dari hasil penjaringan serta melalui kegiatan
jumlah semua kasus tuberkulosis yang ketuk pintu dimana petugas kesehatan
sembuh dan pengobatan lengkap di antara langsung mengunjungi setiap orang dalam
semua kasus TB yang diobati dan rumah untuk diberikan sputum pot kepada
dilaporkan. Jika merujuk pada target yang masyarakat yang mengalami batuk sudah
ditetapkan renstra Kementerian Kesehatan lebih dari 2 minggu, serta rendahnya
untuk indikator ini pada tahun 2020 yaitu kesadaran masyarakat untuk datang ke
sebesar 90%, maka secara nasional angka Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan
keberhasilan pengobatan tuberkulosis belum dahak atas keinginan sendiri . berdasarkan
tercapai (82,7%). Dan propinsi NTT paparan yang telah dikemukakan diatas
mencapai angka keberhasilan sebesar 90,1 maka penting untuk mengetahui Bagaiman
%.(12) akah hubungan kondisi lingkungan fisik ru
mah dengan kejadian TB paru yang ada di adalah di wilayah kerja UPTD Puskesmas
wilayah kerja UPTD puskesmas Borong? Borong, dengan instrumen yang digunakan
adalah dengan kuisioner , Hygro thermomet
Metode
er, lux meter, dan meteran. Dengan analisa
Penelitian ini adalah penelitian yang
data yang digunakan menggunakan chi
bersifat survey analitik dengan rancangan
squer.
penelitian Case Control, dengan mengguna
Hasil
kan pendekatan Retrospektif, populasi
Diambil dari data sekunder yang diambil
dalam penelitian ini adalah semua penderita
dari jurnal yang telah dipublikasikan didapat
TB Paru yang berjumlah 40 responden ada
sebagai berikut :
di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Borong,
sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan Teknik Simple Random Sampling,
sebanyak 35 kelompok kasus dan 35
kelompok kontrol. Lokasi penelitian ini

1. Tabel Analisis Bivariat Kondisi Fisik Rumah


Variabel n %
Suhu
MS 19 27,1
TMS 51 72,9
Pencahayaan
MS 16 22,9
TMS 54 77,1
Kelembaban
MS 11 15,7
TMS 57 84,3
Ventilasi
MS 44 62,9
TMS 26 37,1
Kepadatan Hunian
MS 56 80
TMS 14 20

Total 70 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari variabel dengan persentase tidak memenuhi
syarat tertinggi adalah kelembaban.Sedangkan variabel dengan persentase terendah adalah
kepadatan hunian.
2. Tabel Analisis Bivariat Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru.
Kelompok responden
Kondisi fisik rumah Kasus Control Jumlah Statistik
(+) (-)
n % n % n %

Suhu
MS 5 14,3 14 40 19 27,1 0,016
TMS 30 85,7 21 60 51 72,9
Pencahayaan
MS 12 34,3 4 11,4 16 22,9 0,023
TMS 23 65,7 31 88,4 54 77,1
Kelembaban
MS 2 5,7 9 25,7 11 15,7 0,022
TMS 33 94,3 26 74,3 59 84,3
Ventilasi
MS 18 51,4 26 74,3 44 62,9 0,048
TMS 17 48,6 9 25,7 26 37,1
Kepadatan Hunian
MS
TMS 27 77,1 29 82,9 56 80 0,550
8 22,9 6 17,1 14 20

Total 35 100 35 100 70 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada memenuhi syarat sebanyak 33(94,3%) dan
kelompok kasus suhu yang tidak memenuhi kelompok control sebanyak 26(74,3%) Hasil
syarat sebanyak 30 (85,7%) dan pada kelomp uji chi-square didapatkan nilai p = 0,022 (<
ok control sebanyak 21 (60%) Hasil uji chi- 0.05). Dari hasil tersebut dapat diinterpretasi
square didapatkan nilai p = 0,016 (< 0.05). kan bahwa ada hubungan antara
Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan kelembaban dengan kejadian TB. Ventilasi
bahwa ada hubungan antara suhu dengan pada kelompok kasus yang tidak memenuhi
kejadian TB. Pencahayaan pada kelompok syarat sebanyak 17(48,6) dan pada kelompok
kasus yang tidak memenuhi syarat sebanyak kontrol sebanyak 9(25,7%) Hasil uji chi-
23(65,7%) dan pada kelompok control 31 square didapatkan nilai p = 0,048 (< 0.05).
(88,4%) Hasil uji chi-square didapatkan nilai Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan
p = 0,023 (< 0.05). Dari hasil tersebut dapat bahwa ada hubungan antara ventilasi dengan
diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara kejadian TB. dan kepadatan hunian yang tidak
pencahayaan dengan kejadian TB. memenuhi syarat sebanyak 8 (22,9%) dan
Kelembaban pada kelompok kasus yang tidak kelompok control sebanyak 6 (17,1 %) Hasil
uji chi-square didapatkan nilai p = 0,550 (> Suhu merupakan salah satu faktor
0.005). Dari hasil tersebut dapat diinterpreta yang menentukan kualitas udara di dalam
sikan bahwa tidak ada hubungan antara rumah. Suhu yang aman jika berkisar antara
kepadatan hunian dengan kejadian TB. 18-30°C. jika suhu ruangan dalam rumah
Pembahasan tidak ;memenuhi syarat sehingga menjadi
media pertumbuhan bakteri pathogen salah
1. Hubungan antara suhu dengan
satunya adalah Mycobacterium
kejadian TB paru
tuberculosis.bakteri ini bertahan lama dalam
Hasil uji chi-square didapatkan nilai p =
udara rumah sehingga dapat menularkan
0,016 (< 0.005). Dari hasil tersebut dapat
kepada semua anggota keluraga yang ada
diinterpretasikan bahwa ada hubungan
yang mengakibatkan terjadinya penularan
antara suhu dengan kejadian TB. Penelitian
penyakit TB.
ini tidak sejalan dengan penelitian Indrawati
2. Hubungan antara pencahayaan dengan
dengan judul Hubungan Kondisi Fisik
kejadian TB paru
Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru
Hasil uji chi-square didapatkan nilai p =
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun
0,023 (< 0.05). Dari hasil tersebut dapat
2018 dari penelitian ini didapatkan bahwa
diinterpretasikan bahwa ada hubungan anta
Berdasarkan uji statistic dengan Chi Square,
ra pencahayaan dengan kejadian TB.
maka diperoleh nilai P value 0,569 > 0,05
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitri
maka Ha di tolak. Hal ini berarti bahwa tidak
Zulfa Hayati berjudul Hubungan Kondisi
ada hubungan antara Suhu ruangan rumah
Fisik Rumah dan Status Gizi dengan Insiden
dengan kejadian TB paru di wilayah kerja
Penyakit Tuberkulosis di Wilayah Kerja
puskesmas Kuok Tahun 2018. Berdasarkan
Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun
hasil OR (odds ratio) diatas 0,613 maka
2020 dari penelitian itu didapatkan bahwa
responden yang memiliki suhu ruangan
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi
yang tidak memenuhi syarat akan
Square dengan p value < (0,05) sehingga Ho
berpeluang 0,613 kali beresiko mengalami
ditolak yang artinya ada hubungan yang
penyakit TB Paru dibandingkan yang
bermakna antara pencahayaan dengan
memiliki suhu ruangan yang memenuhi
penyakit tuberkulosis paru. Dan nilai OR =
syarat. hal ini menunjukan bahwa suhu
9,533 yang artinya responden dengan
ruangan merupakan faktor penyebab
pencahayaan tidak memenuhi syarat
kejadian TB Paru namun tidak bermakna
beresiko 9 kali terkena penyakit
secara stastistik.
Tuberkulosis Paru.
Cahaya matari yang masuk ke dalam lam rumah adalah karena ventilasi dan penc
rumah itu minimal 60 lux dan tidak ahayaan yang tidak memenuhi syarat serta
menyilaukan, apabila sinar matahari yang kebiasaan tidak membuka jendela secara ru
masuk ke dalam rumah < 60 lux dapat tin tiap hari sehingga sirkulasi udara
menjadi tempat perkembangbiakan bakteri tidak menjadi lancar
pathogen salah satunya adalah 4. Hubungan antara ventilasi dengn
mycobacterium Tuberkulosis. Dampak dari kejadian TB paru
pencahayaan yang tidak memenuhi syarat, Hasil uji chi-square didapatkan nilai p =
yaitu kelembapan tinggi dan suhu semakin 0,048 (< 0.05). Dari hasil tersebut dapat
minus dapat berakibat berkembang nya diinterpretasikan bahwa ada hubungan
Mycobacterium tuberculosis di dalam antara ventilasi dengan kejadian TB
rumah dan penularan akan semakin Hubungan antara kepadatan hunian dengan
meningkat. kejadian TB paru , hal ini sejalan dengan
3. Hubungan antara kelembaban dengan penelitian yang dilakukan Indah Ervina
kejadian TB paru Wulan Sari tentang Hubungan Kondisi Fisik
Hasil uji chi-square didapatkan Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru
nilai P = 0,022 (< 0.05). Dari hasil tersebut di Wilayah Kecamatan Sindang Kabupaten
dapat diinterpretasikan bahwa ada hubun Indramayu dari penelitian itu didapatkan
gan antara kelembaban dengan kejadian TB bahwa penghuni rumah dengan luas
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwi ventilasi kurang dari 10% luas lantai akan
hariyo didapat hasil bahwa Dari hasil berisiko 0,183 kali lebih tinggi,
pengukuran yang telah dilakukan pada tahun dibandingkan dengan penghuni rumah yang
2018 di wilayah kerja Puskesmas Balongsari luas ventilasinya >= 10 m2.
didapatkan hasil bahwa tidak ada rumah Ventilasi berfungsi sebagai pengatur
baik kelompok penderita maupun kelompok udara di dalam ruang rumah. yang berfungsi
kontrol yang memenuhi syarat. untuk memasukan udara bersih yang
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077/ME mengandung oksigen (O2) dari ruang luar
NKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Peny dan mengeluarkan udara kotor yang
ehatan Udara Dalam Ruang Rumah, kelem mengandung karbon (CO2) dari ruang
baban yang memenuhi syarat yaitu sebesar dalam. Pertukaran udara yang tidak
40- 60% Rh. Apabila kelembaban rumah ti memenuhi syarat dapat menyebabkan
dak memenuhi syarat maka merupakan me suburnya pertumbuhan mikroorganisme, y
dia perkembangbiakan bakteri pathogen. ang mengakibatkan gangguan terhadap
Adapun penyebab tingginya kelembaban da kesehatan manusia. Ventilasi yang
mengalirkan udara dapat mengurangi konsumsi oksigen, juga bila salah satu
jumlah percikan, sementara sinar matahari anggota keluarga terkena penyakit infeksi,
langsung yang masuk ke dalam ruangan terutama tuberkulosis akan mudah menular
dapat membunuh bakteri Menguapnya kepada anggota keluarga lain
droplet nuclei ke udara dibantu dengan Kesimpulan
pergerakan aliran angin yang menyebabkan
Dari hasil penelitian hubungan kondisi fisik
bakteri tuberkulosis yang terkandung di
rumah dengan kejadian penyakit tuberkulo
dalam droplet nuclei terbang melayang
sis paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
mengikuti aliran udara
Borong Kabupaten Manggarai Timur dapat
5. Hubungan antara kepadatan hunian
disimpulkan bahwa kondisi fisik lingkungan
dengan kejadian TB paru
rumah yang mempunyai hubungan dengan
Hasil uji chi-square didapatkan nilai p
kejadian TB Paru adalah luas ventilasi (p
= 0,550 (> 0.005). Dari hasil tersebut dapat
value = 0,048), pencahayaan (p value =
diinterpretasikan bahwa tidak ada
0,023), kelembaban udara (p value = 0,022),
hubungan antara kepadatan hunian dengan
dan suhu (p value = 0,016). Sedangkan
kejadian TB. Penelitian ini tidak sejalan
kondisi fisik rumah yang tidak mempunyai
dengan penelitian Nurhuda yaitu
hubungan dengan kejadian tuberkulosis
Berdasarkan hasil penelitian dari 19 rumah
paru adalah kepadatan hunian (p value
responden, kepadatan hunian yang tidak
=0,550).
memenuhi syarat sebanyak 12 rumah
(63,1%). Jumlah penghuni rata-rata yaitu Saran

sebanyak 7 orang dalam satu rumah dengan Hasil penelitian ini sebagai informasi
luas rumah 40 s.d 45 m². Semakin banyak kepada UPTD Puskesmas Borong, sehingga
penghuni rumah maka semakin kurang O2 dapat melakukan strategi pencegahan
yang ada dan semakin tinggi CO2 sehingga penyakit TB melalui penyuluhan kepada
menyebabkan rendahnya kualitas udara di pasien yang datang ke Fasilitas pelayanan
dalam ruangan/ rumah. Hal ini tidak sehat kesehatan maupun kepada masyarakat di
karena disamping menyebabkan kurangnya wilayah kerja UPTD Puskesmas Borong

DAFTAR PUSTAKA

1. Jeremiah C, Petersen E, Nantanda R, F, et al. The WHO Global


Mungai BN, Migliori GB, Amanullah Tuberculosis 2021 Report – not so
good news and turning the tide back Aceh Dan Aceh Besar. Biot J Ilm Biol
to End TB. Int J Infect Dis [Internet]. Teknol dan Kependidikan.
2022; Available from: https://doi.or 2021;8(2):135.
g/10.1016/j.ijid.2022.03.011 8. Yigibalom N, Sulistiyani S, Nurjazuli
2. Muhammad AJ, Lestari P, Widodo N. Faktor Risiko Kebiasaan Tinggal
ADW. The Ventilation-to-area Ratio di Rumah Etnis dan Membuang
and House Lighting Relate to the Dahak Sembarang pada Kejadian TB
Incidence of Pulmonary Tuberculosi Paru Di Kabupaten Jayawijaya,
s. Althea Med J. 2020;7(1):1–5. Papua. J Kesehat Lingkung Indones.
3. Chan PC, Fang CT. The role of 2019;18(1):1.
ventilation in tuberculosis control. J 9. Siregar RJ, Yusuf SF, Fernaldy D.
Formos Med Assoc. 2021;120(6):12 The Relationship between Physical
93–5. Conditions of the House and the
4. Quagraine V, Boschi N. Behavioral Incidence of Tuberculosis. Int J
changes can help prevent indoor air- Public Heal Excell. 2022;1(1):01–5.
related illnesses in Ghana. Build 10. Moffa M, Cronk R, Fejfar D,
Environ. 2008;43(3):355–61. Dancausse S, Padilla LA, Bartram J.
5. Lee JY, Kwon N, Goo G yeon, Cho S A systematic scoping review of
il. Inadequate housing and pulmonary hygiene behaviors and environmental
tuberculosis: a systematic review. health conditions in institutional care
BMC Public Health [Internet]. settings for orphaned and abandoned
2022;22(1):1–12. Available from: children. Sci Total Environ.
https://doi.org/10.1186/s12889-022- 2019;658(September 2018):1161–74.
12879-6 11. Fitriani HU. The Differences of
6. agustina ayu wulandari, Nurjazuli Ventilation Quality, Natural Lighting
MSA. FAKTOR RISIKO DAN and House Wall Conditions to
POTENSI PENULARAN TUBERK Pulmonary Tuberculosis Incidence in
ULOSIS PARU DI KABUPATEN The Working Area of Sidomulyo
KENDAL,JAWA TENGAH. Keseh Health Center, Kediri Regency. J
at Lingkung Indones. 2015;14(1). Kesehat Lingkung. 2020;12(1):39.
7. Ramadhan N, Hadifah Z, Marissa N. 12. Ministry of Health of Republic
Kondisi Lingkungan Penderita Indonesia. Indonesia Health Profile
Tuberkulosis Paru Di Kota Banda 2018. Profil Kesehatan indonesia.
2020.

Anda mungkin juga menyukai