Anda di halaman 1dari 17

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi,ISSN


Vol. online
12. No.1, Juli 2021
2685-1229
Vol. 13. No.1, Juli 2022 Print 2089-1458

HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR SENYAWA


N-(FENILKARBAMOTIOIL)-BENZAMIDA DAN TURUNANNYA
TERHADAP AKTIVITAS ANTI TUBERKULOSIS SECARA IN SILICO

Luh Adi Kusuma Suardiani*1, Dini Kesuma2


1
Program Studi Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya
2
Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Unversitas Surabaya
*Email: luhadikusuma@gmail.com

Abstract
In silico study carried out on N-(phenylcarbamothioyl)-benzamide and its derivatives with
prediction activity as anti tuberculosis. N- (phenylcarbamothioyl)-benzamide and its
derivatives have the same pharmacophore and mechanism of action with Isoniazid which
inhibits the enzyme inhA (PDB code: 2NV6). Analyzes the relationship of physicochemical
properties (lipophilic, electronic, and steric) of N-(phenylcarbamothioyl)- benzamide and its
derivatives to in silico prediction of activity, toxicity, and bioavailability as anti tuberculosis
was carried out in order to obtain the best equation of quantitatif structure activity relationship
(QSAR). The result of anti tuberculosis activity with the best QSAR equation is, Activity = -
2,239 π 2 + 6,049 π – 2,917 σ + 3,267 Es – 78,090 (n = 20; r = 0,689; SE = 5,014; F = 3,382;
Sig. = 0,037). The result of bioavailability with the best QSAR equation is, Bioavailability = -
0,86 π2 + 0,98 π – 2,34 σ + 89,78 (n = 20; r = 0,69; SE = 1,05; F = 4,80; Sig. = 0,01). The
result of toxicity with the best QSAR equation is, Toxicity = 7,25 π 2 + 1,09 π + 9,59 Es +
2869,36 (n = 20; r = 0,66; SE = 12,70; F = 4,16; Sig. = 0,02). The results of this study
concluded that anti tuberculosis activity was most influenced by lipophilic properties compared
to steric and electronic properties.

Keywords: QSAR; In Silico; Anti Tuberculosis; Thiourea.


Abstrak
Penelitian secara in silico dilakukan terhadap senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida dan
turunannya dengan prediksi aktivitas sebagai anti tuberkulosis. Senyawa N-
(fenilkarbamotioil)-benzamida dan turunannya memiliki gugus farmakofor dan mekanisme
kerja yang sama dengan Isoniazid yaitu menghambat enzim inhA (kode PDB: 2NV6). Analisis
hubungan antara struktur, sifat fisika kimia (lipofilik, elektronik, dan sterik) dari senyawa N-
(fenilkarbamotioil)-benzamida dan turunanannya terhadap aktivitas, bioavailabilitas, dan
toksisitas secara in silico sebagai anti tuberkulosis dilakukan agar diperoleh persamaan
hubungan kuantitatif struktur aktivitas (HKSA) terbaik. Hasil prediksi aktivitas anti
tuberkulosis dengan persamaan HKSA terbaik yaitu, Aktivitas = -2,239 π 2 + 6,049 π – 2,917
σ + 3,267 Es – 78,090 (n = 20; r = 0,689; SE = 5,014; F = 3,382; Sig. = 0,037). Hasil prediksi
bioavailabilitas dengan persamaan HKSA terbaik yaitu, Bioavailabilitas = -0,86 π 2 + 0,98 π –
2,34 σ + 89,78 (n = 20; r = 0,69; SE = 1,05; F = 4,80; Sig. = 0,01). Hasil prediksi toksisitas
dengan persamaan HKSA terbaik yaitu, Toksisitas = 7,25 π 2 + 1,09 π + 9,59 Es + 2869,36 (n
= 20; r = 0,66; SE = 12,70; F = 4,16; Sig. = 0,02). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
aktivitas anti tuberkulosis paling dipengaruhi oleh sifat lipofilik dibandingkan sifat sterik dan
elektronik.

Kata Kunci: HKSA; In Silico; Anti Tuberkulosis; Tiourea.

31
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

1. PENDAHULUAN tuberculosis resistensi terhadap rifampisin


Proses pengembangan obat baru dan isoniazid dengan atau tanpa resistensi
dimulai dari menemukan senyawa terhadap OAT lain (Kementrian Kesehatan
penuntun memerlukan waktu sekitar Republik Indonesia, 2016). Kejadian TB
sepuluh sampai empat belas tahun dengan yang sangat tinggi dapat disebabkan karena
biaya kurang lebih Rp 12 triliun. Upaya pengobatannya yang lama yaitu sekitar
pengembagan obat secara coba-coba (trial enam bulan menggunakan Obat Anti
and error) banyak dilakukan tanpa adanya Tuberkulosis (OAT) sehingga terdapat
desain yang memadai sehingga hasil yang pasien yang tidak patuh menggunakan obat.
diperoleh tidak sesuai dengan yang Hal ini dapat meningkatkan resiko
diharapkan atau kurang maksimal Mycobacterium tuberculosis menjadi
(Siswandono, 2016). resisten terhadap OAT, salah satunya
Upaya yang dilakukan agar terhadap Isoniazid (Nugrahaeni dan Malik,
pengembangan obat baru dapat dilakukan 2015). Meningkatnya resiko resistensi dari
dengan efisien yaitu dengan pendekatan penggunaan OAT sehingga membuat
sistem komputasi dan memanfaatkan sistem peneliti terus melakukan pengembangan,
informasi untuk membentuk rancangan sintesis dan evaluasi terhadap anti
obat yang rasional yang disebut dengan in tuberkulosis. Penelitian yang dilakukan
silico. In silico merupakan metode prediksi oleh Khan bersama timnya pada tahun 2008
dengan memasukkan ligan menggunakan ditemukan bahwa urea memiliki aktivitas
program tertentu secara komputerisasi. sebagai antibakteri. Selain itu mereka juga
Metode in silico dilakukan dengan menemukan bahwa senyawa yang
molecular docking yaitu suatu pemodelan strukturnya mirip dengan urea yaitu tiourea
molekul yang digunakan untuk memiliki aktivitas antibakteri yang lebih
mempelajari sifat molekul obat dan reseptor besar dibandingkan dengan urea (Khan et
hingga memahami bagaimana aksi obat al., 2008). Pada tahun 2017, Ghorab dan
pada tingkat molekul dan atom dengan timnya melakukan sintesis terhadap
menggunakan simulasi dan prediksi proses senyawa N-(2,6-dimetoksipirimidin-4-il)-
interaksi obat–reseptor atau disebut dengan 4-(3-(aril)tioureido)-benzenesulfonamida
docking dengan bantuan komputer dengan mensubstitusi lima belas substituen
(Siswandono, 2016). sehingga diperoleh dua turunan senyawa
Metode in silico melalui molecular yang memiliki aktivitas paling poten
docking banyak dilakukan untuk sebagai anti tuberkulosis dengan nilai
mengembangkan obat–obat untuk penyakit Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
kronis, salah satunya obat anti tuberkulosis. yaitu 4-(3-benzo[1,3]dioksol-5-il
Tuberkulosis atau yang sering disebut tioureido)-N-(2,6-dimetoksipirimidin-4-il)-
dengan TB merupakan penyakit yang benzenesulfonamida dengan nilai MIC
disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri yaitu 3,13 μg/mL dan N-(2,6-
Mycobacterium tuberculosis. TB selain dimetoksipirimidin-4-il)-4-(3-(4-morfolin-
dapat menyerang paru, juga dapat 4-il-fenil)tioureido)- benzenesulfonamida
menyerang beberapa organ lain dalam dengan nilai MIC yaitu 6,25 μg/mL
tubuh manusia (Kementrian Kesehatan (Ghorab et al., 2017). Penelitian lain yang
Republik Indonesia, 2015). World Health dilakukan oleh Dini Kesuma bersama
Organization (WHO) tahun 2015 timnya tahun 2018 memprediksi bahwa
menyatakan diperkirakan terdapat 9,6 juta turunan dari senyawa N-(benzoil)-N’-
kasus TB ditingkat dunia, sedangkan di feniltiourea yaitu senyawa N-(3,4-
Indonesia diperkirakan ada sekitar 1 juta dimetilbenzoil)-N’-feniltiourea memiliki
kasus TB baru pertahun (Peraturan Menteri aktivitas sebagai anti kanker (Kesuma et al.,
Kesehatan No. 67, 2016). Selain itu, 2018). Pada penelitian ini dilakukan
Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR- analisis untuk mendapatkan persamaan
TB) di Indonesia cenderung meningkat terbaik hubungan kuantitatif struktur, sifat
setiap tahunnya, dimana Mycobacterium fisika kimia (lipofilik, elektronik, dan
sterik) dari senyawa N-(fenilkarbamotioil)-

32
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

benzamida (BFKT) dan turunanannya kimia (lipofilik, elektronik dan sterik),


terhadap prediksi bioavailabilitas, aktivitas, parameter aktivitas, parameter
dan toksisitas secara in silico sebagai anti bioavailabilitas, dan parameter toksisitas.
tuberkulosis menggunakan Isoniazid Parameter sifat fisika kimia meliputi
sebagai senyawa pembanding dan enzim parameter sifat lipofilik yaitu π dan
inhA (kode PDB: 2NV6) sebagai target Calculated log P (Clog P), parameter
biologis. Isoniazid dipilih sebagai senyawa elektronik yaitu σ dan Etot, serta parameter
pembanding karena merupakan OAT lini sterik yaitu Calculated Molar Refracticity
pertama yang paling sering digunakan dan (CMR) dan Es. Parameter aktivitas
memiliki gugus karbonil dan amin yang ditunjukkan oleh nilai rerank score dan
juga terdapat dalam senyawa BFKT. RMSD, parameter bioavailabilitas
Sedangkan enzim inhA dengan kode 2NV6 ditunjukkan oleh nilai intestinal absorption
dipilih karena memiliki ligan yaitu (human), sedangkan parameter toksisitas
Isonikoinat asil-NAD yang merupakan ditunjukkan oleh nilai LD50.
senyawa hasil metabolisme Isoniazid yang c) Prosedur Kerja
berikatan dengan NAD (Nikotinamida Prosedur kerja dalam penelitian ini
Adenosin Dinukleotida). dimulai dengan menggambarkan struktur
dua dimensi dari senyawa BFKT dan
2. METODE turunannya menggunakan program
a) Alat dan Bahan ChemBioDraw Ultra 12.0.2 yang diikuti
Pada penelitian ini dibutuhkan suatu dengan mencari data sifat fisika kimia dari
makromolekul sebagai target biologis yaitu senyawa BFKT dan turunannya
enzim inhA yang diunduh di Protein Data menggunakan program yang sama.
Bank (PDB) dengan link (www.pdg.org) Selanjutnya dilakukan prediksi awal untuk
dengan PDB 2NV6 serta struktur dua mengetahui apakah senyawa BFKT dan
dimensi dan tiga dimensi dari senyawa turunannya memiliki aktivitas sebagai anti
BFKT dan turunannya serta Isonikotinat tuberkulosis atau tidak dengan
asil-NAD. Alat yang digunakan pada menggunakan PASS Online. Langkah
penelitian ini yaitu perangkat komputer berikutnya, menggambar struktur tiga
merek ASUS dengan Intel AMD A10 untuk dimensi senyawa BFKT dan turunannya
menggunakan program ChemBio3D Ultra
menginstal program yang dilakukan untuk
proses in silico. Program ChemBioDraw 12.0.2 yang diikuti dengan mencari model
Ultra 12.0.2 untuk menggambar struktur struktur tiga dimensi yang paling stabil
dua dimensi senyawa BFKT dan yang dilakukan dengan Minimize Energy
turunannya. Program ChemBio3D Ultra menggunakan program yang sama.
12.0.2 untuk menggambar struktur tiga Selanjutnya menginteraksikan senyawa
dimensi senyawa BFKT dan turunannya. BFKT dan turunannya dengan enzim inhA
Program Molegro Virtual Docker 5.0 untuk menggunakan program Molegro Virtual
molecular docking. Prediction of Activity Docker 5.0, kemudian mencari data
Spectra for Substances Online (PASS toksisitas senyawa BFKT dan turunannya
Online) untuk memprediksi aktivitas menggunakan ProTox yang diakses secara
biologis awal dari suatu senyawa. pkCSM online dan mencari data bioavalabilitas
untuk memprediksi bioavailabilitas senyawa BFKT dan turunannya secara
(ADME) dan sifat fisika kimia berdasarkan online menggunakan pkCSM yang diikuti
Hukum Lima Lipinski. Prediction of mencari data sifat fisika kimia berdasarkan
Toxicity (ProTox) untuk memprediksi Hukum Lima Lipinski menggunakan
toksisitas. Program Statistical Package for program yang sama. Setelah semua data
the Social Sciences (SPSS) versi 24 untuk parameter uji diperoleh, selanjutnya
analisis statistik. dilakukan analisis data menggunakan
b) Parameter Uji program statistik SPSS. Program SPSS
Parameter yang diamati dalam digunakan untuk mendapatkan persamaan
penelitian ini yaitu parameter sifat fisika hubungan kuantitatif struktur aktivitas dari
senyawa BFKT dan turunannya.

33
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

3. HASIL DAN PEMBAHASAN metabolisme Isoniazid yang berikatan


Struktur dari senyawa BFKT sebagai dengan NAD (Nikotinamida Adenosin
senyawa penuntun atau senyawa induk dan Dinukleotida).
Isoniazid yang dalam bentuk aktifnya yaitu 3.1. Prediksi Aktivitas
Isonikotinat asil-NAD sebagai senyawa Hasil prediksi aktivitas dari senyawa
pembanding dapat dilihat pada gambar 1. senyawa N-(fenilkarbamotioil)-
benzamida dan turunannya secara online
menggunakan PASS (Prediction of
Activity Spectra for Substances) online
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Prediksi Senyawa N-
(fenilkarbamotioil)-benzamida dan
Turunannya
No Senyawa Pa Pi Aktivitas
1 BFKT 0,648 0,005 Anti
tuberkulosis
Gambar 1. Struktur N-(fenilkarbamotioil)- 2 4-Cl- 0,623 0,005 Anti
benzamida (a), Isoniazid (b), dan Isonikotinat BFKT tuberkulosis
asil-NAD (c) 3 3,4-Cl2- 0,588 0,006 Anti
Turunan dari senyawa BFKT BFKT tuberkulosis
ditentukan berdasarkan metode pendekatan 4 3-CF3-4- 0,458 0,018 Anti
Topliss dengan memasukkan 26 substituen Cl-BFKT tuberkulosis
ke senyawa induk yaitu 4-Cl; 3,4-Cl2; 4-Cl, 5 3-CF3-4- 0,543 0,009 Anti
NO2- tuberkulosis
3-CF3; 4-NO2, 3-CF3; 4-CF3; 4-Br; 4-I;
BFKT
2,4-Cl2; 4-NO2; 4-CH3; 3-Cl; 3- 6 4-CF3- 0,551 0,008 Anti
N(CH3)2); 3-CH3; 2-Cl; 2-CH3; 2-OCH3; BFKT tuberkulosis
4-F; 4-C(CH3)3; 3-CF3; 3,5-Cl2; 4- OCH3; 7 4-Br- 0,703 0,004 Anti
4-N(CH3)2; 4-NH2; 4-OH; 4-OCH(CH3)2; BFKT tuberkulosis
3-CH3, 4-N(CH3)2 (Siswandono, 2016). 8 4-I-BFKT 0,700 0,004 Anti
Dari 26 subtituen tersbut hanya 19 yang tuberkulosis
dipilih, hal itu dikarenakan subtituen 4- 9 2,4-Cl2- 0,530 0,010 Anti
CH3; 3-CH3; 2-CH3; dan 3-CH3, 4- BFKT tuberkulosis
N(CH3)2 memiliki niali Es yaitu nol, 10 4-NO2- 0,755 0,004 Anti
BFKT tuberkulosis
sedangkan 3-N(CH3)2; 4-N(CH3)2; dan 4-
11 4-NO2- 0,612 0,005 Anti
OCH(CH3)2 tidak memiliki nilai Es BFKT tuberkulosis
sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil 12 2-Cl- 0,528 0,010 Anti
analisis regresi. Jadi subtituen yang BFKT tuberkulosis
digunakan yaitu 4-Cl; 3,4-Cl2; 4-Cl, 3-CF3; 13 2-OCH3- 0,617 0,005 Anti
4-NO2, 3-CF3; 4-CF3; 4-Br; 4-I; 2,4- Cl2; BFKT tuberkulosis
4-NO2; 3-Cl; 2-Cl; 2-OCH3; 4-F; 4- 14 4-F-BFKT 0,544 0,009 Anti
C(CH3)3; 3-CF3; 3,5-Cl2; 4-OCH3; 4- tuberkulosis
NH2; 4-OH. Isoniazid dipilih sebagai 15 4- 0,564 0,007 Anti
senyawa pembanding karena merupakan C(CH3)3- tuberkulosis
BFKT
OAT lini pertama yang paling sering
16 3-CF3- 0,535 0,009 Anti
digunakan dan memiliki gugus karbonil dan BFKT tuberkulosis
amin yang juga terdapat dalam senyawa 17 3,5-Cl2- 0,613 0,005 Anti
BFKT. BFKT tuberkulosis
Makromolekul yang digunakan 18 4-OCH3- 0,624 0,005 Anti
sebagai target biologis dari senyawa uji BFKT tuberkulosis
yaitu enzim inhA. Enzim inhA yang dipilih 19 4-NH2- 0,720 0,004 Anti
memiliki kode 2NV6 dipilih karena BFKT tuberkulosis
memiliki ligan yaitu Isonikoinat asil-NAD 20 4-OH- 0,673 0,004 Anti
yang merupakan senyawa hasil BFKT tuberkulosis

34
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Keterangan: BFKT= N- BFKT dan turunannya diprediksi


(fenilkarbamotioil)-benzamida memiliki bioavailabilitas lebih besar
Dari hasil prediksi aktivitas dibandingkan Isoniazid.
menggunakan PASS online, senyawa
3.4. Parameter Aktivitas
BFKT dan turunannya diprediksi
Dalam proses molecular docking
memiliki aktivitas sebagai anti
dapat digunakan suatu program yaitu
tuberkulosis. Senyawa BFKT dan seluruh
Molegro Virtual Docker atau yang
turunannya memiliki nilai Probably to be
disingkat MVD. Beberapa parameter yang
active (Pa) > Probably to be inactive (Pi).
menggambarkan aktivitas dari senyawa
3.2. Parameter Fisika Kimia uji dapat diperoleh dari program MVD
Parameter sifat fisika kimia dapat yaitu Root Mean Square Deviation
diperoleh dengan menggunakan beberapa (RMSD), Hbond, Moldock Score, dan
program, antara lain ChemBioDraw Ultra Rerank Score (Molegro Virtual Docker,
12.0.2 dari CambridgeSoft® digunakan 2008). Parameter aktivitas yang
untuk mendapatkan parameter sifat fisika ditunjukkan dengan nilai Rerank Score
kimia senyawa yaitu parameter ClogP dan senyawa N-(fenilkarbamotioil)-
CMR. Program ChemBio3D Ultra 12.0.2 benzamida beserta turunannya dan
dari CambridgeSoft® digunakan untuk Isonikotinat asil-NAD dapat dilihat pada
mendapatkan parameter Etot. Parameter lampiran 3.
sifat fisika kimia lain seperti parameter π Moldock Score menggambarkan skor
Hansch, σ Hammet, dan Es Taft dapat energi yang digunakan selama proses
diperoleh dengan menggunakan tabel docking. Rerank Score merupakan suatu
Hansch. Hasil pencarian parameter sifat parameter yang menunjukkan energiyang
fisika kimia senyawa N- didapat setelah dilakukan perankingan
(fenilkarbamotioil)-benzamida dan kembali. RMSD merupakan indikator
turunannya dapat dilihat lampiran 1. reliabilitas. Hbond merupakan energi
3.3. Parameter Biovaibilitas ikatan hidrogen antara protein dan ligan.
pkCSM merupakan program online Dalam hal ini Rerank Score dan RMSD
yang digunakan untuk mendapatkan digunakan untuk menggambarkan
parameter bioavailabilitas berupa parameter aktivitas dikarenakan Rerank
intestinal absorption (human). Hasil Socre merupakan parameter scoring yang
penentuan parameter bioavailabilitas dari faktor kesalahannya sudah diminimalkan.
Isoniazid dan senyawa N- Sedangkan RMSD menggambarkan
(fenilkarbamotioil)- benzamida beserta reliabilitas dari hasil yang diperoleh
turunannya dapat dilihat pada lampiran 2. (Wenas, 2015).
Bioavailabilitas merupakan suatu Pada penelitian ini diperoleh nilai
pengukuran laju dan jumlah obat yang RMSD yaitu 1,80Å, dimana jika nilai
aktif terapetik yang mencapai sirkulasi RMSD kurang dari 2Å maka proses
sistemik (Shargel et al., 2012). pkCSM docking memiliki reliabilitas baik dan
merupakan program online yang validitas yang tinggi sehingga suatu
digunakan untuk mendapatkan parameter senyawa dapat dipercaya memiliki
bioavailabilitas berupa intestinal aktivitas biologis tertentu. Jadi hasil dari
absorption (human). Dari hasil analisis proses docking memiliki reliabilitas dan
diperoleh bahwa nilai intestinal validitas yang baik. Sedangkan nilai
absorption (human) tertinggi ditunjukkan Rerank Score yang terbaik atau terendah
oleh senyawa 4- OCH3-BFKT yaitu didapatkkan dari senyawa 3-CF3-4-NO2-
91,31%. Sedangkan Isoniazid memiliki BFKT dengan nilai Rerank Score -89,69
nilai yang lebih rendah yaitu 75,65%, kkal/mol dibandingkan dengan senyawa
dimana senyawa BFKT dan semua pembanding yaitu Isonikotinat asil-NAD
turunannya memiliki nilai intestinal denga nilai Rerank Score -142,69
absorption (human) lebih besar kkal/mol. Semakin rendah nilai Rerank
dibandingkan Isoniazid. Jadi senyawa Score menunjukkan aktivitas biologis

35
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

yang dihasilkan semakin baik dikarenakan 3.6. Interaksi Senyawa dengan


energi yang dibutuhkan oleh senyawa Makromolekul
untuk berikatan dengan enzim inhA Ikatan senyawa dengan asam amino
semakin dari enzim inhA dapat diperoleh dengan
menggunakan Molegro Virtual Docker.
3.5. Parameter Toksisitas
Interaksi antara senyawa dengan asam
Parameter LD50 dapat diperoleh
amino reseptor akan ditampilkan menjadi
dengan menggunakan program online menjadi 3 bagian yaitu ikatan hidrogen,
yaitu ProTox. Semakin kecil nilai LD50
interaksi elektrostatik, dan interaksi
yang diperoleh maka senyawa tersebut sterik. Hasil interaksi senyawa N-
semakin toksik. Parameter toksisitas dari (fenilkarbamotioil)-benzamida beserta
senyawa N-(fenilkarbamotioil)- turunannya dan Isoniazid dengan enzim
benzamida beserta turunannya dan inhA dapat dilihat pada lampiran 5.
Isoniazid dapat dilihat pada lampiran 4. Ikatan senyawa dengan
Definisi dari masing-masing kelas makromolekul terjadi ketika senyawa
toksisitas yaitu: Kelas 1 : fatal jika tertelan yang berperan sebagai ligan berikatan
(LD50 ≤ 5 mg/kg). Kelas 2 : fatal jika dengan asam amino yang menyusun
tertelan (5 < LD50 ≤ 50 mg/kg). Kelas 3 : enzim inhA. Ikatan kimia yang terlibat
toksik jika tertelan (50 < LD50 ≤ 300 dalam proses docking senyawa BFKT
mg/kg). Kelas 4 : berbahaya jika tertelan beserta turunannya dan Isonikotinat asil-
(300 < LD50 ≤ 2000 mg/kg). Kelas 5 : NAD dengan enzim inhA pada penelitian
kemungkinan berbahaya jika tertelan ini adalah ikatan hidrogen dan interaksi
(2000 < LD50 ≤ 5000 mg/kg). Kelas 6 : sterik tanpa adanya interaksi elektrostatik.
tidak toksik (LD50 > 5000 mg/kg) (Drwal Ikatan hidrogen dan sterik memiliki
et al., 2014). pengaruh besar terhadap ikatan senyawa
Parameter toksisitas ditunjukkan BFKT dan turunannya dengan asam
dengan nilai LD50 atau Lethal dose 50 amino pada enzim inhA. Semakin banyak
yang berarti suatu nilai yang jumlah ikatan hidrogen dan ikatan sterik
menunjukkan besarnya dosis yang dapat antara senyawa uji dan enzim inhA, maka
menyebabkan setengah atau 50% dari diprediksi ikatan antara senyawa uji dan
hewan uji mati (Gatne et al., 2015). enzim inhA semakin stabil.
Parameter LD50 dapat diperoleh dengan Pada penelitian ini, ikatan hidrogen
menggunakan program online yaitu yang terlibat dalam interaksi antara
ProTox. Semakin kecil nilai LD50 yang senyawa BFKT dan turunannya dengan
diperoleh maka senyawa tersebut semakin enzim inhA lebih sedikit dibandingkan
toksik (Gatne et al., 2015). Dari hasil antara Isonikotinat asil-NAD dengan
analisis diperoleh bahwa senyawa BFKT enzim inhA yaitu hanya Ile194.
dan 14 turunannya memiliki nilai LD50 Sedangkan ikatan hidrogen yang terlibat
yaitu 2885 mg/kg dan 5 turunan lainnya dalam interaksi Isonikotinat asil-NAD
memiliki nilai LD50 yaitu 2850 mg/kg dengan enzim inhA yaitu Lys165, Ile21,
serta berada di kelas 5. Sedangkan Ile95, Ile194, Ser20, Met147, Gly14,
Isoniazid memiliki nilai LD50 sebesar 133 Gly96, Val65, Asp64.
mg/kg dengan kelas toksisitas yaitu kelas Asam amino yang terlibat dalam
6. Dimana kelas 5 menunjukkan suatu interaksi sterik antara enzim inhA dengan
senyawa kemungkinan berbahaya jika senyawa BFKT dan beberapa turunannya
tertelan, sedangkan kelas 3 menunjukkan lebih banyak dibandingkan dengan
toksik jika tertelan. Jadi senyawa BFKT Isonikotinat asil-NAD dengan enzim
dan turunannya diprediksi lebih aman inhA. Didapatkan enam jumlah ikatan
dibandingkan Isoniazid. asam amino paling banyak yang terlibat
antara interaksi senyawa uji dengan enzim
inhA melalui interaksi sterik yaitu pada
senyawa 3,4-Cl2-BFKT dan 3-CF3-4-Cl-
BFKT yang sama-sama mengikat Ile194,

36
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Pro193, Phe149, Lys165, Asp148, bentuk aktifnya yaitu Isonikotinat asil-


Ala191; 3-CF3-4-NO2-BFKT mengikat NAD terhadap enzim inhA.
Ile194, Pro193, Phe149, Asp148, Ala191, 3.7. Analisis Hukum Lima Lipinski
Gly192; 4-CF3-BFKT dan 4-C(CH3)3- Proses molecular docking tidak
BFKT yang sama-sama mengikat Ile194, melibatkan parameter lipofilik. Untuk
Pro193, Phe149, Lys165, Asp148, mendapatkan parameter lipofilik
Met147; dan 4-NO2-BFKT mengikat dilakukan analisis menggunakan Hukum
Ile194, Pro193, Phe149, Lys165, Asp148, Lima Lipinski (Siswandono, 2016). Hasil
Tyr158. analisis sifat fisika kimia menurut Hukum
Selain itu, terdapat tujuh senyawa uji Lima Lipinski dari senyawa N-
yang mengikat lima jenis asam amino (fenilkarbamotioil)-benzamida beserta
melalui interaksi sterik yaitu 4-Cl- turunannya dan Isonikotinat asil-NAD
BFKT, 4-Br-BFKT, 4-I-BFKT, dan 4- dapat dilihat pada lampiran 6.
OCH3- BFKT yang sama-sama mengikat Proses docking menggambarkan
Ile194, Pro193, Phe149, Lys165, Asp148. bahwa suatu obat atau senyawa sudah
3- Cl-BFKT, 3-CF3-BFKT, dan 3,5-Cl2- masuk ke sistemik dan akan berikatan
BFKT yang sama-sama mengikat Ile194, dengan target biologisnya. Dalam proses
Pro193, Phe149, Asp148, Ala191. docking hanya melibatkan dua parameter
Terdapat lima senyawa uji yang fisika kimia yaitu elektronik dan sterik
mengikat empat jenis asam amino melalui tanpa melibatkan parameter lipofilik. Hal
interaksi sterik yaitu BFKT yang itu dikarenakan parameter lipofilik
mengikat Ile194, Pro193, Phe149, dan mempengaruhi proses penembusan
Tyr158. 2,4-Cl2-BFKT dan 4-OH-BFKT membran sebelum obat atau senyawa
yang sama-sama mengikat Ile194, masuk ke sistemik. Maka dari itu,
Pro193, Phe149, Lys165, 2-OCH3-BFKT parameter lipofilik dianalisis
mengikat Ile194, Phe149, Gly192, menggunakan Hukum Lima Lipinski
Ala191. 4-F- BFKT yang mengikat yang menyatakan bahwa senyawa akan
Ile194, Pro193, Phe149, Asp148. sulit diabsorpsi dan permeabilitasnya
Terdapat dua senyawa uji yang mengikat rendah apabila berat molekulnya lebih
tiga jenis asam amino melalui interaksi besar dari 500; mempunyai nilai log
sterik yaitu 2-Cl-BFKT dan 4-NH2- koefisien partisi oktanol/air (log P) lebih
BFKT yang sama-sama mengikat Ile194, besar +5; mempunyai ikatan-H donor
Pro193, Phe149. yang dinyatakan dengan jumlah gugus O-
Jumlah asam amino yang terlibat H dan N-H lebih besar 5; mempunyai
dalam interaksi sterik antara Isonikotinat ikatan-H aseptor yang dinyatakan dengan
asil-NAD dengan enzim inhA yaitu empat jumlah atom O dan N lebih besar 10
jenis asam amino, diantaranya Ile194, (Siswandono, 2016).
Gly14, Asp148, Ala191. Jenis asam Dari hasil analisis parameter lipofilik
amino yang terlibat dalam interaksi antara menurut Hukum Lima Lipinski
senyawa BFKT dan turunannya dengan mengggunakan pkCSM, dimana senyawa
enzim inhA tidak jauh berbeda dengan BFKT beserta turunannya memenuhi
jenis asam amino yang terlibat dalam semua ketentuan. Maka dari itu, dapat
interaksi antara Isonikotinat asil-NAD diprediksi bahwa senyawa N-
dengan enzim inhA, dimana senyawa (fenilkarbamotioil)-benzamida beserta
BFKT beserta turunannya dan turunannya memiliki kemampuan
Isonikotinat asil-NAD sama-sama menembus membran yang baik sehingga
mengikat Ala191, Asp148, Ile194, absopsinya juga baik.
Lys165, dan Met147 sehingga senyawa 3.8. Correlation Matrix
BFKT dan turunannya diprediksi Setelah mendapatkan semua data
memiliki mekanisme anti tuberkulosis dari parameter uji, kemudian data
yang mirip dengan Isoniazid yang dalam tersebut diolah menggunakan program
analisis statistik yaitu IBM®SPSS®

37
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

untuk menguji hipotesa penelitian tuberkulosis. Dari hasil analisis regresi


melalui hubungan korelasi yang diperoleh dua puluh dua persamaan,
disebut dengan Correlation Matrix. namun tidak semua persamaan
Hasil correlation matrix senyawa N- menunjukkan hasil yangsignifikan. Untuk
(fenilkarbamotioil)-benzamida dan hasil analisis regresi satu parameter
turunannya dapat dilihat pada lampiran diperoleh bahwa parameter lipofilik yaitu
7. Es memberikan hasil yang signifikan yang
Uji korelasi yang digunakan pada dinyatakan dalam persamaan berikut:
penelitian ini yaitu correlation matrix Aktivitas = 2,955 Es – 77,340
untuk menganalisis adanya hubungan (n = 20; r = 0,474; SE = 5,558; F =
linier antara variabel bebas dan 5,215; Sig. = 0,034)
variabel tergantung. Hasil dari uji Dari persamaan linier tersebut,
korelasi menggunakan correlation aktivitas anti tuberkulosis dipengaruhi
matrix dapat bernilai positif atau oleh parameter sterik (Es). Nilai dari
negatif. Hasil korelasi bernilai positif parameter sterik (Es) searah dengan
berarti bahwa hubungan antara aktivitas anti tuberkulosis, dimana
variabel penelitian tersebut searah, semakin besar nilai parameter sterik (Es)
dimana apabila variabel bebas maka aktivitas anti tuberkulosis yang
memiliki nilai yang besar maka dihasilkan juga semakin besar.
variabel tergantung juga akan memiliki Hasil analisis regresi dua parameter
nilai yang besar. Sedangkan hasil diperoleh bahwa parameter lipofilik (π
korelasi bernilai negatif berarti bahwa dan π2) dan parameter sterik (Es)
hubungan antara variabel penelitian memberikan hasil yang signifikan yang
tersebut berlawanan, dimana apabila dinyatakan dalam persamaan berikut:
variabel bebas memiliki nilai yang Aktivitas = -1,470 π2 + 4,87 3π +
besar maka variabel tergantung akan 3,924 Es – 78,786.
memiliki nilai yang kecil dan demikian (n = 20; r = 0,676; SE = 4,935; F =
sebaliknya (Pramesti, 2015). 4,480; Sig. = 0,018)
Hasil analisis data dengan uji Dari persamaan non linier tersebut,
korelasi didapat bahwa σ berpengaruh aktivitas anti tuberkulosis lebih besar
secara signifikan pada p ≤ 0,05 terhadap dipengaruhi oleh parameter lipofilik (π)
bioavailabilitas dengan nilai korelasi kemudian diikuti secara berurutan oleh
Pearson sebesar - 0,528 dan nilai parameter sterik (Es) dan parameter
signifikansi 0,017. Es berpengaruh secara lipofilik (π2). Hal ini dikarenakan nilai
signifikan pada p ≤ 0,05 terhadap aktivitas parameter lipofilik (π) lebih besar
anti tuberkulosis dengan nilai korelasi dibandingkan parameter sterik (Es) dan
Pearson sebesar 0,474 dan nilai parameter lipofilik (π2). Nilai dari
signifikansi 0,035. Es berpengaruh secara parameter lipofilik (π) dan parameter
signifikan pada p ≤ 0,05 terhadap sterik (Es) searah dengan aktivitas anti
toksisitas dengan nilai korelasi Pearson tuberkulosis, dimana semakin besar nilai
sebesar 0,452 dan nilai signifikansi 0,045. parameter lipofilik (π) dan parameter
sterik (Es) maka aktivitas anti
3.9. Analisis Regresi
tuberkulosis yang dihasilkan akan
Setelah dilakukannya analisis data
semakin besar. Sedangkan nilai dari
dengan uji korelasi, maka proses analisis
parameter lipofilik (π2) berlawanan
dilanjutkan dengan melakukan analisis
dengan aktivitas anti tuberkulosis, dimana
regresi. Analisis regresi dilakukan
semakin rendah nilai dari parameter
terhadap semua parameter uji dengan
lipofilik (π2) maka aktivitas anti
menggunakan satu parameter, dua
tuberkulosis akan semakin besar.
parameter, dan tiga parameter.
Hasil analisis regresi tiga parameter
Analisis regresi yang pertama
diperoleh bahwa parameter lipofilik (π
dilakukan yaitu antara parameter fisika
dan π2), parameter elektronik (σ), dan
kimia terhadap parameter aktivitas anti
parameter sterik (Es) memberikan hasil

38
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

yang signifikan yang dinyatakan dalam signifikan. Untuk hasil analisis regresi
persamaan berikut: satu parameter diperoleh bahwa parameter
Aktivitas = -2,239 π 2 + 6,049 π – elektronik yaitu σ memberikan hasil yang
2,917 σ + 3,267 Es – 78,090 signifikan yang dinyatakan dalam
persamaan berikut :
(n = 20; r = 0,689; SE = 5,014; F =
Bioavailabilitas = -1,548 σ + 89,348
3,382; Sig. = 0,037)
(n = 20; r = 0,528; SE = 1,162; F =
Dari persamaan non linier tersebut,
6,966; Sig. = 0,017)
aktivitas anti tuberkulosis lebih besar
Dari persamaan linier tersebut,
dipengaruhi oleh parameter lipofilik (π)
bioavailabilitas dipengaruhi oleh
kemudian diikuti secara berurutan oleh
parameter elektronik (σ). Nilai dari
parameter sterik (Es), parameter
parameter elektronik (σ) berlawanan
elektronik (σ), dan parameter lipofilik
dengan bioavailabilitas, dimana semakin
(π2). Hal ini dikarenakan nilai parameter
rendah nilai parameter elektronik (σ)
lipofilik (π) lebih besar dibandingkan
maka bioavailabilitas yang dihasilkan
dengan parameter sterik (Es), parameter
akan semakin besar. Hasil analisis regresi
elektronik (σ), dan parameter lipofilik
dua parameter diperoleh bahwa parameter
(π2). Nilai dari parameter lipofilik (π) dan
lipofilik (π dan π2) dan parameter
parameter sterik (Es) searah dengan
elektronik (σ) memberikan hasil yang
aktivitas anti tuberkulosis, dimana
signifikan yang dinyatakan dalam
semakin besar nilai paramerer lipofilik (π)
persamaan berikut :
dan parameter sterik (Es) maka aktivitas
Bioavailabilitas = -0,867 π2 +
anti tuberkulosis yang dihasilkan akan
0,985 π – 2,379 σ + 89,788
semakin besar. Sedangkan nilai dari
(n = 20; r = 0,688; SE = 1,054; F
parameter elektronik (σ) dan parameter
= 4,794; Sig. = 0,014)
lipofilik (π2) berlawanan dengan aktivitas,
dimana semakin rendah nilai parameter Dari persamaan non linier
elektronik (σ) dan parameter lipofilik (π 2) tersebut, bioavailabilitas lebih besar
maka aktivitas anti tuberkulosis yang dipengaruhi oleh paramerer elektronik
dihasilkan akan semakin besar. (σ), kemudian diikuti secara berurutan
Setelah diperoleh persamaan HKSA oleh parameter lipofilik (π) dan
terbaik dari satu, dua, dan tiga parameter parameter lipofilik (π2). Hal ini
maka disimpulkan bahwa persamaan dikarenakan nilai elektronik (σ), lebih
HKSA terbaik diperoleh dari adanya besar dibandingkan parameter lipofilik
pengaruh tiga parameter. Pemilihan (π) dan parameter lipofilik (π2). Nilai
persamaan HKSA terbaik didasarkan dari paramerer elektronik (σ) dan
karena persamaan tersebut memiliki nilai parameter lipofilik (π2) berlawanan
signifikansi ≤ 0,05 serta nilai r yang paling dengan bioavailabilitas, dimana
mendekati 1. Jadi untuk mendapatkan semakin rendah nilai paramerer
aktivitas anti tuberkulosis yang optimal elektronik σ dan parameter lipofilik
perlu memperhatikan paramerer lipofilik (π2) maka bioavailabilitas yang
(π), parameter sterik (Es), parameter dihasilkan akan semakin besar.
elektronik (σ), dan parameter lipofilik Sedangkan nilai dari parameter
(π2). lipofilik (π) searah dengan
Setelah dilakukan analisis antara bioavailabilitas, dimana semakin besar
parameter fisika kimia terhadap parameter nilai parameter lipofilik (π) maka
aktivitas anti tuberkulosis, maka bioavailabilitas yang dihasilkan akan
selanjutnya dilakukan analisis antara semakin besar.
parameter fisika kimia terhadap Hasil analisis regresi tiga
parameter bioavailabilitas. Dari hasil parameter diperoleh bahwa parameter
analisis regresi diperoleh dua puluh dua lipofilik (π dan π2), parameter
persamaan, namun tidak semua elektronik (σ), dan parameter sterik
persamaan menunjukkan hasil yang (Es) memberikan hasil yang signifikan

39
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

yang dinyatakan dalam persamaan Toksisitas = 7,134 Es + 2876,749


berikut : (n = 20; r = 0,452; SE = 14,249; F =
Bioavailabilitas = -0,996 π 2 + 4,624; Sig. = 0,045)
1,092 π – 2,806 σ – 0,272 Es + 89,932 Dari persamaan linier tersebut,
(n = 20; r = 0,704; SE = 1,064; F toksisitas dipengaruhi oleh parameter
= 3,692; Sig. = 0,028) sterik (Es). Nilai dari parameter sterik (Es)
Dari persamaan non linier tersebut, searah dengan toksisitas, dimana semakin
bioavailabilitas lebih besar dipengaruhi besar nilai parameter sterik (Es) maka
oleh paramerer elektronik (σ), kemudian toksisitas yang dihasilkan akan semakin
diikuti secara berurutan oleh parameter besar.
lipofilik (π), parameter lipofilik (π2), dan Hasil analisis regresi dua parameter
parameter sterik (Es). Hal ini dikarenakan diperoleh bahwa parameter lipofilik (π
nilai paramerer elektronik (σ) lebih besar dan π2) dan parameter sterik (Es)
dibandingkan parameter lipofilik (π), memberikan hasil yang signifikan yang
parameter lipofilik (π2), dan parameter dinyatakan dalam persamaan berikut :
sterik (Es). Nilai dari paramerer elektronik Toksisitas = 7,253 π2 + 1,092 π +
(σ) dan parameter sterik (Es) berlawanan 9,589 Es + 2869,360
dengan bioavailabilitas, dimana semakin (n = 20; r = 0,662; SE = 12,704; F =
rendah nilai paramerer elektronik (σ) dan 4,155; Sig. = 0,024)
parameter sterik (Es) maka Dari persamaan non linier tersebut,
bioavailabilitas yang dihasilkan akan toksisitas lebih besar dipengaruhi oleh
semakin besar. Sedangkan nilai dari paramerer sterik (Es), kemudian diikuti
parameter lipofilik (π dan π 2) searah secara berurutan oleh parameter lipofilik
dengan bioavailabilitas, dimana semakin (π2) dan parameter lipofilik (π). Hal ini
besar nilai parameter lipofilik (π dan π2) dikarenakan nilai paramerer sterik (Es)
maka bioavailabilitas yang dihasilkan lebih besar dibandingkan parameter
akan semakin besar. lipofilik (π2) dan parameter lipofilik (π).
Setelah diperoleh persamaan HKSA Nilai dari parameter lipofilik (π dan π2)
terbaik dari satu, dua, dan tiga parameter dan parameter sterik (Es) searah dengan
maka disimpulkan bahwa persamaan toksisitas, dimana semakin besar nilai
HKSA terbaik diperoleh dari adanya parameter lipofilik (π dan π 2) dan
pengaruh tiga parameter. Pemilihan parametersterik (Es) maka toksisitas yang
persamaan HKSA terbaik didasarkan dihasilkan akan semakin besar.
karena persamaan tersebut memiliki nilai Sedangkan hasil analisis regresi tiga
signifikansi ≤ 0,05 serta nilai r yang paling parameter diperoleh bahwa tidak terdapat
mendekati 1. Jadi untuk mendapatkan persamaan yang menunjukkan hasil yang
bioavailabilitas yang optimal perlu signifikan.
memperhatikan parameter lipofilik (π dan Setelah diperoleh persamaan HKSA
π2), parameter elektronik (σ), dan terbaik dari satu, dua, dan tiga parameter
parameter sterik (Es). maka disimpulkan bahwa persamaan
Parameter yang selanjutnya HKSA terbaik diperoleh dari adanya
dianalisis yaitu antara parameter fisika pengaruh dua parameter. Pemilihan
kimia terhadap parameter toksisitas. Dari persamaan HKSA terbaik didasarkan
hasil analisis regresi diperoleh dua puluh karena persamaan tersebut memiliki nilai
dua persamaan, namun tidak semua signifikansi ≤ 0,05 serta nilai r yang paling
persamaan menunjukkan hasil yang mendekati 1. Jadi untuk mendapatkan
signifikan. Untuk hasil analisis regresi toksisitas terendah perlu memperhatikan
satu parameter diperoleh bahwa parameter parameter lipofilik (π dan π2) dan
sterik yaitu Es memberikan hasil yang parameter sterik (Es).
signifikan yang dinyatakan dalam Setelah proses analisis data
persamaan berikut : dilakukan, maka diperoleh bahwa sifat
lipofilik paling mempengaruhi aktivitas
anti tuberkulosis terhadap enzim inhA

40
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

pada sel bakteri Mycobacterium anti tuberkulosis yang dinyatakan dalam


tuberculosis kemudian diikuti oleh sifat persamaan berikut:
sterik dan elektronik untuk Toksisitas = 7,253 π2 + 1,092 π + 9,589 Es
pengembangan obat selanjutnya dari + 2869,360
senyawa BFKT. Semakin besar sifat (n = 20; r = 0,662; SE = 12,704; F = 4,155;
lipofilik dan sifat sterik serta semakin Sig. = 0,024)
rendah sifat elektronik dari subtituen yang .
disubstitusikan pada benzamida, maka REFERENSI
akan diperoleh aktivitas antituberkulosis Gatne, M. M., Adarsh, & Ravikanth, K.
yang optimal, tetapi tetap harus Acute Oral Toxicity Study of
memperhatikan pengaruhnya terhadap Polyherbal Formulation
bioavailabilitas dan toksisitasnya. AV/KPC/10. International
Meskipun Isoniazid yang dalam Journal of Biomedical and
bentuk aktifnya Isonikotinat asil-NAD Advance Research. 2015; 6(3):
memiliki aktivitas anti tuberkulosis yang 281-283.
lebih besar dan tidak toksik dibandingkan Ghorab, M., El-Gaby, M., Soliman A., et
BFKT dan turunannya, sudah banyak al. Synthesis, Docking Study and
terdapat kasus Mycobacterium Biological Evaluation of Some
tuberculosis yang mengalami resistensi New Thiourea Derivatives
terhadap Isoniazid. Maka dari itu, untuk Bearing Benzenesulfonamide
mengurangi resiko resistensi perlu Moiety. Chemistry Central
dikembangkan senyawa baru untuk Journal. 2017; 11(1): 42.
dijadikan obat anti tuberkulosis. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Tuberkulosis:
4. KESIMPULAN Temukan Obati Sampai Habis.
Ada hubungan non linier struktur, sifat Pusat Data dan Informasi; 2015.
fisika kimia (lipofilik, elektronik, dan Kesuma, D., Siswandono, Purwanto,
sterik) dari senyawa N-(fenilkarbamotioil)- B., & Hardjono S. Uji in silico
benzamida dan turunanannya terhadap Aktivitas Sitotoksik dan
prediksi aktivitas secara in silico sebagai Toksisitas Senyawa Turunan N-
anti tuberkulosis yang dinyatakan dalam (Benzoil)-N’- feniltiourea Sebagai
persamaan berikut: Calon Obat Antikanker. Journal of
Aktivitas = -2,239 π 2 + 6,049 π – 2,917 σ + Pharmaceutical Science and
3,267 Es – 78,090 Clinical Research. 2018; 01: 01-
(n = 20; r = 0,689; SE = 5,014; F = 3,382; 11.
Sig. = 0,037) Khan, S., Singh, N., & Saleem, K.
Ada hubungan non linier struktur, sifat Synthesis, Characterization and In
fisika kimia (lipofilik, elektronik, dan Vitro Antibacterial Activity of
sterik) dari senyawa N-(fenilkarbamotioil)- Thiourea and Urea Derivatives of
benzamida dan turunanannya terhadap Steroids. European Journal of
prediksi bioavailabilitas secara in silico Medicinal Chemistry. 2018;
sebagai anti tuberkulosis yang dinyatakan 43(10): 2272-2277.
dalam persamaan berikut: Nugrahaeni D. K., & Malik U. S.
Bioavailabilitas = -0,996 π 2 + 1,092 π – Analisis Penyebab Resistensi Obat
2,806 σ – 0,272 Es + 89,932 Anti Tuberkulosis. Jurnal
(n = 20; r = 0,704; SE = 1,064; F = 3,692; Kesehatan Masyarakat. 2015; 11:
Sig. = 0,028) 8-15.
Ada hubungan non linier struktur, sifat
fisika kimia (lipofilik, elektronik, dan Palomino, J. C, & Martin, A. Drug
sterik) dari senyawa N-(fenilkarbamotioil)- Resistance Mechanisms in
benzamida dan turunanannya terhadap Mycobacterium tuberculosis.
prediksi toksisitas secara in silico sebagai Antibiotics. 2014; 3(3): 317-340.

41
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Siswandono. Kimia Medisinal 1. Edisi 2.


Indonesia No.67. Surabaya: Airlangga University
Penanggulangan Tuberkulosis. Press. 2016. 11-492.
2016. Wenas, M., A. Studi HKSA Turunan
Pramesti, Getut. Kupas tuntas data Benzoiltiourea Secara In Silico
penelitian dengan SPSS 22. Elex Sebagai Calon Obat Sedatif
Media Komputindo, 2015. Hipnotik. Jurnal Ilmiah
Shargel, L., Wu-pong, S., Yu, A. B. C. Mahasiswa Universitas Surabaya.
Applied Biopharmaceutics & 2015; 4(1): 1-14.
Pharmacokinetics. Ed. 5. Boston:
McGraw Hill; 2012. 453.

42
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Lampiran 1. Parameter Sifat Fisika Kimia Senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida dan


Turunannya

Parameter Lipofilik Parameter Parameter Sterik


No. Nama Senyawa Elektronik
CLog π Hansch Etot σ CM Es
P Hammet R Taft
1 BFKT 2,56 0,00 12,97 0,00 7,79 1,24
2 4-Cl-BFKT 3,48 0,70 13,55 0,23 8,28 0,27
3 3,4-Cl2-BFKT 4,14 1,25 16,19 0,52 8,78 0,54
4 3-CF3-4-Cl-BFKT 4,38 1,59 22,48 0,66 8,79 -0,89
5 3-CF3-4-NO2- 3,74 0,60 12,09 1,21 8,91 -2,44
BFKT
6 4-CF3-BFKT 3,80 0,88 18,23 0,54 8,30 -1,16
7 4-Br-BFKT 3,63 0,86 13,61 0,23 8,57 0,08
8 4-I-BFKT 3,89 1,12 12,97 0,18 9,10 -0,16
9 2,4-Cl2-BFKT 3,43 1,42 19,68 0,46 8,78 0,54
10 4-NO2-BFKT 2,74 -0,28 4,54 0,78 8,40 -1,28
11 3-Cl-BFKT 3,48 0,76 13,34 0,37 8,28 0,27
12 2-Cl-BFKT 2,65 0,71 18,49 0,23 8,28 0,27
13 2-OCH3-BFKT 2,69 -0,02 19,41 -0,27 8,41 0,69
14 4-F-BFKT 2,91 0,14 13,22 0,06 7,81 0,78
15 4-C(CH3)3-BFKT 4,39 1,98 16,55 -0,20 9,65 -1,54
16 3-CF3-BFKT 3,80 0,88 18,09 0,43 8,30 -1,16
17 3,5-Cl2-BFKT 4,26 1,25 14,98 0,75 8,78 0,54
18 4-OCH3-BFKT 2,76 -0,04 18,56 -0,27 8,41 0,69
19 4-NH2-BFKT 1,65 -1,23 10,64 -0,66 8,16 0,63
20 4-OH-BFKT 2,23 -0,61 11,89 -0,37 7,95 0,69
Keterangan :
BFKT : N-(fenilkarbamotioil)-benzamida
ClogP : Calculated Log P (Logaritma koefisien partisi lemak/air)
Etot : Energi total
CMR : Calculated MR (Molecular Refraction)

Lampiran 2. Parameter Bioavailabilitas Senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida beserta


Turunannya dan Isoniazid
No Nama Senyawa Intestinal Absorption
(Human)
(%)
1 BFKT 89,33
2 4-Cl-BFKT 89,38
3 3,4-Cl2-BFKT 87,72
4 3-CF3-4-Cl-BFKT 86,47
5 3-CF3-4-NO2- 86,75
BFKT
6 4-CF3-BFKT 88,01
7 4-Br-BFKT 89,31
8 4-I-BFKT 89,95
9 2,4-Cl2-BFKT 87,52
10 4-NO2-BFKT 90,02
11 3-Cl-BFKT 89,46
12 2-Cl-BFKT 89,22
13 2-OCH3-BFKT 90,99
14 4-F-BFKT 90,28
15 4-C(CH3)3-BFKT 90,41

43
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

16 3-CF3-BFKT 88,13
17 3,5-Cl2-BFKT 88,63
18 4-OCH3-BFKT 91,31
19 4-NH2-BFKT 88,38
20 4-OH-BFKT 88,15
21 Isoniazid 75,65
Keterangan :
BFKT : N-(fenilkarbamotioil)-benzamida

Lampiran 3. Parameter Aktivitas Senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida beserta


Turunannya dan Isonikotinat asil-NAD
RMSD = 1,80Å
No Nama Senyawa Rerank Score (kkal/mol)
1 BFKT -74,74
2 4-Cl-BFKT -74,95
3 3,4-Cl2-BFKT -73,52
4 3-CF3-4-Cl-BFKT -80,85
5 3-CF3-4-NO2- -89,69
BFKT
6 4-CF3-BFKT -77,26
7 4-Br-BFKT -69,33
8 4-I-BFKT -71,67
9 2,4-Cl2-BFKT -74,11
10 4-NO2-BFKT -81,20
11 3-Cl-BFKT -80,17
12 2-Cl-BFKT -63,03
13 2-OCH3-BFKT -77,37
14 4-F-BFKT -78,86
15 4-C(CH3)3-BFKT -79,81
16 3-CF3-BFKT -85,82
17 3,5-Cl2-BFKT -76,14
18 4-OCH3-BFKT -74,28
19 4-NH2-BFKT -81,83
20 4-OH-BFKT -86,30
21 Isonikotinat asil- -142,69
NAD
Keterangan :
BFKT : N-(fenilkarbamotioil)-benzamida

44
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Lampiran 4. Parameter Toksisitas senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida beserta


Turunannya dan Isoniazid
Parameter Toksisitas
No. Senyawa (LD50) Prediks
(mg/kg) iKelas
Toksisitas
1 BFKT 2885 5
2 4-Cl-BFKT 2885 5
3 3,4-Cl2-BFKT 2885 5
4 3-CF3-4-Cl-BFKT 2885 5
5 3-CF3-4-NO2- 2850 5
BFKT
6 4-CF3-BFKT 2885 5
7 4-Br-BFKT 2850 5
8 4-I-BFKT 2885 5
9 2,4-Cl2-BFKT 2885 5
10 4-NO2-BFKT 2850 5
11 3-Cl-BFKT 2885 5
12 2-Cl-BFKT 2885 5
13 2-OCH3-BFKT 2850 5
14 4-F-BFKT 2885 5
15 4-C(CH3)3-BFKT 2885 5
16 3-CF3-BFKT 2850 5
17 3,5-Cl2-BFKT 2885 5
18 4-OCH3-BFKT 2885 5
19 4-NH2-BFKT 2885 5
20 4-OH-BFKT 2885 5
21 Isoniazid 133 5
Keterangan :
BFKT : N-(fenilkarbamotioil)-benzamida

Lampiran 5. Interaksi Senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida beserta turunannya dan


Isoniazid dengan Enzim inhA
Senyawa Asam amino
Isonikotinat asil-NAD Ala191, Asp148, Ile194, Lys165,
Met147
3,4-Cl2-BFKT; 3-CF3-4-Cl-BFKT; 3- Ala191
CF3-4- NO2-BFKT; 3-Cl-BFKT; 2-
OCH3-BFKT; 3- CF3-BFKT; 3,5-Cl2-
BFKT
4-Cl-BFKT; 3,4-Cl2-BFKT; 3-CF3-4-Cl- Asp148
BFKT;
3-CF3-4-NO2-BFKT; 4-CF3-BFKT; 4-
Br- BFKT; 4-I-BFKT; 4-NO2-BFKT; 3-
Cl-BFKT; 4-F-BFKT; 4-C(CH3)3-BFKT;
3-CF3-BFKT;
3,5-Cl2-BFKT; 4-OCH3-BFKT

45
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

BFKT; 4-Cl-BFKT; 3,4-Cl2-BFKT; 3- Ile194


CF3-4- Cl-BFKT; 3-CF3-4-NO2-BFKT;
4-CF3-BFKT; 4-Br-BFKT; 4-I-BFKT;
2,4-Cl2-BFKT; 4-NO2- BFKT; 3-Cl-
BFKT; 2-Cl-BFKT; 2-OCH3- BFKT; 4-F-
BFKT; 4-C(CH3)3-BFKT; 3-CF3- BFKT;
3,5-Cl2-BFKT; 4-OCH3-BFKT; 4-NH2-
BFKT; 4-OH-BFKT
4-Cl-BFKT; 3,4-Cl2-BFKT; 3-CF3-4-Cl- Lys165
BFKT;
4-CF3-BFKT; 4-Br-BFKT; 4-I-BFKT; 2,4-
Cl2-
BFKT; 4-NO2-BFKT; 4-C(CH3)3-
BFKT; 4- OCH3-BFKT; 4-OH-BFKT
4-CF3-BFKT; 4-C(CH3)3-BFKT; Met147
Keterangan :
BFKT : N-(fenilkarbamotioil)-benzamida
H : ikatan hidrogen
S : interaksi sterik (ikatan hidrofobik dan ikatanVan der Waals)
Ala : Alanin
Asp : Asam Aspartat
Ile : Isoleusin
Lys : Lisin
Met : Metionin

Lampiran 6. Analisis Sifat Fisika Kimia Menurut Hukum Lima Lipinski Senyawa N-
(fenilkarbamotioil)-benzamida beserta Turunannya dan Isonikotinat asil-NAD
Ikatan H Ikatan H
No. Nama Senyawa BM Log P Donor Aseptor
Ketentuan <500 <5 <5 <10
1 BFKT 256,33 2,81 2 2
2 4-Cl-BFKT 290,78 3,47 2 2
3 3,4-Cl2-BFKT 325,22 4,12 2 2
4 3-CF3-4-Cl-BFKT 358,77 4,49 2 2
5 3-CF3-4-NO2- 369,32 3,74 2 4
BFKT
6 4-CF3-BFKT 324,33 3,83 2 2
7 4-Br-BFKT 335,23 3,58 2 2
8 4-I-BFKT 382,23 3,42 2 2
9 2,4-Cl2-BFKT 325,22 4,12 2 2
10 4-NO2-BFKT 301,33 2,72 2 4
11 3-Cl-BFKT 290,78 3,47 2 2
12 2-Cl-BFKT 290,78 3,47 2 2
13 2-OCH3-BFKT 286,36 2,82 2 3
14 4-F-BFKT 274,32 2,95 2 2
15 4-C(CH3)3-BFKT 312,44 4,11 2 2
16 3-CF3-BFKT 324,33 3,83 2 2
17 3,5-Cl2-BFKT 325,22 4,12 2 2
18 4-OCH3-BFKT 286,36 2,82 2 3
19 4-NH2-BFKT 271,35 2,40 3 3
20 4-OH-BFKT 272,33 2,52 3 3
Keterangan:
BM : Bobot molekul (molecular weight/Mw)LogP: Log koefisien partisi lemak/air

46
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Lampiran 7. Correlation Matrix Senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida dan Turunannya


Intestinal
No. Sifat Fisika Kimia Korelasi Absorption Rerank LD50
(Human) Score
Pearson - 0,018 0,008
1. CLoP Correlation 0,304
Sig. 0,193 0,941 0,973
(2-tailed)
Pearson - -0,013 0,046
2. Clog2 Correlation 0,339
Sig. 0,143 0,956 0,847
(2-tailed)
Pearson - 0,246 0,142
3. π Correlation 0,244
Sig. 0,299 0,296 0,550
(2-tailed)
Pearson -0,285 -0,016 0,330
Correlation
4. π2 Sig. 0,223 0,947 0,155
(2-tailed)
Pearson -0,182 0,264 0,224
5. Etot Correlation
Sig. 0,442 0,0262 0,343
(2-tailed)
Pearson -0,528* -0,131 -0,302
6. σ Correlation
Sig. 0,017 0,581 0,195
(2-tailed)
Pearson -0,098 0,032 -0,042
7. CMR Correlation
Sig. 0,680 0,892 0,862
(2-tailed)
Pearson 0,331 0,474* 0,452
8. Es Correlation *
Sig. 0,155 0,035 0,045
(2-tailed)
Keterangan :
CLogP dan ClogP2 : Calculated log P (Logaritma koefisien partisi lemak/air)π
dan π2 : Tetapan Lipofilik Hansch-Fujita
Etot : Energi Total
σ : Tetapan Elektronik Hammet
CMR : Calculated Molar Refraction
Es : Tetapan Sterik Taft
* : signifikan pada p ≤ 0,05

47

Anda mungkin juga menyukai