Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI, FUNGSI, DAN

MANFAAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum)

Dosen Pengampu : Dr. Nur Asiah, M. Ag

Semester/Kelas : 3/B

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Miranti Pasha 2211100140

Faza Aliya Safitri 2211100280

Putri Soraya Siregar 2211100161

Salsabila Putri Mahardika 2211100371

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Makalah ini membahas mengenai “Pengertian
Kurikulum Menurut Para Ahli, Fungsi, dan Manfaat Kurikulum dalam
Pendidikan”. Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak dosen
atas segala arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 19 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Kurikulum .............................................................................................................. 2
2.2 Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli................................................................................. 3
2.3 Peranan dan Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan .............................................................. 6
2.3.1 Peranan Kurikulum dalam Pendidikan ............................................................................... 6
2.3.2 Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan ................................................................................. 7
2.4 Manfaat Kurikulum dalam Pendidikan ............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena
pendidikan dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum
layaknya jantung dalam tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan
baik, maka tubuh akan tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula
dengan kurikulum dan pendidikan. Apabila kurikulum berjalan dengan baik
dan didukung dengan komponen-komponen yang berjalan baik pula, maka
proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan menghasilkan peserta didik
yang baik pula.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun
2013 serta Undang-undang nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum akan berubah secara terus menerus dan berkelanjutan.
Perubahan kurikulum yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga
diikuti dengan kesiapan untuk berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan
dengan pendidikan di Indonesia karena kurikulum bersifat dinamis, bukan
statis. Jika kurikulum bersifat statis, maka kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang tidak baik karena tidak menyesuaikan dengan perkembangan-
perkembangan yang ada di zamannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kurikulum?
2. Bagaimana Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli?
3. Apa Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan?
4. Apa Manfaat Kurikulum dalam Pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kurikulum.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Manfaat Kurikulum Pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh
pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa
ini. 1 Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelajari. 2 Dalam bahasa Arab
kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui manusia pada
berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian kurikulum pendidikan bahasa
Arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya
pada kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang
dijadikan sebagai acuan lembaga pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan. 3
Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan
yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam
hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah
menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya
seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya
dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap
sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu
perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.4
Pengertian diatas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Saylor, Alexander, dan Lewis dalam buku Wina Sanjaya menyatakan bahwa
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik.
Pandangan tersebut lebih menekankan kurikulum sebagai sejumlah mata
pelajaran yang sering dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh ijazah,
sedangkan ijazah itu menggambarkan kemampuan. Oleh karena itu, orang yang
memperoleh kemampuan sesuai standar tertentu yang akan memperoleh ijazah

1
Nafan Tarihoran, Pengembangan Kurikulum (Serang Banten, Loquen Press, 2017), hal 3
2
Ibid, hal 3
3
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA, Cet. IV; 2010), hal. 10.
4
Ibid, hal 4

2
3

Ada pakar kurikulum seperti Robertson (1971) dan Shaw (1977) yang
mengutarakan bahwa “Kurikulum mengandung maksud, tujuan isi, proses,
sumber daya, dan sarana-sarana evalusi bagi semua pengalaman belajar yang
direncanakan bagi para pembelajar baik di dalam maupun di luar sekolah dan
masyarakat melalaui pengajaran kelas dan program-program terkait.”
Pengertian tersebut untuk memudahkan dalam membedakannya dengan
“Silabus sebagai suatu pernyataan mengenai rencana bagi setiap bagian
kurikulum mengenyampingkan unsur evalusi kurikulum itu sendiri.

2.2 Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli


Secara etimologis istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu
curir yang artinya pelari dan curene yang artinya tempat berpacu. Istilah
kurikulum berasal dari dunia olehraga, terutama pada bidang atlentik yakni
pada masa yunani kuno di yunani. Kurikulum pada awalnya merupakan sebuah
rencana yang memuat seperangkat mata pelajaran atau materi yang akan
dipelajari atau yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa. 5
Secara terminologi, pengertian kurikulum telah banyak dikemukakan oleh
para ahli, Diantaranya 6:
1) Menurut Crow kurikulum merupakan sebuah rancangan pengajaran
atau sejumlah mata pelajaran yang telah disusun secara sistematik guna
menyelesaikan suatu program dalam upaya meraih gelar atau
memperoleh ijazah.
2) Menurut Arifin kurikulum merupakan seluruh bahan pelajaran yang
harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem
institusional Pendidikan.
3) Menurut Mac Donald (1965; 3) (Syaodih Sukmadinata 2017)
kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau
pegangan yang digunakan dalam berlangsungnya proses kegiatan
belajar-mengajar.

Para ahli pendidikan yang konsen terhadap perkembangan kurikulum

5
Farid hasyim, Kurikulum pendidikan agama islam, (Madani, Malang, 2015), hal 14-23
6
Yudi Candra Hermawan,dkk., Konsep Kurikulum dan Pendidikan Islam, (Vol.1 No. 1 Januari-Maret
2020) hal 37-38
4

sangat beragam dalam memberikan pengertian kurikulum, seperti :


1) J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya Curriculum
Planning to better Teaching and Learning mengatakan bahwa
kurikulum ialah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak
belajar, apakah dalam ruang kelas, dihalaman sekolah atau diluar
sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum juga meliputi kegiatan
ekstrakurikuler. Menurut pendapat kelompok kami, kurikulum itu
bersifat luas meliputi semua usaha sekolah yang berhubungan dengan
pengalaman siswa belajar dan terjadi bukan hanya dilingkungan
sekolah, akan tetapi juga diluar sekolah dan sifatnya dapat
mempengaruhi siswa dalam belajar, maka itu disebut kurikulum.
2) Harold B. Alberty‟s, dalam Reorganizing The High School Curriculum
mengemukakan bahwa kurikulum ialah: Kurikulum tidak hanya
terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi kegiatan-kegiatan lain di
dalam dan di luar kelas, yang berada di bawah tanggung jawab sekolah.
Pendapat ini memperkuat bahwa ruang lingkup kajian kurikulum itu
bersipat luas, artinya bukan hanya terbatas pada kumpulan mata
Pelajaran yang diajarkan di dalam kelas akan tetapi kegiatan-kegiatan
di luar kelas yang dapat dipertanggung jawabkan baik oleh sekolah
mapun guru.
3) B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J.Harlan Shores mengemukakan
bahwa kurikulum ialah sejumlah pengalaman yang secara potensial
dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berfikir
dan berbuat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat.
Pendapat ini memberikan pemikiran kepada kita bahwa kurikulum itu
harus menggambarkan semua pengalaman siswa yang sedang dan akan
dilakukan dikemudian hari, sehingga setiap siswa mempunyai bekal
sebagai hasil pengamalaman belajar yang dibutuhkan ketika meraka
sudah lulus dan hidup ditengah-tengah Masyarakat.
4) William B. Ragan, Dalam buku Modern Elementary Curriculum
menjelaskan bahwa kurikulum adalah seluruh program dan kehidupan
dalam sekolah yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab
sekolah, kurikulum tidak hanya mengikuti batas pelajaran , tetapi
seluruh kehidupan dalam kelas, jadi hubungan sosial antara guru dan
5

murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.


5) Alice Miel, dalam bukunya Changing The Curriculum. kurikulum
dalam pengertian secara luas, yaitu meliputi keadaan gedung, suasana
sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang
melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para
pendidik, dan personalia termasuk penjaga sekolah, pegawai
administrasi, dan orang lain yang ada hubungannya dengan murid-
murid. Jadi kurikulum melipui segala pengalaman dan pengaruh yang
bercorak pendidikan yang diproses anak di sekolah. Dengan demikian
kurikulum itu mencakup semua kegiatan siswa dan guru yang
dilengkapi dengan sarana prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
sebagai pengguna lulusan.7
6) J. Lloyd Trump dan Delmas F, Miller, dalam buku Secondary Shool
Improvement (1973). Menurut mereka dalam kurikulum termasuk
metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh
program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan,
supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu,
jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.
7) Dr. E. Mulyasa, M Pd, dalam bukunya Kurikulum yang disempurnakan
(2006:24), Kurikulum merupakan kumpulan perangkat perencanaan
dan pengturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil
belajar serta penerapan pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna
meraih kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
8) Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajaran. Selanjutnya Nasution menjelaskan sejumlah
ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan
peristiwaperistiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah. Jadi

7
Ruhban Mahsyur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum,( AURA CV.Anugrag Utama Raharja
Anggota IKPI, September 2019) hal 13-15.
6

selain kegiatan kurikulum yang formal yang sering disebut kegiatan ko-
kurikuler atau ekstra kurikuler (co-curriculum atau ekstra curriculum). 8
9) Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, Theory and
Practice, kurikulum diartiakan sebagai “a plan for learning” , yakni
sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. Hilda Taba
memberikan kriteria untuk memilih isi/materi kurikulum sebagai
berikut:
a. Materi itu harus sahih dan segnifikan, artinya harus
menggambarkan pengetahuan mutakhir.
b. Materi harus mengandung keseimbangan antara keluasan dan
kedalaman.
c. Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
d. Materi harus sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta
didik.
e. Materi harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. 9

Dari pengertian beberapa para ahli tersebut dapat disimpilkan bahwa


kurikulum itu pengertiannya sangat luas dan beragam, artinya kurikulum
itu tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup
semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan
mempengaruhi perkembangan pribadinya yang diperoleh bukan
dilingkungan sekolah saja akan tetapi lingkungan keluarga dan masyarakat.
2.3 Peranan dan Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan
2.3.1 Peranan Kurikulum dalam Pendidikan
Secara lebih rinci peranan kurikulum sangatlah penting dan mencapai
tujuan-tujuan pendidikan, terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting,
yaitu10:
1) Peranan konservatif, sebagai sarana untuk menstransmisikan
nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang masih relevan dengan
masa kini kepada generasi muda. Pada hakikatnya

8
Nasir, M., & Samarinda, I. (2015). MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.
Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Syamil,hal.20.
9
Mohamad Muastafid Hamdi, Konsep Pengembangan Kurikulum, (Vol. No 1 Oktober 2017) hal 9
10
Ahmad Dhomiri,dkk., Konsep Dasar dan Peranan serta Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan, (Jurnal
Pendidikan dan Soaial Humaniora, Vol.3 No.1 Maret 2023), hal 126.
7

menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau dan


bersifat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa
pendidikan pada hakikatnya proese sosial.
2) Peranan kritis dan evaluatif, kurikulum turut berperan aktif
berpartisipasi dalam control sosial dan menekankan pada unsur
berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan
keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi
perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang
tepat atas dasar kriteria tertentu.
3) Peranan kreatif, menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan dimasa sekarang dan
mendatang. Mengandung hal-hal yang dapat membantu siswa
mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk
memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-
kemampuan baru, serta cara berfikir baru yang dibutuhkan
dalam kehidupannya.

2.3.2 Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan


Efektifitas dalam pelaksanaan Pendidikan harus berdasarkan
kurikulum, hal ini karen aseluruh kegiatan Pendidikan bermuara
kepada kurikulum. Pada dasarnya sebuah kurikulum adalah
merupakan suatu sistem yang saling terkait yang terdiri atas
beberapa komponen pendukung. Krukulum memiliki fungsi
sebagai pedoman dan acuan bagi penggunanya, artinya kurikulum
bagi seorang pendidik, berfungsi sebagai pedoman dalam mengajar
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendidikan merupakan
usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara dan Masyarakat dengan memilih isi (materi), strategi,
kegiatan dan teknik yang sesuai.
1) Menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat
8

fungsi, yaitu11:
a) Fungsi Pendidikan Umum (Common and general
education)
Fungsi pendidikan umum, yaitu fungsi
kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar
mereka menjadi anggota masyarakat yang yang
bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik
dan bertanggung jawab. Kurikulum harus
memberikan pengalaman belajar kepada setiap
peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-
nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat dan mahluk
sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus
diikuti oleh setiap siswa pada jenjang dan level atau
jenis pendidikan mana pun.
b) Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik
dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan
minat, maupun perbedan bakat. Kurikulum sebagai
alat pendidikan seharusnya dapat memberikan
pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan
perbedaan tersebut. Artinya, peserta didik yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata harus
terlayani untuk mengembangkan kemampuannya
secara optimal, sebaliknya siswa yang memiliki
kemampuan dibawah rata-rata juga harus terlayani
sesuai dengan kemampuannya.
c) Eksplorasi
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa
kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing

11
Baderiah, Buku Ajaran Penembangan kurikulum, (Lembaga Penerbit Kampus IAIN PALOPO 2018)
hal 33-35
9

siswa. Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat


belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga
memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya
paksaan. Namun demikian, proses eksplorasi
terhadap minat dan bakat siswa bukan pekerjaan
yang mudah. Adakalanya terjadi pemaksaan dari
pihak luar, misalnya para orangtua, yang sebenarnya
anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap
bidang tertentu, mereka dipaksa untuk memilihnya
hanya karena alasan-alasan tertentu yang
sebenarnya tidak rasional. Oleh karena itu para
pengembang kurikulum mesti dapat menggali
rahasia keberbakatan anak yang kadang-kadang
tersembunyi.
d) Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan keahlian yang
didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan
demikian, kurikulum harus memberikan pilihan
berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan,
pertanian, industri, atau disiplin akademik. Yang
bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan-
keterampilan sesuai dengan bidang spesialisnya.
Untuk itu pengembangan kurikulum harus
melibatkan para spesialis untuk menentukan
kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa
sesuai dengan bidang keahliannya.
2) Menurut Alexander Inglis mengemukakan enam fungsi
kurikulum untuk siswa yang meliputi 12:
a) Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud adalah bahwa kurikulum harus
dapat mengantar siswa agar mampu menyesuaikan

12
Ibid, hal 36-37
10

diri dalam kehidupan sosial masyarakat. Karena


individu hidup dalam lingkungan, sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis,
maka setiap individu harus mampu menyesuaikan
diri secara dinamis. Dan dibalik lingkungan pun
harus disesuaikan dengan kondisi perorangan,
disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat
pendidikan menuju individu yang well adjusted.
b) Fungsi Integrasi
Kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi
siswa secara utuh. Baik itu kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Oleh karena individu itu
sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat,
maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan
sumbangan dalam rangka membentuk sikaf sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku di masyarakatnya.
c) Fungsi Deferensiasi
Kurikulum harus dapat melayani setiap siswa
dengan segala keunikannya. Kurikulum perlu
memberikan pelayanan terhadap perbedaan
perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada
dasarnya deferensiasi akan mendorong orang
berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan mendorong
kemajuan sosial dalam masyarakat.
d) Fungsi Persiapan
Kurikulum harus dapat memberikan pengalaman
belajar bagi anak. kurikulum berfungsi
mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan
studi lebih lanjut ke jenjang yang lebih tinggi untuk
jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat
perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan atau semua apa yang
menarik minat mereka, maka kurikulum harus
11

membekali mereka dengan berbagai pengetahuan


yang diperlukan agar dapat mengikuti pelajaran
pada level pendidikan di atasnya juga agar dapat
belajar di masyarakat.
e) Fungsi Pemilihan
Kurikulum yang dapat memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan
bakat dan minatnya. Antara keperbedaan dan
pemilihan mempunyai hubungan yang erat. Ini
merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi
masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum
perlu diprogram secara fleksibel.
f) Fungsi Diagnostik
Fungsi diagnostik adalah fungsi untuk mengenal
berbagai kelemahan dan kekuatan siswa. Salah satu
segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu
memahami dan menerima dirinya sehingga dapat
mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini
dapat dilakukan bila mereka menyadari semua
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam
mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat
mengembangkan potensi siswa secara optimal
Alexander Inglis(dalam Hamalik, 1990).

Dapat disimpulkan maka kurikulum berfungsi untuk setiap


orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung maupun tidak
langsung dengan penyelenggaraan Pendidikan. Bagi guru, kurikulum
itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau
pengawasan. Sedangkan bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi
12

masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk


memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di
sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu
pedoman belajar.

2.4 Manfaat Kurikulum dalam Pendidikan

Kurikulum dalam pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam


menentukan kemajuan pendidikan di suatu negara, mulai dari ranah konsep
hingga aplikasi atau implementasi di lapangan. Berikut adalah beberapa
manfaat kurikulum dalam pendidikan yang dapat diambil dari hasil pencarian
:13
1) Sebagai pedoman bagi guru : Kurikulum dapat menjadi pedoman bagi
guru dalam merancang, merencanakan, melaksanakan, dan menilai
kegiatan pembelajaran.
2) Membantu guru memperbaiki situasi : Kurikulum dapat membantu
guru untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas, sehingga dapat
meningkatkan kualitas Pendidikan.
3) Meningkatkan kualitas Pendidikan : Kurikulum yang baik dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan peserta didik
agar dapat hidup di Masyarakat.
4) Mengarahkan tujuan Pendidikan: Kurikulum dapat menjadi pengarah
tujuan pendidikan kedepannya agar berjalan menjadi lebih baik.
5) Menentukan pelaksanaan dan hasil Pendidikan: Kurikulum
menentukan pelaksanaan dan hasil Pendidikan.

Dari hasil pencarian, dapat disimpulkan bahwa kurikulum memiliki peran


yang sangat penting dalam pendidikan dan dapat membantu meningkatkan
kualitas pendidikan serta mempersiapkan peserta didik agar dapat hidup di
masyarakat.

13
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2008, hal.10.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang berkaitan dengan tujuan,
isi, bahan ajar, dan metode pendidikan. Dimana Kurikulum merupakan bagian penting dalam
proses pendidikan, dan pendidikan tanpa kurikulum akan menjadi tidak terorganisir. Fungsi
kurikulum antara lain sebagai pedoman kegiatan pendidikan sehari-hari, menjaga
keseimbangan proses pendidikan, dan menjamin mutu lulusan. Kurikulum mengandung
banyak unsur konstruktif untuk mengoptimalkan pembelajaran, dan para ahli menyarankan
agar mencakup berbagai unsur untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Baderiah, Buku Ajaran Penembangan kurikulum, (Lembaga Penerbit Kampus IAIN


PALOPO 2018).

Dhomiri.A,dkk., Konsep Dasar dan Peranan serta Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan,
(Jurnal Pendidikan dan Soaial Humaniora, Vol.3 No.1 Maret 2023).
Hamdi.M.M, Konsep Pengembangan Kurikulum, (Vol. No 1 Oktober 2017).

Hamalik.O, Manajemen Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT. REMAJA


ROSDAKARYA, Cet. IV; 2010), h. 10Tarihoran.N, Pengembangan
Kurikulum (Serang Banten, Loquen Press, 2017).

Hermawan.C.Y,dkk., Konsep Kurikulum dan Pendidikan Islam, (Vol.1 No. 1 Januari-Maret


2020).

Hasyim.F, Kurikulum pendidikan agama islam, (Madani, Malang, 2015).

Mahsyur.R, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum,( AURA CV.Anugrag Utama


Raharja Anggota IKPI, September 2019).

Nasir, M., & Samarinda, I. (2015). MANAJEMEN KURIKULUM DALAM


PENDIDIKAN. Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Syamil.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana,
2008.
Tarihoran.N, Pengembangan Kurikulum (Serang Banten, Loquen Press, 2017).

14

Anda mungkin juga menyukai