Tuton 1 TAP Ilmu Hukum
Tuton 1 TAP Ilmu Hukum
Pasal 170 KUHP tentang kekerasan secara bersama-sama terhadap orang atau barang,
lalu pasal 406 KUHP tentang Perusakan, dan pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.
Amuk oknum TNI berdasarkan pengaduan setidaknya merusak 83 unit kendaaraan
bermotor dan menganiaya hingga terluka 16 orang warga sipil yang umumnya para
pengendara sepeda motor yang melalui jalur tersebut. Tidak berhenti di situ,
sekelompok oknum TNI tersebut juga merusak pertokoan, menyerang warga sipil,
pengerusakan kendaraan bermotor, fasilitas umum dan pembakaran kendaraan
bermotor di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari sebelum
menyerang Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur. Penyerangan di Mapolsek Ciracas itu
menyebabkan dua orang anggota polisi dan 79 warga sipil terluka. Puncak kericuhan
adalah pembakaran mobil di halaman Mapolsek Ciracas yang jadi sasaran oknum-
oknum TNI.
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa anggota TNI tersebut secara bersama-
sama melakukan tindak kekerasan terhadap orang atau barang (kendaraan bermotor,
pertokoan dan fasilitas umum), baik perusakan maupun penganiayaan.
2) Ada tidaknya perbuatan melawan hukum dari Oknum Prajurit TNI (langsung atau
tidak langsung) yang telah memenuhi unsur melawan hukum militer? Jelaskan!
Jawab :
Perbuatan melawan hukum dari Oknum Prajurit TNI ialah "terang-terangan dan
tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang dan barang mengakibatkan
luka-luka dan rusak"Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal
170 Ayat (1) jo Ayat (2) ke-1 KUHP.
Pengaturan kekuasaan kehakiman di Indonesia diatur dalam BAB IX Pasal 24, Pasal
24A, Pasal 24C, dan Pasal 25 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Pasal 24 Ayat (1) Undang Uundang Dasar Negara Republik Indonenesia Tahun 1945:
"Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan." Pengertian
kekuasaan kehakiman tersebut dijelaskan dalam Ketentuan Umum Pasal 1 Angka 1
UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
"Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.
Kemudian kedudukan Peradilan Militer sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman
diatur dalam Pasal 24 Ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945 selengkapnya berbunyi:
"Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan olen
sebuan Mahkamah Konstitusi.
Dengan demikian kedudukan Peradilan Militer merupakan salah satu badan peradilan
yang melaksanakan kekuasaan kehakiman untuk menegakkan hukum dan keadilan
dengan memperhatikan kepentingan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara,
yang susunan dan kekuasaaan serta hukum acaranya termasuk pengkhususannya
diatur dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer (UU
Peradilan Militer).