Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

DINAMIKA ASEAN

Ilham Febriyansyah
202122040
Dinamika Asean ( A)

1.Bagaimana posisi ASEAN dalam Global E-commerce Growth?

2.Apa saja kerangka kerja ASEAN dalam Menghadapi Climate Change?

3. Jelaskan Strategi"Global Gateway"ASEAN–EU!

4.Apa saja peran penting ASEAN dengan CSOs terkait NSA dalam perubahan ASEAN
Way?

5.Bagaimana Kinerja ASEAN dalam menciptakan pasar tunggal ASEAN

6.Bagaimana peran Pemda dalam pemberdayaan UMKM untuk ekonomi ASEAN?

7.Jelaskan peran ASEAN dalam menghadapi isu kemanusiaan di ASEAN

8.Bagaimana hubungan China,AS,dan Jepang dengan


ASEAN

1
ASEAN memiliki posisi yang penting dalam pertumbuhan e-commerce global. Berikut adalah
penjelasan singkat mengenai posisi ASEAN dalam pertumbuhan e-commerce global:

1. Pertumbuhan Pasar E-commerce:


- ASEAN merupakan salah satu pasar e-commerce terbesar di dunia dengan
pertumbuhan yang pesat. Meningkatnya penetrasi internet dan adopsi teknologi di kawasan
telah mendorong pertumbuhan e-commerce yang signifikan.

2. Potensi Konsumen Besar:


- Populasi ASEAN yang besar dan meningkatnya tingkat urbanisasi memberikan potensi
pasar konsumen yang besar bagi industri e-commerce.
- Semakin banyak penduduk ASEAN yang memiliki akses internet dan menggunakan
smartphone, meningkatkan kesempatan bagi bisnis e-commerce untuk menjangkau
konsumen di kawasan.

3. Peningkatan Kepercayaan Konsumen:


- ASEAN telah berupaya meningkatkan kepercayaan konsumen dalam melakukan
transaksi e-commerce melalui perlindungan konsumen, pengaturan privasi data, dan
pengembangan kebijakan yang melindungi hak-hak konsumen.

4. Kerja Sama Regional:


- ASEAN telah melakukan kerja sama dalam mengembangkan kerangka kerja dan
kebijakan e-commerce yang harmonis di kawasan, termasuk dalam hal regulasi, standar,
dan perlindungan konsumen.
- Melalui inisiatif seperti ASEAN Digital Integration Framework, ASEAN terus berupaya
memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam mendorong pertumbuhan e-commerce di
kawasan.

Sumber referensi:
1. ASEAN Secretariat: "ASEAN ICT Masterplan 2020" -
https://asean.org/storage/2012/05/ASEAN-ICT-Masterplan-2020.pdf

2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Digital Integration Framework" -


https://asean.org/storage/2021/11/ASEAN-Digital-Integration-Framework.pdf

3. e-Conomy Southeast Asia 2020: "Unlocking the $300B Digital Opportunity" -


https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/sg/Documents/technology-media-
telecommunications/sea-digital-economic-report-2020-noexp.pdf

2.
ASEAN memiliki beberapa kerangka kerja dalam menghadapi perubahan iklim. Berikut
adalah penjelasan singkat mengenai beberapa kerangka kerja ASEAN terkait perubahan
iklim:

1. ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP):


- AATHP merupakan perjanjian antarnegara ASEAN untuk mengatasi polusi asap
transboundary yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan.
- Perjanjian ini berfokus pada pencegahan, pengurangan, dan penanggulangan asap
transboundary melalui kerja sama antarnegara ASEAN.

2. ASEAN Framework on Climate Change:


- Kerangka kerja ini bertujuan untuk mengoordinasikan upaya negara-negara anggota
ASEAN dalam menghadapi perubahan iklim.
- Mengidentifikasi prioritas tindakan, mengembangkan kebijakan nasional, dan
meningkatkan kapasitas dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

3. ASEAN Work Programme on Climate Change:


- Program kerja ini menyediakan arah strategis untuk mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim di kawasan ASEAN.
- Meliputi tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan efisiensi
energi, mempromosikan energi terbarukan, dan mengembangkan strategi adaptasi yang
berkelanjutan.

4. ASEAN Joint Response to Climate Change:


- Respons bersama ini mencakup langkah-langkah konkrit yang dilakukan bersama oleh
negara-negara anggota ASEAN untuk menghadapi perubahan iklim.
- Termasuk upaya dalam peningkatan kapasitas, transfer teknologi, pembiayaan iklim, dan
pengembangan sumber daya manusia terkait perubahan iklim.

Kerangka kerja ASEAN dalam menghadapi perubahan iklim bertujuan untuk


mempromosikan kerja sama, koordinasi, dan tindakan konkret antara negara-negara
anggota ASEAN dalam mengatasi dampak perubahan iklim di kawasan.

Sumber referensi:
1. ASEAN Secretariat: "ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution" -
https://asean.org/storage/2017/02/ASEAN-Agreement-on-Transboundary-Haze-Pollution.pdf
2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Framework on Climate Change" -
https://asean.org/storage/2018/07/5.-ASEAN-Framework-on-Climate-Change-2nd-
Edition.pdf
3. ASEAN Secretariat: "ASEAN Work Programme on Climate Change" -
https://asean.org/storage/2019/08/ASEAN-Work-Programme-on-Climate-Change-2016-
2025.pdf
4. ASEAN Secretariat: "ASEAN Joint Response to Climate Change" -
https://asean.org/storage/2017/02/ASEAN-Joint-Response-to-Climate-Change.pdf

3.
Strategi "Global Gateway" adalah kerangka kerja yang ditetapkan oleh ASEAN dan Uni
Eropa (EU) untuk memperdalam kemitraan dan kerja sama mereka. Berikut adalah
penjelasan singkat mengenai strategi "Global Gateway" ASEAN-EU:

1. Meningkatkan Koneksi dan Konvergensi:


- Strategi "Global Gateway" bertujuan untuk meningkatkan konektivitas fisik, digital, dan
manusia antara ASEAN dan EU.
- Mendorong investasi dan kolaborasi dalam infrastruktur, transportasi, energi, serta
peningkatan akses digital dan digitalisasi sektor ekonomi.
- Memperkuat pertukaran akademik, pelajar, dan penelitian untuk memperdalam
pemahaman saling antara masyarakat ASEAN dan EU.

2. Memperdalam Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan:


- Strategi ini menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama ekonomi dan
perdagangan antara ASEAN dan EU.
- Mendorong perundingan dan implementasi perjanjian perdagangan, seperti Perjanjian
Perdagangan Bebas Komprehensif ASEAN-EU (FTA).
- Membangun lingkungan usaha yang kondusif dan memperkuat iklim investasi melalui
peraturan yang jelas, perlindungan hak kekayaan intelektual, serta kolaborasi dalam sektor
inovasi dan teknologi.

3. Peningkatan Keamanan dan Kerja Sama Regional:


- Strategi ini juga menyoroti pentingnya meningkatkan kerja sama dalam bidang
keamanan dan pertahanan antara ASEAN dan EU.
- Memperkuat kerja sama dalam penanggulangan terorisme, kejahatan siber, serta
peningkatan kapasitas dalam menjaga keamanan maritim dan sumber daya alam.
- Mendukung peran ASEAN dalam mempromosikan dialog dan kerja sama regional yang
inklusif, terbuka, dan berdasarkan aturan internasional.

Strategi "Global Gateway" menjadi landasan untuk meningkatkan kerja sama komprehensif
antara ASEAN dan EU dalam berbagai bidang, dengan fokus pada konektivitas, ekonomi,
keamanan, dan kerja sama regional.

Sumber referensi:
1. ASEAN Secretariat: "ASEAN-EU Plan of Action (2021-2025)" -
https://asean.org/storage/2021/11/ASEAN-EU-Plan-of-Action-2021-2025.pdf
2. European External Action Service (EEAS): "ASEAN-EU: Towards a Strategic Partnership"
- https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/asean-eu_towards_a_strategic_partnership.pdf

4.
ASEAN memiliki peran penting dalam melibatkan Civil Society Organizations (CSOs) atau
Non-State Actors (NSAs) dalam perubahan "ASEAN Way" (cara ASEAN) yang tradisional.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai peran ASEAN dengan CSOs terkait NSA dalam
perubahan "ASEAN Way":

1. Partisipasi dan Konsultasi:


- ASEAN telah melibatkan CSOs dalam proses pengambilan keputusan melalui dialog,
konsultasi, dan pertemuan bersama.
- Melalui mekanisme seperti ASEAN Civil Society Conference/ASEAN People's Forum
(ACSC/APF), ASEAN telah memberikan platform bagi CSOs untuk menyampaikan
pandangan, masukan, dan rekomendasi terkait kebijakan ASEAN.

2. Keterlibatan dalam Proses Pembuatan Kebijakan:


- ASEAN memungkinkan CSOs terkait NSA untuk terlibat dalam proses pembuatan
kebijakan dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan gagasan,
analisis, dan rekomendasi kepada ASEAN.
- Keterlibatan CSOs terkait NSA dalam dialog dan kelompok kerja ASEAN dapat
mempengaruhi kebijakan dan memperkaya perspektif dalam pengambilan keputusan.

3. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas:


- ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas melalui
penguatan hubungan dengan CSOs terkait NSA.
- ASEAN menyediakan akses informasi yang lebih baik dan berusaha untuk melibatkan
CSOs dalam pemantauan implementasi kebijakan dan program ASEAN.

4. Pelibatan dalam Isu-isu Prioritas:


- ASEAN mengakui peran penting CSOs terkait NSA dalam mempercepat pencapaian
prioritas-prioritas ASEAN, seperti penanggulangan bencana, isu lingkungan, hak asasi
manusia, kesehatan, dan kesetaraan gender.
- CSOs terkait NSA diundang untuk berpartisipasi dalam acara-acara dan inisiatif ASEAN
yang berkaitan dengan isu-isu tersebut.

Sumber referensi:
1. ASEAN Secretariat: "ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint 2025" -
https://asean.org/storage/2019/01/3.-ASCC-Blueprint-2025.pdf
2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Guidelines on Engagement with Civil Society Organisations"
- https://asean.org/storage/2018/07/10.-Guidelines-on-Engagement-with-CSOs-2017.pdf
3. ASEAN Civil Society Conference/ASEAN People's Forum (ACSC/APF) - https://asean-
civilsocietyconference.net/

5
ASEAN telah mengambil langkah-langkah penting untuk menciptakan pasar tunggal
ASEAN, yang dikenal sebagai ASEAN Single Market. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai kinerja ASEAN dalam menciptakan pasar tunggal ASEAN:

1. Pembebasan Perdagangan:
- ASEAN telah melakukan pembebasan tarif secara bertahap antara negara anggota,
dengan tujuan menciptakan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA).
- AFTA bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan, mendorong liberalisasi tarif,
dan meningkatkan akses pasar bagi produk-produk ASEAN.

2. Pemudahan Perdagangan:
- ASEAN berkomitmen untuk memfasilitasi kemudahan berusaha dan perdagangan di
kawasan, dengan mengurangi birokrasi, meningkatkan transparansi, dan mengadopsi
praktik terbaik dalam proses perdagangan.
- Langkah-langkah seperti penggunaan sistem perizinan elektronik, harmonisasi prosedur
bea cukai, dan peningkatan koordinasi antarlembaga telah dilakukan untuk mempermudah
perdagangan.
3. Mobilitas Tenaga Kerja:
- ASEAN berupaya meningkatkan mobilitas tenaga kerja di kawasan untuk memperkuat
integrasi ekonomi. Hal ini dilakukan melalui kesepakatan seperti ASEAN Framework
Agreement on Services (AFAS) yang memfasilitasi pergerakan tenaga kerja terampil dan
profesional di antara negara anggota.

4. Harmonisasi Regulasi dan Standar:


- ASEAN berusaha untuk mengharmonisasikan regulasi dan standar di berbagai sektor,
seperti perdagangan, investasi, keuangan, dan sertifikasi produk.
- Mekanisme harmonisasi, seperti Mutual Recognition Arrangements (MRA), telah
diperkenalkan untuk memfasilitasi pengakuan saling antar negara anggota terhadap
kualifikasi profesional, standar produk, dan proses pengujian.

Sumber referensi:
1. ASEAN Secretariat: "ASEAN Economic Community Blueprint" -
https://asean.org/storage/2017/02/ASEAN-Economic-Community-Blueprint.pdf
2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Economic Community Scorecard" -
https://asean.org/storage/2018/07/4.-ASEAN-Economic-Community-Scorecard-2018.pdf
3. ASEAN Secretariat: "ASEAN Trade in Goods Agreement" -
https://asean.org/storage/2012/05/2.-ATIGA-text-as-at-Nov-2011.pdf

Peran pemerintah daerah (Pemda) dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) untuk ekonomi ASEAN sangat penting. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai peran Pemda dalam pemberdayaan UMKM:

1. Kebijakan dan Regulasi:


- Pemda memiliki peran dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan dan
regulasi yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM.
- Mereka dapat mengeluarkan kebijakan yang mendorong kemudahan berusaha,
memperbaiki iklim investasi, memberikan insentif pajak, serta melindungi dan memfasilitasi
UMKM.

2. Infrastruktur dan Aksesibilitas:


- Pemda bertanggung jawab untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti
transportasi, energi, dan teknologi informasi, yang mendukung operasional dan konektivitas
UMKM.
- Mereka juga dapat memfasilitasi akses UMKM ke pasar, baik lokal maupun regional,
dengan membangun jaringan distribusi dan promosi produk UMKM.

3. Pendampingan dan Pelatihan:


- Pemda dapat memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM dalam berbagai
aspek bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, dan keuangan.
- Mereka juga dapat membentuk lembaga atau program khusus yang menyediakan
bimbingan dan pendampingan bagi UMKM dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan
kapasitas mereka.
4. Kolaborasi dan Jaringan:
- Pemda dapat memfasilitasi kolaborasi antara UMKM dengan pihak lain, seperti lembaga
keuangan, perguruan tinggi, dan asosiasi bisnis, untuk memperluas jaringan dan akses ke
sumber daya yang mendukung pertumbuhan UMKM.
- Mereka juga dapat mendorong partisipasi UMKM dalam forum atau acara ekonomi
ASEAN untuk mempromosikan produk dan memperluas pasar.

Sumber referensi:
1. ASEAN SME Agencies Working Group: "ASEAN Guidelines on SME Development" -
https://www.asean.org/storage/images/archive/sme/ASEAN-Guidelines-on-SME-
Development-2017.pdf
2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Strategic Action Plan for SME Development 2016-2025" -
https://asean.org/storage/2017/02/ASEAN-Strategic-Action-Plan-for-SME-Development-
2016-2025.pdf
3. United Nations ESCAP: "Promoting Local Economic Development through Strategic
Planning and Entrepreneurship in ASEAN Countries" -
https://www.unescap.org/sites/default/files/publications/Local-Economic-Development-
Strategic-Planning-Entrepreneurship-ASEAN.pdf

6
Peran pemerintah daerah (Pemda) dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) untuk ekonomi ASEAN sangat penting. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai peran Pemda dalam pemberdayaan UMKM:

1. Kebijakan dan Regulasi:


- Pemda memiliki peran dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan dan
regulasi yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM.
- Mereka dapat mengeluarkan kebijakan yang mendorong kemudahan berusaha,
memperbaiki iklim investasi, memberikan insentif pajak, serta melindungi dan memfasilitasi
UMKM.

2. Infrastruktur dan Aksesibilitas:


- Pemda bertanggung jawab untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti
transportasi, energi, dan teknologi informasi, yang mendukung operasional dan konektivitas
UMKM.
- Mereka juga dapat memfasilitasi akses UMKM ke pasar, baik lokal maupun regional,
dengan membangun jaringan distribusi dan promosi produk UMKM.

3. Pendampingan dan Pelatihan:


- Pemda dapat memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM dalam berbagai
aspek bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, dan keuangan.
- Mereka juga dapat membentuk lembaga atau program khusus yang menyediakan
bimbingan dan pendampingan bagi UMKM dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan
kapasitas mereka.
4. Kolaborasi dan Jaringan:
- Pemda dapat memfasilitasi kolaborasi antara UMKM dengan pihak lain, seperti lembaga
keuangan, perguruan tinggi, dan asosiasi bisnis, untuk memperluas jaringan dan akses ke
sumber daya yang mendukung pertumbuhan UMKM.
- Mereka juga dapat mendorong partisipasi UMKM dalam forum atau acara ekonomi
ASEAN untuk mempromosikan produk dan memperluas pasar.

Sumber referensi:
1. ASEAN SME Agencies Working Group: "ASEAN Guidelines on SME Development" -
https://www.asean.org/storage/images/archive/sme/ASEAN-Guidelines-on-SME-
Development-2017.pdf
2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Strategic Action Plan for SME Development 2016-2025" -
https://asean.org/storage/2017/02/ASEAN-Strategic-Action-Plan-for-SME-Development-
2016-2025.pdf
3. United Nations ESCAP: "Promoting Local Economic Development through Strategic
Planning and Entrepreneurship in ASEAN Countries" -
https://www.unescap.org/sites/default/files/publications/Local-Economic-Development-
Strategic-Planning-Entrepreneurship-ASEAN.pdf

7.

ASEAN memiliki peran yang penting dalam menghadapi isu kemanusiaan di kawasan Asia
Tenggara. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai peran ASEAN dalam menghadapi
isu kemanusiaan:

1. Kerjasama Regional:
- ASEAN bertujuan untuk mempromosikan kerjasama regional dalam menghadapi isu
kemanusiaan, seperti bencana alam, pengungsi, migran, dan konflik bersenjata.
- ASEAN membentuk mekanisme dan lembaga khusus, seperti ASEAN Coordinating
Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre), untuk
merespons dengan cepat bencana alam di kawasan.

2. Pembentukan Panduan dan Prinsip:


- ASEAN telah mengembangkan panduan dan prinsip untuk mengatasi isu kemanusiaan,
seperti panduan dalam penanganan pengungsi dan pencari suaka di kawasan.
- Prinsip-prinsip yang ditekankan mencakup prinsip non-camp, non-refoulement, dan
peningkatan kerjasama regional dalam menangani isu kemanusiaan.

3. Diplomasi dan Dialog:


- ASEAN berperan sebagai platform diplomasi dan dialog untuk mendorong dialog
antarnegara anggota dalam menangani isu kemanusiaan.
- ASEAN mengadakan pertemuan khusus, seperti KTT ASEAN, pertemuan menteri luar
negeri, dan dialog dengan mitra eksternal, untuk membahas isu kemanusiaan dan mencari
solusi bersama.
Sumber referensi:
1. ASEAN Secretariat: "ASEAN Community Vision 2025" -
https://asean.org/storage/2017/02/ASEAN-Community-Vision-2025.pdf
2. ASEAN Secretariat: "ASEAN Humanitarian Assistance Framework" -
https://asean.org/storage/2018/07/2.-ASEAN-Humanitarian-Assistance-Framework.pdf
3. ASEAN Secretariat: "ASEAN Declaration on the Protection and Promotion of the Rights of
Migrant Workers" - https://asean.org/storage/2018/08/8.-ASEAN-Declaration-on-the-
Protection-and-Promotion-of-the-Rights-of-Migrant-Workers.pdf

8
Hubungan antara China, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan ASEAN memiliki dinamika yang
kompleks. Berikut adalah gambaran singkat mengenai hubungan tersebut:

1. China dan ASEAN:


- China adalah mitra dagang terbesar ASEAN dan memiliki pengaruh ekonomi yang
signifikan di kawasan tersebut.
- China juga terlibat dalam kerjasama dengan ASEAN melalui berbagai mekanisme seperti
Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang ditandatangani pada
tahun 2020.
- Namun, hubungan China-ASEAN tidak selalu bebas konflik. Isu-isu terkait klaim wilayah
di Laut China Selatan menjadi sumber ketegangan antara China dan beberapa negara
ASEAN seperti Filipina dan Vietnam.

2. AS dan ASEAN:
- AS adalah mitra penting ASEAN dalam berbagai bidang seperti keamanan, ekonomi, dan
budaya.
- AS telah meluncurkan kebijakan "Rebalancing" atau "Pivot to Asia" yang menekankan
pentingnya keterlibatan AS di Asia Pasifik, termasuk dengan ASEAN.
- Kerjasama ASEAN-AS terutama fokus pada bidang ekonomi, keamanan maritim, dan
peningkatan kapasitas.
- Namun, hubungan AS-ASEAN juga memiliki tantangan seperti perbedaan pendekatan
dalam menangani isu-isu regional seperti Laut China Selatan dan Myanmar.

3. Jepang dan ASEAN:


- Jepang merupakan mitra penting ASEAN dalam bidang perdagangan, investasi, dan
bantuan pembangunan.
- Jepang secara aktif terlibat dalam kerjasama regional melalui berbagai mekanisme
seperti Pertemuan ASEAN+3 (Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan) dan Kerangka
Kerjasama Masyarakat Ekonomi Asia Timur (East Asia Economic Community, EAEC).
- Jepang juga berperan dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di
kawasan ASEAN, serta membantu dalam upaya peningkatan kapasitas dan pembangunan
infrastruktur.

Sumber referensi:
1. Asian Development Bank (ADB): "ASEAN+3 Regional Cooperation: Progress, Prospects,
and Challenges" (2018) - https://www.adb.org/sites/default/files/publication/425736/asean-
three-regional-cooperation-progress-prospects-challenges.pdf
2. Council on Foreign Relations (CFR): "Southeast Asia's Relations With China: The Belt
and Road Initiative" (2020) - https://www.cfr.org/backgrounder/southeast-asias-relations-
china-belt-and-road-initiative
3. Center for Strategic and International Studies (CSIS): "The United States and ASEAN:
Key Takeaways from the 2021 Virtual ASEAN-U.S. Summit" (2021) -
https://www.csis.org/analysis/united-states-and-asean-key-takeaways-2021-virtual-asean-
us-summit

Anda mungkin juga menyukai