PENGELOLAAN VAKSIN
UPTD PUSKESMAS KARE TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tetap menjadi
penyebab kematian.untuk mendapat dampak penurunan kematian dan kesakitan, maka
program imunisasi tidak hanya berbicara tentang cakupan tetapi kualitas pelayanan
harus terjamin. Salah satu kualitas pelayanan program imunisasi adalah potensi vaksin
yang cukup yaitu melalui rantai dingin vaksin dari pabrik ke lapangan tetap dijaga
dengan baik sesuai dengan ketentuan.
Upaya imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti sangat
efektif. Dengan upaya imunisasi penyakit cacar terbukti terbasmi di Indonesia
sehingga Inonesia sudah bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974 oleh WHO. Pada
tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi pengembangan program imunisasi
dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dnegan
imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, rubela polio, tetanus,
dan hepatitis B. Dalam penyelenggaraan program imunisasi sibutuhkan vaksin, alat
suntik, rantai dingin agar kualitas vaksinasi sesuai dengan standart guna
menumbuhkan imunitas yang optimal bagi sasaran imunisasi.
Vaksin merupakan suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman, racun kuman, yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna
merangsang kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Sebagai
produk biologis vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan
yang khusus sejak diproduksi di abrik hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang
baik untuk semua jenis vaksin adalah + 2°C s/d + 8°C.
Sesuai dengan laporan KIPI oleh USA menyatakan sebagian besar kejadian
KIPI akibat kesalahan prosedur dan pelaksanaan. Oleh karena itu proses pengiriman
vaksin melalui transportasi darat atau udara vaksin harus disimpan pada Cold Box.
Ditingkat provinsi/ kabupaten Cold Box berupa freezer atau lemari es, sedangkan
ditingkat Puskesmas Cold Box sudah menggunakan termos anti panas.
Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat
apakah vaksin layak digunakan atau tidak. Petugas Cold Chain dalam memantau suhu
vaksin ada berbagai alat dan indikator yang sangat membantu seperti VVM, Freeze
tag dan TTM.
B. LATAR BELAKANG
Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksin
yang baik, yaitu melalui pengolahan rantai dingin vaksin dari pabrik sampai
kelapangan tetap terjaga dengan baik sesuai dengan ketentuan vaksin yaitu suatu
produk biologis yang dibuat dari komponen kuman/ racun kuman yang telah
dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan
tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Penyimpanan vaksin di Puskesmas Kare sudah sesuai dengan standar
operasional pelaksanaan (SOP) dari panduan yang ada. Bila penyimpanan vaksin di
Puskesmas belum sesuai standart dikhawatirkan dapat mengakibatkan kerusakan
vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensi vaksin itu sendiri yang
berpengaruh pada kualitas vaksin yang dapat menimbukan kejadian ikutan paca
imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengatur cara-cara pengelolaan rantai dingin vaksin dan vaksin yang sesuai standart
ditingkat Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian rantai dingin vaksin
b. Mengetahui dan memahami jenis peralatan rantai dingin vaksin
c. Mengetahui dan memahami perawatan peralatan rantai dingin vaksin
d. Mengetahui dan memahami klasifikasi vaksin
e. Mengetahui dan memahami jenis vaksin
f. Mengetahui dan memahami tata cara peyimpanan vaksin
g. Mengetahui dan memahami tata cara pendistribusian vaksin
h. Mengetahui dan memahami tata cara penerimaan vaksin
i. Mengetahui dan memahami penyusunan dan pengepakan vaksin
j. Mengetahui dan memahami penanganan vaksin di unit pelayanan
k. Mengetahui dan memahami penanganan vaksin pada kondisi tertentu
l. Mengetahui dan memahami pencatatan pengeluaran vaksin
• Penyimpanan pelarut
vaksin pada suhu 2°C
s.d. 8°C atau pada suhu
ruang terhindar dari sinar
matahari langsung.
Sehari sebelum
digunakan, pelarut
disimpan pada suhu 2°C
s.d. 8°C
Ketentuan Prioritas
Penggunaan Vaksin
1. Keterpaparan vaksin
terhadap panas
2. Masa Kedaluarsa
Vaksin
Apabila kondisi VVM
vaksin sama, maka
digunakan vaksin yang
lebih pendek masa
kadaluwarsanya (Early
Expire First Out/EEFO).
3. Waktu Penerimaan
Vaksin
Vaksin yang terlebih
dahulu diterima
sebaiknya dikeluarkan
terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan dengan
asumsi bahwa vaksin
yang diterima lebih
awal mempunyai jangka
waktu pemakaian yang
lebih pendek.
Pemakaian Vaksin Sisa
Vaksin sisa pada pelayanan
statis (Puskesmas, Rumah Sakit
atau praktek swasta) bisa
diunakan pada pelayanan hari
berikutnya. Beberapa
persyaratan yang harus
dipenuhi adalah:
• Disimpan pada suhu
2°C s.d. 8°C
• VVM dalam kondisi A
atau B
• Belum kadaluwarsa
• Tidak terendam air
selama penyimpanan
• Belum melampaui masa
pemakaian.
Masa Pemakaian Vaksin Sisa
( vial Terbuka )
Kerusakan Vaksin
- Terhadap panas / sinar
matahari.
- Terhadap pembekuan
- Pelarut tidak boleh di
bekukan
Semua vaksin dapat
rusak bila terkena
sinar matahari
langsung Periksa
VVM
Ultra violet dapat
merusak vaksin BCG
Shake test ( Uji Kocok )
- Dilakukan terhadap
vaksin sensitif beku yang
dicurigai beku:
Alat pemantau suhu
menunjukan 0o C
Freeze tag : tanda ”X”
- Dilakukan dengan
membandingkan vaksin
yang dicurigai beku
dengan vaksin jenis yang
sama yang sengaja
dibekukan
Alur Distribusi Vaksin Program
a) Biofarma
b) Kemenkes
c) Dinkes Propinsi
d) Dinkes Kabupaten
e) Puskesmas
f) Posyandu / pos imunisasi
2. Permintaan Vaksin
Dengan mempertimbangkan :
a) Tingkat Stok minimum dan
Maksimum
b) Kapasitas tempat
penyimpanan
c) Sisa stok
Deangan melampirka Laporan
stok vaksin dan laporan
cakupan
3. Penerimaan Vaksin
Dengan memeriksa :
a) Kelengkapan Administrasi
- SP/SBBK
- VAR
b) Kualitas Vaksin
- Periksa setiap box
tempat vaksin
- Periksa alat pemantau
suhu pada setiap box
- Freeze tag / VVM /
VCCM
Penyusunan Vaksin Pada
Refrigerator
Prinsip-prinsip penyusunan
vaksin dalam vaccine
refrigerator di Puskesmas
antara lain:
Semua vaksin disimpan
pada suhu 20C s.d 80C
Letakkan cool pack di
bagian bawah refrigerator
sebagai penahan dingin dan
menjaga kestabilan suhu
Peletakan dus vaksin
mempunyai jarak antara
minimal 1- 2 cm atau satu
jari tangan
Vaksin HS ( BCG,
Campak-Rubella, Polio )
diletakkan dekat dengan
evaporator
Vaksin FS (Hep. B,
DPT/HB/Hib, DT, Td, IPV,
HPV, PCV dan JE)
diletakkan jauh dengan
evaporator
Vaksin dalam vaccine
refrigerator harus diletakkan
dalam kotak vaksin
Penempatan Vaccine
Refrigerator
Jarak VR- dinding belakang
: > + 10 – 15 cm atau
sampai pintu VR dapat
dibuka
Jarak antara VR - VR: + 15
cm
Tidak terkena sinar
matahari langsung
Sirkulasi udara cukup
(exhaust fan)
Satu unit VR/ freezer 1
stop kontak listrik
Satu Stop Kontak Untuk Satu
VR. Satu VR Untuk Satu Jenis
Vaksin. Beri Jarak Antar VR
Penanganan Vaksin di
Unit Pelayanan
Di Puskesmas dan Unit
Pelayanan Statis Lainnya
1. Vaksin disimpan dalam
vaccine refrigerator
dengan suhu 2oC s.d
8oC.
2. Ketika akan melakukan
pelayanan imunisasi,
siapkan vaksin ke dalam
vaccine carrier yang
diberi kotak dingin cair.
Hal ini agar vaccine
refrigerator tidak dibuka
berulang kali ketika
sasaran datang.
3. Letakkan vaccine
carrier di meja yang
tidak terkena sinar
matahari langsung.
4. Dalam penggunaan,
letakkan vaksin diatas
spon/busa yang berada
di dalam vaccine
carrier.
Di dalam vaccine carrier tidak
boleh ada air yang merendam
vaksin. Ini untuk mencegah
kontaminasi vaksin dari bakteri
lain
Di Posyandu atau
Pelayanan Luar Gedung
Lainnya
Pada prinsipnya sama seperti di
komponen statis, dan intinya
vaksin tetap berada pada suhu
2°C s.d 8°C. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Sepulang dari lapangan,
sisa vaksin yang belum
dibuka diberi tanda khusus
untuk didahulukan
penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya
selama VVM nya masih
baik.
2. Semua sisa vaksin yang
sudah dibuka pada kegiatan
lapangan misalnya pada
posyandu, sekolah, atau
pelayanan di luar gedung
lainnya tidak boleh
digunakan lagi.
Penanganan Vaksin Pada
Kondisi Tertentu
Beberapa hal yang harus
dipahami pengelola vaksin
dalam menghadapi kondisi
tertentu adalah memahami
bentuk dan type vaccine
refrigerator.
• Bila Ice Line Refrigerator:
periksa suhu, jangan
membuka pintu vaccine
refrigerator karena jenis ini
mempunyai cold life 15-24
jam.
• Bila RCW 42 EK-50 EK
yang mempunyai cold life
4-5 jam: siapkan peralatan
atau langkah-langkah
penyelamatan vaksin, yaitu:
o Menggunakan burner
o Menghidupkan
generator (bila ada)
F. SASARAN
Sasaran dalam pengelolaan vaksin adalah rantai dingin vaksin dan vaksin
a. Pencatatan stok vaksin harus selalu dilakukan setiap kali ada transaksi
penerimaan dan pengeluaran/pemakaian vaksin.
b. Pencatatan dibuat terpisah per masing-masing antigen.
c. Adapun hal-hal yang perlu dicatat adalah tanggal transaksi, asal vaksin
diterima atau tujuan vaksin dikeluarkan/dipakai, nomor surat/SBBK, jumlah
vaksin yang diterima/dikeluarkan, nomor batch, VVM, tanggal kadaluarsa,
dan sisa stok.
d. Setiap akhir bulan atasan langsung pengelola vaksin melakukan monitoring
administrasi dan fisik vaksin serta logistik lainnya.
e. Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang
bersamaan dengan laporan cakupan Imunisasi.
f. Pelaporan Pelaksanaan pelayanan Imunisasi setiap akhir bulan sampai batas
waktu tanggal 5 bulan berikutnya ke dinas kesehatan, dan laporan capaian
kinerja imunisasi ke PJ UKM puskesmas Kare.
g. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara melihat hasil capaian pelaksanaan
kegiatan imunisasi dengan target capaian imunisasi sesuai standart pelayanan
minimal (SPM) yang telah ditentukan sehingga ditemukan adanya
kesenjangan . Dari kesenjangan itu bisa di cari permasalahan -permasalahan
ketidaktercapainya target program untuk selajutnya dibuat analisa dan
kesepakatan rencana tindak lanjut permasalahan tersebut.
h. Hasil pengolahan dan analisa data mutu, dituangkan dalam bentuk laporan
yang kemudian akan dilaporkan kepada Unit Penjamin Mutu (UPM) setiap
bulan sekali. Rapat Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan membahas hasil
capaian indikator mutu dan keselamatan pasien, sekaligus melaksanakan
PDSA untuk indikator yang belum mencapai target..
Mengetahui, KARE, 5 Januari 2022
Kepala UPTD Puskesmas KARE Penanggung Jawab Program