Anda di halaman 1dari 27

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PENGELOLAAN VAKSIN
UPTD PUSKESMAS KARE TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tetap menjadi
penyebab kematian.untuk mendapat dampak penurunan kematian dan kesakitan, maka
program imunisasi tidak hanya berbicara tentang cakupan tetapi kualitas pelayanan
harus terjamin. Salah satu kualitas pelayanan program imunisasi adalah potensi vaksin
yang cukup yaitu melalui rantai dingin vaksin dari pabrik ke lapangan tetap dijaga
dengan baik sesuai dengan ketentuan.
Upaya imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti sangat
efektif. Dengan upaya imunisasi penyakit cacar terbukti terbasmi di Indonesia
sehingga Inonesia sudah bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974 oleh WHO. Pada
tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi pengembangan program imunisasi
dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dnegan
imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, rubela polio, tetanus,
dan hepatitis B. Dalam penyelenggaraan program imunisasi sibutuhkan vaksin, alat
suntik, rantai dingin agar kualitas vaksinasi sesuai dengan standart guna
menumbuhkan imunitas yang optimal bagi sasaran imunisasi.
Vaksin merupakan suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman, racun kuman, yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna
merangsang kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Sebagai
produk biologis vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan
yang khusus sejak diproduksi di abrik hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang
baik untuk semua jenis vaksin adalah + 2°C s/d + 8°C.
Sesuai dengan laporan KIPI oleh USA menyatakan sebagian besar kejadian
KIPI akibat kesalahan prosedur dan pelaksanaan. Oleh karena itu proses pengiriman
vaksin melalui transportasi darat atau udara vaksin harus disimpan pada Cold Box.
Ditingkat provinsi/ kabupaten Cold Box berupa freezer atau lemari es, sedangkan
ditingkat Puskesmas Cold Box sudah menggunakan termos anti panas.
Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat
apakah vaksin layak digunakan atau tidak. Petugas Cold Chain dalam memantau suhu
vaksin ada berbagai alat dan indikator yang sangat membantu seperti VVM, Freeze
tag dan TTM.

B. LATAR BELAKANG
Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksin
yang baik, yaitu melalui pengolahan rantai dingin vaksin dari pabrik sampai
kelapangan tetap terjaga dengan baik sesuai dengan ketentuan vaksin yaitu suatu
produk biologis yang dibuat dari komponen kuman/ racun kuman yang telah
dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan
tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Penyimpanan vaksin di Puskesmas Kare sudah sesuai dengan standar
operasional pelaksanaan (SOP) dari panduan yang ada. Bila penyimpanan vaksin di
Puskesmas belum sesuai standart dikhawatirkan dapat mengakibatkan kerusakan
vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensi vaksin itu sendiri yang
berpengaruh pada kualitas vaksin yang dapat menimbukan kejadian ikutan paca
imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengatur cara-cara pengelolaan rantai dingin vaksin dan vaksin yang sesuai standart
ditingkat Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian rantai dingin vaksin
b. Mengetahui dan memahami jenis peralatan rantai dingin vaksin
c. Mengetahui dan memahami perawatan peralatan rantai dingin vaksin
d. Mengetahui dan memahami klasifikasi vaksin
e. Mengetahui dan memahami jenis vaksin
f. Mengetahui dan memahami tata cara peyimpanan vaksin
g. Mengetahui dan memahami tata cara pendistribusian vaksin
h. Mengetahui dan memahami tata cara penerimaan vaksin
i. Mengetahui dan memahami penyusunan dan pengepakan vaksin
j. Mengetahui dan memahami penanganan vaksin di unit pelayanan
k. Mengetahui dan memahami penanganan vaksin pada kondisi tertentu
l. Mengetahui dan memahami pencatatan pengeluaran vaksin

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1 Pengelolaan rantai  Pengertian


dingin vaksin.  Jenis Peralatan rantai dingin vaksin
 Perawatan peralatan rantai dingin vaksin

2 Pengelolaan Vaksin  Jenis vaksin


 Klasifikasi vaksin
 Pengelolaan vaksin

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Pembahasan
1 Pengelolaan 1. Pengertian. RANTAI DINGIN VAKSIN
rantai dingin  Rantai dingin merupakan
vaksin. prosedur yang saling berkaitan
dan dirancang untuk menjaga
vaksin dalam kisaran suhu yang
direkomendasikan dari titik
produksi hingga titik pelayanan
 Peralatan rantai dingin
vaksin adalah seluruh peralatan
yang digunakan dalam
pengelolaan vaksin untuk
menjaga vaksin pada suhu yang
telah ditetapkan
 Agar mutu rantai dingin vaksin
dapat terjamin hingga vaksin
diterima oleh sasaran, maka
prosedur berikut harus
dilakukan:
 Simpan vaksin dan bahan
pelarut pada suhu yang tepat di
seluruh tingkat penyimpanan
dan pelayanan.
 Distribusi vaksin sesuai
prosedur secara berjenjang
sampai tingkat pelayanan.
2. Jenis Peralatan Jenis Peralatan Rantai Dingin
Rantai Dingin Vaksin
Vaksin a) SARANA PENYIMPAN VAKSIN
• Cold room
• Freezer Room
• Vaccine Refrigerator
• Vaccine Freezer
b) ALAT PEMBAWA VAKSIN
• Cool Box
• Vaccine Carrier
c) ALAT MEMPERTAHANKAN
SUHU
• Cool Pack
• Cold Pack / Ice Pack
• Dry Ice
d) ALAT PEMANTAU SUHU
• Alat Pemantau suhu analog
• Alat Pemantau dan
Perekam Suhu Kontinyu
• Alat (indikator) Pemantau
paparan suhu dingin
• Alat (indikator) pemantau
paparan panas
Sarana Penyimpanan Vaksin
Cold Room dan Freezer Room
a) Biasanya mempunyai kapasitas
(volume) mulai 5.000 liter (5
m3)
b) Suhu bagian dalam cold room
berkisar antara 2 oC s/d 8oC
sedangkan freezer room
berkisar antara -15oC s/d -25oC
c) Kamar dingin dan kamar beku
digunakan untuk menyimpan
vaksin dalam jumlah besar
sehingga harus tersedia di
tingkat provinsi dan atau
kabupaten/kota yang memiliki
jumlah penduduk besar atau
kabupaten/kota yang lokasinya
secara geografis jauh dari ibu
kota provinsi.
Aturan dalam mengoperasikan cold
room/freezer room:
a) Harus dioperasikan secara terus
menerus selama 24 jam.
b) Listrik dan suhu bagian dalam
harus selalu terjaga.
c) Cold room/freeze room hanya
untuk menyimpan vaksin.
Aturan dalam mengoperasikan cold
room/freezer room:
a) Harus dioperasikan secara terus
menerus selama 24 jam.
b) Listrik dan suhu bagian dalam
harus selalu terjaga.
c) Cold room/freeze room hanya
untuk menyimpan vaksin.
Vaccine Refrigerator/Freezer
a) Vaccine Refrigerator adalah
tempat menyimpan vaksin pada
suhu yang ditentukan yaitu
antara 2cC sd 8oC
b) Vaccine Freezer adalah tempat
menyimpan vaksin pada suhu
yang ditentukan yaitu antara -
15oC s/d -25oC
c) Vaccine refrigerator dan
freezer harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan Performance Quality
and Safety (PQS) dari WHO.
d) Berdasarkan bentuk
bukaannya, vaccine
refrigerator/freezer dibagi
menjadi buka atas dan buka
depan.
e) Berdasarkan sistem
pendinginannya, refrigerator
dibagi dua yaitu sistem
kompresi dan absorbs

Perbandingan Refrigerator Buka


Atas dan Buka Depan
a) Bentuk Buka Atas
• Suhu lebih stabil
Pada saat pintu refrigerator
dibuka maka suhu dingin
dari atas akan turun ke
bawah dan tetap tertampung
di dalam refrigerator
• Bila listrik padam suhu
daoat bertahan lama (6-10
jam tanpa membuka
refrigerator)
• Jumlah vaksin yang dapat
ditampung lebih banyak
• Susunan vaksin menjadi
agak sulit karena vaksin
bertumpuk dan tidak
terlihat jelas dari atas.
b) Bentuk Buka Depan
• Suhu tidak stabil
Pada saar pintu refrigerator
dibuka maka suhu dingin
atas akan turun kebawah
dan keluar
• Bila listrik padam suhu
tidak dapat bertahan lama
(max 2 jam tanpa membuka
pintu refrigerator)
• Jumlah vaksin yang dapat
ditampung lebih sedikit
• Susunan vaksin menjadi
mudah dan terlihat jelas
dari depan.
Perbandingan Sistem Kompresi dan
Absorbsi
a) Sistem Kompresi
b) Lebih cepat dingin
c) Menggunakan kompresor
sebagai mekanik yang dapat
menimbulkan aus
d) Hanya dengan listrik AC/DC
e) Bila terjadi kebocoran pada
system dapat diperbaiki
f) Sistem Absorbsi
g) Pendinginan lebih lambat
h) Tidak menggunakan mekanik
sehingga tidak ada bagian yang
bergerak sehingga tidak ada
aus
i) Dapat dengan listrik AC/DC
atau nyala api minyak
tanah/gas
j) Bila terjadi kebocoran pada
system tidak dapat diperbaiki
Hal-hal yang harus diperhatikan:

a) Bila suhu pada refrigerator


sudah stabil antara 2 cC sd 8oC
dan freezer antara -15 oC s/d -
25oC, maka posisi thermostat
jangan dirubah-rubah. BERI
SELOTIP
b) Merubah thermostat bila suhu
pada vaccine refrigerator di
bawah 2oC atau di atas 8oC
c) Perubahan thermostat tidak
dapat merubah suhu
refrigerator dalam waktu
sesaat, perubahan suhu dapat
diketahui setelah 24 jam
Alat Pembawa Vaksin
a) Fungsi :
Untuk membawa vaksin dari
suatu tempat ke tempat lain
dengan tetap mempertahan kan
suhu vaksin sesuai standar
b) Tujuan :
Agar vaksin yang di bawa
mempunyai kondisi tetap
poten/berkualitas seperti pada
kondisi awalnya
c) Bentuk
Membentuk kotak yang telah di
Insulasi dengan baik sehingga
menjadi “airtight”atau”kedap
udara”
Jenis Pembawa Vaksin
a) Cold / cool box disposable
b) Cold / cool box reusesible
c) Vaccine carrier
“Alat pembawa vaksin harus
memenuhi SNI dan PQS
WHO”
Alat Mempertahankan Suhu Vaksin
a) Cool Pack (Kota Dingin Cair)
Cool pack adalah wadah plastik
berbentuk segi empat yang diisi
dengan air kemudian
didinginkan dalam vaccine
refrigerator dengan suhu 2°C
s.d 8°C selama minimal 12 jam
(dekat evaporator)
b) Cold Pack/Ice Pack (Kotak
dingin beku)
 Cold pack adalah wadah
plastik berbentuk segi
empat yang diisi dengan
air yang dibekukan
dalam freezer dengan
suhu -15°C s.d -25°C
selama minimal 24 jam
 Namun cold pack tidak
lagi direkomendasikan
dalam program
imunisasi di tingkat
kabupaten/kota dan
puskesmas karena
berisiko menyebabkan
vaksin sensitif beku
mengalami kerusakan.
Alat Pemantau Suhu
1. Alat Pemantau Suhu Analog
Peralatan yang ditempatkan
dalam sarana penyimpanan
vaksin yang dapat
menampilkan suhu pada saat
pengamatan.
2. Alat Pemantau dan Perekam
Suhu Kontinyu
Peralatan yang ditempatkan
dalam sarana penyimpanan
vaksin yang dapat menyimpan
data suhu selama 30 hari
dengan interval pencatatan
yang disesuaikan (misal setiap
7 menit).
3. Alat Pemantau ( Indikator )
Paparan Suhu Dingin.
Peralatan yang ditempatkan
dalam sarana penyimpanan
vaksin yang dapat
menampilkan indikator tertentu
jika vaksin terpapar suhu beku.
4. Alat ( Indikator ) Paparan
Pamas
Alat pemantau paparan suhu
panas yang digunakan dalam
program imunisai adalah VVM
(Vaccine Vial Monitor). VVM
biasanya tercantum dalam label
kemasan vaksin. VVM
memiliki beberapa manfaat
antara lain memberikan
peringatan kepada petugas
kapan harus menolak atau tidak
menggunakan vaksin,
memungkinkan vaksin
disimpan/dipakai di luar rantai
dingin, dan memberikan
petunjuk vaksin mana yang
harus lebih dahulu
didistribusikan/digunakan.
3. Perawatan Rantai
Dingin Vaksin Perawatan peralatan rantai dingin
 Harian
 Melakukan pengecekan
suhu dengan menggunakan
thermometer atau alat
pemantau suhu digital
setiap pagi dan sore,
termasuk hari libur.
 Memeriksa apakah terjadi
bunga es dan memeriksa
ketebalan bunga es. Apabila
bunga es lebih dari 0,5 cm
lakukan defrosting
(pencairan bunga es).
 Memeriksa apakah terdapat
cairan pada dasar vaccine
refrigerator. Apabila
terdapat cairan harus segera
dibersihkan atau dibuang.
 Melakukan pencatatan
langsung setelah
pengecekan suhu pada
thermometer atau pemantau
suhu dikartu pencatatan
suhu setiap pagi dan sore.
 Mingguan
 Memeriksa steker jangan
sampai kendor, bila kendor
gunakn obeng untuk
mengencangkan baut.
 Melakukan pengamatan
terhadap tanda-tanda steker
hangus dengan melihat
perubahan warna pada
steker dengan yang baru
 Agar tidak terjadi
konsleting sat
membersihkan badan
vaccine refrigerator,
lepaskan steker dari stop
kontak.
 Lap basah, kuas yang
lembut/spon busa dan sabun
digunakan untuk
membersihkan badan
vaccine refrigerator.
 Keringkan kembali badan
vaccine refrigerator dengan
lap kering.
 Selama membersihkan
badan vaccine refrigerator,
jangan membuka pintu
vaccine refrigerator agar
suhu tetap terjaga 2˚C s.d
8˚C.
 Setelah selesai
membersihkan badan
vaccine refrigerator colok
kembali steker
 Mencatat kegiatan
pemelihaan mingguan pada
kartu pemeliharaan vaccine
refrigerator.
 Bulanan
 Sehari sebelim melakukan
pemeliharaan bulanan,
kondisikan cool pack
( kotak dingin cair ),
vaccine carrier atau cold
box dan pindahkan vaksin
ke dalamnya.
 Agar tidak terjadi
konsleting saat melakukan
pencairan bungaes
( defrosting ), lepaskan
steker dari stop kontak.
 Membersihkan konsendor
pada vaccine refrigerator
model terbuka
menggunakan sikat lembut
atau tekanan udara. Pada
model tertutup hal ini tidak
perlu di lakukan.
 Memeriksa kerapatan pintu
dengan selembar kertas,
bila kertas sulit di Tarik
berarti karet pintu masih
baik, sebaliknya bila kertas
mudah di Tarik berarti karet
sudah mengeras atau kaku.
Olesi karet pintu dengan
bedak atau minyak goring
agar kembali lentur.
 Memeriksa steker jangan
sampai kendor, bila kendor
gunakn obeng untuk
mengencangkan baut.
 Selama membersihkan
badan vaccine refrigerator,
jangan membuka pintu
vaccine refrigerator agar
suhu tetap terjaga 2˚C s.d
8˚C.
 Setelah selesai
membersihkan badan
vaccine refrigerator colok
kembali steker
 Mencatat kegiatan
pemelihaan mingguan pada
kartu pemeliharaan vaccine
refrigerator
 Untuk vaccine refrigerator
dengan sumber tenaga
surya, dilakukan
pembersihan panel surya
dan penghalang sinar
apabila berdekatan dengan
pepohonan.
 Untuk vaccine refrigerator
2 Pengelolaan 1. Vaksin Dan dengan sumber tenaga
Vaksin Jenisnya. surya dan aki/accu lakukan
pemeriksaan kondisi air aki.

Vaksin adalah suatu produk biologi


yang terbuat dari kuman atau
komponen kuman (bakteri, virus) yang
telah dilemahkan atau dimatikan,
racun kuman (toxoid) atau rekombinan
yang dapat merangsang timbulnya
respon antibodi spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.
 Jenis Vaksin
• Hepatitis B
• BCG
• Polio
• DPT-HB-Hib
• Campak-Rubella
• DT
• Td
2. Klasifikasi • IPV
Vaksin • HPV
• PCV
• JE
 Klasifikasi Vaksin
• Penggolongan
berdasarkan asal antigen
o Bibit penyakit yang
dilemahkan (live
attenuated
- Virus : polio
( OPV ) Campak
rubella, yello Fever,
JE.
- Bakteri : BCG
o Bibit penyakit yang
dimatikan (inactivated)
- Virus : IPV, Rabies
- Basis Protein : Sub
unit pertussis
- Toxoid : Difteri dan
Tetanus
o Recombinant : Hep. B,
HPV
o mRNA : Pfizer,
Moderna
• Penggolongan
berdasarkan sensitivitas
terhadap suhu
o FS (Freeze Sensitive)
tidak tahan beku
Gol. vaksin yang akan
rusak terhadap suhu
dingin <00C (beku)
- Hepatitis B
- Td
- DPT-HB-Hib
- DT
- IPV
- HPV
- PCV
o HS (Heat Sensitive)
tidak tahan panas. Gol.
3. Pengelolaan vaksin yang akan
Vaksin rusak terhadap paparan
panas yang berlebih
(>340C)
- BCG
- POLIO tetes (OPV)
- campak-rubella
 Pengelolaan Vaksin
1. Penyimpanan Vaksin

• Penyimpanan pelarut
vaksin pada suhu 2°C
s.d. 8°C atau pada suhu
ruang terhindar dari sinar
matahari langsung.
Sehari sebelum
digunakan, pelarut
disimpan pada suhu 2°C
s.d. 8°C
 Ketentuan Prioritas
Penggunaan Vaksin
1. Keterpaparan vaksin
terhadap panas

2. Masa Kedaluarsa
Vaksin
Apabila kondisi VVM
vaksin sama, maka
digunakan vaksin yang
lebih pendek masa
kadaluwarsanya (Early
Expire First Out/EEFO).
3. Waktu Penerimaan
Vaksin
Vaksin yang terlebih
dahulu diterima
sebaiknya dikeluarkan
terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan dengan
asumsi bahwa vaksin
yang diterima lebih
awal mempunyai jangka
waktu pemakaian yang
lebih pendek.
 Pemakaian Vaksin Sisa
Vaksin sisa pada pelayanan
statis (Puskesmas, Rumah Sakit
atau praktek swasta) bisa
diunakan pada pelayanan hari
berikutnya. Beberapa
persyaratan yang harus
dipenuhi adalah:
• Disimpan pada suhu
2°C s.d. 8°C
• VVM dalam kondisi A
atau B
• Belum kadaluwarsa
• Tidak terendam air
selama penyimpanan
• Belum melampaui masa
pemakaian.
Masa Pemakaian Vaksin Sisa
( vial Terbuka )

 Kerusakan Vaksin
- Terhadap panas / sinar
matahari.
- Terhadap pembekuan
- Pelarut tidak boleh di
bekukan
 Semua vaksin dapat
rusak bila terkena
sinar matahari
langsung  Periksa
VVM
 Ultra violet dapat
merusak vaksin BCG
 Shake test ( Uji Kocok )
- Dilakukan terhadap
vaksin sensitif beku yang
dicurigai beku:
Alat pemantau suhu
menunjukan 0o C
Freeze tag : tanda ”X”
- Dilakukan dengan
membandingkan vaksin
yang dicurigai beku
dengan vaksin jenis yang
sama yang sengaja
dibekukan
Alur Distribusi Vaksin Program
a) Biofarma
b) Kemenkes
c) Dinkes Propinsi
d) Dinkes Kabupaten
e) Puskesmas
f) Posyandu / pos imunisasi

2. Permintaan Vaksin
Dengan mempertimbangkan :
a) Tingkat Stok minimum dan
Maksimum
b) Kapasitas tempat
penyimpanan
c) Sisa stok
Deangan melampirka Laporan
stok vaksin dan laporan
cakupan
3. Penerimaan Vaksin
Dengan memeriksa :
a) Kelengkapan Administrasi
- SP/SBBK
- VAR
b) Kualitas Vaksin
- Periksa setiap box
tempat vaksin
- Periksa alat pemantau
suhu pada setiap box
- Freeze tag / VVM /
VCCM
 Penyusunan Vaksin Pada
Refrigerator
Prinsip-prinsip penyusunan
vaksin dalam vaccine
refrigerator di Puskesmas
antara lain:
 Semua vaksin disimpan
pada suhu 20C s.d 80C
 Letakkan cool pack di
bagian bawah refrigerator
sebagai penahan dingin dan
menjaga kestabilan suhu
 Peletakan dus vaksin
mempunyai jarak antara
minimal 1- 2 cm atau satu
jari tangan
 Vaksin HS ( BCG,
Campak-Rubella, Polio )
diletakkan dekat dengan
evaporator
 Vaksin FS (Hep. B,
DPT/HB/Hib, DT, Td, IPV,
HPV, PCV dan JE)
diletakkan jauh dengan
evaporator
Vaksin dalam vaccine
refrigerator harus diletakkan
dalam kotak vaksin
 Penempatan Vaccine
Refrigerator
 Jarak VR- dinding belakang
: > + 10 – 15 cm atau
sampai pintu VR dapat
dibuka
 Jarak antara VR - VR: + 15
cm
 Tidak terkena sinar
matahari langsung
 Sirkulasi udara cukup
(exhaust fan)
 Satu unit VR/ freezer 1
stop kontak listrik
Satu Stop Kontak Untuk Satu
VR. Satu VR Untuk Satu Jenis
Vaksin. Beri Jarak Antar VR
 Penanganan Vaksin di
Unit Pelayanan
 Di Puskesmas dan Unit
Pelayanan Statis Lainnya
1. Vaksin disimpan dalam
vaccine refrigerator
dengan suhu 2oC s.d
8oC.
2. Ketika akan melakukan
pelayanan imunisasi,
siapkan vaksin ke dalam
vaccine carrier yang
diberi kotak dingin cair.
Hal ini agar vaccine
refrigerator tidak dibuka
berulang kali ketika
sasaran datang.
3. Letakkan vaccine
carrier di meja yang
tidak terkena sinar
matahari langsung.
4. Dalam penggunaan,
letakkan vaksin diatas
spon/busa yang berada
di dalam vaccine
carrier.
Di dalam vaccine carrier tidak
boleh ada air yang merendam
vaksin. Ini untuk mencegah
kontaminasi vaksin dari bakteri
lain
 Di Posyandu atau
Pelayanan Luar Gedung
Lainnya
Pada prinsipnya sama seperti di
komponen statis, dan intinya
vaksin tetap berada pada suhu
2°C s.d 8°C. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Sepulang dari lapangan,
sisa vaksin yang belum
dibuka diberi tanda khusus
untuk didahulukan
penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya
selama VVM nya masih
baik.
2. Semua sisa vaksin yang
sudah dibuka pada kegiatan
lapangan misalnya pada
posyandu, sekolah, atau
pelayanan di luar gedung
lainnya tidak boleh
digunakan lagi.
 Penanganan Vaksin Pada
Kondisi Tertentu
Beberapa hal yang harus
dipahami pengelola vaksin
dalam menghadapi kondisi
tertentu adalah memahami
bentuk dan type vaccine
refrigerator.
• Bila Ice Line Refrigerator:
periksa suhu, jangan
membuka pintu vaccine
refrigerator karena jenis ini
mempunyai cold life 15-24
jam.
• Bila RCW 42 EK-50 EK
yang mempunyai cold life
4-5 jam: siapkan peralatan
atau langkah-langkah
penyelamatan vaksin, yaitu:
o Menggunakan burner
o Menghidupkan
generator (bila ada)

 Pencatatan Stok Logistik


Vaksin
1. Pencatatan stok vaksin
harus selalu dilakukan
setiap kali ada transaksi
penerimaan dan
pengeluaran/pemakaian
vaksin.
2. Pencatatan dibuat terpisah
per masing-masing antigen.
3. Adapun hal-hal yang perlu
dicatat adalah tanggal
transaksi, asal vaksin
diterima atau tujuan vaksin
dikeluarkan/dipakai, nomor
surat/SBBK, jumlah vaksin
yang diterima/dikeluarkan,
nomor batch, VVM, tanggal
kadaluarsa, dan sisa stok.
4. Setiap akhir bulan atasan
langsung pengelola vaksin
melakukan monitoring
administrasi dan fisik
vaksin serta logistik
lainnya.
5. Hasil monitoring dicatat
pada kartu stok dan
dilaporkan secara
berjenjang bersamaan
dengan laporan cakupan
Imunisasi.

F. SASARAN
Sasaran dalam pengelolaan vaksin adalah rantai dingin vaksin dan vaksin

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan Sasaran Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengelolaan Rantai
rantai dingin dingin x x x x x x x x x x x x
vaksin vaksin
2 Pengelolaan
Vaksin x x x x x x x x x x x x
Vaksin

H. Pencatatan Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Pencatatan stok vaksin harus selalu dilakukan setiap kali ada transaksi
penerimaan dan pengeluaran/pemakaian vaksin.
b. Pencatatan dibuat terpisah per masing-masing antigen.
c. Adapun hal-hal yang perlu dicatat adalah tanggal transaksi, asal vaksin
diterima atau tujuan vaksin dikeluarkan/dipakai, nomor surat/SBBK, jumlah
vaksin yang diterima/dikeluarkan, nomor batch, VVM, tanggal kadaluarsa,
dan sisa stok.
d. Setiap akhir bulan atasan langsung pengelola vaksin melakukan monitoring
administrasi dan fisik vaksin serta logistik lainnya.
e. Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang
bersamaan dengan laporan cakupan Imunisasi.
f. Pelaporan Pelaksanaan pelayanan Imunisasi setiap akhir bulan sampai batas
waktu tanggal 5 bulan berikutnya ke dinas kesehatan, dan laporan capaian
kinerja imunisasi ke PJ UKM puskesmas Kare.
g. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara melihat hasil capaian pelaksanaan
kegiatan imunisasi dengan target capaian imunisasi sesuai standart pelayanan
minimal (SPM) yang telah ditentukan sehingga ditemukan adanya
kesenjangan . Dari kesenjangan itu bisa di cari permasalahan -permasalahan
ketidaktercapainya target program untuk selajutnya dibuat analisa dan
kesepakatan rencana tindak lanjut permasalahan tersebut.

h. Hasil pengolahan dan analisa data mutu, dituangkan dalam bentuk laporan
yang kemudian akan dilaporkan kepada Unit Penjamin Mutu (UPM) setiap
bulan sekali. Rapat Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan membahas hasil
capaian indikator mutu dan keselamatan pasien, sekaligus melaksanakan
PDSA untuk indikator yang belum mencapai target..
Mengetahui, KARE, 5 Januari 2022
Kepala UPTD Puskesmas KARE Penanggung Jawab Program

dr. Saifudin Puji Hariyanti, S.Tr.Keb


NIP. 19730102 200312 1 006 NIP. 19830420 201406 2 004

Anda mungkin juga menyukai