Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS

DosenPembimbing :

DisusunOeh:
MERDIANA
NIM. RP23320001

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH KALIMANTAN
BARAT
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN KMB


TENTANG : SIROSIS HEPATIS

OLEH :

MERDIANA
NIM. RP23320001

Telah dilakukan pemeriksaan dihadapan pembimbing tugas individu,


Program Studi Ners Tahap Profesi
Institut Teknologi Dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat
Tanggal : 7 Juni 2023
Disetujui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

M. Separia Russanto, S.Kep., Ns. Lestari Makmuriana, Skep.,Ns., M.Pd., M.Kep.


NIP. 197009101998031007

Mahasiswa

MERDIANA
NIM. RP23320001
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Sirosis adalah kondisi timbulnya jaringan parut yang parah pada hati. Akibatnya, hati
atau liver tidak dapat berfungsi secara normal. Kondisi serius ini dapat terjadi akibat
berbagai bentuk penyakit dan kondisi hati. Misalnya seperti hepatitis atau alkoholisme kronis
(Fadli, 2023).
Sirosis hepatis merupakan penyakit pada hepar yang merupakan bentuk lanjutan dari
fibrosis hepar berupa konversi jaringan hepar normal menjadi nodul abnormal. Sirosis yang
tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan penyakit hepar stadium akhir (end stage liver
disease) (Eva Naomi, 2022).
Sirosis adalah kondisi ketika organ hati telah dipenuhi dengan jaringan parut dan tidak
bisa berfungsi dengan normal. Jaringan parut ini terbentuk akibat penyakit liver yang
berkepanjangan, misalnya karena infeksi virus hepatitis atau kecanduan alkohol (Meva
Nareza, 2022).

B. Etiologi
Menurut Eva Naomi (2022), Etiologi dari sirosis hepatis bersifat multifaktorial.
Sirosis hepatis di negara maju sering kali disebabkan oleh alkoholisme kronis dan infeksi
virus hepatitis C. Sementara itu, sirosis hepatis di negara berkembang umumnya disebabkan
oleh infeksi virus hepatitis B dan virus hepatitis C.
Meva Nareza (2022), Sirosis disebabkan oleh penyakit liver yang terjadi dalam jangka
panjang (kronis). Seseorang dapat menderita sirosis akibat salah satu atau beberapa kondisi di
bawah ini:
 Berat badan berlebih
 Infeksi hepatitis B dan hepatitis C
 Perlemakan hati
 Kecanduan alkohol
 Penyakit hepatitis autoimun
 Penumpukan zat besi di dalam tubuh
 Penumpukan logam tembaga di organ hati
 Penyakit cystic fibrosis
 Penyumbatan atau kerusakan pada saluran empedu atau atresia bilier
 Infeksi, misalnya sifilis dan brucellosis
 Efek samping obat, seperti isoniazid dan methotrexate

Fadli (2023), Dua penyebab paling umum dari kondisi ini adalah infeksi hepatitis
kronis dan penyalahgunaan alkohol kronis. Berikut adalah penjelasannya:
 Alkohol
Risiko sirosis hati dapat meningkat pada tingkat konsumsi alkohol apa pun untuk
wanita, yang berarti peminum sedang pun mungkin berisiko. Bagi pria, risiko sirosis
meningkat ketika seseorang minum lebih dari satu kali sehari. Namun, risiko ini akan
bervariasi pada setiap orang. Sebab, biasanya, sirosis yang terjadi akibat alkohol
adalah hasil dari minum berlebihan secara teratur selama bertahun-tahun.
 Hepatitis
Hepatitis C adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan
pada hati. Individu yang berisiko terkena virus hepatitis jenis ini termasuk mereka
yang:
o Menggunakan obat suntik ilegal.
o Melakukan hubungan seks tanpa kondom atau metode penghalang lainnya.
o Sedang menjalani dialisis ginjal.
Selain hepatitis A, hepatitis B juga menjadi salah satu penyebab sirosis hati.
Risiko seseorang untuk terkena kondisi ini meningkat karena beberapa faktor, misalnya:
 Konsumsi alkohol yang berlebihan.
 Terlalu sering begadang dan kurang tidur.
 Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, manis dan makanan yang
mengandung banyak pengawet. Sebab, jenis makanan tersebut berbahaya untuk liver
atau hati jika terlalu banyak dikonsumsi.

C. Tanda dan Gejala


Meva Nareza (2022), Pada tahap awal, sirosis tidak menimbulkan gejala apa pun. Hal
ini karena masih banyak sel hati yang berfungsi normal, meski ada sebagian yang sudah
menjadi jaringan parut. Namun, seiring bertambahnya kerusakan hati, penderita akan
mengalami gejala berikut:
 Lemas
 Perut kembung
 Nyeri perut
 Mual dan muntah
 Hilang nafsu makan
 Berat badan menurun
 Telapak tangan memerah
 Muncul tanda seperti sarang laba-laba di kulit

Bila sirosis makin parah, penderitanya dapat mengeluhkan gejala berupa:


 Perut membesar (asites)
 Kaki membengkak (edema)
 Mudah memar
 Peyakit kuning dan gatal-gatal
 BAB berdarah (melena) dan muntah darah
 Bicara kacau dan hilang kesadaran

Asites dan edema disebabkan oleh kadar albumin rendah (hipoalbuminemia) pada sirosis. Hal
ini karena liver yang rusak sudah tidak dapat lagi memproduksi albumin secara optimal.
Selain gejala di atas, sirosis juga bisa menyebabkan terhentinya menstruasi pada wanita.
Sedangkan pada pria, sirosis dapat menyebabkan penurunan gairah seks, payudara membesar
(ginekomastia), dan penyusutan ukuran testis.

D. PathWay

E. Pemeriksaan Penunjang
Fadli (2023), Dokter akan mendiagnosis kondisi ini melalui wawancara riwayat medis
dan pemeriksaan fisik. Penting untuk jujur tentang penyalahgunaan alkohol jangka panjang,
paparan hepatitis C, riwayat keluarga penyakit autoimun, atau faktor risiko lainnya. Pada
pemeriksaan fisik, dokter akan mencari tanda-tanda seperti:
 Kulit atau mata yang tampak lebih menguning warnanya.
 Telapak tangan memerah.
 Tremor tangan.
 Pembesaran hati atau limpa.
 Penurunan kewaspadaan.
Tes dapat mengungkapkan seberapa rusaknya hati atau liver. Beberapa tes yang dokter
gunakan untuk evaluasi kondisi ini adalah:
 Hitung darah lengkap untuk mencari anemia.
 Tes darah koagulasi untuk melihat seberapa cepat pembekuan darah.
 Tes albumin untuk memeriksa protein yang diproduksi di hati.
 Tes fungsi hati.
 Alpha fetoprotein, skrining kanker hati.
Selain itu, sejumlah tes tambahan juga dapat dokter gunakan untuk mengevaluasi hati
meliputi:
 Endoskopi bagian atas untuk melihat apakah ada varises esofagus.
 Pemindaian ultrasonografi hati.
 MRI perut.
 CT scan perut.
 Biopsi hati, yang merupakan tes yang paling meyakinkan untuk sirosis.

Meva Nareza (2022), juga mengatakan kalau Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
sirosis awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Pada penderita penyakit liver kronis,
dokter dapat mendeteksi sirosis lebih awal dengan melakukan pemindaian secara berkala,
salah satunya dengan fibroscan. Bagi pasien yang telah muncul gejala, dokter akan
menanyakan keluhan yang dirasakan. Dokter juga akan menanyakan kebiasaan mengonsumsi
minuman beralkohol dan penyakit yang pernah atau sedang diderita. Selanjutnya,
pemeriksaan fisik akan dilakukan dengan menekan perut pasien, untuk mendeteksi apakah
terdapat nyeri di perut atau cairan di dalam rongga perut. Jika pasien dicurigai menderita
sirosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini:
 Tes darah
Jenis tes darah yang dilakukan adalah uji fungsi hati (seperti SGOT, SGPT, bilirubin,
dan albumin). Tes darah juga dapat memberitahu dokter mengenai virus hepatitis
penyebab siroris atau status pembekuan darah yang menjadi tanda sirosis.
 Pemindaian
Pemeriksaan secara visual dengan USG, CT scan, MRI, atau fibroscan, dapat
dilakukan untuk memeriksa kerusakan pada organ hati.
 Biopsi organ hati
Pemeriksaan sampel jaringan hati akan dilakukan jika metode lain belum dapat
memastikan sirosis. Melalui biopsi, dokter bisa mengetahui jika kerusakan pada organ
hati disebabkan oleh kondisi selain sirosis.
 Gastroskopi
Gastroskopi digunakan dokter untuk melihat pelebaran pembuluh darah di
kerongkongan (varises esofagus) yang berisiko pecah dan menyebabkan muntah
darah.

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Meva Nareza (2022), Pengobatan sirosis bertujuan untuk mencegah kerusakan
hati bertambah parah dan mengatasi gejala yang muncul. Pengobatan untuk
meredakan gejala dapat dilakukan dengan:
 Mengonsumsi makanan rendah garam dan tablet spironolactone, untuk
mengurangi kelebihan cairan di dalam tubuh
 Mengonsumsi propranolol, untuk mengurangi tekanan yang tinggi di dalam hati
 Mengonsumsi suplemen untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan mencegah
pengeroposan tulang
 Menggunakan krim untuk mengatasi rasa gatal
 Mengikat pembuluh darah yang melebar di kerongkongan dan berisiko
menimbulkan perdarahan dengan gastroskopi.
Penderita sirosis juga disarankan untuk selalu berkonsultasi terlebih dulu dengan
dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan apa pun. Beberapa obat dapat memperberat
kerja organ hati dan memperburuk gejala sirosis. Selain meredakan gejala, penyebab
yang mendasari sirosis juga perlu diatasi. Caranya dengan:
 Menghentikan konsumsi minuman beralkohol
 Mengonsumsi obat antivirus untuk hepatitis
 Menurunkan berat badan pada pasien sirosis dengan obesitas
 Transplantasi Hati : Jaringan hati yang sudah menjadi jaringan parut tidak dapat
kembali normal. Oleh karena itu, pasien yang kerusakan hatinya sudah parah dan
fungsi hatinya sudah sangat menurun perlu menjalani cangkok hati atau
transplantasi hati, yaitu prosedur untuk mengganti hati yang rusak dengan hati
yang sehat dari pendonor. Sebelum menjalani cangkok hati, beberapa rangkaian
tes akan dilakukan guna memastikan organ donor cocok dan kondisi penderita
cukup baik untuk menjalani operasi.
2. Penatalaksanaan Secara SDKI dan SIKI :
Penatalaksanaan keperawatan harus disesuaikan dengan diagnosa keperawatan pada
SIROSIS HEPATIS. Diagnosa keperawatan dan intervensi yang muncul pada pasien
dengan SIROSIS HEPATIS antara lain adalah:
 Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Pola nafas tidak efektif

 Nyeri akut
 Resiko ketidakseimbangan cairan elektrolit

 Defisit nutrisi
 Kerusakan intehritas kulit
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI.
Rizal Fadli. 2023. Sirosis Hepatis. HaloDoc. https://www.halodoc.com/kesehatan/sirosis.
Eva Naomi. 2022. Sirosis Hepatis. Alomedika.
https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/sirosis-hepatis/
etiologi.
Meva Nareza. 2022. Sirosis Hepatis. AloDokter. https://www.alodokter.com/sirosis.

Anda mungkin juga menyukai