Anda di halaman 1dari 232

2

:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
TATA KERJA ORGANISASI

Ta
da
Pa
y
PRAKTIK KERJA AMAN
m
nl
co
O
a.
in
m
(SAFE WORK PRACTICES)
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk

B6-016/KT1040/2020-S9
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an

REVISI Ke - 2
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D

PERTAMINA HULU KALIMANTAN TIMUR


DEPARTEMEN QHSSE
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 1 dari 231

DAFTAR ISI

2
:3
DAFTAR ISI .................................................................................................. 1

08
m
I. TUJUAN ................................................................................................. 3

ja
21
II. RUANG LINGKUP ................................................................................. 3

20
ril
Ap
III. PENGERTIAN DAN BATASAN.............................................................. 4

7
l2
IV. REFERENSI........................................................................................... 7

ga
ng
Ta
V. DOKUMEN TERKAIT ........................................................................... 10

da
Pa
A. Daftar Dokumen .............................................................................. 10

y
m
nl
co
B. Retensi Dokumen ........................................................................... 11
O
a.
in
VI. FUNGSI/ORGANISASI/JABATAN TERKAIT ....................................... 12
m
se
rta

li
pe

da
VII. PROSEDUR ......................................................................................... 31
U
@

en
ra

rk
al
ut

VIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN..................................... 32


te
ap

ak
rn
.s

tid

A. Leading Measures .......................................................................... 33


an
te

en
hs
um
ik

B. Lagging Measures .......................................................................... 33


In
k.
ok
lm

IX. LAMPIRAN ........................................................................................... 33


ai
Em

Lampiran 1 – Diagram Alur .................................................................. 35


na
ng

Lampiran 2 - Tata Kerja Keterlibatan Pimpinan/Manajemen


de

(Leadership Engagement) .............................................. 37


ra
put

Lampiran 3 - Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis .......... 40
Sa
ar

Lampiran 4 - Tata Kerja Izin Kerja........................................................ 48


m
ha
D

Lampiran 5 - Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan................................. 59


an
hs

Lampiran 6 - Tata Kerja Pelatihan dan Kompetensi ............................. 62


Ik
eh

Lampiran 7 - Tata Kerja Bypassing (Override) Proteksi Kritikal ........... 73


ol
k
ta

Lampiran 8 - Tata Kerja Commercial Diving......................................... 78


e
ic
D

Lampiran 9 - Tata Kerja Confined Space Entry (Masuk Ruang


Terbatas) ........................................................................ 85
Lampiran 10 - Tata Kerja Electrical Safe Work (Pekerjaan Listrik
Aman) .......................................................................... 91
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 2 dari 231

Lampiran 11 - Tata Kerja Excavation (Penggalian) ............................ 100

2
Lampiran 12 - Tata Kerja Hot Work (Kerja Panas) ............................. 106

:3
08
Lampiran 13 - Tata Kerja Isolation of Hazardous Energy (Isolasi

m
ja
Energi Berbahaya) ..................................................... 113

21
20
Lampiran 14 - Tata Kerja Lifting dan Rigging ..................................... 122

ril
Ap
Lampiran 15 - Tata Kerja Portable Gas Detection (Deteksi Gas

7
l2
Portabel) .................................................................... 132

ga
ng
Lampiran 16 - Tata Kerja Simultaneous Operations - SIMOPs

Ta
(Operasi Simultan) ..................................................... 139

da
Pa
y
Lampiran 17 - Tata Kerja Work at Height (Bekerja di Ketinggian) ...... 142

m
nl
co
O
a.
Lampiran 18 - Terminologi dan Defenisi Lanjutan .............................. 148
in
m
se

Lampiran 19 - Rujukan Dokumen dan Informasi Tambahan .............. 178


rta

li
pe

da
U

Lampiran 20 – Formulir Cek Memulai Pekerjaan (CMP) .................... 213


@

en
ra

rk
al
ut

te

Lampiran 21 - Formulir Catatan Perubahan Dokumen ....................... 231


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 3 dari 231

I. TUJUAN

2
:3
Tujuan dari tata kerja Praktik Kerja Aman (Safe Work Practices - SWPs) adalah untuk

08
mendukung operasi dan aktifitas kerja yang selamat dan bebas dari insiden dengan

m
ja
mengidentifikasi, menilai dan menghilangkan, mengurangi, atau mengendalikan bahaya

21
20
yang berhubungan dengan pekerjaan.

ril
Ap
Tata kerja SWP memberikan penjelasan tentang identifikasi dan evaluasi bahaya

7
l2
pekerjaan, spesifikasi dari tindakan pengendalian, pengelolaan tindakan tersebut,

ga
ng
pengendalian pekerjaan, dan perilaku untuk mendukung kerja yang selamat. Tata kerja

Ta
SWP merupakan bagian dari komitmen Health, Safety, Security and Environmental

da
Pa
(QHSSE) korporasi Pertamina dan Anak Perusahaannya (AP).

y
m
nl
co
II. RUANG LINGKUP
O
a.
in
m
se

Tata kerja SWP ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Pertamina
rta

li
pe

da
Hulu Kalimantan Timur (PHKT), delegasinya, kontraktor/mitra kerja dan
U
@

en
ra

rk

subkontraktor/sub-mitra kerja di area operasi PHKT.


al
ut

te
ap

ak
rn

Subkontraktor/sub-mitra kerja dianggap sebagai bagian dari tenaga kerja kontraktor/mitra


.s

tid
an
te

en

kerja; oleh karena itu, tata kerja ini berlaku untuk subkontraktor/sub-mitra kerja.
hs
um
ik
In
k.

Kontraktor/mitra kerja utama bertanggung jawab untuk memastikan bahwa


ok
lm

subkontraktor/mitra kerja mereka memenuhi persyaratan tata kerja SWP.


ai
Em

Tata kerja SWP dapat digunakan untuk mengatur dan mengkomunikasikan cara bekerja
na
ng

selamat yang diharapkan bagi kontraktor/mitra kerja.


de
ra

Pekerjaan didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan fasilitas operasi, drilling
put
Sa

& completion, pengoperasian kapal, peralatan, konstruksi, pembongkaran,


ar

pemeliharaan, inspeksi, dan kegiatan sejenis lainnya yang berpotensi untuk memberikan
m
ha

dampak terhadap aspek kesehatan, lingkungan, keselamatan, efisiensi dan/atau


D
an

kehandalan dari personel, lingkungan dan/atau fasilitas.


hs
Ik

PHKT mengacu pada lingkup lokasi, peralatan, kegiatan atau proyek yang dimiliki,
eh
ol

dioperasikan, disewakan atau dikendalikan melalui hak yang dijamin oleh PHKT atau
k
eta

usaha patungan yang dimiliki.


ic
D

Tata kerja ini tidak berlaku secara umum di operasi Pertamina lainnya namun dapat
memiliki kesamaan di dalam pelaksanannya dengan anak perusahaan atau unit operasi
lainnya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 4 dari 231

III. PENGERTIAN DAN BATASAN

2
Tabel 1. Pengertian dan Batasan

:3
08
ISTILAH PENGERTIAN

m
ja
Secara sementara, memblokir, mengisolasi, override,

21
20
menghambat, force, jumper, memutuskan atau dengan

ril
Ap
kata lain menonaktifkan perangkat atau sistem yang

7
Bypass/override

l2
tidak akan menjalankan fungsi awalnya dalam rangka

ga
untuk tujuan pengujian, pemeliharaan dan startup atau

ng
Ta
untuk menjaga operasi yang selamat dan handal.

da
Pa
y
Panduan untuk melakukan verifikasi di lokasi kerja

m
nl
co
terhadap penerapan mitigasi pekerjaan. Cek Memulai
O
a.
in
Pekerjaan (CMP) selalu digunakan sebelum memulai
m
Cek Memulai
se
rta

pekerjaan untuk memastikan safeguards yang dibuat


li
Pekerjaan
pe

da
U
@

en

tersedia dan berfungsi untuk mencegah kecelakaan


ra

rk
al
ut

te

serius.
ap

ak
rn
.s

tid
an

Masuk kedalam air atau cairan lain atau ruang dimana


te

en
hs
um
ik
In

seorang pekerja dapat terpapar pada tekanan >100


k.
ok
lm

Commercial Diving milibar diatas tekanan atmosfer, dan dimana pekerja


D
ai
Em

harus menghirup udara atau gas lainnya pada tekanan


n

lebih besar dari tekanan atmosfer untuk bertahan hidup.


a
ng
de

Sebuah ruang yang cukup besar dan dikonfigurasi


ra

sedemikian rupa sehingga tubuh seorang pekerja bisa


put
Sa

Confined Space masuk dan melakukan pekerjaan yang ditugaskan;


ar

memiliki jalan masuk dan/atau keluar yang terbatas; dan


m
ha

tidak dirancang untuk hunian secara terus menerus.


D
an

Tindakan memasukkan bagian utama dari tubuh


hs
Ik

pekerja (seperti kepala, lengan, kaki, dll) melalui bukaan


eh

Confined Space Entry yang ada ke dalam ruang terbatas. Dianggap telah
ol
k
ta

masuk apabila sembarang bagian tubuh telah melewati


e
ic
D

bidang bukaan menuju ruang tersebut.


Perangkat atau sistem yang dirancang untuk melindungi
Critical Protections personel, lingkungan, proses, peralatan dan properti
dari kejadian yang tidak diinginkan. Critical protection
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 5 dari 231

ISTILAH PENGERTIAN
yang berfungsi merupakan komponen vital dari sistem

2
:3
08
keselamatan yang dirancang dan dipasang untuk

m
ja
meningkatkan kemungkinan operasi yang selamat,

21
handal dan ramah lingkungan.

20
ril
Setiap tugas yang melibatkan pekerjaan pada atau

Ap
dekat (dalam 3,2 meter atau 10 ft) setiap sistem,

7
l2
ga
peralatan, saluran listrik yang beroperasi pada

ng
Electrical Work
tegangan 50 volt atau lebih dan memaparkan konduktor

Ta
da
atau bagian sirkuit yang beraliran listrik (ini termasuk

Pa
y
bekerja pada peralatan non-electrical).

m
nl
co
Setiap potongan, rongga, parit, atau penekanan yang
O
a.
Excavation in
dibuat manusia pada permukaan dengan cara
m
se
rta

li
membuang tanah.
pe

da
U
@

en

Sebuah proses atau tugas kerja yang memiliki potensi


ra

rk
al
ut

te

signifikan untuk memicu kebakaran atau menyebabkan


ap

ak
rn
.s

tid

ledakan. Hal ini termasuk pekerjaan dengan api terbuka


an
te

en
hs

atau menghasilkan percikan yang terlihat (energi tinggi)


um
ik
In
k.
ok

seperti pengelasan (welding), mematri (brazing),


lm

D
ai

memotong (cutting), membakar (burning), api gas


Em

Hot Work solder dan grit blasting. Hal ini juga termasuk pekerjaan
na
ng

dengan nyala api tertutup (energi rendah) seperti


de

chipping, memahat (chiseling), perangkat elektronik


ra
ut

pribadi bertenaga baterai, peralatan/perkakas listrik,


p
Sa

perkakas pneumatik, besi/pistol solder, mesin


ar
m

pembakaran internal portable, palu jack, impact wrench


ha
D

dan setiap peralatan yang menghasilkan suhu tinggi.


an
hs

Proses yang memisahkan energi berbahaya atau zat


Ik
eh

beracun dari penerima. Hal ini dapat dicapai dengan


ol

Isolation
beberapa metode seperti blinding, isolasi listrik atau
k
eta

isolasi fisik positif (positive physical isolation).


ic
D

Penggunaan peralatan berat (seperti crane, MEWP,


Lift
backhoe, forklift, dll) untuk mengarahkan atau
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 6 dari 231

ISTILAH PENGERTIAN
membawa beban dari posisi rendah ke posisi yang lebih

2
:3
08
tinggi atau sebaliknya.

m
ja
21
Sebuah perangkat yang dapat dipakai, biasanya

20
Personal Gas Detector dioperasikan baterai, untuk mendeteksi keberadaaan

ril
Ap
(Wearable) gas termasuk oksigen, gas beracun dan/atau mudah

7
l2
terbakar.

ga
ng
Ta
Alat pendeteksi gas secara diskrit (spot-reading) atau

da
terus-menerus (continuous-duty) yang dirancang untuk

Pa
y
mudah dibawa dari satu tempat ke tempat lain. Sebuah

m
nl
co
perangkat portabel yang dioperasikan dengan baterai
O
a.
in
dan termasuk namun tidak terbatas pada hal berikut:
m
se
rta

li
pe

da


U

Hand held apparatus, cocok untuk operasi satu


@

en

Portable Gas Detector


ra

rk

tangan
al
ut

te
ap

ak

 Sebuah alat yang lebih besar yang dapat


rn
.s

tid
an
te

dioperasikan oleh pengguna ketika sedang


en
hs
um
ik
In

digantungkan dengan tangan, tali bahu atau dengan


k.
ok
lm

carrying harness; yang mungkin memiliki pasak uji


ai
Em

(probe) tangan yang bisa diarahkan atau tidak.


na

Dua atau lebih kegiatan bersamaan pada atau dekat


ng
de

lokasi atau area kerja yang sama, atau ada satu


ra

SIMOPs
ut

kegiatan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi


p
Sa

beberapa lokasi.
ar
m

Pekerjaan yang dilakukan dimana ada potensi bagi


ha
D

seseorang mengalami cedera saat jatuh dari satu


an

permukaan ke permukaan lain yang tidak sama tinggi,


hs
Ik

Work at Height termasuk dibawah tanah atau dalam hal mendapatkan


eh
ol

(Elevated Work) akses dan/atau egress (tidak termasuk tangga).


k
ta

Contohnya termasuk pekerjaan diatas penggalian,


e
ic
D

pekerjaan diatas air, bekerja di ketinggian tanpa


pelindung sisi/tepi, bekerja di atas permukaan yang ada
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 7 dari 231

ISTILAH PENGERTIAN
lubang/bukaan, kerja tinggi diatas peralatan berbahaya,

2
:3
08
dll.

m
ja
21
20
IV. REFERENSI

ril
Ap
Berikut ini adalah daftar lengkap dokumen referensi tata kerja SWP:

7
l2
Tabel 2.Referensi Tata Kerja SWP

ga
ng
Ta
JUDUL NAMA FILE

da
Pa
y
SK No. Kpts -12 /C00000/2019-S0 Guideline Corporate Life Saving Rules

m
nl
co
tentang Tentang Corporate Life Revisi 1 Tahun 2019
O
a.
Saving Rules Pertamina dan atau in
m
se
rta

perubahannya li
pe

da
U
@

en
ra

rk

Peraturan Pemerintah Indonesia: Pedoman Dan Pembinaan Teknis


al
ut

te
ap

ak
rn

SK Dirjen Binawasker No. Kep. Petugas Keselamatan Dan Kesehatan


.s

tid
an
te

113/DJPPK/IX/2006 (Kementerian Kerja Ruang Terbatas (Confined


en
hs
um
ik
In

Tenaga Kerja dan Transmigrasi) dan Spaces).


k.
ok
lm

atau perubahannya
ai
Em
n

Standar Nasional Indonesia: SNI 19- Keselamatan Kerja Pekerjaan Di Dalam


a
ng

0229-1987 untuk Bekerja dalam Ruangan Tertutup.


de
ra

Ruangan Tertutup dan atau


put

perubahannya
Sa
ar
m
ha

Permenaker RI No 5 Tahun 1985


Pesawat Angkat dan Angkut.
D

dan atau perubahannya


an
hs
Ik

Permenaker RI No 1 Tahun 1980 Keselamatan Kerja pada Konstruksi


eh
ol

dan atau perubahannya Bangunan.


k
eta
ic
D

Permenakertrans No 9 Tahun 2016


K3 dalam Pekerjaan Ketinggian.
dan atau perubahannya
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 8 dari 231

JUDUL NAMA FILE

2
:3
08
Kepmenaker 326/MEN/XII/2011dan Tentang bekerja di ruang terbatas

m
atau perubahannya (Confined Space Entry).

ja
21
20
Praktik yang Direkomendasikan  Klasifikasi Lokasi-Lokasi untuk Instalasi

ril
Ap
Institut Perminyakan Amerika Listrik di Fasilitas-Fasilitas Perminyakan

7
l2
(American Petroleum Institute (API) yang Diklasifikasikan sebagai Kelas 1,

ga
ng
Recommended Practice (RP)): Divisi 1, dan Divisi 2.

Ta
  Klasifikasi Lokasi-Lokasi untuk Instalasi

da
500 Praktik yang

Pa
y
Direkomendasikan untuk Listrik di Fasilitas-Fasilitas Perminyakan

m
nl
co
Klasifikasi Lokasi-Lokasi untuk yang Diklasifikasikan sebagai Kelas 1,
O
a.
Instalasi Listrik di Fasilitas- in
Zona 0, dan Zona 2.
m
se
rta

Fasilitas Perminyakan yang li


pe

da
U
@

en

Diklasifikasikan sebagai Kelas


ra

rk
al
ut

te

1, Divisi 1, dan Divisi 2


ap

ak
rn
.s

tid


an

505 Praktik yang


te

en
hs

Direkomendasikan untuk
um
ik
In
k.
ok
lm

Klasifikasi Lokasi-Lokasi untuk


D
ai

Instalasi Listrik di Fasilitas-


Em

Fasilitas Perminyakan yang


na
ng

Diklasifikasikan sebagai Kelas


de
ra

1, Zona 0, dan Zona 2.


put
Sa

Praktik yang Direkomendasikan Prosedur untuk Pengelasan atau Hot


ar
m

Institut Perminyakan Amerika Tapping pada peralatan yang memuat


ha
D

(American Petroleum Institute (API) materi-materi yang mudah terbakar.


an
hs

Recommended Practice (RP)):


Ik
eh

 2201, “Prosedur untuk


ol
k

Pengelasan atau Hot Tapping


eta
ic

pada Peralatan yang Memuat


D

Materi-Materi yang Mudah


Terbakar”.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 9 dari 231

JUDUL NAMA FILE

2
:3
08
Spesifikasi-Spesifikasi Institut Spesifikasi untuk derek-derek yang

m
Perminyakan Amerika (American Dipasang pada tiang penyangga lepas

ja
21
Petroleum Institute/API): pantai.

20
ril
 2C Spesifikasi untuk derek-

Ap
7
derek yang dipasang pada tiang

l2
ga
penyangga lepas pantai.

ng
Ta
da
Praktik yang Direkomendasikan Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan

Pa
y
(RP) Institut Perminyakan Amerika Derek Lepas Pantai.

m
nl
co
(American Petroleum Institute/API):
O
a.
in
m
 2D Praktik yang
se
rta

li
pe

da
direkomendasikan untuk
U
@

en

kegiatan operasional dan


ra

rk
al
ut

te
ap

pemeliharaan derek lepas


ak
rn
.s

tid
an

pantai.
te

en
hs
um
ik
In

ASTM F 479
k.
ok

Spesifikasi standar untuk perawatan pada


lm

D
ai

saat pemakaian selimut berinsulasi.


Em
n

ASTM F 496
a

Spesifikasi standar untuk perawatan pada


ng
de

saat pemakaian sarung tangan dan


ra
ut

lengan baju berinsulasi.


p
Sa
ar

ASTM F855-4 Spesifikasi standar untuk arde (ground)


m
ha

pelindung sementara yang akan


D

digunakan pada jaringan listrik dan


an
hs

peralatan listrik yang diputuskan aliran


Ik
eh

listriknya.
ol
k

ASTM F 1505 Spesifikasi standar untuk peralatan


eta
ic

tangan berinsulasi dan insulasi.


D

ASTM F 1506 Spesifikasi kinerja standar untuk bahan


tekstil tahan api untuk pakaian untuk
digunakan oleh pekerja listrik yang
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 10 dari 231

JUDUL NAMA FILE

2
:3
terpapar bunga api listrik sejenak dan

08
bahaya panas terkait.

m
ja
21
ASTM F 1959 Metode pengujian standar untuk

20
menentukan nilai kinerja bahan terhadap

ril
Ap
panas bunga api untuk pakaian.

7
l2
NFPA 70E-edisi terbaru Standar keamanan listrik di tempat kerja

ga
ng
OSHA 1910.28; 1926.502; Code Federal Regulation terkait:

Ta
1926.451; 1910.252; 1926.352; scaffolding and safety requirement; fall

da
Pa
y
1910.146; 2226; 1926.651; protection; welding cutting requirements;

m
nl
co
1910.147 fire prevention for welding; confined space
O
a.
in
enrty requirement; the control of
m
se
rta

hazardous energy; excavation; li


pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

V. DOKUMEN TERKAIT
ak
rn
.s

tid
an
te

en

A. Daftar Dokumen
hs
um
ik
In
k.

Tabel 3. Daftar Dokumen


ok
lm

D
ai
Em

JUDUL NAMA FILE


n

Tata Kerja Organisasi Operasi Lifting & TKO PHKT Operasi Lifting &
a
ng

Rigging Rigging
de
ra

No. B3-014/KT1330/2019-S9 Rev 1


put
Sa

Revisi Ke - 1 dan/atau perubahannya


ar
m
ha

Tata Kerja Sistem Pengendalian Dokumen TKO Sistem Pengendalian


D

No. B6-001/KT1040/2020-S9 dan/atau Dokumen


an
hs

perubahannya
Ik
eh

Tata Kerja Organisasi Audit Internal TKO Audit Internal


ol
k
ta

No. B6-005/KT1040/2019-S9 dan/atau


e
ic

perubahannya
D

Tata Kerja Organisasi Proses Manajemen TKO Proses Manajemen Risiko


Risiko HSE HSE
No. B6-030/KT1040/2019-S9
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 11 dari 231

JUDUL NAMA FILE

2
Revisi Ke – 2 dan/atau perubahannya

:3
08
m
ja
B. Retensi Dokumen

21
20
Dokumen-dokumen dan data yang tercantum dalam Tabel di bawah harus

ril
Ap
dikelola dan ditangani seperti sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.

7
l2
ga
ng
Tabel 4. Penentuan Retensi Dokumen SWP

Ta
da
PENENTUAN RETENSI DOKUMEN SWP PHKT

Pa
y
m
KLASIFIKASI
nl
co
KATEGORI INFORMASI
INFORMASI KRITIKAL PROTEKSI
O
a.
RETENSI FORMAT in
INFORMASI
m
se
rta

TKO SWP Company Dintinjau ulang TKO


li
pe

da
U
@

en

Confidential setiap tahun dan


ra

rk
al
ut

te

peninjauan
ap

ak
rn
.s

major (secara
tid
an
te

en
hs

keseluruhan)
um
ik
In
k.

setiap 3 tahun.
ok
lm

D
ai

Leading dan lagging Company 5 tahun Ketentuan dalam


Em

Indikator Confidential SWP


na
ng

Catatan Pelatihan Company 5 tahun Record Training


de

Confidential
ra
ut

Material Training SWP Company Active 5 tahun Presentasi


p
Sa

Confidential Training
ar
m

SWP Dokumen Company 6 bulan Hardcopy


ha
D

termasuk, Izin Kerja, Confidential dokumen


an
hs

Dokumen Izin Kerja,


Ik
eh

Dokumen Pendukung
ol

Izin Kerja, MKJSA,


k
eta

CMP
ic
D

Izin Kerja yang terkait Company 1 tahun Hardcopy


dengan Confined Confidential dokumen
Space Entry
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 12 dari 231

Kompetensi tes, Company Active 5 tahun Record test


pelatihan tes Confidential

2
:3
08
Data Leadership Company 3 tahun Data sharepoint

m
ja
Engagement di share Confidential

21
20
point

ril
Ap
Informasi 'Critical’ adalah semua dokumentasi TKO yang diperlukan dan semua

7
l2
informasi yang diambil dan dibuat selama pelaksanaan tata kerja. 'Controlled’ adalah

ga
ng
informasi yang memerlukan persetujuan.

Ta
da
Pa
VI. FUNGSI/ORGANISASI/JABATAN TERKAIT

y
m
nl
co
O
a.
in
Tabel 5.Tabel Uraian Peran Dan Tanggung Jawab Dari Fungsi/Organisasi/Jabatan
m
se
rta

Terkait li
pe

da
U
@

en
ra

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI


rk
al
ut

te
ap

ak

Peran Pendukung SWP :


rn
.s

tid

 Mengkoordinasikan  Memiliki
an

QHSSE dan kefasihan


te

en
hs

Engineer –
um

memimpin pelaksanaan tata kerja dalam memahami


ik
In
k.
ok
lm

SWP SWP di operasi PHKT. komitmen mutu QHSSE,


D
ai

 Memastikan bahwa tata kerja


Em

golden rules dan life


n

SWP selalu diperbaharui sesuai saving rules Memiliki


a
ng

ketentuan. pengalaman dan


de
ra

 Mengontrol dokumentasi dan pengetahuan yang luas


ut
p

dalam tata kerja SWP.


Sa

rekaman tata kerja SWP.


 Memiliki
ar

 Mengkoordinasikan pengukuran keahlian


m
ha

leading dan lagging tata kerja kepemimpinan yang


D
an

SWP dan melaporkan kepada fasilitatif.


hs

 Memiliki
Ik

pimpinan PHKT secara regular kemampuan


eh

atau sesuai permintaan. analisis dan


ol
k

 Melaksanakan proyek khusus


ta

perencanaan.
e
ic

 Memiliki pemahaman
D

terkait rencana perbaikan


berkesinambungan. terhadap perbaikan
 Melakukan analisis tren dan berkesinambungan.
pelaporan kinerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 13 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memiliki

:3
kemampuan

08
untuk memberikan visi

m
ja
dan arahan strategis.

21
20
PHKT P2K3  Secara berkala memantau  Memiliki kefasihan

ril
Ap
efektivitas tata kerja SWP dalam memahami

7
 Memastikan SWP leadership

l2
komitmen mutu QHSSE,

ga
engagements terpenuhi dan golden rules dan life

ng
Ta
terpantau saving rules.

da
 Menyediakan sumber daya untuk  Memiliki

Pa
kemampuan

y
m
memastikan pekerjaan dilakukan nl untuk memberikan visi

co
O
a.
dengan selamat dan sesuai m
in dan arahan strategis.
 Memahami tata kerja
se

dengan tata kerja SWP.


rta

li
pe

da

 Melakukan SWP.
U

SWP leadership
@

en
ra

 Memahami komponen
rk

engagements sesuai dengan tata


al
ut

te
ap

ak
rn

kerja SWP. tata kerja QHSSE.


.s

tid
an
te

Peran Spesifik SWP:


en
hs
um
ik
In

Affected Area  Memahami pekerjaan berdampak  Lihat lampiran 6 di Tata


k.
ok
lm

Authorities yang direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &


ai
Em

(AAA) pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi.


n

 Meninjau izin kerja dan dokumen


a
ng
de

pendukungnya sebelum
ra
ut

diterbitkan.
p
Sa

 Meninjau dokumen Metode Kerja


ar
m

dan Job Safety Analysis.


ha

 Meninjau lingkup izin untuk


D
an

memastikan aktivitas kerja yang


hs
Ik

saling bertentangan tidak terjadi


eh
ol

secara bersamaan.
k
ta

 Mengkomunikasikan
e

tindakan
ic
D

yang diperlukan terkait dampak


yang ditimbulkan dari kegiatan
terkait (misal: melakukan bypass,
dll)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 14 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memahami

:3
kapan harus

08
menghentikan pekerjaan (SWA).

m
ja
Permit  Memahami pekerjaan yang  Lihat lampiran 6 di Tata

21
20
Approver direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &

ril
Ap
pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi.

7
 Meninjau semua jenis izin dan

l2
ga
rencana kerja sebelum

ng
Ta
diterbitkan.

da
 Meninjau dokumen Metode Kerja

Pa
y
m
dan Job Safety Analysis nl
co
O
a.
(MKJSA). m
in
 Menerbitkan izin kerja umum dan
se
rta

li
pe

da
U

khusus bagi Pimpinan Tim Kerja.


@

en
ra

rk

 Meninjau lingkup izin untuk


al
ut

te
ap

ak
rn

memastikan aktivitas kerja yang


.s

tid
an
te

saling bertentangan tidak terjadi


en
hs
um
ik
In

secara bersamaan.
k.
ok
lm

 Berpartisipasi dalam kegiatan


D
ai
Em

perencanaan kerja di lapangan


na

(seperti pertemuan operasi


ng
de

harian, dll).
ra

 Memahami
ut

kapan harus
p
Sa

menghentikan pekerjaan (SWA).


ar

 Memastikan pekerjaan yang  Lihat lampiran 6 di Tata


m

Area Controller
ha

(AC)
D

sedang dilakukan sesuai dengan Kerja Pelatihan &


an

izin kerja. Verifikasi Kompetensi.


hs
Ik

 Memantau area kerja secara


eh
ol

berkala untuk memastikan bahwa


k
ta

area kerjanya selamat.


e
ic
D

 Memberitahukan Pimpinan tim


kerja jika terdapat perubahan
kondisi yang dapat
mempengaruhi pekerjaan yang
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 15 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
sedang berlangsung di daerah

:3
08
tugasnya.

m
ja
 Memahami kapan harus

21
20
menghentikan pekerjaan (SWA).

ril

Ap
Area Controller yang

7
l2
berpengalaman dapat berperan

ga
sebagai mentor.

ng
Ta
Pimpinan Tim  Menunjukkan pemahaman  Lihat lampiran 6 di Tata

da
Kerja (PTK)

Pa
terhadap lingkup pekerjaan, Kerja Pelatihan &

y
m
analisis bahaya, dan nl
Verifikasi Kompetensi.

co
O
a.
mempraktikkan dalam pekerjaan m
in
se

yang dilaksanakan.
rta

li
pe

da

 Memiliki otorisasi untuk


U
@

en
ra

rk

menjalankan peran dan tanggung


al
ut

te
ap

ak

jawab.
rn
.s

tid
an


te

Memahami pekerjaan yang


en
hs
um
ik
In

direncanakan, operasi/perawatan
k.
ok
lm

dan prosedur pemberitahuan


D
ai
Em

kondisi darurat.
n


a

Meninjau Metode Kerja dan Job


ng
de

Safety Analysis.
ra

 Memfasilitasi, meninjau, dan


put
Sa

mendokumentasikan JSA.
ar

 Membuat dan/atau membantu


m
ha

penyusunan izin kerja dan


D
an

dokumen pendukungnya.
hs
Ik

 Mengkomunikasikan lingkup
eh
ol

kerja, potensi bahaya, mitigasi,


k
ta

kondisi izin kerja kepada tim


e
ic
D

kerja.
 Memantau tempat kerja untuk
memastikan bahwa area kerja
selamat.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 16 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memfasilitasi

:3
penyelesaian

08
pekerjaan (seperti: diskusi

m
ja
lessons learn, penutupan izin

21
20
kerja, dll).

ril
 Memahami

Ap
kapan harus

7
l2
menghentikan pekerjaan (SWA).

ga
Authorized  Diberi wewenang oleh Lihat lampiran 6 di Tata

ng
Ta
Confined perusahaan untuk memasuki Kerja Pelatihan &

da
Space Entrant Verifikasi Kompetensi

Pa
ruang terbatas.

y
m
 Mematuhi kondisi izin kerja, nl
co
O
a.
dokumen pendukung izin kerja, m
in
se

metode kerja dan analisis bahaya


rta

li
pe

da

 Memahami
U

kapan harus
@

en
ra

rk

menghentikan pekerjaan (SWA).


al
ut

te
ap

ak

 Memiliki pengetahuan yang baik  Lihat lampiran 6 di Tata


rn

Authorized
.s

tid
an
te

Electrical tentang potensi bahaya listrik. Kerja Pelatihan &


en
hs
um
ik
In

Person  Melakukan isolasi energi Verifikasi Kompetensi.


k.
ok
lm

berbahaya (listrik).
ai
Em

 Memahami pekerjaan yang


na

direncanakan dan prosedur


ng
de

pemberitahuan kondisi darurat.


ra

 Melakukan pekerjaan listrik hanya


put
Sa

dalam lingkup kewenangannya


ar
m

(misalnya: listrik vs mekanik vs


ha
D

operator, dll).
an

 Memahami kapan harus


hs
Ik

menghentikan pekerjaan (SWA).


eh
ol

Authorized  Memahami pekerjaan yang  Lihat lampiran 6 di Tata


k
eta

Remote Permit direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &


ic
D

Approver pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi.


 Memiliki pengetahuan tentang
peralatan di area remote (dimana
pekerjaan akan dilaksanakan).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 17 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memiliki pengetahuan tentang

:3
08
potensi bahaya di area remote.

m
ja
 Mendiskusikan izin dan rencana

21
20
kerja bersama dengan Pimpinan

ril
Ap
tim kerja di lapangan sebelum

7
l2
mengeluarkan persetujuan

ga
secara lisan.

ng
Ta
 Membahas Metode Kerja dan Job

da
Safety Analysis bersama

Pa
y
m
Pimpinan tim kerja di lapangan nl
co
O
a.
sebelum mengeluarkan m
in
se

persetujuan izin kerja.


rta

li
pe

da

 Memberikan persetujuan izin


U
@

en
ra

rk

kerja secara lisan kepada


al
ut

te
ap

ak

pimpinan tim kerja di lapangan.


rn
.s

tid
an

 Memahami kapan harus


te

en
hs
um
ik
In

menghentikan pekerjaan (SWA).


k.
ok
lm

Civil Engineer  Merancang sistem pelindung  Lulusan Sarjana Teknik.


D
ai
Em

penggalian.  Memiliki pengetahuan


n

 Menyetujui rencana penggalian di


a

tentang Tata Kerja


ng
de

dekat gedung-gedung, jalan dan Excavation.


ra

dinding penahan.  Memiliki pengetahuan


put
Sa

 Menyetujui rencana penggalian sebagai Subject Matter


ar

lebih dalam dari 6,1 meter (20 ft). Expert (SME) dalam
m
ha

desain dan sistem


D
an

proteksi penggalian.
hs
Ik

Competent  Mengidentifikasi potensi bahaya  Lihat lampiran 6 di Tata


eh
ol

Person yang berhubungan dengan Kerja Pelatihan &


k
ta

pekerjaan. Verifikasi Kompetensi.


e
ic
D

 Memiliki pengetahuan standar


yang berlaku dalam bidang
keahliannya
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 18 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Merupakan Subject Matter Expert

:3
08
(SME) untuk pekerjaan khusus

m
ja
(seperti: inspektur penggalian,

21
20
spesialis lifting & rigging, dll).

ril
 Menangani

Ap
bahaya yang

7
l2
berhubungan dengan pekerjaan

ga
khusus.

ng
Ta
 Memahami kapan harus

da
menghentikan pekerjaan.

Pa
y
m
CMP Verifier  Memeriksa secara visual bahwa Lihat lampiran 6 di Tata
nl
co
O
a.
safeguard telah terpasang dan Kerja m Pelatihan
in &
se

berfungsi sebelum memulai Verifikasi Kompetensi.


rta

li
pe

da

pekerjaan.
U
@

en
ra

rk

o Memiliki CMP (Cek Memulai


al
ut

te
ap

ak

Pekerjaan) ditangan selama


rn
.s

tid
an

verifikasi.
te

en
hs
um
ik

o Memverfikasi secara fisik


In
k.
ok
lm

setiap safeguard yang


D
ai
Em

terpasang.
n

o Membubuhkan inisial pada


a
ng
de

setiap safeguard yang ada di


ra

CMP.
put

 Stop dan cari bantuan ketika CMP


Sa
ar

tidak dapat diselesaikan.


m
ha

 Dokumentasikan ketika dan


D
an

kenapa pekerjaan tidak dapat


hs
Ik

dimulai.
eh

 Menginformasikan Pimpinan Tim


ol
k
ta

Kerjaketika semua CMP telah


e
ic
D

dilengkapi.
 Periksa kembali CMP ketika:
o Lingkup kerja atau kondisi
berubah.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 19 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
o Waktu kerja diperpanjang

:3
08
lebih dari satu shift atau ketika

m
ja
terjadi pergantian kru.

21
20
o Tempat kerja ditinggalkan.

ril
o Diminta oleh Pimpinan Tim

Ap
7
Kerja.

l2
ga
ng
Confined  Memahami pekerjaan yang  Lihat lampiran 6 di Tata

Ta
Space Entry

da
direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &

Pa
y
Supervisor pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi.

m
nl
co
 Mendukung dan membantu Entry
O
a.
Watch. in
m
se
rta

 Memantau
li
pekerjaan yang
pe

da
U
@

en

sedang berlangsung untuk


ra

rk
al
ut

te

memverifikasi kesesuaian
ap

ak
rn
.s

dengan prosedur, dokumen izin


tid
an
te

en
hs

kerja, dokumen pendukung izin


um
ik
In
k.

kerja, metode kerja dan analisis


ok
lm

D
ai

bahaya.
Em

 Memahami kapan harus


na
ng

menghentikan pekerjaan (SWA).


de

 Confined Space Entry Supervisor


ra
ut

yang berpengalaman dapat


p
Sa

berperan sebagai mentor.


ar
m

Confined  Memahami pekerjaan yang  Lihat lampiran 6 di Tata


ha
D

Space Entry direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &


an
hs

Watch pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi.


Ik

 Mengontrol akses masuk dan


eh
ol
k

keluar personel ke/dari ruang


eta
ic

terbatas.
D

 Mendokumentasikan catatan/ log


pekerja yang berada di dalam
ruang terbatas.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 20 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memonitor pekerja dan kondisi di

:3
08
dalam ruang terbatas.

m
ja
 Selalu berkomunikasi dengan

21
20
pekerja di dalam ruang terbatas.

ril
 Memahami

Ap
kapan harus

7
l2
menghentikan pekerjaan (SWA).

ga
 Harus selalu berada di pintu

ng
Ta
masuk ruang terbatas (ruang

da
Pa
terbatas tunggal) selama

y
m
pekerjaan sedang berlangsung. nl
co
O
a.
Dive  Memahami rencana kontingensi  Lihat lampiran 6 di Tata
m
in
se

Supervisor untuk operasi penyelaman. Kerja Pelatihan &


rta

li
pe

da

 Mengawasi lokasi penyelaman.


U

Verifikasi Kompetensi.
@

en
ra

rk

 Mendiskusikan potensi bahaya,


al
ut

te
ap

ak
rn

mitigasi dan kondisi izin kerja dan


.s

tid
an
te

dokumen pendukung izin kerja


en
hs
um
ik
In

bersama dengan tim penyelam.


k.
ok
lm

 Memastikan jumlah Penyelam


D
ai
Em

Siaga (Standby Diver) yang


na

cukup berada di lapangan selama


ng
de

operasi penyelaman dan siap


ra
ut

untuk membantu penyelam di


p
Sa

dalam air bila diperlukan.


ar

 Memahami
m

kapan harus
ha
D

menghentikan operasi
an

penyelaman.
hs
Ik

Dive Tender  Didedikasikan untuk mendukung  Lihat lampiran 6 di Tata


eh
ol

penyelam tunggal. Kerja Pelatihan &


k
ta

 Memahami Verifikasi Kompetensi.


e

pekerjaan yang
ic
D

direncanakan dan prosedur


pemberitahuan kondisi darurat.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 21 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memantau

:3
Penyelam dan

08
peralatannya didalam air (seperti

m
ja
saluran udara, komunikasi, dll).

21
20
 Memahami kapan harus

ril
Ap
menghentikan pekerjaan (SWA).

7
 Memahami yang  Lihat lampiran 6 di Tata

l2
Diver (Working) pekerjaan

ga
direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &

ng
Ta
pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi.

da
 Berkomunikasi dengan Dive

Pa
y
m
Tender. nl
co
O
a.
 Melakukan operasi penyelaman m
in
se

dan pekerjaan bawah air.


rta

li
pe

da

 Mengikuti semua prosedur yang


U
@

en
ra

rk

berlaku.
al
ut

te
ap

ak

 Mematuhi semua kondisi izin


rn
.s

tid
an
te

kerja, dokumen pendukung izin


en
hs
um
ik
In

kerja, metode kerja dan analisis


k.
ok
lm

bahaya.
ai
Em

 Memahami kapan harus


na

menghentikan pekerjaan (SWA).


ng
de

Electrical  Memiliki pengetahuan tentang  Lihat lampiran 6 di Tata


ra
ut

Standby potensi bahaya listrik. Kerja Pelatihan &


p
Sa

Person  Dapat melakukan isolasi energi Verifikasi Kompetensi.


ar
m

berbahaya (listrik).
ha

 Memahami
D

pekerjaan yang
an
hs

direncanakan dan prosedur


Ik

pemberitahuan kondisi darurat.


eh
ol

 Mengamati orang yang sedang


k
eta

melakukan pekerjaan listrik dan


ic
D

membantu dalam situasi darurat.


 Memahami kapan harus
menghentikan pekerjaan (SWA).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 22 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
Environmental  Memberikan dan  Lulusan

:3
evaluasi Sarjana

08
Specialist konsultasi pembuangan ketika dan/atau terlatih dalam

m
ja
tanah, air tanah, dll diduga telah ilmu lingkungan.

21
20
terkontaminasi.  Memiliki pengetahuan

ril
Ap
tentang Tata Kerja

7
l2
Excavation.

ga
 Memiliki pengetahuan

ng
Ta
tentang peraturan dan

da
persyaratan

Pa
y
m
nl
pembuangan limbah

co
O
a.
Fire Watch  Memeriksa tempat kerja sebelum  Lihat lampiran 6 di Tata
m
in
se

aktivitas kerja panas dilakukan, Kerja Pelatihan &


rta

li
pe

da

untuk memastikan semua bahan Verifikasi Kompetensi


U
@

en
ra

rk

mudah terbakar dipindahkan atau


al
ut

te
ap

ak

dilindungi.
rn
.s

tid
an

 Memastikan bukaan dalam area


te

en
hs
um
ik
In

kerja panas tertutup dan/atau


k.
ok
lm

diisolasi dengan tepat.


D
ai
Em

 Mengamati aktivitas kerja panas


na

dan memonitor terjadinya


ng
de

percikan dan/atau nyala api.


ra

 Memahami kapan harus


ut
p
Sa

menghentikan pekerjaan (SWA).


ar

 Menghidupkan alarm bilamana


m
ha

terjadi peristiwa kebakaran.


D
an

High Level  Menyetujui kegiatan berpotensi  Memiliki pengetahuan


hs
Ik

Leader bahaya tinggi termasuk: tentang tata kerja SWP.


eh
ol

(pimpinan o Hot tapping,  Memiliki pengetahuan


k
ta

operasi, facilty o Hot work saat menyelam, tentang lingkup operasi


e
ic
D

engineering, o Penggunaan bahan peledak dan peralatan.


dll, yang saat penyelaman,  Memahami komitmen
ditentukan o Menyelam di ruang mutu, K3LL,
untuk tertutup/ruang terbatas,
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 23 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
memberikan o Masuk kedalam inert keselamatan proses dan

:3
08
persetujuan) atmospheres pengamanan.

m
ja
 Menyetujui pengisolasian yang  Memahami dan

21
20
mengharuskan isolasi fisik positif menjunjung Stop Work

ril
Ap
namun isolasi fisik positif tersebut Authority.

7
tidak dapat dilakukan.

l2
ga
 Menyetujui pekerjaan yang

ng
Ta
tingkat bahayanya tidak dapat

da
dimitigasi ke tingkat kemungkinan

Pa
y
m
dan keparahan bahaya sedang
nl
co
O
a.
atau rendah sesuai dengan Tabel m
in
8 Tata Kerja Metode Kerja dan
se
rta

li
pe

da
Job Safety Analysis.
U
@

en


ra

rk

Melakukan SWP leadership


al
ut

te
ap

engagements.
ak
rn
.s

tid
an

Qualified (non-  Membuat dan/atau meninjau  Lihat lampiran 6 di Tata


te

en
hs
um
ik
In

Crane) Lifting rencana pengangkatan khusus Kerja Pelatihan &


k.
ok
lm

Equipment untuk peralatan yang digunakan. Verifikasi Kompetensi


D
ai
Em

Operator  Memiliki pengetahuan tentang


n

isyarat tangan dan komunikasi


a
ng
de

radio.
ra

 Melakukan komunikasi antara


ut
p
Sa

operator alat angkat dan


ar

signalman (isyarat tangan,


m
ha

komunikasi radio dll).


D
an

 Memeriksa secara visual


hs
Ik

peralatan angkat dan tali-temali


eh
ol

sebelum digunakan.
k
ta

 Memeriksa bahaya secara visual


e
ic
D

pada rute pengangkatan (seperti


kabel listrik, hambatan, dll).
 Memastikan kondisi lokasi kerja
sesuai dengan dokumen izin kerja
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 24 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
(permit), rencana pengangkatan

:3
08
(lift plan) dan analisis bahaya.

m
ja
 Memahami kapan harus

21
20
menghentikan pekerjaan (SWA).

ril
 Memastikan crane dirakit sesuai  Lihat lampiran 6 di Tata

Ap
Qualified

7
l2
Assembly/ dengan spesifikasi pabrik. Kerja Pelatihan &

ga
Disassembly  Memastikan crane sesuai dengan Verifikasi Kompetensi.

ng
Ta
Director lingkup dan lokasi pekerjaan.

da

Pa
Memahami kapan harus

y
m
menghentikan pekerjaan (SWA). nl
co
O
a.
 Qualified Assembly/Disassembly m
in
se

Director yang berpengalaman


rta

li
pe

da
U

dapat berperan sebagai mentor.


@

en
ra

rk

Qualified Crane  membuat dan/atau meninjau  Lihat lampiran 6 di Tata


al
ut

te
ap

ak
rn

Operator rencana pengangkatan. Kerja Pelatihan &


.s

tid
an


te

Verifikasi Kompetensi.
en

Memiliki pengetahuan tentang


hs
um
ik
In

isyarat tangan dan komunikasi


k.
ok
lm

radio.
ai
Em

 Melakukan komunikasi antara


an

operator alat angkat dan


ng
de

signalman (hand signals, radio


ra
ut

communications, dll).
p
Sa

 Memeriksa secara visual crane


ar
m

dan tali-temali sebelum


ha
D

digunakan.
an

 Memeriksa secara visual bahaya


hs
Ik

pada rute pengangkatan (seperti


eh
ol

kabel listrik, hambatan, dll).


k
ta


e

Memastikan kondisi lokasi sesuai


ic
D

dengan dokumen izin, rencana


pengangkatan dan analisis
bahaya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 25 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memahami

:3
kapan harus

08
menghentikan pekerjaan (SWA).

m
ja
 Qualified Crane Operator yang

21
20
berpengalaman dapat berperan

ril
Ap
sebagai mentor.

7
 Memiliki pengetahuan tentang  Lihat lampiran 6 di Tata

l2
Qualified

ga
Electrical konstruksi dan operasi peralatan Kerja Pelatihan &

ng
Ta
Person dan instalasi listrik (misalnya Verifikasi Kompetensi.

da
Pa
electrician bersertifikat, dll).

y
m
 Melakukan analisis bahaya nl
co
O
a.
kejutan dan nyala percikan listrik m
in
se

(shock and arc flash).


rta

li
pe

da

 Meninjau analisis bahaya kejutan


U
@

en
ra

rk

dan nyala percikan listrik.


al
ut

te
ap

 Memasang barikade pada area


ak
rn
.s

tid
an
te

kerja listrik pada radius 10 ft dari


en
hs
um
ik
In

limited approach boundary.


k.
ok
lm

 Melakukan isolasi energi yang


D
ai
Em

berbahaya (listrik).
n

 Melakukan pekerjaan listrik dalam


a
ng
de

limited approach boundaries.


ra

 Memahami
ut

kapan harus
p
Sa

menghentikan pekerjaan (SWA).


ar

 Memiliki pengetahuan tentang  Lihat lampiran 6 di Tata


m

Qualified Gas
ha
D

Tester kondisi atmosfer kerja yang dapat Kerja Pelatihan &


an

diterima dan urutan pengujian Verifikasi Kompetensi


hs
Ik

gas.
eh
ol

 Memiliki pengetahuan tentang


k
eta

teknik pengujian gas (seperti


ic
D

pengujian bejana, pengujian


atmosfer bertingkat, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 26 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Melakukan

:3
dan

08
mendokumentasikan hasil

m
ja
pengujian gas.

21
20
 Memverifikasi dan memvalidasi

ril
Ap
kalibrasi peralatan pengujian gas

7
l2
di lapangan.

ga
 Memahami kapan harus

ng
Ta
menghentikan pekerjaan (SWA).

da
 Qualified Gas Tester yang

Pa
y
m
berpengalaman dapat berperan nl
co
O
a.
sebagai mentor. m
in
 Memecahkan/menyelesaikan  Lihat lampiran 6 di Tata
se

Qualified
rta

li
pe

da

Person
U

masalah yang terkait dengan Kerja Pelatihan &


@

en
ra

rk

bidang keahlian. Verifikasi Kompetensi.


al
ut

te
ap

 Memberikan konsultasi sebagai  Mendapat


ak
rn

gelar,
.s

tid
an
te

Subject Matter Expert terkait sertifikat atau


en
hs
um
ik
In

dengan bidang keahlian. pengakuan profesional


k.
ok
lm

 Memahami
D

pekerjaan yang terkait bidang keahlian.


ai
Em

direncanakan dan prosedur


na

pemberitahuan kondisi darurat.


ng
de

 Memahami kapan harus


ra
ut

menghentikan pekerjaan (SWA).


p
Sa

Qualified  Memiliki pengetahuan tentang  Lihat lampiran 6 di Tata


ar
m

Rigger peralatan pengangkatan dan tali- Kerja Pelatihan &


ha
D

temali. Verifikasi Kompetensi.


an

 Memiliki pengetahuan tentang


hs
Ik

beban yang diangkat, daerah


eh
ol

paparan, dll.
k
ta

 Mengikat beban dengan selamat


e
ic
D

dan aman.
 Memahami kapan harus
menghentikan pekerjaan (SWA).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 27 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Qualified

:3
Rigger yang

08
berpengalaman dapat berperan

m
ja
sebagai mentor.

21
20
Scaffolding  Memahami bagaimana cara  Lihat lampiran 6 di Tata

ril
Ap
SME merancang, menegakkan, Kerja Pelatihan &

7
l2
membongkar, memodifikasi, Verifikasi Kompetensi

ga
memeriksa perancah dan

ng
Ta
memasang label/tag yang tepat

da
sesuai dengan praktik terbaik

Pa
y
m
yang diterima dalam manufaktur, nl
co
O
a.
rekayasa dan industri m
in
 Memahami
se

dan dapat
rta

li
pe

da

menafsirkan peraturan dan


U
@

en
ra

rk

perundang-undangan yang
al
ut

te
ap

ak

terkait dengan perancah.


rn
.s

tid
an

 Mendiskusikan dan memahami


te

en
hs
um
ik
In

bagaimana perancah akan


k.
ok
lm

digunakan Pimpinan tim kerja


D
ai
Em

(khusus untuk lingkup kerja).


n

 Memahami kapan harus


a
ng
de

menghentikan pekerjaan (SWA).


ra

SIMOPs  Melakukan koordinasi kegiatan  Lihat lampiran 6 di Tata


put
Sa

Controller SIMOP dengan Perwakilan Kerja Pelatihan &


ar

SIMOP (SIMOPs Reps) dan pihak Verifikasi Kompetensi.


m
ha

lainnya selama SIMOP dilakukan.


D
an

 Memastikan semua kegiatan


hs
Ik

SIMOP dilakukan sesuai


eh
ol

dokumen rencana SIMOP, izin


k
ta

kerja dan analisis bahaya.


e
ic

 Menetapkan protokol komunikasi


D

sebelum dan selama kegiatan


SIMOP.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 28 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Melaksanakan

:3
pertemuan

08
SIMOP yang sudah dijadwalkan.

m
ja
 Mendokumentasikan catatan/log

21
20
SIMOP.

ril
 Melakukan komunikasi dengan

Ap
7
l2
semua tim kerja yang terlibat di

ga
dalam kegiatan SIMOP.

ng
Ta
 Memahami kapan harus

da
Pa
menghentikan pekerjaan (SWA).

y
m
 SIMOPs Controller yang nl
co
O
a.
berpengalaman dapat berperan m
in
se

sebagai mentor.
rta

li
pe

da

 Melakukan koordinasi kegiatan  Lihat lampiran 6 di Tata


U

SIMOPs
@

en
ra

rk

Representative SIMOP dengan SIMOP Controller Kerja Pelatihan &


al
ut

te
ap

ak
rn

dan pihak lainnya selama SIMOP Verifikasi Kompetensi


.s

tid
an
te

dilakukan.
en
hs
um
ik

 Bertanggung
In

jawab untuk
k.
ok
lm

mengidentifikasi bahaya terkait


ai
Em

aktivitas kerja di daerah yang


na

telah ditentukan.
ng
de

 Berpartisipasi dalam pertemuan


ra
ut

SIMOP.
p
Sa

 Mengkomunikasikan rencana
ar
m

SIMOP kepada tim kerja dalam


ha
D

daerah yang menjadi tanggung


an

jawabnya.
hs
Ik

 Memahami kapan harus


eh
ol

menghentikan pekerjaan (SWA).


k
ta

 Memastikan operasi harian di


e
ic
D

dalam area tanggung jawabnya


dilakukan sesuai dengan
dokumen/check list rencana
SIMOP, izin kerja, analisis
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 29 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
bahaya dan dokumen/check list

:3
08
lainnya yang diperlukan.

m
ja
Spotter/ Signal  Memahami lingkup kerja dan  Lihat lampiran 6 di Tata

21
20
person komunikasi yang dibutuhkan Kerja Pelatihan &

ril
Ap
untuk pekerjaan. Verifikasi Kompetensi

7

l2
Memiliki pengetahuan tentang

ga
isyarat tangan dan komunikasi

ng
Ta
radio.

da

Pa
Mengawasi jalur dan operasi

y
m
pengangkatan untuk menjamin nl
co
O
a.
pengangkatan yang selamat. m
in

se

Menjaga personel yang tidak


rta

li
pe

da

berkepentingan berada diluar


U
@

en
ra

rk

radius area crane.


al
ut

te
ap


ak
rn

Menjaga komunikasi dengan


.s

tid
an
te

operator alat angkat dan


en
hs
um
ik
In

mengarahkan pengangkatan.
k.
ok
lm


D

Memahami kapan harus


ai
Em

menghentikan pekerjaan (SWA).


n


a

Spotters/ Signal persons yang


ng
de

berpengalaman dapat berperan


ra

sebagai mentor.
ut
p
Sa

Standby Diver  Memahami pekerjaan yang  Lihat lampiran 6 di Tata


ar
m

direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &


ha

pemberitahuan kondisi darurat. Verifikasi Kompetensi


D
an

 Tetap tinggal di dek dan siap


hs
Ik

dipekerjakan jika diperlukan.


eh
ol

 Memiliki kemampuan untuk


k
ta

dipekerjakan sebagai Working


e
ic
D

Diver.
 Memahami kapan harus
menghentikan pekerjaan (SWA).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 30 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
Work at Height  Memahami yang  Lihat lampiran 6 di Tata

:3
pekerjaan

08
Safety Standby direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &

m
ja
pemberitahuan keadaan darurat. Verifikasi Kompetensi

21
20
 Memiliki pengetahuan tentang

ril
Ap
sistem perlindungan jatuh.

7
 Memastikan orang yang bekerja

l2
ga
di ketinggian memakai

ng
Ta
perlindungan jatuh yang tepat.

da
 Memastikan orang yang bekerja

Pa
y
m
di ketinggian 100 % tied-off. nl
co
O
a.
 Harus tetap berada di tempat m
in
se

kerja selama pekerjaan pada


rta

li
pe

da

ketinggian berlangsung.
U
@

en
ra

 Memahami
rk

kapan harus
al
ut

te
ap

ak
rn

menghentikan pekerjaan (SWA).


.s

tid
an

 Memahami yang  Lihat lampiran 6 Tata


te

Person pekerjaan
en
hs
um
ik
In

Working at direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &


k.
ok
lm

Height pemberitahuan keadaan darurat. Verifikasi Kompetensi.


ai
Em

 Menggunakan alat perlindungan


na

jatuh yang tepat ketika bekerja di


ng
de

ketinggian.
ra

 Menjaga 100% tied-off sesuai


put
Sa

persyaratan.
ar

 Memahami
m

kapan harus
ha
D

menghentikan pekerjaan (SWA).


an

Work Tim  Memahami yang  Lihat lampiran 6 Tata


hs

pekerjaan
Ik

Members (i.e. direncanakan dan prosedur Kerja Pelatihan &


eh
ol

Field pemberitahuan keadaan darurat. Verifikasi Kompetensi


k
ta

personnel)  Mengikuti semua prosedur yang


e
ic
D

ada.
 Mematuhi semua kondisi yang
ada di dalam izin kerja dan
analisis bahaya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 31 dari 231

PERAN TANGGUNG JAWAB KOMPETENSI

2
 Memahami

:3
kapan harus

08
menghentikan pekerjaan (SWA)

m
ja
21
20
VII. PROSEDUR

ril
Ap
Untuk mematuhi tata kerja Pertamina dan peraturan yang berlaku seperti (nasional,

7
l2
wilayah, provinsi, kabupaten, dll.) setiap pekerjaan harus memenuhi persyaratan-

ga
ng
persyaratan SWP dengan pendekatan Plan, Do, Check, Action (PDCA) sebagai berikut:

Ta
da
Plan

Pa
y
m
1. Perencanaan kerja harus selalu disertai dengan identifikasi Metode Kerja dan Job
nl
co
O
Safety Analysis sesuai dengan tata kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis.
a.
in
m
se
rta

2. Personel harus taat pada tingkat wewenangnya yang disetujui sebelum melakukan li
pe

da
U

pekerjaan atau selalu berada dibawah arahan penyelia (supervisor) atau mentor yang
@

en
ra

rk
al

berpengetahuan.
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an

3. Personel yang memegang peranan SWP harus memahami tata kerja dan prosedur
te

en
hs

SWP yang berlaku untuk pekerjaannya dan harus menunjukkan kompetensi yang
um
ik
In
k.
ok
lm

sesuai dengan peran mereka.


D
ai
Em

Do
na
ng

1. Setiap aktivitas/pekerjaan harus memiliki pengawasan kerja sistematis dengan


de
ra

pendekatan berbasis risiko untuk memastikan perencanaan, perizinan, pelaksanaan


ut
p

dan penyelesaian pekerjaan yang memadai dengan melaksanakan tata kerja SWP
Sa
ar

(termasuk, namun tidak terbatas pada tata kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis,
m
ha

tata kerja izin kerja, dll).


D
an

Check
hs
Ik
eh

1. Pimpinan (Leader) harus melakukan SWP Leadership Engagement, sesuai dengan tata
ol

kerja Leadership Engagement, di tempat kerja dimana pekerjaan tersebut akan


k
ta
e

dilakukan untuk:
ic
D

a. Meninjau dan memastikan pekerjaan yang sedang berlangsung (work in progress)


konsisten dengan persyaratan tata kerja SWP.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 32 dari 231

b. Memastikan bahwa ruang lingkup kerja dan kondisi kerja yang selamat yang
didokumentasikan pada izin kerja, rencana kerja dan analisis bahaya, telah konsisten

2
:3
08
dengan persyaratan SWP.

m
ja
c. Memastikan bahwa prosedur diikuti.

21
20
d. Memastikan bahwa bahaya di tempat kerja ditangani dan/atau dihilangkan.

ril
Ap
Action

7
l2
ga
1. Penerapan Stop Work Authority (SWA) atau intervensi yang:

ng
Ta
a. Memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada semua pekerja untuk

da
“menghentikan pekerjaan” jika pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan dengan

Pa
y
selamat.

m
nl
co
b. Beritahukan atau libatkan Pimpinan jika berada di tempat.
O
a.
in
m
c. Selesaikan dan laporkan masalahnya.
se
rta

li
d. Lanjutkan pekerjaan setelah diselesaikan masalahnya.
pe

da
U
@

en

e. Bagi dan komunikasikan kepada lainnya.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

2. Praktik kerja aman milik Kontraktor/mitra kerja harus konsisten dengan rancangan dan
.s

tid
an
te

maksud dari persyaratan tata kerja SWP, serta selaras dengan tata kerja Contractor
en
hs
um
ik
In

Safety Management System (CSMS).


k.
ok
lm

D
ai

Dokumen ini akan direvisi mengikuti TKO Pengendalian dokumen Sistem Tata Kerja (B6-
Em

001/KT1040/2020-S9) dan perubahannya dan atau dikaji ulang sekurang-kurangnya 3


na
ng

(tiga) tahun sekali apabila tidak ada perubahan.


de
ra
ut
p
Sa

VIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN


ar
m

Pengukuran Kinerja
ha
D
an

Parameter berikut harus dipantau sebagai pertimbangan utama untuk memastikan bahwa
hs

tata kerja SWP sudah efektif dalam memenuhi tujuan yang ditetapkan.
Ik
eh
ol

Tujuan dari pengukuran kinerja ini adalah untuk mengukur kualitas pelaksanaan JSA, Izin
k
ta

Kerja dan Cek Memulai Pekerjaan sesuai persyaratan SWP. Sasarannya adalah untuk
e
ic
D

mendorong pelaksanaan secara konsisten.


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 33 dari 231

Setiap tahun Tata Kerja Organisasi SWP akan menetapkan dan mengkomunikasikan nilai
pencapaian target dan secara periodik dilaporkan kepada Komite P2K3 setidaknya setiap

2
:3
08
tiga bulan yang mencakup leading dan lagging measure dibawah ini.

m
ja
21
A. Leading Measures

20
ril
Kualitas Pelaksanaan JSA, Izin Kerja dan Cek Memulai Pekerjaan:

Ap
7
Persentase kualitas pelaksanaan JSA, Izin Kerja dan Cek Memulai Pekerjaan dihitung

l2
ga
dengan menghitung pemenuhan JSA, Izin Kerja dan Cek Memulai Pekerjaan

ng
Ta
berdasarkan pelaporan Leadership Engagement.

da
Pa
y
B. Lagging Measures

m
nl
co
Jumlah Kematian Tenaga Kerja (Total Workforce Fatalities):
O
a.
in
m
se
rta

Jumlah Kematian Tenaga Kerja adalah jumlah total dari seluruh kematian tenaga
li
pe

da
U

kerja (karyawan dan kontraktor/mitra kerja).


@

en
ra

rk
al
ut

te

Tujuan dari metrik ini adalah untuk menelusuri korban jiwa yang terjadi di PHKT.
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

Target Tata Kerja SWP selalu nihil kematian.


en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

IX. LAMPIRAN
D
ai
Em

Tata kerja SWP menguraikan fase perencanaan, perizinan, pelaksanaan dan


n

penyelesaian yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan dengan selamat serta


a
ng

kesiapan dalam menghadapi kondisi darurat.


de
ra

Alur kerja tata kerja SWP digambarkan dalam SWP Process Flow Diagram.
put
Sa

Setiap bagian di bawah ini bertautan dengan dokumen atau prosedur yang terkait dengan
ar

SWP.
m
ha
D

Lampiran 1: Diagram Alir SWP


an
hs

Lampiran 2: Tata Kerja Keterlibatan Pimpinan/Manajemen (Leadership Engagement)


Ik

Lampiran 3: Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis


eh
ol

Lampiran 4: Tata Kerja Izin Kerja


k
eta

Lampiran 5: Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan


ic
D

Lampiran 6: Tata Kerja Pelatihan dan Verifikasi Kompetensi


Lampiran 7: Tata Kerja Bypassing Critical Protections
Lampiran 8: Tata Kerja Commercial Diving
Lampiran 9: Tata Kerja Confined Space Entry
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 34 dari 231

Lampiran 10: Tata Kerja Electrical Safe Work


Lampiran 11: Tata Kerja Excavation

2
:3
08
Lampiran 12: Tata Kerja Hot Work

m
ja
Lampiran 13: Tata Kerja Isolation of Hazardous Energy

21
Lampiran 14: Tata Kerja Lifting & Rigging

20
ril
Lampiran 15: Tata Kerja Portable Gas Detection

Ap
Lampiran 16: Tata Kerja Simultaneous Operations – SIMOPs

7
l2
ga
Lampiran 17: Tata Kerja Bekerja di Ketinggian (Work at Height)

ng
Lampiran 18: Terminologi dan Definisi Lanjutan

Ta
da
Lampiran 19: Rujukan Dokumen dan Informasi Tambahan

Pa
y
Lampiran 20: Formulir Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

m
nl
co
Lampiran 21: Catatan Perubahan Dokumen
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk

Disiapkan oleh Ditinjau oleh Disetujui oleh


al
ut

te
ap

ak
rn

HSSE Engineer Ast. Manager HSSE Strategy Pjs. Manager QHSSE PHKT
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na

Yus Armanta Bakhtiar Nofti Cahyono Iman Sudirman


ng
de

Tgl : 2020 Tgl : 2020 Tgl : 2020


ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 35 dari 231

Lampiran 1 – Diagram Alur

2
A. Diagram Alur SWP

:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 36 dari 231

B. Diagram alur Izin Kerja

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 37 dari 231

Lampiran 2 - Tata Kerja Keterlibatan Pimpinan/Manajemen (Leadership Engagement)

2
:3
08
A. Pengantar

m
ja
21
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai operasi yang bebas insiden

20
adalah kepemimpinan. Hal yang penting bagi pemimpin diterjemahkan melalui perilaku

ril
Ap
dan tindakan kepada para pekerja. Pimpinan/Manajemen PHKT menekankan budaya

7
l2
kerja yang selamat, HSE Golden Rules, Life Saving Rules dan komitmen terhadap

ga
ng
keselamatan kerja dan kemanan proses serta memverifikasi dan memvalidasi

Ta
kesesuaian dengan tata kerja SWP.

da
Pa
y
Prosedur ini mengatur tata kerja Leadership Engagement di lapangan. Prosedur ini

m
nl
co
berlaku bagi para pimpinan PHKT yang termasuk dalam lingkup melakukan Leadership
O
a.
in
m
Engagement (Management Walktrough).
se
rta

li
pe

da

B. Prosedur tata kerja


U
@

en
ra

rk
al
ut

te

Hal ini menjadi tanggung jawab pimpinan/manajemen untuk memastikan bahwa SWP
ap

ak
rn
.s

Leadership Engagements dilakukan di lapangan sesuai dengan prosedur ini.


tid
an
te

en
hs

Langkah-langkah berikut menguraikan prosedur keterlibatan pimpinan.


um
ik
In
k.
ok
lm

Step 1: Gunakan Tabel 6 untuk menentukan pengelompokan Leadership Engagement


ai
Em

serta persyaratan engagement dan partisipasi.


na
ng

Tabel 6. Leadership Engagement Matrix


de
ra
ut

Grup Leadership Frekuensi Engagement Formulir


p
Sa

Group 1: 1 engagement per triwulan


ar
m
ha

Executive Leader (GM dan (minimum 2 kali


D
an

pimpinan yang melapor engagement dalam setahun


hs
Ik

langsung dilakukan di lapangan) Formulir LE &


eh
ol

Group 2: 1 engagement per triwulan LSV


k
eta
ic

Manager/ Superintendent (semua engagement harus


D

(Operation & Maintenance, dilakukan di lapangan)


Drilling & Completion, Facilities
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 38 dari 231

Grup Leadership Frekuensi Engagement Formulir

2
:3
Engineering, HSE, Fungsi lain

08
yang melakukan SWP).

m
ja
21
Group 3: 3 engagement per triwulan

20
ril
Ap
Sr. Operator yang melakukan (semua engagement harus

7
SWP dan keselamatan proses. dilakukan di lapangan)

l2
ga
ng
Ta
da
Step 2: Gunakan formulir engagement yang tersedia dan rencanakan onsite

Pa
y
engagement, termasuk namun tidak terbatas pada:

m
nl
co
1. Transportasi (seperti udara, laut, darat) ke, dari dan di lokasi.
O
a.
in
m
2. Memastikan kontak utama (seperti pihak tuan rumah / pendamping), di lokasi,
se
rta

li
pe

da
sebelum melakukan engagement.
U
@

en
ra

rk

3. Memastikan persyaratan alat pelindung diri (APD) dan ketersediaannya di lokasi.


al
ut

te
ap

ak
rn

4. Konfirmasi kebutuhan khusus sebelum tiba di lokasi (seperti: pelatihan khusus di


.s

tid
an
te

lokasi, kartu akses, dll).


en
hs
um
ik
In
k.

5. Jika anda baru berperan sebagai pimpinan, cari pembimbing dalam melakukan
ok
lm

engagement (HSE Facilitator).


ai
Em
na
ng

Step 3: Perjalanan ke lokasi dan patuhi persyaratan pengunjung di lokasi, termasuk


de

namun tidak terbatas pada:


ra
put

1. Orientasi pengunjung di lapangan.


Sa
ar

2. Persyaratan pendamping di lapangan.


m
ha
D

3. Tentukan kegiatan pekerjaan apa yang sedang berlangsung dan pilih aktivitas kerja
an

yang akan diamati.


hs
Ik
eh
ol
k
ta

Step 4: Datangi tim kerja yang akan diamati setelah anggota tim kerja menyatakan
e
ic

daerah kerja telah aman untuk dimasuki dan:


D

1. Lakukan perkenalan.
2. Jelaskan tujuan dari SWP leadership engagement.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 39 dari 231

3. Jelaskan kepada kru pekerja bahwa umpan balik akan diberikan pada akhir
engagement.

2
:3
08
4. Sampaikan bahwa Anda akan membuat catatan pengamatan dalam rangka

m
ja
mendokumentasikan engagement.

21
20
ril
Ap
7
Step 5: Amati tim yang melakukan pekerjaan dan catat hasil pengamatannya.

l2
ga
Pertimbangkan hal berikut:

ng
Ta
1. Jangan menciptakan situasi berbahaya seperti menginterupsi tim kerja selama

da
Pa
tahapan atau operasi tugas yang kritis sedang berlangsung.

y
m
nl
co
2. Selalu hentikan pekerjaan ketika:
O
a.
in
m
se

a. Ada bahaya yang berpotensi mengancam jiwa, kesehatan dan lingkungan.


rta

li
pe

da
U
@

en

b. Perilaku berisiko berpotensi membahayakan jiwa, kesehatan dan lingkungan.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

Step 6: Berikan umpan balik kepada tim kerja ketika pekerja istirahat/ berhenti dengan
en
hs
um
ik
In

mengikuti urutan petunjuk berikut:


k.
ok
lm

D
ai

1. Selalu dahulukan memberikan positive reinforcement kepada tim kerja.


Em
n

2. Diskusikan setiap peluang perbaikan dengan tim kerja.


a
ng
de

3. Sampaikan terima kasih atas waktu dan komitmen dalam mengelola pekerjaan
ra
ut

dengan selamat.
p
Sa

4. Dapatkan komitmen dari tim kerja untuk menindaklanjuti peluang perbaikan.


ar
m
ha
D
an

Step 7: Setelah selesai, masukkan rincian engagement ke dalam pencatatan LE.


hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 40 dari 231

Lampiran 3 - Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis

2
:3
08
A. Pengantar

m
ja
Tata kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis mengidentifikasi pekerjaan yang harus

21
20
dilakukan, metode kerja, peralatan yang digunakan, menentukan bahaya dan risikonya,

ril
Ap
menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan untuk mengendalikan risiko itu dan

7
l2
menetapkan bagaimana langkah-langkah pengendalian harus dilaksanakan dan

ga
dipelihara. Metode Kerja dan Job Safety Analysis harus dinyatakan dengan cara yang

ng
Ta
mudah diakses dan dimengerti oleh semua orang yang menggunakan.

da
Pa
y
Pedoman penilaian bahaya di tempat kerja dengan mempertimbangkan potensi bahaya

m
nl
co
yang berhubungan dengan aktifitas dan pelaksanaan pekerjaan, termasuk identifikasi,
O
a.
in
mitigasi, pengendalian dan komunikasi bahaya. Pelaksanaan penentuan Metode Kerja
m
se
rta

dan Job Safety Analysis dilakukan pada tahap perencanaan. li


pe

da
U
@

en

Tata kerja ini tidak berlaku untuk tinjauan desain HSE fasilitas, Integrated Hazard
ra

rk
al
ut

te

Identification Studies (iHAZID) atau studi penilaian risiko lainnya sebagaimana diatur di
ap

ak
rn
.s

tid

dalam tata kerja Manajemen Risiko.


an
te

en
hs
um
ik
In

Prosedur ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
k.
ok
lm

delegasinya, serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


D
ai
Em

B. Prosedur tata kerja


na
ng

Analisis bahaya dilakukan bersamaan dengan penentuan metode kerja aman untuk
de

semua aktifitas atau pekerjaan dan menjadi tanggung jawab Pimpinan Tim Kerja untuk
ra
ut

memastikan bahwa analisis bahaya sesuai lingkup Tata Kerja Metode Kerja dan Job
p
Sa

Safety Analysis.
ar
m

Analisa bahaya harus mencakup aktivitas housekeeping baik di awal maupun di akhir
ha
D

setiap aktivitas/pekerjaan.
an
hs

Berikut adalah kriteria atau klasifikasi potensi bahaya berdasarkan aktifitas atau
Ik

pekerjaan, termasuk ketentuan analisis bahaya yang berlaku. Langkah-langkah berikut


eh
ol

menjelaskan prosedur Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis.
k
eta

Step 1: Gunakan Tabel 7 di bawah ini untuk mengidentifikasi klasifikasi potensi bahaya
ic
D

berdasarkan aktivitas atau pekerjaan yang akan dilakukan.


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 41 dari 231

Tabel 7. Klasifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan Aktifitas/Pekerjaan dan Ketentuan


Analisis Bahaya

2
:3
08
Persyaratan Metode

m
Contoh Aktifitas (termasuk namun tidak Potensi

ja
Kerja dan Job Safety

21
terbatas) Bahaya
Analysis dan CMP

20
  Dokumentasi Metode

ril
Kegiatan SIMOPs.

Ap
 Bypassing critical protection. Kerja dan Job Safety

7
l2
 Kegiatan Commercial Diving. Analysis (termasuk

ga

ng
Kegiatan dalam ruang terbatas (confined JSA).

Ta
space).  Cek Memulai Pekerjaan

da
 (CMP) yang terkait.

Pa
Pekerjaan pada atau dekat peralatan

y
m
bertegangan listrik (lived) lebih dari 50
nl
co
O
Volt.
a.
in

m
Kegiatan penggalian yang memerlukan
se
rta

li
system pelindung (seperti: shoring,
pe

da
U
@

en

bracing, sloping, dll).


ra

rk


al

Kerja panas dengan api terbuka (Open


ut

te
ap

ak
rn

Flame Hot work) dalam area Hazardous


.s

tid
an
te

Classified.
en
hs


um
ik
In

Hot work didalam tangki atau bejana


k.
ok
lm

(vessel).
D

Sedang
ai

 Setiap kegiatan yang memerlukan isolasi


Em

hingga
yang didokumentasikan dengan detail
n

tinggi
a
ng

informasi isolasi & LOTO.


de

 Setiap kegiatan operasi Lifting.


ra


ut

Setiap pekerjaan diketinggian.


p
Sa

 Kegiatan yang memerlukan


ar

pemantauan/pengujian gas dengan


m
ha

peralatan portabel secara terus menerus.


D


an

Setiap kegiatan yang melibatkan bahan


hs

peledak (seperti: perforating, dll).


Ik


eh

Kegiatan lain yang memiliki potensi


ol

signifikan untuk terjadi cidera, insiden


k
eta

atau tumpahan (seperti: pengoperasian


ic
D

vacuum truck, pengujian gas dengan


peralatanportable, mendirikan,
memodifikasi atau membongkar
perancah, kegiatan yang memerlukan
sistem pelindung jatuh personal, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 42 dari 231

Persyaratan Metode
Contoh Aktifitas (termasuk namun tidak Potensi
Kerja dan Job Safety

2
:3
terbatas) Bahaya

08
Analysis dan CMP

m
 Kegiatan lain yang diidentifikasi memiliki

ja
21
risiko medium atau tinggi (sesuai

20
penilaian risiko menggunakan Risk

ril
Assessment Matrix – RAM PHKT).

Ap
7
l2
 Kegiatan yang tidak memerlukan permit  JSA verbal dengan

ga
ng
dan berpotensi kecil menimbulkan seluruh tim kerja (dapat

Ta
kecelakaan serius insiden memiliki risiko Rendah menggunakan alat

da
rendah berdasarkan matriks penilaian identifikasi bahaya)

Pa
y
risiko (RAM)

m
nl
co
O
a.
in
Step 2: Setiap aktifitas kerja, melakukan identifikasi pekerjaan termasuk metode kerja aman,
m
se
rta

li
menentukan bahaya dan risikonya, menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan
pe

da
U
@

en

untuk mengendalikan bahaya tersebut dan menetapkan bagaimana langkah-langkah


ra

rk
al
ut

te

pengendalian. Gunakan ilustrasi di bawah ini untuk menentukan jenis aktifitas, pekerjaan
ap

ak
rn
.s

tid

dan langkah kerja yang akan di tuliskan di dalam formulir standar Metode Kerja dan Job
an
te

en
hs

Safety Analysis.
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
ut
p
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D

Gambar 1. Ilustrasi Aktivitas, Pekerjaan dan Langkah Kerja dalam penulisan Metode Kerja
dan Job Safety Analysis
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 43 dari 231

Gunakan formulir Metode Kerja dan Job Safety Analysis sesuai petunjuk yang tercantum di
bawah ini. :

2
:3
08
1. Dokumentasikan informasi aktifitas yang akan dilakukan, termasuk namun tidak terbatas

m
ja
pada:

21
20
a. Uraian aktivitas kerja secaran rinci yang akan dilakukan.

ril
Ap
7
b. Nomor Metode kerja dan JSA merujuk pada sistem penomoran berikut :

l2
ga
1) MKJSA/ABCD/XXX/IV/YYYY\

ng
Ta
2) ABCD merupakan singkatan dari : AB adalah singkatan lokasi/field (misal : Santan

da
Pa
y
Terminal ST, Lawe-Lawe Terminal LL, dst.), dan CD adalah singkatan dari

m
nl
co
fasilitas/plant (misal : Process Plant PP, Compressor Platform CP, dst.). Apabila
O
a.
in
ingin menggunakan prefix huruf lebih dari 4 (misal: SPGCP, NIBSA), maka
m
se
rta

ditetapkan konsistensi penulisan oleh masing-masing fasilitas. li


pe

da
U
@

en

3) XXX adalah nomor urut dari MKJSA yang dikeluarkan (misal : 001 dst.)
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

4) IV adalah angka romawi yang menunjukkan bulan dikeluarkannya MKJSA


.s

tid
an
te

en
hs

5) YYYY adalah angka tahun dikeluarkannya MKJSA


um
ik
In
k.
ok
lm

a) Identifikasi lokasi pekerjaan dan tim yang terlibat.


D
ai
Em

b) Identifikasi peralatan yang akan dikerjakan dan perusahaan mitra kerja yang
na

akan terlibat.
ng
de

c) Jenis pekerjaan khusus/tertentu yang akan dilakukan untuk aktivitas yang


ra
ut

dimaksud.
p
Sa
ar

d) Tentukan kebutuhan untuk tanggap darurat dan/atau penyelamatan


m
ha

teknis(rescue plan).
D
an

2. Diskusikan dan dokumentasikan metode kerja, peralatan yang digunakan, prosedur


hs
Ik

(TKO, TKI, TKPA, dll.), dan peran/role yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan, termasuk
eh
ol

namun tidak terbatas pada :


k
eta
ic

a. Uraian pekerjaan sesuai dengan gambar 1.


D

b. Identifikasi metode pekerjaan aman untuk setiap pekerjaan (seperti metode cold
cutting, perancah, isolasi positif, dll)
c. Daftar peralatan/perkakas yang akan digunakan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 44 dari 231

d. Daftar prosedur operasi dan/atau pemeliharaan (TKO, TKI, TKPA, dll.) yang
diperlukan untuk pekerjaan yang akan dilakukan.

2
:3
08
e. Identifikasi peran/role tertentu untuk setiap pekerjaan (seperti fire watch, qualified gas

m
ja
tester, scaffolder, dll.).

21
20
Step 3: Gunakan formulir standar Metode Kerja dan Job Safety Analysis untuk melakukan

ril
Ap
dokumentasi JSA untuk setiap pekerjaan pada tahapan perencanaan dengan

7
l2
mengidentifikasi setiap langkah kerja seperti ilustrasi pada gambar 1 dan sebagaimana

ga
ng
petunjuk yang tercantum di bawah ini:

Ta
da
1. Dokumentasikan informasi terkait dengan pekerjaan yang harus dilakukan (setelah

Pa
y
melengkapi informasi yang dibutuhkan metode kerja aman), termasuk namun tidak

m
nl
co
terbatas pada:
O
a.
in
m
se

a. Uraian singkat lingkup pekerjaan dan langkah kerja yang akan dilakukan.
rta

li
pe

da
U
@

en

b. Tanggal dan waktu.


ra

rk
al
ut

te

c. Bahaya umum yang berpotensi terjadi (menggunakan pendekatan Hazard Wheel).


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

d. Daftar Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan.


en
hs
um
ik
In
k.

e. Kesiapan menghadapi kondisi darurat.


ok
lm

D
ai

2. Diskusikan dan dokumentasikan langkah-langkah kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang


Em
n

sudah diidentifikasi sebelumnya.


a
ng
de

3. Diskusikan dan dokumentasikan semua bahaya yang berhubungan dengan setiap


ra

langkah kerja, termasuk namun tidak terbatas pada:


put
Sa

a. Dapatkah anggota tim mengalami cedera serius atau fatal? Bagaimana dan
ar
m

mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, faktor kinerja manusia,
ha
D

dll).
an
hs

b. Dapatkah anggota tim mengalami cidera terkait kesehatan? Bagaimana dan


Ik
eh

mengapa? (seperti penyakit akibat kerja yang terjadi secara kronik maupun akut, dll)
ol
k
ta

c. Apa yang bisa rusak? (seperti fasilitas, peralatan, bejana, dll) Bagaimana dan
e
ic
D

mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, faktor kinerja manusia,
dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 45 dari 231

d. Adakah potensi loss of containment ? (seperti tumpahan/pelepasan gas atau cairan)


Bagaimana dan mengapa? (seperti kegagalan peralatan, prosedur tidak lengkap,

2
:3
08
faktor kinerja manusia, dll).

m
ja
e. Uraikan potensi kesalahan atau kegagalan manusia terkait faktor kinerja manusia

21
20
(human performance factor).

ril
Ap
4. Diskusikan dan dokumentasikan bagaimana semua bahaya yang teridentifikasi akan

7
l2
dikendalikan termasuk yang berkaitan dengan faktor kinerja manusia (misalnya eliminasi

ga
ng
bahaya, mitigasi bahaya, mengamankan potensi bahaya benda jatuh, dll).

Ta
da
5. Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa semua

Pa
y
pengaman sudah ada sebelum melakukan tugas.

m
nl
co
O
a.
6. Diskusikan apabila ada langkah kritikal dari setiap langkah kerja yang didokumentasikan.
m
in
se
rta

7. Diskusikan dan dokumentasikan potensi keadaan atau tindakan (skenario) yang li


pe

da
U
@

en

mengharuskan penghentian pekerjaan dan penggunaan Stop Work Authority ketika:


ra

rk
al
ut

te

a. HSSE Golden rules atau Corporate Life Saving Rules tidak diikuti.
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

b. Seseorang dalam tim kerja memiliki kekhawatiran tentang tugas yang sedang
en
hs
um
ik
In

dilakukan.
k.
ok
lm

D
ai

c. Setiap saat lingkup pekerjaan berubah.


Em
n

d. Terjadi insiden atau kondisi darurat.


a
ng
de

8. Tinjau dan komunikasikan JSA (dalam bahasa yang sesuai bagi tim kerja) untuk semua
ra

pekerja yang terlibat, termasuk namun tidak terbatas pada:


put
Sa

a. Personel yang melakukan aktivitas.


ar
m
ha

b. Personel Operations.
D
an

c. Personel Maintenance.
hs
Ik
eh

d. Personel yang terlibat dalam kegiatan SIMOP secara bersamaan.


ol
k
ta

Dokumentasikan semua personel yang terlibat dalam dokumen pendukung daftar


e
ic
D

hadir pengguna izin kerja yang menyatakan bahwa setiap anggota tim kerja telah
memahami isi MKJSA.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 46 dari 231

9. Dokumentasi dengan tandatangan basah dalam dokumen pendukung daftar hadir


pengguna izin kerja yang terlibat dalam diskusi Metode Kerja dan Job Safety Analysis

2
:3
08
sebelum pekerjaan dimulai yang menyatakan telah memahami isi JSA.

m
ja
a. Semua anggota tim kerja baru yang datang setelah JSA dilakukan harus mereview

21
20
JSA bersama dengan onsite Pimpinan tim kerja dan menyatakan telah memahami isi

ril
Ap
JSA (dengan tandatangan basah) dan didokumentasikan dalam dokumen pendukung

7
daftar hadir pengguna izin kerja.

l2
ga
ng
b. Jika petugas pengawas berubah selama waktu kerja berlangsung, personel

Ta
pengawas baru harus meninjau JSA dan menyatakan memahami isi JSA (dengan

da
Pa
tanda tangan basah) dan didokumentasikan dalam dokumen pendukung daftar hadir

y
m
pengguna izin kerja. nl
co
O
a.
in
10. Dokumentasi persetujuan dengan tandatangan basah dalam formulir Metode Kerja dan
m
se
rta

li
Job Safety Analysis-MKJSA setiap anggota dan pimpinan tim yang terlibat dalam
pe

da
U
@

en

pembuatan Metode Kerja dan Job Safety Analysis.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak

11. Simpan dokumen Metode Kerja dan Job Safety Analysis/JSA di tempat kerja bersama
rn
.s

tid
an

dengan lembar kerja lain sesuai Prosedur tata kerja MKJSA.


te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em

Step 4: Untuk setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan dokumen JSA yang sudah
n

dipersiapkan pada tahap perencanaan dan didiskusikan dan dikomunikasikan dengan


a
ng

semua anggota tim kerja sebelum pekerjaan dimulai dan didokumentasikan dengan tanda
de
ra

tangan basah pada dokumen pengguna izin kerja.


put
Sa
ar

Step 5: Apabila terdapat perubahan pada:


m
ha

 Langkah kerja, maka MKJSA harus ditinjau ulang, didiskusikan dan dikomunikasikan
D
an

kepada setiap anggota tim kerja sebelum pekerjaan dilanjutkan.


hs

 Lingkup kerja, maka pekerjaan dihentikan (izin kerja dibatalkan) dan dokumen Metode
Ik
eh

Kerja dan Job Safety Analysis diperbaharui.


ol
k
eta
ic
D

Step 6: Tutup dokumen JSA bersamaan dengan Izin Kerja dan dokumen pendukung izin
kerja seperti petunjuk di bawah ini:
1. Diskusikan pekerjaan yang telah selesai dan tuliskan catatan penyelesaian termasuk
pembelajaran jika ada pada lembar Izin Kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 47 dari 231

2. Kembalikan semua dokumentasi (misal Metode Kerja dan Job Safety Analysis, dokumen
pendukung izin kerja) ke control room atau tempat sentralisasi lainnya untuk maksud

2
:3
08
penyimpanan catatan.

m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al

Gambar 2: Hazard Wheel


ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 48 dari 231

Lampiran 4 - Tata Kerja Izin Kerja

2
A. Pengantar

:3
08
Tata kerja Izin Kerja merupakan sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi,

m
ja
mengkomunikasikan, mengurangi dan mengendalikan bahaya terkait pekerjaan yang

21
20
memiliki potensi dampak buruk terhadap kesehatan, lingkungan dan keselamatan.Izin

ril
Ap
kerja diberikan setelah dilakukan kajian risiko, upaya pencegahan bahaya untuk

7
l2
mengurangi risiko, adanya organisasi kerja yang kompeten, ada proses otorisasi

ga
pemberian izin, pengkomunikasian proses kerja dan kajian risiko, pengawasan pekerjaan

ng
Ta
sesuai dengan izin kerja dan proses penutupan izin kerja secara formal.

da
Pa
Tata kerja ini mengatur persyaratan untuk izin kerja dan dapat dilihat pada diagram alir

y
m
nl
co
tata kerja Izin Kerja untuk mendapatkan gambaran visual.
O
a.
in
Tata kerja Izin Kerja meliputi unsur-unsur berikut:
m
se
rta

li
pe

da

1. Izin Kerja.
U
@

en
ra

rk
al
ut

te

2. Dokumen Pendukung yang diwajibkan dan dokumen Cek Memulai Pekerjaan (CMP)
ap

ak
rn

sebagaimana pesyaratan tata kerja untuk aktivitas/pekerjaan yang memiliki potensi


.s

tid
an
te

risiko tinggi dan/atau aktivitas non rutin.


en
hs
um
ik
In
k.

Perizinan sendiri tidak diperbolehkan.


ok
lm

D
ai

Prosedur ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
Em

delegasinya, serta kontraktor/mitra kerja/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


na
ng
de

Untuk menilai kinerja praktek izin kerja, maka fungsi terkait internal melakukan analisa
ra

efektivitas kinerja atau audit izin kerja setidaknya sekali dalam satu tahun dengan ruang
put
Sa

lingkup seperti namun tidak terbatas pada implementasi surat izin kerja di PHKT.
ar
m

B. Prosedur tata kerja


ha
D
an

Merupakan tanggung jawab Pimpinan tim kerja untuk memastikan bahwa izin kerja dibuat
hs

sesuai dengan rincian prosedur ini. Pimpinan tim kerja bertanggung jawab untuk
Ik
eh

memastikan bahwa kondisi izin kerja dikomunikasikan, pekerjaan dilakukan sesuai


ol
k

dengan kondisi izin kerja.


eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 49 dari 231

Step 1: Gunakan Tabel 8 dibawah untuk mengidentifikasi kapan izin kerja dibutuhkan.

2
:3
08
Tabel 8. Menentukan kapan izin kerja diperlukan

m
ja
21
Izin kerja diharuskan dalam kondisi- Contoh

20
kondisi berikut (termasuk tapi tidak terbatas pada)

ril
Ap
 Pekerjaan yang melibatkan

7
l2
pembobolan jalur, peralatan atau

ga
ng
Pekerjaan dengan potensi yang bejana

Ta
signifikan terhadap cedera, insiden atau  Pekerjaan khusus (misal masuk

da
Pa
loss of containment. ruang terbatas, pekerjaan panas,

y
m
nl
penggalian, penyelaman,

co
O
a.
pengangkatan kompleks, dll).
m
in
se

 Pekerjaan
rta

li yang melibatkan
pe

da
U

perubahan terhadap suatu


@

en
ra

rk
al

sistem/peralatan atau proses kerja


ut

te

Pekerjaan dengan potensi menimbulkan


ap

ak
rn

(misal kegiatan SIMOPs, kegiatan


.s

tid

insiden terkait dengan process safety


an
te

en

ruang terbatas, kerja panas dengan


hs

(keselamatan proses)
um
ik
In

api terbuka dalam area Hazardous


k.
ok
lm

Classified, pekerjaan yang


ai
Em

memerlukan isolasi positif, dll).


n
a

 Operasi vacuum truck melibatkan


ng
de

cairan yang mudah menguap


ra
ut

dan/atau mudah terbakar, material


p
Sa

Pekerjaan yang diidentifikasi mempunyai mudah meledak.


ar

 Pekerjaan
m

riwayat insiden dengan potensi bahaya di ketinggian yang


ha
D

medium/high. memerlukan pelindung jatuh.


an

 Pekerjaan Pengangkatan/Lifting.
hs
Ik

 Pekerjaan pada atau dekat peralatan


eh
ol

bertegangan listrik.
k
ta

 Transfer
e

pekerjaan antar
ic
D

Transfer pekerjaan dan tanggung jawab keahlian/ketrampilan.


dari satu grup ke grup lain.  Transfer pekerjaan antar perusahaan
kontraktor/mitra kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 50 dari 231

Izin kerja diharuskan dalam kondisi- Contoh

2
kondisi berikut (termasuk tapi tidak terbatas pada)

:3
08
 Transfer pekerjaan antar perusahaan

m
ja
kontraktor/mitra kerja dan PHKT.

21
 Kegiatan operasi dan pemeliharaan

20
ril
yang berlangsung di daerah yang

Ap
7
sama.

l2
ga
 Kegiatan konstruksi dan operasi yang

ng
Simultaneous operations (SIMOPs).

Ta
berlangsung di daerah yang sama.

da
 Operasi produksi dan pengeboran

Pa
y
m
yang berlangsung di lokasi yang
nl
co
O
a.
sama.
in
m
 Area Controller.
se
rta

Atas permintaan.
li
pe

da

 Pimpinan tim kerja.


U
@

en

 Setiap anggota tim kerja.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an

Catatan:
te

en
hs

Aktifitas yang tidak memerlukan izin kerja adalah seperti, namun tidak terbatas pada,
um
ik
In
k.
ok

pekerjaan administrative di lapangan, penggantian computer di kantor di living quarter,


lm

D
ai

aktivitas memasak di dapur, perbaikan peralatan (hand tool) di maintenance shop yang dapat
Em

yang hanya memerlukan waktu singkat, pengelolaan/penempatan small material di store,


na

memindahkan stock ATK dari living quarter loading area ke kantor, memasang
ng
de

spanduk/banner yang dapat dilakuakn tanpa tangga, membersihkan toilet (oleh janitor) dan
ra

sebagainya.
put
Sa

Step 2: Setiap aktivitas harus dilengkapi dengan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dan
ar
m

dilengkapi juga dengan dokumen pendukung izin kerja yang terkait dengan pekerjaan.
ha
D
an
hs
Ik

Step 3: Sesuai Tabel 8, buatlah izin kerja sesuai petunjuk yang tercantum di bawah ini.
eh
ol

1. Dokumentasikan pekerjaan yang akan dilakukan dalam bahasa yang sesuai bagi tim
k
ta

kerja, termasuk namun tidak terbatas pada:


e
ic
D

a. Uraian batasan/lingkup pekerjaan yang akan dilakukan.


b. Nomor izin kerja yang merujuk pada sistem penomoran berikut :
1) ABCD/XXX/IV/YYYY
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 51 dari 231

2) ABCD merupakan singkatan dari : AB adalah singkatan lokasi/field (misal : Santan


Terminal ST, Lawe-Lawe Terminal LL, dst.), dan CD adalah singkatan dari

2
:3
08
fasilitas/plant (misal : Process Plant PP, Compressor Platform CP, dst.)

m
ja
3) XXX adalah nomor urut dari izin kerja yang dikeluarkan (misal : 001 dst.)

21
4) IV adalah angka romawi yang menunjukkan bulan dikeluarkannya izin kerja

20
ril
5) YYYY adalah angka tahun dikeluarkannya izin kerja

Ap
7
c. Uraian peralatan yang akan dikerjakan.

l2
ga
ng
d. Nama perusahaan termasuk kontraktor/ mitra kerja.

Ta
da
e. Lokasi dimana pekerjaan akan dilakukan.

Pa
y
m
f. Nama orang yang meminta pekerjaan. nl
co
O
a.
g. Durasi izin (tidak lebih 16 jam tanpa periode validasi ulang). in
m
se
rta

li
h. Nomor referensi Metode Kerja dan Job Safety Analysis yang akan dilampirkan.
pe

da
U
@

en
ra

rk

i. Daftar jenis pekerjaan tertentu/khusus yang terlibat dan dokumen pendukung yang
al
ut

te
ap

ak
rn

diperlukan untuk pekerjaan khusus/tertentu yang akan dilaksanakan.


.s

tid
an
te

en
hs

j. Penerapan atau pelaksanaan tindakan mitigasi umum.


um
ik
In
k.
ok
lm

k. Pernyataan Pimpinan Tim Kerja dan seluruh anggota tim kerja


D
ai
Em
na

Step 4: Setiap anggota tim kerja mengisi informasi yang dibutuhkan dalam daftar pengguna
ng
de

izin kerja dengan bertanda tangan basah, yang menyatakan bahwa setiap pekerja :
ra
ut

1. Telah memahami ruang lingkup dari izin kerja.


p
Sa
ar

2. Telah memahami bahaya dan menerapkan mitigasi/tindakan pencegahan.


m
ha
D

3. Telah mengikuti diskusi sebelum memulai pekerjaan (ruang lingkup kerja, JSA) serta
an

memahami Metode Kerja dan Job Safety Analysis.


hs
Ik
eh
ol
k

Step 5: Untuk setiap jenis pekerjaan tertentu/khusus, harus dilengkapi dengan dokumen
eta
ic

pendukung yang terkait.


D

1. Semua dokumen pendukung izin kerja dilengkapi sesuai dengan identifikasi jenis
pekerjaan dan potensi bahaya atau risiko pekerjaan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 52 dari 231

2. Dokumen perencanaan seperti namun taidak terbatas pada perencanaan pengangkatan


(lifting plan), perencanaan SIMOPs (SIMOPs plan), perencanaan bekerja di ketinggian

2
:3
08
(WAH Plan), perencanaan penyelamatan (rescue plan) termasuk dokumen pendukung

m
ja
yang harus dilengkapi sesuai dengan persyaratan dokumen pendukung.

21
20
3. Melengkapi dokumen Cek Memulai Pekerjaan (CMP) yang terkait dengan jenis pekerjaan

ril
Ap
yang diidentifikasi.

7
l2
Catatan : apabila dokumen pendukung izin kerja, CMP dan tindakan mitigasi tidak dipenuhi

ga
ng
dan diterapkan maka pekerjaan dapat ditunda untuk dilaksanakan.

Ta
da
Pa
y
m
nl
Step 6: Untuk perencanaan pengangkatan (lifting plan) dan perencanaan SIMOPs (SIMOPs

co
O
a.
plan) didokumentasikan sesuai petunjuk yang tercantum di bawah: m
in
se
rta

1. Dokumentasikan pekerjaan yang akan dilakukan dalam bahasa yang sesuai bagi tim li
pe

da
U
@

en

kerja, termasuk namun tidak terbatas pada:


ra

rk
al
ut

te

a. Uraian singkat pekerjaan yang akan dilakukan.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

b. Tanggal kapan pekerjaan akan dilakukan.


en
hs
um
ik
In
k.

c. Lokasi dimana pekerjaan akan dilakukan.


ok
lm

D
ai

d. Nomor referensi izin kerja (lampirkan rencana kerja pada lembar paket pekerjaan).
Em
na

e. Identifikasi kebutuhan peralatan khusus (seperti peralatan teknik penyelamatan,


ng
de

peralatan komunikasi, dll) atau perkakas.


ra
ut

f. Jelaskan kebutuhan tambahan (seperti Subject Matter Experts, Spotters, Signalmen,


p
Sa

standby personnel, dll).


ar
m
ha
D
an

Step 7: Izin kerja harus disetujui sesuai petunjuk yang tercantum di bawah, sebelum
hs

pekerjaan dimulai.
Ik
eh
ol

1. Perusahaan harus menjaga dokumen yang berisi daftar semua petugas yang diberi
k
ta

wewenang untuk menyetujui izin kerja (termasuk daftar Remote Permit Approvers yang
e
ic
D

diberi wewenang).
2. Izin kerja umum harus disetujui, dengan tanda tangan basah, sesuai peran yang terdaftar
di bawah ini dan dalam urutan sebagai berikut:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 53 dari 231

a. Permit Approver ataupun authorize remote permit approver yang telah diberikan
wewenang dan disetujui.

2
:3
08
b. Pimpinan tim kerja.

m
ja
21
Step 8: Menerbitkan kelengkapan paket kerja yang akan menjadi bagian dari paket dokumen

20
ril
kerja (seperti izin kerja, Metode Kerja dan Job Safety Analysis, dokumen pendukung, dll)

Ap
kepada Pimpinan tim kerja.

7
l2
ga
ng
Ta
da
Step 9: Melakukan komunikasi (melalui toolbox meeting) sebelum melakukan pekerjaan

Pa
y
yang melibatkan Pimpinan Tim Kerja, seluruh tim kerja, dan pihak yang berdampak, terkait

m
nl
co
namun tidak terbatas pada hal berikut:
O
a.
in
m
se

1. Ruang lingkup dari izin kerja,


rta

li
pe

da
U
@

en

2. Mitigasi/tindakan pencegahan,
ra

rk
al
ut

te

3. Metode Kerja dan JSA.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok

Step 10: Gunakan formulir standar Metode Kerja dan Job Safety Analysis untuk melakukan
lm

D
ai

dokumentasi JSA yang sudah dipersiapkan pada tahapan perencanaan sesuai petunjuk
Em

yang tercantum di dalam Prosedur Metode Kerja dan Job Safety Analysis dan didiskusikan
na
ng

dengan semua anggota tim kerja sebelum melakukan pekerjaan.


de
ra

Simpan dokumen MKJSA di tempat kerja bersama dengan lembar paket pekerjaan.
put
Sa
ar
m
ha

Step 11: Lakukan/pastikan pemasangan isolasi dan penghalang, jika diperlukan, sesuai
D
an

dengan tata kerja SWP yang sesuai (seperti Isolation of Hazard Energy Standard, Work at
hs
Ik

Height, dll).Gunakan dokumen Cek Memulai pekerjaan (CMP) yang terkait dengan jenis
eh

pekerjaan yang diidentifikasi.


ol
k
eta
ic
D

Step 12: Jika diperlukan, lakukan pengujian gas harus segera, sebelum pekerjaan dimulai,
sesuai dengan Tata Kerja Portable Gas Detection. Ketika melakukan pemasangan isolasi di
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 54 dari 231

daerah yang berpotensi gas berbahaya, pengujian gas harus dilakukan sebelum melakukan
isolasi, sesuai dengan Tata Kerja Portable Gas Detection.

2
:3
08
m
ja
21
Step 13: Tinjau dan komunikasikan kondisi Metode Kerja dan Job Safety Analysis, izin kerja

20
ril
kepada seluruh tim kerja (dalam bahasa yang sesuai bagi pekerja).

Ap
7
l2
ga
ng
Step 14: Lakukan pekerjaan sesuai dengan kondisi yang dijelaskan dalam dokumen izin

Ta
da
kerja, Metode Kerja dan Job Safety Analysis.

Pa
y
m
nl
Saat melakukan pekerjaan, salinan izin kerja termasuk MKJSA yang masih berlaku, izin

co
O
a.
kerja, dokumen pendukung izin kerja dll.) harus disimpan di lokasi dan di ruang sentral/ruang
m
in
se

kontrol (jika tersedia).


rta

li
pe

da
1. Pekerjaan harus dipantau oleh seluruh tim kerja dan onsite Pimpinan tim kerja untuk
U
@

en
ra

rk

memastikan pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan dengan selamat dan sesuai
al
ut

te
ap

ak

dengan kondisi izin kerja.


rn
.s

tid
an

2. Izin kerja harus divalidasi ulang di lapangan melalui tanda tangan basah Pimpinan tim
te

en
hs
um
ik

kerja, kecuali dalam kondisi tanggap darurat, sebelum pekerjaan dapat dilanjutkan ketika:
In
k.
ok
lm

a. Pimpinan tim kerja tidak berada ditempat.


D
ai
Em

Pekerjaan harus dihentikan sampai Pimpinan tim kerja yang baru berada di lokasi dan
na

kondisi izin sudah divalidasi ulang dengan tanda tangan basah.


ng
de

b. Diketahui kondisi tidak selamat yang sebelumnya tidak terdokumentasi.


ra
put
Sa

Pekerjaan harus dihentikan, kondisi tidak selamat harus ditangani dan Pimpinan tim
ar

kerja harus memvalidasi ulang kondisi izin dengan tanda tangan.


m
ha
D

c. Kekhawatiran tentang keselamatan disampaikan oleh pekerja.


an
hs

Pekerjaan harus dihentikan, kondisi tidak selamat harus ditangani dan Pimpinan tim
Ik
eh

kerja harus memvalidasi ulang kondisi izin dengan tanda tangan basah.
ol
k

d. Kondisi izin yang ditentukan dilanggar.


eta
ic
D

Pekerjaan harus dihentikan, kondisi tidak selamat harus ditangani dan Pimpinan tim
kerja harus memvalidasi ulang kondisi izin dengan tanda tangan basah.
e. Fasilitas alarm darurat diaktifkan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 55 dari 231

1) Pekerjaan harus dihentikan, sampai tempat kerja dinyatakan aman.

2
:3
2) Kondisi izin harus divalidasi ulang, melalui tanda tangan basah Pimpinan tim kerja.

08
m
f. Terjadi kegiatan dari lokasi yang berdekatan yang dapat berpotensi mempengaruhi

ja
21
pekerjaan.

20
ril
1) Pekerjaan harus dihentikan, sampai tempat kerja dinyatakan aman.

Ap
7
l2
2) Kondisi izin harus divalidasi ulang, melalui tanda tangan basah Pimpinan tim kerja.

ga
ng
g. Tempat kerja ditinggalkan untuk periode waktu tertentu.

Ta
da
Pimpinan tim kerja harus memvalidasi ulang kondisi izin melalui tanda tangan basah,

Pa
y
sebelum pekerjaan dilanjutkan.

m
nl
co
O
a.
h. Pekerjaan melebihi masa berlaku izin 16 jam atau sesuai dengan durasi yang
m
in
se
rta

ditentukan dalam izin kerja (misal: 12 jam atau 1 shift), maka. li


pe

da
U
@

en

1) Pekerjaan harus dihentikan.


ra

rk
al
ut

te
ap

2) Izin kerja baru harus dibuat dan diterbitkan.


ak
rn
.s

tid
an
te

en

i. Kondisi tempat kerja di lokasi kerja berubah (seperti cuaca parah, housekeeping, dll.).
hs
um
ik
In
k.
ok

Pekerjaan harus dihentikan sampai kondisi izin yang didokumentasikan kembali


lm

D
ai

seperti semula dan divalidasi ulang melalui tanda tangan basah Pimpinan tim kerja.
Em
n

j. Anggota tim kerja berubah (misal: 1 anggota tim kerja berubah, 3 anggota tim kerja
a
ng

berubah, dll.)
de
ra
ut

Anggota tim kerja baru harus diberikan penjelasan dan menandatangani JSA sebelum
p
Sa

memulai pekerjaan.
ar
m
ha

k. Cedera, insiden atau hampir celaka terjadi di tempat kerja.


D
an

1) Pekerjaan harus dihentikan sampai tempat kerja telah dinyatakan aman.


hs
Ik

2) Kondisi izin harus divalidasi ulang melalui tanda tangan basah Pimpinan tim kerja.
eh
ol

l. Jika lingkup pekerjaan berubah (seperti ada tambahan langkah kerja, peralatan
k
eta

dan/atau kegiatan SIMOP, dll), izin harus dibatalkan.


ic
D

1) Pekerjaan harus dievaluasi ulang sesuai Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety
Analysis.
2) Izin baru harus dibuat dan diterbitkan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 56 dari 231

m. Jika izin kerja berlaku lebih dari 16 jam sesuai ketentuan atau durasi yang disetujui,
untuk pekerjaan excavation dan isolasi energy berbahaya yang dapat berlaku selama

2
:3
08
7 hari, maka: Izin kerja direvalidasi untuk melanjutkan pekerjaan pada hari berikutnya

m
ja
dan pemeriksaan harian penggalian (pada dokumen pendukung) sudah dilakukan

21
dan dinyatakan pekerjaan dapat dilanjutkan dengan persetujuan dari permit approver.

20
ril
Ap
7
l2
Step 15 : Setelah menyelesaikan pekerjaan, Pimpinan tim kerja harus memberitahukan

ga
ng
kepada Permit Approver bahwa pekerjaan telah selesai dan hal lainnya sebagai berikut:

Ta
da
1. Peralatan pengendalian sudah dipindahkan (seperti isolasi, barikade, dll).

Pa
y
m
2. Peralatan telah kembali bekerja. nl
co
O
a.
3. Tempat kerja telah dikembalikan ke kondisi operasi normal in
m
se
rta

li
4. Diskusi penutupan pekerjaan dengan tim kerja telah dilakukan dan didokumentasikan
pe

da
U
@

en

(termasuk pembelajaran jika ada) pada onsite dokumen izin kerja.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

5. Izin kerja harus ditutup dengan tandatangan, sesuai peran yang terdaftar di bawah ini
.s

tid
an
te

dalam urutan sebagai berikut:


en
hs
um
ik
In
k.

a. Pimpinan tim kerja.


ok
lm

D
ai

b. Permit Approver atau Authorize remote Permit Approver.


Em
na

6. Dokumen lembar paket pekerjaan harus disimpan dalam jangka waktu yang ditentukan
ng
de

dalam Tabel penentuan retensi dokumen SWP.


ra
ut

7. Masa berlaku dan tingkatan persetujuan izin kerja disesuaikan dengan tabel berikut :
p
Sa
ar

Tabel 9. Validitas/masa berlaku dan hirarki persetujuan izin kerja


m
ha

Persetujuan
D
an

Jenis Aktivitas Validitas Pemilik/Pimpinan


hs

Permit Approver
Ik

Fasilitas (Paraf)
eh
ol

Hot Work Open Flame dalam 16 Jam Superintendent Ya


k
ta

HCA
e
ic
D

Hot tapping, hot work saat 16 Jam Superintendent & Ya


menyelam, penggunaan High level leader
bahan peledak saat
menyelam, menyelam dalam
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 57 dari 231

ruang terbatas, masuk ke


ruangan inert atmosfir dan

2
:3
08
pekerjaan yang

m
ja
mengharuskan isolasi fisik

21
positif namun isolasi fisik

20
ril
positif tersebut tidak dapat

Ap
dilakukan

7
l2
Hot Work Open Flame diluar 16 jam Supervisor atau

ga
Tidak

ng
HCA DOA

Ta
da
Confined Space Entry 16 Jam Superintendent Ya

Pa
y
Excavation 7 hari Superintendent Ya

m
nl
co
dan pemeriksaan
O
a.
harian in
disetujui
m
se
rta

oleh Supervisor
li
pe

da
U
@

en

Electrical Work (Energized 16 jam Superintendent Ya


ra

rk
al
ut

te

part)
ap

ak
rn
.s

Isolation of Hazardous Energy 7 hari Supervisor


tid

Tidak
an
te

en
hs

tidak melibatkan pekerjaan


um
ik
In
k.

khusus
ok
lm

D
ai

Commercial Diving 16 jam Superintendent Ya


Em

Pekerjaan Umum Lainnya 16 Jam Supervisor atau Tidak


na
ng

DOA
de
ra
put
Sa
ar

Step 14:
m
ha
D

Beberapa pekerjaan yang memerlukan persetujuan high-level leader yang bertanggung


an
hs

jawab untuk melakukan hal berikut :


Ik
eh

1. Meninjau dan menyetujui kegiatan berpotensi bahaya tinggi termasuk :


ol
k
ta

a. Hot tapping,
e
ic
D

b. Hot work saat menyelam,


c. Penggunaan bahan peledak saat penyelaman,
d. Menyelam di ruang tertutup/ruang terbatas,
e. Masuk kedalam inert atmospheres.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 58 dari 231

2. Meninjau dan menyetujui pengisolasian yang mengharuskan isolasi fisik positif


namun isolasi fisik positif tersebut tidak dapat dilakukan

2
:3
08
Tabel 10. Klasifikasi persetujuan High Level Leader

m
ja
21
Jabatan High

20
Dept/Tim Keterangan (refer ke step 14)
Level Leader

ril
Ap
7
Operations Manager - Untuk pekerjaan 1 pada bullet a (step 14)

l2
ga
Operations dengan potensi LOC ≥ 7 BBLS

ng
Ta
- Untuk pekerjaan b, c, d, e pada bullet 1 (step

da
14)

Pa
y
m
Superintendent nl
- Untuk pekerjaan 1 pada bullet a (step 14)

co
O
a.
Operations dengan potensi LOC ≤ 7 BBLS dan
m
in
se

- Untuk pekerjaan pada bullet 2 (step 14)


rta

li
pe

da

Maintenance Manager - Untuk kegiatan/pekerjaan pada bullet 1 dan 2


U
@

en
ra

rk

Maintenance (step 14), dan


al
ut

te
ap

ak

- Dengan review dari Sr. Operator


rn
.s

tid
an

(Maintenance) dan sesuai risk ranking untuk


te

en
hs
um
ik
In

kegiatan pada bullet 1


k.
ok
lm

FE Manager Jika ada pekerjaan pada bullet 1 dan 2 (step 14)


D
ai
Em

Construction yang melibatkan tim FE


na
ng

Drilling Manager Drilling Jika ada pekerjaan pada bullet 1 dan 2 (step 14)
de

yang melibatkan D&C


ra
ut
p
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 59 dari 231

Lampiran 5 - Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan

2
A. Pengantar

:3
08
m
Tata kerja Cek Memulai Pekerjaan (CMP) merupakan alat/ tool yang merupakan

ja
21
administrative safeguards yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan verifikasi

20
di lokasi kerja terhadap penerapan mitigasi pekerjaan. Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

ril
Ap
selalu digunakan sebelum memulai pekerjaan untuk memastikan safeguards yang dibuat

7
l2
tersedia dan berfungsi untuk mencegah kecelakaan serius.

ga
ng
Tujuan dari tata kerja ini adalah untuk mencegah kecelakaan serius yang terjadi karena

Ta
da
kegagalan melaksanakan persyaratan SWP dan memastikan pekerjaan tidak akan

Pa
y
dimulai sampai semua safeguard secara fisik di verifikasi secara menyeluruh sepanjang

m
nl
co
waktu.
O
a.
in
m
Tata kerja ini mengatur persyaratan Cek Memulai Pekerjaan (CMP).
se
rta

li
pe

da
U

Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi
@

en
ra

rk
al

serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


ut

te
ap

ak
rn
.s

tid

B. Prosedur tata kerja


an
te

en
hs
um

Step 1. Cek Memulai Pekerjaan (CMP) digunakan setiap kali pekerjaan berikut dilakukan:
ik
In
k.
ok
lm

1. Penyelaman Komersial (Commercial diving)


D
ai
Em

2. Masuk Ruang Terbatas (Confined space entry)


na
ng

3. Pekerjaan Lsitrik Aktif (Energized Electrical work)


de
ra

4. Penggalian (Excavation)
put
Sa

5. Kerja Panas (Hot work)


ar
m

6. Isolasi Energi Berbahaya (Isolation of hazardous energy)


ha
D

7. Lifting dan rigging


an
hs

8. Bekerja di Ketinggian (Working at heights)


Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 60 dari 231

Step 2. Meninjau Cek Memulai Pekerjaan (CMP) yang diperlukan sesuai dengan ruang
lingkup pekerjaan:

2
:3
08
1. Identifikasi CMP Verifier yang akan melakukan verifikasi akhir.

m
ja
21
2. Tentukan semua jenis CMP yang dibutuhkan untuk ruang lingkup kerja yang

20
dimaksud.

ril
Ap
7
3. Lengkapi Cek Memulai Pekerjaan (CMP) oleh pelaksana kerja/pimpinan tim kerja

l2
ga
segera sebelum memulai pekerjaan bersamaan dengan pengurusan izin kerja di

ng
tahapan perencanaan.

Ta
da
Pa
y
m
nl
Step 3. Cek Memulai Pekerjaan (CMP) diterapkan dengan cara sebagai berikut :

co
O
a.
1. Setelah izin kerja dikeluarkan oleh pelaksana/pimpinan tim kerja. in
m
se
rta

li
2. Setelah kegiatan diskusi Analisa Bahaya (contoh: JSA, toolbox talks).
pe

da
U
@

en
ra

rk

3. Di lokasi kerja, CMP Verifier melakukan verifikasi sebelum memulai pekerjaan.


al
ut

te
ap

ak
rn
.s

4. Pada formulir CMP terdapat verifikasi saat inisiasi maupun revalidasi yang dilakukan
tid
an
te

en
hs

oleh CMP verifier.


um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em

Step 4. Apabila Cek Memulai Pekerjaan tidak dapat diselesaikan/diperiksa baik saat
na

inisiasi maupun revalidasi, maka lakukan hal berikut:


ng
de

1. Tunda pekerjaan, jangan memulai kegiatan.


ra
put
Sa

2. Para pekerja pelaksana dan pengawas lapangan (site supervisor) harus bekerja sama
ar

untuk menyelesaikan masalah.


m
ha
D

3. Ketika masalah sudah selesai, para pekerja pelaksana harus memverifikasi secara
an

fisik setiap check dapat diselesaikan.


hs
Ik
eh

4. CMP Verifier harus secara fisik memverifikasi setiap safeguard untuk menyelesaikan
ol
k

verifikasi.
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 61 dari 231

Step 5. Penyelesaian cek memulai pekerjaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

2
:3
1. CMPVerifier menuliskan nama dan tanggal pada kotak bagian bawah yang telah

08
disediakan saat inisiasi maupun revalidasi CMP.

m
ja
21
2. Aktifitas kerja dapat dimulai sesuai arahan dari Pimpinan tim kerja.

20
ril
3. CMP harus dilengkapi ulang jika terjadi perubahan lingkup kerja atau pekerjaan harus

Ap
7
dihentikan.

l2
ga
ng
4. Lakukan verifikasi ulang CMP ketika:

Ta
da
a. Ruang lingkup atau kondisi kerja berubah

Pa
y
m
b. Waktu kerja diperpanjang melebihi satu shift atau ketika terjadi pergantian kru.
nl
co
O
a.
c. Tempat kerja ditinggalkan tanpa ada yang menunggu. in
m
se
rta

li
d. Diminta oleh Pimpinan Fasilitas atau orang yang berwenang.
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

Step 6. Dokumen Cek Memulai Pekerjaan harus dikembalikan bersamaan dengan


tid
an
te

en
hs

dokumen paket kerja lainnya ke control room atau tempat sentralisasi lainnya untuk
um
ik
In
k.

maksud penyimpanan catatan.


ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 62 dari 231

Lampiran 6 - Tata Kerja Pelatihan dan Kompetensi

2
A. Pengantar

:3
08
m
Tata kerja verifikasi pelatihan dan kompetensi dirancang untuk membantu mencegah

ja
21
terjadinya cedera pada personel, kerusakan peralatan/aset atau dampak buruk terhadap

20
lingkungan diakibatkan oleh potensi bahaya yang berhubungan dengan kurangnya

ril
Ap
pengetahuan dan pemahaman tentang Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus.

7
l2
ga
Pelatihan (Training) memberikan landasan bagi pelaksanaan proses, prosedur dan

ng
standar SWP yang efektif dan selamat serta berkontribusi terhadap kompetensi tenaga

Ta
da
kerja.

Pa
y
m
Verifikasi kompetensi (Competency Verification) merupakan sebuah pengamatan
nl
co
O
a.
terhadap keterampilan dan pengetahuan pekerja dalam melakukan pekerjaan untuk
in
m
memastikan kesesuaian dengan persyaratan SWP PHKT.
se
rta

li
pe

da
U

Tata kerja ini mengatur persyaratan untuk pelatihan dan verifikasi kompetensi SWP.
@

en
ra

rk
al
ut

te

Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi
ap

ak
rn
.s

tid

serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


an
te

en
hs
um
ik

B. Persyaratan
In
k.
ok
lm

1. Setiap orang yang berperan dalam SWP harus terlatih. Pelatihan awal peran-khusus
ai
Em

SWP harus dilakukan sebelum pekerja yang diberikan wewenang khusus melakukan
na

peran tersebut.
ng
de

a. Semua personel PHKTyang menjalankan peran khusus SWP harus terlatih sesuai
ra
put

dengan persyaratan pelatihan PHKT dalam Tabel 11.


Sa
ar

b. Semua personel kontraktor/mitra kerja yang melakukan salah satu peran penting
m
ha

SWP sebagai berikut, harus terlatih sesuai dengan persyaratan pelatihan PHKT
D
an

dalam Tabel 11:


hs
Ik

1) Area Controller
eh
ol
k

2) Authorized Remote Permit Approver


eta
ic
D

3) Permit Approver
4) Pimpinan tim kerja
5) SIMOPs representative
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 63 dari 231

c. Kontraktor/mitra kerja yang beroperasi di bawah CSMS bridging document yang


telah disetujui, dikecualikan dari persyaratan pelatihan PHKT dalam Tabel 11.

2
:3
08
2. Semua pelatihan SWP yang telah selesai dilakukan harus didokumentasikan.

m
ja
21
a. Harus dilakukan tes tertulis.

20
ril
b. Hasilnya harus didokumentasikan dan disimpan sesuai peraturan perundangan,

Ap
7
persyaratan retensi catatan perusahaan, mana yang lebih lama.

l2
ga
3. Pelatihan penyegaran harus dilakukan minimal 3 tahun sekali dan setiap saat terdapat

ng
Ta
perubahan pada proses, prosedur dan/atau standar SWP yang mengharuskan

da
dilakukan pelatihan penyegaran.

Pa
y
m
nl
co
4. Semua pelatihan, sertifikasi, dan lain lain yang dilakukan pihak ketiga harus tersedia
O
a.
in
atas permintaan perwakilan karyawan PHKT dan delegasi serta kontraktor/mitra kerja
m
se
rta

di dalam operasi PHKT (seperti kartu sertifikasi, surat, dll). li


pe

da
U
@

en

5. Kompetensi SWP dari semua personel PHKT yang menjalankan peran SWP dan
ra

rk
al
ut

te

personel kontraktor/mitra kerja yang menjalankan peran-penting SWP harus


ap

ak
rn
.s

tid

diverifikasi sesuai kondisi berikut:


an
te

en
hs
um
ik
In

a. Baru terhadap lapangan dan/atau operasi lapangan PHKT (< 6 bulan kerja).
k.
ok
lm

D
ai

b. Baru terhadap peran khusus SWP (peran kurang dari 6 bulan).


Em
n

c. Personel yang tidak melakukan pekerjaan lebih dari satu tahun.


a
ng
de

d. Sesuai hasil identifikasi oleh seorang supervisor atau perwakilan Manajemen.


ra
ut

e. Ketika kesenjangan kompetensi telah diidentifikasikan melalui audit.


p
Sa
ar

f. Ketika pekerja terlibat dalam incident atau nearmiss yang signifikan.


m
ha
D

g. Short Service Employee (SSE) kontraktor/mitra kerja harus dikelola sesuai dengan
an

persyaratan SSE dalam dokumen tata kerja CSMS.


hs
Ik
eh

6. Kompetensi SWP harus diverifikasi melalui training SWP yang bersifat fundamental
ol
k

maupun komprehensif sesuai dengan peran dari pekerja.


eta
ic
D

7. Kompetensi SWP harus didokumentasikan dan disetujui sebelum pekerja diberikan


wewenang untuk melakukan peran tersebut. Verifikasi kompetensi harus dilakukan
sesuai dengan Tabel 11.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 64 dari 231

Catatan: Kompetensi kontraktor/mitra kerja yang melakukan peran non-critical SWP


harus dimonitor melalui tata kerja CSMS.

2
:3
08
8. Kontraktor/mitra kerja yang dipekerjakan untuk pekerjaan khusus harus terlatih dan

m
ja
disertifikasi (atau kompeten) sesuai dengan semua peraturan perundangan yang

21
20
berlaku dan/atau standar industri (seperti Commercial Divers, Crane Operators,

ril
Ap
Electricians, Welders, Heavy Equipment Operators, dll).

7
l2
9. Catatan pelatihan dan verifikasi kompetensi harus disimpan sesuai dengan peraturan

ga
ng
perundangan, persyaratan retensi catatan dokumen PHKT, mana yang lebih lama.

Ta
da
10. Uji kompetensi untuk pekerja baru atau pekerja lama yang sudah habis masa

Pa
y
berlakunya training SWP, dilaksanakan di akhir sesi pelatihan. Tindak lanjut

m
nl
co
berdasarkan hasil uji kompetensi tersebut sebagai berikut:
O
a.
in
m
se

a. Jika peserta training mendapat nilai lebih besar dari 70 maka peserta pelatihan
rta

li
pe

da
dinyatakan lulus dan sebagai competent person dan akan menerima:
U
@

en
ra

rk

1) Feedback secara verbal dari trainer/facilitator.


al
ut

te
ap

ak
rn

2) Certificate of completion.
.s

tid
an
te

en
hs

3) HES Passport.
um
ik
In
k.
ok
lm

b. Jika peserta pelatihan mendapatkan nilai kurang dari 70 maka peserta pelatihan
D
ai

dinyatakan tidak lulus dan akan menerima pelatihan penyegaran dan remedial
Em

hingga maksimal 3 kali.


n
a
ng
de

Tabel 11. SWP Pelatihan & Verifikasi Kompetensi


ra
p ut

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
Sa

PERAN SWP
ar

TERHADAP SWP
m
ha

Peran Penting SWP


D
an

Komprehensif:
hs

 Tata Kerja Izin Kerja


Ik
eh

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


ol

Affected Area
k

 Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan


eta

Authorities (AAA)
ic

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


D

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 65 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
Komprehensif:

m
 Tata Kerja Izin Kerja

ja
21
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya

20
ril
Area Controller (AC)  Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan

Ap
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

7
l2
ga
ng
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

Ta
 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus

da
Pa
Komprehensif:

y
m
 Tata Kerja Izin Kerja nl
co
O
a.
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya
in
m
Authorized Remote
se
rta

 Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan li


pe

da
Permit Approver
U

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


ak
rn
.s

tid

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


an
te

en
hs
um
ik

Komprehensif:
In
k.
ok
lm

 Tata Kerja Izin Kerja


D
ai

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


Em

Permit Approver
n

 Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan


a
ng

(PA)
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan
de
ra
ut

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


p
Sa

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


ar
m

Komprehensif:
ha
D

 Tata Kerja Izin Kerja


an
hs

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


Ik
eh

Pimpinan tim kerja  Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan


ol

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


k
eta
ic
D

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 66 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
Komprehensif:

m
 Tata Kerja Izin Kerja

ja
21
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya

20
SIMOPs

ril
 Tata Kerja SIMOPs

Ap
Representative

7
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

l2
ga
ng
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

Ta
 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus

da
Pa
Peran Tertentu/Khusus SWP

y
m
nl
co
Komprehensif:
O
 Tata Kerja Izin Kerja a.
in
m
se
rta

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya li


pe

da
U

Authorized Confined  Tata Kerja Confined Space Entry


@

en
ra

rk
al

Space Entrant  SCBA


ut

te
ap

ak
rn

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


.s

tid
an
te

en
hs

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


um
ik
In
k.

 Tata Kerja Portable Gas Detection


ok
lm

D
ai

Komprehensif:
Em

 Tata Kerja Electrical Safe Work


na
ng

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


de

Authorized Electrical
ra
ut

Person Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


p
Sa

 Tata Kerja Izin Kerja


ar

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


m
ha

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


D
an
hs

Komprehensif:
Ik

 Tata Kerja Izin Kerja


eh
ol

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


k
eta

CMP Verifier  Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan


ic
D

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:
Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 67 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
Komprehensif:

m
 Bidang keahlian yang terkait (sepertin Lifting & Rigging,

ja
21
20
Excavation, dll.)

ril
 Standar bidang keahlian SWP yang terkait

Ap
 Tata Kerja Izin Kerja

7
l2
Competent Person

ga
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya

ng
Ta
 Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan

da
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

Pa
y
m
nl
co
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:
O
 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus a.
in
m
se
rta

li
Komprehensif:
pe

da
U
@

en

 Tata Kerja Confined Space Entry


ra

rk
al
ut

te

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


ap

ak
rn
.s

 Confined space emergency procedures


tid

Confined Space
an
te

en
hs

Entry Supervisor  Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


um
ik
In
k.
ok
lm

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


ai
Em

 Tata Kerja Izin Kerja


n

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


a
ng
de

Komprehensif:
ra

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


put
Sa
ar

Confined Space Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


m
ha

Entry Watch  Tata Kerja Izin Kerja


D

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


an
hs

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


Ik
eh

 Confined space emergency procedures


ol
k
ta

Komprehensif:
e
ic

 Tata Kerja Commercial Diving


D

Dive Supervisor  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya
 Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan
 Tata Kerja Izin Kerja
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 68 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

m
ja
Komprehensif:

21
 Tata Kerja Commercial Diving

20
ril
Dive Tender  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya

Ap
7
 Tata Kerja Izin Kerja

l2
ga
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

ng
Ta
Komprehensif:

da
 Tata Kerja Electrical Safe Work

Pa
y
m
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan
nl
co
Electrical Standby
O
a.
Person Pengetahuan (Pengenalan) Dasar: in
m
se
rta

 Tata Kerja Izin Kerja


li
pe

da
U
@

en

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


ra

rk
al
ut

te

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


ap

ak
rn
.s

tid

Komprehensif:
an
te

en
hs

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


um
ik
In
k.
ok
lm

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


ai
Em

Fire Watch
 Tata Kerja Izin Kerja
na

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


ng
de

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


ra
ut

 Emergency procedures
p
Sa

Komprehensif:
ar
m

 Tata Kerja Work at Height


ha
D

Person Work at  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya
an
hs

Height  Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


Ik
eh

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


ol

 Tata Kerja Izin Kerja


k
eta
ic

Komprehensif:
D

Qualified (non-
Crane) Lifting  Tata Kerja Lifting & Rigging
Equipment Operator  Tata Kerja Izin Kerja
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 69 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

m
ja
21
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

20
 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus

ril
Ap
Komprehensif:

7
l2
 Tata Kerja Lifting & Rigging

ga
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan

ng
Qualified Assembly/

Ta
da
Disassembly Director Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

Pa
 Semua SWP Standar lainnya

y
m
 Tata Kerja Izin Kerja nl
co
O
a.
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya in
m
se
rta

Komprehensif: li
pe

da

 Tata Kerja Lifting & Rigging


U
@

en

 Tata Kerja Izin Kerja


ra

rk
al
ut

te

Qualified Crane
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya
ap

ak
rn

Operator
.s

tid

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


an
te

en
hs
um
ik
In

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


k.
ok
lm

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


D
ai
Em

Komprehensif:
 Tata Kerja Izin Kerja
an
ng

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya


de

 Tata Kerja Electrical


ra
ut

 Tata Kerja Hot Work


p

Qualified Electrical
Sa

Person  Tata Kerja Lifting & Rigging


ar
m

 Tata Kerja Isolasi Energi Berbahaya


ha

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan


D
an
hs

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


Ik
eh

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus


ol
k

Komprehensif:
eta

 Tata Kerja Izin Kerja


ic
D

Qualified Gas Tester  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.
 Tata Kerja Portable Gas Detection.
 Tata Kerja Confined Space Entry.
 Tata Kerja Hot Work.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 70 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
 Tata Kerja Confined Space Entry.

m

ja
Tata Kerja Excavation.

21
 Tata Kerja Cek Memulai Pekerjaan.

20

ril
Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.

Ap
7
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

l2
ga
 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus.

ng
Ta
Komprehensif:

da
 Bidang keahlian terkait (seperti Lifting & Rigging,

Pa
y
Excavation, dll.).

m
nl
co
 Tata KerjaSWP tertentu/khususyang terkait dengan bidang
O
a.
in
m
keahlian.
se
rta

Qualified Person li
 Tata Kerja Izin Kerja.
pe

da
U
@

en

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.


ra

rk
al
ut

te

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


hs
um
ik
In

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus.


k.
ok
lm

D
ai

Komprehensif:
Em

 Tata Kerja Lifting & Rigging.


an

 Tata Kerja Izin Kerja.


ng
de

Qualified Rigger  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.
ra
ut

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


p
Sa
ar

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


m
ha

 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus.


D
an

Komprehensif:
hs
Ik

 Tata Kerja Izin Kerja.


eh
ol

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.


k
ta

 Tata Kerja Work at Height.


e

Scaffolding SME
ic
D

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


Fundamental (e.g. awareness):
 Tata Kerja Izin Kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 71 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.

m
ja
 Tata Kerja SWP tertentu atau khusus.

21
20
Komprehensif:

ril
 Tata Kerja Izin Kerja.

Ap
7
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.

l2
ga
SIMOPs Controller  Tata Kerja SIMOPs.

ng
Ta
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.

da
Pa
y
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

m
nl
co
 Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus.
O
a.
Komprehensif: in
m
se
rta

 Signaling and communication protocols.


li
pe

da
U
@

en

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


ra

rk

Spotter/ Signal
al
ut

te
ap

ak
rn

person Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


.s

tid
an

 Tata Kerja Izin Kerja.


te

en
hs
um
ik
In

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.


k.
ok
lm

 Tata Kerja SWP tertentu atau khusus.


D
ai
Em

Komprehensif:
na

 Tata Kerja Commercial Diving.


ng
de

Standby Diver  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.
ra
ut

 Tata Kerja Izin Kerja.


p
Sa

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


ar
m

Komprehensif:
ha
D

 Tata Kerja Izin Kerja.


an
hs

 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.


Ik

CMP Verifier
eh

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


ol
k
ta

Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:


e
ic
D

Tata Kerja SWP Tertentu atau Khusus.


Work at Height Komprehensif:
Safety Standby  Tata Kerja Work at Height.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 72 dari 231

PENGETAHUAN/KOMPETENSI MINIMUM
PERAN SWP

2
TERHADAP SWP

:3
08
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.

m
ja
21
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar:

20
 Tata Kerja Izin Kerja.

ril
Ap
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.

7
l2
 Tata Kerja SWP tertentu atau khusus.

ga
ng
Komprehensif:

Ta
 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.

da
Pa
y
Work Tim Members

m
Pengetahuan (Pengenalan) Dasar: nl
co
(i.e. Field personnel)
O
 Tata Kerja Izin Kerja.
a.
in
m
 Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.
se
rta

li
pe

da

 Tata Kerja SWP tertentu atau khusus.


U
@

en
ra

rk

Komprehensif:
al
ut

te
ap

ak

 Tata Kerja Commercial Diving.


rn
.s

tid
an

Working Diver  Tata Kerja Metode Izin Kerja dan Analisis Bahaya.
te

en
hs
um
ik
In

 Tata Kerja Izin Kerja.


k.
ok
lm

 Penerapan Kewenangan Menghentikan Pekerjaan.


D
ai
Em
an
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 73 dari 231

Lampiran 7 - Tata Kerja Bypassing (Override) Proteksi Kritikal

2
A. Pengantar

:3
08
Tata kerja Bypassing/ Override Proteksi Kritikal (BCP) dirancang untuk memastikan

m
ja
bahwa pelindung (safeguard) dan/atau sistem keselamatan yang penting (kritikal) di-

21
20
bypass dengan cara yang memastikan bahwa pengoperasian sistem keselamatan kritikal

ril
Ap
tetap selamat dan handal, untuk mengurangi kemungkinan cedera, kerusakan properti,

7
l2
atau dampak terhadap lingkungan.

ga
ng
Standar ini berlaku untuk pekerjaan termasuk, namun tidak terbatas pada, pengujian,

Ta
pemeliharaan, instalasi dan commissioning dari perubahan teknis, dan/atau startup

da
Pa
fasilitas atau peralatan yang membutuhkan bypass critical protecion.

y
m
nl
co
Standar ini berlaku untuk perlindungan kritikal peralatan atau fasilitas, dimana
O
a.
in
dimungkinkan untuk menerapkan bypass terhadap perangkat lunak dan/atau perangkat
m
se
rta

li
keras untuk memblokir sementara, mengisolasi, override, menghambat, memaksa,
pe

da
U
@

en

melepaskan atau bahkan menonaktifkan perangkat atau sistem sedemikian rupa


ra

rk
al
ut

te

sehingga tidak dapat melakukan fungsi sesuai desainnya.


ap

ak
rn
.s

tid
an

Standar ini tidak berlaku untuk start up overrides dari perangkat yang aktivasinya
te

en
hs
um
ik
In

dirancang secara otomatis setelah jeda waktu tertentu (time delay),bypass permanen
k.
ok
lm

atau jangka panjang terhadap perangkat pelindung yang dikelola oleh Tata Kerja
D
ai
Em

Management of Change.
na

Standar ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan standar Tata Kerja Isolasi Energi
ng
de

Berbahaya.
ra
ut
p

Standar ini mengatur persyaratan Tata Kerja untuk melakukan Bypass Critical Protection
Sa

(BCP).
ar
m
ha

Standar ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
D
an

delegasinya serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


hs
Ik

B. Persyaratan tata kerja


eh
ol
k
ta

1. Selalu pertimbangkan alternatif selain melakukan bypass/override perlindungan


e
ic

kritikal.
D

2. Jangan pernah melakukan bypass, mengisolasi dan/atau memindahkan perlindungan


kritis selama kondisi upset/ abnormal untuk mempertahankan produksi atau untuk
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 74 dari 231

memperpanjang/menunda frekuensi inspeksi perangkat perlindungan kritis yang sudah


ditetapkan.

2
:3
08
3. Ketika bypass perlindungan kritikal direncanakan melebihi 72 jam, bypass harus

m
ja
dikelola sesuai Tata Kerja Management of Change (MOC).

21
20
4. Ketika melakukan bypass terhadap perlindungan kritikal (BCP), selalu lakukan bypass

ril
Ap
terhadap perlindungan kritikal dengan jumlah seminimum mungkin.

7
l2
5. Ketika melakukan Bypass Critical Protection (BCP), minimal satu perlindungan

ga
ng
tambahan harus selalu terpasang dan didokumentasikan dalam Job Safety Analysis

Ta
da
atau dokumen yang setara, misal risk assessment.

Pa
y
m
6. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysissesuai dengan Tata Kerja
nl
co
O
a.
Metode Kerja dan Job Safety Analysis dan formulir standar sebelum melakukan
in
m
bypass pada perlindungan kritikal.
se
rta

li
pe

da
U

7. Bypass Critical Protection (BCP) yang dilakukan pada system yang didalamnya
@

en
ra

rk

terdapat material kimia berbahaya dan/atau reaktif dalam jumlah yang siginifikan,
al
ut

te
ap

ak
rn

harus dilengkapi dengan Process Hazard Analysis (Risk Man 2) sesuai dengan Tata
.s

tid
an
te

Kerja Risk Management.


en
hs
um
ik
In
k.
ok

8. Izin Kerja dan dokumen pendukung terkait harus dipenuhi untuk semua kegiatan
lm

D
ai

Bypass Critical Protection (BCP).


Em
n

Periode waktu dimana bypass disetujui dan tandatangan pihak yang memberikan
a
ng
de

persetujuan harus didokumentasikan didalam permit.


ra
ut

9. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
p
Sa

divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuk namun tidak


ar
m

terbatas pada:
ha
D

a. Terjadi perubahan/pergantian shift kerja.


an
hs
Ik

b. Safeguard tambahan terkait dengan bypass terganggu


eh
ol

c. Terjadi insiden dan/atau near miss.


k
eta
ic

10. Izin kerja harus ditutup sesuai Tata Kerja Izin Kerja, termasuk:
D

a. Bypass yang dioperasikan kembali harus diverifikasi secara fungsional. Tanggal


dan waktu verifikasi dilakukan harus dicatat dalam BCP Register.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 75 dari 231

b. Bypass yang sudah selesai dan/atau telah dioperasikan kembali harus


dikomunikasikan kepada semua pekerja dan tim kerja yang terkait.

2
:3
08
11. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan

m
ja
dengan anggota tim kerja sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety

21
20
Analysis sebelum melakukan Bypass Critical Protection (BCP).

ril
Ap
Semua tindakan pencegahan terhadap aspek keselamatan dan/atau operasional

7
l2
yang terkait dengan bypass harus didokumentasikan dalam JSA serta

ga
ng
dikomunikasikan kepada semua pekerja yang terlibat dan tim kerja yang terkena

Ta
dampak.

da
Pa
y
12. Perlindungan kritikal yang dapat di-bypass meliputi hal berikut, namun tidak terbatas

m
nl
co
pada:
O
a.
in
m
se

a. Perangkat/sistem shutdown (seperti Pressure Safety Low Low (PSLL), Pressure


rta

li
pe

da
Safety High High (PSHH), Emergency Shutdown Devices (ESDS), dll).
U
@

en
ra

rk
al
ut

b. Perangkat deteksi api dan gas serta perangkat pemadam api (misal fire pumps,
te
ap

ak
rn

deluge systems, fusible loops, CO2 fire extinguishing systems, dll).


.s

tid
an
te

en
hs

c. Katup kritikal manual yang (dalam keadaan normal) dikunci terbuka, atau tertutup
um
ik
In
k.
ok

(seperti back pressure control valves, dll).


lm

D
ai
Em

d. Peralatan pengamanan, over speed trips, peralatan pendeteksi kebakaran, dll.


na
ng

e. Pressure safety valves (PSV), blow down valves (BDV), thermal relief devices,
de

vacuum breakers, dll.


ra
put

f. Process controls (seperti alarm, dll).


Sa
ar

g. Sistem instrumentasi keselamatan (misal control system programming, perangkat


m
ha

yang dapat memicu aktivasi perangkat keselamatan otomatis, dll).


D
an
hs

13. Perlindungan kritikal yang dibypass harus diidentifikasi secara visual pada titik bypass
Ik
eh

atau isolasi (seperti personal tag/flags, electronic flags for software, dll).
ol
k
ta

a. Tags/bendera bypass, kunci bypass, kode bypass dan/atau kartu bypass harus
e
ic

disimpan dengan aman saat tidak digunakan dan hanya boleh digunakan oleh
D

petugas yang berwenang.


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 76 dari 231

b. Perangkat bendera sekunder yang terlihat harus dipasang di bagian depan panel
kendali/kontrol tambahan bilamana perangkat di-bypass pada panel kontrol,

2
:3
08
plugged relay ports, boat landing ESDs, slave panels, dll.

m
ja
c. Tags/bendera harus disimpan dengan aman (misal dalam control room, dll).

21
20
bilamana tidak digunakan.

ril
Ap
14. Melakukan Bypass Critical Protection (BCP) selama keadaan darurat hanya

7
l2
diperbolehkan untuk tujuan melindungi manusia, lingkungan dan properti.

ga
ng
15. Semua bypass perlindungan kritikal harus didokumentasi dalam Bypass Register.

Ta
da
a. Bypass Register harus ditinjau setiap hari. Hasil tinjauan harus didokumentasikan

Pa
y
m
dengan cara ditanda tangani. nl
co
O
a.
in
b. Setiap bypass yang melebihi batas waktu 72 jam harus disertai dengan dokumen
m
se
rta

dan nomor referensi persetujuan MOC. li


pe

da
U
@

en

16. Area Controller harus menentukan proses dan frekuensi monitoring setiap perangkat
ra

rk
al
ut

te

perlindungan kritikal yang di bypass.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

a. Proses (yaitu bagaimana perangkat yang bypass akan dimonitor/inspeksi) dan


en
hs
um
ik
In

frekuensi monitoring harus didocumentasikan dalam Metode Kerja dan Job Safety
k.
ok
lm

Analysis (PHA).
D
ai
Em

b. Pemantauan terhadap perangkat pelindung yang dibypass pada sistem yang telah
na
ng

dinyatakan dalam keadan tidak beroperasi (out of service) tidak diharuskan,


de

termasuk namun tidak terbatas pada contoh berikut:


ra
put

1) Pressure safety valves hanya bisa dinyatakan tidak beroperasi (out of service)
Sa
ar

ketika pekerjaan (seperti perbaikan/perawatan) dilakukan pada Pressure


m
ha

Safety Valves (PSV) tersebut.


D
an

2) Pressure safety valve dari peralatan yang dinyatakan out of service harus tetap
hs
Ik

berjalan, dimonitor, di-tes dan dipelihara sesuai dengan persyaratan


eh
ol

perundangan dan tata kerja SWP yang berlaku.


k
eta

17. Setiap perangkat perlindungan kritikal pada sebuah peralatan yang tidak memiliki
ic
D

perangkat yang sama dan/atau lebih untuk mendeteksi kondisi yang sama harus terus
dimonitor oleh Qualified Person di tempat kerja selama perangkat tersebut di bypass.
18. Semua bypass yang aktif dan tercantum dalam Bypass Register harus diperiksa
setiap minggu. Hasil inspeksi harus didokumentasikan dalam Bypass Register.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 77 dari 231

19. Setiap unit/fasilitas harus memelihara dokumentasi dari semua pekerja yang
diberikan wewenang untuk melakukan kegiatan bypass critical protection.

2
:3
08
20. Personel yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam peran Bypass Critical

m
ja
Protection (BCP) harus terlatih dan kompeten.

21
20
a. Persyaratan training harus didokumentasikan.

ril
Ap
7
b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.

l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 78 dari 231

Lampiran 8 - Tata Kerja Commercial Diving

2
A. Pengantar

:3
08
m
Persyaratan penyelaman komersial dirancang untuk membantu mencegah cedera

ja
21
personel, kerusakan properti atau dampak buruk terhadap lingkungan karena potensi

20
bahaya yang berhubungan dengan operasi penyelaman komersial (selanjutnya disebut

ril
Ap
sebagai 'diving'). Operasi diving termasuk penyelaman atmosfer (Atmospheric Diving -

7
l2
ADS), penyelaman di permukaan yang dipasok udara, penyelaman saturasi dan

ga
ng
penyelaman di permukaan dengan pasokan campuran gas.

Ta
da
Standar ini mengatur persyaratan PHKT untuk operasi penyelaman lepas pantai, dekat

Pa
y
pantai, darat dan dengan kapal selam.

m
nl
co
O
a.
Standar ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
in
m
delegasinya serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.
se
rta

li
pe

da
U

B. Persyaratan
@

en
ra

rk
al

1. Selalu pertimbangkan alternatif lain sebelum memulai operasi menyelam.


ut

te
ap

ak
rn
.s

tid

2. Jangan pernah melakukan operasi menyelam SCUBA.


an
te

en
hs
um
ik
In

3. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis sesuai dengan Tata Kerja
k.
ok
lm

Metode Kerja dan Job Safety Analysis dan formulir standar sebelum memulai kegiatan
ai
Em

penyelaman komersial.
na
ng

4. Metode Kerja dan Job Safety Analysis diving juga harus mencakup, tetapi tidak
de

terbatas pada:
ra
put
Sa

a. Mengidentifikasi potensi bahaya yang signifikan, termasuk namun tidak terbatas


ar

pada:
m
ha
D

1) Modus diving.
an
hs

2) Perbedaan tekanan (delta P).


Ik
eh
ol

3) Bahaya permukaan.
k
eta

4) Bahaya dibawah air (termasuk kehidupan laut).


ic
D

5) Cuaca.
6) Kapal.
7) Ruang tertutup atau terbatas.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 79 dari 231

b. Menetapkan persyaratan peralatan menyelam.

2
:3
c. Menentukan kebutuhan gas untuk bernapas (termasuk cadangan).

08
m
d. Menetapkan persyaratan peralatan perlindungan bahaya dan/atau termal.

ja
21
e. Mengidentifikasi izin tambahan yang diperlukan untuk pekerjaan (seperti Isolasi

20
ril
energi yang berbahaya, pekerjaan panas, ruang tertutup, dll.).

Ap
7
l2
f. Mengidentifikasi kegiatan operasi simultan.

ga
ng
g. Mengidentifikasi tindakan pencegahan dan/atau alat-alat lain untuk memastikan

Ta
pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat (seperti checklist, prosedur, dll).

da
Pa
y
5. Rencana tanggap darurat penyelaman-khusus (berdasarkan pekerjaan yang

m
nl
co
dilakukan) harus didokumentasikan untuk memberikan respon terhadap kemungkinan
O
a.
in
m
keadaan darurat, termasuk namun tidak terbatas pada:
se
rta

li
pe

da
U

a. Kebakaran/ledakan.
@

en
ra

rk
al
ut

te

b. Kegagalan peralatan (seperti hilangnya komunikasi, hilangnya gas untuk


ap

ak
rn
.s

bernapas, hilangnya bel, dll).


tid
an
te

en
hs
um

c. Kondisi lingkungan yang merugikan.


ik
In
k.
ok
lm

d. Penyakit dan/atau cedera.


ai
Em

e. Penyimpangan kedalaman diluar rencana penyelaman.


na
ng

Kehilangan posisi kapal selam dinamis/drift.


de

f.
ra
ut

g. Kehilangan lampu emergency.


p
Sa

6. Rencana tanggap darurat penyelaman-khusus harus termasuk namun tidak terbatas


ar
m
ha

pada:
D

a. Persyaratan pertolongan pertama.


an
hs

b. Lokasi ruang dekompresi terdekat.


Ik
eh

c. Lokasi fasilitas medis terdekat.


ol
k

d. Penyedia layanan medis.


eta
ic

e. Rencana evakuasi.
D

f. Pemulihan penyelam (divers).


g. Rencana penyelamatan.
h. Protokol latihan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 80 dari 231

7. Rencana operasi simultan (SIMOP) tertulis diperlukan bilamana operasi penyelaman


dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain, termasuk namun tidak terbatas pada:

2
:3
08
a. Operasi crane (dimana operasi crane tidak terkait dengan tugas penyelam).

m
ja
21
b. Perancah kerja di atas wilayah penyelaman dan/atau diatas kapal penyelam.

20
ril
c. Pengoperasian kapal dalam zona pengecualian (misalnya menutup point of

Ap
7
approach) dari kapal selam atau struktur penyelaman lepas pantai.

l2
ga
d. Kegiatan pipeline (seperti depressurization).

ng
Ta
e. Operasi pompa caisson (seperti pompa air kebakaran)

da
Pa
y
f. Operasi kendaraan secara remote (Remotely Operated Vehicle - ROV).

m
nl
co
O
a.
8. Izinkerja dan dokumen pendukung harus dilengkapi m
in untuk semua operasi
se
rta

penyelaman (diving) sesuai dengan Tata Kerja Izin Kerja. li


pe

da
U
@

en

9. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi serta semua izin harus
ra

rk
al
ut

te

divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan apabila, termasuk namun tidak


ap

ak
rn
.s

terbatas pada:
tid
an
te

en
hs
um

a. Penyelam dibiarkan sendiri didalam air tanpa pengawasan.


ik
In
k.
ok
lm

b. Kegagalan peralatan (seperti udara yang disediakan, peralatan komunikasi,


ai
Em

kegagalan peralatan keselamatan yang diperlukan, dll).


na
ng

c. Kegiatan yang dimulai serentak yang mungkin mengganggu operasi penyelaman


de

(misalnya pengangkatan di atas/dekat kegiatan menyelam, pergerakan kapal,


ra
ut

aktivasi pompa, dll.).


p
Sa
ar

d. Terjadi incident dan/atau near miss.


m
ha
D

10. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan
an

dengan anggota tim kerja sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety
hs
Ik

Analysis sebelum memulai operasi penyelaman.


eh
ol
k

11. Jumlah minimum penyelam yang diperlukan dalam operasi penyelaman harus,
eta
ic

namun tidak terbatas pada:


D

a. Dive Supervisor khusus di lapangan.


b. Working Diver (penyelam yang bekerja).
c. Standby Diver (penyelam yang standby).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 81 dari 231

d. Penunggu untuk Working Diver.

2
:3
e. Penunggu untuk Standby Diver.

08
m
f. Penyelam siaga (Standby Diver) tambahan lainnya dan/atau personel pendukung

ja
21
diving harus didokumentasikan dalam Metode Kerja dan Job Safety Analysis

20
didasarkan pada kondisi operasi penyelaman (misalnya penyelaman dekompresi,

ril
Ap
penyelaman saturasi, dll).

7
l2
ga
12. Prosedur dan checklist keselamatan untuk modus penyelaman (diving modes) yang

ng
berlaku harus didokumentasikan dan dilampirkan pada Metode Kerja dan Job Safety

Ta
da
Analysis dan dokumen pendukung izin kerja, termasuk namun tidak terbatas pada:

Pa
y
m
a. Pembatasan kedalaman dan waktu penyelaman. nl
co
O
a.
b. Informasi dekompresi. in
m
se
rta

li
c. Profil penyelaman.
pe

da
U
@

en
ra

rk

d. Ketinggian penyelaman.
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

13. Kondisi-kondisi dimana penyelaman harus dihentikan, harus didokumentasikan


tid
an
te

en
hs

dalam Metode Kerja dan Job Safety Analysis.


um
ik
In
k.
ok
lm

14. Semua penyelaman harus didokumentasikan sesuai dengan persyaratan


D
ai

perundangan dan standar industri yang berlaku.


Em
na

15. Prosedur paska penyelaman harus didokumentasikan setelah penyelaman selesai


ng
de

termasuk namun tidak terbatas pada potensi buruk yang merugikan kesehatan dan
ra

mitigasi jika diperlukan serta catatan penyelaman (misalnya modus penyelaman,


put
Sa

kedalaman maksimum, waktu dibawah, dll.).


ar
m

16. Penyelaman dengan pasokan udara dipermukaan hanya diperbolehkan di perairan


ha
D

dangkal pada kedalaman ≤ 50 meter (164 feet).


an
hs

Penyelaman dengan sistem hookah tidak diizinkan.


Ik
eh
ol

17. Penyelaman dengan pasokan udara di permukaan yang diperkaya (seperti NITROX)
k
ta

hanya diperbolehkan pada kedalaman air ≤ 50 meter (164 feet).


e
ic
D

18. Penyelaman di permukaan dengan pasokan campuran gas (seperti HELIOX,


HYDROX, dll.) hanya diperbolehkan pada kedalaman air ≤ 75 meter (246 feet).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 82 dari 231

19. Penyelaman saturasi (saturation diving) hanya diperbolehkan pada kedalaman air <
600 meter (1.968,5 ft).

2
:3
08
20. Persyaratan hot work dibawah air selama operasi penyelaman termasuk, namun tidak

m
ja
terbatas pada hal berikut:

21
20
a. Selalu pertimbangkan alternatif selain hot work di bawah air selama operasi

ril
Ap
penyelaman.

7
l2
ga
b. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dengan masukan dari

ng
Subject Matter Expert.

Ta
da
c. Selalu gunakan prosedur penyelaman hot work tertulis.

Pa
y
m
nl
co
d. Pekerjaan hot work bawah air selama operasi penyelaman selalu membutuhkan
O
a.
in
persetujuan dari High Level Leader atau manajer PHKT (seperti manajer fasilitas,
m
se
rta

manajer operasi, dll). li


pe

da
U
@

en

21. Penggunaan bahan peledak selama operasi penyelaman membutuhkan, namun tidak
ra

rk
al
ut

te

terbatas pada hal berikut:


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

a. Selalu pertimbangkan alternatif selain penggunaan bahan peledak selama operasi


en
hs
um
ik
In

penyelaman.
k.
ok
lm

D
ai

b. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dengan masukan dari
Em

Subject Matter Expert dan termasuk persyaratan pelatihan tambahan yang


na
ng

diperlukan untuk melakukan pekerjaan.


de
ra

c. Selalu gunakan prosedur tertulis ketika menggunakan bahan peledak selama


put

operasi penyelaman.
Sa
ar

d. Penggunaan bahan peledak selama operasi menyelam selalu memerlukan


m
ha

persetujuan dari High Level Leader atau Manager PHKT (seperti manajer fasilitas,
D
an

manajer operasi, dll).


hs
Ik
eh

22. Penyelaman dalam ruangan terbatas membutuhkan, namun tidak terbatas pada hal
ol

berikut:
k
eta
ic

a. Selalu pertimbangkan alternatif selain masuk ruang terbatas selama operasi


D

penyelaman.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 83 dari 231

b. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dengan masukan dari
Subject Matter Expert dan termasuk persyaratan pelatihan tambahan yang

2
:3
08
diperlukan untuk melakukan pekerjaan.

m
ja
c. Selalu miliki Entry Watch (selain Standby Diver) pada titik masuk ke bawah air.

21
20
d. Masuk ruang terbatas selama operasi penyelaman selalu membutuhkan

ril
Ap
persetujuan dari High Level Leader atau manager PHKT (seperti manajer fasilitas,

7
l2
manajer operasi, dll)

ga
ng
23. Semua peralatan menyelam harus memenuhi persyaratan perundangan dan standar

Ta
da
industri termasuk namun tidak terbatas pada hal berikut:

Pa
y
m
a. Kualitas gas pernapasan. nl
co
O
a.
in
b. Tabung gas bertekanan, manifold, analisis gas dan peralatan pencampuran gas
m
se
rta

lainnya. li
pe

da
U
@

en

c. Pengukur dan perangkat ketepatan waktu.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

d. Kompresor udara.
.s

tid
an
te

en
hs

e. Selang udara.
um
ik
In
k.
ok
lm

f. Pakaian pelindung panas dan/atau bahaya.


D
ai
Em

g. Helm (termasuk sistem komunikasi).


na
ng

h. Berat dan harness.


de
ra

i. Cara mendukung penyelam masuk ke dan keluar dari air ke kapal.


put
Sa

j. Cara untuk membantu/memulihkan penyelam yang cedera/ pingsan dari air atau
ar
m

ke bel menyelam.
ha
D

k. Ruang hiperbarik.
an
hs
Ik

24. Peralatan menyelam harus diinspeksi sebelum digunakan. Kondisi dan inspeksi
eh

peralatan harus didokumentasikan, termasuk namun tidak terbatas pada:


ol
k
eta

a. Sistem pasokan udara pernapasan (termasuk pasokan gas cadangan).


ic
D

b. Masker (full face)/ helm.


c. Pakaian pelindung panas dan/atau bahaya.
d. Kompensator daya apung (perangkat kendali).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 84 dari 231

e. Sistem penanganan bell.

2
:3
f. Perangkat komunikasi.

08
m
25. Dokumentasi harus dipelihara dan tersedia yang menjelaskan pengujian, kalibrasi,

ja
21
pemeliharaan dan sertifikasi dari peralatan penyelaman.

20
ril
26. Persyaratan penggunaan perkakas dan peralatan listrik genggam selama operasi

Ap
7
penyelaman harus didokumentasikan dalam Metode Kerjadan Job Safety Analysis.

l2
ga
27. Personel yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam peran penyelaman (diving)

ng
Ta
harus terlatih dan kompeten.

da
Pa
y
a. Persyaratan training harus didokumentasikan.

m
nl
co
b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.
O
a.
in
m
se
rta

Catatan: Referensi teknis penyelaman komersial (commercial diving) termasuk, namun


li
pe

da
U

tidak terbatas pada:


@

en
ra

rk
al
ut

te

a. Association of Diving Contractors International, International Consensus Standards for


ap

ak
rn
.s

Commercial Diving and Underwater Operations 2011.


tid
an
te

en
hs
um

b. International Marine Contractors Association, International Code of Practice for


ik
In
k.
ok
lm

Offshore Diving, October 2007.


D
ai
Em

c. International Association of Oil and Gas Producers, Diving Recommended Practice,


na

Report No. 411.


ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 85 dari 231

Lampiran 9 - Tata Kerja Confined Space Entry (Masuk Ruang Terbatas)

2
A. Pengantar

:3
08
Tata kerja Memasuki Ruang Terbatas (Confined Space Entry – CSE) dimaksudkan untuk

m
ja
membantu mencegah insiden, cidera personel, kerusakan properti atau dampak buruk

21
20
terhadap lingkungan. Ruang terbatas didefinisikan sebagai ruang yang cukup besar dan

ril
Ap
memungkinkan bagian tubuh pekerja dapat masuk untuk melakukan pekerjaan yang

7
l2
ditugaskan, memiliki akses terbatas untuk masuk atau keluar (seperti tanki, bejana,

ga
tungku, pipa, tempat penyimpanan, gerbong, kubah, lubang dan penggalian) dan tidak

ng
Ta
dirancang untuk ditempati pekerja secara terus menerus.

da
Pa
Tata kerja ini mengatur persyaratan untuk masuk ruang terbatas, termasuk ruang

y
m
nl
co
terbatas dengan karakteristik bahaya khusus (seperti ruang terbatas yang memerlukan
O
a.
permit sesuai persyaratan peraturan pemerintah). in
m
se
rta

li
Standar ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
pe

da
U
@

en

delegasinya serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak

B. Persyaratan tata kerja


rn
.s

tid
an
te

en
hs

1. Sedapat mungkin untuk menghindari aktifitas atau pekerjaan di dalam ruang terbatas
um
ik
In
k.

(seperti penggunaan alat-alat mekanik untuk melakukan pembersihan tangki, dll).


ok
lm

D
ai

2. Ruang terbatas harus dapat ditandai secara visual kepada pekerja (seperti
Em

rambu/signage, barikade, dll).


na
ng
de

3. Harus dilakukan tindakan untuk mencegah orang tidak berwenang masuk ke dalam
ra

ruang terbatas.
put
Sa

4. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis sesuai dengan Tata Kerja
ar
m

Metode Kerja dan Job Safety Analysis menggunakan formulir standar sebelum
ha
D

memulai kegiatan masuk ruang terbatas.


an
hs

5. Metode Kerja dan Job Safety Analysis dan dokumen pendukung izin kerja untuk
Ik
eh

memasuki ruang terbatas harus mencakup, namun tidak terbatas pada hal berikut:
ol
k
ta

a. Kondisi masuk ruang terbatas yang dapat diterima (seperti konsentrasi oksigen,
e
ic
D

% LEL, dll).
b. Frekuensi pengujian gas.
c. Persyaratan peralatan pelindung diri.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 86 dari 231

d. Persyaratan isolasi energi berbahaya.

2
:3
e. Pencegahan masuknya orang yang tidak berwenang kedalam ruang terbatas.

08
m
f. Peralatan khusus (seperti peralatan pernapasan, peralatan penyelamatan, dll).

ja
21
g. Persyaratan ventilasi terus menerus.

20
ril
Ap
h. Kondisi heat stress.

7
l2
6. Rencana penyelamatan (rescue plan) harus dibuat untuk ruang terbatas dengan

ga
ng
karakteristik bahaya khusus termasuk, namun tidak terbatas pada:

Ta
da
a. Lokasi responden terlatih (onsite dan/atau offsite).

Pa
y
m
b. Peralatan penyelamatan. nl
co
O
a.
c. Kemudahan akses masuk ke dalam ruang terbatas. in
m
se
rta

li
pe

da
d. Penggunaan sistem penarikan (sperti chest/full-body harness dengan tali penarik,
U
@

en

wristlets, alat-alat mekanis untuk ruang vertikal ≥ 1,52 meter atau 5 ft, dll) untuk
ra

rk
al
ut

te
ap

menghilangkan keharusan masuk ruang terbatas saat penyelamatan.


ak
rn
.s

tid
an
te

en

e. Frekuensi latihan penyelamatan yang diperlukan (latihan harus dilakukan minimal


hs
um
ik
In

sekali dalam setahun).


k.
ok
lm

D
ai

7. Selalu tunggu tim penyelamat tiba di situasi darurat sebelum mencoba untuk
Em

memasuki ruang tertbatas.


na
ng
de

8. Izin kerja dan dokumen pendukung izin kerja diperlukan untuk semua kegiatan masuk
ra

ruang terbatas dan jika diperlukan dilengkapi dengan dokumen Cek Memulai
put
Sa

Pekerjaan.
ar
m

9. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
ha
D

divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuk namun tidak


an
hs

terbatas pada:
Ik
eh

a. Setiap saat tempat kerja ditinggalkan.


ol
k
ta

b. Entry Watch meninggalkana area CSE tanpa ada pengganti yang memiliki
e
ic
D

kualifikasi yang memadai.


c. Hasil pengujian gas melebihi kondisi atmosfer kerja yang dapat diterima.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 87 dari 231

d. Kegagalan peralatan (seperti peralatan pengujian gas portabel atau kontinu,


sistem ventilasi, dll).

2
:3
08
e. Terjadi insiden dan/atau near miss.

m
ja
21
10. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan

20
dengan anggota tim kerja sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety

ril
Ap
Analysis sebelum melakukan kegiatan memasuki ruang terbatas.

7
l2
ga
11. Pengukuran gas harus dilakukan oleh Qualified Gas Tester sesuai dengan Tata Kerja

ng
Portable Gas Detection ketika melakukan kegiatan memasuki ruang terbatas.

Ta
da
Pekerja berhak untuk mengamati kegiatan pengujian dan pemantauan gas.

Pa
y
m
nl
co
12. Ruang terbatas yang memenuhi semua kriteria dari ruang terbatas, yang memiliki satu
O
a.
atau lebih karakteristik berikut: in
m
se
rta

li
a. Berisi atau memiliki potensi untuk menampung atmosfer udara
pe

da
U
@

en

beracun/berbahaya.
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

b. Mengandung bahan yang berpotensi untuk menyelimuti (engulfment) orang yang


.s

tid
an
te

masuk.
en
hs
um
ik
In
k.

c. Memiliki konfigurasi masuk yang membuat orang masuk dapat terjebak atau sesak
ok
lm

D
ai

napas dengan kondisi dinding yang konvergen atau lantai yang miring dan
Em

meruncing ke bagian yang lebih kecil.


na
ng

d. Berisi potensi bahaya keselamatan atau kesehatan serius lainnya.


de
ra

13. Ruang terbatas dengan karakteristik bahaya khusus harus mencakup, namun tidak
put
Sa

terbatas pada, tindakan pencegahan tambahan berikut:


ar
m

a. Onsite rescue tim.


ha
D
an

b. Peralatan Rescue.
hs
Ik

c. Entry watch
eh
ol
k

d. Entry supervisor atau setara.


eta
ic
D

14. Ruang terbatas dengan karakteristik bahaya khusus harus memiliki seorang dengan
tugas khusus sebagai entry watch dan entry supervisor (atau setara) yang harus
melakukan kegiatan berikut:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 88 dari 231

a. Menjaga kontak (suara dan/atau visual) secara terus menerus dengan pekerja
yang berada di dalam ruang terbatas.

2
:3
08
b. Menjaga entry log onsite (pada titik masuk ruang terbatas).

m
ja
21
c. Tetap berada di luar ruang terbatas sampai dibebaskan dari tugas atau sampai

20
semua pekerja telah keluar dari ruang terbatas.

ril
Ap
7
d. Memantau kondisi dan kegiatan untuk mengevaluasi keselamatan masuk ruang

l2
ga
terbatas.

ng
Ta
e. Memahami protokol komunikasi untuk situasi darurat (seperti tahu siapa yang

da
harus dihubungi).

Pa
y
m
nl
co
Sementara untuk ruang terbatas tanpa bahaya khusus harus memiliki entry watch.
O
a.
in
Persyaratan untuk Confined Space (CS) dengan karakterisitik bahaya khusus dan
m
se
rta

tanpa bahaya khusus dapat dilihat dalam tabel berikut li


pe

da
U
@

en

Tabel 12. Persyaratan confined space dengan karakteristik bahaya khusus dan
ra

rk
al
ut

te

tanpa bahaya khusus


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs

CS DENGAN CS TANPA
um
ik
In
k.

PERSYARATAN KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK


ok
lm

D
ai

BAHAYA KHUSUS BAHAYA KHUSUS


Em
n
a

Entry Watch Ya Ya
ng
de
ra

Entry Supervisor Ya Tidak


put
Sa
ar

Rescue Plan Ya Tidak


m
ha
D

Rescue tim Ya Tidak


an
hs
Ik

Izin Kerja Ya Ya
eh
ol
k
ta

Metode Kerja dan


e
ic

Ya Ya
D

JSA

CMP Ya Ya
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 89 dari 231

15. Masuk ke dalam kondisi atmosfer lembam (inert) harus selalu dianggap sebagai
kegiatan yang sangat berbahaya. Persyaratan masuk suasana lembam (inert)

2
:3
08
mencakup, namun tidak terbatas pada, hal berikut:

m
ja
a. Selalu pertimbangkan kegiatan alternatif sebelum memasuki atmosfer lembam

21
20
(inert).

ril
Ap
b. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dengan masukan dari

7
l2
Subject Matter Expert.

ga
ng
c. Selalu gunakan prosedur tertulis untuk masuk atmosfer lembam (inert).

Ta
da
d. Selalu gunakan alat bantu pernapasan bertekanan udara positif dilengkapi dengan

Pa
y
m
nl
tabung udara (escape set) atau cadangan pasokan udara independen lainnya.

co
O
a.
in
e. Pastikan ada persetujuan dari High Level Leader atau Manajer PHKT (seperti
m
se
rta

manajer fasilitas, manajer operasi, dll). li


pe

da
U
@

en

16. Klasifikasi ruang terbatas yang diturunkan (Downgraded Confined Space) tidak
ra

rk
al
ut

te

memerlukan tim penyelamat dan entry supervisor dilapangan. Untuk menurunkan


ap

ak
rn
.s

tid

sebuah klasifikasi ruang terbatas dengan karakteristik bahaya khusus, kondisi berikut
an
te

en
hs

harus dipenuhi:
um
ik
In
k.
ok
lm

a. Tidak ada kondisi atmosfer yang berbahaya.


D
ai
Em

b. Tidak ada potensi kondisi atmosfer yang berbahaya.


na
ng

c. Tidak ada bahaya pekerja tertimbun di dalam ruang terbatas.


de
ra

d. Tidak ada bahaya akses masuk dan keluar.


put
Sa

e. Tidak ditemukan potensi bahaya keselamatan atau kesehatan serius.


ar
m
ha

f. Dokumentasi dari down grade (yaitu tanggal dan tanda tangan otorisasi down
D
an

grade) harus disimpan di tempat kerja dan menjadi lampiran dari izin kerja sesuai
hs

dengan tata kerja Izin Kerja.


Ik
eh
ol

17. Tinjauan dokumentasi tahunan dari semua kegiatan masuk ruang terbatas dengan
k
ta

karakteristik bahaya khusus (termasuk izin kerja) harus dilakukan untuk menilai
e
ic
D

kebutuhan akan perbaikan pelaksanaan.


18. Personel yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran ruang terbatas harus
terlatih dan kompeten.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 90 dari 231

a. Persyaratan training harus didokumentasikan.

2
:3
b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.

08
m
19. Perusahaan harus menjaga dokumentasi dari semua personel yang berwenang untuk

ja
21
melakukan peran ruang terbatas berikut:

20
ril
a. Confined Space Entry Watch.

Ap
7
l2
b. Authorized Confined Space Entrant.

ga
ng
c. Confined Space Entry Supervisor.

Ta
da
d. Rescue Personnel.

Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 91 dari 231

Lampiran 10 - Tata Kerja Electrical Safe Work (Pekerjaan Listrik Aman)

2
A. Pengantar

:3
08
m
Tata kerja listrik yang aman (Electrical Safe Work) dirancang untuk membantu mencegah

ja
21
cedera personel, kerusakan properti atau dampak lingkungan yang diakibatkan sengatan

20
listrik (electrical shock), nyala percikan (arc flash), ledakan percikan api (arc blast) dan

ril
Ap
nyala api (fire ignition).

7
l2
ga
Selain persyaratan dalam tata kerja ini, peraturan kelistrikan dan keselamatan lokal juga

ng
berlaku dan mungkin memerlukan praktik tambahan dan/atau yang lebih ketat daripada

Ta
da
yang ditetapkan dalam tata kerja ini.

Pa
y
“The Standard for Electrical Safety in the Workplace” (NFPA 70E, edisi terbaru) berlaku

m
nl
co
O
a.
jika peraturan kode listrik dan keselamatan lokal atau standard perundangan untuk
in
m
keselesamatan listrik (electrical safety) ditempat kerja tidak tersedia.
se
rta

li
pe

da
U

Tata kerja ini tidak berlaku untuk pekerjaan pada sistem listrik dengan tegangan/arus
@

en
ra

rk
al

rendah yang didefinisikan lebih kecil dari 50 volt DC atau AC (RMS) dan tidak diharuskan
ut

te
ap

ak
rn

untuk berada dalam kondisi listrik aman (electrically safe condition).


.s

tid
an
te

en
hs

Prosedur kelistrikan dan keselamatan lokal atau standar perundangan untuk


um
ik
In
k.
ok

keselamatan listrik di tempat kerja diharapkan untuk memenuhi atau melampaui "The
lm

Standard for Electrical Safety in the Workplace” (NFPA 70E, edisi terbaru).
ai
Em
n

Standar ini mengatur persyaratan PHKT untuk melakukan pekerjaan dengan aman pada
a
ng

atau dekat peralatan listrik yang beroperasi pada 50 volt DC atau AC (RMS) atau lebih.
de
ra
ut

Standar ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
p
Sa

delegasinya serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


ar
m
ha

B. Persyaratan
D
an

1. Selalu pertimbangkan alternatif lain sebelum melakukan pekerjaan pada peralatan


hs
Ik

yang dialiri listrik (energized electrical work).


eh
ol

2. Selalu asumsikan sistem listrik, kabel listrik, peralatan listrik dan/atau komponen listrik
k
eta

berada dalam keadaan berenergi sampai keadaan tersebut diverifikasi dalam kondisi
ic
D

kerja listrik yang selamat (electrically safe work condition).


3. Semua sistem listrik, kabel listrik, peralatan atau komponen listrik (> 50 volt) harus
ditempatkan kedalam kondisi kerja listrik yang selamat (electrically safe work
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 92 dari 231

condition) sebelum personel melakukan pekerjaan bilamana terdapat salah satu dari
kondisi berikut ini:

2
:3
08
a. Pekerja berada dalam limited approach boundary, untuk perlindungan terhadap

m
ja
sengatan listrik.

21
20
b. Seorang pekerja berinteraksi dengan peralatan listrik (seperti merubah saklar

ril
Ap
(switch), menyalakan/mematikan) dimana konduktor atau bagian sirkuit tidak

7
l2
terbuka tetapi ada peningkatan risiko cedera dari paparan bahaya nyala percikan

ga
ng
(arc flash) listrik.

Ta
da
c. Pengecualian terhadap persyaratan (3.a) dan (3.b) diatas adalah:

Pa
y
m
nl
1) Element isolasi yang sesuai dipasang dan dijaga, atau sebuah cara pemutusan

co
O
a.
dioperasikan, dibuka, ditutup, dihapus atau dimasukkan untuk mencapai kondisi
m
in
se

kerja listrik yang selamat untuk peralatan yang terhubung (de-energi) atau
rta

li
pe

da
U
@

en

2) Untuk mengoperasikan kembali peralatan yang terhubung listrik (energize) dari


ra

rk
al
ut

kondisi kerja listrik yang selamat (electrically safe work condition) dimana risk
te
ap

ak
rn

assessment yang dilakukan tidak mengidentifikasi risiko yang tidak diterima


.s

tid
an
te

en

untuk pekerjaan tersebut.


hs
um
ik
In
k.
ok

4. Lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dan gunakan formulir standar
lm

D
ai

sebelum memulai pekerjaan listrik, sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job
Em

Safety Analysis.
na
ng
de

5. Shock and arc flash Hazard Analysis harus dilakukan dan ditinjau oleh Qualified
ra

Electrical Person untuk mempertimbangkan approach boundary atau boundary lain


put
Sa

yang ditetapkan oleh persyaratan perudangan yang berlaku, tata kerja SWP dan/atau
ar

best practice industri sebelum seorang pekerja mendekati setiap konduktor atau
m
ha

bagian rangkaian listrik berenergi yang belum ditempatkan dalam kondisi kerja listrik
D
an

yang selamat. Persyaratan ini mencakup, namun tidak terbatas pada kegiatan berikut:
hs
Ik
eh

a. Menempatkan peralatan kedalam kondisi kerja listrik yang selamat (electrically


ol

safe work condition).


k
eta
ic

b. Menghidupkan kembali peralatan untuk kembali beroperasi.


D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 93 dari 231

6. Analisis bahaya shock dan arc flash harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada:

2
:3
a. Tegangan yang dapat terpapar bagi seorang pekerja.

08
m
b. Hal-hal yang terkait dengan shock and arc flash boundaries.

ja
21
c. PPE yang diperlukan oleh orang-orang yang bekerja didalam shock and arc flash

20
ril
boundaries.

Ap
7
l2
7. Kondisi di mana analisis bahaya nyala percikan (arc flash) tidak diperlukan, harus

ga
didokumentasikan oleh the Qualified Electrical Person pada formulir standar Metode

ng
Ta
Kerja dan Job Safety Analysis.

da
Pa
y
8. Bahaya khusus nyala percikan (arc flash) di ruang terbatas harus dipertimbangkan

m
nl
co
sebelum memeberikan wewenang/otorisasi pekerjaan Confined Space Entry.
O
a.
in
m
9. Selalu gunakan izin kerja dan dokumen pendukung sesuai dengan Tata Kerja Izin
se
rta

li
Kerja ketika melakukan pekerjaan pada peralatan dan/atau komponen listrik yang
pe

da
U
@

en

berenergi.
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

10. Izin kerja listrik berenergi (Energized Electrical Work Permit) harus digunakan ketika
.s

tid
an
te

melakukan pekerjaan (misalnya pekerjaan fisik seperti mengganti sekering,


en
hs
um
ik
In

pengencangan baut, dll) di dalam limited approach atau arc flash boundary pada
k.
ok
lm

konduktor atau bagian sirkuit listrik berenergi yang terbuka dan tidak berada dalam
D
ai
Em

kondisi kerja listrik yang selamat (electrically safe work condition) dengan
n

pengecualian pekerjaan yang dilakukan oleh seorang Qualified Electrical Person


a
ng
de

sebagai berikut:
ra
ut

a. Pengujian dan electrical maintenance troubleshooting dimana tidak ada


p
Sa

perubahan fisik pada peralatan (seperti pengujian untuk tegangan, pengujian


ar
m

untuk elemen permisif, dll).


ha
D
an

b. Memasang ground pada peralatan yang dalam berada dalam electrically safe
hs

condition.
Ik
eh
ol

c. Melakukan operasi switching menggunakan peralatan aliran/kabel hidup (live line


k
ta

tools).
e
ic
D

d. Melakukan pengamatan preventive dan predictive maintenance serta termografi


inframerah diluar batas restricted approach boundary.
e. Mengatur ulang batas overload perangkat.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 94 dari 231

11. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
divalidasi ulang sebelum memulai kembali pekerjaan ketika, termasuk namun tidak

2
:3
08
terbatas pada:

m
ja
a. Unauthorized entry masuk kedalam batas limited approach boundary.

21
20
b. Kegagalan peralatan pengujian (seperti volt meter, dll).

ril
Ap
7
c. Hasil pengukuran tegangan listrik berada diluar batas kerja yang selamat.

l2
ga
d. Pemanfaatan penggunaan tools/PPE yang tidak sesuai.

ng
Ta
e. Terjadi insiden dan/atau near miss.

da
Pa
y
12. Sistem dan peralatan listrik harus dihilangkan energinya (de-energized), diisolasi dan

m
nl
co
di berikan energi kembali (re-energized) sesuai dengan Tata Kerja Isolasi Energi
O
a.
in
m
Berbahaya.
se
rta

li
pe

da
U

13. Pekerjaan listrik yang dilakukan dalam area Hazardous (Classified) harus dilakukan
@

en
ra

rk
al

sesuai dengan Tata Kerja Hot Work.


ut

te
ap

ak
rn
.s

tid

14. Pekerjaan listrik yang membutuhkan rencana kerja dan/atau prosedur tertulis harus
an
te

en
hs

ditentukan oleh Qualified Electrical Person.


um
ik
In
k.
ok
lm

15. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan oleh Qualified Electrical Person dan
ai
Em

didiskusikan serta dikomunikasikan dengan anggota tim kerja sesuai dengan Tata
na

Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum memulai pekerjaan pada atau
ng
de

dekat peralatan listrik.


ra
put

16. Bahaya listrik dalam approach boundaries yang terkait dengan konduktor listrik atau
Sa

bagian sirkuit berenergi bagi Unqualified, Authorized dan Qualified Electrical Persons
ar
m
ha

harus ditentukan dan sesuai dengan persyaratan perundangan yang berlaku, tata
D

kerja perusahaan Pertamina dan/atau best practice industri.


an
hs
Ik

17. Hanya Qualified Electrical Persons yang diizinkan bekerja didalam restricted
eh
ol

approach boundary.
k
eta
ic

18. Minimum 2 pekerja diperlukan untuk semua pekerjaan yang mengharuskan pekerja
D

masuk kedalam limited approach boundary dimana terdapat bahaya kejutan listrik.
a. Pekerja di dalam limited approach boundary harus seorang Qualified Electrical
Person dan harus menguji tegangan listrik dengan menggunakan sarung tangan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 95 dari 231

karet isolasi yang sesuai tegangan sebelum bekerja pada konduktor atau bagian
sirkuit yang awalnya berenergi.

2
:3
08
b. Pekerja kedua harus bertindak sebagai seorang Electrical Standby dan harus

m
ja
tetap berada diluar limited approach boundary kecuali membantu dalam situasi

21
daruruat.

20
ril
c. Satu-satunya pengecualian untuk persyaratan ini adalah:

Ap
1) Semua sumber tegangan peralatan > 50 volt telah dibuktikan tidak berenergi

7
l2
ga
(de-energized) dan diverifikasi oleh Qualified Electrical Person, termasuk

ng
kemungkinan back feed sebelum memulai pekerjaan.

Ta
da
2) Peralatan yang memiliki perangkat grounding bawaan yang dengan jelas

Pa
y
m
terlihat untuk memastikan bahwa grounding telah dipenuhi.
nl
co
O
a.
19. Personel yang bekerja dalam batas limited approach boundary dari paparanin
m
se
rta

konduktor dan/atau bagian sirkuit berenergi listrik harus melepaskan semua li


pe

da
U

perhiasan dan bahan konduktif lainnya.


@

en
ra

rk
al
ut

te

20. Zona kerja yang selamat seperti yang ditentukan oleh limited approach boundary atau
ap

ak
rn
.s

tid

arc flash boundary, mana yang lebih besar, harus terlihat diberi barikade dan ditandai
an
te

en
hs

dengan label peringatan.


um
ik
In
k.
ok
lm

21. Tindakan pencegahan (seperti tanda-tanda keselamatan dan tag, barikade,


D
ai
Em

attendants, dll) harus tersedia ditempat untuk mencegah atau membatasi masuknya
n

pihak yang tidak berwenang ke daerah pekerjaan listrik dimana terdapat konduktor
a
ng

atau bagian sirkuit berenergi listrik.


de
ra
ut

22. Prosedur pengujian tegangan listrik harus mencakup, namun tidak terbatas pada hal
p
Sa

berikut:
ar
m
ha

a. PPE yang sesuai (misal gloves, clothing, arch rated face shield, class E hard hat,
D

dll).
an
hs
Ik

b. Peralatan/instrument penguji harus sesuai tipeny serta dikalibrasi dan disetujui


eh

sebagai peralatan penguji tegangan. Kalibrasi instrument harus dilakukan setiap


ol
k
ta

tahun dan didokumentasikan.


e
ic
D

c. Verifikasi bahwa instrumen tes dalam kondisi kerja yang tepat sebelum dan
sesudah pengujian.
d. Area kerja yang selamat harus ditentukan di sekitar area kerja dan peralatan yang
akan diuji.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 96 dari 231

e. Setiap paparan konduktor dan/atau bagian sirkuit yang diidentifikasi dalam


rencana kerja (seperti fase ke fase dan fase ke tanah untuk semua sistem tiga

2
:3
08
fase) harus diuji.

m
ja
f. Setiap saat terjadi perubahan kondisi atau tempat kerja ditinggalkan, maka

21
20
tegangan listrik harus diuji kembali.

ril
Ap
g. Metoda alternatif pengujian tegangan yang disetujui harus diidentifikasi dan

7
l2
didokumentasi bilamana tidak ada exposed point untuk melakukan pengujian.

ga
ng
23. Peralatan listrik yang memberikan paparan pekerja ke tingkat energi insiden lebih

Ta
da
besar dari 167,4 J/cm2 (40 cal/cm2) (dihitung pada jarak untuk bekerja pada energi

Pa
y
konduktor listrik dan/atau bagian sirkuit) hanya boleh dikerjakan pada saat sirkuit telah

m
nl
co
berada dalam kondisi kerja listrik yang selamat (electrically safe work condition).
O
a.
in
Tingkat energy insiden harus ditentukan oleh qualified electrical person.
m
se
rta

li
pe

da
24. Peralatan, termasuk peralatan mobile (seperti perancah, crane, bucket truck selain
U
@

en
ra

rk

untuk pekerjaan listrik, pemompa semen, fork truck, dll) haus menjaga jarak clearance
al
ut

te
ap

ak

minimum terhadap saluran listrik berenergi sesuai Tabel 13 di bawah inI :


rn
.s

tid
an
te

en

Tabel 13. Jarak Minimum Clearance Distance pada Tegangan Listrik tertentu
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

TEGANGAN LISTRIK JARAK MINIMUM CLEARANCE


D
ai
Em

0 – 50 kV 3.1 meter (10 feet)


na
ng

51- 200 kV
de

4.6 meter (15 feet)


ra
ut

201 – 350 kV 6.1 meter (20 feet)


p
Sa
ar

351 – 500 kV 7.6 meter (25 feet)


m
ha
D

501 – 750 kV 10.7 meter (35 feet)


an
hs
Ik

751 – 1000 kV 13.7 meter (45 feet)


eh
ol
k

Sesuai yang ditentukan oleh utility owner/operator


eta
ic

atau professional engineer yang terdaftar sebagai


D

≥ 1001 kV
Qualified Person dalam bidang electrical power
transmission and distribution.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 97 dari 231

TEGANGAN LISTRIK JARAK MINIMUM CLEARANCE

2
:3
Unknown 6.1 meter (20 feet)

08
m
ja
21
25. Berikut ini persyaratan untuk peralatan bergerak yang digunakan untuk pekerjaan

20
listrik (seperti truck, crane, cement pumper, aerial man-lift, dll) termasuk, namun tidak

ril
Ap
terbatas pada:

7
l2
a. Boom dan bucket peralatan bergerak harus terisolasi dari listrik, dan diuji minimum

ga
ng
setiap tahun.

Ta
da
b. Peralatan bergerak hanya boleh dioperasikan oleh tenaga yang terlatih dan

Pa
y
berpengalaman dalam penggunaan peralatan.

m
nl
co
O
a.
c. Peralatan bergerak harus di ground (dibumikan) dengan pengecualian bahwa
m
in
se
rta

ketika konduktor listrik atau bagian sirkuit yang berhubungan dengan kabel listrik
li
pe

da
U

diatas kepala (termasuk kemungkinan back feed) telah dibumikan (grounded) dari
@

en
ra

rk

segala arah relatif terhadap peralatan.


al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid

d. Qualified Electrical Person harus membuat barikade di sekitar peralatan mobile


an
te

en
hs

yang akan dioperasikan dalam radius 3,1 meter (10 ft) dari limited approach
um
ik
In
k.

boundary.
ok
lm

D
ai
Em

e. Spotter khusus harus digunakan saat peralatan dioperasikan didekat kabel listrik
n

diatas kepala.
a
ng
de

26. Tangga yang digunakan untuk pekerjaan listrik harus memiliki komponen vertikal (sisi
ra
ut

anak tangga) terbuat dari bahan non-konduktif sesuai dengan semua peraturan
p
Sa

perundangan yang berlaku, tata kerja perusahaan Pertamina dan/atau best practice
ar
m

industri.
ha
D

27. Peralatan dan perkakas yang digunakan dalam limited approach boundary dari
an
hs

paparan konduktor dan/atau bagian sirkuit berenergi listrik harus diisolasi dan diberi
Ik
eh

nilai untuk tegangan dimana mereka dapat digunakan dengan selamat.


ol
k
ta

28. Peralatan dan perkakas yang digunakan untuk pekerjaan live line harus disimpan di
e
ic

lokasi yang kering dan harus dibersihkan serta diperiksa setiap kali sebelum dipakai.
D

a. Peralatan dan perkakas live line harus ditest setiap tahunan atau sesuai peraturan
yang belaku, mana yang lebih ketat.
b. Hasil inspeksi dan pengujian harus didokumentasikan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 98 dari 231

29. Isolasi kabel dan/atau konduktor berenergi yang dilengkapi dengan ground fault
protection (yaitu sirkuit yang dilindungi oleh Ground-Fault Circuit Interrupter (GFCI) or

2
:3
08
Residual Current Device (RCD) yang sensitif) hanya boleh ditangani dengan memakai

m
ja
PPE yang sesuai.

21
20
30. Personel yang melakukan pekerjaan listrik harus dilengkapi dengan PPE yang sesuai

ril
Ap
dengan standar industri (seperti ANSI, ASTM, NFPA 70E, dll).

7
l2
31. Ground-Fault Circuit Interrupter (GFCI) dan/atau Residual Current Device (RCD)

ga
ng
harus disediakan bagi perkakas dan perangkat lain yang terhubung kabel listrik yang

Ta
dipakai diluar ruangan, dalam lingkungan lembab dan/atau pada beton yang memiliki

da
Pa
kemiringan tertentu. Peralatan ini harus digunakan sesuai dengan semua peraturan

y
m
nl
perundangan yang berlaku, tata kerja perusahaan Pertamina dan/atau persyaratan

co
O
a.
koda lokal. in
m
se
rta

li
32. Grounding harus ada (termasuk peralatan terisolasi) untuk mencegah back-feed pada
pe

da
U
@

en

peralatan, termasuk namun tidak terbatas pada:


ra

rk
al
ut

te
ap

ak

a. Switchgear buses.
rn
.s

tid
an
te

en

b. Feeders dari sub-station.


hs
um
ik
In
k.
ok

c. Bare conductor circuits.


lm

D
ai
Em

d. Motor circuits>690 volts, nominal.


na
ng

33. Generator, portable dan yang menempel pada kendaraan bergerak, yang digunakan
de

untuk menyediakan listrik bagi perkakas dan peralatan terhubung kabel listrik harus
ra
ut

memenuhi persyaratan sebagai berikut:


p
Sa
ar

a. Generator lebih besar 5kW single phase harus memiliki sambungan ke bumi
m
ha

(ground).
D
an

b. Hanya stop kontak (plug soket) terpasang pada generator atau kendaraan yang
hs
Ik

harus digunakan untuk memberikan listrik bagi perkakas atau peralatan yang
eh
ol

terhubung kabel listrik.


k
eta

c. Bagian logam dari peralatan yang bukan penghantar arus dan konduktor
ic
D

grounding dari stop kontak peralatan harus terikat pada kerangka generator.
d. Kerangka generator yang terpasang pada kendaraan harus terikat rangka
kendaraan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 99 dari 231

e. Semua konduktor netral harus diikat (bounded) pada kerangka generator.

2
:3
34. Semua peralatan listrik harus dipelihara, diperiksa dan disimpan sesuai dengan

08
instruksi pabrikan, peraturan perundangan yang berlaku, tata kerja perusahaan

m
ja
Pertamina dan/atau best practice industri.

21
20
35. Setiap tim kerja harus membuat dokumentasi dari semua pekerja yang berwenang

ril
Ap
untuk melakukan pekerjaan listrik.

7
l2
ga
36. Personel yang tidak qualified, dimana pekerjaannya dapat berhubungan dengan

ng
tegangan > 50 volt, harus dilatih dan paham dengan praktik-praktik yang terkait

Ta
da
dengan keselamatan kerja listrik.

Pa
y
m
nl
37. Personel yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam peran listrik harus terlatih

co
O
a.
dan kompeten. m
in
se
rta

a. Persyaratan training harus didokumentasikan. li


pe

da
U
@

en

b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 100 dari 231

Lampiran 11 - Tata Kerja Excavation (Penggalian)

2
A. Pengantar

:3
08
Tata kerja penggalian (termasuk trenching) dirancang untuk membantu mencegah

m
ja
cedera personel, kerusakan properti dan dampak lingkungan yang merugikan sebagai

21
20
akibat dari potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan penggalian, termasuk

ril
Ap
menghadapi utilitas bawah tanah, bahaya potensial di atas kepala, instalasi subsurface,

7
l2
atmosfer berbahaya, jatuh, terkubur dan/ atau runtuhan.

ga
ng
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk Penggalian (Excavation).

Ta
da
Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi

Pa
y
serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.

m
nl
co
O
a.
B. Persyaratan m
in
se
rta

1. Lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum memulai kegiatan li
pe

da
U
@

en

penggalian dan gunakan form standar sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan
ra

rk
al
ut

te

Job Safety Analysis.


ap

ak
rn
.s

tid

2. Izin kerja dan dokumen pendukung izin kerja terkait penggalian diperlukan sebelum
an
te

en
hs

melakukan kegiatan penggalian, termasuk namun tidak terbatas pada:


um
ik
In
k.
ok
lm

a. Penghancuran permukaan dengan alat-alat listrik dan/atau alat berat (seperti


ai
Em

trencher, backhoe, jackhammer, dll) berapapun kedalamannya, tidak termasuk


na

pengikisan tanah (seperti pembersihan semak/ lalang, tumpahan minyak kecil,


ng
de

dll).
ra
ut

b. Penggalian 1,5 meter (5 feet) atau lebih menggunakan peralatan tangan (hand
p
Sa

tools).
ar
m
ha

c. Setiap kali tambahan izin kerja khusus (seperti Confined Space Entry, Isolation of
D
an

Hazardous Energy, dll) dibutuhkan untuk mengelola risiko penggalian.


hs
Ik

d. Setiap kali pengujian gas di area penggalian diperlukan.


eh
ol

Izin kerja dan dokumen pendukung penggalian harus digunakan sesuai dengan Tata
k

3.
eta

Kerja Izin Kerja.


ic
D

4. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuk namun tidak
terbatas pada:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 101 dari 231

a. Setiap saat tempat kerja ditinggalkan. Hal ini berlaku untuk penggalian yang
dirancang bagi pekerja untuk masuk ke dalam penggalian.

2
:3
08
b. Setiap kali ada pihak yang tidak berwenang memasuki barikade area penggalian.

m
ja
21
c. Sistem perlindungan (seperti shoring, benching, dll.) rusak dan /atau tidak

20
tersedia saat dibutuhkan.

ril
Ap
7
d. Hasil pengujian gas menunjukkan nilai yang melibihi batas klasifikasi penggalian

l2
ga
menjadi ruang terbatas (confined space).

ng
Ta
e. Peralatan pengujian gas portabel atau kontinyu mengalami kegagalan.

da
Pa
f. Utilitas (seperti jalur listrik bawah tanah, pipa air, dll) putus, bocor dan / atau rusak.

y
m
nl
co
g. Terjadi insiden dan/atau near miss.
O
a.
in
m
5. Pekerjaan harus dihentikan dan dikonsultasikan kepada seorang spesialis
se
rta

li
lingkungan (untuk persyaratan penanganan dan pembuangan) bilamana tanah, air
pe

da
U
@

en

tanah atau bahan lainnya yang digali tampak terkontaminasi.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

6. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta


.s

tid
an
te

dikomunikasikan dengan anggota tim kerja sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja
en
hs
um
ik
In

dan Job Safety Analysis sebelum memulai kegiatan penggalian.


k.
ok
lm

7. Deteksi Gas, jika diperlukan, harus dilakukan oleh Qualified Gas Tester sesuai
ai
Em

dengan Tata Kerja Portable Gas Detection.


na
ng

8. Penggalian yang diklasifikasikan sebagai confined spaces (kedalaman parit ≥ 1,2


de
ra

meter atau 4 ft) harus dikelola sesuai dengan tata kerja Confined Space Entry dan
put

Tata Kerja Portable Gas Detection (untuk persyaratan confined space).


Sa
ar

9. Rencana penyelamatan harus dikembangkan untuk penggalian yang dianggap


m
ha

confined space dan harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada:


D
an
hs

a. Lokasi tim tanggap darurat yang terlatih.


Ik
eh

b. Peralatan penyelamatan.
ol
k
ta

c. Aksesibilitas dari lokasi penggalian.


e
ic
D

10. Potensi bahaya dan/atau halangan pada permukaan (seperti pohon, tiang listrik,
batu, lokasi yang dekat dengan struktur, kendaraan/peralatan, dll) harus dihilangkan
dan/atau diamankan sebelum memulai kegiatan penggalian, termasuk (ketika
berlaku):
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 102 dari 231

a. Utilitas bawah tanah atau instalasi subsurface (seperti listrik, minyak, air, udara
terkompresi, selokan dan/atau jaringan telekomunikasi) harus diidentifikasi

2
:3
08
secara jelas.

m
ja
b. Pemberitahuan mengenai rencana penggalian harus dilakukan kepada semua

21
20
pihak yang terkait (seperti perusahaan pipa, mitra aset, perusahaan utilitas, dll)

ril
Ap
sebelum memulai kegiatan penggalian.

7
l2
c. Pengaturan harus dibuat dengan perusahaan utilitas atau agensi yang sesuai

ga
ng
untuk perlindungan, dukungan, penghapusan, pencabutan, mematikan, isolasi

Ta
dan/atau relokasi utilitas atau instalasi subsurface.

da
Pa
y
d. Utilitas yang tetap berada di tempatnya harus dilindungi (misal barricades,

m
nl
co
shoring, supports, etc).
O
a.
in
m
se

e. Saluran bawah tanah, kabel listrik, perpipaan produksi dan/atau selokan dalam
rta

li
pe

da
batas-batas penggalian harus diisolasi sesuai dengan Tata Kerja Isolasi Energi
U
@

en
ra

rk

Berbahaya Standard.
al
ut

te
ap

ak
rn

11. Posisi yang pasti dari utilitas harus diidentifikasi pada saat merencanakan
.s

tid
an
te

en

pendekatan penggalian lokasi dengan cara yang selamat dan dapat diterima (misal
hs
um
ik
In
k.

day-lighting, dll).
ok
lm

D
ai

12. Penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan, jalan, dinding penahan dan
Em

struktur lainnya atau lebih dalam dari 6,1 meter (20 feet) harus ditinjau dan disetujui
na
ng

oleh seorang insinyur sipil atau Qualified Person lainnya (seperti Registered
de

Profesional Engineer, dll).


ra
put
Sa

13. Daerah galian harus diisolasi dan hambatan harus berada di tempat untuk mencegah
ar

akses yang tidak sah oleh kendaraan dan pekerja yang tidak terlibat dalam
m
ha

pekerjaan.
D
an
hs

14. Perlindungan pada publik harus disediakan sesuai keperluan, termasuk namun tidak
Ik

terbatas pada:
eh
ol
k

a. Barikade visual (seperti pagar, penutup, pagar, dll).


eta
ic
D

b. Jalur pejalan kaki.


c. Penerangan.
d. Pemasangan rambu-rambu.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 103 dari 231

e. Dll.

2
:3
15. Jangan pernah masuk ke area penggalian ketika alat berat (seperti peralatan

08
penggali mekanik, alat angkat, dll) sedang digunakan di dekat area penggalian.

m
ja
21
16. Jangan pernah bekerja pada penampang penggalian sloped atau benched pada

20
tingkat diatas pekerja lain tanpa perlindungan (seperti jaring pengaman,

ril
Ap
perlindungan jatuh, dll) untuk karyawan yang bekerja di bawah.

7
l2
ga
17. Penggalian pada kedalaman lebih besar dari 1.2 meter (4 feet) harus dilengkapi

ng
dengan sarana akses masuk dan keluar yang selamat (seperti tangga panjat, tangga

Ta
da
dengan rail, jalur jalan/ ramps dll) sampai dengan 7,6 meter (25 feet) jarak lateral.

Pa
y
m
nl
18. Langkah-langkah harus diambil untuk melindungi pekerja dari bahaya terkubur

co
O
a.
termasuk, namun tidak terbatas pada: m
in
se
rta

a. Jika galian lebih dalam 1.5 meter (5 ft). li


pe

da
U
@

en

b. Jika inspeksi oleh seorang Competent Person menyatakan adanya potensi


ra

rk
al
ut

te

bahaya terkubur/ runtuh (cave-in) dalam penggalian kurang dari 1.5 meter (5 ft).
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

19. Personel memasuki penggalian harus dilindungi oleh sistem perlindungan termasuk
en
hs
um
ik
In

sistem pendukung (seperti bracing, shoring, underpinning, dll), sloping, benching


k.
ok
lm

dan/atau system shield/ perisai. Sistem ini harus dirancang dan dibangun sesuai
D
ai
Em

dengan metode desain yang didokumentasikan (seperti manufaktur, dll) atau harus
n

dirancang oleh seorang insinyur sipil atau Qualified Person lainnya (seperti
a
ng
de

Registered Profesional Engineer).


ra
ut

a. Bahan dan peralatan yang digunakan untuk sistem pelindung harus bebas dari
p
Sa

kerusakan dan/atau cacat dan harus dipasang dan dipelihara sesuai dengan
ar
m

rekomendasi manufaktur.
ha
D
an

b. Sistem perlindungan harus memiliki kapasitas untuk mendukung semua beban


hs

yang dimaksudkan untuk ditahan dan dipindahkan ke sistem.


Ik
eh
ol

c. Desain sistem pelindung harus memenuhi persyaratan perundangan yang


k
ta

berlaku, tata kerja perusahaan Pertamina dan/atau best practice dalam industri.
e
ic
D

20. Personel harus dilindungi dari batuan lepasan, tanah, galian atau bahan dan/atau
peralatan (termasuk kendaraan) lain yang bisa masuk ke dalam penggalian,
termasuk namun tidak terbatas pada:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 104 dari 231

a. Scaling untuk menghilangkan material yang longgar.

2
:3
b. Pemasangan barikade pelindung atau perangkat penahan.

08
m
c. Gunakan sistem peringatan (seperti barikade, sinyal tangan atau mekanik,

ja
21
catatan berhenti/ stop logs, dll) untuk memperingatkan operator peralatan

20
mengenai sudut penggalian.

ril
Ap
7
d. Menempatkan, menyimpan dan/atau mempertahankan bahan dan/atau peralatan

l2
ga
tidak lebih dekat dari 0,6 meter (2 feet) dari tepi penampang penggalian kecuali

ng
dinyatakan pada rancangan dan disetujui oleh Qualified Engineer.

Ta
da
21. Seorang Civil Engineer, QualifiedPerson (missal Registered Professional Engineer,

Pa
y
m
nl
dll) atau Competent Person (misal ahli tanah, dll) harus menentukan kondisi tanah

co
O
a.
dan mengidentifikasi jenis tanah sesuai dengan persyaratan perundangan yang
m
in
se

berlaku, tata kerja perusahaan Pertamina dan/atau best practice industri.


rta

li
pe

da
U
@

en

22. Bilamana penggalian dilakukan pada jenis tanah campuran, jenis tanah yang paling
ra

rk
al
ut

tidak stabil di dalam campuran tersebut harus diambil sebagai dasar penentuan
te
ap

ak
rn

metode untuk mencegah bahaya terkubur atau runtuh ketika bekerja dengan tanah
.s

tid
an
te

en

yang memiliki beberapa campuran.


hs
um
ik
In
k.
ok

23. Personel harus dilindungi dari akumulasi air dalam penggalian termasuk, namun
lm

D
ai

tidak terbatas pada:


Em
n

a. Permukaan air dan drainase harus dikumpulkan dan dibuang jauh dari wilayah
a
ng
de

kerja melalui drainase buatan, parit pengalihan (diversion ditches), berms, dikes,
ra

dll.
put
Sa

b. Seorang yang kompeten harus memantau permukaan air dan drainase untuk
ar
m

memastikan sistem pembuangan beroperasi dengan benar.


ha
D
an

24. Competent Person harus melakukan inspeksi dan mendokumentasikan hasil


hs

inspeksi penggalian (termasuk daerah yang berada di dekat galian dan sistem
Ik
eh

pelindung), termasuk namun tidak terbatas pada:


ol
k
ta

a. Sebelum setiap shift kerja.


e
ic
D

b. Harian.
c. Setelah peristiwa alam (seperti hujan, badai, tornado, gempa bumi, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 105 dari 231

d. Ketika terjadi celah, retakan akibat tekanan (tension cracks), peluruhan


(sloughing), Pemotongan bawah tanah (underground cutting), rembesan air

2
:3
08
(waterseepage), penggembungan (bulging), dll.

m
ja
e. Ketika ada perubahan yang signifikan dalam ukuran dan/atau lokasi dari struktur

21
20
tanah.

ril
Ap
f. Seperti ditentukan oleh pekerjaan yang sedang dilakukan.

7
l2
ga
25. Personel yang terekspose atau yang mengarahkan kendaraan pada lokasi

ng
penggalian harus memakai pakaian reflektif atau yang memiliki visibilitas tinggi/

Ta
da
mencolok.

Pa
y
m
nl
26. Penggalian yang memotong melewati firewall atau burm/bund harus memiliki

co
O
a.
alternatif dan metode protektif dan penahan yang sama. m
in
se
rta

27. Selalu pertimbangkan alternatif lain selain menggali di sebuah situs arkeologi.
li
pe

da
U
@

en

Penggalian di situs arkeologi harus sesuai dengan persyaratan perundangan yang


ra

rk
al
ut

te

berlaku.
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

28. Jika diperlukan sesuai peraturan kualitas udara setempat, teknik pengendalian debu
en
hs
um
ik
In

untuk penggalian harus diterapkan (seperti penyemprotan air, dll).


k.
ok
lm

D
ai

29. Personel yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran penggalian harus terlatih
Em

dan kompeten
na
ng

a. Persyaratan training harus didokumentasikan.


de
ra

b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.


put
Sa

30. Perusahaan harus memelihara dokumen semua personel yang berwenang untuk
ar
m

melakukan kegiatan penggalian.


ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 106 dari 231

Lampiran 12 - Tata Kerja Hot Work (Kerja Panas)

2
:3
08
A. Pengantar

m
ja
Tata kerja persyaratan Hot Work dirancang untuk membantu mencegah cedera personel,

21
20
kerusakan properti atau dampak terhadap lingkungan akibat kebakaran atau ledakan.

ril
Ap
Hot Work dianggap sebagai setiap proses atau pekerjaan yang memiliki potensi signifikan

7
l2
untuk menimbulkan kebakaran atau menyebabkan ledakan yang diakibatkan oleh

ga
munculnya api, panas dan/atau percikan api dalam ruang yang mengandung gas/material

ng
Ta
mudah terbakar (flammable material).

da
Pa
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk Hot Work.

y
m
nl
co
Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
O
a.
in
delegasinya serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.
m
se
rta

li
pe

da

B. Persyaratan
U
@

en
ra

rk
al
ut

te

1. Selalu pertimbangkan dahulu alternatif cold work (seperti menggunakan gergaji


ap

ak
rn
.s

tangan daripada pemotongan dengan api, memindahkan peralatan untuk dikerjakan


tid
an
te

en
hs

diluar classified area, dll).


um
ik
In
k.
ok
lm

2. Hot work tidak diizinkan dalam ruang atmosfer yang mengandung gas/material mudah
D
ai

meledak (explosive atmosphere).


Em
na

3. Lokasi Hazardous (Classified) dan area Safe Hot Work harus ditentukan dan disetujui
ng
de

oleh Manajemen.
ra
ut

4. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis sesuai dengan Tata Kerja
p
Sa

Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum memulai kegiatan hot work.
ar
m
ha

5. Izin kerja dan dokumen pendukung terkait diperlukan untuk pekerjaan hot work yang
D
an

dilakukan didalam area hazardous (classified).


hs
Ik

6. Izin kerja dan dokumen pendukung terkait tidak diperlukan untuk pekerjaan hot work
eh
ol

yang dilakukan didalam area yang telah ditentukan sebagai Safe Hot Work Area.
k
eta

7. Izin kerja dan dokumen pendukung terkait digunakan sesuai dengan Tata Kerja Izin
ic
D

Kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 107 dari 231

8. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuk namun tidak

2
:3
08
terbatas pada:

m
ja
a. Setiap saat tempat kerja ditinggalkan.

21
20
b. Fire Watch meninggalkan area hot work.

ril
Ap
c. LEL ≥ 10% terdeteksi.

7
l2
ga
d. Kegagalan pada peralatan uji gas portable atau kontinu.

ng
Ta
e. Terjadi incident dan/atau near miss.

da
Pa
y
9. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan

m
nl
co
dengan anggota tim kerja sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety
O
a.
in
m
Analysis sebelum memulai aktivitas kerja panas (hot work).
se
rta

li
pe

da
U

10. Penerapan persyaratan pekerjaan panas api terbuka (open flame dan api tertutup)
@

en
ra

rk

dijelaskan dalam tabel14 berikut:


al
ut

te
ap

ak
rn
.s

Tabel 14. Persyaratan Matrix Hot Work


tid
an
te

en
hs
um
ik
In

Izin Hot Gas Fire


k.
ok

Aktivitas JSA CMP


lm

Kerja Work Testing Watch


ai
Em
n

Open flame hot work dilakukan pada:


a
ng
de

1 Hazardous Classified Area (HCA), or


ra

Ya Ya Ya Ya Ya Ya
ut

≤10 m from/outside HCA boundary


p
Sa
ar
m

2 Designated Safe Hot Work Area Ya Ya Tidak Tidak Tidak* Tidak


ha
D
an

3 Non-Hazardous Classified Area (NHCA)


hs

Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak


and >10 m from/outside HCA boundary
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 108 dari 231

Izin Hot Gas Fire


Aktivitas JSA CMP

2
Kerja Work Testing Watch

:3
08
m
ja
Non-Open flame hot work dilakukan pada:

21
20
4 Hazardous Classified Area (HCA) Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak

ril
Ap
7
l2
5 Designated Safe Hot Work Area Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

ga
ng
Ta
6 Non-Hazardous Classified Area (NHCA) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

da
Pa
y
* Fire watch dapat diperlukan jika hasil analisa risiko mempersyaratkan

m
nl
co
O
a.
11. Persyaratan untuk kerja panas api terbuka (open flame hot work) adalah sebagai
in
m
berikut:
se
rta

li
pe

da
U

a. Pekerjaan panas api terbuka (Open flame hot work) yang dilakukan dalam jarak 10
@

en
ra

rk

m dari batas Hazardous Classified Area – HCA (yang sudah didefinisikan di dalam
al
ut

te
ap

ak
rn

dokumen gambar PSI atau sesuai dengan API RP 500 dan 505) dianggap sebagai
.s

tid
an
te

en

kerja panas api terbuka di HCA. Hal ini untuk memperhitungkan percikan api yang
hs
um
ik
In

berpindah/memasukiHCA.
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D

b. Penggunaan jack hammer atau, chipping atau, pahat, yang dapat menimbulkan
percikan api, dalam HCA harus dianggap sebagai kerja panas api terbuka di HCA.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 109 dari 231

c. Hot Tapping dan kerja panas api terbuka pada/di dalam tangki, kapal, perpipaan
atau peralatan yang ada dalam layanan atau (sebelumnya) mengandung

2
:3
08
hidrokarbon harus diperlakukan dan dianggap sama dengan kerja panas api

m
ja
terbuka di HCA.

21
20
d. Hot tapping dan kerja panas api terbuka pada tangki hidrokarbon, kapal atau

ril
Ap
perpipaan apa pun yang beroperasi harus mendapat masukan dari Subject Matter

7
Expert (selama analisis bahaya tahap perencanaan) dan persetujuan High Level

l2
ga
Leader.

ng
Ta
e. Superintendent Fasilitas/Operasi harus memastikan bahwa perlindungan yang

da
Pa
diperlukan relevan untuk Hot Tapping atau kerja panas api terbuka pada tangki

y
m
nl
hidrokarbon, kapal atau perpipaan apa pun yang beroperasi dengan berkonsultasi

co
O
a.
dengan MOC 2ndApprover. in
m
se
rta

li
f. Kerja panas api terbuka di dalam tangki, kapal, pipa atau peralatan yang telah
pe

da
U
@

en

dibersihkan dapat dianggap sebagai pekerjaan panas api terbuka di dalam area
ra

rk
al
ut

te

kerja panas yang aman selama telah ditetapkan dan disetujui oleh manajemen
ap

ak
rn
.s

tid

(didukung oleh MOC) sebagai area kerja panas yang aman.


an
te

en
hs
um
ik

g. Kerja panas api terbuka yang dilakukan dalam area Safe Hot Work yang ditentukan
In
k.
ok
lm

harus menerapkan dan menyediakanIzin Kerja dan MKJSA.


D
ai
Em

h. Pengujian gas untuk pekerjaan panas api terbuka atau aktivitas Hot Tapping harus
na

dilakukan oleh Qualified Gas Tester menggunakan Portable Gas Detector dengan
ng
de

pompa aspiratif.
ra
put

i. Pemantau Api (Fire Watch) Khusus diperlukan untuk pekerjaan panas api terbuka
Sa

dan atau kegiatan Hot Tapping yang dilakukan di HCA, atau ≤ 10 m dari / di luar
ar
m
ha

batas HCA.
D
an

12. Persyaratan untuk kerja panas api tertutup (non-open flame) adalah sebagai berikut :
hs
Ik

a. Kendaraan bermotor atau mesin pembakaran internal portabel yang beroperasi


eh
ol

dalam HCA harus, minimal:


k
eta
ic

1) Memiliki izin kerja untuk bekerja dan persetujuan dari Pemberi Izin fasilitas dan
D

memiliki pengujian gas LEL yang dilakukan oleh Penguji Gas Berkualitas.
2) Diperiksa dan bebas dari percikan sebelum dinyatakan aman untuk
dioperasikan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 110 dari 231

3) Dilengkapi dengan penahanapi (atau setara) untuk mesin pembakaran internal


portabel.

2
:3
08
b. Pekerjaan panas Non-Open Flame dilakukan di Area Berbahaya Berbahaya:

m
ja
21
1) Izin Kerja disetujui oleh Permit Approver.

20
ril
2) Pengujian gas harus dilakukan oleh QGT menggunakan detektor gas portabel

Ap
7
dengan pompa aspirasi.

l2
ga
3) Peran Fire Watch harus ditugaskan kepada orang yang melakukan pekerjaan.

ng
Ta
4) MKJSA dan/atau prosedur yang disetujui yang mencakup identifikasi dan

da
Pa
y
mitigasi bahaya (mis. OP, SRP, SMP dll.) harus tersedia dan digunakan.

m
nl
co
c. Pekerjaan panas bukan api terbuka (non-open flame hot work) dilakukan di NHCA
O
a.
in
m
atau Area Kerja Panas Aman yang ditunjuk:
se
rta

li
pe

da
U

1) Izin Kerja tidak diperlukan oleh pekerja yang secara langsung di bawah
@

en
ra

rk

pengawasan Pemberi Izin.


al
ut

te
ap

ak
rn
.s

2) Pengujian gas tidak diperlukan.


tid
an
te

en
hs
um

3) Peran Fire Watch tidak diperlukan.


ik
In
k.
ok
lm

d. Operasi Kendaraan bermotor atau mesin pembakaran internal portabel di dalam


ai
Em

HCA tidak boleh dibiarkan dalam keadaan idle kecuali pengujian gas area
na

dilakukan.
ng
de

13. Persyaratan Rencana Pemetaan Gas (gas mapping plan) adalah sebagai berikut :
ra
put
Sa

a. Rencana Pemetaan Gas dikembangkan untuk mengidentifikasi area yang harus


ar

memiliki pengujian gas di sekitar aktivitas kerja panas dengan menggunakan


m
ha

gambar PSI HCA sebagai rujukan.


D
an

b. Rencana Pemetaan Gas diperlukan untuk nyalaapi terbuka dalam HCA atau ≤ 10
hs
Ik

m dari batas HCA dan nyala api tidak terbuka dalam HCA.
eh
ol
k

14. Pengukuran gas harus dilakukan oleh Qualified Gas Tester sesuai denganTata Kerja
eta
ic

Portable Gas Detection ketika melakukan aktivitas kerja panas (hot work).
D

15. Fire Watch khusus (dedicated) diperlukan bilamana kegiatan hot work dilakukan diluar
Safe Hot Work area yang sudah ditentukan atau adanya potensi kebakaran yang lebih
dari kebakaran kecil.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 111 dari 231

Fire Watch harus tetap berada ditempat kerja 30 menit setelah aktivitas kerja panas
(hot work) selesai dan harus memeriksa daerah sekitarnya dimana percikan atau api

2
:3
08
mungkin telah menjalar.

m
ja
16. Peralatan pemadam kebakaran khusus (dedicatedfire-fighting) harus tersedia ditempat

21
20
kegiatan hot work untuk merespon potensi insiden.

ril
Ap
Peralatan pemadam kebakaran harus diinspeksi dan berfungsi penuh. Hasil inspeksi

7
l2
harus didokumentasika (seperti tag inspeksi peralatan).

ga
ng
17. Sebelum digunakan, semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan hot work

Ta
da
harus diinspeksi, untuk memastikan:

Pa
y
m
a. Peralatan berfungsi dengan baik. nl
co
O
a.
b. Peralatan pengaman (safeguard) tersedia di tempat. in
m
se
rta

li
18. Wilayah aktivitas hot work harus secara visual diidentifikasi dengan memasang
pe

da
U
@

en

barikade dan/atau tanda peringatan.


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

19. Bahan mudah terbakar (combustible material) harus disingkirkan atau dilindungi dalam
.s

tid
an
te

radius 10 meter dari aktivitas hot work.


en
hs
um
ik
In
k.

Bahan mudah terbakar yang tidak dapat dipindahkan harus ditutup dengan
ok
lm

D
ai

penutup/lapisan tahan api dan/atau harus tetap basah selama aktivitas hot work.
Em
n

20. Panas, kerak hasil pembakaran (slag) dan/atau percikan api yang mungkin dihasilkan
a
ng

dari aktivitas kerja panas (hot work) harus ditahan penyebarannya.


de
ra

21. Saluran pembuangan dalam area aktivitas kerja panas (hot work) harus disegel.
put
Sa

22. Vent di daerah kegiatan hot work harus diarahkan menjauh dari pekerjaan panas (hot
ar
m

work) atau sumber input menuju vent harus diisolasi sesuai dengan Tata Kerja Isolasi
ha
D

Energi Berbahaya Standar.


an
hs

23. Selalu putuskan dan/atau pasang blind piping dari tangki (atau peralatan lain) sebelum
Ik
eh

melakukan pekerjaan panas (hot work) pada pipa.


ol
k
ta

24. Gerakan material, pembersihan (purging), pembilasan (flushing) dan/atau pengeringan


e
ic
D

(draining) harus dihentikan sebelum melakukan aktivitas kerja panas.


25. Hot work pada tangki, bejana atau pipa pada saat tangki, bejana atau pipa dalam
keadaan beroperasi (in service), membutuhkan masukan dari Subject Matter Expert
dan persetujuan dari High Level Leader atau Manajer PHKT.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 112 dari 231

26. Bukaan dan celah pada peralatan, tangki atau pipa dalam radius 10 meter dari area
aktivitas kerja panas (hot work) harus disegel sebelum hot work dimulai.

2
:3
08
27. Hot tapping selalu dianggap sebagai kegiatan yang sangat berbahaya. Persyaratan

m
ja
hot tapping termasuk, namun tidak terbatas pada hal berikut:

21
20
a. Selalu pertimbangkan alternatif lain sebelum melakukan hot tapping.

ril
Ap
7
b. Selalu lakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis dengan masukan dari

l2
ga
Subject Matter Expert.

ng
Ta
c. Selalu gunakan prosedur tertulis hot tapping.

da
Pa
y
d. Hot tapping memerlukan persetujuan dari High Level Leader atau Manager PHKT

m
nl
co
(seperti manajer fasilitas, manajer operasi, dll).
O
a.
in
m
28. Setiap unit/fasilitas harus memelihara dokumentasi (seperti daftar, spreadsheet,
se
rta

li
database, dll) dari seluruh pekerja yang berwenang untuk melakukan aktivitas kerja
pe

da
U
@

en

panas berbahaya tinggi (seperti pengelasan diatas level cairan pada tangki) dan/atau
ra

rk
al
ut

te

aktivitas hot work api terbuka.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

29. Personel yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam peran hot work harus
en
hs
um
ik
In

terlatih dan kompeten.


k.
ok
lm

D
ai

a. Persyaratan training harus didokumentasikan.


Em
n

b. Penilaian Kompetensi harus didokumentasikan.


a
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 113 dari 231

Lampiran 13 - Tata Kerja Isolation of Hazardous Energy (Isolasi Energi Berbahaya)

2
A. Pengantar

:3
08
m
Tata kerja persyaratan Isolation of Hazardous Energy (IHE) dirancang untuk membantu

ja
21
mencegah cedera personel, kerusakan properti atau dampak buruk terhadap lingkungan

20
karena pengenergian peralatan secara tidak terduga, atau pelepasan energi sisa

ril
Ap
dan/atau energi yang disimpan selama kegiatan perbaikan dan pemeliharaan. Energi

7
l2
berpotensi berbahaya meliputi listrik, mekanik, hidrolik, pneumatik, kinetik, potensial,

ga
ng
termal, kimia dan radiasi.

Ta
da
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk pembukaan peralatan proses dan

Pa
y
melakukan pengisolasian terhadap mesin, peralatan, bejana, perpipaan dan sistem dari

m
nl
co
sumber energi berbahaya.
O
a.
in
m
Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi
se
rta

li
pe

da
serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.
U
@

en
ra

rk
al

B. Persyaratan
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid

1. Energi harus diisolasi:


an
te

en
hs
um
ik

a. Kapan saja ada potensi untuk pengenergian yang tak terduga, start-up atau
In
k.
ok
lm

pelepasan energi sisa atau disimpan dari peralatan dan proses selama perbaikan
D
ai
Em

dan pemeliharaan.
na

b. Kapan saja perangkat pengaman atau pelindung kritikal lainnya di-bypass, diubah
ng
de

atau dihilangkan.
ra
put

c. Kapan saja pekerja harus menempatkan bagian dari tubuh mereka ke dalam
Sa

peralatan untuk melakukan pekerjaan pada suatu titik operasi atau ketika ada zona
ar
m
ha

bahaya disekitar peralatan.


D
an

2. Selalu melakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum melakukan
hs
Ik

kegiatan isolasi sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis.
eh
ol

3. Izin kerja dan dokumen pendukung izin kerja yang terkait harus digunakan sesuai
k
eta

dengan Tata Kerja Izin Kerja.


ic
D

4. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuk namun tidak
terbatas pada:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 114 dari 231

a. Isolasi gagal.

2
:3
b. Adanya isolasi yang belum lengkap.

08
m
c. Isolasi tidak dikunci sempurna dan tidak di tag dengan jelas (setelah verifikasi

ja
21
dan/atau inspeksi).

20
ril
d. Terjadi insiden dan/atau near miss.

Ap
7
l2
5. Diagram Isolasi harus terkini dan diverifikasi sebelum memulai isolasi dan diperlukan

ga
untuk semua isolasi dengan pengecualian sebagai berikut:

ng
Ta
a. Peralatan yang diisolasi hanya memiliki sumber energi tunggal yang dapat dengan

da
Pa
y
mudah diidentifikasi dan diisolasi.

m
nl
co
b. Isolasi akan menghilangkan energi (de-energized) dan menon-aktifkan peralatan
O
a.
in
m
secara keseluruhan.
se
rta

li
pe

da
U

c. Lokasi isolasi dimengerti dengan jelas oleh siapapun.


@

en
ra

rk
al
ut

te

6. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan
ap

ak
rn
.s

dengan anggota tim kerjasebelum memulai kegiatan sesuai dengan Tata Kerja
tid
an
te

en
hs

Metode Kerja dan Job Safety Analysis.


um
ik
In
k.
ok
lm

7. Isolasi harus dikomunikasikan kepada semua pekerja yang terkena dampak dan tim
D
ai

kerja lainnya yang berpotensi terkena dampak, untuk memberitahukan perubahan


Em
n

status peralatan (misalnya dari beroperasi normal ke out- of-service, out- of-service
a
ng

ke operasi normal, dll).


de
ra

8. Pimpinan Tim Kerja harus memeriksa dan memverifikasi isolasi dan memastikan
put
Sa

pelepasan energi (de-energizing) peralatan sebelum memulai pekerjaan yang


ar

membutuhkan isolasi energi berbahaya (yaitu verifikasi dan validasi visual terhadap
m
ha

isolasi yang telah terpasang di tempat kerja).


D
an
hs

Verifikasi dan validasi isolasi harus didokumentasikan, melalui tanda tangan basah,
Ik
eh

pada izin kerja.


ol
k
ta

9. Perangkat Lockout harus digunakan untuk mengamankan peralatan yang diisolasi


e
ic

dalam posisi selamat dan/atau mati.


D

10. Perangkat Lockout yang digunakan untuk mengisolasi energi yang berbahaya, harus:
a. Hanya dipakai untuk tujuan IHE.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 115 dari 231

b. Memenuhi semua persyaratan perundangan dan tata kerja perusahaan Pertamina


yang berlaku dan/ atau best practice dalam industri.

2
:3
08
c. Kunci, tag dan warna ditugaskan untuk masing-masing kelompok fungsional harus

m
ja
distandarisasi dan dikomunikasikan diseluruh PHKT.

21
20
d. Tags harus terlihat dan terbaca untuk mengidentifikasikan nama orang yang

ril
Ap
mengaplikasikan perangkat dan tanggal kapan kunci/tag diapasangkan pada

7
l2
peralatan

ga
ng
e. Tahan lama untuk lingkungan di mana mereka digunakan (seperti tahan terhadap

Ta
da
suhu ekstrim, hujan, angin, dll)

Pa
y
m
f. nl
Terlihat jelas dan substansial untuk meminimalkan pengenergian kembali yang

co
O
a.
tidak sah. m
in
se
rta

g. Ditempelkan dengan aman pada titik isolasi (jangan menempelkan tag pada li
pe

da
U
@

en

peralatan).
ra

rk
al
ut

te

h. Penggunaan plastik chain tidak diperbolehkan. Hanya metal chain yang


ap

ak
rn
.s

tid

diperbolehkan untuk maksud penguncian.


an
te

en
hs
um
ik
In

i. Gembok harus diberi kode warna untuk mengidentifikasi kelompok kerja yang
k.
ok
lm

terlibat, distandarisasi yaitu:


D
ai
Em

1) Kuning untuk operator


na
ng

2) Merah untuk listrik


de
ra

3) Hijau untuk teknisi instrumen


put
Sa

4) Biru untuk mekanik


ar
m
ha

5) Jika ada warna tambahan yang digunakan (disarankan: ungu), masing-masing


D
an

tim operasi harus mengkomunikasikan praktik dengan jelas dalam operasi


hs

masing-masing.
Ik
eh
ol

11. Kunci dan tag pribadi yang digunakan untuk mengisolasi energi yang berbahaya
k
ta

harus:
e
ic
D

a. Digunakan oleh 1 individu yang terdokumentasi dan memiliki otoritas.


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 116 dari 231

b. Dipasang dan dilepaskan dalam urutan yang didefinisikan oleh PHKT sesuai
dengan persyaratan perundangan, tata kerja perusahaan Pertamina dan/atau best

2
:3
08
practice di industri:

m
ja
1) Kunci pihak operasi harus menjadi kunci dan tag yang pertama terpasang dan

21
20
yang terakir dilepas.

ril
Ap
2) Jika berlaku, kunci/tag pihak Instrumentasi & Listrik (I&E) harus dipasang pada

7
urutan kedua dan segera dilepas sebelum pihak operasi melepaskan kunci/tag.

l2
ga
3) Apabila ada kunci/tag pihak pekerjaan lain.

ng
Ta
c. Pelepasan kunci/tag personal oleh orang lain selain individu yang memasang

da
Pa
perangkat loto harus dilakukan dengan, namun tidak terbatas pada:

y
m
nl
co
1) Verifikasi bahwa pemilik kunci/tag tidak beradadi fasilitas tersebut.
O
a.
in
m
se

2) Lakukan segala upaya untuk menghubungi pekerja yang berwenang untuk


rta

li
pe

da

mengkomunikasikan pelepasan kunci/tag sebelum pekerja yang berwenang


U
@

en
ra

rk

menyelesaikan pekerjaan di fasilitas itu.


al
ut

te
ap

ak
rn
.s

3) Persetujuan didokumentasikan di izin IHE atau check list peralatan isolasi oleh
tid
an
te

en
hs

Pimpinan tim kerja di lapangan.


um
ik
In
k.
ok
lm

12. Poin isolasi harus dikunci, ditandai dan didokumentasikan pada dokumen pendukung
D
ai

izin kerja terkait IHE atau melalui checklist peralatan isolasi sebelum memulai
Em

pekerjaan yang membutuhkan isolasi energi berbahaya (Isolation of Hazardous


na
ng

Energy).
de
ra

13. Poin isolasi yang tidak dapat dikunci harus ditandai dengan jelas dan
ut
p
Sa

didokumentasikan pada izin IHE atau melalui checklist peralatan isolasi sebelum
ar

memulai pekerjaan yang membutuhkan isolasi energi berbahaya.


m
ha
D

14. Group locks hanya diperbolehkan jika pemasangan beberapa kunci dan tag pada titik
an
hs

isolasi tidak dapat dilakukan.


Ik
eh

15. Protokol untuk melakukan isolasi multi- group termasuk, namun tidak terbatas pada:
ol
k
ta

a. Individu tunggal bertanggung jawab dan akuntabel untuk kunci kelompok dan harus
e
ic
D

diidentifikasi pada izin.


b. Satu individu bertanggung jawab dan akuntabel untuk kunci kelompok dan harus
bertanggung jawab dan mendokumentasikan semua nama-nama individu yang
dilindungi oleh kunci kelompok pada izin IHE atau di checklist peralatan isolasi.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 117 dari 231

16. Isolasi fisik positif diperlukan untuk masuk ke dalam bejana, tangki atau pipa yang
berhubungan dengan aktivitas kerja panas (hot work).

2
:3
08
a. Satu-satunya pengecualian dari persyaratan:

m
ja
21
1) Penyimpanan dan ballast tank di kapal , Floating Production Storage &

20
Offloading Vessels ( FPSO), Floating Storage & Offloading Vessels ( FSO).

ril
Ap
7
2) Membuka pipa dimana tidak memungkinkan untuk mengaplikasikan isolasi

l2
ga
fisik positif karena desain dan/ atau rentang pipa.

ng
Ta
3) Membuka jaringan pipa yang berada di bawah tanah dan/atau terendam.

da
Pa
y
4) Stasiun pengukuran (metering) pipa gas.

m
nl
co
5) Cellar sumur minyak.
O
a.
in
m
se
rta

b. Perlindungan tambahan diperlukan untuk pengecualian diatas termasuk: li


pe

da
U

1) Perlindungan alternatif (misal menghilangkan bahaya dengan melakukan


@

en
ra

rk

pekerjaan panas selama shut down dan turn around, dll).


al
ut

te
ap

ak
rn
.s

2) Persetujuan high level leader yang telah ditentukan (misal leader fasilitas,
tid
an
te

en
hs

leader operasi, dll).


um
ik
In
k.
ok
lm

3) Dokumen Metode Kerja dan Job Safety Analysis termasuk:


D
ai
Em

a) Monitoring pengujian gas secara menerus.


na
ng

b) Dokumentasi persyaratan pelatihan tambahan hot work dan masuk ke


de

dalam bejana yang sedang dilakukan.


ra
put
Sa

c) Prosedur operasional (Operating Procedure) yang tedokumentasi.


ar
m

17. Ketika membuka peralatan, pipa, bejana, dll. yang mengandung bahan berbahaya
ha
D

(seperti H2S, bahan mudah terbakar, dll), pengujian gas harus dilakukan sesuai
an

dengan Tata Kerja Portable Gas Detection.


hs
Ik
eh

18. Isolasi peralatan listrik harus dilakukan sesuai dengan tata kerja electrical safety.
ol
k
ta

19. Selalu perhitungkan pelepasan tekanan ketika melakukan isolasi terhadap pipa atau
e
ic
D

bejana lainnya yang menyimpan fluida, termasuk namun tidak terbatas kepada bagian
yang diisolasi dan area di setiap sisi dari isolasi.
20. Kondisi zero energy state atau positif cek harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa
sumber energi sudah tidak terdapat dalam/pada sistem yang diisolasi. Pedoman
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 118 dari 231

pengisolasian dan pemeriksaan zero energy state untuk sumber-sumber Energi


Berbahaya dapat mengacu pada table berikut:

2
:3
08
Tabel 15. Pedoman pengisolasian dan pemeriksaan zero energy state untuk

m
ja
sumber energi berbahaya

21
20
ril
Pedoman Penguncian (Lockout)

Ap
Sumber Energi

7
Bentuk Energi Umum dan pemeriksaan zero

l2
(Contoh-Contoh)

ga
energy state

ng
Ta
 Motor listrik

da
Listrik 1. Mematikan listrik dari mesin

Pa
y
 Solenoida

m
2. Mematikan listrik dari pemutus
nl
co
O
a.
arus pemasok utama, atau
 Kapasitor in
m
mengisolasi dengan melepaskan
se
rta

 Kabel/kawat listrik
li
pe

da
sekering
U
@

en

 Saluran-saluran
ra

rk

3. Mengunci dan menandai saklar


al
ut

te
ap

pemasok daya utama


ak
rn

pengisolasian pemasok utama


.s

tid
an
te

 Baterai
en
hs

4. Melepaskan semua sirkuit


um
ik
In
k.
ok

 Pelindung katode arus kapasitatif


lm

D
ai

yang ditekan
Em

5. Mencoba menyalakan peralatan


(impressed current
n

tersebut atau menguji dengan


a
ng

cathodic protection) meteran atau penguji tegangan


de
ra

go/no-go
put
Sa

CATATAN: Pengisolasian listrik


ar
m

hanya boleh dilakukan oleh personel


ha
D

kelistrikan yang memenuhi syarat


an

(mengacu pada tata kerja Pekerjaan


hs
Ik

Listrik Aman)
eh
ol
k
ta

Tekanan Cairan Sistem Hidrolik (sebagai 1. Mematikan pasokan hidrolik


e
ic
D

contoh, pemukul hidrolik (sebagai contoh, menutup katup-


(hydraulic rams), silinder, katup saluran pemasok)
penekan sumbat (cap
presses) atau mesin
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 119 dari 231

Pedoman Penguncian (Lockout)


Sumber Energi

2
:3
Bentuk Energi Umum dan pemeriksaan zero

08
(Contoh-Contoh)
energy state

m
ja
21
penghentak (stamping 2. Mengunci dan menandai katup-

20
machines)) katup tersebut

ril
Ap
7
3. Membuang habis tekanan hidrolik

l2
ga
yang tersimpan secara perlahan-

ng
Ta
lahan

da
Pa
4. Mengosongkan saluran-saluran

y
m
nl sebagaimana perlu

co
O
a.
in
5. Menandai semua pengosongan
m
se
rta

tersebut
li
pe

da
U
@

en

6. Menutup katup setelah membuang


ra

rk
al
ut

te
ap

habis tekanan, untuk melihat


ak
rn
.s

tid
an

apakah terdapat kenaikan tekanan


te

en
hs

pada pressure gauge


um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai

Tekanan Udara Sistem pneumatik 1. Mematikan pasokan udara


Em

(pneumatic system)
n

2. Mengunci dan menandai titik-titik


a
ng

pengisolasian pemasok udara,


de
ra

atau secara fisik memutuskan


ut
p
Sa

saluran-saluran udara dan


ar

menandainya
m
ha
D

3. Melepaskan tekanan udara dari


an

sistem
hs
Ik
eh

4. Apabila memungkinkan, biarkan


ol
k

titik-titik pelepasan tersebut


eta
ic

dikunci terbuka dan ditandai


D

5. Menutup katup setelah membuang


habis tekanan, untuk melihat
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 120 dari 231

Pedoman Penguncian (Lockout)


Sumber Energi

2
:3
Bentuk Energi Umum dan pemeriksaan zero

08
(Contoh-Contoh)
energy state

m
ja
21
apakah terdapat kenaikan tekanan

20
pada pressure gauge

ril
Ap
7
l2
Energi Kinetik  Flywheels 1. Menghentikan semua bagian yang

ga
ng
bergerak
(Energi dari objek  Material dalam saluran

Ta
da
atau materi yang pasokan di atas tanki, 2. Memblokir bagian-bagian yang

Pa
y
bergerak) tempat sampah (bins) bergerak untuk mencegah

m
nl
co
atau silos gerakan (sebagai contoh, chock
O
a.
in
flywheels, spade atau saluran-
m
 Blades
se
rta

saluran kosong (blank lines) untuk


li
pe

da
U
@

en

penyimpanan overhead)
ra

rk
al
ut

te
ap

3. Meninjau untuk memastikan


ak
rn
.s

tid
an

semua siklus pergerakan mekanis


te

en
hs
um

(mechanical motion cycle)


ik
In
k.
ok
lm

dihentikan dan diblokir


D
ai
Em

4. Kunci dan/atau menandai semua


an

titik pemblokiran
ng
de
ra

21. Isolasi yang melampaui pergeseran shift harus diverifikasi dan divalidasi terpasang
p ut
Sa

dan bekerja oleh Pimpinan Tim Kerjapada setiap awal setiap shift dan
ar

didokumentasikan di JSA.
m
ha
D

22. Isolasi yang melibatkan perubahan prosedur dan/atau peralatan operasional harus
an

dikelola sesuai dengan Tata Kerja Management of Change for Facilities, termasuk
hs
Ik

namun tidak terbatas pada isolasi permanen dan jangka panjang.


eh
ol
k

23. Pimpinan Tim Kerja di lokasi kerja harus memverifikasi dan memvalidasi, melalui
eta
ic

tanda tangan bahwa semua dapat dioperasikan dan siap untuk dinyalakan kembali
D

sebelum menutup izin IHE.


24. Pelepasan isolasi harus dikomunikasikan kepada semua pekerja yang terkena
dampak dan tim kerja lainnya yang berpotensi terkena dampak, untuk
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 121 dari 231

memberitahukan perubahan status peralatan (misalnya dari beroperasi normal ke out-


of-service, out- of-service ke operasi normal, dll).

2
:3
08
25. Unit/fasilitas harus memelihara dokumentasi dari semua pekerja yang berwenang

m
ja
untuk:

21
20
a. Melakukan isolasi energi berbahaya.

ril
Ap
7
b. Memasang/ melepas kunci/tags dan peralatan isolasi energi lainnya.

l2
ga
c. Menyalakan ulang (restart) peralatan.

ng
Ta
d. Inspeksi, verifikasi, dan melepas isolasi.

da
Pa
y
e. Inspeksi, verifikasi, dan memperbolehkan kembali ke service.

m
nl
co
O
a.
26. Personel yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran IHE harus terlatih dan
m
in
se
rta

kompeten: li
pe

da
U
@

en

a. Persyaratan training harus didokumentasikan.


ra

rk
al
ut

te
ap

b. Penilaian Kompetensi harus didokumentasikan.


ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 122 dari 231

Lampiran 14 - Tata Kerja Lifting dan Rigging

2
A. Pengantar

:3
08
Tata kerja persyaratan Lifting dan Rigging dirancang untuk membantu mencegah cedera

m
ja
personel, kerusakan properti dan dampak terhadap lingkungan. Lifting dan Rigging

21
20
adalah proses dimana beban diikat, diangkat dan dipindahkan menggunakan perangkat

ril
Ap
mekanik.

7
l2
Tata kerja ini tidak berlaku untuk peralatan yang tidak secara khusus dirancang untuk

ga
ng
tujuan dan aktivitas Lifting and Rigging seperti elevated work platform, mengangkat orang

Ta
(man lift) dan forklift (kecuali dikonfigurasi untuk mengangkat, menurunkan dan

da
Pa
memindahkan beban tergantung secara horizontal).

y
m
nl
co
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk Lifting dan Rigging.
O
a.
in
m
se

Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan
rta

li
pe

da

delegasinya serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.


U
@

en
ra

rk
al
ut

te

B. Persyaratan tata kerja


ap

ak
rn
.s

tid

1. Selalu lakukan identifikasi Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum melakukan
an
te

en
hs

kegiatan Lifting and Rigging sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety
um
ik
In
k.
ok
lm

Analysis.
D
ai
Em

2. Pengangkatan (lift) harus direncanakan dan didiskusikan (serta jika diperlukan,


na

didokumentasikan ke dalam Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum memulai
ng
de

pekerjaan dan harus mencakup namun tidak terbatas pada hal berikut:
ra
ut

a. Langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan pengangkatan dengan benar


p
Sa

dan selamat.
ar
m
ha

b. Berat dan pusat gravitasi dari objek yang diangkat.


D
an

c. Pencegahan personel jatuh (seperti penggunaan derek (derricks), man riding


hs
Ik

baskets, dll).
eh
ol

d. Zona bebas hambatan pengangkatan dan penurunan dalam radius pengangkatan


k
eta

beban yang direkomendasikan produsen/pembuat peralatan lifting/rigging.


ic
D

e. Kontainer bersertifikat (seperti Cargo Carrying Unit) untuk barang-barang yang


mudah bergerak.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 123 dari 231

f. Rute menyelamatkan diri dan pencahayaan yang cukup di dalam zona


pengangkatan dan penurunan.

2
:3
08
g. Zona line of fire yang bebas dari semua personel tidak berkepentingan.

m
ja
21
h. Persyaratan untuk personel pemberi sinyal.

20
ril
i. Modus komunikasi (seperti suara, radio dan sinyal tangan) ditetapkan dan disetujui

Ap
7
oleh semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini.

l2
ga
j. Pengekangan (seperti baut hold-down, pengencang laut, dll), puing-puing

ng
Ta
dan/atau penghalang disingkirkan sebelum melakukan kegiatan lifting.

da
Pa
y
k. Kebutuhan ruang untuk penyebaran cadik (outrigger).

m
nl
co
l. Toleransi kedekatan terhadap kabel listrik di atas kepala.
O
a.
in
m
se
rta

m. Persyaratan kondisi tanah untuk operasi lifting mobile crane (termasuk potensial
li
pe

da
U

bahaya bawah tanah seperti fasilitas bawah tanah dan kekopongan tanah).
@

en
ra

rk
al
ut

te

n. Pertimbangan terhadap kondisi lingkungan (seperti angin, kondisi laut, dll)


ap

ak
rn
.s

tid
an

3. Lift Plan tertulis diperlukan untuk pengangkatan kritis dan/atau non-routine, termasuk
te

en
hs
um

namun tidak terbatas pada:


ik
In
k.
ok
lm

a. Pengangkatan buta (blind lifts).


ai
Em

b. Pengangkatan kompleks (complex lifts).


na
ng

c. Pengangkatan komplikasi (complicated lifts).


de
ra
ut

d. Pengangkatan berat (heavy lifts).


p
Sa

e. Pengangkatan yang melibatkan orang naik ke dalam keranjang kerja (man riding
ar
m
ha

work basket).
D
an

f. Pengangkatan lain yang ditentukan oleh Qualified Lifting Operator karena


hs
Ik

keunikannya.
eh
ol

Untuk lebih jelas, dokumen persyaratan yang diperlukan dalam aktifitas


k
eta

pengangkatan dapat dilihat pada tabel Matriks Kategori Pengangkatan.


ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 124 dari 231

Tabel 16. Matriks Kategori Pengangkatan

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
Catatan: in
m
se
rta

li
pe

da
(1) Kategori Critical Lifts namun dilakukan secara rutin.
U
@

en
ra

rk

(2) TKI sudah termasuk Lift Plan and MKJSA.


al
ut

te
ap

ak
rn

(3) Boleh dilakukan minimum oleh 2 (dua) orang yaitu Operator Crane dan Rigger yang
.s

tid
an
te

berfungsi juga sebagai Signalman. Jumlah minimum ini tidak menghilangkan


en
hs
um
ik
In

kewajiban penggunaan alat bantu keselamatan seperti push pull stick, tagline dll
k.
ok
lm

oleh tim pengangkatan yang digunakan dalam membantu proses pengangkatan.


D
ai
Em

4. Lift plan tertulis harus dibuat dan ditinjau oleh orang yang kompeten (Competent
na
ng

Person) sebelum melakukan lifting dan harus menjelaskan bagaimana pengangkatan


de

akan dilakukan termasuk, namun tidak terbatas pada:


ra
put

a. Peralatan lifting and rigging khusus yang digunakan.


Sa
ar
m

b. Personel dan training yang diperlukan.


ha
D

c. Dimensi, berat dan pusat gravitasi dari beban sebagaimana dinilai oleh Qualified
an
hs

Rigger.
Ik
eh

d. Verifikasi oleh qualified lifting operator bahwa alat angkat yang sesuai telah dipilih
ol
k
ta

untuk tugas tersebut.


e
ic
D

Kapasitas beban harus berada didalam spesifikasi peralatan dari pabrik.


e. Verifikasi oleh qualified rigger bahwa peralatan rigging yang sesuai telah dipilih
untuk tugas tersebut
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 125 dari 231

Kapasitas beban harus berada didalam spesifikasi peralatan dari pabrik.

2
:3
f. Inspeksi peralatan.

08
m
g. Identifikasi potensi benda jatuh (dropped objects)

ja
21
h. Persyaratan komunikasi (seperti komunikasi lift plan ke anggota tim kerja,

20
ril
komunikasi selama pengangkatan seperti radio dan sinyal tangan, dll).

Ap
7
l2
i. Identifikasi dan mitigasi potensi bahaya terkait dengan lift (termasuk pertimbangan

ga
lingkungan (seperti kondisi angin, kondisi laut, dll)).

ng
Ta
j. Emergency plans.

da
Pa
y
k. Persetujuan yang diperlukan untuk lift plan.

m
nl
co
O
a.
5. Pekerjaan lifting dan rigging harus dihentikan ketika, termasuk namun tidak terbatas
m
in
se
rta

pada: li
pe

da
U
@

en

a. Ada petir disekitarnya.


ra

rk
al
ut

te
ap

b. Kecepatan angin melebihi instruksi pabrik atau ketika kecepatan angin mencapai
ak
rn
.s

tid
an

batas maksimum yang diizinkan PHKT (angin 20 knot).


te

en
hs
um
ik
In

c. Kondisi laut/tinggi ombak ≥ 2.0 meter ketika melakukan pengangkatan dinamik.


k.
ok
lm

Kemampuan kapal/vessel mengkompensasi ombak tersebut (jika kapal tidak bisa


ai
Em

stabil/steady diposisinya dalam 30 menit atau kapal rolling dan pitching lebih dari 2o
na

proses pengangkatan harus dihentikan).


ng
de

d. Peralatan lifting dan/atau rigging rusak dan/atau tidak berfungsi.


ra
put
Sa

e. Seorang pekerja memberi sinyal berhenti darurat.


ar
m

f. Seorang pekerja tidak berkepentingan memasuki zona line of fire.


ha
D

g. Terjadi insiden dan/atau near miss (seperti benda jatuh).


an
hs
Ik

6. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan
eh

dengan anggota tim kerja sebelum melakukan kegiatan lifting and rigging di tempat kerja
ol
k
ta

sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety Analysis.
e
ic
D

7. Crane dan derek untuk mengangkat personel pada platform yang digantungkan (seperti
man riding basket, dll) hanya digunakan ketika:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 126 dari 231

a. Mekanisme transfer lain (seperti perancah, tangga, lift udara, person hoist, dll)
berpotensi lebih berbahaya.

2
:3
08
b. Kendala fisik dari area kerja membuat penggunaan mekanisme transfer lainnya

m
ja
menjadi tidak praktis.

21
20
8. Operasi Pengangkatan Personel harus mencakup, namun tidak terbatas pada:

ril
Ap
7
a. Peralatan lifting yang dipakai untuk menangani orang (seperti personnel platforms,

l2
ga
personnel transfer devices, attachment/suspension systems, dll.) harus disertifikasi

ng
sesuai dengan peraturan perundangan dan tata kerja perusahaan Pertamina yang

Ta
da
berlaku.

Pa
y
m
b. Peralatan lifting yang dipakai untuk menangani orang harus diberi label “personnel
nl
co
O
a.
handling”. m
in
se
rta

c. Peralatan lifting yang dipakai untuk menangani orang harus dirakit, diikat, dimuat dan
li
pe

da
U
@

en

digunakan sesuai dengan peraturan perundangan, tata kerja perusahaan Pertamina


ra

rk
al
ut

dan instruksi pabrik yang berlaku.


te
ap

ak
rn
.s

tid

d. Peralatan penanganan personalyang digunakan untuk personnel handling harus


an
te

en
hs

diperiksa dan diuji setidaknya sesuai antisipasi berat angkat oleh qualified personnel
um
ik
In
k.
ok

segera sebelum pemakaian pertama dari setiap shift.


lm

D
ai
Em

e. Tes pengangkatan sebesar 125% dari kapasitas beban personnel platform dan
n

rigging harus dilakukan terhadap personel platform dan rigging yang dipakai untuk
a
ng
de

menangani personel sebelum pemakaian peralatan pertama kali di tempat kerja dan
ra

setelah perbaikan atau modifikasi dilakukan.


put
Sa

f. Tag line harus digunakan bersama peralatan lifting untuk personnel handling, sesuai
ar
m

instruksi pabrik (misal Billy Pugh, Frog personnel transfer capsules, dll).
ha
D
an

g. Sistem perlindungan jatuh persnol (personal fall protection) harus dipakai selama
hs

transfer personel (satu-satunya pengecualian persyaratan ini adalah marine transfer).


Ik
eh
ol

h. Perangkat pengapung personal (personal floation device) harus digunakan selama


k
ta

marine transfer.
e
ic
D

9. Peralatan lifting and rigging harus:


a. Direkayasa dan disertifikasi sesuai dengan maksud pemakaiannya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 127 dari 231

b. Berada dalam kondisi kerja yang baik melalui verifikasi inspeksi berkala dan sebelum
pemakaian.

2
:3
08
c. Dipasang dan di-support dengan benar.

m
ja
21
d. Memiliki semua alat pengaman yang terpasang dan berada dalam kondisi kerja yang

20
baik.

ril
Ap
7
e. Digunakan dan disimpan sesuai dengan spesifikasi pabrik peralatan, peraturan

l2
ga
perundangan dan tata kerja perusahaan Pertamina yang berlaku.

ng
Ta
10. Jangan gunakan peralatan lifting and rigging yang dibuat atau telah dimodifikasi tanpa

da
dilengkapi dengan sertifikasi.

Pa
y
m
nl
co
11. Jangan berdiri atau jalan dibawah beban yang tergantung.
O
a.
in
m
12. Alat pengaman peralatan lifting and rigging (yaitu perlindungan kritis) tidak boleh di-
se
rta

li
bypass atau dihambat kecuali secara khusus dirancang untuk tujuan bypass. Bypass alat
pe

da
U
@

en

pengaman peralatan lifting and rigging harus dilakukan sesuai dengan PHKT Bypassing
ra

rk
al
ut

te

Critical Protections Standard.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

13. Cranes harus dirakit dan dibongkar dibawah arahan Qualified Assembly/Disassembly
en
hs
um
ik
In

Director dan harus dirakit/dibongkar sesuai dengan peraturan perundangan, tata kerja
k.
ok
lm

perusahaan Pertamina dan instruksi pabrik yang berlaku.


D
ai
Em

14. Alat bantu operasional dan peralatan keselamatan crane (seperti boom/jib stop, anti - two
na
ng

block device, indikator berat, stingers, load limiting devices, dll.) harus digunakan dan
de

berfungsi sesuai dengan rekomendasi pabrik dan tata kerja perusahaan Pertamina.
ra
put

15. Informasi berikut harus terlihat oleh operator crane dalam ruang kabin:
Sa
ar

a. Angka kapasitas beban dari crane.


m
ha
D

b. Radius pengangkatan dari crane.


an
hs

c. Kecepatan operasi yang direkomendasi pabrik (untuk land lift).


Ik
eh
ol

d. Alat kendali (control) harus ditandai dengan jelas sesuai dengan fungsinya.
k
eta
ic

e. Petunjuk operasi dari pabrik (seperti manual operasi).


D

16. Jangan memindahkan peralatan lifting ketika boom ditinggikan atau dalam posisi sedang
bekerja. Satu-satunya pengecualian untuk persyaratan ini adalah jika alat angkat tersebut
diproduksi khusus untuk tujuan "angkat dan bawa (pick and carry)".
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 128 dari 231

17. Floating crane/derrick atau land crane/derrick pada perangkat pengapung harus
digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrik, peraturan perundangan dan tata kerja

2
:3
08
perusahaan Pertamina yang berlaku.

m
ja
18. Tower crane harus digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrik, peraturan

21
20
perundangan dan tata kerja perusahaan Pertamina yang berlaku.

ril
Ap
19. Pickup truck// kendaraan yang terpasang crane harus digunakan sesuai dengan

7
l2
rekomendasi pabrik, peraturan perundangan dan tata kerja perusahaan Pertamina yang

ga
ng
berlaku.

Ta
da
20. Hanya unit kargo pembawa bersertifikat (Cargo Carying Unit - CCU) yang boleh

Pa
y
digunakan untuk operasi lifting (seperti chemical transit tank; drum rack, cylinder rack,

m
nl
co
tote tank, dll).
O
a.
in
m
se

a. CCUs harus menampilkan secara visual tanda berat maksimum yang diizinkan
rta

li
pe

da
(maximum allowable weight), berat tara (tare weight) dan berat bersih (net weight)
U
@

en
ra

rk

pada CCU.
al
ut

te
ap

ak
rn

b. Jangan lakukan double stack CCUs. Satu-satunya pengecualian untuk persyaratan


.s

tid
an
te

en

ini jika CCU dirancang khusus untuk double stack dan ditunjuk sesuai dalam instruksi
hs
um
ik
In
k.

penyimpanan produsen.
ok
lm

D
ai

21. Selalu gunakan dua sling dengan panjang dan SWL (safe working load) yang sama saat
Em

melakukan pengangkatan tubular (beban berbentuk pipa).


na
ng
de

a. Sling harus ditempatkan pada jarak yang sama dari tiap ujung beban.
ra
ut

b. Sling harus dibungkus dua kali dan diikat disekitar tubular.


p
Sa
ar

c. Tubular dengan diameter lebih 14 cm (5.5 inches) harus dibundel dalam jumlah ganjil.
m
ha

22. Saat menggunakan tag line, selalu pasang tag line langsung pada beban (jangan pernah
D
an

pasang tag line pada sling atau pada struktur/peralatan lainnya).


hs
Ik
eh

a. Jangan pernah melilitkan tag line disekitar pergelangan tangan, lengan atau bagian
ol

tubuh lainnya.
k
eta
ic

b. Disamping penggunaan tag line, push pull stick digunakan untuk mengontrol beban
D

yang sedang diangkat.


23. Hook yang digunakan dalam operasi lifting and rigging harus dilengkapi dengan kait
pengaman (safety latches).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 129 dari 231

24. Untuk operasi lifting and rigging, jarak minimum clearance ke energized power diatur
sesuai dengan Tabel 17.

2
:3
08
Tabel 17. Jarak Minimum Clearance ke Energized Power

m
ja
21
20
Voltage Jarak Minimum Clearance

ril
Ap
0 – 50 kV 3.1 meters (10 feet)

7
l2
ga
ng
51- 200 kV 4.6 meters (15 feet)

Ta
da
201 – 350 kV

Pa
6.1 meters (20 feet)

y
m
nl
co
351 – 500 kV
O
a.
7.6 meters (25 feet)
in
m
se
rta

li
501 – 750 kV 10.7 meters (35 feet)
pe

da
U
@

en
ra

rk
al

751 – 1000 kV
ut

te

13.7 meters (45 feet)


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en

Sesuai yang ditentukan oleh utility


hs
um
ik
In

owner/operator atau professional engineer


k.
ok
lm

≥ 1001 kV
D

yang terdaftar sebagai Qualified Person dalam


ai
Em

bidang electrical power transmission and


na

distribution
ng
de
ra

25. Saat melakukan operasi lifting and rigging didekat kabel listrik diatas kepala,
put
Sa

pengamanan tambahan berikut harus dipenuhi :


ar
m

a. Izin kerja listrik (energized electrical permit) diperlukan sesuai dengan Tata Kerja Izin
ha
D

Kerja.
an
hs

b. Batas zona kerja harus diidentifikasi (misalnya dengan menggunakan bendera dan
Ik
eh

rambu-rambu, dan/atau menggunakan perangkat peringatan batasan radius, dll).


ol
k

Zona kerja didefinisikan sebagai 360° mengelilingi radius kerja maksimum peralatan
eta
ic

tsb.
D

c. Saat mendekati sembarang bagian dari peralatan lifting, beban atau tali beban yang
berada di dalam jarak minimum clearance terhadap saluran listrik berenergi (lihat
Tabel 17), hal berikut harus diperhatikan:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 130 dari 231

1) Personel yang bekerja di area tersebut harus diberitahu tentang lokasi jaringan
listrik dan potensi bahaya yang terkait dengan bekerja di dekat jaringan listrik.

2
:3
08
2) Batas zona kerja harus diidentifikasi secara visual (seperti: garis peringatan,

m
ja
barikade, rambu dan tanda-tanda, yang ditinggikan, dll).

21
20
3) Peralatan lifting harus secara visual ditandai dengan peringatan, label atau tanda-

ril
Ap
tanda (bahaya listrik).

7
l2
ga
4) Spotter khusus (Signal person), alarm radius (proximity alarm), pembatas rentang

ng
(range limiter), atau perangkat isolasi harus digunakan.

Ta
da
5) Petugas lokal yang bertanggung jawab (seperti electrical engineer, Instrument &

Pa
y
m
nl
Electrical (I&E) spesialist, utility company, dll) harus diberitahukan minimal 24 jam

co
O
a.
sebelum melakukan pekerjaan yang membutuhkan identifikasi tegangan, de-
m
in
se

energization, penerapan safety ground atau relokasi kabel listrik (power line).
rta

li
pe

da
U
@

en

6) Semua tag line yang dipakai harus terbuat dari bahan non-conductive.
ra

rk
al
ut

te

26. Setiap saat sebelum meninggalkan perangkat lifting yang tidak dijaga, qualified operator
ap

ak
rn
.s

tid

harus:
an
te

en
hs
um
ik
In

a. Menurunkan ke tanah setiap beban terpasang.


k.
ok
lm

D
ai

b. Lepaskan kopling utama (pada semua peralatan yang berlaku).


Em
n

c. Atur semua perangkat penguncian.


a
ng
de

d. Tempatkan kendali/kontrol pada posisi off atau netral.


ra
ut

27. Semua peralatan lifting and rigging harus diperiksa dan didokumentasikan oleh qualified
p
Sa

personnel sesuai dengan spesifikasi pabrik, peraturan perundangan dan tata kerja
ar
m

perusahaan Pertamina yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada:


ha
D
an

a. Sebelum setiap penggunaan (misalnya diberikan inisial/diparaf dan/atau centang


hs

pada JSA oleh Qualified Lifting Operator/Qualified Rigger).


Ik
eh
ol

b. Secara bulanan (hanya crane heavy use).


k
eta
ic

c. Pemeriksaan 6 bulanan.
D

d. Setiap tahun sesuai dengan spesifikasi pabrik.


e. Setelah dilakukan modifikasi, perbaikan atau penyesuaian.
f. Setiap saat yang ditentukan oleh individu yang memenuhi syarat (qualified individual).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 131 dari 231

28. Inspeksi lifting and rigging bulanan dan tahunan harus didokumentasikan dan minimal
meliputi hal berikut:

2
:3
08
a. Tipe peralatan yang diinspeksi.

m
ja
21
b. Hasil inspeksi.

20
ril
c. Tanggal inspeksi.

Ap
7
l2
d. Nama dan tanda tangan Inspektor yang kompetent/qualified.

ga
ng
29. Personel yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam peran lifting & rigging harus

Ta
terlatih dan kompeten.

da
Pa
y
a. Kebutuhan pelatihan harus didokumentasikan.

m
nl
co
O
a.
b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan m
in
se
rta

Catatan: Referensi tehnikal lifting dan rigging termasuk, namun tidak terbatas pada:
li
pe

da
U
@

en

a. American Petroleum Institute


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

b. ASME
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 132 dari 231

Lampiran 15 - Tata Kerja Portable Gas Detection (Deteksi Gas Portabel)

2
A. Pengantar

:3
08
m
Persyaratan pengujian gas dirancang untuk membantu mencegah personel dari potensi

ja
21
paparan atau cedera, kerusakan properti atau dampak lingkungan yang merugikan dari

20
atmosfer berbahaya yang mungkin ada di tempat kerja.

ril
Ap
Monitoring untuk keperluan occupational hygiene tidak termasuk dalam tata kerja ini.

7
l2
ga
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk pengujian gas.

ng
Ta
Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi

da
Pa
serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.

y
m
nl
co
B. Persyaratan tata kerja
O
a.
in
m
se

1. Pengujian gas diperlukan bila ada potensi kondisi udara/ atmosfir berbahaya di lokasi
rta

li
pe

da
kerja termasuk lingkungan dengan kekurangan atau kelebihan oksigen, mudah
U
@

en
ra

rk

terbakar/meledak, suasana yang membahayakan kehidupan atau kesehatan secara


al
ut

te
ap

ak

segera (immediately dangerous to life or health/ IDLH), atmosfer beracun di atas batas
rn
.s

tid
an

paparan diperbolehkan.
te

en
hs
um
ik
In
k.

2. Selalu lakukan pengujian gas dalam hubungannya dengan izinkerja dan dokumen
ok
lm

pendukung izin kerja terkiat untuk bekerjasesuai dengan Tata Kerja Izin Kerja.
ai
Em

3. Pengujian gas portabel harus dilakukan dan dievaluasi oleh Qualified Gas Tester.
na
ng
de

4. Pengujian Gas dan/atau penggunaan detektor gas personal (yang dapat dipakai
ra

perorangan) diperlukan selama kegiatan berikut bilamana ada potensi bahaya pada
put
Sa

kondisi udara/ atmosfer:


ar
m

a. Confined space entry.


ha
D
an

b. Kegiatan emergency response (misal merespon kebocoran, tumpahan,dll).


hs
Ik

c. Kegiatan excavation (penggalian) and trenching (parit).


eh
ol

d. Penanganan atau penyimpanan bahan berbahya atau kargo (mis.Tangki


k
eta

penyimpanan/ storage tanks, ships/shipyards, mobil tangker, lokasi limbah


ic
D

berbahaya dan beracun/ hazardous waste sites, dll).


e. Kegiatan hot work (kecuali dilakukan di area yang ditunjuk sebagai area selamat
untuk hot work).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 133 dari 231

f. Kegiatan isolation of hazardous energy (IHE).

2
:3
g. Kegiatan proses dan produksi (misal operasi fasilitas pabrik, drilling & operasi

08
produksi, dll).

m
ja
21
h. Kegiatan lain atau kondisi sebagaimana yang didefinisikan oleh unit/fasilitas.

20
ril
5. Gas harus diuji dalam urutan sebagai berikut:

Ap
7
l2
a. Kandungan Oxygen.

ga
ng
b. Gas dan uap mudah terbakar/meledak.

Ta
da
c. Gas dan uap beracun (misal hidrogen sulfida (H2S), benzene).

Pa
y
m
nl
6. Kondisi kerja yang dapat diterima sesuai dengan persyaratan tata kerja perusahaan

co
O
a.
Pertamina dan peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagai berikut:
m
in
se
rta

a. Oxygen: antara 19.5 – 23.5%.


li
pe

da
U
@

en

b. LEL: <10%.
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

c. H2S:
.s

tid
an
te

en
hs

1) Kondisi atmosfer yang dapat diterima untuk aktivitas kerja dengan durasi 15
um
ik
In
k.
ok

menit atau kurang adalah < 5 ppm.


lm

D
ai
Em

2) Kondisi atmosfer yang dapat diterima untuk aktivitas kerja dengan durasi 15
n

menit atau lebih adalah <1 ppm.


a
ng
de

d. Benzena:
ra
put

1) Kondisi atmosfer yang dapat diterima untuk aktivitas kerja dengan durasi 15
Sa

menit atau kurang adalah <5 ppm.


ar
m
ha

2) Kondisi atmosfer yang dapat diterima untuk aktivitas kerja dengan durasi lebih
D
an

15 menit adalah <1 ppm.


hs
Ik

7. Pekerjaan tidak bisa dimulai sampai hasil pengujian gas berada dalam batas yang
eh
ol

dapat diterima.
k
eta
ic

8. Semua hasil pengujian gas harus didokumentasikan dan dicantumkan pada izin kerja
D

sesuai dengan Tata Kerja Izin Kerja.


9. Pengujian gas awal harus dilakukan sebelum pekerjaan dapat dimulai.
10. Persyaratan gas testing pada confined space termasuk tetapi tidak terbatas pada:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 134 dari 231

a. Pengujian gas awal harus dilakukan di luar confined space segera sebelum
pekerja masuk ke dalam.

2
:3
08
b. Setelah pengujian gas awal dilakukan di luar confined space, uji gas harus

m
ja
dilakukan di dalam confined space

21
20
1) Sebuah tongkat ekstensi harus digunakan untuk sampel sejauh mungkin

ril
Ap
kedalam ruangan tanpa melanggarentry barrier.

7
l2
ga
2) Ketika ruang terbatas/ confined space tidak dapat disampel menggunakan

ng
tongkat ekstensi, tester gas yang memenuhi syarat (Qualified Gas Tester)

Ta
da
harus memasuki ruang memakai alat bantu pernapasan dengan pasokan

Pa
y
udara untuk menguji gas di ruangan terbatas.

m
nl
co
O
a.
Qualified Gas Tester harus memiliki izin masuk ruang terbatas/ Confined
m
in
se

Space Entry Permit (diterbitkan khusus untuk pengujian gas) sesuai dengan
rta

li
pe

da
Tata Kerja Izin Kerja.
U
@

en
ra

rk
al
ut

c. Sistem ventilasi harus ditutup/ dimatikan selama minimal 30 menit sebelum


te
ap

ak
rn

melakukan pengujian gas di ruang yang besar.


.s

tid
an
te

en
hs

Ventilasi tersebut harus dihidupkan kembali setelah menyelesaikan tes gas dan
um
ik
In
k.
ok

tidak boleh dihentikan/ dimatikan selama pekerja berada di dalam confined space.
lm

D
ai
Em

d. Confined space entry harus dimulai tidak lebih dari 30 menit setelah Qualified Gas
n

Tester menguji area dan diperbolehkan untuk masuk.


a
ng
de

Jika entry dimulai lebih dari 30 menit setelah diperbolehkan untuk masuk oleh
ra
ut

Qualified Gas Tester, pengujian gas harus diulang dan izin divalidasi ulang
p
Sa

sebelum masuk.
ar
m
ha

e. Pengujian gas terus menerus harus dilakukan dan didokumentasikan minimal


D
an

setiap 4 jam kecuali jenis pekerjaan yang dilakukan tidak memungkinkan untuk
hs

pemantauan terus menerus (seperti mencuci tangki air).


Ik
eh
ol

11. Persyaratan gas testing pada excavation and trenching termasuk tetapi tidak terbatas
k
ta

pada:
e
ic
D

a. Initial gas testing harus dilakukan apabila terdeteksi:


1) Bau yang tidak diharapkan (misal exhaust fumes, bau H2S, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 135 dari 231

2) Ada struktur subsurface yang tidak diharapkan (misal: perpipaan, drum, tangki,
dll.).

2
:3
08
3) Ada buangan yang tidak diharapkan.

m
ja
21
b. Kegiatan excavation harus dilakukan tidak lebih dari 30 menit sesudah qualified gas

20
tester melakukan test area dan diperbolehkan untuk bekerja.

ril
Ap
7
Jika kegiatan excavation dimulai lebih dari 30 menit sesudah area dinyatakan

l2
ga
diperbolehkan untuk masuk oleh Qualified Gas Tester, maka pengujian gas harus

ng
diulang sebelum aktivitas excavation dapat dilanjutkan.

Ta
da
c. Qualified Gas tester akan menentukan frekuensi untuk tindak lanjut pengujian gas

Pa
y
m
nl
berdasarkan potensi bahaya diidentifikasi dan akan mendokumentasikannya pada

co
O
a.
dokumen gas testing log sebagai bagian dari dokumen pendukung izin kerja.
m
in
se
rta

12. Persyaratan gas testing hot work termasuk tetapi tidak terbatas pada: li
pe

da
U
@

en

a. Pengujian gas awal yang harus dilakukan setelah lokasi kerja dan peralatan diisolasi
ra

rk
al
ut

te

dan disiapkan.
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

b. Aktivitas kerja panas harus dimulai tidak lebih dari 30 menit setelah qualified gas
en
hs
um
ik
In

tester telah menguji gas di daerah pekerjaan dan memperbolehkan untuk memulai
k.
ok
lm

pekerjaan.
D
ai
Em

Jika kegiatan hot work dimulai lebih dari 30 menit sesuah area dinyatakan boleh untuk
na
ng

bekerja oleh qualified gas tester, maka pengujian gas harus diulang sebelum aktivitas
de

hot work dapat dilakukan.


ra
put

c. Qualified Gas tester akan menentukan frekuensi untuk tindak lanjut pengujian gas
Sa
ar

berdasarkan potensi bahaya diidentifikasi dan akan mendokumentasikannya pada hot


m
ha

work permit.
D
an

d. Pengujian gas harus dilakukan didaerah sekitar aktivitas kerja panas pada jarak
hs
Ik

minimal 15 meter (50 feet)


eh
ol

e. Bilamana melakukan pekerjaan panas didalam tangki atau, bejana atau pipa,
k
eta

pengujian gas harus dilakukan:


ic
D

1) Di semua bukaan dan ruang tertutup di atas dan di bawah lokasi di mana
pekerjaan panas sedang dilakukan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 136 dari 231

2) Di semua bukaan ≤ 15 meter horizontal (50 feet) dimana pekerjaan panas sedang
dilakukan.

2
:3
08
f. Pengujian gas diperlukan bila kendaraan bermotor (baterai atau pembakaran internal)

m
ja
sedang dioperasikan didalam wilayah dimana uap mudah terbakar mungkin ada.

21
20
g. Gas testing diperlukan bila peralatan elektronik “non-intrinsically safe” atau “non-

ril
Ap
explosion proof” yang dioperasikan dengan baterai digunakan dalam area berbahaya

7
l2
(classified area).

ga
ng
h. Personel yang menggunakan peralatan non-intrinsically safe atau non- explosion

Ta
da
proof di tempat kerja harus memakai monitor gas pribadi.

Pa
y
m
nl
13. Atmosfer yang berpotensi terdapat penumpukan gas harus diuji sesuai dengan

co
O
a.
persyaratan perundangan dan tata kerja perusahaan Pertamina yang berlaku dan/atau
m
in
se

best practice industri yang dapat diterima.


rta

li
pe

da
U
@

en

14. Ketika suatu area diduga terkontaminasi, pembacaan deteksi gas harus diambil selama
ra

rk
al
ut

melakukan pendekatan ke area (seperti tumpahan/ lepasan bahan berbahaya, dll).


te
ap

ak
rn
.s

tid

15. Menindaklanjuti pengujian gas harus dilakukan:


an
te

en
hs
um
ik
In

a. Sebagaimana ditentukan oleh qualified gas tester saat melakukan semua jenis
k.
ok
lm

pekerjaan dalam kondisi yang berpotensi mudah terbakar/meledak, atmosfer yang


D
ai
Em

membahayakan kehidupan atau kesehatan dengan segera (Immediately Dangerous


n

to Life or Death/ IDLH), atmosfer beracun diatas batas paparan yang diperbolehkan
a
ng
de

atau atmosfer berbahaya lainnya.


ra
ut

b. Setelah setiap istirahat kerja di lokasi kerja berlangsung lebih dari 30 menit.
p
Sa
ar

c. Sebelum mulai bekerja setelah terjadi pergantian shift.


m
ha

d. Setiap kali ada perubahan kondisi kerja (seperti darurat, perubahan suhu lingkungan,
D
an

gangguan kerja, dll).


hs
Ik
eh

e. Pada waktu lain yang ditentukan oleh fasilitas/ unit.


ol
k
ta

16. Jika hasil pengujian gas melebihi batas yang dapat diterima, tindakan berikut harus
e
ic

dilakukan dalam urutan yang tercantum dibawah ini:


D

a. Segera berhenti bekerja.


b. Evakuasi pekerja dari daerah berbahaya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 137 dari 231

c. Menilai bahaya atmosfer dan mengidentifikasi solusi mitigasi.

2
:3
d. Menerapkan solusi mitigasi.

08
m
e. Tes ulang kondisi atmosfer.

ja
21
f. Validasi ulang izin kerja.

20
ril
Ap
17. Peralatan portable gas testing, personal gas detectors (yang dapat dipakai/ dikenakan)

7
l2
harus:

ga
ng
a. Secara intrinsik aman dan disetujui untuk digunakan dalam atmosfer berpotensi

Ta
berbahaya oleh organisasi pengujian yang diakui. Satu-satunya pengecualian untuk

da
Pa
y
persyaratan ini jika peralatan yang instrictly safe tidak terdapat dipasaran.

m
nl
co
b. Sesuai untuk digunakan dalam lingkungan yang dipantau (seperti sensitivitas,
O
a.
in
m
spesifisitas, suhu, kelembaban, lingkungan inert dan kerentanan sensor terhadap gas
se
rta

li
beracun atau inhibisi oleh gas lain yang ada).
pe

da
U
@

en
ra

rk

c. Mampu mengukur kandungan oksigen, batas gas mudah terbakar/ mudah menyala
al
ut

te
ap

ak
rn

dan gas beracun dan uap secara akurat hingga konsentrasi terendah dimana bahan
.s

tid
an
te

menjadi berbahaya.
en
hs
um
ik
In
k.

d. Memiliki alarm yang bersuara/terdengar dan peringatan visual.


ok
lm

D
ai

e. Dapat di atur set poin alarm-nya.


Em
na

18. Personal gas monitor harus dikenakan sesuai dengan instruksi penempatan monitor dari
ng
de

produsen.
ra
ut

19. Peralatan dan perlengkapan pengujian gas (seperti tabung kolorimetri, gas kalibrasi, dll)
p
Sa

tidak boleh digunakan jika telah diubah, rusak atau telah kadaluarsa melampaui umur
ar
m

layanan yang ditentukan.


ha
D
an

20. Peralatan pengujian gas dan perlengkapan harus dirawat, diperiksa dan disimpan sesuai
hs

dengan instruksi pabrikan.


Ik
eh
ol

21. Peralatan pengujian Gas dan perlengkapan harus dikalibrasi dengan gas kalibrasi
k
ta

bersertifikat yang dikenal konsentrasinya sesuai instruksi pabrikan. Kalibrasi harus


e
ic
D

didokumentasikan.
Jika instrumen tidak lulus uji kalibrasi penuh, harus dikalibrasi ulang oleh produsen.
22. Peralatan pengujian Gas dan perlengkapan harus verifikasi di lapangan:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 138 dari 231

a. Personal (wearable) gas detector harus diperiksa setiap hari untuk fungsi auto zero-
nya (misalnya: sebelum digunakan).

2
:3
08
b. Handheld/portable gas detectors harus berfungsi dan/atau di-bump test setiap hari

m
ja
atau sesuai dengan instruksi pabrikan (pengujian harian harus didokumentasikan).

21
20
c. Semua peralatan pengujian gas dan perlengkapan yang tidak digunakan secara

ril
Ap
teratur harus berfungsi dan/atau di-bump test bulanan (tidak melebihi jangka waktu

7
l2
30 hari, tes harus didokumentasikan).

ga
ng
d. Semua peralatan pengujian gas dan perlengkapan harus berfungsi dan/atau di-bump

Ta
da
test pada interval tambahan sesuai dengan instruksi pabrikan (tes harus

Pa
y
didokumentasikan).

m
nl
co
O
a.
23. Semua personel yang terlibat dalam aktivitas kerja yang membutuhkan pengujian gas
m
in
se

harus diizinkan untuk mengamati tes gas awal dan semua urutan test berikutnya.
rta

li
pe

da
U
@

en

24. Personel yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran pendeteksian gas dan
ra

rk
al
ut

pekerja menggunakan monitor gas pribadi harus terlatih dan kompeten.


te
ap

ak
rn
.s

tid

a. Persyaratan training harus didokumentasikan.


an
te

en
hs
um
ik
In

b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.


k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 139 dari 231

Lampiran 16 - Tata Kerja Simultaneous Operations - SIMOPs (Operasi Simultan)

2
A. Pengantar

:3
08
m
Tata kerja persyaratan Operasi Simultan (SIMOP) dirancang untuk mengelola potensi

ja
21
konflik, risiko dan bahaya melalui perencanaan yang efektif, komunikasi dan eksekusi

20
dari dua atau lebih aktivitas kerja yang berlangsung bersamaan pada atau dekat lokasi,

ril
Ap
area kerja atau aliran proses yang sama dimana ada potensi untuk unplanned shutdown,

7
l2
pengurangan proses, cedera personel, kerusakan properti dan dampak lingkungan yang

ga
ng
merugikan.

Ta
da
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk Operasi Simultan (Simultaneous

Pa
y
Operations).

m
nl
co
O
a.
Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi
in
m
serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.
se
rta

li
pe

da
U

B. Persyaratan
@

en
ra

rk
al
ut

te

1. Selalu pertimbangkan alternatif lain sebelum memulai operasi simultan.


ap

ak
rn
.s

tid
an

2. Selalu melakukan Metode Kerja dan Job Safety Analysis sesuai dengan Tata Kerja
te

en
hs
um
ik

Metode Kerja dan Job Safety Analysis sebelum memulai kegiatan SIMOP.
In
k.
ok
lm

3. Rencana SIMOP (SIMOPs Plan) yang tertulis, sesuai dengan Tata Kerja Izin Kerja,
ai
Em

diperlukan untuk:
na
ng

a. Kegiatan pekerjaan yang kompleks (seperti komisioning dan de-komisioning,


de

operasi lapangan dengan beberapa kapal atau unit kerja, operasi di area kerja
ra
put

terlarang, kegiatan seismik, turnaround, dll).


Sa
ar

b. Pekerjaan yang memerlukan beberapa tim kerja multi-disiplin (seperti pengeboran


m
ha

sumur atau pekerjaan perbaikan didekat operasi produksi, produksi dan


D
an

konstruksi, tanggap darurat dan operasi, dll).


hs
Ik

c. Pekerjaan yang membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang signifikan (seperti


eh
ol

operasi laut dan menyelam yang berlangsung bersamaan, pengeboran dan


k
eta

operasi produksi di lokasi yang sama, perforasi, dll).


ic
D

4. Rencana SIMOP tertulis harus mencakup, namun tidak terbatas pada:


a. Identifikasi SIMOP (seperti deskripsi kegiatan simultan, lingkup pekerjaan, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 140 dari 231

b. Identifikasi aset yang terlibat (seperti rig pengeboran dan platform produksi,
jaringan pipa dalam wilayah produksi, dll).

2
:3
08
c. Kedekatan aktivitas kerja simultan (misalnya potensi konflik fisik, dll).

m
ja
21
d. Schedule.

20
ril
e. SIMOP Controller PHKT yang ditunjuk.

Ap
7
l2
f. Perwakilan SIMOP (SIMOPs Representatives) yang ditunjuk untuk setiap kegiatan

ga
simultan.

ng
Ta
g. Pimpinan tim kerja for yang ditunjuk untuk setiap kegiatan simultan.

da
Pa
y
h. Potential bahaya dan mitigasi.

m
nl
co
O
a.
i. List semuaTata Kerja SWP dan prosedur lainnya (seperti prosedur operasi,
m
in
se
rta

prosedur perawatan, prosedur pengeboran, dll) yang harus diikuti. li


pe

da
U
@

en

j. Otorisasi.
ra

rk
al
ut

te
ap

k. Batasan.
ak
rn
.s

tid
an
te

en

l. Rencana kontigensi.
hs
um
ik
In
k.
ok

m. Rencana tanggap darurat (Emergency response plans).


lm

D
ai
Em

n. Rencana komunikasi.
na

5. SIMOPs plans harus dikomunikasikan kepada semua personel yang terkena dampak
ng
de

oleh aktivitas kerja simultan yang sedang dilakukan dan rencana komunikasi harus
ra
ut

membahas, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:


p
Sa

a. Pembentukan komunikasi sebelum melakukan pekerjaan.


ar
m
ha

b. Pembentukan komunikasi pihak ketiga lainnya sebelum melakukan pekerjaan


D
an

(seperti perusahaan lain, kapal, dll).


hs
Ik

c. Pemeliharaan komunikasi yang tersedia dan terus menerus sepanjang aktivitas


eh
ol

kerja simultan.
k
eta
ic

d. Pertemuan harian pergantian shift yang mencakup semua pihak yang terlibat.
D

e. Dokumentasi dari semua komunikasi (seperti log harian SIMOP, pergantian shift,
dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 141 dari 231

6. Izin kerja khusus harus digunakan dalam hubungannya dengan izin kerja umum
sesuai dengan Tata Kerja Izin Kerja.

2
:3
08
7. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi dan rencana SIMOP/

m
ja
SIMOPs Plan harus divalidasi ulang ketika, termasuk namun tidak terbatas pada:

21
20
a. Ruang lingkup SIMOPs Plan berubah.

ril
Ap
7
b. Terjadi kecelakaan dan/atau near miss.

l2
ga
8. Job Safety Analysis (JSA) harus dipersiapkan dan didiskusikan serta dikomunikasikan

ng
Ta
dengan anggota tim kerjasesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job Safety

da
Analysis sebelum memulai kegiatan SIMOP.

Pa
y
m
nl
co
9. Ketika operasi simultan mengakibatkan peningkatan staf sementara dan/atau struktur
O
a.
in
di sebuah fasilitas, revalidasi terhadap penilaian risiko (risk assessment) harus
m
se
rta

dilakukan dengan menggunakan prosedur Risk Management sesuai dengan Tata li


pe

da
U
@

en

kerja Risk Management, termasuk, namun tidak terbatas pada:


ra

rk
al
ut

te

a. Person on board (POB) management, termasuk:


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

1) Kebutuhan tanggap darurat (termasuk muster area yang ditentukan dan sarana
en
hs
um
ik
In

untuk melaporkan personel yang belum ditemukan).


k.
ok
lm

D
ai

2) Kebutuhan penyelamatan.
Em
n

3) Kemapuan shelter.
a
ng
de

b. Zona pengecualian keselamatan/ Safety Exclusion Zone (seperti zona ledakan,


ra

dll) termasuk penentuan dudukan struktur sementara dan pengamanan jalur


put
Sa

masuk untuk melarang personel yang tidak sah masuk ke dalam fasilitas.
ar
m

c. Kebutuhan sanitasi.
ha
D
an

10. Personel yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran SIMOP harus terlatih dan
hs

kompeten.
Ik
eh
ol

a. Persyaratan training harus didokumentasikan.


k
eta
ic

b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.


D

11. Perusahaan harus menjaga dokumen semua personel yang berwenang untuk
melakukan peran SIMOP.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 142 dari 231

Lampiran 17 - Tata Kerja Work at Height (Bekerja di Ketinggian)

2
A. Pengantar

:3
08
m
Tata kerja Persyaratan Bekerja di Ketinggian dirancang untuk membantu mencegah

ja
21
cedera atau kematian pada personel akibat jatuh dari ketinggian. Bekerja di Ketinggian

20
didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan di mana ada potensi seseorang

ril
Ap
mengalami cedera akibat jatuh, termasuk dibawah permukaan tanah atau dalam rangka

7
l2
mendapatkan akses atau jalan keluar (tidak termasuk tangga/ staircases serta tangga

ga
ng
tetap dan portabel dengan pengecualian pada persyaratan 21, 24, 25 dan 33).

Ta
da
Tata kerja ini mengatur persyaratan PHKT untuk Bekerja di Ketinggian.

Pa
y
m
Tata kerja ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan PHKT dan delegasi
nl
co
O
a.
serta kontraktor/mitra kerja di dalam operasi PHKT.
in
m
se
rta

B. Persyaratan li
pe

da
U
@

en

1. Selalu pertimbangkan semua alternatif bekerja di bawah sebelum melakukan


ra

rk
al
ut

te

pekerjaan di ketinggian dan menggunakan hirarki pengendalian yang sesuai untuk


ap

ak
rn
.s

tid

setiap pekerjaan di ketinggian.


an
te

en
hs
um
ik

2. Selalu lakukan analisis bahaya sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan Job
In
k.
ok
lm

Safety Analysis sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian.


D
ai
Em

3. Jika diperlukan, Metode Kerja dan Job Safety Analysis dari bekerja di ketinggian
na

harus mencakup, namun tidak terbatas pada:


ng
de

a. Kedekatan terhadap saluran listrik diatas kepala yang dapat diterima.


ra
put
Sa

b. Kapasitas penahan beban dari/pada struktur dimana pekerja akan melakukan


ar

pekerjaan (seperti perancah, atap, MEWP, dll).


m
ha
D

c. Identifikasi & pencegahan potensi benda jatuh.


an
hs

d. Pencegahan terhadap jatuhnya personel (yaitu penggunaan sistem


Ik
eh

perlindungan jatuh, panjang lanyard, dll).


ol
k
ta

e. Pengenalan terhadap halangan jalur jatuh yang dilewati.


e
ic
D

4. Rencana bekerja di ketinggian (WAH Plan) tertulis harus dibuat untuk semua
pekerjaan di ketinggian. WAH Plan dibuat dan dikaji oleh orang yang berkompeten.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 143 dari 231

5. Rencana penyelamatan (rescue plan) harus dibuat untuk semua pekerjaan di


ketinggian ketika pekerja memakai sistem perlindungan jatuh (personnel fall arrest

2
:3
08
system) di dalam melakukan pekerjaan dan harus terikat 100%, yang mencakup,

m
ja
namun tidak terbatas pada:

21
20
a. Safety Standby.

ril
Ap
b. Lokasi dari responder terlatih (onsite dan offsite).

7
l2
ga
c. Peralatan penyelamatan (rescue).

ng
Ta
d. Pengenalan terhadap potensi suspension trauma.

da
Pa
6. Izin kerja dan dokumen pendukung izin kerja terkait dengan pekerjaan di ketinggian,

y
m
nl
sesuai dengan Tata Kerja Izin Kerja, diperlukan ketika melakukan kegiatan berikut:

co
O
a.
a. Mendirikan, memodifikasi dan/atau membongkar perancah. in
m
se
rta

li
b. Pekerjaan yang membutuhkan penggunaan sistem perlindungan jatuh personal
pe

da
U
@

en

(seperti harness, lifelines, dll).


ra

rk
al
ut

te

Satu-satunya pengecualian untuk persyaratan ini adalah tugas derrickmen saat


ap

ak
rn
.s

tid

latching dan unlatching elevator dari monkey boards.


an
te

en
hs

7. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi sebelum melanjutkan


um
ik
In
k.
ok

pekerjaan ketika, namun tidak terbatas pada:


lm

D
ai
Em

a. Personel memakai perlindungan jatuh tidak 100% terikat (tied off).


na

b. Peralatan perlindungan jatuh rusak dan/atau cacat.


ng
de

8. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta permit harus divalidasi
ra
ut

ulang ketika, namun tidak terbatas pada:


p
Sa
ar

a. Inspeksi perancah sudah tidak berlaku (telah expire).


m
ha

b. Perancah dan/atau peralatan bekerja di ketinggian lainnya rusak dan/atau cacat


D
an

(defective).
hs
Ik
eh

c. Terjadi incident atau near miss.


ol
k

9. Job Safety Analysis (JSA) harus dibuat sesuai dengan Tata Kerja Metode Kerja dan
eta
ic

Job Safety Analysis sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian.


D

10. Personel yang melaksanakan pekerjaan di ketinggian harus menggunakan perangkat


pencegahan jatuh (seperti pagar/guardrail, platform kerja, perancah, fall restraint dll)
atau memakai sistem perlindungan jatuh (seperti personal fall arrest system).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 144 dari 231

11. Jika memungkinkan, perangkat pencegahan jatuh harus digunakan atau disediakan
sebagai pilihan prioritas dari sistem perlindungan jatuh pribadi sesuai dengan hirarki

2
:3
08
prioritas pengendalian bahaya jatuh ketinggian.

m
ja
12. Sistem perlindungan jatuh harus dikenakan oleh pekerja yang berpotensi terpapar jatuh

21
20
(termasuk di bawah tanah) dan tidak dilindungi dengan cara pencegahan jatuh apapun.

ril
Ap
a. Selalu gunakan full body harness.

7
l2
ga
b. Body belt tidak pernah diizinkan.

ng
Ta
13. Personel yang memakai sistem perlindungan jatuh harus 100% terikat (tied off) setiap

da
saat selama bekerja di ketinggian.

Pa
y
m
nl
co
14. Personel yang memakai sistem perlindungan jatuh tidak diizinkan untuk bekerja
O
a.
sendirian. in
m
se
rta

li
15. Sistem perlindungan jatuh harus dipakai oleh para pekerja ketika membuat bukaan
pe

da
U
@

en

(opening) dipermukaan diatas ketinggian (seperti deck, bukaan lantai, dll).


ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn

16. Sistem perlindungan jatuh harus diperiksa setiap kali sebelum dipakai.
.s

tid
an
te

en
hs

Sistem perlindungan jatuh harus dihancurkan jika hasil pemeriksaan menunjukkan bukti
um
ik
In
k.

kerusakan yang berlebih atau kerusakan mekanis.


ok
lm

D
ai

17. Sistem perlindungan jatuh harus diperiksa dan harus didokumentasikan oleh orang
Em
n

yang berkompeten (Competent Person):


a
ng
de

a. Setiap kali akan digunakan.


ra
ut

b. Setelah terjadi insiden jatuh dimana pemeriksaan secara menyeluruh harus


p
Sa

dilakukan.
ar
m
ha

18. Titik tambat (anchorage point) harus dipilih dan diperiksa sesuai dengan peraturan
D
an

perundangan yang berlaku dan/atau best practice industri yang diterima.


hs
Ik

19. Titik tambat (anchorage point) harus disetujui oleh orang yang berkompeten (Competent
eh
ol

Person).
k
eta
ic

20. Selalu pasang barikade, penutup dan/atau pagar pengaman pada permukaan bukaan
D

(opening) di ketinggian (seperti lubang grating, bukan loteng/skylight, dll).


21. Selalu pertimbangkan alternatif sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian dengan
menggunakan tangga portabel yang berdiri sendiri.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 145 dari 231

Tangga portabel yang berdiri sendiri hanya diperbolehkan untuk durasi kerja pendek
(misalnya 30 menit atau kurang).

2
:3
08
22. Tangga portabel yang berdiri sendiri harus memenuhi peraturan perundangan, tata kerja

m
ja
perusahaan Pertamina yang berlaku dan/atau best practice yang berlaku di industri.

21
20
23. Tangga yang digunakan untuk pekerjaan listrik harus memiliki komponen vertikal

ril
Ap
(pendukung sisi anak tangga) terbuat dari material/bahan non-konduktif sesuai dengan

7
l2
semua peraturan perundangan, tata kerja perusahaan Pertamina dan/atau best practice

ga
ng
industri yang berlaku.

Ta
da
24. Jenis tangga apapun yang cacat, rusak atau tidak aman harus terlihat ditandai dan

Pa
y
disingkirkan agar tidak digunakan.

m
nl
co
O
a.
25. Jarak aman (clearance) antara peralatan bekerja di ketinggian (seperti MEWP, perancah,
m
in
se

dll) dengan kabel listrik harus sesuai dengan Tata Kerja Electrical Safe Work.
rta

li
pe

da
U
@

en

26. Mobile Elevated Work Platforms (MEWP) (seperti scissor lift, cherry picker, man lift, crane
ra

rk
al
ut

lift platform, dll.) harus dioperasikan oleh orang yang berkompeten (Competent Person).
te
ap

ak
rn
.s

tid

a. Sistem perlindungan jatuh harus dikenakan saat melakukan pekerjaan didalam


an
te

en
hs

MEWP pada posisi kerja yang lebih tinggi.


um
ik
In
k.
ok
lm

b. Jangan menggerakan MEWP ketika boom naikkan pada posisi kerja.


D
ai
Em

c. MEWP harus digunakan, dipelihara dan diperiksa sesuai instruksi pabrik


na
ng

27. Perancah digunakan hanya sebagai platform kerja sementara.


de
ra

28. Perancah harus dirancang, didirikan, diperiksa, diberi label/tag, dimodifikasi dan
put
Sa

dibongkar dibawah pengawasan langsung dari personel berkompeten.


ar
m

29. Perancah harus didirikan/dibongkar sesuai dengan peraturan perundangan, standar


ha
D

PHKT dan/atau best practice industri yang berlaku.


an
hs

a. Perancah harus didirikan dengan pemasangan papan kaki (toe board), layar (screen),
Ik
eh

pagar (guardrail), jaring puing-puing (debris nets), catch platforms dan/atau struktur
ol
k
ta

kanopi untuk menampung dan/atau membelokkan benda jatuh ketika ada orang
e
ic

bekerja dibawah perancah dan/atau dalam jalur jatuhnya potensi benda jatuh
D

(dropped object) dari struktur.


b. Perancah tidak boleh menghalangi akses/jalan keluar ke rute masuk/keluar dan
pintu keluar darurat di area kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 146 dari 231

c. Komponen perancah harus ditopang dengan aman.

2
d. Perancah tidak boleh dimuat melebihi maksimum beban atau nilai kapasitas yang

:3
08
diperuntukkannya.

m
ja
21
30. Rambu-rambu peringatan barikade diperlukan:

20
ril
a. Ketika mendirikan, memodifikasi atau membongkar perancah.

Ap
7
b. Disekitar perancah yang belum lengkap.

l2
ga
ng
c. Ketika perancah terekspons pada lalu lintas pejalan feet atau alat berat.

Ta
da
d. Untuk daerah dibawah perancah dimana ada potensi bahaya benda jatuh.

Pa
y
m
nl
31. Sistem perlindungan jatuh personal harus dipakai saat bekerja pada/dengan perancah

co
O
a.
dimana pekerja berpotensi terpapar jatuh pada ketinggian minimal 10 ft (3.05 m),
m
in
se

termasuk namun tidak terbatas pada:


rta

li
pe

da
U
@

en

a. Mendirikan, memodifikasi atau membongkar perancah.


ra

rk
al
ut

te

b. Bekerja pada perancah yang belum benar-benar tertutup oleh pagar (guardrail).
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

c. Bekerja diluar pagar (guardrail) perancah.


en
hs
um
ik
In
k.

d. Bekerja pada/dengan perancah yang belum disetujui/ diberi tag hijau (green tag).
ok
lm

D
ai

32. Tag inspeksi/pemeliharaan harus terlihat dan dipasang pada setiap unit perancah.
Em
na

a. Pemeriksaan terhadap perancah dan komponennya harus dilakukan:


ng
de

1) Setiap kali sebelum digunakan.


ra
put
Sa

2) Setelah terjadi perubahan dari kondisi (seperti kerusakan, overloading, cuaca,


ar

modifikasi, dll) yang dapat mempengaruhi integritas struktural dari perancah.


m
ha
D

3) Sesuai dengan instruksi pabrik.


an
hs

b. Dokumentasi berikut ini harus disimpan dan tersedia:


Ik
eh

1) Registrasi perancah.
ol
k
eta

2) Catatan inspeksi perancah.


ic
D

3) Catatan perawatan perancah.


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 147 dari 231

33. Unit/fasilitas pelapor harus memelihara dokumentasi dari semua pekerja yang diberikan
wewenang untuk melakukan pekerjaan di ketinggian.

2
:3
08
34. Personel yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran pekerjaan di ketinggian harus

m
ja
terlatih dan kompeten.

21
20
a. Persyaratan training harus didokumentasikan.

ril
Ap
7
b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.

l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 148 dari 231

Lampiran 18 - Terminologi dan Defenisi Lanjutan

2
Term Definition

:3
08
Metode pengendalian dimana seseorang yang bekerja

m
ja
di ketinggian selalu terhubung ke titik tambat (anchor)

21
20
sehingga mereka dilindungi oleh sistem perlindungan
100% Tie Off

ril
jatuh (fall protection system) atau system pengaturan

Ap
7
posisi kerja sewaktu bergerak naik, turun, pindah dari

l2
ga
titik ke titik atau melakukan aktivitas pekerjaan.

ng
Ta
Pengaturan tetap atau dapat diatur dari peralatan

da
(apparatus) yang dimaksudkan untuk mengatur (preset)

Pa
y
Alarm Set Point tingkat konsentrasi dimana apparatus secara otomatis

m
nl
co
akan memulai dan mengindikasikan alarm atau fungsi
O
a.
in
m
output lain.
se
rta

li
pe

da
Sebuah komponen tetap atau yang dicor kedalam
U
@

en

bangunan atau struktur untuk tujuan menempelkan


ra

rk
al
ut

te

perancah atau tali keselamatan (safety line). Titik


ap

ak
rn
.s

tid

tambat (anchorage) yang digunakan untuk memasang


an
te

en
hs

Anchorage Point sistem perlindungan jatuh pribadi (personal fall


um
ik
In
k.
ok
lm

protection systems), harus independen dari setiap


D
ai

anchorage yang digunakan untuk menopang atau


Em

menahan platform dan harus mampu menopang


na
ng

setidaknya 22,2 kN (5.000 lbs) per orang.


de
ra

Sebuah perangkat yang dirancang untuk menghentikan


put

Anti-Two Block Device blok hoist dan/atau beban terangkat dan mengenai
Sa
ar

ujung boom.
m
ha

Ketika ada potensi bahaya nyala percikan (arc flash),


D
an

jarak batas terdekat dari potensi sumber percikan (arc)


Arc Flash Boundary
hs

dimana seseorang bisa menerima luka bakar tingkat


Ik
eh

dua jika arc flash listrik terjadi.


ol
k

Kondisi berbahaya yang berhubungan dengan


eta
ic

kemungkinan pelepasan energi yang disebabkan oleh


D

Arc Flash Hazard percikan listrik (arc).


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 149 dari 231

Catatan:

2
Bahaya nyala percikan (arc flash) dapat timbul ketika

:3
08
energi konduktor listrik atau bagian sirkuit dalam kondisi

m
ja
terbuka atau ketika bagian sirkuit atau konduktor berada

21
dalam peralatan dalam kondisi terkurung atau tertutup,

20
ril
interkasi antara seseorang dengan peralatan

Ap
sedemikian rupa sehingga dapat menyebabkan

7
l2
ga
percikan listrik. Dalam kondisi normal, peralatan

ng
beraliran listrik yang telah terpasang dan terpelihara

Ta
da
dengan benar sangat kecil kemungkinannya untuk

Pa
y
menimbulkan bahaya nyala percikan listrik (arc flash).

m
nl
co
Sebuah studi yang menyelidiki potensi pekerja terpapar
O
a.
in
pada energi nyala percikan (arch flash), yang dilakukan
m
se
rta

Arc Flash Hazard li


untuk tujuan pencegahan cedera dan penentuan praktik
pe

da
U
@

en

Analysis pekerjaan yang selamat, batas nyala percikan (arc flash


ra

rk
al
ut

te

boundary), dan kebutuhan PPE yang sesuai.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

Sebuah verifikasi elektronik yang menunjukkan


en
hs
um
ik
In

pembacaan angka nol dari instrumen. Hal ini umumnya


k.
ok
lm

Auto Zero Check dilakukan dengan menekan tombol pada perangkat dan
ai
Em

melihat pembacaan nol dan/atau mendengar bunyi


na

nada konfirmasi.
ng
de

Sebuah penghalang /penghambat, seperti pita, tali


ra

jaring, unit flasher, atau trafficcone, ditempatkan


put
Sa

sedemikian rupa untuk melarang personel dan/atau


ar

Barricade peralatan melewati suatu daerah dimana terdapat


m
ha

potensi bahaya. Sebuah barikade harus


D
an

memperlihatkan rambu/tanda larangan masuk yang


hs
Ik

mudah dikenali.
eh
ol

Metode perlindugan pekerja terhadap longsoran (cave


k
ta

ins) dengan menggali sisi lubang galian untuk


e
ic

Benching
D

membentuk satu atau serangkaian tingkat horizontal


(Terracing or Stepping) atau anak tangga, biasanya dengan permukaan dekat
vertikal atau vertikal diantara tingkat-tingkat.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 150 dari 231

Sebuah pengangkatan (lifting) dimana operator lifting

2
Blind Lifts tidak memiliki pandangan langsung terhadap seluruh

:3
08
atau sebagian dari objek yang dipindahkan.

m
ja
21
Blind/blank flange dipasang/diinstal di ujung pipa,

20
nozzle terbuka, atau katup yang beroperasi (valve in

ril
Ap
service). Blind/blank flange merupakan flange datar,

7
l2
tanpa lubang pada pusatnya, yang dibaut ke ujung

ga
ng
flange pipa, atau ke peralatan nozzle atau katup yang

Ta
dipasang flange.

da
Blind/Blank Flange

Pa
y
CATATAN: Peralatan harus mematuhi standar lokal

m
nl
co
untuk perangkat isolasi. Peralatan harus diperiksa oleh
O
a.
in
qualified personnel untuk penggunaan dan fabrikasi
m
se
rta

li
yang sesuai. Jika peralatan ini dicap atau disertifikasi
pe

da
U
@

en

dengan angka tekanannya, maka hal ini telah


ra

rk
al
ut

te

memenuhi tujuannya.
ap

ak
rn
.s

tid

Pelat logam berbentuk lingkaran digunakan untuk


an
te

en
hs

memblokir jalur aliran dalam pipa yang dibaut antara


um
ik
In
k.
ok

dua flange pipa. Pelat lingkaran ini harus memiliki


lm

D
ai

bagian yang terpasang kearah luar untuk menunjukkan


Em

bahwa blind/spade dipasang. Biasanya, digunakan baik


na
ng

"pancake blind" (kadang-kadang disebut "skillet blind")


de

Blind/Spade atau "spectacle blind”. Blind/spade harus dirancang


ra
ut

sesuai desain tekanan maksimum dari peralatan yang


p
Sa

akan dipasang. Peralatan harus memenuhi standar


ar
m

lokal untuk perangkat isolasi. Peralatan harus diperiksa


ha
D

oleh qualified personnel untuk penggunaan dan


an
hs

fabrikasi yang tepat. Untuk memenuhi persyaratan,


Ik
eh

peralatan tersebut harus dicap atau disertifikasi.


ol

Sebuah tali pengikat yang dimaksudkan untuk


k
ta

Body Belt
e

pengamanan diatas pinggang dan untuk dipasangi


ic
D

(Safety Belt)
lanyard, lifeline, atau perangkat deselerasi.
Sebuah komponen dari sistem pelindung jatuh pribadi,
Body Harness
yang mencakup tali, yang dapat mengamankan pekerja
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 151 dari 231

dengan cara mendistribusikan gaya saat jatuh

2
setidaknya pada paha, panggul, pinggang, dada dan

:3
08
bahu dengan cara menempelkannya pada komponen

m
ja
lain dari sistem perlindungan jatuh pribadi.

21
Pengikatan atau penyambungan secara elektrik dua

20
ril
badan logam penghantar listrik kepada potensial yang

Ap
7
sama. Bonding mencegah akumulasi statis dengan

l2
ga
menyediakan jalur resistansi rendah untuk listrik statis

ng
Bonding yang dihasilkan. Ukuran kabel bonding harus cukup

Ta
da
untuk memberikan kontinuitas listrik yang memadai,

Pa
y
misalnya, 4 AWG (American Wire Gauge) atau kawat

m
nl
co
tembaga yang lebih besar atau logam grounding straps
O
a.
yang dikepang. in
m
se
rta

li
Sebuah perangkat yang membatasi boom bergerak
pe

da
U
@

en

diatas sudut maksimum tertentu dan terguling


ra

Boom Stop
rk
al
ut

te

kebelakang.
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

Menghancurkan permukaan tanah termasuk pada


en
hs
um
ik
In

penggunaan alat-alat listrik, alat-alat tangan, dan/atau


k.
ok
lm

alat berat untuk menembus atau membuat celah


ai
Em

permukaan dalam hal untuk membuat struktur baru


“Breaking the Surface”
na

dan/atau memeriksa/memelihara struktur yang bawah


ng

as it applies to
de

tanah sudah ada (seperti pipa, utilitas, kabel, akses


ra

Excavations terowongan, dll)


put
Sa

Breaking the surface tidak termasuk pengupasan tanah


ar

(seperti pembersihan ilalang, tumpahan minyak kecil,


m
ha

dll).
D
an
hs

Sebuah tes yang memverifikasi kalibrasi dengan


Ik
eh

mengekspos instrumen pada konsentrasi gas


ol
k

(campuran gas) tes yang diketahui. Bacaan instrumen


ta

Bump Test/Functional
e
ic

dibandingkan dengan jumlah dari gas actual yang ada


D

Test
(sesuai ditentukan pada materi uji atau sertifikat).
Kalibrasi diverifikasi jika respon instrumen berada
dalam rentang toleransi yang dapat diterima (ditentukan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 152 dari 231

oleh produsen bahan pengujian) dari konsentrasi yang

2
sebenarnya.

:3
08
m
Calibration (of Portable Sebuah instrumen untuk mengukur akurasi relatif

ja
21
Gas Detectors) terhadap konsentrasi gas yang diketahui.

20
Kontainer yang disetujui untuk operasi pengangkatan

ril
Ap
(seperti kontainer tertutup, tangki pengangkut bahan

7
l2
kimia, tangki penerbangan, tangki tote, keranjang,

ga
Cargo Carrying Unit

ng
container sampah, rak drum, rak/pembawa tabung gas,

Ta
keranjang panjang, pembawa peralatan, logging unit,

da
Pa
power pack, toolbox dan kontainer sejenisnya).

y
m
nl
Titik disekitar suatu objek yang beratnya terdistribusi

co
Center of Gravity
O
a.
secara merata. in
m
se
rta

Proses yang memberikan bukti pada peralatan lifting


li
pe

da
U

and rigging telah dirancang, diproduksi, diperiksa dan


@

en
ra

rk
al

memenuhi persyaratan, serta dalam kondisi, operasi


ut

te

Certification
ap

ak
rn

dan fungsi yang memuaskan, sesuai dengan


.s

tid
an
te

en

persyaratan dalam standar ini dan standar industri yang


hs
um
ik
In

berlaku serta persyaratan perundangan.


k.
ok
lm

Kondisi atau keadaan ketika peralatan lifting and rigging


ai
Em

telah diperiksa dan telah memenuhi desain dan


na

spesifikasi pabrik pembuat, serta dalam kondisi, operasi


ng

Certified
de

dan fungsi yang memuaskan, sesuai dengan


ra
ut

persyaratan dalam standar ini dan standar industri yang


p
Sa

berlaku serta persyaratan perundangan.


ar
m

Seorang yang mampu mengidentifikasi potensi bahaya


ha
D

disekitarnya, atau kondisi kerja yang tidak sehat,


an

Competent Person beracun atau berbahaya bagi pekerja; dan diberi


hs
Ik

wewenang untuk segera mengambil tindakan perbaikan


eh
ol

untuk menghilangkan bahaya.


k
eta

Pengangkatan dengan potensi bahaya tambahan


ic
D

(seperti ruang terbatas, ruang diatas kepala yang


Complex Lifts terbatas, pengangkatan melewati peralatan yang tak
terlindungi, pengangkatan dibawah air (subsea),
pengangkatan yang melibatkan penyelam,
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 153 dari 231

pengangkatan yang melibatkan floating crane dan

2
keadaan unik lainnya) atau operasi dan kondisi

:3
08
pengangkatan yang memerlukan masukan dari

m
ja
engineering.

21
Aktivitas kerja seperti konstruksi, commissioning/

20
ril
decommissioning, operasi lapangan dengan beberapa

Ap
7
Complex Work kapal atau unit kerja, operasi didaerah terlarang kerja,

l2
ga
operasi penyelaman, kegiatan seismik, turnaround, dan

ng
perbaikan/pemeliharaan.

Ta
da
Pengangkatan yang sulit karena sifat dari beban yang

Pa
y
diangkat (seperti bentuk yang aneh (awkward), pusat

m
nl
co
gravitasi yang bergeser atau tinggi, rapuh, berisi cairan,
O
a.
in
tidak ada cantolan lifting/sulit untuk dipasangi sling, dan
m
se
rta

Complicated Lifts li
karakteristik unik lainnya). Operasi pengangkatan atau
pe

da
U
@

en

penanganan lift juga sulit (seperti memerlukan rotasi,


ra

rk
al
ut

te

diangkut bersilangan dengan melibatkan dua atau lebih


ap

ak
rn
.s

tid

set rigging dan/atau tandem lifting crane).


an
te

en
hs

Termasuk semua atau hampir semua elemen atau


um
ik
In

Komprehensif
k.
ok

aspek sesuatu; ditandai dengan menunjukkan


lm

Knowledge
ai

pemahaman yang luas.


Em

Sebuah ruang yang memenuhi semua kriteria dari


na
ng

ruang terbatas yang memiliki satu atau lebih


de
ra

karakteristik berikut:
put

1. Berisi atau memiliki potensi untuk menampung


Sa

atmosfer udara beracun/berbahaya.


ar
m
ha

Confined Space with 2. Mengandung bahan yang berpotensi untuk menelan


D

orang yang masuk.


an

Special Hazardous
hs

3. Memiliki konfigurasi masuk yang membuat orang


Ik

Characteristics
eh

masuk dapat terjebak atau sesak napas dengan


ol
k

kondisi dinding yang konvergen atau lantai yang


eta
ic

miring dan meruncing ke bagian yang lebih kecil.


D

4. Berisi potensi bahaya keselamatan atau kesehatan


serius lainnya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 154 dari 231

Sebuah proses dimana gas yang mungkin ada atau

2
dihasilkan selama bekerja terus dipantau. Pengujian

:3
08
gas terus menerus biasanya diperlukan dimana ada

m
Continuous Gas Test

ja
kemungkinan besar terjadi perubahan konsentrasi gas

21
dan/atau ada risiko tinggi bagi pekerja jika konsentrasi

20
ril
gas berubah secara tak terduga.

Ap
7
Merupakan elemen kunci untuk meyakinkan bahwa

l2
ga
suatu pekerjaan dilakukan secara benar, aman,

ng
Corporate Life Saving mematuhi standar yang berlaku dan berwawasan

Ta
da
Rules (CLSR) lingkungan sehingga dapat dilakukan pencegahan

Pa
y
insiden dan potensi risiko kecelakaan fatal dapat

m
nl
co
dikurangi
O
a.
in
Perangkat pengangkatan yang digunakan untuk
m
se
rta

li
mengangkat, menurunkan dan gerakan horisontal dari
pe

da
U
@

en

Crane beban dengan mekanisme pengangkatan. Crane dapat


ra

rk
al
ut

te

bersifat tetap atau mobile dan dapat dijalankan dengan


ap

ak
rn
.s

tid

power atau secara manual.


an
te

en
hs

Memiliki potensi untuk berubah menjadi bencana; pada


um
ik
In
k.

Critical
ok

titik krisis.
lm

D
ai
Em

Sebuah pengangkatan (lift) yang telah diidentifikasi


na

sebagai: complicated atau complex lift; heavy lift; lift


ng
de

Critical (Non-Routine) yang melibatkan man riding work basket (orang berada
ra
ut

Lift dalam keranjang kerja); dan/atau lift yang disebutkan


p
Sa

oleh manajemen atau Crane Operator karena keunikan


ar
m

pengangkatannya.
ha
D

Dalam konteks penggalian, merupakan proses


an

mengekspos utilitas bawah tanah secara selamat untuk


hs
Ik

menemukan dan mengidentifikasi utilitas secara tepat.


eh

Day-lighting
ol

Day-lighting dilakukan dengan perkakas tangan,


k
ta

penggalian vakum, atau cara lain yang tidak akan


e
ic
D

merusak utilitas.
Bebas dari sambungan listrik ke sumber beda potensial
De-energized dan dari muatan listrik; tidak memiliki beda potensial
dengan bumi.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 155 dari 231

Seseorang yang dipilih untuk mewakili atau diberi

2
Delegate wewenang untuk bertindak atas nama orang, kelompok,

:3
08
atau organisasi lain.

m
ja
Gambaran dari paparan tekanan seorang penyelam

21
Dive Profile
yang mempertimbangkan kedalaman dan waktu.

20
ril
Sebuah kompartemen tertutup, bertekanan (closed bell)

Ap
7
atau tanpa tekanan (open bell), yang memungkinkan

l2
ga
Diving Bell Penyelam dipindahkan ke dan dari area kerja bawah air

ng
Ta
dan yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal

da
sementara selama operasi penyelaman.

Pa
y
Suatu jenis penyelaman yang membutuhkan peralatan,

m
nl
co
Diving Mode prosedur dan teknik khusus (pasokan udara atau
O
a.
in
m
campuran gas dari permukaan).
se
rta

li
pe

da
Dapat berupa sebuah katup (valve) khusus atau
U
@

en

kombinasi dari katup yang menutup jalur, saluran atau


ra

rk
al

Double Block and


ut

te

pipa dengan menutup (memblokir) jalur utama dan


ap

ak
rn

Bleed
.s

tid

membuka drain atau vent valve di jalur antara dua katup


an
te

en
hs

yang ditutup untuk menurunkan (bleed off) tekanan.


um
ik
In
k.
ok
lm

Setiap benda yang dapat jatuh dan menyebabkan


D
ai

Dropped Object kerugian bagi orang-orang dan/atau properti.


Em
na

Singkatan untuk:
ng
de

 Seperti
ra

e.g.
ut

 Sebagai contoh
p
Sa

 Misalnya
ar
m
ha

Pekerjaan yang dilakukan oleh Qualified Electrical


D
an

Electrical Diagnostic Person pada konduktor atau bagian sirkuit berenergi


hs
Ik

Testing yang berkaitan dengan pekerjaan seperti testing,


eh

troubleshooting dan mengukur tegangan.


ol
k
ta

Suatu keadaan dimana konduktor atau bagian sirkuit


e
ic
D

Electrically Safe Work listrik telah terputus dari bagian yang berenergi,
Condition dikunci/dilabeli (locked/tagged) sesuai dengan standar
yang ada, diuji untuk memastikan ketiadaan tegangan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 156 dari 231

(voltage), dan membumikannya (grounding) jika

2
diperlukan.

:3
08
Energized (Electrical) Memasok dengan arus listrik.

m
ja
21
Untuk merancang atau membuat menggunakan teknik

20
Engineered
atau metode rekayasa.

ril
Ap
Catatan (Log) yang berisi nama dan waktu dari orang

7
Entry Log

l2
yang masuk ke dan keluar dari ruang terbatas.

ga
ng
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja

Ta
Error Trap
manusia dan meningkatkan kemungkinan kesalahan.

da
Pa
y
Pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperoleh

m
nl
co
Experienced dari partisipasi langsung dalam kejadian atau kegiatan
O
a.
tertentu. in
m
se
rta

Aparatus listrik dirancang untuk menampung ledakan


li
pe

da
U
@

en

Explosion Proof atau api diproduksi didalam perangkat tanpa memicu


ra

rk
al
ut

te

gas atau uap yang mudah terbakar di sekitarnya.


ap

ak
rn
.s

Campuran gas, uap, cairan atau debu yang mudah


tid
an
te

en
hs

terbakar dengan udara (ada potensi terjadinya atmosfer


um
ik
In
k.

ledakan karena pembersihan atau persiapan tank,


ok
lm

bejana, pipa atau peralatan yang tidak sesuai dimana


ai

Explosive Atmosphere
Em

sebelumnya berisi material tersebut atau mungkin


na
ng

terbentuk dengan akumulasi debu yang mudah


de

terbakar).
ra
ut

Exposed (seperti yang


p
Sa

Seseorang yang secara tidak sengaja menyentuh atau


diterapkan untuk
ar

mendekati lebih dekat dari jarak yang aman. Hal ini


m

mengenergi konduktor
ha

berlaku pada konduktor atau bagian sirkuit listrik yang


D

listrik atau bagian


an

tidak dijaga, diisolasi atau diinsulasi dengan benar.


hs

sirkuit)
Ik
eh

Sebuah sistem yang dirancang untuk menopang dan


ol

menahan seseorang saat terjatuh. Fall arrest system


k
eta

biasanya terdiri dari approved full body harness, shock


ic
D

Fall Arrest System absorbing lanyard atau short restraining lanyard atau
self-restricting lifeline, self-locking snap hooks (atau ring
tipe carabineer) dan sejumlah titik tambat (anchorage
point) yang aman.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 157 dari 231

Sebuah perangkat yang dirancang untuk mencegah

2
Fall Prevention seseorang dari terjatuh. Fall prevention biasanya

:3
08
Devices melibatkan penggunaan pembuatan perlindungan

m
ja
seperti pagar.

21
Metode mengurangi dampak dari seseorang yang

20
ril
terjatuh. Perlindungan jatuh biasanya dicapai melalui

Ap
Fall Protection

7
penggunaan sistem perlindungan jatuh pribadi

l2
ga
(personal fall protection system).

ng
Ta
Sebuah sistem yang digunakan untuk menahan

da
seorang pekerja yang terjatuh dari tempat kerja yang

Pa
Fall Protection

y
tinggi. Fall protection system terdiri dari anchorage,

m
Systems nl
co
konektor, body harness dan dapat termasuk lanyard,
O
a.
in
perangkat deselerasi, lifeline, atau kombinasinya.
m
se
rta

li
Mencegah pekerja dari mencapai bahaya jatuh melalui
pe

da
U

Fall Restraint System


@

en

system pengikatan (tie off).


ra

rk
al
ut

te

Seorang individu yang terlatih dan kompeten dalam


ap

ak
rn
.s

tid

dasar pemadam kebakaran dan yang mempunyai


an
te

en
hs

peranan mengamati kondisi di daerah sekeliling area


um
ik
In

Fire Watch
k.
ok
lm

kerja panas untuk memastikan pekerjaan panas


D
ai

dilakukan dengan selamat aman, termasuk berperan


Em

untuk membunyikan alarm jika diperlukan.


na
ng

Sebuah tangga vertikal yang menempel secara


de

Fixed Ladder
ra

permanen pada struktur.


put

Pengujian gas secara berkala (interval tertentu),


Sa
ar

dilakukan setelah pengujian awal, cukup untuk


m

Follow Up Gas Testing


ha

memastikan bahwa atmosfer tetap selamat untuk


D
an

pekerjaan yang sedang dilakukan.


hs
Ik

Tingkat pengetahuan "dasar" dari hal-hal inti yang


eh

Fundamental
ol

terpenting. Tingkat pengetahuan dasar, pemula atau


k

Knowledge
eta

tingkat awal.
ic
D

Penggunaan peralatan deteksi portabel oleh Qualified


Gas Tester, termasuk tabung detektor dan indikator gas
Gas Testing
yang mudah terbakar, untuk menentukan kadar oksigen
serta uap dan gas yang mudah terbakar atau beracun.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 158 dari 231

Sebuah proses dimana tes gas yang diperlukan secara

2
terus menerus atau selang-seling (intermittent)

:3
08
dipantau. Pengujian gas secara kontinyu atau intermiten

m
ja
biasanya diperlukan ketika ada kemungkinan

21
perubahan konsentrasi gas dan/atau ada risiko tinggi

20
ril
bagi pekerja jika konsentrasi gas berubah secara tak

Ap
terduga.

7
l2
ga
Aturan perusahaan mengenai 3 hal, yaitu :

ng
 Patuh

Ta
Golden Rules

da
 Intervensi

Pa
y
 Peduli

m
nl
co
O
Izin kerja adalah pernyataan tertulis resmi dari
a.
in
m
pekerjaan yang harus diselesaikan, peringatan
se
rta

Izin Kerja li
pe

da
keselamatan yang harus diperhatikan dan penegasan
U
@

en

bahwa bahaya yang terkait telah diidentifikasi.


ra

rk
al
ut

te
ap

Upaya menyediakan koneksi yang disengaja ke bumi


ak
rn
.s

tid
an

melalui koneksi elektrik konduktif yang berimpedansi


te

en
hs
um

Grounding/Earthing cukup rendah dan cukup mengalirkan arus listrik dalam


ik
In
k.
ok
lm

rangka mencegah lonjaka tegangan listrik yang dapat


D
ai

membahayakan pekerja atau peralatan yang terhubung.


Em
n

Sebuah perangkat genggam, biasanya dioperasikan


a

Handheld/ Portable
ng

dengan baterai, yang mendeteksi adanya gas termasuk


de

Gas Detector
ra

oksigen, gas beracun dan/atau mudah terbakar.


put

Suatu kondisi atau tindakan yang tanpa direncakan


Sa
ar

berpotensi mengeluarkan, atau memberikan kontak


m
ha

Hazard yang tidak diinginkan dengan, sumber energi yang


D
an

dapat menghasilkan kerugian atau cedera kepada


hs

orang, properti atau lingkungan.


Ik
eh

Sebuah prosedur yang digunakan untuk menilai dan


ol
k
ta

mengurangi bahaya di tempat kerja. Hazard Analysis


e

Hazard Analysis
ic

fokus pada hubungan antara pekerja, tugas, alat dan


D

lingkungan kerja.
Hazard identification Sebuah alat untuk membantu pekerja membuat
Tool dan/atau meninjau Metode Kerja dan Job Safety
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 159 dari 231

Analysis atau JSA. Alat ini juga digunakan ketika

2
melakukan penilaian bahaya individu (Individual Hazard

:3
08
Assessment). Alat ini membantu pekerja dalam

m
ja
mengidentifikasi sumber-sumber energi yang ada di

21
lingkungan kerja yang dapat menimbulkan potensi

20
ril
bahaya jika terlepas secara tanpa direncanakan, atau

Ap
tersentuh dengan cara yang tidak diinginkan.

7
l2
ga
Suatu daerah yang diklasifikasikan sebagai daerah

ng
berpotensi bahaya kebakaran atau ledakan karena

Ta
da
adanya gas atau uap yang mudah terbakar, cairan yang

Pa
y
mudah terbakar, debu mudah terbakar atau serat yang

m
nl
co
Hazardous (Classified) bisa terbakar. Daerah ini termasuk setiap daerah
O
a.
Areas in
diklasifikasikan sebagai daerah zona berbahaya /
m
se
rta

li
hazardous zone area (zona 0, 1 atau 2 atau kelas 1,
pe

da
U
@

en

divisi 1 atau 2) sesuai dengan American Petroleum


ra

rk
al
ut

te

Institute Recommended Practices (API RP) 505/ API RP


ap

ak
rn
.s

tid

500 atau standar lokal yang setara lainnya.


an
te

en
hs

Suatu atmosfer yang dapat membuat para pekerja


um
ik
In
k.
ok

terkena risiko kematian, menderita cacat, penurunan


lm

D
ai

kemampuan untuk menyelamatkan diri, cedera atau


Em

penyakit akut, dari berikut ini:


na
ng

• Gas, uap atau kabut yang mudah terbakar dalam


de

jumlah lebih dari 10% dari lower explosive limit


ra
ut

(LEL).
p
Sa

Hazardous
• Debu beterbangan yang mudah terbakar pada
ar

Atmosphere
m

konsentrasi yang memenuhi atau melebihi LEL nya.


ha
D

• Konsentrasi oksigen atmosfer < 19,5% atau >


an
hs

23,5%.
Ik

• Konsentrasi atmosfer dari zat yang melebihi batas


eh
ol

yang diizinkan.
k
eta

• Kondisi atmosfer yang dengan segera


ic
D

membahayakan kehidupan dan kesehatan.


Salah satu dari bentuk energi berikut:
Hazardous Energy
• Listrik
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 160 dari 231

• Energi kinetik (energi dari sebuah objek atau bahan

2
bergerak)

:3
08
• Energi potensial (energi tersimpan yang berpotensi

m
ja
untuk dilepaskan)

21
• Cairan atau gas bertekanan, termasuk udara

20
ril
• Energi kimia

Ap
• Energi panas

7
l2
• Energi mekanik

ga
ng
• Energi hidrolik

Ta
• Energi pneumatic

da
Pa
y
• Radiasi

m
nl
co
Pengangkatan yang melebihi 75% dari nilai kapasitas
O
a.
Heavy Lifts in
(sesuai load chart) crane atau hoist untuk suatu
m
se
rta

li
pengangkatan.
pe

da
U
@

en

Gas untuk bernapas yang terdiri dari campuran helium


ra

rk
al
ut

te

HELIOX dan oksigen. HELIOX sering digunakan selama fase


ap

ak
rn
.s

tid

penyelaman air dalam.


an
te

en
hs

Urutan pengendalian yang digunakan untuk


um
ik
In
k.
ok

mengurangi bahaya kesehatan dan keselamatan.


lm

D
ai

Urutan ini didasarkan pada pemisahan bahwa cara


Em

Hierarchy of Controls terbaik untuk mengendalikan bahaya adalah dengan


na
ng

menghilangkannya dari tempat kerja dan bukan


de

mengandalkan pekerja untuk mengurangi paparan


ra
put

terhadap bahaya.
Sa

Tegangan listrik yang ≥ 1,000 volt AC (15,000 volt DC)


ar
m

diantara konduktor atau yang ≥ 600 volt AC (900 volt


ha

High Voltage
D

DC) diantara konduktor dan bumi.


an
hs

Suatu cairan yang memiliki tekanan uap melebihi 276


Ik
eh

kPa (40 psia) pada 373°C (100°F). Highly volatile liquids


ol
k

termasuk cairan seperti butana, etana, etilena, propana,


ta

Highly Volatile Liquids


e
ic

propilena, gas alam cair (LNG), cairan gas alam, dan


D

campurannya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 161 dari 231

Sebuah perangkat mekanik untuk mengangkat dan

2
Hoist menurunkan beban dengan menggulung tali ke atau

:3
08
dari sebuah drum.

m
ja
Ini adalah mekanisme supply udara untuk penyelaman

21
di permukan biasanya digunakan untuk penyelaman

20
ril
perairan dangkal dan rekreasi. Udara disalurkan melalui

Ap
7
Hookah Diving System selang tunggal dan memanfaatkan satuan pengiriman

l2
ga
tahap kedua SCUBA. Dengan demikian, hookah diving

ng
system dianggap jenis menyelam SCUBA dan tidak

Ta
da
diperbolehkan di Operasi PHKT.

Pa
y
Sebuah prosedur yang digunakan dalam kegiatan

m
nl
co
perbaikan, pemeliharaan dan servis yang melibatkan
O
a.
in
pengelasan dan kemudian membuat lubang pada
m
se
rta

li
peralatan (pipa, bejana atau tangki) yang bertekanan
pe

da
U
@

en

atau sedang beroperasi, dalam rangka memasang


ra

rk

HotTapping
al
ut

te

sambungan atau kelengkapannya. Prosedur khusus


ap

ak
rn
.s

tid

yang diperlukan untuk mengelas sambungan ke pipa,


an
te

en
hs

bejana atau tangki yang sedang beroperasi tanpa


um
ik
In
k.
ok

membocorkan isinya atau menyebabkan ledakan atau


lm

D
ai

kebakaran.
Em

Suatu tindakan atau bukan tindakan yang tidak sengaja


na
ng

menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan atau


de

Human Error
menyimpang dari seperangkat aturan atau yang
ra
put

diharapkan.
Sa

Kinerja Manusia adalah cara orang, budaya, peralatan,


ar
m
ha

lingkungan kerja dan proses berinteraksi sebagai suatu


D

sistem. Upaya Kinerja Manusia (Human Performance)


an
hs

fokus secara proaktif mengurangi kesalahan manusia


Ik

Human Performance
eh

dengan:
ol
k
ta

1. Meningkatkan interaksi antara individu dan sistem


e
ic
D

kritis, dan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 162 dari 231

2. Pengakuan Individu terhadap situasi terjadinya

2
kesalahan (error) dan menerapkan alat untuk

:3
08
mengurangi kesalahan.

m
ja
21
Sebuah bejana bertekanan untuk hunian manusia

20
seperti ruang dekompresi permukaan (surface

ril
Ap
Hyperbaric Chamber decompression chamber), closed bell atau deep diving

7
l2
system digunakan untuk dekompresi penyelam dan

ga
ng
untuk mengobati penyakit dekompresi.

Ta
Singkatan untuk "yaitu". Ini merupakan daftar yang pasti

da
Pa
i.e. dan/atau eksklusif. Anda tidak akan pernah melihat "dll.

y
m
nl
(etc.)" digunakan setelah ‘yaitu (i.e)’.

co
O
a.
Suatu konsentrasi atmosfer dari zat beracun, korosif
in
m
Immediately
se
rta

atau menyebabkan sesak nafas yang menimbulkan


li
Dangerous to Life and
pe

da
U

ancaman langsung terhadap nyawa atau akan


@

en

Health (IDLH)
ra

rk
al

mengganggu kemampuan individu untuk melarikan diri


ut

te

Atmosphere
ap

ak
rn

tanpa bantuan dari atmosfer yang berbahaya.


.s

tid
an
te

en

Perangkat atau komponen yang menjalankan fungsi


hs

In Service
um
ik
In

sesuai rancangannya.
k.
ok
lm

Penilaian pribadi yang memberikan kesempatan bagi


ai
Em

pekerja individu untuk fokus pada tugas dan


n
a

memastikan bahwa mereka siap untuk melakukannya


ng

Individual Hazard
de

dengan selamat. Hal ini biasanya latihan reflektif yang


ra

Assessment (IHA)
ut

dilakukan untuk membantu setiap pekerja memahami


p
Sa

tanggung jawabnya terhadap kesehatan dan


ar
m

keselamatan.
ha
D

Kondisi atmosfir yang terdiri dari gas inert utama seperti


an

Inert Atmosphere nitrogen atau karbon dioksida yang secara efektif bebas
hs
Ik

oksigen.
eh
ol

Pengujian gas, atau tes, yang dilakukan sebelum


k
eta

pekerjaan dimulai, dan dirancang untuk menentukan hal


ic
D

Initial Gas Test berikut:


• Persyaratan untuk masuk ruang terbatas (confined
space)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 163 dari 231

• Apakah daerah aman untuk pekerjaan panas (hot

2
work)

:3
08
m
Pengujian dapat dilakukan dalam dua bagian: pengujian

ja
21
ruang terbatas diawalnya dari luar dan kemudian

20
menguji lagi di dalam untuk menentukan apakah

ril
Ap
pekerjaan sudah aman untuk dimulai.

7
l2
ga
Suatu ujian terorganisir atau latihan evaluasi formal

ng
dimana hasilnya dibandingkan dengan persyaratan dan

Ta
da
standar tertentu untuk menentukan apakah peralatan ini

Pa
y
sejalan dengan target tersebut.

m
nl
co
O
a.
Inspection Inspeksi terdiri dari: m
in
se
rta


li
Prosedur yang diakui
pe

da
U
@

en

• Frekuensi dan pengujian yang sudah ditetapkan


ra

rk
al
ut

te

• Dokumentasi hasil test dan inspeksi


ap

ak
rn
.s


tid

Identifikasi kekurangan yang perlu dikoreksi


an
te

en
hs
um
ik
In

Peralatan dan perkabelan yang tidak mampu


k.
ok
lm

melepaskan sejumlah energi termal atau listrik yang


ai
Em

Intrinsically Safe dalam kondisi normal dan abnormal menyebabkan


na

pengapian dari campuran atmosfer berbahaya tertentu


ng
de

dalam konsentrasi yang paling mudah tersulut.


ra

Sekelompok tugas yang sebanding yang dihubungkan


put

Job
Sa

dengan kesamaan fungsi.


ar
m
ha

JSA merupakan alat dokumentasi untuk menganalisis


D

tugas serta bahaya dan mitigasi yang terkait. Sebuah


an
hs

JSA berisi langkah-langkah penting dari tugas, bahaya


Ik
eh

Job Safety Analysis spesifik untuk setiap langkah dan mitigasi/perlindungan


ol
k

(JSA) untuk setiap langkah. JSA merupakan alat yang


eta
ic

digunakan untuk mendokumentasikan diskusi tentang


D

bagaimana melakukan pekerjaan dengan selamat


(dilakukan di tempat kerja) oleh orang-orang yang
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 164 dari 231

melakukan pekerjaan segera sebelum pekerjaan

2
dimulai.

:3
08
Metrik yang digunakan untuk mengukur kinerja proses,

m
ja
Key Performance proyek, unit bisnis, dll.

21
20
Indicator (KPI) KPI adalah pengukuran kuantitatif yang mencerminkan

ril
Ap
dan menekankan faktor penentu keberhasilan.

7
l2
Sebuah alat yang dirancang untuk tujuan memanjat dan

ga
ng
Ladder turun yang terdiri dari dua bagian struktur panjang yang

Ta
dipasang anak tangga menyilang secara paralel.

da
Pa
Tindakan pengukuran hasil dari upaya HSE yang

y
m
Lagging Measures nl
mencerminkan keberhasilan (atau kegagalan) dari

co
O
a.
sistem pengelolaan bahaya. in
m
se
rta

Sebuah tali yang digunakan untuk menghubungkan fall


li
pe

da
U

arrest harness ke sebuah titik tambat (anchorage point)


@

en

Lanyard
ra

rk
al

atau jalur statis. Sebuah lanyard dapat mencakup


ut

te
ap

ak
rn

penyerap energi pribadi (personal energy absorber).


.s

tid
an
te

en

Tindakan untuk pencegahan dan penanggulangan


hs
um
ik
In
k.

kecelakaan besar. LOP ini berfungsi baik untuk


ok
lm

Layers of Protection/
D

mencegah kejadian awal sebelum berkembang menjadi


ai

Lines of Defense
Em

insiden, atau untuk mengurangi konsekuensi setelah


na

terjadinya insiden.
ng
de

Sebuah ukuran yang mencirikan tingkat pengendalian


ra
ut

Leading Measures bahaya; pengukuran kegiatan terhadap pengurangan


p
Sa

risiko sebelum terjadinya insiden; ukuran kinerja proses.


ar
m

Sebuah batas mendekatai pada jarak dari paparan


ha

Limited Approach
D

konduktor atau bagian sirkuit berenergi listrik dimana


an

Boundary
hs

ada potensi bahaya sengatan listrik.


Ik
eh

Sejumlah beban tertentu yang diperbolehkan untuk


ol
k
ta

ditempatkan pada bagian peralatan, lantai atau platform


e
ic

(kapasitas beban tidak boleh dilampaui kecuali ketika


D

Load Capacity
proof test dilakukan sebelum personel platform pertama
kali digunakan di lokasi kerja).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 165 dari 231

Tabel yang merangkum kapasitas beban dari crane

2
statis, dinamis dan personnel handling pada beragam

:3
08
Load Chart konfigurasi sudut boom, radius dan reeving. Load chart

m
ja
akan berisi panjang boom, ukuran kabel (cable size),

21
berat block, model crane dan serial number.

20
ril
Ap
Sebuah perangkat yang dirancang untuk melepaskan

7
l2
tenaga ketika peralatan angkat (lifting equipment)

ga
ng
mencapai sudut operasi tertentu. Perangkat ini juga
Load Limiting Devices

Ta
mengatur pengereman dan menutup katup (valve)

da
Pa
untuk mencegah turunnya beban setelah tenaga

y
m
dilepaskan. nl
co
O
a.
Peralatan lifting and rigging yang telah difabrikasi,
m
in
Locally
se
rta

dibangun, atau diubah di luar dari proses desain dan


li
pe

da
Fabricated/Modified
U

sertifikasi awal dari pabrik.


@

en
ra

rk
al
ut

te

Proses, dimana kunci yang digunakan untuk


ap

ak
rn
.s

tid

mengamankan perangkat di posisi "off " atau "selamat",


an
te

en
hs

dalam rangka memastikan bahwa perangkat dan


um
ik
In

Lockout
k.
ok

peralatan isolasi yang dikendalikan tidak dapat


lm

D
ai

dioperasikan sampai dengan perangkat lockout


Em

dilepaskan.
na
ng

Sebuah perangkat yang digunakan sebagai tambahan


de
ra

gembok kunci atau kombinasi untuk membantu


put

mengunci titik isolasi. Perangkat ini dapat berupa rantai,


Sa

handel katup (valve handle), switch yang dapat dikunci,


ar
m

Lockout Devices
ha

dll.
D

Catatan: perangkat tambahan mungkin diperlukan


an
hs

untuk peralatan yang desain awalnya tidak


Ik
eh

memungkinkan untuk dikunci.


ol
k

Pelepasan sembarang material yang tidak terkendali


eta
ic

atau tidak terencana dari tempat penyimpanan


D

Loss of Containment utama/primernya, termasuk material/bahan non-toksik


dan tidak mudah terbakar dari sebuah proses.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 166 dari 231

Tegangan yang < 1,000 volt AC (15,000 volt DC)

2
Low Voltage diantara konduktor atau yang < 600 volt AC (900 volt

:3
08
DC) diantara konduktor dan bumi.

m
ja
21
Konsentrasi terendah (%) dari gas atau uap di udara

20
Lower Explosive Limit yang mampu menghasilkan percikan atau api dalam

ril
Ap
(LEL) kondisi ada sumber api (percikan, api, panas). Juga

7
l2
biasa disebut Lower Flammable Limit (LFL).

ga
ng
Sebuah mesin yang digunakan untuk mengangkat

Ta
orang didalam kerangkeng yang selamat ketempat kerja

da
Pa
yang lebih tinggi. Mesin ini mencakup platform,

y
Mobile Elevated Work

m
nl
mekanisme pengangkat, dan sasis atau kendaraan

co
Platform (MEWP)
O
a.
yang sesuai. Juga dikenal sebagai power elevating work
m
in
se
rta

platform, aeril lift, manlift, scissor lift, cherry picker atau


li
pe

da
U

crane lift platform.


@

en
ra

rk
al

Gas pernapasan terdiri dari campuran nitrogen dan


ut

te
ap

ak

NITROX
rn

oksigen yang digunakan selama operasi penyelaman.


.s

tid
an
te

en
hs

Produk yang tidak mampu menampung atau menahan


um
ik
In
k.

Non-Explosion Proof
ok
lm

semua jenis ledakan (internal atau di sekitar atmosfer).


D
ai
Em

Produk atau perangkat yang penggunaan daya


na

listriknya di atas tingkat daya yang diperlukan untuk


ng
de

Non-Intrinsically Safe memicu percikan dan/atau ledakan dalam hazardous


ra
ut

area.
p
Sa
ar

Manajemen sistematis keselamatan proses,


m
ha

keselamatan pribadi dan kesehatan, lingkungan,


D

Operational Excellence keandalan dan efisiensi untuk mencapai kinerja kelas


an
hs

dunia.
Ik
eh
ol

Sebuah perangkat atau komponen dinyatakan out-of-


k
eta

service (OOS) jika perangkat atau komponen tersebut


ic
D

Out of Service tidak digunakan untuk melakukan fungsi awalnya, dan


diisolasi dengan semestinya sesuai Tata Kerja Isolasi
Energi Berbahaya Standard.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 167 dari 231

Kondisi atmosfer yang mengandung volume oksigen <


Oxygen Deficient

2
19.5%.

:3
08
m
Kondisi atmosfer yang mengandung volume oksigen >

ja
Oxygen Enriched

21
23.5%.

20
ril
Biasanya merupakan crane untuk tujuan tertentu

Ap
7
dengan kapasitas 3,200 lbs (1,450 Kg) atau kurang,

l2
ga
yang secara permanen dipasang pada sebuah truk

ng
Ta
Passenger Pickup pickup penumpang.

da
Truck Mounted Crane Catatan: kapasitas angkat sebuah Pickup Truck

Pa
y
Mounted Crane dibatasi oleh kapasitas terendah dari

m
nl
co
sembarang komponen; serta konfigurasi pengangkatan
O
a.
in
dan load chart.
m
se
rta

li
Modus Kinerja - model mental yang orang-orang
pe

da
U
@

en

kerjakan ketika mereka melakukan tugasnya. Khusus


ra

rk
al
ut

te

untuk orang pada tugas dan waktu saat ini.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs

1. Skill Based (Berbasis Skill) - Tugas yang sangat


um
ik
In
k.
ok

sederhana yang memerlukan sedikit perhatian


lm

D
ai

sadar. Segala sesuatu yang berhubungan dengan


Em

kebiasaan (rutin otomatis) dan tidak ada


na
ng

hubungannya dengan keterampilan/skill. Tugas


de

telah diselesaikan dengan sukses 50-100 kali dalam


ra
put

Performance Modes waktu singkat dengan melibatkan sedikit atau


Sa

bahkan tanpa pikiran sadar. Perkiraan nilai


ar
m
ha

kesalahan perkiraan adalah 1:1000.


D

2. Rule Based (Berbasis Peraturan) - Modus


an
hs

pengambilan keputusan yang menerapkan aturan


Ik
eh

yang diketahui berdasarkan bagaimana hal itu


ol

diingatnya. Aturan dapat tertulis maupun tidak


k
eta

tertulis. Perkiraan tingkat kesalahan adalah 1:100


ic
D

(dari memori).
3. Knowledge Based (Berbasis Pengetahuan) -
Situasi baru diselesaikan melalui pengalaman
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 168 dari 231

individu. Tidak ada rutinitas atau aturan yang

2
tersedia untuk menangani situasi sementara Anda

:3
08
memiliki pertanyaan dalam pikiran. Anda tidak tahu

m
ja
apa yang Anda tidak tahu dan Anda tidak bisa

21
memikirkan jalan keluar. Tingkat kesalahan adalah

20
ril
1:2 - 1:10.

Ap
7
l2
Permit Approval Izin formal untuk melakukan pekerjaan tertentu.

ga
ng
Ta
Untuk membuat valid, membuktikan dan menegaskan

da
bahwa kondisi dalam dokumentasi masih tetap berlaku

Pa
y
setelah pekerjaan dihentikan (SWA) untuk periode

m
nl
co
Permit Revalidation waktu tertentu. Revalidasi permit dilakukan oleh
O
a.
in
Pimpinan tim kerja dan didokumentasikan dalam permit
m
se
rta

li
melalui paraf inisial atau tanda tangan.
pe

da
U
@

en
ra

rk
al

Sebuah sistem tertulis formal yang digunakan untuk


ut

te
ap

ak
rn

mengendalikan jenis pekerjaan tertentu yang


.s

Sistem Izin Kerja


tid
an
te

mempunyai potensi berbahaya.


en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

Orang atau orang-orang yang melakukan pekerjaan


D
ai

yang disetujui sesuai dengan lingkup dan kondisi yang


Em

Permit User
didokumentasikan dalam izin kerja.
na
ng
de

Perangkat yang digantungkan pada garis beban crane


ra
ut

Personnel Platform atau derek dimana personel dapat melakukan


p
Sa

pekerjaan di ketinggian.
ar
m
ha

Mengidentifikasi pekerjaan yang harus dilakukan,


D
an

metode kerja, peralatan yang digunakan, menentukan


hs

bahaya dan risikonya, menjelaskan langkah-langkah


Ik
eh

yang akan diterapkan untuk mengendalikan risiko itu


ol

Metode Kerja dan Job


k

dan menetapkan bagaimana langkah-langkah


eta

Safety Analysis
ic

pengendalian harus dilaksanakan dan dipelihara oleh


D

manajemen proyek dan Subject Matter Expert selama


fase perencanaan kerja, berdasarkan dokumentasi dan
pengetahuan tentang proses dan operasi.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 169 dari 231

Sebuah isolasi dimana terdapat nihil potensi pelepasan

2
energi. Artinya, peralatan secara positif dipisahkan dari

:3
08
energi berbahaya dan zat beracun menggunakan salah

m
Positive Physical

ja
satu metode berikut: pelepasan bagian (spool) pipa;

21
Isolation pelepasan fisik circuit breaker dan membumikan

20
ril
grounding system; pelepasan kopling mekanik; atau

Ap
pemasangan blind.

7
l2
ga
ng
Kemungkinan tetapi saat ini belum terjadi: memiliki

Ta
Potential kemungkinan dapat terjadi (likelihood).

da
Pa
y
Batasan untuk mendekat dimana pekerjaan dianggap

m
nl
co
sama dengan membuat kontak dengan konduktor listrik
O
a.
in
atau bagian sirkuit. Batasan mendekat (approach limit)
m
se
rta

li
berada dalam batas dimana ada peningkatan risiko
pe

da
Prohibited Approach
U
@

en

shock, karena bunga api listrik (arc) dikombinasikan


ra

Boundary
rk
al
ut

te

dengan gerakan yang tidak disengaja, untuk karyawan


ap

ak
rn
.s

tid

yang bekerja didekat paparan konduktor listrik berenergi


an
te

en
hs

atau bagian sirkuit.


um
ik
In
k.
ok
lm

Metode perlindungan pekerja dari keruntuhan (cave-


ai
Em

ins), dari material yang bisa jatuh ke dalam galian atau


na

dari runtuhnya struktur yang berdekatan. Protective


ng

Protective System
de

system termasuk sistem pendukung, sloping, benching,


ra

shield system, dan sistem lain yang memberikan


put
Sa

perlindungan yang diperlukan.


ar
m
ha

Proximity Nyaris (nearniss); kedekatan (closeness)


D
an

Orang yang memenuhi syarat melalui gelar yang diakui,


hs

sertifikat atau professional standing atau memiliki


Ik
eh

Qualified Person pengetahuan yang luas, pelatihan dan pengalaman dan


ol
k

telah menunjukkan kemampuannya untuk


eta
ic

menyelesaikan masalah.
D

Sebuah situs/daerah yang tidak dijaga atau tidak mudah


Remote Site/Area
diakses (seperti tempat kerja yang memerlukan waktu
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 170 dari 231

tempuh lebih dari 30 menit, platform tak berawak,

2
stasiun metering dan pipa, dll).

:3
08
m
Batasan untuk mendekat dimana pekerjaan dianggap

ja
21
sama dengan membuat kontak dengan konduktor listrik

20
atau bagian sirkuit. Batasan mendekat (approach limit)

ril
Ap
berada dalam batas dimana ada peningkatan risiko

7
l2
shock, karena bunga api listrik (arc) dikombinasikan

ga
ng
dengan gerakan yang tidak disengaja, untuk karyawan

Ta
Restricted Approach yang bekerja didekat paparan konduktor listrik berenergi

da
Pa
Boundary atau bagian sirkuit.

y
m
nl
co
Sebuah batas pendekatan dimana ada peningkatan
O
a.
in
risiko shock, karena terjadi bunga api listrik
m
se
rta

li
dikombinasikan dengan gerakan yang tidak disengaja,
pe

da
U
@

en

untuk karyawan yang bekerja di dekat paparan


ra

rk
al
ut

te

konduktor listrik berenergi atau bagian sirkuit.


ap

ak
rn
.s

tid
an
te

Revalidasi terjadi ketika pekerjaan yang diizinkan telah


en
hs
um
ik
In

dihentikan untuk suatu periode waktu. Izin kerja hanya


k.
ok
lm

dapat divalidasi ulang jika ruang lingkup dan kondisi


ai
Em

kerja yang didokumentasikan didalam izin kerja tetap


na

Revalidation (of a sama dan bahaya telah dieliminasi dan/atau dimitigasi.


ng
de

Permit/ Work Plan) Revalidasi hanya dapat dilakukan oleh Pimpinan tim
ra

kerja. Pimpinan tim kerja di lokasi kerja harus


put
Sa

memberikan tanda tangan dan tanggal pada izin kerja


ar

(dan jika perlu update tanggal/waktu validasi) setiap kali


m
ha

izin kerja tersebut divalidasi ulang.


D
an
hs

Rigging mengacu pada dua hal: proses yang selamat


Ik
eh

dalam memindahkan beban dengan bantuan sling, hoist


ol
k

Rigging (katrol), jack, dan jenis peralatan angkat (lifting) lain,


eta

serta peralatan yang digunakan untuk mengangkat dan


ic
D

memindahkan beban-beban tersebut.

Routine lift (pengangkatan rutin) adalah pengangkatan


Routine Lift
sederhana yang dilakukan secara regular dengan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 171 dari 231

menggunakan peralatan angkat khusus yang tetap.

2
Pada dasarnya, jenis pengangkatan (lift) ini terdiri dari

:3
08
operasi normal crane di dalam instalasi dan ke atau dari

m
ja
kapal suplai (supply vessel).

21
Suatu area khusus yang disetujui oleh manajemen

20
ril
bebas dari material yang mudah terbakar (combustible,

Ap
7
ignitable, and flammable material), dalam radius

l2
ga
minimal 10 meter, dan bebas dari atmosphere gas yang

ng
Safe Hot Work Areas mudah meledak. Safeguards harus tersedia ditempat

Ta
da
dan sesuai dengan persyarakan didalam izin kerja dan

Pa
y
dokumen pendukung izin kerja serta pemeriksaan

m
nl
co
sebelum memulai pekerjaan yang dikeluarkan.
O
a.
in
m
se
rta

Beban kerja yang aman (SWL) adalah bebanli


pe

da
U

maksimum yang dapat dikenakan pada sebuah


@

en
ra

Safe Working Load


rk

peralatan angkat. Beban yang sebenarnya tidak boleh


al
ut

te
ap

ak
rn

melebihi SWL.
.s

tid
an
te

en
hs

Teknik diving yang digunakan selama operasi


um
ik
In
k.
ok

penyelaman dimana penyelam (diver) telah mencapai


lm

D
ai

keadaan saturasi penuh untuk campuran tekanan dan


Em

pernapasan yang digunakan. Ketika keadaan ini telah


n

Saturation Diving
a
ng

tercapai, waktu yang diperlukan untuk dekompresi tidak


de

akan meningkat lagi dalam kaitannya dengan durasi


ra
put

penyelaman.
Sa
ar
m

Sebuah kerangka kerja atau struktur sementara yang


ha

digunakan untuk menyediakan platform kerja yang


D
an

aman, untuk meletakkan atau menyimpan material, dan


hs
Ik

Scaffolding memberikan perlindungan bagi orang-orang


eh
ol

dibawahnya. Perancah (scaffolding) dapat terbuat dari


k
ta

kayu, bambu, pipa baja, pipa aluminium atau rangka


e
ic
D

yang di pre-fabrikasi.
Self-contained underwater breathing apparatus:
SCUBA Peralatan penyelaman (diving) dimana pasokan udara
pernafasan dibawa oleh penyelam yang membuat
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 172 dari 231

mereka tidak bergantung (independen) pada sumber

2
udara pernafasan lain.

:3
08
m
Self Permitting Membuat (menulis) dan menyetujui Permit diri sendiri.

ja
21
20
Sebuah gulungan inersia digunakan untuk menahan

ril
jatuh. SRL menempel ke troli. Kabel SRL yang

Ap
7
memanjang dan memendek saat pengguna bergerak

l2
ga
untuk mempertahankan ketegangan konstan antara

ng
Self Retracting Line

Ta
pengguna dan troli. Dalam hal jatuh, SRL akan terkunci

da
(SRL) dalam 45 cm (18 inch) dan biasanya akan menahan

Pa
y
jatuh dalam 60 cm (24 inch).

m
nl
co
O
a.
CATATAN: Lifeline self-retracting tidak boleh digunakan
m
in
se
rta

dengan shock-absorbing lanyard. li


pe

da
U

Sebuah struktur yang mampu menahan tekanan


@

en
ra

rk
al

longsor. Struktur, juga disebut kotak parit (trench


ut

te
ap

ak
rn

boxes), yang dirancang untuk melindungi pekerja di


.s

tid
an

Shield Systems
te

dalam struktur, dapat berupa permanen atau dapat


en
hs
um
ik
In

dirancang menjadi portabel dan dipindahkan selama


k.
ok
lm

pekerjaan berlangsung.
ai
Em

Pergantian kerja normal umumnya dianggap sebagai


na
ng

masa kerja tidak lebih dari 12 jam berturut-turut selama


de

Shift
ra

sehari.
put
Sa

Sebuah pelepasan listrik secara tiba-tiba melalui bagian


ar

Shock
m

tubuh.
ha
D
an

Penguat hidrolik, mekanis atau kayu yang digunakan


hs

untuk menahan sisi/dinding galian untuk mencegah


Ik

Shoring
eh

longsor masuk kedalam area penggalian.


ol
k
eta

Peristiwa yang sangat penting dan berpengaruh:


ic
D

Significant memiliki efek besar atau penting.

Pengangkatan sederhana (Simple Lift) melibatkan


Simple Lift
penggunaan peralatan angkat dasar untuk operasi
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 173 dari 231

pengangkatan yang tidak memerlukan keterampilan

2
spesialis rigging. Pengangkatan ini akan melibatkan

:3
08
pengangkatan langsung menggunakan alat angkat

m
ja
bersertifikat yang digantungkan pada titik angkat khusus

21
seperti padeyes atau runway beams, misalnya

20
ril
electrician menggunakan portable lifting gear sling dari

Ap
padeye khusus untuk mengangkat motor dengan titik-

7
l2
ga
titik pengangkatan tertentu.

ng
Bagian peralatan yang digunakan untuk

Ta
Sling

da
menghubungkan beban ke main hook atau stinger.

Pa
y
m
nl
Membuang tanah dari sisi-sisi sebuah penggalian

co
O
a.
sehingga cukup landau untuk mencegah longsoran
m
in
se
rta

masuk (cave-in) kedalam area penggalian. Sudut


li
pe

da
Sloping
U

kemiringan yang dibutuhkan bervariasi sesuai


@

en
ra

rk

perbedaan jenis tanah, kondisi lingkungan paparan dan


al
ut

te
ap

ak
rn

penerapan beban tambahan diatasnya.


.s

tid
an
te

en
hs

Sebuah dokumen yang digunakan untuk


um
ik
In
k.
ok

mengidentifikasi tindakan pengendalian yang


lm

D
ai

dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu,


Em

Specialized Permits seperti isolasi listrik tegangan-tinggi, penggalian, hot


na
ng

work dan masuk ruang terbatas, dll. Specialized permit


de

juga disebut sertifikat.


ra
put
Sa

Periode waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi


ar
m

Startup berjalan stabil pada saat operasi normal dijalankan


ha

kembali.
D
an
hs

Satuan unit kerja ketika menguraikan sebuah tugas. Job


Ik
eh

Step diuraikan menjadi tugas (task). Tugas (task) diuraikan


ol
k

menjadi langkah-langkah (steps).


eta
ic

Sebuah tali sling kawat single-leg tunggal yang


D

Stinger/Single Leg
dilengkapi dengan hook dan kait pengaman (safety
Sling/ Crane Pennant
latch) dan master link pada ujung lainnya. Benda ini
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 174 dari 231

digunakan untuk menjaga main hoist load block atau

2
penunjang hoist headache ball kontak dengan pekerja.

:3
08
Sebuah tanggung jawab dari semua tenaga kerja untuk

m
ja
menghentikan pekerjaan saat munculnya kondisi atau

21
Stop Work Authority tindakan tidak aman yang dapat mengakibatkan

20
ril
kejadian yang tidak diinginkan.

Ap
7
l2
Kepadatan gas dan uap dapat menghasilkan atmosfer

ga
ng
yang bertingkat atau berlapis, khususnya di ruang

Ta
terbatas.

da
Pa
y
Sebagai contoh:

m
nl
co
O
a.
 Beberapa gas lebih berat daripada udara, dan
in
m
Stratified Atmosphere
se
rta

berada di bagian bawah ruangan, (hidrogen sulfida),


li
pe

da

 Beberapa gas lebih ringan dari udara, dan


U
@

en
ra

rk
al

terkonsentrasi di bagian atas ruangan (metana),


ut

te
ap

ak
rn

 Beberapa gas sama berat dengan udara, dan


.s

tid
an
te

en

menumpuk di bagian tengah ruangan, (karbon


hs
um
ik
In

monoksida).
k.
ok
lm

Sebuah sistem, seperti underpinning, bracing or


ai
Em

shoring, trench box, yang memberikan dukungan pada


n

Support systems
a

(menahan) struktur disebelahnya, instalasi bawah


ng
de

tanah, atau sisi-sisi penggalian.


ra
put

Sebuah modus penyelaman dimana penyelam (diver)


Sa

Surface Supplied Gas


ar

dalam air dipasok dari lokasi menyelam dengan udara


m

Diving
ha

terkompresi atau campuran gas untuk bernafas.


D
an
hs

Konsekuensi berpotensi fatal yang terkait dengan


Ik

pekerja yang telah jatuh saat menggunakan sistem


eh
ol

penahan jatuh (fall-arrest). Setelah jatuh, seorang


k
eta

pekerja bisa tetap tergantung pada sebuah harness.


ic

Suspension Trauma
D

Posisi tergantung berkelanjutan dapat menyebabkan


keadaan tidak sadarkan diri. Tergantung pada lamanya
waktu pekerja tergantung tidak sadar/tidak bergerak
dan tingkat pooling vena, kondisi yang dihasilkan,
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 175 dari 231

intoleransi ortostatik, juga disebut sebagai "harness-

2
induced patologi", dapat menyebabkan kematian.

:3
08
m
Sebuah perangkat yang digunakan untuk

ja
21
mengidentifikasi titik isolasi dan untuk menunjukkan

20
alasan diisolasi. Label (tag) memperingatkan para

ril
Ap
Tag pekerja untuk tidak mengoperasikan benda yang

7
l2
dipasang tag tersebut. Setiap label harus menunjukkan

ga
ng
kapan dipasang dan siapa pemasangnya.

Ta
da
Sebuah tali panjang yang melekat pada beban yang

Pa
y
diangkat untuk tujuan mengendalikan beban berputar

m
nl
co
Tag Line dan berayun atau digunakan untuk menstabilkan
O
a.
in
keranjang atau magnet selama operasi penanganan
m
se
rta

li
material.
pe

da
U
@

en

Proses pemasangan label (tag) pada setiap titik isolasi


ra

rk
al
ut

te

untuk memperingatkan para pekerja untuk tidak


ap

ak
rn
.s

Tagout
tid

mengoperasikan benda berlabel tersebut sampai


an
te

en
hs

labelnya dilepaskan.
um
ik
In
k.
ok
lm

Tugas (task) adalah urutan langkah-langkah atau


ai
Em

Task kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan (job/work).


na
ng

Sebuah komponen dinyatakan temporarily out- of-


de
ra

service bila dalam standby, shutdown atau dalam


put

modus tidak sedang digunakan (not-in-use mode),


Sa

Temporarily Out of
ar

Service tetapi bila diperlukan, dapat dengan mudah kembali


m
ha

beroperasi. Komponen-komponen ini tidak diisolasi dari


D
an

fasilitas produksi.
hs
Ik

Alat bantu yang dapat digunakan oleh siapa saja di


eh
ol

tempat kerja untuk mengidentifikasi bahaya dan


k
ta

Think Incident Free perilaku yang tidak aman, dan kemudian merencanakan
e
ic
D

(TIF) pelaksanaan pekerjaan tanpa insiden. Empat hal yang


perlu diperhatikan untuk bekerja dengan selamat
adalah: perencanaan (planning), keadaan pikiran (state
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 176 dari 231

of mind), pelatihan (training) dan peralatan dan

2
perkakas yang tepat (proper tools & equipment).

:3
08
m
Sebuah galian sempit (dalam kaitannya dengan

ja
21
panjangnya) yang dibuat dibawah permukaan tanah.

20
Kedalamannya lebih besar dari lebar tapi lebar parit

ril
Ap
Trench (diukur dibagian bawah) tidak lebih besar dari 4,6 meter

7
l2
(15 ft) . Parit dengan kedalaman > 1,2 meter (4 ft)

ga
ng
dianggap ruang terbatas.

Ta
da
Untuk melacak dan memperbaiki kesalahan dalam

Pa
y
Troubleshooting sistem mekanik atau elektronik.

m
nl
co
O
a.
Bundle selang komposit antara lokasi penyelaman dan
in
m
se
rta

Penyelam atau bel, yang memasok Penyelam atau bel


li
pe

da
U

dengan gas pernapasan, komunikasi, listrik, atau panas


@

en
ra

rk

Umbilical
al

yang disesuaikan dengan modus atau kondisi


ut

te
ap

ak
rn

penyelaman (diving) yang mencakup tali pengaman


.s

tid
an
te

(safety line) antara Penyelam dan lokasi penyelaman.


en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

Setiap pipa, kabel, saluran (atau peralatan lain yang


D
ai

berfungsi sebagai saluran untuk listrik), bahan bakar,


Em

Utilities air, udara terkompresi, selokan, dan telekomunikasi ke


na
ng

atau dari fasilitas.


de
ra
ut

Termasuk berikut: Setiap kali Anda melihat petir;


p
Sa

Vicinity (as it applies to mendengar petir; diberitahu tentang petir secara lisan;
ar

lightening)
m

dan/atau ketika ditunjukkan oleh detektor petir.


ha
D
an

Instrumen dekat posisi operator pada peralatan angkat


hs

(lifting) yang menunjukkan berat beban yang


Ik

Weight Indicator
eh

tergantung.
ol
k
eta

Tandatangan basah (tinta).


ic

Wet Signature
D

Kerja didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang


Work melibatkan pengoperasian fasilitas, drilling and
completions, peralatan, konstruksi, pembongkaran,
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 177 dari 231

pemeliharaan, inspeksi, dan kegiatan sejenis lainnya

2
yang memiliki potensi untuk mempengaruhi aspek

:3
08
kesehatan, lingkungan, keamanan, efisiensi dan/atau

m
ja
keandalan dari personel, lingkungan dan/atau fasilitas.

21
20
Dengan sengaja melakukan kontak dengan konduktor

ril
Ap
atau bagian sirkuit listrik berenergi dengan tangan, feet

7
l2
atau bagian tubuh lainnya dengan alat, probe atau

ga
ng
dengan peralatan uji, terlepas dari PPE dipakai

Ta
seseorang. Dua kategori bekerja pada adalah:

da
Work on Energized

Pa
y
 Pengujian diagnostik - Mengambil pembacaan atau

m
Electrical Conductors
nl
co
pengukuran peralatan listrik dengan peralatan
O
a.
or Circuit Parts in
pengujian yang disetujui tanpa perlu membuat
m
se
rta

li
perubahan fisik pada peralatan.
pe

da
U
@

en

 Perbaikan - Setiap perubahan fisik peralatan listrik


ra

rk
al
ut

te

(seperti membuat atau pengetatan koneksi,


ap

ak
rn
.s

tid

menghapus atau mengganti komponen).


an
te

en
hs

Semua dokumen yang terkait dengan pekerjaan yang


um
ik
In
k.
ok

harus dijaga di tempat kerja selama pekerjaan sedang


lm

D
ai

dilakukan. Paket pekerjaan (work pack) termasuk,


Em

Work Pack namun tidak terbatas pada, dokumen analisis bahaya


na
ng

(seperti JSA, dll), izin kerja dan dokumen pendukung


de

izin kerja (prosedur operasi, prosedur perawatan, dll).


ra
put
Sa

Sebuah dokumen yang menjelaskan secara rinci tugas-


ar
m

tugas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas


ha
D

Work Plans tertentu seperti lifting & rigging atau untuk


an

menyelesaikan suatu lingkup tertentu untuk pekerjaan


hs
Ik

multi-function/discipline seperti SIMOP.


eh
ol
k

Perlindungan maksimal terhadap gerakan tak terduga


eta
ic

atau aktivasi peralatan atau mesin, pelepasan tekanan


D

Zero Energy State yang tersimpan, atau aliran cairan atau gas saat
pemeliharaan atau perbaikan dilakukan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 178 dari 231

Lampiran 19 - Rujukan Dokumen dan Informasi Tambahan

2
A. Pengujian Atmosferik, Batas-Batas yang Dapat Diterima

:3
08
m
Tingkat Perlindungan Pernapasan

ja
Masuk yang Diperlukan

21
Aman Tidak

20
Gas untuk Saringan SCBA atau Boleh Keterangan

ril
Masuk Masuk

Ap
yang Mekanis Supplai
diukur 

7
Udara

l2
ga
Oksigen 19,5 sampai Tidak 16,5% - <16.5% or

ng
dengan Diperlukan >23,5 %

Ta
19,5%

da
23%

Pa
y
LEL 0-9% - - ≥ 10%

m
nl
co
O
a.
H2S < 5 ppm Tidak 5-100 ppm >100 ppm Konsentrasi aman untuk
Dibolehkan in masuk di bawah 5 ppm
m
se
rta

li harus sesuai dengan


pe

da
U

batasan waktu yang


@

en
ra

rk

diperkenankan
al
ut

te
ap

ak
rn

Benzena 0 ppm Lebih besar >6 ppm Data Tidak Perlindungan kulit
.s

tid
an

dari 0 sampai Tersedia diperlukan untuk


te

en
hs

dengan 5 mencegah terjadinya


um
ik
In
k.

ppm kontak
ok
lm

D
ai

Toluena < 50 ppm 51 sampai >251 ppm Data Tidak Perlindungan kulit
Em

dengan 250 Tersedia diperlukan untuk


a n

ppm mencegah terjadinya


ng

kontak. Gunakan
de
ra

kacamata pelindung
ut

terhadap bahan kimia


p
Sa

atau pelindung wajah


ar

keseluruhan untuk
m
ha

perlindungan mata.
D
an

Xilena < 100 ppm >101 sampai >301 ppm Data Tidak Perlindungan kulit
hs

dengan 300 Tersedia diperlukan untuk


Ik
eh

ppm mencegah terjadinya


ol

kontak. Gunakan
k
ta

kacamata pelindung
e
ic

terhadap bahan kimia


D

atau pelindung wajah


keseluruhan untuk
perlindungan mata.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 179 dari 231

Tingkat Perlindungan Pernapasan


Masuk yang Diperlukan

2
Aman Tidak

:3
08
Gas untuk Saringan SCBA atau Boleh Keterangan

m
yang Masuk Mekanis Supplai Masuk

ja
21
diukur  Udara

20
Karbon < 25 ppm Tidak >26 ppm Tidak

ril
Ap
Monoksid Dibolehkan Tersedia

7
l2
a

ga
Sulfur < 2 ppm >2 sampai 21-100 >100 ppm Perlindungan kulit

ng
Ta
Dioksida dengan 20 diperlukan untuk

da
ppm mencegah terjadinya

Pa
y
kontak. Gunakan

m
nl kacamata pelindung

co
O
a.
m
in terhadap bahan kimia
atau pelindung wajah
se
rta

li
keseluruhan untuk
pe

da
U
@

en

perlindungan mata.
ra

rk
al
ut

te

Amonia < 25 ppm >25 sampai >300 Data Tidak Perlindungan kulit
ap

ak
rn

dengan <300 Tersedia diperlukan untuk


.s

tid
an
te

ppm mencegah terjadinya


en
hs
um

kontak. Gunakan
ik
In
k.
ok

kacamata pelindung
lm

terhadap bahan kimia


ai
Em

atau pelindung wajah


n

keseluruhan untuk
a
ng

perlindungan mata.
de
ra

Klorin 0 Tidak >0 sampai >10 ppm Perlindungan kulit


ut
p

Dibolehkan dengan 9 diperlukan untuk


Sa

ppm mencegah terjadinya


ar
m

kontak. Gunakan
ha

kacamata pelindung
D
an

terhadap bahan kimia


hs

atau pelindung wajah


Ik

keseluruhan untuk
eh
ol

perlindungan mata.
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 180 dari 231

B. Surat Izin Kerja

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 181 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 182 dari 231

C. Gas Testing Log

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 183 dari 231

D. Entrant Log

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 184 dari 231

E. Downgraded Confined Space

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 185 dari 231

F. Rescue Plan

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 186 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 187 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 188 dari 231

G. Arc Flash & Shock Hazard Analysis

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 189 dari 231

H. Inspeksi Peralatan Pelindung Jatuh (Fall Arrest)

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 190 dari 231

I. Inspeksi Perancah

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
e ta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 191 dari 231

J. Inspeksi MEWP

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 192 dari 231

K. Inspeksi Tangga/Ladder

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 193 dari 231

L. WAH Plan

2
:3
WAH Plan Lokasi Kerja: Referensi No Ijin Kerja

08
………….(diisi) …………..(diisi)

m
ja
Deskripsi Pekerjaan:

21
20
(Gambar Sketch WAH Plan) Keterangan

ril
Ap
Legend:

7
l2
Life line

ga
ng
Lanyard Harness

Ta
Fall Arrest

da
Pa
Fall Restrain

y
m
nl Anchor Point

co
O
a.
in
m
se

Standby WAH Person


rta

li
pe

da
U

Scaffolder
@

en
ra

rk
al

Helper
ut

te
ap

ak
rn

Pulley
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.

Apakah memerlukan Rescue Plan? Ya Tidak


ok
lm

D
ai

Verifikasi dan Validasi Nama: Paraf:


Em

Checklist dilakukan oleh:


n
a
ng
de

Dibuat oleh: Direview oleh: Disetujui Oleh:


ra
p ut
Sa
ar
m

TTD TTD TTD TTD


ha
D

(nama) (Nama) (Nama) (Nama)


an
hs

WAH Competent
Ik

Pimpinan Tim Kerja


eh

Peminta Ijin Kerja Person (yang Permit Approver (PA)


(PTK)
ol

ditunjuk)
k
eta
ic
D

TTD TTD TTD TTD


(Nama) (Nama) (Nama) (Nama)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 194 dari 231

Kolom ‘Gambar Sketsa WAH Plan’ dilengkapi dengan:

2
1. Foto atau gambar lokasi tempat pekerjaan.

:3
08
2. Penentuan titik anchor point di lokasi kerja.

m
ja
21
3. Ketinggian tempat bekerja.

20
ril
4. Posisi Pekerja/scaffolder yang bekerja di ketinggian.

Ap
7
5. Posisi WAH Stand by Person dan helper.

l2
ga
6. Titik kaitan lanyard dari setiap langkah kerja.

ng
Ta
7. Sketsa tali lanyard dan tali lifeline/restrain system.

da
Pa
y
8. Area yang harus dibarikade.

m
nl
co
9. Tangga akses.
O
a.
in
m
se

10. Rencana rangkaian Perancah beserta jarak setiap platformnya, pagar


rta

li
pe

da
pengaman serta toe boards nya.
U
@

en
ra

rk

11. Jalur Listrik (bila ada).


al
ut

te
ap

ak
rn

Kolom ‘Keterangan’ dilengkapi dengan:


.s

tid
an
te

en
hs

1. Detail step by step pada saat akan dan pada saat Bekerja di Ketinggian.
um
ik
In
k.
ok
lm

2. Identifikasi langkah kritikal dimana potensi jatuh dan dropped object bisa terjadi.
D
ai
Em

3. Jumlah, tipe alat pelindung diri (APD) yang digunakan, fall restrain atau fall
n

arrest.
a
ng
de

4. Jumlah dan tipe peralatan bekerja di ketinggian yang digunakan.


ra
ut

5. Jumlah pekerja yang terlibat beserta role nya.


p
Sa

6. Jenis tali yang digunakan untuk safetyline/main line.


ar
m
ha

7. Data kekuatan titik anchor, kekuatan load bearing capacity struktur atap untuk
D

bekerja di atap.
an
hs
Ik

Tabel 18. Referensi penentuan kekuatan titik anchor.


eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 195 dari 231

M. BCP register dan Weekly Inspection

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 196 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 197 dari 231

N. SIMOPs Plan

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 198 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 199 dari 231

O. SIMOPs Checklist

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 200 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 201 dari 231

P. SIMOPs Log

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 202 dari 231

Q. Identifikasi dan underground utilities marking

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 203 dari 231

R. Pemeriksaan Harian Penggalian

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 204 dari 231

S. Detail Isolasi dan LOTO pada point isolasi

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 205 dari 231

T. Detail LOTO pada lockbox

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 206 dari 231

U. Pre & Post Dive Plan

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 207 dari 231

V. Lifting Plan

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 208 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 209 dari 231

W. Checklist Radiography

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 210 dari 231

X. Inspeksi Peralatan

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 211 dari 231

Y. Checklist Hydrotest

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 212 dari 231

Z. Gas Mapping Plan (Perencanaan Pemetaan Gas Testing)

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 213 dari 231

Lampiran 20 – Formulir Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

2
A. Commercial Diving

:3
08
m
Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

ja
21
Penyelaman Komersial (Commercial Diving)

20
ril
Ap
A. Periksa apakah ruang lingkup dan peralatan kerja sesuai dengan SIKA: ☐ Ya ☐ Tidak, jika tidak lakukan SWA/Intervensi

7
B. Untuk pengisian Tabel lihat Keterangan Pengisian Tabel dibawah.

l2
ga
Wewenang Mulai-Bekerja: Pastikan hal berikut tersedia dan diverifikasi sebelum mulai bekerja

ng
Ta
I. Pimpinan II. CMP III. CMP
Tindakan Keselamatan Penting Tim Kerja Verifier Verifier

da
Semua pekerja yang terlibat harus memastikan setiap tindakan dibawah. (inisial) (inisial) (revalidasi)

Pa
y
Saya telah memastikan bahwa:

m
nl
co
Prosedur yang disetujui telah tersedia untuk lingkup kerja penyelaman yang
1 direncanakan.
O
a.
in
m
Bahaya sudah diidentifikasi menggunakan penilaian resiko untuk lingkup kerja
se

2 penyelaman yang direncanakan.


rta

li
pe

da
Dokumentasi kontraktor penyelam yang sesuai, termasuk bridging document,
U

3 telah tersedia di lokasi kerja (on-site).


@

en
ra

rk

Persyaratan Isolation of Hazardous Energy (IHE) untuk operasi penyelaman


al
ut

te

4 telah dievaluasi.
ap

ak
rn
.s

Apakah penyelaman memerlukan IHE? ☐ Ya ☐ Tidak


tid
an

Jika Ya : Lengkapi IHE Start-Work Checks.


te

en
hs

Jika Tidak : Lanjutkan Langkah 5.


um
ik
In

Operasi penyelaman telah dievaluasi untuk aktivitas Marine Assurance.


k.

5
ok
lm

Apakah penyelaman memerlukan aktivitas Marine Assurance?


D

☐ Ya ☐ Tidak
ai

Jika Ya : Aktivitas verifikasi assurance telah dilakukan.


Em

Jika Tidak : Lanjutkan Langkah 6.


n

Persyaratan SimOps untuk operasi penyelaman telah dievaluasi.


a

6
ng

Apakah penyelaman melibatkan SimOps? ☐ Ya ☐ Tidak


de

Jika Ya : Verifikasi SimOps Plan telah tersedia.


ra

Jika Tidak : Lanjutkan Langkah 7.


ut

Komunikasi telah diperiksa antara semua pihak baik dari kapal, instalasi atau
p

7 lokasi kerja, dan rencana komunikasi telah disepakati.


Sa
ar

Stop dan cari bantuan jika ada safeguard di atas yang tidak tersedia
m
ha

Peran (Tulis) Nama Tanggal & Jam


D
an

CMP Verifier (Inisial/permulaan)


hs

CMP Verifier (Revalidasi)


Ik
eh

*Note: Daftar periksa penyelaman dilakukan oleh PTK yang memiliki pengetahuan tentang aktivitas Diving (diving supervisor) dan CMP
ol

verifier dilakukan oleh facility Representative dikarenakan lingkup pekerjaan yang sangat khusus.
k
ta

KETERANGAN PENGISIAN TABEL


e
ic
D

Urutan pengisian table:


1. Pimpinan Tim Kerja (PTK) mengisi kolom I
2. CMP Verifier mengisi kolom II untuk inisial/permulaan, setelah kolom I di isi
3. CMP Verifier mengisi kolom III untuk revalidasi
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 214 dari 231

Tindakan Keselamatan Penting (TKP)

2
:3
08
Penyelaman Komersial (Commercial Diving)

m
ja
21
Wewenang Mulai-Bekerja: Saya tidak akan mulai bekerja sampai saya yakin…

20
ril
Aksi Bagaimana (contoh)

Ap
Prosedur yang disetujui tersedia untuk  Hubungi Job Owner atau offshore/onshore diving SME/perwakilannya dan pastikan

7
1

l2
lingkup kerja penyelaman yang prosedur yang disetujui tersedia untuk pekerjaan yang direncanakan.

ga
direncanakan.  Tinjau prosedur yang terkait dengan penyelaman.

ng
Ta
Bahaya sudah diidentifikasi  Tinjau penilaian resiko/bahaya (risk/hazard assessment) yang terkait dengan
2

da
menggunakan penilaian resiko untuk penyelaman.
lingkup kerja penyelaman yang

Pa
y
direncanakan.

m
nl
 Pastikan dokumentasi kontraktor penyelam berikut tersedia:

co
Dokumentasi kontraktor penyelam
3
O
a.
yang sesuai, termasuk bridging  Diving Operations Manuals
document, telah tersedia di lokasi kerja  in
m
Emergency and Contingency Manuals
se
rta

(on-site).  Site specific emergency procedures


li
pe

da
 Pre- and post-dive checklists
U
@

en

 Dive and chamber record sheets


ra

rk

 Dive Log
al
ut

te

 Task-specific diving procedures


ap

ak
rn

 Equipment planned maintenance manuals


.s

tid


an

Dive System audit documentation


te

en
hs

 Pastikan bridging/interface document tersedia.


um
ik
In

 Pastikan tindakan darurat yang akan dilakukan (terhadap penyelaman atau asset)
k.
ok
lm

telah disepakati.
D
ai

 Hubungi Job Owner atau offshore/onshore diving SME/perwakilannya dan pastikan


Em

Persyaratan Isolation of Hazardous


4 Energy (IHE) untuk operasi jika isolasi diperlukan untuk penyelaman.
n

penyelaman telah dievaluasi.


a
ng

Operasi penyelaman telah dievaluasi  Hubungi Job Owner atau offshore/onshore diving SME/perwakilannya dan pastikan
de

5 untuk aktivitas Marine Assurance. marine assurance telah dilakukan (seperti kapal untuk bekerja pada asset Chevron
ra

telah disahkan MSRE)


p ut

 Pastikan uji coba kapal yang sesuai (seperti uji coba posisi dinamis masuk area)
Sa

telah dilakukan.
ar
m

Persyaratan SimOps untuk operasi  Hubungi Job Owner atau offshore/onshore diving SME/perwakilannya dan pastikan
6
ha

penyelaman telah dievaluasi. jika SimOps Plan diperlukan untuk operasi penyelaman.
D

 Tetapkan dan pastikan jalur komunikasi antara Otoritas Area dan Otoritas Pelaksana
an

Komunikasi telah diperiksa antara


7
hs

semua pihak baik dari kapal, instalasi (lokasi kerja).


Ik

atau lokasi kerja, dan rencana  Tetapkan metode komunikasi sekunder jika diperlukan (radio, telepon genggam,
eh

komunikasi telah disepakati. telepon satelit, dll.)


ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 215 dari 231

B. Confined Space Entry

2
:3
Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

08
Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry)

m
ja
21
A. Periksa apakah ruang lingkup dan peralatan kerja sesuai dengan SIKA: ☐ Ya ☐ Tidak, jika tidak lakukan SWA/intervensi

20
B. Untuk pengisian Tabel lihat Keterangan Pengisian Tabel dibawah

ril
Ap
Wewenang Mulai-Bekerja: Pastikan hal berikut tersedia dan diverifikasi sebelum mulai bekerja

7
l2
I. Pimpinan II. CMP III. CMP Verifier
Tindakan Keselamatan Penting

ga
Tim Kerja Verifier
Semua pekerja yang terlibat harus memastikan setiap tindakan dibawah. (inisial) (irevalidasi)

ng
(inisial)

Ta
Isolasi Energi Berbahaya

da
Saya telah memastikan bahwa:

Pa
y
Persyaratan Isolasi Energi Berbahaya) sudah dievaluasi sebelum masuk ke
1

m
dalam Ruang Terbatas.
nl
co
Apakah masuk Ruang Terbatas memerlukan IHE? ☐ Ya
O
☐ Tidak

a.
Jika Ya: Lengkapi juga CMP- IHE.
in
m
Jika Tidak: Lanjutkan Langkah 2.
se
rta

Sebelum Masuk Ruang Terbatas li


pe

da
U

Saya telah memastikan bahwa:


@

en
ra

rk

Kondisi atmosfer Ruang Terbatas berada dalam rentang batas yang


2
al
ut

te

diperbolehkan untuk masuk.


ap

ak

Oksigen: antara 19.5–23.5%


rn
.s

LEL: kurang dari 10%


tid
an

H2S: kurang dari 1 ppm


te

en

Gas lain yang diuji: _____________


hs
um
ik
In
k.

3 Frekuensi pengujian gas lanjutan telah ditetapkan.


ok
lm

D
ai

4 Ventilasi telah tersedia dan berfungsi.


Em

5 Entry Watch telah ditunjuk dan rencana komunikasi telah disepakati.


a n
ng

Semua pekerja yang masuk memakai peralatan penyelamatan (rescue) yang


6 diperlukan, sesuai dengan Rescue Plan.
de

Semua pekerja yang masuk sudah memenuhi persyaratan pelatihan (standard


ra

7 PHKT dan regulasi) dan dalam kondisi fit untuk masuk ruang terbatas
p ut

Stop dan cari bantuan jika ada safeguard diatas yang tidak tersedia.
Sa

Peran (Tulis) Nama Tanggal & Jam


ar
m

CMP Verifier (Inisial/permulaan)


ha

CMP Verifier (Revalidasi)


D
an

KETERANGAN PENGISIAN TABEL


hs

Urutan pengisian table:


Ik

1. Pimpinan Tim Kerja (PTK) mengisi kolom I


eh

2. CMP Verifier mengisi kolom II untuk


ol

inisial/permulaan, setelah kolom I di isi


k

3. CMP Verifier mengisi kolom III untuk revalidasi


eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 216 dari 231

Tindakan Keselamatan Penting (TKP)

2
:3
Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry)

08
m
ja
21
Wewenang Mulai-Bekerja: Saya tidak akan mulai bekerja sampai saya yakin…

20
Aksi Bagaimana (contoh)

ril
Ap
Isolasi Energi Berbahaya

7
 Periksa secara fisik lokasi kerja menggunakan diagram isolasi, P&IDs atau Process

l2
1 Persyaratan Isolasi Energi Berbahaya Flow Diagrams untuk mengidentifikasi potensi sumber energi dan bahan berbahaya.

ga
sudah dievaluasi sebelum masuk ke
dalam Ruang Terbatas.  Evaluasi apakah Ruang Terbatas memiliki potensi untuk mengandung atmosfer

ng
berbahaya yang aktual atau yang potensial.

Ta
 Evaluasi apakah Ruang Terbatas memerlukan lockout/tagout untuk menghilangkan

da
bahaya aktual atau potensial.
 Pastikan Ruang Terbatas diisolasi dari peralatan lain, pipa, dll. menggunakan metode

Pa
y
yang disetujui (seperti isolasi menggunakan blind)

m
nl
co
Sebelum Masuk Ruang Terbatas
O
a.
2 Kondisi atmosfer Ruang Terbatas  Minta Qualified Gas Tester untuk menjelaskan bagaimana mereka tahu gas detector
berada dalam rentang batas yang in
m
bekerja sesuai dengan desainnya.
se

 Perhatikan hasil pengujian gas awal dan pastikan hasilnya berada dalam ambang
rta

diizinkan untuk masuk. li


batas yang diizinkan.
pe

da
U

 Pastikan Qualified Gas Tester telah menguji lapisan gas atmosfer atas, tengah, bawah
@

en

(stratified atmosfer).
ra

rk
al
ut

te

3 Frekuensi pengujian gas lanjutan telah  Sebelum mulai bekerja, minta Qualified Gas Tester untuk menjelaskan frekuensi
ap

ak
rn

ditetapkan. pengujian gas lanjutan dan pastikan hasilnya didokumentasikan dalam permit.
.s

 Setelah pengujian gas awal, pastikan pekerjaan dimulai tidak lebih dari 30 menit.
tid
an
te

en

 Pastikan Ruang Terbatas memiliki ventilasi (secara alami dan/atau mekanikal) untuk
hs

4 Ventilasi telah tersedia dan berfungsi.


um
ik
In

mencairkan udara dari kandungan debu, asap, kabut, uap, gas, panas, dll.
k.

 Jika menggunakan ventilasi mekanikal, pastikan saluran fleksibel diatur sehingga tidak
ok
lm

ada ruang saluran yang terkurung.


D

 Pastikan ventilasi berlangsung secara terus menerus (continue).


ai
Em

 Pastikan peralatan ventilasi mekanikal di-bonding dan/atau di-grounding untuk


mencegah bahaya listrik statis.
n

 Pastikan saluran buangan ventilasi tidak berada di dekat sumber api (ignition source)
a
ng

dan tidak akan menarik udara kembali ke dalam Ruang Terbatas.


de

 Pastikan saluran udara masuk ventilasi tidak terpengaruh oleh kondisi angin/cuaca
dan tidak mengalami hambatan aliran udara.
ra
ut

5 Entry Watch telah ditunjuk dan  Pastikan seorang Entry Watch telah ditunjuk untuk bertugas dan berada di lokasi kerja.
p

 Minta Entry Watch untuk menjelaskan tanggung jawabnya, yang diantaranya


Sa

rencana komunikasi telah disepakati


termasuk:
ar

- Secara visual memantau pekerja di dalam Ruang Terbatas


m

- Mendokumentasikan pekerja masuk ke dalam dan keluar dari Ruang Terbatas


ha

- Memantau perubahan kondisi yang terjadi dari Ruang Terbatas


D

 Diskusikan rencana komunikasi dengan Entry Watch sebelum masuk Ruang Terbatas.
an

 Pastikan strategi komunikasi telah disepakati (seperti: sinyal tangan, radio, dll.).
hs

 Pastikan Rescue Plan ada di lokasi kerja dan telah dikomunikasikan dengan kru kerja.
Ik

6 Semua pekerja yang masuk memakai


peralatan rescue yang diperlukan,  Pastikan kru kerja memakai peralatan penyelamatan (rescue equipment) sesuai yang
eh

sesuai dengan Rescue Plan. dijelaskan di dalam Rescue Plan (seperti: harness, perangkat penarik).
ol
k

7 Semua pekerja yang masuk sudah  Pekerja sudah mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan, baik oleh internal perusahaan
ta

memenuhi persyaratan pelatihan


e

maupun dari peraturan/regulasi pemerintah terkait aktvitas masuk ruang terbatas


ic

(standard PHKT dan regulasi) dan  Pekerja sudah dinyatakan dalam kondisi fit untuk dapat melakukan aktivitas masuk
D

dalam kondisi fit untuk masuk ruang ruang terbatas


terbatas
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 217 dari 231

C. Pemutusan Pekerjaan Listrik

2
:3
Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

08
Pekerjaan Pemutusan Listrik

m
ja
21
20
A. Periksa apakah ruang lingkup dan peralatan kerja sesuai dengan SIKA : ☐ Ya ☐ Tidak, jika tidak lakukan SWA/intervensi

ril
B. Untuk pengisian Tabel lihat Keterangan Pengisian Tabel dibawah

Ap
7
Wewenang Mulai-Bekerja: Pastikan hal berikut tersedia dan diverifikasi sebelum mulai

l2
ga
bekerja
I. Pimpinan II. CMP III. CMP

ng
Tindakan Keselamatan Penting Tim Kerja Verifier Verifier

Ta
Semua pekerja yang terlibat harus memastikan setiap tindakan dibawah. (inisial) (inisial) (revalidasi)

da
Pa
Saya telah memastikan bahwa:

y
m
nl
Sirkuit/peralatan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang diidentifikasi dalam

co
1 rencana.
O
a.
in
Titik (-titik) isolasi diidentifikasi sesuai diagram dan/atau rencana (menggunakan
m
2
se

isolation plan, drawing, wire line atau oneline diagram).


rta

li
pe

da
Perangkat isolasi dipasang pada posisi yang diidentifikasi sesuai dengan diagram
3
U
@

dan/atau rencana.
en
ra

rk

Komponen listrik ditempatkan dalam kondisi aman secara elektrik (electrically


al
ut

4
te

safe condition).
ap

ak
rn

Titik (-titik) isolasi:


.s

tid

5
an

a. Dikunci dan/atau diberi label (tag); dan


te

en

b. Anak kuncinya dibawah kendali saya atau pengawas saya (berlaku hanya
hs
um

untuk Group Lock).


ik
In
k.
ok

Bahaya pada bagian sirkuit listrik hidup yang berdekatan sudah diidentifikasi dan
lm

6
D

dimitigasi.
ai
Em

Stop dan cari bantuan jika ada safeguard diatas yang tidak tersedia.
a n

Peran (Tulis) Nama Tanggal & Jam


ng
de

CMP Verifier (Inisial/permulaan)


ra

CMP Verifier (Revalidasi)


p ut

KETERANGAN PENGISIAN TABEL


Sa

Urutan pengisian table:


ar

1. Pimpinan Tim Kerja (PTK) mengisi kolom I


m
ha

2. CMP Verifier mengisi kolom II untuk


D

inisial/permulaan, setelah kolom I di isi


an

3. CMP Verifier mengisi kolom III untuk revalidasi


hs

4. CMP verifier adalah competent person


Ik

- Apabila pemutusan listrik dalam kondisi


eh

closure on maka dapat dilakukan oleh


ol

authorized standby person (misal : field


k

leader, operator, teknisi listrik, dll.)


eta

- Apabila pemutusan listrik dalam kondisi


ic

closure off, maka wajib dilakukan oleh


D

Qualified Electrical Person (teknisi listrik)


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 218 dari 231

Tindakan Keselamatan Penting (TKP)

2
:3
08
Pekerjaan Pemutusan Listrik

m
ja
21
Wewenang Mulai-Bekerja: Saya tidak akan mulai bekerja sampai saya yakin…

20
ril
Aksi Bagaimana (contoh)

Ap
 Pastikan peralatan yang akan dikerjakan sudah benar dengan menggunakan

7
Sirkuit/peralatan yang akan dikerjakan

l2
1 sesuai dengan yang diidentifikasi nomor tag atau penanda kabel.

ga
dalam rencana.

ng
Ta
Titik (-titik) isolasi diidentifikasi sesuai  Gunakan diagram isolasi dan/atau Equipment Isolation Procedure untuk
2 diagram dan/atau rencana. memastikan secara fisik bahwa semua isolasi sudah ada dan dilabeli atau ditandai.

da
Pa
 Pastikan semua switch terbuka atau tertutup sesuai diagram dan/atau rencana.

y
Perangkat isolasi dipasang pada posisi
3

m
yang diidentifikasi sesuai dengan
nl
 Pastikan Switchgear atau switch peralatan Motor Control Center (MCC) dikunci

co
diagram dan/atau rencana. dan dilabeli.
O
a.
in
 Pastikan kru sudah memeriksa peralatan secara fisik terkait potensi sumber energi
m
se

lain yang sebelumnya belum diidentifikasi atau diisolasi.


rta

li
pe

da
Komponen listrik ditempatkan dalam  Pakai PPE yang sesuai berdasarkan penilaian resiko shock & arc flash sampai
U

4
@

en

kondisi aman secara elektrik peralatan dipastikan tidak berenergi (pemutusan).


ra

rk

(electrically safe condition).


al

 Lakukan test untuk memastikan tidak ada tegangan listrik.


ut

te
ap

ak
rn

 Pastikan grounding sudah dilakukan sesuai rencana dan sesuai bagi gangguan
.s

tid
an

arus (fault current).


te

en
hs

Titik (-titik) isolasi:  Pastikan gembok, label atau perangkat pengaman terpasang pada semua titik (-
um
ik
In

5
k.

a. Dikunci dan/atau diberi label (tag); titik) isolasi.


ok
lm

dan  Pastikan anak kuncinya diamankan pada tempat yang ditentukan.


D
ai

b. Anak kuncinya dibawah kendali


Em

saya atau pengawas saya (berlaku


n

hanya untuk Group Lock).


a
ng
de

Bahaya pada bagian sirkuit listrik hidup  Jika bahan isolasi tidak tersedia, maka pasang bahan isolasi sementara seperti
ra

6
ut

yang berdekatan sudah diidentifikasi rubber matting atau screening.


p

dan dimitigasi.
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 219 dari 231

D. Pekerjaan Listrik Aktif

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 220 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 221 dari 231

E. Penggalian

2
:3
Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

08
Penggalian (Excavation)

m
ja
21
20
A. Periksa apakah ruang lingkup dan peralatan kerja sesuai dengan SIKA: ☐ Ya ☐ Tidak, jika tidak lakukan SWA/Intervensi

ril
Ap
B. Untuk pengisian Tabel lihat Keterangan Pengisian Tabel dibawah

7
l2
Wewenang Mulai-Bekerja: Pastikan hal berikut tersedia dan diverifikasi sebelum mulai bekerja

ga
Tindakan Keselamatan Penting I. Pimpinan II. CMP III. CMP

ng
Tim Kerja Verifier Verifier
Semua pekerja yang terlibat harus memastikan setiap tindakan dibawah.

Ta
(inisial) (inisial) (revalidasi)

da
Saya telah memastikan bahwa:

Pa
y
1 Fasilitas dibawah tanah (seperti: pipa, kabel listirk atau telekomunikasi) telah

m
diperiksa dan diberi tanda yang terlihat.
nl
co
O
a.
2 Peralatan penggalian menjaga jarak minimum clearance dari benda diatas kepala.
in
m
3 Area galian diamankan dan dipasang pembatas untuk mencegah akses masuk
se
rta

orang yang tidak diijinkan. li


pe

da
U

Titik Jeda: Lanjutkan jika pekerja masuk ke dalam galian


@

en
ra

rk

4 Galian telah dievaluasi untuk menentukan apakah galian termasuk sebuah Ruang
al
ut

te

Terbatas.
ap

Apakah galian merupakan Ruang Terbatas? ☐ Ya ☐ Tidak


ak
rn
.s

tid

Jika Ya: Lengkapi juga PmP- Masuk Ruang Terbatas.


an
te

Jika Tidak: Lanjutkan Langkah 5.


en
hs

Rescue Plan tersedia untuk melindungi pekerja yang masuk galian dari:
5
um
ik
In

a. Tertimbun;
k.
ok

b. Gas atmosfer berbahaya; dan


lm

c. Akumulasi air dalam galian.


ai
Em

6 Galian yang lebih dalam dari 1,2-meter (4 ft.) memiliki akses masuk dan jalan keluar.
an

Stop dan cari bantuan jika ada safeguard diatas yang tidak tersedia.
ng

Peran (Tulis) Nama Tanggal & Jam


de
ra

CMP Verifier (Inisial/permulaan)


p ut

CMP Verifier (Revalidasi)


Sa

KETERANGAN PENGISIAN TABEL


ar
m

Urutan pengisian table:


ha

1. Pimpinan Tim Kerja (PTK) mengisi kolom I


D

2. CMP Verifier mengisi kolom II untuk


an

inisial/permulaan, setelah kolom I di isi


hs

3. CMP Verifier mengisi kolom III untuk


Ik

revalidasi
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 222 dari 231

Tindakan Keselamatan Penting (TKP)

2
:3
Penggalian (Excavation)

08
m
ja
Wewenang Mulai-Bekerja: Saya tidak akan mulai bekerja sampai saya yakin…

21
20
Aksi Bagaimana (contoh)

ril
Fasilitas dibawah tanah Pastikan pihak terkait sudah diberitahukan tentang rencana penggalian agar mereka bisa
1

Ap
(seperti: pipa, kabel listirk mengidentifikasi fasilitas mereka (seperti: IT Infrastructure).
atau telekomunikasi) telah  Pastikan fasilitas bawah tanah teridentifikasi secara visual dengan menggunakan bendera atau cat.

7
diberi tanda yang terlihat.

l2
 Pastikan kedalaman dan lebar jalur pipa diketahui sebelum penggaliana dilakukan, atau cara non-

ga
mekanik dipakai untuk menemukan jalur pipa.

ng
Peralatan (berat)  Tanyakan anggota kru apakah mereka mengetahui secara pasti terkait lokasi, ketinggian dan tegangan
2

Ta
penggalian menjaga jarak dari kabel listrik diatas kepala.
minimum clearance dari 

da
Pastikan peralatan penggalian berada dalam jarak aman dari kabel listrik diatas kepala dengan:
benda diatas kepala.

Pa
- Menerapkan perhitungan jarak dengan kabel listrik di atas kepala (panjang lengan peralatan + tinggi

y
peralatan + minimal 10ft.),

m
nl
- Memakai goal posting barrier pada jalur kabel listrik di atas kepala

co
- Menjaga jarak minimum 6m (20 ft.) antara peralatan dengan sumber energi listrik yang tegangannya
O
a.
tidak diketahui
in
m
Area galian diamankan dan  Pastikan area penggalian teridentifikasi secara visual dengan pita kuning, terpal pembatas (silt fencing)
se

3
rta

dipasang pembatas untuk atau identifikasi visual lain. li


pe

da
mencegah akses masuk  Pastikan lokasi penggalian bebas dari akses orang yang tidak berwenang.
U
@

en

orang yang tidak diijinkan.  Pastikan seorang competent person menilai tipe tanah untuk menentukan penggalian.
ra

rk

 Pastikan tidak ada orang dalam bahaya line-of-fire (seperti: radius swing, sisi buangan galian).
al
ut

te

 Pastikan tidak ada pekerja yang dibolehkan masuk atau berada di dalam galian selama peralatan berat
ap

ak
rn

melakukan penggalian.
.s

tid


an

Pastikan hanya pekerja yang diperlukan berada di area tersebut.


te

en
hs

Titik Jeda: Lanjutkan jika pekerja masuk ke dalam galian


um
ik
In

 Pastikan area penggalian telah dievaluasi untuk menentukan apakah galian termasuk sebuah Ruang
k.

Galian telah dievaluasi


ok

4
lm

untuk menentukan apakah Terbatas (kedalaman parit lebih besar atau sama dengan 1,2m (4ft) dan akses masuk/keluar yang
D

galian termasuk sebuah terbatas).


ai

Ruang Terbatas.  Jika area penggalian termasuk sebuah Ruang Terbatas, ikuti standar Ruang Terbatas dan lengkapi
Em

PmP- Masuk Ruang Terbatas.


n

Rescue Plan tersedia untuk Tertimbun runtuhan (Cave-in)


a

5
ng

melindungi pekerja yang  System pelindung termasuk namun tidak terbatas pada bracing, shoring, underpinning, benching,
de

masuk galian dari: retaining devices atau shield systems.


a. Tertimbun;  Pastikan inspeksi harian dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya dan perubahan kondisi.
ra

b. Gas atmosfer berbahaya;  Pastikan kru akan melaporkan runtuhan tanah, kontaminasi, akumulasi air atau fasilitas yang
p ut

dan ditemukan saat penggalian.


Sa

c. Akumulasi air dalam galian. Atmosfer berbahaya


ar

 Minta dilakukan pengujian gas jika anda menemukan bau gas, kebocoran atau peralatan yang tidak
m

diduga sebelumnya.
ha

 Minta Qualified Gas Tester untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui gas detector bekerja
D

sesuai dengan desainnya.


an

 Amati hasil pengukuran gas awal (initial gas testing) dan pastikan hasilnya berada dalam batas yang
hs

diizinkan.
Ik

 Pastikan frekuensi pengujian gas lanjutan didokumentasikan dalam permit sebelum memulai
eh

pekerjaan.
ol

 Pastikan pekerjaan dimulai tidak lebih dari 30 menit setelah pengujian gas awal (initial gas testing)
k

dilakukan.
ta

 Pastikan Qualified Gas Tester telah menguji lapisan gas atmosfer bawah, tengah dan atas (stratified
e
ic

atmosphere)
D

Akumulasi air
 Pastikan kru akan melakukan inspeksi harian untuk mengidentifikasi bahaya dan perubahan kondisi.
Galian yang lebih dalam  Pastikan ada jalur keluar/masuk yang aman ketika memasuki sebuah galian dengan kedalaman lebih
6 dari 1,2-meter (4 ft) besar dari 1,2-meter (4ft), sampai 7,6-meter (25 ft) dalam arah lateral.
memiliki akses masuk dan  Contohnya: tangga (ladder, stairway), jalur landai (ramp, sloping) untuk jalur keluar/masuk yang aman.
jalan keluar.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 223 dari 231

F. Hot Work

2
:3
08
Cek Memulai Pekerjaan (CMP)

m
ja
Kerja Panas (Hot Work)

21
20
 Periksa apakah ruang lingkup dan peralatan kerja sesuai dengan SIKA: ☐ Ya ☐ Tidak, jika tidak lakukan SWA/Intervensi

ril
Ap
 Untuk pengisian Tabel lihat Keterangan Pengisian Tabel dibawah

7
l2
Wewenang Mulai-Bekerja: Pastikan hal berikut tersedia dan diverifikasi sebelum mulai bekerja

ga
I. Pimpinan II. CMP III. CMP Verifier

ng
Tindakan Keselamatan Penting Tim Kerja Verifier (revalidasi)
Semua pekerja yang terlibat harus memastikan setiap tindakan dibawah.

Ta
(inisial) (inisial)

da
Isolasi Energi Berbahaya

Pa
Saya telah memastikan bahwa:

y
m
Persyaratan Isolasi Energi Berbahaya sudah dievaluasi sebelum Kerja Panas
1
nl
co
dilakukan.
Apakah Kerja Panas memerlukan IHE? ☐ Ya ☐ Tidak
O
a.
Jika Ya: Lengkapi juga CMP- IHE.
in
m
JIka Tidak: Lanjutkan Langkah 2.
se
rta

Kerja Panas li
pe

da
U

Saya telah memastikan bahwa:


@

en

Kondisi atmosfer berada dalam rentang batas yang diizinkan sebelum Kerja
ra

rk

2
al

Panas dilakukan.
ut

te

Oksigen: antara 19.5–23.5%


ap

ak
rn

LEL: kurang dari 10%


.s

tid

H2S: kurang dari 1 ppm


an
te

Gas lain yang diuji: _____________


en
hs
um

Frekuensi pengujian gas lanjutan telah ditetapkan.


ik

3
In

a. Perencanaan pemetaan gas disediakan (jika diperlukan)


k.
ok

b. Mengukur kondisi atmosfer setiap titik pemetaan sesuai dengan frekuensi


lm

pengujian
ai

4
Em

Saluran air, bukaan, dan ventilasi disegel.


n

5 Semua bahan mudah terbakar telah disingkirkan, ditutup atau disiram air.
a
ng

Peralatan pemadam kebakaran telah diperiksa dan berada di lokasi Kerja


6
de

Panas berlangsung.
ra

7 Penyebaran panas, kerak, atau percikan api hasil Kerja Panas akan dikontrol.
p ut

8 Fire Watch khusus berada di tempat kerja.


Sa
ar

Stop dan cari bantuan jika ada safeguard diatas yang tidak tersedia.
m

Peran (Tulis) Nama Tanggal & Jam


ha

CMP Verifier (Inisial/permulaan)


D

CMP Verifier (Revalidasi)


an
hs

KETERANGAN PENGISIAN TABEL


Ik

Urutan pengisian table:


eh

1. Pimpinan Tim Kerja (PTK) mengisi kolom I


ol

2. CMP Verifier mengisi kolom II untuk


k
ta

inisial/permulaan, setelah kolom I di isi


e

3. CMP Verifier mengisi kolom III untuk revalidasi


ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 224 dari 231

2
Tindakan Keselamatan Penting (TKP)

:3
08
Kerja Panas (Hot Work)

m
ja
21
Wewenang Mulai-Bekerja: Saya tidak akan mulai bekerja sampai saya yakin…

20
Aksi Bagaimana (contoh)

ril
Ap
Isolasi Energi Berbahaya

7
l2
Persyaratan Isolasi Energi Berbahaya  Pastikan semua potensi sumber energi telah diidentifikasi, diisolasi, serta dikunci

ga
1 sudah dievaluasi sebelum Kerja Panas dan dilabeli.

ng
dilakukan.  Pastikan system telah dibilas, dikeringkan atau dibersihkan untuk menyingkirkan

Ta
bahan atau gas mudah terbakar.

da
Pa
Kerja Panas

y
m
2
Kondisi atmosfer berada dalam
nl
 Minta Qualified Gas Tester untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui gas

co
rentang batas yang diizinkan sebelum detector bekerja sesuai dengan desainnya.
O
a.
Kerja Panas dilakukan.  Amati hasil pengukuran gas awal (initial gas testing) dan pastikan hasilnya berada
in
m
dalam batas yang diizinkan.
se
rta

 Pastikan Qualified Gas Tester telah melakukan pengujian gas atmosfer termasuk
li
pe

da
U

pada:
@

en

- Semua bukaan di bawah atau di atas area Kerja Panas.


ra

rk
al
ut

te

- Minimum 10 meter di sekitar area Kerja Panas.


ap

ak
rn

 Pastikan frekuensi pengujian gas lanjutan dengan memeriksa Kerja Panas Permit.
.s

Frekuensi pengujian gas lanjutan telah


tid

3
an

ditetapkan.  Pastikan pekerjaan Kerja Panas dimulai tidak lebih dari 30 menit setelah pengujian
te

en
hs

gas awal (initial gas testing) dilakukan.


um
ik
In

 Perencanaan pemetaan gas disediakan untuk mengetahui area atau titik yang akan
k.
ok
lm

diukur kondisi atmosfernya (jika diperlukan)


D
ai

 Mengukur kondisi atmosfer setiap titik pemetaan sesuai dengan frekuensi pengujian
Em

Saluran air, bukaan, dan ventilasi  Amati saluran buangan (drain) di sekitar area Kerja Panas dan pastikan drain
n

4
a

disegel. tersebut dikunci atau ditutup rapat.


ng

 Amati venting di sekitar area Kerja Panas dan pastikan venting diarahkan menjauh
de

dari area kerja atau diisolasi.


ra

 Amati area sekeliling untuk mengidentifikasi celah atau bukaan dari tangki atau pipa,
p ut

dan pastikan mereka ditutup.


Sa

Semua bahan mudah terbakar telah  Amati area sekeliling 10 meter dan pastikan semua bahan mudah terbakar telah
ar

5 disingkirkan, ditutup atau disiram air. disingkirkan atau cara lain dipakai untuk menutup, mengurung atau membuatnya
m
ha

tetap basah.
D

Peralatan pemadam kebakaran telah  Tinjau Kerja Panas Permit dan pastikan peralatan pemadam kebakaran yang ditulis
an

6 diperiksa dan berada di lokasi Kerja dalam permit berada di lokasi kerja dan berfungsi.
hs

Panas berlangsung.
Ik
eh

Penyebaran panas, kerak, atau  Pastikan fire blanket dipakai untuk menutupi bahan mudah terbakar.
7
ol

percikan api hasil Kerja Panas akan  Pastikan pembatas tersedia untuk mencegah percikan api menggapai sumber
k

dikontrol.
ta

potensi bahan mudah terbakar.


e
ic

Fire Watch khusus berada di tempat  Pastikan Fire Watch telah ditunjuk dan berada di tempat pekerjaan berlangsung.
D

8 kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 225 dari 231

G. Isolasi Energi Berbahaya

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 226 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 227 dari 231

H. Lifting & Rigging

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 228 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 229 dari 231

I. Working at Height

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 230 dari 231

2
:3
08
m
ja
21
20
ril
Ap
7
l2
ga
ng
Ta
da
Pa
y
m
nl
co
O
a.
in
m
se
rta

li
pe

da
U
@

en
ra

rk
al
ut

te
ap

ak
rn
.s

tid
an
te

en
hs
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : QHSSE NOMOR : B6-016/KT1040/2020-S9
REVISI KE :2
JUDUL : PRAKTIK KERJA AMAN (SAFE BERLAKU TMT : 5 Agustus 2020
WORK PRACTICE)
HALAMAN : 231 dari 231

Lampiran 21 - Formulir Catatan Perubahan Dokumen

2
:3
08
Alasan Items Tanggal Revisi Diubah Oleh Diketahui Oleh
No

m
Perubahan Perubahan Perubahan Ke

ja
Nama Paraf Nama Paraf

21
20
1. Perubahan Tanda

ril
Ap
Organisasi tangan Yus A.

7
pengesahan, 23 Januari Sandy

l2
1

ga
Perubahan 2019 Zahaf

ng
nama Enos P.

Ta
jabatan.

da
Pa
2. Tata Kerja 5 Agustus 2 Yus A Bakhtiar

y
Review untuk

m
Izin Kerja, 2020 N.C.
beberapa tata nl
co
Tata Kerja
O
a.
kerja dan in
MKJSA, Tata
m
penyesuaian
se
rta

Kerja Lifting li
terhadap
pe

da
& Rigging,
U
@

en

perubahan
Tata Kerja
ra

rk

pada Tata
al
ut

te

Bekerja di
ap

ak

Kerja dan
rn
.s

Ketinggian
tid

dokumen
an
te

(WAH)
en
hs

terkait
um
ik
In
k.
ok
lm

D
ai
Em
na
ng
de
ra
put
Sa
ar
m
ha
D
an
hs
Ik
eh
ol
k
eta
ic
D

Anda mungkin juga menyukai