Anda di halaman 1dari 16

0/5 ~ 1

MILIK: AKP Dr.UTOMO BUDIDARMO, M.KES H IV

Da
P
e
3 n
u
li
s
a
n
S
t
a
t
u
s
O
b
s
t
e
tr
i.....
P
e
n
u
r
u
NOTES ON OBSTETRY n
a
Originally by: n
Dian Indah Purnama K
Isilo Version by: e
Utomo Budidarmo p
a
l
a
1
......
L
a
p
o
r
a
n
P
a
rt
Partus Percobaan(*) .................................................................... 29
u
CPD (*) ............................................................................................ 29 s
S
VBAC SCORE ( VAGINAL BIRTH AFTER SC ) ...................... 30 3 p
Skor Weinstein ............................................................................. 31 o
Hiperemesis Gravidarum ........................................................... 32 n
t
Bagan Penanganan Atonia Uteri.............................................. 33
a
Penatalaksanaan Retensio Urin ............................................... 34 n
Induksi Misoprostol..................................................................... 35 ......
Induksi Folley Catether .............................................................. 36 I
n
Cara-Cara Penghitungan (?) ..................................................... 37 s
Paracervical Block....................................................................... 37 tr
u
Manual Placenta ........................................................................... 37
k
Skor VBAC ...................................................................................... 38 s
VBAC Flamm-Geiger ..................................................................... 39 i
2
j
Penulisan Status Obstetri a
TFU : 3 jbpst / ½ pst-simfisis / dll atau …cm, pu (ki/ka) , O, m

TBJ….gr, kontraksi -/ +, djj 140 – 144 dpm p


I : V / U tenang o
s
Io : portio licin, livid, ostium tertutup / terbuka, t
fluksus + / -, darah mengalir dari ostium ( - ). p
a
Vt : portio kenyal, arah belakang, panjang 2 cm, ø 1 cm,
rt
ketuban + / -. u
Kepala H I/ II – II / III – IV, SSL ( sutura sagitalis lintang ) m
:.....
Penurunan Kepala
5/5
4/ 5 ~ H I
3/ 5 ~ H I – II
2/ 5 ~ H II
1/ 5 ~ H III
Laporan Ekstraksi Forseps...........................................5
Laporan Ekstraksi Vakum............................................ 7
Laporan Seksio Cesarea.............................................. 9
Laporan Operasi KET.................................................10
Laporan Kuretase......................................................12
2
Laporan Partus Spontan Gemelli.................................13
Laporan Partus Cara Burn Marshall............................. 14
Laporan Operasi Histerotomi...................................... 16
Contoh USG / Konsul USG Fetomaternal......................17
Pelvimetri Klinik........................................................17
Pemantauan Pasien In Partu....................................... 18
Frekuensi Auskultasi................................................. 18
7 hal yang harus diperhatikan post partum...................18
syarat bayi rawat gabung........................................... 19
Laserasi perineum / jalan lahir.................................... 19
Apgar Score..............................................................19
Interpretasi Hasil APGAR 1’ & 5 ‘.................................20
Induksi Persalinan.....................................................20
Obat-obatan Uterotropik (*).........................................21
Skor Tokolitik (?).......................................................22
Fungsi Dinamik Janin-Plasenta (FDJP).........................23
Fibroacoustic stimulation ( VAS )................................ 24
Indeks cairan amnion.................................................24
Pelvic Score..............................................................24
Bishop Score............................................................24
Zatuchni-Andros Score.............................................. 25
Penilaian Asam Basa................................................. 25
Magnesium sulfat (MgSO4).........................................26
Air Ketuban (?)..........................................................27
Lecitin – spingomielin................................................28

Laporan Partus Spontan

Tanggal……
Jam………..
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his
- Kepala janin turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga
tampak di vulva
- Perineum meregang
- Tampak suboksiput di bawah simfisis. Dengan suboksiput
sebagai hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal
sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu, dan seluruh
kepala
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa
- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan
ke depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian 4
seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokanter
depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai
Jam………
- Lahir spontan bayi (laki-laki / perempuan), BB….gram,
PB…..cm, AS…/…
- Air ketuban jernih, jumlah cukup
- Bayi dikeringkan dan diselimuti
- Tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

Jam………
- Lahir spontan plasenta lengkap ….gram, ukuran (p) x
(l) x (t) cm, PTP…cm

4
- Insersio (sentralis/lateralis), robekan - Dilakukan wandering, setelah diyakini tidak ada jaringan
(sentralis/lateralis)
- Dilakukan masase fundus, kontraksi uterus baik yang terjepit, dilakukan penguncian forseps, mudah
- Pada eksplorasi jalan lahir selanjutnya didapatkan - Dilakukan traksi mendatar dan anterior
perineum (intak/ruptur sesuai grade I/II/III/IV), dilakukan - Perineum meregang, dilakukan episiotomi mediolateral
jahitan hemostasis, (bila grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m.
- Tampak kepala bayi lahir oksiput anterior, dahi, muka,
sfingter ani eksternus), jelujur mukosa vagina dan subkutikuler
perineum dagu, dan seluruh kepala, forseps dilepas.
- Perdarahan kala III – IV …ml - Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa steril dan
5
penghisap De Lee
Instruksi 2 jam postpartum: - Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke
- Observasi TNSP, kontraksi dan perdarahan
- Mobilisasi dini depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian
- Diet TKTP (bila ruptur perineum grade III - IV: diet seluruh lengan
tinggi serat dan banyak minum) - Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter
- Motivasi ASI – KB
depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai.
- Hygiene vulva dan perineum
- Pindah ruang (rawat / rawat gabung) 6
- (Bila ruptur grade III – IV: th/ antibiotika dan Jam….
laksatif) - Lahir bayi (laki – laki/perempuan) , BB … gr, PB .. cm, AS
../…
Laporan Ekstraksi Forseps - Air ketuban jernih, ,jumlah cukup
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im
- Pasien dalam posisi litotomi
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali.
- A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya
Jam..…
- Kandung kemih dikosongkan
- Lahir spontan plasenta lengkap … gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm
- Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap,
- Insersio lateralis, robekan sentralis
ketuban (-), Kepala Hodge III-IV, UUK….
- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik
- Dilakukan prerekonstruksi di depan vulva bagaimana
- Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi sesuai
forseps akan dipasang
ruptur perineum grade (I/II/III/IV), dilakukan jahitan hemostasis, (bila
- Dipasang forseps kiri, mudah
grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m. sfingter ani eksternus), jelujur
- Dipasang forseps kanan, biparietal terhadap kepala janin,
mukosa vagina dan subkutikuler perineum
mudah - Perdarahan kala III – IV … cc.

Laporan Ekstraksi Vakum

- Pasien dalam posisi litotomi


- A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya - Lahir spontan plasenta lengkap … gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm
- Kandung kemih dikosongkan - Insersio lateralis, robekan sentralis
- Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, - Dilakukan masase fundus, kontraksi baik
ketuban (-), Kepala Hodge III-IV, UUK…. - Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi
- Dipasang mangkok silikon no… antara sutura sagitalis sesuai ruptur perineum grade…., dilakukan jahitan
sedekat mungkin dengan UUK hemostasis, …….(dst)
- Setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dibuat - Perdarahan kala III – IV … cc.
tekanan negatif 0,7 kg/cm2 dan dipertahankan selama 2
menit.
- Kembali diyakini tidak ada jaringan yang terjepit,
dilakukan traksi definitif bersamaan dengan his
- Perineum meregang
- Tampak kepala bayi lahir, tekanan diturunkan, mangkok
dilepas. 7
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa
- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke
depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian
seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter
depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai. 8

Jam:….
- Lahir bayi (laki – laki/perempuan) , BB … gr, PB .. cm, AS
9/10
- Air ketuban jernih, ,jumlah cukup
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan
dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali.
Jam:…

8
Laporan Seksio Cesarea Instruksi Pasca Bedah:
1. Observasi TNSP, kontraksi, tiap 30 menit selama dua jam pertama
- Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal / umum) 2. Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse
- A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya 3. (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah bising usus
- Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm / pfannenstiel 8 cm) ( / pada anestesi spinal: realimentasi dini)
- Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidus 4. (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi spinal:
- Plika vesikouterina disayat semilunar, kandung kemih disisihkan ke immobilisasi 24 jam)
bawah 5. Medikamentosa:
- SBU disayat, ditembus dan dilebarkan secara (tajam / tumpul) berbentuk - Kedacillin 1 gr IV - Voltaren/Profenid/Tramal supp
(semilunar / U) - Pada PEB lanjutkan tatalaksana PEB
- Dengan (menarik kepala / menarik kaki / dengan forseps / vakum), Pada CPD tuliskan: DBP:…, lingkar kepala:…, pelvimetri klinis
dilahirkan bayi (laki/perempuan),…gr, …cm, AS…/… (terdapat lilitan tali pasca operasi:….
pusat…kali di leher)
- Air ketuban (jernih/kehijauan/hijau kental), (berbau/tidak) Laporan Operasi KET
- Plasenta berimplantasi di (fundus/korpus depan/belakang) (meluas ke
bawah sampai menutupi OUI / mencapai tepi OUI / mendekati OUI + …cm) - Pasien terbaring di atas meja operasi dalam anesthesia
- Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap (spinal/umum)
- Kedua ujung SBU dijahit hemostasis, luka SBU dijahit dengan - A dan antisepsis lapangan operasi dan sekitanya
(jelujur selapis/dua lapis/tiga lapis) dengan (Vicryl no.1/catgut - Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm/ pfannenstiel 8 cm)
- Setelah peritoneum dibuka (tampak bekuan darah dan darah
no../…) 9 berwarna merah segar / kehitaman banyaknya …cc, dikeluarkan)
- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonisasi - (Pada eksplorasi tuba dimana kelainan terletak) pada eksplorasi
tampak massa pada tuba (kiri/kanan)
dengan plika vesikouterina dengan chromic catgut 2.0
dengan ukuran p x l x t cm, berasal dari pars…. Yang
- Pada eksplorasi, kedua tuba dan ovarium dalam batas normal
(masih/tidak berdarah), ovarium (kiri/kanan) dalam
- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup
batas normal.
lapis demi lapis, fasia dengan jahitan (satu-satu/jelujur) dengan
- (pada tuba dan ovarium kontralateral): Tuba
(vicryl/…no.1), kulit dengan jahitan (satu-satu dengan Zyde 2.0 /
(kanan/kiri) dan ovarium (kanan/kiri) dalam batas
subkutikuler dengan chromic catgut 2.0)
normal
- Perdarahan selama operasi…ml
- (bila salpingektomi): Dilakukan salpingektomi
Keadaan post operasi: (kiri/kanan) dengan cara menjepit, memotong, dan
- Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-)
- TD… FN… FP…. Suhu… menjahit hemostasis
- (bila salpingostomi): Dilakukan salpingostomi
(kiri/kanan)
9 - Diyakini tidak ada perdarahan

10

- Rongga abdomen dicuci dengan NaCl 0,9% hangat Laporan Kuretase


sebanyak …liter
- Sekali lagi diyakini tidak ada perdarahan - Pasien dalam posisi litotomi dalam analgesi neuroleptik
- Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, , fasia dengan - A dan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya
jahitan (satu-satu/jelujur) dengan (vicryl/…no.1), kulit dengan jahitan - Kandung kemih dikosongkan / diyakinkan kosong
(satu-satu dengan Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut - Dipasang spekulum bawah dan atas
2.0) - Dipasang tenakulum pada bibir porsio jam 12
- Perdarahan selama operasi…ml - Sondase masuk ….cm, arah uterus retro / antefleksi
- Dengan cunam abortus dikeluarkan jaringan ukuran……, kesan
Keadaan post operasi: hasil konsepsi. Jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA
- Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-) - Dengan kuret tajam korpus uteri dibersihkan secara sistematis,
- TD… FN… FP…. Suhu… dikeluarkan jaringan sebanyak ….cc secara sistematis, jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA
- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan
Instruksi Pasca Bedah: - Porsio dicuci dengan betadin
- Observasi TNSP tiap 30 menit selama dua jam pertama - (Jika ada perdarahan: ….cc, dipasang tampon, tampon dibuka
- Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse saat …)
- (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah
bising usus (+) / pada anestesi spinal: Pasca tindakan:
realimentasi dini) - observasi (tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
- (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi pada 1 jam kedua) keadaan umum…., tekanan darah….., frekuensi nadi….., frekuensi
spinal: immobilisasi 24 jam) nafas….., suhu….., perdarahan…., tanda akut abdomen…..
- Medikamentosa:
o Kedacillin 1 gr IV
o Voltaren/Profenid/Tramal supp 11

12

11
Laporan Partus Spontan Gemelli
Jam : ...... WIB
Tanggal : ............ - Lahir bayi II spontan perempuan, BB 2900g, PB 47cm, AS 9/10
Jam : ...WIB - Air ketuban hijau encer, jumlah cukup.
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his. - Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong
- Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva - Ibu disuntik oksitosin 10 IU im
- Perineum meregang, - Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
- Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai .
hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut Jam : ........ Wib
lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala. - Lahir spontan plasenta lengkap, berat + 750 gr, ukuran + 20x19x 3cm, PTP
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa. I + 45 cm, PTP II + 50 cm.
- Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, - Plasenta: 2 buah menjadi satu, diamnion dikorion.
dilahirkan bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan - Dilakukan masase fundus, kontraksi baik
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan - Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan luka perineum sesuai dengan
belakang, kemudian seluruh tungkai ruptur perineum derajat II. Dilakukan jahitan hemostasis dan jelujur mukosa vagina
dan subkutikuler kulit perineum dengan vicryl rapid 2.0
Jam : ...... WIB - Perdarahan kala III-IV 200 cc
- Lahir bayi I spontan laki-laki, BB 2500 g, PB 46cm, AS 9/10
- Air ketuban hijau encer, jumlah cukup.
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong
- Periksa luar: janin kedua letak memanjang dengan presentasi
kepala.his 3x/10/40krb Laporan Partus Cara Burn Marshall
- Periksa dalam: pembukaan lengkap, selaput ketuban (+), kepala H
II-III  ketuban dipecahkan  air ketuban kehijauan encer tidak teraba tali Tanggal : ..............
pusat. Jam : ................
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his.
- Ibu dibantu /didampingi meneran sesuai dengan datangnya his
- Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva
- Perineum meregang. - Bokong turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva
- Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai - Perineum meregang dilakukam episiotomi mediolateral
hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut - Dengan fleksi lateral dilahirkan berturut-turut bokong, tungkai atas dan
lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala. bawah
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa. - Mengedan lagi lahir bahu depan, belakang sampai batas rambut
- Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, belakang.
dilahirkan bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan - Secara Burn Marshal kedua kaki dipegang ke arah perut
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan
ibu, dan dengan bantuan perasat Wigan Martin Winckle
belakang, kemudian seluruh tungkai
13 lahir berturut turut dagu, mulut, dahi dan seluruh kepala.
- Jalan nafas dibersihkan
13

14

Jam : ..................
- Lahir spontan bayi laki-laki , BB 2860 gr, PB 47 cm AS 7/10 16
- Air ketuban jernih, jumlah sedikit
- Tali pusat dijepit dan dipotong, bayi dibawa ke radiant
warmer dikeringkan,diposisikan dan dilakukan rangsang taktil, bayi Laporan Operasi Histerotomi
tidak menangis. HR> 100, dilakukan VTP, bayi kemerahan, - Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anastesi spinal
menangis, diberikan O2 aliran bebas, bayi menangis kuat - Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM - Insisi pfannenstiel mengikuti parut luka lama, terdapat perlekatan antara fasia, otot, dan
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali peritoneum, dibebaskan secara tajam.
- Setelah peritoneum dibuka tampak uterus gravidus, SBU bebas perlekatan
Jam : ................. - Plika vesikouterina disayat semiluner, kandung kemih disisihkan ke bawah
- Dilakukan satu jahitan pada SBU sebagai penanda batas bawah sayatan longitudinal
- Lahir spontan plasenta lengkap 500 gr, ukuran 17x18x3
- Dilakukan insisi low longitudinal, ditembus secara tumpul, dilebarkan secara tajam
cm, PTP 52 cm - Dengan menarik kaki lahir bayi laki-laki, 600 gram, mati belum bermaserasi
- Insersio lateralis, robekan lateralis - Air ketuban habis, tidak berbau
- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik - Uterus dikeluarkan, tampak pada daerah fundus kebiruan, tempat implantasi plasenta
- Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan perineum ruptur - Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta belum lahir, tali pusat putus, dilakukan manual
grade III, dilakukan jahitan satu-satu pada m.sfingter ani, jahitan plasenta, kesan plasenta adhesiva. Plasenta lahir lengkap.
hemostasis dan aproksismasi secara jelujur pada mukosa vagina - Pada daerah fundus belakang kiri dinding uterus sangat tipis, tempat implantasi plasenta tidak
dan perineum, kulit dijahit sub kutikuler dengan safil 2.0 berdarah, diberikan uterotonika oksitosin,methergin, dan misoprostol 600 mcg sub lingual
- Kedua ujung luka uterus dijahit hemostasis dengan kromik no. 1. Luka uterus dijahit 3 lapis
- Perdarahan kala III-IV 200 cc dengan Vicryl no. 1
- Pada eksplorasi selanjutnya pada daerah fundus kiri tampak hematom uk. 5x4 cm, tampak pula
hematom pada daerah mesosalping kiri uk.6x5cm. Konsul pada konsulen (dr. Budi W,SpOG/dr.
Yudianto, SpOG/dr. Gatot, SpOG) hematom kemungkinan terjadi karena implantasi plasenta pada
daerah kornu, lakukan jahitan hemostasis pada arteri uterina cabang ovarika.
- Informed consent pada keluarga tindakan tersebut.
- Selanjutnya dilakukan jahitan hemostasis pada arteri uterina cabang ovarika dan jahitan satu-
satu pada hematoma pada daerah kornu kiri
-Dalam observasi selanjutnya hematom pada daerah mesosalping tidak membesar
- Rongga abdomen dicuci dengan NaCl + 500 cc
- Diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, fascia dengan
vicryl no.1 jelujur, kulit dijahit dengan vicryl 3.0 subkutikuler
- Perdarahan selama operasi 700 ml.
Keadaan pasca operasi :
KU baik, CM, muntah (-), refleks (+), sianosis (-), sesak (-)
TD : 100/60 mmHg, N : 82 x/mnt, P : 20x/mnt , S : 36,7°C
Instruksi pasca operasi :
1. Observasi TNP pasca operasi, kontraksi dan perdarahan per jam, suhu per 4 jam
2. Cek DPL post op, transfusi jika Hb < 8 gr/dl
15 2. Realimentasi dini
3. Immobilisasi 24 jam
4. Medikamentosa : - Clavamox 1,3 g iv - Kaltrofen supp 3x200 mg

16
15
Contoh USG / Konsul USG
17
R
e
Fetomaternal Kepada yth, konsulen fetomaternal s
p
ir
Mohon pemeriksaan USG FM pd NY…., …th G…P...A… hamil a
ti
klinis aterm. HTA…. Untuk konfirmasi umur kehamilan dan oT
biometri janin. ni r
( dL e
Adakah kelainan congenital mayor. uae g
Atas bantuannya BTK skmu
aaa l
hdh e
Konsulen poli, aa, r,
tim
de
Mohon penilaian biometri, letak janin, plasenta, adakah lilitan p an
tali pusat/ kelainan congenital mayor. e ka
Atas bantuannya BTK r bn
n eg
a( ri
Konsulen poli, f a as
ap t k
sn ue
Pelvimetri Klinik ao rr
ne aa
) ) ns
( pada G1, Belum pernah spontan, TBJ sekarang > sebelumnya)
Promontorium tidak teraba
DI ( distantia interspinatum ) > 9,5
19
cm Linea Innominata 1/3 – 1/3
Sacrum konkaf panggul N
luas
Spina tajam
Dinding samping

lurus AP > 900

17

syarat bayi rawat gabung


1. lahir spontan
2. BB > 2500, < 4000 gr 19
3. APGAR > 7
4. masa kehamilan > 36 minggu, < 42 minggu
5. tanpa IIP
6. ibu sehat

Laserasi perineum / jalan lahir

Grade I : fourchette, perineal skin sampai ( ? )


membrane mukosa vagina
Grade II : mukosa membrane, fascia + otot perineum
Grade III : kulit, mukosa membrane, otot
perineum, a.<50% spinchter ani ext
b.>50% spinchter ani ext
c. spinchter ani internus
Grade IV: sampai mukosa rectum – lumen rectum.

Apgar Score

0 1 2

Appearance Pucat, biru Tubuh ekstremitas Seluruh tubuh merah


(warna kulit) merah biru

Pulse rate Tidak ada < 100 dpm > 100 dpm

(frekuensi HR)

Grimace (respons Tidak ada Sedikit respons Menyeringai,


terhadap stimulus) batuk/bersin

Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerak aktif, lengan


Activity (tonus otot) fleksi dan tungkai fleksi dg

baik
u banyak dapat menyebabkan takisistole  takikardi janin, his > 5 x/10
Pemantauan Pasien In Partu Car mnt
a
Ind
Ø Ev. Frek his Lama his Ev. His Ev. Bjj Ev. N Ev. 18 uks
i
(cm) Pem (/10 mnt) (dtk) TD + S Ok 20
Dlm sito
sin
PK I 1- 3 8 jam 1- 2 x < 20 / 1 jam /1 /1 4 jam
- Mul
laten jam jam ai 8
tts/m
PK I 4 – 9 4 jam 3x 20 – 40 / ½ jam /½ /½ 4 jam
nt,
aktif jam jam stlh
PK II 10 - 4x > 40 / ½ jam Tiap 5 30
mnt
menit evalu
asi
his.
Frekuensi Auskultasi Bila
targe
Stage of t
labor Low risk High risk terca
pai

Latent 30 – 60 ‘ 30 ‘ perta
hank
an
Active 30 ‘ 15’ tetes
an.
Bila
2nd stage 15 ‘ 5’ belu
m
naikk
an 4
7 hal yang harus diperhatikan post partum tts/m
nt,
1. kontraksi uterus baik evalu
2. KK kososng asi
3. plasenta telah keluar semua 30
4. perdarahan ( - ) mnt
5. luka perineum telah dijahit lagi,
6. ibu baik dst.
7. bayi baik - Mak
simal
: 40
tts/m
nt
- Bila
targe
18 t
tidak
terca
pai
setel
ah
40
tts/m
nt
IN
DUK
SI
Interpretasi Hasil APGAR 1’ & 5 ‘ GAG
AL
- Cat
Menit ke-1 Menit ke-5 atan:
1 mU
Jika hasil 7-10: tidak diperlukan resusitasi Normal =2
tts (4
Jika hasil 4- mU
6 : diperlukan sedikit =8
resusitasi (bag&mask Intermediat 20 tts; 6
mU
ventilation)
= 12
tts)
Jika hasil 0- - ES:
3 : diperlukan resusitasi yang Resiko disfungsi
bila
agresif (intubasi) neurologis meningkat terlal

Induksi Persalinan

Induksi pematangan:
- Tujuan: mematangkan serviks
- Target: his 1-2 x/10 mnt
- Evaluasi ulang 12 jam setelah ada his

Induksi titrasi:
- Tujuan: memulai proses persalinan
- Target: his 3-4 x/10 mnt
- Evaluasi sesuai partograf, obsv. His dan BJJ tiap ½ jam
Obat-obatan Uterotropik (*) Prostaglandin (Misoprostol, CYTOTEC, Gastrul)
- Indikasi: kontraksi uterus, melunakkan serviks lewat pengaktifan
Metil ergometrin maleat (METERGIN, Pospargin) enzim hialuronidase, tukak peptic
- Indikasi: kotraksi uterus sekaligus - Dosis: tab 100 µg, 200 µg (25 µg intravagina diulang tiap 3 jam,
- Dosis: 1 amp (1 ml) = 0,2 mg; tablet 0,125 mg; maksimal 8 dosis)
SC: setelah pengeluaran bayi, ½-1 ml IV - KI: bekas SC
atau intramural atau 1 ml IM - ES: ggn GI (diare, nyeri perut), ggn ginekologi (menoragi,
Atoni uterus: 1 ml IM atau ½-1 ml IV dismenore, kram, flek)
Promosi involusi uterus: 3x 1 tablet (0,125 21
mg) Perdarahan puerperium, subinvolusi,
lochiometra: 3x0,125-0,250 mg atau ½-1 ml Skor Tokolitik (?)
IM sehari
- ES: mual, muntah, nyeri abdomen, hipertensi
- KI: hipertensi berat, penggunaan sebelum persalinan
0 1 2 3 4 22
janin hidup Kontraksi - irreguler reguler - -
uterus
Oksitosin (SYNTOCINON)
- Indikasi: kontraksi uterus secara ritmik
- Dosis: 1 amp (1 ml) = 10 IU; 1 amp IM saat bayi lahir o Ketuban intak - Pecah Pecah
5 IU dlm 500 cc NS, mulai 8 tts/mnt
- ES: hiperstimulasi/spasme uterus, retensi cairan  tinggi rendah
hiponatremia dan keracunan cairan Perdarahan - spotting nyata

Dilatasi - 1 poin untuk setiap pembukaan


Valethamat bromida (EPIDOSIN)
- Indikasi: spasmolitik, utk melunakkan serviks shg serviks
membantu pembukaan
- Dosis: 1amp = 8 mg, 1 amp IV + 1 amp IM, lalu 1 amp
IM tiap ½ jam s/d 3 kali Nilai keyakinan keberhasilan tokolisis:
- KI: Obstruksi GI, obstruksi tr urinaria, glaucoma sudut 1 = 97 % berhasil
sempit
- ES: midriasis, fotofobia, sikloplegia, mulut kering, flushing, 2 = 90 % berhasil
takikardi, konstipasi, ruam kulit, muntah 3 = 84 % berhasil
4 = 38 % berhasil
5 = 11 % berhasil
6 = 7 % berhasil
21
> 7 = gagal

22

Fungsi Dinamik Janin-Plasenta (FDJP)

Variabel 2 0
Reaktivitas DJJ >2 <2

Akselerasi >2 <2


stimulasi

Rasio SDAU <3 >3 Fibroacoustic stimulation ( VAS )


Gerak nafas > 2 episode < 2 episode → 80 Hz, 82 db → selama 1 – 3 dtk di daerah kepala janin.
stimulasi
Indeks cairan amnion
Indeks Cairan > 10 < 10
Amnion
23 . 24 cm : tinggi
10 – 24 :N
Rasio SDAU = Rasio Sistolik – Diastolik Arteri Umbilikalis
S = Sistolik 5, 1 – 9,99 :<N
D = Diastolik ≤5 : rendah

SD Ratio =S Pelvic Score


D 0 1 2

Pulsatility =S–D Arah porsio belakang aksial Depan


Mean

Indeks Resistensi = S – D Konsistensi kenyal Lunak


S
< 6 = SC
>6 = Pervaginam Tebal 3 cm 2 cm 1 cm

Pembukaan tertutup 1-2 cm > 3 cm

24
Penurunan kepala Hodge I - II Hodge II – III
23
Bishop Score
Skor
Paramet
er 0 1 2 3

Dilatasi (cm) tertutup 1-2 3-4 >5

0-
Effacement (%) 30 40-50 60-70 > 80

Station -3 -2 -1 atau 0 +1 atau +2


Hodge I II III III-IV
Konsisten
si kaku Medium Lunak

Posteri Midposis
Posisi serviks or i Anterior

Nilai:
- Bila skor 8 = keberhasilan partus pervaginam pasca induksi tinggi
- Skor > 6 = serviks matang, bisa dilakukan induksi
- Skor < 4 = indikasi pematangan serviks

24
Zatuchni-Andros Score BE : -3 s/d + 3
Sat O 2 : 95 – 98 %
0 1 2
Paritas primi Multi Gangguan Perubahan Kompensasi
Usia gestasi > 39 mgg 38 mgg < 37 mgg keseimbangan utama
Respiratorik
Taksiran Berat >3.630 gr 3.629-3.176 < 3.176 gr
Janin mg Asidosis ↑ PCO2 ↑ HCO3
Alkalosis ↓ PCO2 ↓ HCO3
Riw. Pres. Bokong - 1x > 2x
Metabolic
Pembukaan <2 3 >4 Asidosis ↓ HCO3 – ↓ PCO2
serviks
Alkalosis ↑ HCO3 – ↑ PCO2
Station < -3 -2 -1/ lbh
Magnesium sulfat (MgSO4)
rendah
Indikasi
Merupakan scoring untuk keberhasilan persalinan letak MgSO4 digunakan pada kehamilan untuk:
sungsang pervaginam 25
Profilaksis kejang preeklampsia
Nilai: Pengobatan dari kejang eklampsia
< 3  SC  Evidence Level I a 1 Rekomendasi A
4  evaluasi kembali, terutama TBJ > 5  partus pervaginam Syarat2 :
1. Frekwensi nafas lebih dari 16 x 26
2. Reflek patella
3. Tersedia antidotum ( Ca Glukonas )
4. Tersedia alat resusitasi
Penilaian Asam Basa
Sediaan
- PH darah normal : 7, 35 – 7, 45 MgSO4 40% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 10 gr.
- Nilai normal : MgSO4 20% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 5 gr.
PCO2 : 35 - 45 mmhg Rute pemberian:
PO2 : 75 – 100 mmhg Intravena: paling dianjurkan
HCO3 : 20 – 26 meq / L Intramuscular: dapat menyebabkan abses

 Pemberian MgSO4 harus diberikan di rumah sakit/ tempat yang


memiliki observasi, dan pengawasan yang baik.
25
Dosis

26

- Kejang Eklampsia:
Dosis awal bolus/IV MgSO4 4gr ( 10cc ) diencerkan dengan
aquabidest sampai dengan 20 cc, diberikan 10 menit, bila kejang
berulang berikan 2 gr ( 5 cc ) MgSO4 40%. Dosis awal maksimal 6 gr.
False positive: jika sample diambil dari serviks, karena
Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL
mucus serviks yang kering juga akan menghasilkan
500cc 15 – 20 tetes/ menit. ) s/d 24 jam post partum / kejang gambaran yang sama
terakhir.
3. Evaporation test
Tujuan utama untuk mengatasi kejang dan mencegah hypoxia Sampel dari endoserviks dipanaskan  jika tampak residu
maternal dan fetal berwarna putih = cairan ketuban; namun jika residu
berwarna coklat = membran intak
- Profilaksis untuk kejang preeklampsia:
loading dose 4 gr ( 10 cc ) diencerkan dengan aquabidest 10 cc 4. Diamine-oksidase test
diberikan dalam 15 menit. Merupakan enzim yang diproduksi oleh desidua
Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO 4 40 %/ 15 cc dalam RL
Jumlah air ketuban pada postterm
500cc 15 – 20 tetes/ menit. ) s/d 24 jam.
Usia kehamilan Juml. Air Ketuban
Kadar Toksisitas MgSO4 38 minggu 1000 ml
40 minggu 800 ml
1. Refleks patella hilang  kadar Mg++ mencapai 8 – 10 mEq/L 41 minggu 480 ml
2. Depresi nafas kadar Mg++ mencapai 12 – 15 mEq/L 42 minggu 250 ml
3. Cardiac arrest kadar Mg++ > 15 mEq/L 44 minggu 100 ml

Air Ketuban (?) Pada usia kehamilan 38 – 40 minggu, air ketuban:


- berwarna milky & cloudy karena terdapat verniks
Membedakan air ketuban dengan zat lain: kaseosa
1. Nitrazin test 27 Air ketuban yang ber-pH basa: kuning  biru - L/S ratio = 4 : 1
False positive (16,2 %): cairan antiseptik, urin, darah, infeksi
vagina yang mengubah pH

2. Fern test 28
Cairan ketuban diletakkan di atas kaca obyek, didiamkan
sampai kering
Hasil: terjadi kristalisasi yang berbentuk pohon pakis
Lecitin – spingomielin

Sampai kehamilan 26 minggu →


konsentrasi spingomyelin > lesitin
27 26 – 33 mg → L/ S = 1: 1
34 – 36 mg → lesitin ↑ ↑ → L / S ≥ 2

28
Cara menentukan CPD:
L / S ratio Fetal lung Risk for RDS - maneuver Ellis
 >2 Mature Minimal - Partus percobaan
 1, 5 – 2 Transitional Moderate
 < 1, 5 imature High
Apabila kepala sudah masuk PAP  75 % lahir.
Tes busa :
VBAC SCORE ( VAGINAL BIRTH AFTER SC )
Amnion fluid + Na Cl + etanol → dikocok 15 “ → tampak
cincin busa di permukaan tabung setelah 15 ‘
Alami: Skor
Partus Percobaan(*) Riwayat persalinan sebelumnya 2

Merupakan tes terhadap:


1. Kekuatan his induksi sebelumnya
2. Daya akomodasi (moulase)  sungsang, Gwt janin,Plasenta previa, SC selektif 2

Syarat:  distosia pada ø < 5 1


1. Tidak ada kontraindikasi untuk partus pervaginam  distosia pada ø > 5 0
2. Presentasi kepala
dilatasi servik
3. Kehamilan < 42 minggu
 4 cm 2
Bila his baik, indikator keberhasilan:  2 – 4 cm 1
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan kepala  < 2 cm 0
3. Putaran paksi dalam
station dibawah – 2 1

CPD (*) panjang servik ≤ 1 cm 1

Dikatakan CPD bila: 29


Persalinan timbul spontan 1
- DBP > 9,7
- Lingkar perut > 35

Skor7 – 9 → 94, 5 %
4 – 6 → 78, 8 %
29
0- 3 → 60 %
Ketebalan SBU ( pada USG ) → sebagai prediksi untuk
terjadinya resiko rupture uterus :
≥ 4, 5 :0%
3, 6 – 4, 5 : 0, 6 %

31 2, 6 – 3, 5 : 6,6 %
< 2, 5 : 9, 8 %

Kemungkinan ruptur pada BSC:


30
Transversal : 0, 3 – 2, 5 % 30
Klasik :4–9%

Skor Weinstein

Skor
Nilai bishop ≥ 4 4
Persalinan pervaginam sebelumnya 2
Indikasi SC yang lalu:
A. Malpresentasi 6
HDK / PEB
Gemelli Hiperemesis Gravidarum
B. Plasenta previa/solusio plasenta 4
Prematuritas
KPD 4 Mual karena efek estrogen dan hCG
C. Gawat Janin
Faktor predisposisi:
CPD/ distosia - primigravida
D. Makrosomia 3 - mola hidatidosa
IUGR - gemelli
Etiologi:
- Organik:
Nilai: ≥ 4 → 58 % 1. Villi chorialis masuk dalam sirkulasi ibu
≥ 6 → 67 % 2. Alergi
- Psikologik
≥ 8 → 78 %
Patologi:
≥ 10 → 85 % - hati : degenerasi lemak (krn muntah terus menerus)
≥ 12 → 88 % - Jantung : jadi lebih kecil, ada perdarahan sub endokard
- Otak : bercak perdarahan, ensefalopati wernicke
- Ginjal : degenerasi lemak
Akibat:
- Dehidrasi  hemokonsentrasi
- Alkalosis hipokloremik
- Ketosis (pemakaian cadangan lemak krn cadangan karbohidrat habis)
- Hipokalemia  meningkatkan frekuensi muntah
- Sindroma Mallory-Weiss: robekan selaput lendir esophagus/lambung 
perdarahan GI

Tiga derajat hiperemesis:


31 I. Nafsu makan menurun, lemah, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, frekuensi nadi meningkat, tekanan
darah menurun, turgor turun, lidah kering, mata cekung
II. Suhu kadang-kadang naik, mata sedikit ikterik, oliguria,
konstipasi, tercium bau aseton, aseton urin (+)
III. Keadaan umum buruk, muntah (-), kesadaran menurun, ensefalopati
Wernicke

Ensefalopati Wernicke:
- Dilatasi kapiler dan perdarahan pada korpora mamilaria ventrikel 3 dan 4
- Gejala: nistagmus, diplopia, perubahan mental

32
Bagan Penanganan Atonia Uteri Penatalaksanaan Retensio Urin

Atonia uteri Kateterisasi, Urinalisa, kultur urin

Multiparitas Kadar Hb

Antibiotik, banyak minum (3 lt/24 jam)

Partus lama Jenis dan uji silang darah 33


Prostaglandin 2 x 1

Regangan uterus Nilai fungsi pembekuan

34
Solusio plasenta

Masase uterus dan kompresi bimanual Urin <500 ml urin 500-1000 ml urin 1000-2000 ml urin >2000 ml

Oksitosin 10 iu IM dan infus 20 iu/500 ml NS/RL 40 tts/guyur

Infus untuk restorasi cairan dan jalur obat esensial Intermitten dauer kateter dauer kateter dauer kateter

(kateterisasi 1 x 24 jam 2 x 24 jam 3 x 24 jam

Tiap 5 jam

Identifikasi sumber perdarahan

Perdarahan terus lain: laserasi jalan lahir Selama 24 jam

berlangsung (hematom parametrial, ruptur

uteri, inversion uteri), sisa Buka tutup kateter /24 jam

fragmen plasenta, koagulopati (kecuali dpt BAK kateter dpt segera dibuka)

Uterus tidak berkontraksi

Kateter dilepas pagi hari 4-5 jam

Kompresi bimanual

Kompresi aorta abdominal

Tekan segmen bawah atau Dapat BAK spontan tidak dapat BAK spontan

aorta abdominal

Misoprostol 400 mg perrektal

Urin residu > 200 ml (obstetri) Urin residu < 200 ml (obstetri)

Berhasil

> 100 ml (ginekologi) < 100 ml (ginekologi)

Tidak berhasil

Boleh pulang

Tampon uterus

Rujuk

Ligasi arteri uterina dan ovarika

Terkontrol Perdarahan masih berlangsung

Transfusi Transfusi

Rawat lanjut dan Histerektomi

observasi ketat

33
Induksi Misoprostol Induksi Folley Catether

Hamil dengan ketuban pecah Hamil 41-42 minggu belum inpartu


Hamil 41-42 minggu
Hamil > 34 minggu, PEB, Pelvic score < 5 Induksi FC 24 jam

Induksi misoprostol 25 µg / 6 jam


Lepas spontan lepas spontan lepas spontan
Keluar air-air keluar air-air keluar air-air
Misoprostol I
35 PK I aktif PS belum matang PS matang

PK II Istirahat 24 jam titrasi oksitosin


PK I aktif PS belum matang 36
FC 24 jam his adekuat
PK II Misoprostol II (6 jam)

Belum matang PK I aktif


Lahir PK I aktif PS belum matang
Pematangan dg oksitosin PK II

PK II titrasi sampai his adekuat


3-4 x/ 10 mnt)
12 jam matang PK I aktif
His adekuat
Titrasi oksitosin
(3 jam)
His adekuat
PK I aktif
(3 jam)
PK II
PK I aktif

35
Cara-Cara Penghitungan (?)
0 –2 42-49

Menghitung dopamine dengan syringe pump 3 59-60


Dosis dopamine: 5 μg / kg BB / menit 4 64-67
Contoh:
BB = 50 kg  250 μg / menit x 60 menit = 15 mg / jam 5 77-79
Dopamin 200 mg dimasukkan dalam 50 cc NaCl  1 cc = 4 6 88-89
mg
7 93
 dalam 1 jam, diberikan 15 mg:4 mg = 3,75 cc /
jam Bila dosis ditingkatkan 5 8 – 10 95-99
μg jadi 10 μg = 7,5 cc / jam (??)

Menghitung NTG (?) Total 74-75


Dosis: 5 μg / menit
40 cc NaCl + 1 amp NTG (10 ml, 10 mg) = 50 cc
10 μg = 50 cc  1 μg = 50/10.000 cc = 0,005 cc …
gat au neeh, itungan yg di catetan ngacoo…

Paracervical Block
- menggunakan spuit 5 cc, disuntikkan 2 cc di jam 4 &
2 cc di jam 8
- beri Profenid supp 2
39
- SA dan Valium

Manual Placenta
- SA dan Valium (SA terutama untuk mencegah vagal
refleks)

37

VBAC Flamm‐Geiger

Variable Value

Age < 40 years old 2

Prior vaginal delivery :

- Before and after cesarean section 4

- After the first cesarean section 2

- Before the first cesarean section 1

- Never 0

The reason of prior CS except FPD 1

Cervical effacement at admission :

- > 75% 2

- 25 – 75% 1

- < 25% 0

Dilatation at admission ≥ 4 cms 1

Successful Rate by Flamm-Geiger


Score Successful Rate (%)
Skor VBAC

SK
Alamia dkk OR

Riwayat Persalinan
Sebelumnya 2

Induksi sebelumnya: 2
- Sungsang, Gwt janin,
Plas Prev, SC 1
elektif 0
- Distosia pada Ø < 5
-Distosia pada Ø > 5
3 Dilatasi servix: 2
7 - 4cm 1
- 2-4cm 0
- < 2cm
Stasion dibawah -2 1 38

Panjang servix ≤ 1cm 1

Persalinan 1

Skor :
7-9  94,5%
4-6  78,8%
0-3  60%

38

39

Anda mungkin juga menyukai