Pada CPD tuliskan: DBP:…, lingkar kepala:…, pelvimetri klinis pasca operasi:….
Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas Gerak aktif, Cara Induksi Oksitosin
sedikit fleksi lengan dan - Mulai 8 tts/mnt, stlh 30 mnt evaluasi his. Bila target tercapai
tungkai fleksi pertahankan tetesan. Bila belum naikkan 4 tts/mnt, evaluasi 30 mnt
dg baik lagi, dst.
- Maksimal: 40 tts/mnt
Respiration (usaha Tidak ada Lemah, tidak reguler, - Bila target tidak tercapai setelah 40 tts/mnt INDUKSI GAGAL
pernafasan) (apnoe) beraturan menangis - Catatan: 1 mU = 2 tts (4 mU = 8 tts; 6 mU = 12 tts)
keras - ES: bila terlalu banyak dapat menyebabkan takisistole takikardi janin, his >
5 x/10 mnt
Rasio SDAU = Rasio Sistolik – Diastolik Arteri Umbilikalis Penurunan kepala Hodge I - II Hodge II – III
S = Sistolik
D = Diastolik
SD Ratio =S
D
Nilai:
Indeks cairan amnion
- Bila skor 8 = keberhasilan partus pervaginam pasca induksi tinggi
- Skor > 6 = serviks matang, bisa dilakukan induksi
. 24 cm : tinggi - Skor < 4 = indikasi pematangan serviks
10 – 24 :N
5, 1 – 9,99 :<N
≤5 : rendah
Zatuchni-Andros Score
0 1 2
Pelvic Score Paritas Primi Multi
0 1 2 Usia gestasi > 39 mgg 38 mgg < 37 mgg
Arah porsio belakang aksial Depan
Taksiran Berat Janin >3.630 gr 3.629-3.176 mg < 3.176 gr
Konsistensi kenyal Lunak
Riw. Pres. Bokong - 1x > 2x Syarat2 :
1. Frekwensi nafas lebih dari 16 x
2. Reflek patella
Pembukaan serviks <2 3 >4
3. Tersedia antidotum ( Ca Glukonas )
4. Tersedia alat resusitasi
Station < -3 -2 -1/ lbh rendah
Sediaan
MgSO4 40% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 10 gr.
Merupakan scoring untuk keberhasilan persalinan letak sungsang pervaginam MgSO4 20% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 5 gr.
Nilai:
< 3 SC Rute pemberian:
Intravena: paling dianjurkan
4 evaluasi kembali, terutama TBJ
Intramuscular: dapat menyebabkan abses
> 5 partus pervaginam
Pemberian MgSO4 harus diberikan di rumah sakit/ tempat yang memiliki observasi, dan
pengawasan yang baik.
Lecitin – spingomielin
VBAC SCORE ( VAGINAL BIRTH AFTER SC )
Sampai kehamilan 26 minggu → konsentrasi spingomyelin > lesitin
26 – 33 mg → L/ S = 1: 1 Alami: Skor
34 – 36 mg → lesitin ↑ ↑ → L / S ≥ 2 Riwayat persalinan sebelumnya 2
induksi sebelumnya
L / S ratio Fetal lung Risk for RDS
sungsang, Gwt janin,Plasenta previa, SC selektif 2
>2 Mature Minimal
distosia pada ø < 5 1
1, 5 – 2 Transitional Moderate
distosia pada ø > 5 0
< 1, 5 imature High
dilatasi servik
Tes busa :
4 cm 2
2 – 4 cm 1 Gemelli
< 2 cm 0
B. Plasenta previa/solusio plasenta 4
station dibawah – 2 1 Prematuritas
KPD
panjang servik ≤ 1 cm 1
C. Gawat Janin 4
Persalinan timbul spontan 1 CPD/ distosia
D. Makrosomia 3
Skor 7 – 9 → 94, 5 % IUGR
4 – 6 → 78, 8 %
0- 3 → 60 %
Nilai: ≥ 4 → 58 %
≥ 6 → 67 %
≥ 8 → 78 %
≥ 10 → 85 %
≥ 12 → 88 %
Ketebalan SBU ( pada USG ) → sebagai prediksi untuk terjadinya resiko rupture
uterus :
≥ 4, 5 :0%
3, 6 – 4, 5 : 0, 6 %
2, 6 – 3, 5 : 6,6 %
< 2, 5 : 9, 8 %
Transversal : 0, 3 – 2, 5 %
Klasik :4–9%
Skor Weinstein
Hiperemesis Gravidarum
Skor
Nilai bishop ≥ 4 4 Mual karena efek estrogen dan hCG
Akibat:
- Dehidrasi hemokonsentrasi Identifikasi sumber perdarahan
Perdarahan terus lain: laserasi jalan lahir
- Alkalosis hipokloremik
berlangsung (hematom parametrial, ruptur
- Ketosis (pemakaian cadangan lemak krn cadangan karbohidrat habis)
- Hipokalemia meningkatkan frekuensi muntah uteri, inversion uteri), sisa
- Sindroma Mallory-Weiss: robekan selaput lendir esophagus/lambung Uterus tidak berkontraksi fragmen plasenta, koagulopati
perdarahan GI
Kompresi bimanual
Tiga derajat hiperemesis:
Kompresi aorta abdominal
I. Nafsu makan menurun, lemah, berat badan menurun, nyeri
Tekan segmen bawah atau
epigastrium, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, turgor
aorta abdominal
turun, lidah kering, mata cekung
Misoprostol 400 mg perrektal
II. Suhu kadang-kadang naik, mata sedikit ikterik, oliguria, konstipasi,
tercium bau aseton, aseton urin (+)
III. Keadaan umum buruk, muntah (-), kesadaran menurun, ensefalopati Berhasil
Wernicke Tidak berhasil
Ensefalopati Wernicke:
- Dilatasi kapiler dan perdarahan pada korpora mamilaria ventrikel 3 dan 4 Tampon uterus
- Gejala: nistagmus, diplopia, perubahan mental Rujuk
Transfusi Transfusi
Urin <500 ml urin 500-1000 ml urin 1000-2000 ml urin >2000 ml Induksi misoprostol 25 µg / 6 jam
Dapat BAK spontan tidak dapat BAK spontan PK II titrasi sampai his adekuat
(3-4 x/ 10 mnt)
Urin residu > 200 ml (obstetri) Urin residu < 200 ml (obstetri)
His adekuat
> 100 ml (ginekologi) < 100 ml (ginekologi)
(3 jam)
PK I aktif
Boleh pulang
PK II
Induksi Folley Catether Cara-Cara Penghitungan (?)
Hamil 41-42 minggu belum inpartu Menghitung dopamine dengan syringe pump
Dosis dopamine: 5 μg / kg BB / menit
Induksi FC 24 jam Contoh:
BB = 50 kg 250 μg / menit x 60 menit = 15 mg / jam
Dopamin 200 mg dimasukkan dalam 50 cc NaCl 1 cc = 4 mg
Lepas spontan lepas spontan lepas spontan dalam 1 jam, diberikan 15 mg:4 mg = 3,75 cc / jam
Keluar air-air keluar air-air keluar air-air Bila dosis ditingkatkan 5
PK I aktif PS belum matang PS matang μg jadi 10 μg = 7,5 cc / jam (??)
Pematangan dg oksitosin PK II
Paracervical Block
12 jam matang PK I aktif - menggunakan spuit 5 cc, disuntikkan 2 cc di jam 4 & 2 cc di jam 8
- beri Profenid supp 2
Titrasi oksitosin - SA dan Valium
PK I aktif
NOTES ON OBSTETRY
Typed and edited by:
Dian Indah Purnama