Modul Rencana Strategis Komite Keperawatan 2018
Modul Rencana Strategis Komite Keperawatan 2018
I. DESKRIPSI SINGKAT
Komite keperawatan adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Komite keperawatan merupakan perwakilan kelompok profesi perawat, bertugas
membantu direksi rumah sakit dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan
etika profesi keperawatan serta pengembangan professional berkelanjutan (continuing
professional development/CPD) termasuk didalamnya menentukan standar asuhan
keperawatan.
Tata kelola komite keperawatan harus dilaksanakan dengan optimal untuk
mendukung peningkatan mutu profesi keperawatan. Untuk itu perlu disusun rencana
strategis komite keperawatan. Rencana strategis komite keperawatan harus bisa
bersinergi dengan program unggulan rumah sakit dan isu strategis di dunia kesehatan
dan keperawatan. Rencana strategis komite keperawatan disusun dengan analisa internal
dan eksternal dengan tetap memegang teguh prinsip efektif dan efisiensi tenaga.
Strength
IV II
Weakness
Keterangan:
1) Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi,artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantanganberat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasidisarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3) Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,
artinya organisasidisarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,
strategi yang lamadikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang
yang ada sekaligusmemperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
tantanganbesar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, artinyakondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.
Oleh karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan strategi
bertahan, mengendalikankinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
3. Menentukan Sasaran Strategis (SWOT Kualitatif)
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam
organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal akan meliputi analisis
mengenai sumber daya manusia, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki
oleh perusahaan. Salah satu cara yang paling sederhana untuk memahami dan
menganalisis lingkungan organisasi, khususnya lingkungan internal adalah
melalui analisis fungsional yang meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran,
fungsi keuangan, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi R&D/Research
development ( Agustina, 2010 ).
Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang
dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan societal ataupun
faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri)
organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu
ancaman dan peluang, yang mana memerlukan pengendalian jangka panjang dari
manajemen puncak organisasi.Ada dua lingkungan yang berpengaruh disini, yaitu
lingkungan societal dan lingkungan kerja. Lingkungan societal meliputi tekanan-
tekanan umum yang mempengaruhi secara luas, misalnya tekanan di bidang
ekonomi, teknologi, politik, hukum, dan sosial budaya. Tekanan ini terutama
sering berpengaruh pada keputusan jangka panjang organisasi (Agustina, 2010 ).
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor
kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal
mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS). Pendekatan
kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan
delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan
Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan
dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang
timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Bagan Matriks SWOT Kearns
EKSTERNAL
INTERNAL OPPORTUNITY TREATHS
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih
cepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukanupaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah
ancaman itumenjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari
luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.
Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan
karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan
yangdiambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi
lain)atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi.
Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian)
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 49 Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI.