PROPOSALL Lili
PROPOSALL Lili
PENDAHULUAN
Pada masa ini banyak terjadi perubahan pada diri seseorang, baik perubahan
secara fisik maupun mental, dimana perubahan tersebut harus diimbangi dengan
kecukupan nutrisi. Jika tidak di imbangi maka akan terjadi beberapa permasalahan
gizi pada remaja seperti, obesitas, kekurangan energi kronik (KEK), anemia dan
yang baik untuk menjadi calon ibu dimasa yang akan datang.
Masalah umum yang terjadi pada remaja dalam kasus gizi ini adalah
kehilangan zat besi, dan akan kehilangan zat besi sekitar 1,4 mg per hari. Untuk
zat besi lebih tinggi di banding laki-laki. Wanita memiliki cadangan besi
– 400 mg dan kurang dari 5% memiliki cadangan besi tubuh lebih dari 400 mg.
Berdasarkan hal ini, wanita sangat berisiko terkena defisiensi besi dan ADB
1
2
yang terjadi pada kelompok balita, anak sekolah, ibu hamil dan remaja.(3) Remaja
melahirkan bayi premature, infeksi neonatus dan kematian pada ibu dan bayi saat
meskipun bervariasi . ADB pada kehamilan di negara maju, yaitu rata-rata 18%,
Darah (TTD) pada remaja putri akan menekan angka remaja putri yang
banyak remaja putri yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD) karena beberapa faktor yaitu, pengetahuan, sikap, dukungan guru dan
orangtua .
Dari data World Health Organization (WHO) tahun 2018, sekitar 1,2
miliar orang, atau 1 dari 6 populasi dunia, adalah remaja berusia 10 hingga 19
tahun lebih dari 1,1 juta remaja berusia 10-19 tahun meninggal pada tahun
3
2016,Anemia kekurangan zat besi adalah penyebab utama kedua remaja cacat dan
meninggal pada 2016. Suplemen zat besi dan asam folat adalah solusi yang juga
remaja putri di Indonesia pada tahun 2018 adalah 48,52%. Hal ini sudah
memenuhi target Renstra tahun 2018 yaitu 25%. Provinsi dengan persentase
tertinggi cakupan pemberian TTD pada remaja putri adalah Bali (92,61%),
provinsi belum memenuhi target Renstra (25%) tahun 2018 yaitu, Kalimantan
Riau (23,86%).(6)
ibu hamil sebesar11,8% dibandingkan pada tahun 2013. Sebesar 37,1% ibu hamil
menderita anemia pada tahun 2013 dan pada tahun 2018 sebesar 48,9. Hal ini
terjadi karena tingginya prevalensi anemia pada remaja putri yaitu sebesar 25%
dan 17% pada WUS.Seorang remaja putri dikatakan patuh mengkonsumsi tablet
tambah darah apabila dalam 1 (satu) tahun remaja putri mengkonsumsi tablet
pada remaja putri < 52 butir yaitu 96,8% dan ≥ 52 butir 1,4%. Sedangkan remaja
putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak 76,2% dan tidak
mendapatkan sebanyak 23,8%, dari jumlah remaja putri yang mendapatkan Tablet
4
(7)
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi yang dilakukan Seksi Kesga & KIA
2018, diperoleh cakupan pemberian TTD untuk remaja putri sebesar 19,96%. Tiga
adalah Toba Samosir (1,75%), Padang Lawas Utara (6%) dan Deli Serdang
terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia. Hal ini berarti bahwa pelayanan
kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia (life
cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi
anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif), dan
Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur, pemberian TTD pada
remaja putri dilakukan melalui UKS/M di institusi Pendidikan (SMP dan SMA
atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum TTD bersama. Dosis yang
TTD pada remaja putri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi para
remaja putri yang akan menjadi ibu di masa yang akan datang. Dengan cukupnya
asupan zat besi sejak dini, diharapkan angka kejadian anemia ibu hamil,
pemerintah. Banyaknya remaja putri yang mengalami anemia pada masa remaja,
remaja putri tentang anemia dan manfaat dari Tablet Tambah Darah (TTD) yang
kurang, sehingga masih banyak remaja putri yang tidak patuh mengkonsumsi 1
tablet dalam 1 minggu secara continue selama 1 tahun. Faktor lainnya seperti
TTD, persentase remaja putri di Indonesia yang mendapatkan TTD jauh berbeda
dengan persentase remaja putri yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, dari
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja putri di Indonesia sangat berisiko
mengalami anemia pada saat menstruasi serta pada masa yang akan datang (5-10
remaja putri, dukungan guru sangat berperan aktif dalam tercapainya cakupan
6
dukungan guru , dukungan orangtua juga memiliki hubungan yang erat dengan
kepatuhan remaja putri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja
putri. Masih banyak remaja putri yang tidak mengkonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD) ketika waktu libur, karena mereka hanya mengkinsumsi TTD apabila
mendapatkannya di sekolah.
judul penelitian Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet
37% responden mengalami anemia, kejadian anemia dengan p value 0,018 dan
tentang gizi dan tidak ada hubungan dengan pola makan remaja putri dengan
status anemia. Remaja putri yang memiliki pengetahuan baik 70,8% tidak
mengalami anemia.(10)
tahun 2019 yang berjudul Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri di Indonesia. Hasil analisis
menunjukkan bahwa faktor faktor yang berhubungan dengan konsumsi TTD pada
remaja putri di Indonesia yaitu dukungan guru (p=0,000 OR=4,7), sikap (p=0,031
putri mengkonsumsi tablet tambah darah di Indonesia yaitu dukungan guru, sikap,
pada remaja. MTs Negeri Batu Bara merupakan salah satu sekolah yang
Batu Bara dan pihak sekolah melalui UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) akan
membagikan Tablet Tambah Darah kepada siswi kelas VII, VIII dan IX setiap
hari rabu.
Survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Januari 2020 di MTs
Tambah Darah (TTD) setiap minggunya yang dibagikan oleh guru UKS setiap
tentang manfaat TTD dan dan bahaya anemia pada remaja mereka mengatakan
setelah dibagikan, 2 siswi yang lain mengkonsumsi TTD pada saat di rumah. Dari
menstruasi dan ketika libur sekolah mereka tidak mengkonsumsi Tablet Tambah
1. Apakah faktor pengetahuan remaja putri tentang Tablet Tambah Darah (TTD)
MTs Negeri Batu Bara Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2020.
mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada di MTs Negeri Batu Bara
Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri Di MTs Negeri Batu Bara
Negeri Batu Bara Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2020.
putri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) di MTs Negeri Batu Bara
1. Bagi Peneliti
Darah (TTD).
1. Bagi Responden
Memberikan informasi secara umum tentang anemia pada remaja serta tentang
tentang anemia pada remaja putri dan pentingnya Tablet Tambah Darah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minum Tablet Zat Besi Folat di Kota Depok. Dimana penelitian ini dilakukan
folat serta kepatuhan siswi mengkonsumsi tablet zat besi-folat yang di dapat di
sekolah. Dalam penelitian ini variabel yang paling besar pengaruhnya dalam
menentukan siswi minum tablet tambah darah adalah variabel adanya pengawasan
orangtua dengan kepatuhan remaja putri minum TTD tidak ditemukan korelasi
tentang konsumsi tablet Fe pada saat menstruasi dengan anemia. Sebagian besar
responden 59,3% memiliki pengetahuan baik tentang konsumsi tablet Fe pada saat
11
12
Hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan Susi Irianti dan Sahiro
dengan judul penelitian Gambaran Faktor Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Pada Remaja Putri kelas VII di SMP Negri 1 Ciruas Tahun 2019. Hasil Penelitian
remaja putri yang konsumsi tablet tambah darah 80 orang (80%) sedangkan yang
tidak mengkonsumsi sebesar 20 orang (20%). Dari 100 responden yang memiliki
sikap positif 87 orang (87%) dan sikap negatif sebanyak 13 responden (13%)
penyebab sikap remaja yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu
merasa perubahan didalam dirinya dan rasa TTD yang berbau amis. Respondeng
sebagian besar waktu remaja putri dihabiskan di sekolah setiap harinya dan
pendekatan baik yang dilakukan oleh guru menyebabkan hanya sebagian kecil
guru melalui pendekatan yang baik seperti mengingatkan remaja putri untuk
Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Di Kota Bogor pada tahun
Dapat didefiniskan bahwa dukungan guru yang berikan dengan baik menjadi
2.2. Remaja
berlangsung cepat dalam pertumbuhan fisik, kognitif, dan pisikososial. Masa ini
merupakan masa peralihan dari anak – anak menuju remaja yang ditandai dengan
itu kebutuhan gizi pada remaja dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial.(16)
Masa remaja juga beresiko mengalami kekurangan zat besi karena proses
menstruasi dan masa pertumbuhan yang cepat. Identifikasi kekurangan besi pada
anak – anak usia pra sekolah dan usia sekolah dapat di anjurkan khususnya pada
belajar.(4)
Masa remaja dimulai kira- kira usia 10 -13 tahun dan berakhir antara usia
usia remaja menjadi 3 kelompok, yaitu remaja awal (12 – 14 tahun), remaja
(UNICEF)(2005) membaginya menjadi 3 state, yaitu remaja awal (10 -14 tahun ),
dewasa.kadang kita bisa terkejut dengan pola gerak mereka, seakan tidak pernah
lelah mereka beraktivitas. Asupan yang adekuat sangat penting, jika remaja
badan,tinggi badan). Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan saat remaja agar
masa transisi ke masa dewasa secara fisik bagus , tidak terganggu terutama tinggi
pada masa remaja lebih besar dibanding kan dua masa sebelumnya. Kebutuhan
gizi pada masa remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan pada masa pubertas.
Kebutuhan gizi yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat.
(growth spurt).(16)
2.3.1. Pengertian
Tablet zat besi yang menjadi pilihan utama dalam pengobatan ADB
(Anemia Defisiensi Besi) adalah ferrous sulfat (Fe) karena penyerapan garam
ferrous sulfat tiga kali lebih baik dibandingkan dengan garam fero lainnya seperti
menyerap pada garam tersebut diakibatkan oleh pada masing – masing garam besi
ini mengandung persentase besi yang berbeda.Tablet zat besi yang digunakan
sebagai pengobatan ADB adalah 200mg/hari atau 2 – 3 mg/kg. Pemberian zat besi
sebesar 195mg secara oral akan diserap sebesar 18% yaitu 35mg. Oleh sebab itu,
Zat besi adalah nitrien esensial yang di perlukan oleh setiap sel manusia.
Besi dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembawa oksigen dan electron, serta
sebgai alat katalisator untuk oksigenisasi, hidroksilasi dan proses metabolik lain
tubuh mungkin menghasilkan efek yang signifikan secara klinis. Jika terdapat
sedikit besi dalam tubuh akan terjadi pembatasan sintesis komponen yang
lainnya dan mungkin menimbulkan ADB. Kandungan zat besi diet yang
dikonsumsi bervariasi. Jumlah zat besi yang diserap laki-laki kira-kira 1 mg/hari
untuk menjaga keseimbangan tubuh. Pada wanita absorpsi besi harus mencukupi
untuk mengganti kehilangan besi selama menstruasi. Jumlah zat besi pada
Pengobatan dengan tablet zat besi ini memiliki efek samping yang
dapat mengakibatkan respons yang tidak adekuat terhadap tablet zat besi adalah
menoleransi pemberian tablet zat besi.Kebutuhan zat besi rata - rata wanita
dewasa tidak hamil dan menstruasi adalah 1,4mg/hari. Sekitar seteangah dari zat
besi ini dibutuhkan untuk mengganti kehilangan besi akibat menstruasi. Besi akan
dikskresikan melalui sel deskuamasi kulit, mucosal cell turnover, dan kehilangan
fisiologis gastrointestinal sebesar 1mg/hari. Defiaiensi zat besi akan terjadi jika
besi/hari. (4)
Efek samping yang dapat timbul pada pemberian tablet zat besi adalah
2) Mual
4) Konstipasi
5) Diare
Dengan pemberian dosis 200mg per hari, diperkirakan efek samping timbul pada
25% populasi dan bila dosis di tingkatkan menjadi dua kali lipat maka efek
samping yang terjadi mencapai 40%. Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet
1. Pengertian
Anemia atau sering disebut dengan istilah kurang darah merupakan suatu
kondisi dangan jumlah sel darah merah berkurang dan mengakibatkan oksygen-
merah (eritrosit) pada sirkulasi darah maka massa hemoglobin (Hb) tidak mampu
di bawah rentang normal 13,5 g/dL (pria); 11,5g/dL (wanita); 11,0g/dL (anak-
kurangnya besi yang diperlukan oleh sintesa hemoglobin. Anemia ini merupakan
bentuk anemia yang paling sering ditemukan di dunia, terutama di Negara yang
dan lebih dari setengahnya merupakan anemia defisiensi besi. Anemia defiseinsi
lebih sering ditemukan dinegara yang sedang berkembang ini sehubungan dengan
kemampuan ekonomi yang terbatas, masukan protein hewani yang rendah dan
18
defisiensi besi masih merupkan salah satu masalah gizi utama disamping
2. Kriteria Anemia
laboratorium didapatkan.
3. Etiologi
Pada umur 1 tahun pertama dan masa remaja kebutuhan besi akan
meningkat. Pada bayi umur 1 tahun berat badannya meningkat 3 kali dan
lahir. Untuk bayi prematur pada umur 1 tahun berat badannya akan
19
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang
berasal dari hewan. Selain banyak mengandung zat besi serapan zat besi
menggangu penyerapan zat besi seperti kopi, dan teh yang di konsumsi
Pada orang yang telah mengalami gastrektomi parsial atau total sering
jumlah asam lambung dan makanan lebih cepat melalui bagian atas usus
3) Perdarahan
1,5-2mg besi.(19)
20
4) Transfusi Feto-Maternal
anemia defisiensi besi pada akhir masa fetus dan pada awal masa neonatus.
5) Peningkatan Kesehatan
Kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan, masa nifas, masa
balita, anak sekolah dan masa remaja. Zat besi pada masa balita, usia sekolah
dan remaja dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang yang cepat sehingga
remaja laki – laki karena perempuan mengalami menstruasi setiap bulan sehingga
banyak kehilangan zat besi. Anemia gizi besi pada remaja perempuan menjadi
kematian pada ibu dan bayi saat proses persalinan. Anemia pada remaja
perempuan yang sedang hamil juga meningkatkan resiko hipertensi dan penyakit
jantung bagi bayinya (WHO,2005). Selain pemeberian zat besi, orang yang
anemia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, seperti
daging. Pada anemia yang lebih berat, tindakan yang diambil bisa berupa transfusi
darah atau pemberian obat yang dapat merangsang produksi sel darah merah.(20)
21
yaitu:
Remaja putri lebih banyak memerlukam zat besi untuk mengganti zat besi
yang hilang saat haid. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jumlah
darah yang hilang selama satu periode haid berkisar antara 20 – 25 cc, maka
kehilangan zat besi berkisar sebesar 12,5 – 15 mg/bulan atau kira – kira 0,4 –
0,5mg/hari dn apabila ditambah dengan kehilangan basal jumlah total zat besi
yan hilang sebesar 1,25mg per hari. Apabila darah yang keluar selama haid
Gizi remaja yang tidak normal berpengaruh terhadap status zat besi didalam
tubuh sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor
4) Pola hidup remaja putri berbuah dari yang semula serba teratur menjadi
tersebut (20)
anemia dan pengujian defisiensi zat besi, yang dapat menggunakan pemeriksaan
darah rutin, seperti pemeriksaan Hb, Ht, menghitung jumlah RBC, bentuk RBC,
jumlah retikulosit sementara uji defisiensi zat besi melalui pemeriksaan ferritin
menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan anak, dengan
komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada WUS pada tahun
putri dan WUS dengan memprioritaskan pemberian TTD melalui institusi sekolah
2019 menargetkan cakupan pemberian TTD pada remaja putri secara bertahap
dari 10% (2015) hingga mencapai 30% (2019). Diharapkan sektor terkait di
tingkat pusat dan daerah mengadakan TTD secara mandiri sehingga intervensi
1. Tujuan Program
pada remaja putri dan WUS, dan secara khusus bertujuan untuk :
7) Meningkatkan komitmen dan peran serta lintas program dan lintas sektor,
2. Sasaran Program
Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS)
1) Pengelola program, terdiri dari Tenaga kesehatan, Kepala sekolah dan guru
2) Penerima program, terdiri dari Remaja Putri dan WUS, Orang tua dan
masyarakat.(21)
3. Pelaksanaan Program
tambah Darah Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur menjelaskan program
ini awalnya dilakukan dengan memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri
dengan aturan pemberian tablet 1x per minggu dan 1 tablet perhari selama masa
menstruasi 10 hari. Jadi dalam satu bulan setiap remaja putri mengkonsumsi tablet
4. Cara Pemberian
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia
1) TTD Program
TTD program diberikan kepada remaja putri usia 12-18 tahun disekolah
pada remaja putri di sekolah dapat dilakukan dengan menentukan hari minum
2) TTD Mandiri
perusahaan, UKBM, dan kelompok lainnya seperti karang taruna, LSM, dan
lain-lain.TTD dapat diperoleh secara mandiri dari apotek/ toko obat. TTD
Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS) Tahun 2016, sistem
tempat yang sejuk dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung dan dalam
2) Pendistribusian
berasal dari Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) terbaru dari SMP dan
Remaja putri dan WUS dapat memperoleh TTD secara mandiri melalui
Remaja Putri telah diatur dalam Buku Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS) Tahun 2016 dengan
1) Pencatatan
Sekolah (UKS) oleh tim pelaksana UKS di sekolah (guru UKS) sesuai
2) Pelaporan
dilaporkan oleh :
(1) Sekolah, dimana data pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD
provinsi;
analisis semua laporan dinas kesehatan kota dan Kabupaten yang ada
Kesehatan;
laporan dan hasil analisisnya dalam rangka penilaian dan pengembangan program
hasil pelaksanaan pemberian TTD yang telah dilakukan pada wilayah kerja.(21)
2.4.1. Kepatuhan
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan, dalam kesehatan kepatuhan merupakan
kesehatan sebagai tokoh yang berwenang dan pasien sebagai konsumen yang
bersikap patuh. Dalam definisi yang lain kepatuhan sebagai akhir dari tujuan itu
sendiri, berbeda dengan faktor motivasi yang di anggap sebagai cara untuk
diukur secara tidak langsung melalui konsekuensi atau hasil yang berkaitandengan
perilaku.(22)
Cameron : 1987).
5. Sistem pegaturan diri, yaitu pasien atau konsumen dilihat sebagai pemecah
komunikasi yang ditandai sebagai aspek otoriter pada kepatuhan adanya suatu
faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti
2.4.2. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
29
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,
semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health
2. Tingkat Pengetahuan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup
1) Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
2) Memahami (Comprehention)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat
3) Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Syntesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
6) Evaluasi
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut
suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan
penelitian ilmiah.(23)
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati
langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
33
buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) namun
sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka
perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku
manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang
dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.
(23)
1) Faktor Internal
(1) Pendidikan
34
informasi.
(2) Pekerjaan
(3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
2) Faktor Eksternal
atau kelompok.
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
2.4.3. Sikap
1. Pengertian
Sikap menurut Thurstone adalah sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang
psikologis. Afeksi yang positif adalah afeksi yang senang , sedangkan afeksi yang
yang membahas unsur sikap baik sebagi individu maupun kelompok. Melalui
sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan
terdiri dari kompenen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan
36
untuk mengadakan penilaia terhadap suatu individu, kejadian atau situasi tertntu
dan akan bertindak sesuai dengan hasil evaluasi tersebut. Terdapat tiga komponen
(3) Tindakan yang merupakan konsekuensi dari dua komponen dia atas. Jadi
3. Ciri Sikap
Sikap merupakan faktor yang ada di dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. Ada beberapa ciri sikap, yaitu :
1) Sikap tidak dibawa sejak lahir. Karena sikap tidak dibawa sejak lahir. Maka
2) Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap. Oleh karena itu skpa selalu
3) Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada
4) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar. Kalau suatu sikap telah terbentuk
dan telah merupkan nilai dalam kehidupan seeorang, secara relatif sikap itu
akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan
sulit berubah, dan kalaupun dapat berubah akan memerlukan waktu yang
mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi
atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sifat, yaitu kalimatnya
bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan seperti ini
pula berisi hal - hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung
maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan
agar terdiri atas pernyataan favourable dan tidak favourable dalam jumlah yang
seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan
tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan –
Notoatmodjo (2003), perilaku manusia di tentukan oleh tiga faktor yaitu; (23)
1) Faktor predisposisi
2) Faktor enabling
Faktor ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan , maka
3) Faktor reinforcing
Faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh
Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur, pemberian TTD pada
remaja putri dilakukan melalui UKS/M di institusi Pendidikan (SMP dan SMA
atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum TTD bersama. Pemerintah
memerlukan peran seorang guru guna terjalannya program ini dengan baik,
sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2 aspek yaitu sebagai
pendukung dan juga sebagai pihak yang memperoleh manfaat. Menurut WHO
terdapat enam ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang
yaitu peserta didik, orang tua an para tokoh masyarakat maupun organisasi –
organisasi di masyarakat.
orang tua.
turut aktifnya meningkatkan kesadaran para guru dan staf sekolah lebih peduli
yang paling dipercaya oleh siswanya sehingga menjadi teladan bagi para
siswanya. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh
tinggi. (26)
Dukungan yang dapat diberikan oleh guru dalam hal ini adalah dukungan
sosial informal dan formal. Dukungan sosial informal terdiri atas hubungan
pelaku rawat ( pasien) dengan anggota keluarga, saudara, teman, tetangga, dan
formal adalah yaitu, respite service seperti day-care center, day hospital, old-age
Dapat berupa nasihat, saran atau umpan balik tentang keadan atau apa yang
dikerjakan oleh individu, ditunjukan pada bimbingan dan saran yang diterima
Meliputi bantuan langsung seperti buku, uang, makanan, obat – obatan atau
bantuan dalam bentuk moril maupun materi. Keluarga atau orangtua merupakan
dukungan orangtua yang diterima oleh remaja dari orangtuanya yaitu dukungan
cakupan remaja putri yang patuh mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
1. Dukungan Informasional
pada individu. Aspek - aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, ususlan,
2. Dukungan penilaian
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan emosional
Orangtua atau keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat
dan pemulihan serta membantu pengusaan terhadap emosi. Aspek - aspek dari
disekolah sangat dibutuhkan dukungan dari guru dan sebaliknya ketika remaja
putri berada dilingkuna rumah maka orangtualah yang menjadi pendukung yang
dominan dalam hal ini, dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan
sebagai berikut.
2. Ada hubungan faktor sikap dengan kepatuhan remaja putri di MTs Negeri
3. Ada hubungan faktor dukungan guru dengan kepatuhan remaja putri di MTs
METODE PENELITIAN
cross sectional, jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidak
adanya hubungan serta apabila ada beberapa erat hubungannya serta berarti atau
tidak ada hubungan itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Yang
Darah (TTD) Di MTs Negeri Batu Bara Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu
Penelitian ini akan dilakukan di MTs Negeri Batu Bara Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara. Yang beralamat Jl. Besar Medan – Lima Puluh
Kota, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
Alasan saya melakukan penelitian di lokasi tersebut karena di MTs Negeri Batu
Tambah Darah (TTD) pada remaja putri semenjak tahun 2017 hingga sekarang.
penulisan tinjauan kepustakaan sampai selesai hasil penelitian dari bulan Januari
45
46
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang di tetpkan oleh peneliti untuk
seluruh remaja putri di MTs Negeri Batu Bara kelas VII, VIII, IX sebanyak 563
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.Untuk itu populasi yang diambil harus benar – benar represntatif
dibawah ini.(29)
Keterangan
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
= 84,91 = 85 sampel
2 VIII 193
3 IX 180
Total 563 85
sebanyak 85 siswi, di peroleh jumlah sampel dari kelas VII sebanyak 29 sisiwi,
kelas VIII sebanyak 29 siswi dan kelas IX 27 siswi untuk pengambilan sampel
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun
berikut.(30)
putri yang mengkonsumsi 1 tablet tambah darah dalam 1 minggu dan ketika
selama 10 hari atau 13 tablet tambah darah 1 bulan, dalam waktu 3 bulan
berturut – turut.
2) Pengetahuan adalah hal yang diketahui remaja putri tentang Tablet Tambah
3) Sikap adalah respon yang diberikan oleh remaja putri tentang Tablet Tambah
Darah yang dibagikan rutin kepada mereka setiap minggu sekali di hari rabu
5) Dukungan orangtua motivasi yang diberikan kepada remaja putri untuk patuh
Aspek pengukuran adalah aturan – aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrumen), hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunkan untuk
TABEL 3.1.
Aspek Pengukuran Vareiabel X dan Variabel Y
SS = 1
ST = 2
RR = 3
TS = 4
STS = 5
Dukungan 10 Kuesioer skor > 5 Mendukung Ordinal
Guru Pertanyaan (51%- (2)
Ya = 1 100%) Tidak
Tidak = 0 skor < 5 mendukung
(<50%) (1)
Dukungan 10 Kuesioner skor > 5 Mendukung Ordinal
Orangtua Pertanyaan (51%- (2)
Ya = 1 100%) Tidak
Tidak = 0 skor < 5 mendukung
(<50%) (1)
Jumlah
Variabel Skala
pertannyaa Alat Ukur Hasil Ukur Value
Dependen ukur
n
Kepatuhan 5 Kuesioner skor 4 - 5 a. Patuh (2) Ordinal
Mengkonsums Pertanyaan (apabila
i Ya = 1 mengkonsu
TabletTambah Tidak = 0 msi 1 butir
Darah (TTD) setiap
minggu)
skor < 3 b. Tidak patuh
(1) (apabila
tidak
mengkonsu
msi 1 butir
setiap
minggu)
Sekurang – kurang penelitian menggunakan 3 (tiga) jenis data, yaitu data primer,
putri di MTs Negeri Batu Bara Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
b. Data Sekunder meliputi data deskriptif lokasi penelitian yaitu data MTs
Negeri Batu Bara termasuk profil MTs Negeri Batu Bara, yaitu jumlah remaja
putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) dan data yang
c. Data Tertier merupakan data yang di peroleh dari berbagai refrensi yang valid
remaja putri.
1. Collecting
2. Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valit dan realiabel dan terhindar dari yang bias
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable- variable
4. Entering
52
Data entry, yakni jawaban- jawababan dari masing- masing responden yang
masih dalam bentuk “ kode”( Angka atau huruf) dimasukan kedalam program
5. Data Processing
Semua data yang sudah di input kedalam aplikasi komputer akan diolah sesuia
teknik dalam menanalisis data. Alat yang digunakan untuk mengolah data, yaitu
program komputernya atau uji statistiknya. Teknik analisis dapat juga hanya
pada tiap variable dari hasil penelitian.Data disajikan dalam table distribusi
frekuensi.
ini maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat digunakan analisis chi – square,