Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala

dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini
berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi,
mikrobiologi dan genetika.

Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum


semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini
disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli
pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa
penyakit disebabkan oleh roh jahat.

Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi


khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang
masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak
penularan.

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga
saat ini.Konsep-konsep tersebut antara lain:

1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit


2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia

Sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu :

1. Tahap pengamatan

Cara awal untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi). Dari hasil pengamatan tersebut Hippocrates
(ahli epidemiologi pertama/460-377SM) lebih kurang 2400 tahun yang lalu berhasil menyimpulkan
adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan. Pendapt ini dituliskannya
dalam bukunya yang terkenal yakni : Udara, Air, dan Tempat. Sekalipun Hippocrates tidak berhasil
membuktikan pendapatnya tersebut, karena memang pengetahuan untuk itu belum berkembang, tetapi
dari apa yang dikemukakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran ini di pandang telah merupakan landasan
perkembangan selanjutnya dari epidemiologi. Tahap perkembangan awal epidemiologi yang seperti ini
dikenal dengan nama “Tahap Penyakit dan Lingkungan”.

2. Tahap perhitungan

Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini
upaya untuk mengukur frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, dilakukan dengan bantuan
ilmu hitung. Ilmu hitung masuk ke epidemiologi adalah berkat jasa Jonh Graunt (1662) melakukan
pencatatan dan perhitungan terhadap angka kematian yang terjadi di kota London. John Graunt tidak
melanjutkan penelitiannya dalam epidemiologi, tetapi beralih kepada peristiwa-peristiwa kehidupan. John
Graunt lebih dikenal dengan sebutan Bapak Statistik Kehidupan. Tahap kedua perkembangan
epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama “Tahap Menghitung dan Mengukur”.
3. Tahap pengkajian

John graunt memang berhasil memberikan gambaran tetang frekwensi dan penyebaran masalah
kesehatan, tetapi belum untuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena ktidak puasan terhadap hasil
yang diperoleh, maka dikembangkan teknik yang lain yang dikenal sebagai teknik pengkajian.

Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh William Farr (1839) yang melakukan pengkajian data. Dari
pengkajian ini dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan
kesehatan masyarakat, seperti : adanya hubungan status pendidikan dengan tingkat sosial ekonomi
penduduk.

Cara kerja yang sama juga dilakukan secara terpisah oleh John Snow(1849) yang menemukan adanya
hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk. John Snow menganalisa
pada dua perusahaan air minum di London yakni Lambeth Company dan Southwark & Vauxhall
Company.

Pekerjaan yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang
telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari data hasil percobaan. Karena pengkajian data
alamiah inilah, maka tahap perkembangan epidemiologi pada waktu itu dikenal dengan nama “Tahap
Eksperimental Alamiah”.

4. Tahap uji coba

Cara kerja uji coba tidak sekedar mengkaji data alamiah saja, tetapi mengkaji data yang diperoleh dari
suatu uji coba yang dengan sengaja dilakukan. Uji coba ini telah lama dikenal di kalangan kedokteran,
misalnya yang dilakukan oleh Lind (1774) yang melakukan pengobatan kekurangan Vitamin C dengan
pemberian jeruk. Atau yang dilakukan oleh Jenner (1796) yang melakukan uji coba vaksin cacar pada
manusia.

Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen,


yakni :

1. Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti
kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa
dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan
kesehatan.

2. Populasi

Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka
epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau
kelompok.

3. Pendekatan ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya
penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai