TM-5 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat-REV01
TM-5 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat-REV01
Sistem Filsafat
V – NOP103 Pancasila
Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki!
Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta “Philosofische Grondslag”, atau
jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua
yang mulia minta suatu “Weltanschauung”, di atas mana kita mendirikan
negara Indonesia itu. (Soekarno, 1985:7)
Source: https://rosodaras.files.wordpress.com/2011/01/patung-soekarno.jpg
Urgensi
PENGERTIAN
SILA IV
Masing-masing sila mempunyai kedudukan dan fungsi
F
(Sebagai Sistem Negara) P
sendiri-sendiri, berbeda namun tidak bertentangan
N
SILA III
(Sebagai Dasar Negara)
Masing-masing sila atau bagian saling
SILA II melengkapi
(Sebagai Moral
Negara)
Masing-masing sila atau bagian tidak boleh
SILA I dilepas-pisahkan satu sama lain F
(Sebagai Moral
Negara) M
Hukum (Tuhan; Masing-masing sila atau bagian bersatu untuk terwujudnya N
Kodrat; Etik) keseluruhan, dan keseluruhan membina bagian-bagian
Fundamen Moral Negara (FMN) Fundamen Politik Negara (FPN) FMN menjiwai FPN
Bentuk Susunan Pancasila
(Saling Mengkualifikasi / Mengisi)
Masing-masing Sila Mengandung 4 Sila Lainnya
Masing-masing Sila Dikualifikasi 4 Sila Lainnya
LOGOS
Rasionalitas
& Penalaran ETHOS
Kesusilaan
PATHOS
Transformasi
Nilai-nilai PEMBUKAAN
Hukum Tuhan, UUD NRI 1945
Hukum Kodrat,
ALINEA I (Hukum Kodrat & Hukum Etis)
Hukum Etis, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
Hukum Filosofis diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Tidak mempunyai hubungan ‘kausal organis’ Dasar pemikiran / latar belakang pendorong
terwujudnya kemerdekaan RI berwujud Negara RI
Simple Portfolio
Presentation