Anda di halaman 1dari 26

PEMETAAN KONSEP BELAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Teori Belajar Dan Setrategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : She Al Ngarifin,M,Pd.I

Disusun Oleh :
1. Fiki Abu Roedah NPM 22020016
2. susi NPM 22020024

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
STIT PRINGSEWU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulliah kepada allah yang maha pengasih lagi


maha penyayang atas terselesaikannya makalah ini.tak lupa juga sholawat
dan salam kepada nabi muhammad SAW.semoga kelak kita mendapatkan
syafaatnya aminn ya robbal alamiin
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga, dosen mata
kuliah, beserta teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah yang sederhana ini.Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................ i
KATA PENGATAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PEDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................. 1
B.Rumusan Masalah........................................................................ 2
C.Tujuan Penulis.............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Belajar........................................................................ 4
B.Aliran Teori Belajar..................................................................... 5
C.Faktor -Faktor Yang Menyebabkan Anak-Anak Malas Belaja.... 6
D.prinsip Dan Tujuan Belajar.......................................................... 7
E.Aktivitas Belajar .......................................................................... 9
F.Apresiasi Dalam Belajar............................................................... 9
G.Motivasi belajar............................................................................ 11
H,Tingkatan belajar.......................................................................... 12
I.Skuen bahan ajar............................................................................ 13
J.Kecerdasan ganda.......................................................................... 15

BAB III PENUTUP


SIMPULAN................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut (Sudradjat, 2004) salah satu penyebab rendahnya mutu
pendidikan adalah pendekatan pembelajaran berpusat pada guru, siswa lebih
banyak bertindak sebagai pendengar. Pembelajaran yang didominasi oleh
guru mengakibatkan guru hanya sebagai penyampai informasi, sehingga
siswa lebih banyak menghafal dari pada memahami makna yang dipelajarinya
(Zainuddin, 2002). Bahkan dikatakan oleh (Zamroni, 2000) dalam
pembelajaran ada kesan bahwa kegiatan utama siswa adalah mendengar dan
mencatat apa yang diceramahkan guru.
Guru perlu mengubah filosofi pembelajaran yang berpusat pada guru
menjadi pembelajaran berpusat pada siswa yang berlandaskan filosofi
konstruktivisme, dimana siswa dapat menyusun sendiri konsep-konsep yang
dipelajarinya (Susilo, 2004). Untuk dapat mempelajari biologi dengan baik
diperlukan struktur kognitif yang baik. Struktur kognitif adalah organisasi
informasi yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-
generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa (Dahar, 1989).
Struktur kognitif yang baik akan mendukung peristiwa belajar dan
memudahkan mengingat apa yang telah dipelajari, karena struktur kognitif
yang baik akan memudahkan seseorang belajar dengan jalan membantu
pebelajar untuk memasukan sejumlah informasi dan konsep (Sastrawijaya,
1988).
Untuk membangun kerangka kerja konseptual yang diorganisir
dengan baik, memerlukan komitmen dari siswa untuk memilih belajar
bermakna daripada dengan hafalan. Menurut Ausubel (1978.) belajar
bermakna (meaningful learning) merupakan suatu proses dalam belajar
dimana informasi baru dikaitkan pada konsep-konsep relevan yang telah ada
dengan struktur kognitif pebelajar. Keuntungan belajar bermakna dibanding
dengan belajar hafalan adalah informasi yang dipelajari lebih mudah

1
dipahami dan akan lebih lama diingat serta memudahkan proses belajar
berikutnya.
Menurut Ausubel (1963) agar pemahaman materi pelajaran dapat
lebih mudah dipelajari hendaknya setiap orang belajar secara bermakna yaitu
dengan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah
diketahui sebelum-nya. Dengan adanya kemampuan guru mengaitkan
pengetahuan awal dengan pengetahuan yang akan dipelajari, dapat
diharapkan bahwa siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Novak (1985) mengemukakan belajar bermakna sebagaimana dikemukakan
Ausubel di atas dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep atau
pemetaan konsep. Peta konsep adalah suatu alat yang dapat membantu para
siswa melihat dan memahami keterkaitan antar konsep yang telah
dikuasainya. Pemetaan konsep sangat efektif untuk membantu siswa belajar
bermakna, yaitu memahami hubungan logika antara konsep yang satu dengan
konsep yang lain (Mardiningsih, 2001).
Menurut Susilo (1997) sampai sekarang guru terbiasa dengan
pengajaran klasikal dan jarang menggunakan kelompok kecil untuk diskusi
kelompok. Senada dengan itu Zamroni (2000) mengungkapkan bahwa proses
pembelajaran di sekolah selama ini senantiasa menekankan pengembangan
siswa sebagai individu. Sekolah tidak pernah mengembangkan siswa secara
bersama sebagai suatu kelompok, mulai dari tugas-tugas harian, tanya jawab,
dan diskusi di kelas sampai evaluasi akhir hasil studi, semua itu merupakan
tugas individual. Dalam persaingan untuk mencapai prestasi di antara siswa
ini, sekolah sama sekali tidak menanamkan semangat kerjasama dan
solidaritas sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pengertian belajar ?
2. Apa saja aliran teori belajar ?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan anak-anak malas belajar ?
4. apa yang dimaksud dengan prinsip dan tujuan belajar ?
5. Apa yang dimaksud dengan aktivitas belajar ?

2
6. Apa itu apresiasi dalam belajar ?
7. Apa yang dimaksud dengan Motivasi dalam belajar ?
8. Ada berapakah Tingkatan belajar ?
9. Apa yang dimaksud dengan Skuen bahan aja r?
10. Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan ganda ?

C. TUJUAN PENULIS
1. Mengetahui pengertian belajar
2. Memahami aliran teori belajar
3. Mengetahui faktor yang menyebabkan anak-anak malas belajar
4. mengetahui prinsip dan tujuan belajar
5. Mengetahui dengan aktivitas belajar
6. Mengetahui apresiasi dalam belajar
7. Mengetahui Motivasi dalam belajar
8. Mengetahui Tingkatan belajar
9. Mengetahui Skuen bahan ajar
10. Mengetahui Kecerdasan ganda

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar,terlebih dahulu akan dikemukakan bebrapa definisi.Belajar adalah
suatu proses didalam kepribadian manusia,perubahan tersebut ditempatkan
dalam bentuk peningkatan kualitasdan kuantitas.
1. Definisi belajar menurut Hilgar dan Bower dalam bukunya“Theories of
Learning” (1975), belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
2. Menurut Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977) belajar
terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya(performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi tadi.
3. Drs. M. Ngalim Purwanto, MP memberikan definisi belajar dari
beberapa elemen :
a. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak diasebagai hasil
b. belajar. Seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang
bayi.
c. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah lakuyang
lebih baik tetapi ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku
yang lebih baik

4
4. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

B. Aliran Teori Belajar


1. Teori Behavioristik
Mengutip jurnal Universitas Medan Area, teori behavioristik
menyatakan bahwa belajar mengubah tingkah laku.Para ahli-ahli
behavioristik mengatakan bahwa proses belajar terjadi apabila tingkah
laku siswa sudah berubah.Jika siswa belum merespon, maka tingkah laku
siswa belum dikatakan belajar. Di dalam teori behavioristik, apabila
tingkah laku siswa belum berubah, akan berlaku sistem hukuman.Apabila
siswa tidak bisa dan diajarkan lagi dan tidak bisa lagu maka akan berlak
sistem hukuman. Hukuman tersebut pun membuat siswa jera dan
memotivasinya untuk belajar lebih giat lagi.Contohnya, seorang anak
disuruh oleh gurunya untuk menghafal perkalian dan maju keesokan
harinya, tapi anak tersebut belum menghafalnya dan disuruh berdiri di
depan kelas oleh gurunya
2. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan persepsi atau pemahaman. Teori belajar ini lebih
mementingkan proses belajar ketimbang hasilnya.Model belajar kognitif
menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.Menurut buku Psikologi Pendidikan karya Zulqarnain dkk,
kelebihan dari teori belajar kognitivisme adalah aktivitas belajar akan
lebih mandiri dan inovatif.Secara tidak sadar, siswa harus lebih aktif dan
kreatif karena mereka tidak hanya pasif duduk diam memperhatikan
guru.Mereka akan menerima pengetahuan sembari memikirkan sebuah
gagasan untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut.Sementara
kekurangannya adalah teori ini pada dasarnya lebih menekankan
kemampuan ingatan peserta didik.

5
3. Teori humanistic
Menyatakan bahwa belajar adalah memanusiakan manusia.
Maksudnya adalah menghargai segala yang ada pada manusia.Oleh sebab
itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati
bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi.Teori ini juga
lebih mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajarnya
4. Teori konstruktivistik
Aadalah aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan merupakan hasil konstruksi kita sendiri.Teori ini
menyatakan bahwa pengetahuan adalah bentukkan siswa yang belajar
lewat interaksi dengan bahan atau pengalaman baru, ilmu yang
didapatkan tidak dapat ditransfer guru ke murid. Isi materi pelajaran
ditentukan oleh murid sendiri.Teori belajar ini dihasilkan dari lingkungan
sekitar dengan menggunakan panca indera seperti melihat, mendengar,
menjamah, mencium, dan merasakan.

C. Faktor -Faktor Yang Menyebabkan Anak-Anak Malas Belajar


1. Faktor instristik(dalam diri sendiri)
a. Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain.
b. Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak
bermain /memantu orang tua
2. Faktor ekstrinstik (dari luar )
a. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan dalam belajar
atau sebaliknya (terlalu berlebihan memperthatikan) banyak
orangtua yang menuntut anak untuk belajar hanya demi angka (nilai)
dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab selaku pelajar.
Memaksakan akan untuk les ini itu dan lainnya,
b. Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana dirumah
sedang kacau).
c. Bermasalah di sekolah,
d. Tidak punya sarana yang menunjang belajar,

6
e. Suasana rumah msisalnya rumah penuh dengan kegaduhan,
keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang
pengap. Selain itu tersedianya fasilitas permainan yang berbihan
dirumah juga dapat mengganggu minat belajar. Mulai dari radio tape
yang menggunakan kaset,CD,VCD ,atau komputer yang
diprogram untuk sebuah permainan.
Cara mengatasi rasa malas belajar Menanamkan pengertian
benar tentang seluk beluk belajar sejak dini.Terangkanlah dengan
bahasa yang dimengerti. Menumbuhkan inisiatif belajar mandiri,
menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar merupakan
hal lain yang bermanfaat jangka panjang,

D. Prinsip Dan Tujuan Belajar


1. Pengertian Prinsip
Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama
(Badudu&Zein,2001:1089)
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961)
adalah :
a. Prinsip Kesiapan (Readinees)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Yang dimaksud
dengan kesiapan siswa ialah kondisi yang memungkinkan ia dapat
belajar.
b. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang
terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk
memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara
kesungguhan.
c. Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan
bagaiman ia memahami situasi. Persepsi adalah interpertasi tentang
situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya

7
sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi
perilaku individu.

d. Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima
oleh para pelajar pada saat proses terjadi. Tujuan ialah sasaran
khusus yang hendak dicapai oleh seseorang.
2. Pengertian Tujuan menurut para ahli
a. Reber (dikutip Suprijono, 2010)
Tujuan belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
b. Slameto (2010)
Tujuan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorangntuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
c. Sagala (2005)
Tujuan belajar adalah suatu proses perubahan prilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman tertentu.
d. Sardiman (2008)
Tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis dan
sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek mengalami
dan melakukannya.
e. Winkel (2009)
Tujuan belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan yang relatif konstan dan
berbekas.Penjelasan dari Winkel (2009), tujuan belajar adalah
aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah perubahan yang relatif
konstan dan berbekas.

8
Tujuan belajar yang paling utama adalah meningkatkan pengetahuan
dan memperbaiki cara berpikir. Belajar memang lebih populer
dilakukan oleh siswa dan mahasiswa. Meski demikian, sebenarnya
belajar harus dilakukan siapa saja dan di mana saja.
Keberhasilan belajar sangat berdampak pada pola berpikir
dan tingkah laku seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, tujuan
belajar adalah melatih kemandirian, adaptasi, sampai mampu
meningkatkan penghasilan karena pengembangan keterampilan
sosial.

E. Aktivitas Belajar
Pengertian Aktivitas BelajarAktivitas belajar adalah seluruh aktivitas
siswa dalam proses belajarKegiatan belajar / aktivitas belajar sebagi proses
terdiri atas enam unsuryaitu tujuan belajar, pesertadidik yang termotivasi,
tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang
memahami situasi, dan pola respons peserta didik
”(Sudjana,2005:105)Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar) yang
dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau
mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution,2004:9), Membuat suatu daftar
yang berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa)5, antara lain:
1. Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan:gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities (43) seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi
dan sebagainya.
3. Listening activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, music, pidato dansebagainya.
4. Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,
angket, menyalin, dan sebagainya.
5. Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta
diagram, pola, dan sebagainya.

9
F. Apresiasi Dalam Belajar
Pengertian apresiasi perlu dipahami dari asal katanya. Secara
etimologis, apresiasi berasal dari bahasa Latin “apreciatio” yang artinya
penghargaan. Dalam bahasa Inggris, “appreciate” berarti menyaari,
memahami, menghargai, dan menilai. Sementara secara terminologi,
pengertian apresiasi adalah proses menilai yang dilakukan untuk sesuatu hal
dari satu orang ke orang lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian apresiasi
adalah bentuk kesadaran terhadap nilai seni dan budaya. Pngertian apresiasi
juga dapat dimaknai sebagai bagian dari penilaian atau penghargaan terhadap
sesuatu. Dalam ekonomi, pengertian apresiasi adalah bentuk kenaikan nilai
barang karena harga pasarnya naik dan permintaan akan barang bertambah.
Dapat disimpulkan, pengertian apresiasi adalah penghargaan dan penilaian
terhadap sesuatu untuk mengungkap perasaan puas.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika apresiasi adalah suatu tindakan
penilaian, melihat, mendengar, menghayati, memberikan penilaian, menjiwai
serta membandingkan suatu karya. Karya yang dimaksud bisa dalam berbagai
macam bentuk. Misalnya seperti karya seni, karya tulis, karya sastra, karya
film dan lain sebagainya.
Secara umum, pengertian apresiasi memang seperti penjelasan di atas.
Namun menurut beberapa ahli, pengertian apresiasi ada beberapa pendapat
yang berbeda. Nah, di bawah ini adalah pengertian apresiasi dari para ahli
1. Aminudin
Aminudin menjelaskan jika apresiasi adalah proses pengenalan yang
dilakukan dengan bantuan perasaan maupun kepekaan batin serta
pengakuan terhadap unsur keindahan yang diungkapkan oleh seseoran
2. Albert R. Candler
Albert R. Candler berpendapat jika apresiasi merupakan suatu kegiatan
yang mengartikan serta menyadari sepenuhnya tentang seluk beluk dari
karya sastra dan menjadi lebih sensitif mengenai gejala estetika dan
artistik. Hal tersebut akan menjadikan seseorang lebih bisa menikmati
dan menilai suatu karya secara semestinya

10
G. Motivasi belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar secara umum
Pengertian motivasi belajar secara umum adalah keseluruhan daya
penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Para Ahli
a. Menurut Sardiman (1986)
Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.
b. Menurut Djamarah (2008)
menurut Djamarah, motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi
seseorang disebut motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.
c. Menurut Uno (2006)
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik.
d. Menurut Bophy (1987)
definisi motivasi belajar adalah sebagai a general state (kondisi
umum) dan sebagai a situation-specific state (kondisi dan situasi
yang spesifik). Sebagai a general state, motivasi belajar adalah suatu

11
watak yang permanen yang mendorong seseorang untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan dalam suatu kegiatan
belajar.Sedangkan sebagai a situation-specific state, motivasi belajar
muncul karena keterlibatan individu dalam suatu kegiatan tertentu
diarahkan oleh tujuan memperoleh pengetahuan atau menguasai
keterampilan yang diajarkan.
e. Menurut McCombs (1991)
Pengertian motivasi belajar adalah kemampuan internal yang
terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau dipelihara
melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan
kesempatan untuk memilih kegiatan, memberikan tanggung jawab
untuk mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas
belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.

H. Tingkatan belajar
1. Tingkatan Belajar Pertama, Membuat Catatan
Seorang murid sebaiknya membuat catatan sendiri mengenai pelajaran-
pelajaran yang sudah difahami hafalannya, Agar di kemudian hari bisa
dapat diulang-ulang Kembali.
Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali. Jangan sampai
menulis dengan sembarang yang mana ia sendiri tidak tahu apa
maksudnya, Hal ini akan menumpulkan otak dan waktupun hilang
dengan sia-sia belaka.
2. Tingkatan Belajar Kedua, Usaha memahami pelajaran
Seorang murid hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam
memahami pelajaran dari guru, atau boleh juga dengan cara diangan-
angan sendiri, difikir-fikir dan sering diulang-ulang sendiri. Karena bila
pelajaran yang baru hanya sedikit dan sering diulang-ulang sendiri,
akhirnya pun akan dapat dimengerti.
Apabila seseorang pernah satu atau dua kali mengabaikan dan tidak mau
berusaha, maka akan menjadi kebiasaan, dan menjadi tak bisa memahami
kalimat yang tidak panjang sekalipun.

12
3. Tingkatan Belajar Ketiga, Berdo’a
Ketika kita mau melaksanakan belajar juga hendaknya di awali dan
diakhiri dengan membaca do’a, Agar selalu dipermudah dan diberikan
apa yang kita harapkan dan butuhkan dalam aktivitas belajar. Allah pasti
mengabulkan do’a yang dimohonkan, dan tidak mengabaikan orang yang
mengharapkan

I. Skuen bahan ajar


1. Pengertian skuen ajar
Salah satu isi yang terdapat dalam kurikulum ialah bahan ajar. Oleh karena
itu, muatan-muatan materi ajar harus disesuaikan dengan kurikulum yang
disusun. Dalam penyusunan ini, perluh diperhatikan sekuensi bahan ajar.
Sekuen (sequence) adalah sederetan pernyataan-pernyataan yang urutan
dan pelaksanaan eksekusinya runtut, yang lebih dahulu ditemukan (dibaca)
akan dikerjakan (dieksekusi) lebih dulu, bila urutan pernyataan dibalik,
akan mempunyai makna yang berbeda.
Jadi, sekuensi bahan ajar adalah susunan materi bahan ajar yang akan
disampaikan secara runtut, atau materi yang diberikan secara bertahap.
2. Cara Menyusun Sekuens Bahan Ajar
Menurut Sukmadinata, ada enam cara menyusun sekuens bahan ajar
a. Sekuens kronologis
Sekuen kronologis, untuk menyusun bahan ajar yang mengandung
urutan waktu, dapat digunakan sekuens kronologis. Peristiwa-
peristiwa sejarah, perkembangan historis suatu institusi, penemuan-
penemuan ilmiah dan sebagainya dapat disusun berdasarkan sekuens
kronologis.Contoh Mendeskripsikan perkembangan sejarah
pendidikan Islam dari masa ke masa
a) Pendidikan Islam pada masa Rasulullah
b) Pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
c) Pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah
d) Pendidikan Islam pada masa Bani Abbasiyah
b. Sekuens Kausal

13
Sekuen kausal berhubungan dengan sekuen kronologis. Peserta didik
dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab
atau pendahulu dari pada sesuatu peristiwa atau situasi lain. Dengan
mempelajari sesuatu yang menjadi sebab atau pendahulu peserta didik
akan menemukan akibatnya.Contoh :Mendeskripsikan sejarah
pendidikan Islam pada masa
a) kejayaanLatar belakang sosial politik
b) Perkembangan lembaga pendidikan Islam
c) Sarjana-sarjana Islam dalam bidang ilmu pengetahuan
d) Pendidikan untuk kaum wanita
c. Sekuens Struktural
sagian-bagian bahan ajaran suatu bidang studi telah mempunyai
struktural tertentu. Penyusunan sekuens bahan ajaran bidang studi
tersebut perlu disesuaikan dengan strukturnya. Dalam fisika tidak
mungkin mengajarkan alat-alat optik, tanpa terlebih dahulu diajarkan
pemantulan, dan pembiasan cahaya tidak mungkin diajarkan tanpa
terlebih dahulu diajarkan masalah cahaya. Masalah cahaya,
pemantulan-pembiasan, dan alat-alat optik tersusun secara
struktural.Contoh :melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari
a) Pengetian ibadah sholat
b) Dalil-dalil tentang ibadah sholat
c) Syarat sah ibadah sholat
d) Rukun-rukun ibadah sholat
e) Sunah-sunah ibadah sholat
f) Hal yang membatalkan sholat
g) Tata cara pelaksanaan ibadah sholat
d. Sekuens Logis dan Psikologis (Deduktif dan Induktif)
Sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari
bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada
yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari
keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju
yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun

14
dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari
masalah bagaimana ke masalah mengapa.Contoh :
a) Ibadah sholat
b) Sholat wajib : Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’.
c) Sholat sunnah : Idul Fitri, Idul Adha, Istikhoroh, Dhuha, dan
Tahajjud.
e. Sekuens Spiral
Sekuens spiral merupakan susunan materi pembelajaran yang
dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana,
kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan
yang lebih kompleks.Contohh :
a) Tawuran di kalangan pelajar (topic populer)
b) Pendidikan agama para pelajar
c) Pendidikan etika dan moral para pelajar
d) Peran orang tua dan masyarakat
f. Sekuens Hierarki Belajar
Model ini dikembangkan Gagne dengan prosedur tujuan khusus utama
dianalisis, dan dicari suatu hierarki urutan bahan ajaran untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan
urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai pesera didik,
berturut-turut sampai dengan perilaku terakhir. Untuk bidang studi
tertentu dan pokok-pokok bahasan tertentu hierarki juga dapat
mengikuti hierarki.Contoh :
a) Menjelaskan ketentuan hukum tentang riba
b) Mengemukakan dalil-dalil tentang larangan riba
c) Menjelaskan macam-macam riba
d) Menunjukkan perilaku menghindari perbuatan riba

J. Kecerdasan ganda
1. Pengertian Kecerdasan Ganda
Teori kecerdasan ganda pertama kali dikemukakan oleh ahli
psikologiternama, yaitu Howard Gardner pada 1983. Selain sebagai ahli

15
psikologi, Gardner juga dikenal sebagai profesor pendidikan, sekaligus
lulusan summa cumlaude dari universitas terkemuka di Amerika Serikat,
Harvard University. Setelah lulus, ia melakukan berbagai penelitian
terkaitpsikologi perkembangan.Semasa hidupnya, Gardner juga sempat
mempelajari filsafat dan sosiologi di London School of Economic.
Dengan menghabiskan banyak waktunya untuk berbagai penelitian,
alhasil Gardner mengutarakan pandangannya mengenai tes kecerdasan
secara umum. Gardner berpendapat bahwa banyak ahli pendidikan
maupun psikologi masih menganggap tes IQ, yang menjadi satu-satunya
indikator kecerdasan seseorang.
Menurutnya, hal ini menjadi suatu kesalahan, karena manusia pada
dasarnya unik dan memiliki caranya sendiri dalam mengembangkan
potensi dan berkontribusi di dalam masyarakat.
Penelitian yang dilakukan Gardner akhirnya menghasilkan sebuah teori,
yang dinamai kecerdasan ganda atau multiple intelligences. Dalam
bukunya yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intelligences, ada tiga definisi mengenai kecerdasan menurut Gardner.
Pertama, kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan suatu masalah di dunia nyata. Kedua, kecerdasan
digambarkan sebagai cara menemukan persoalan baru dan mencari
solusinya. Terakhir, kecerdasan memungkinkan seseorang dalam
menghasilkan sesuatu yang bernilai dari kebudayaannya.
2. Jenis-Jenis Kecerdasan Ganda
a. Kecerdasan Spasial – Visual
Kecerdasan ini memiliki kemampuan yang dapat memanipulasi
ruang spasial dan visual di sekitarnya. Seseorang dengan kecerdasan
spasial-visual selain memiliki orientasi terhadap ruang spasial yang
bagus, juga mampu berpikir dan mengingat suatu informasi dengan
gambar, sehingga memungkinkan individu membaca peta, diagram,
tabel, infografis dengan mudah.Selain itu, gaya belajar orang dengan
kecerdasan spasial-visual menggunakan coret-coretan seperti
lukisan, simbol, yang dihiasi dengan pewarna. Profesi yang cocok

16
untuk kecerdasan ini adalah pelukis, ilustrator, desain grafis, arsitek,
pemain catur, hingga navigator.

b. Kecerdasan Linguistik
Jika kecerdasan spasial-visual mengandalkan gambar, linguistik
mahir dalam verbal. Seseorang dengan jenis kecerdasan ini memiliki
kemampuan dalam mengingat kata-kata. Kemampuan lainnya yang
dimiliki oleh kecerdasan linguistik adalah mahir dalam membaca
dan menulis, pandai berbicara di depan publik, berargumentasi, dan
senang dengan permainan kataSelain itu, gaya belajar kecerdasan ini
menggunakan teka-teki, menulis jurnal, wawancara, diskusi,
membaca cepat, dan melalui cerita. Profesi yang cocok untuk
kecerdasan linguistik adalah narator, juru bicara, penulis, jurnalis,
presenter, motivator, hingga penyair.
c. Kecerdasan Interpersonal
Sesuai dengan namanya, kecerdasan interpersonal
memilikikemampuan dalamberkomunikasi, serta menjalin
hubunganyang baik dengan orang lain. Seseorangdengan jenis
kecerdasan ini mampu bernegosiasi, sukabekerja sama,bisa
membaca situasi sosial dan maksud lawan bicaranya Adapun gaya
belajar kecerdasan interpersonal adalah menggunakan kerja
kelompok, mengajari orang lain, belajar dengan media layanan,
hingga memanfaatkan keterampilan berhubungan dan
berkomunikasi. Profesi yang cocok untuk tipe ini adalah public
relations, marketing, guru, penasehat,manager, hingga guru.
d. Kecerdasan Musikal
Jenis kecerdasan ini tergolong unik, karena memiliki kemampuan
dalam menganalisis, mengenal, dan mengingat dengan lagu, irama,
nada. Selain sensitif terhadap musik, irama, dan warna nada,
kecerdasan musikal juga mampu menyusun berbagai irama menjadi
lagu, serta mengingat dengan baik melalui musik dan indera
pendengarannya.

17
Adapun gaya belajar yang dimiliki oleh kecerdasan musikal adalah
bermain alat musik, belajar sambil diiringi dengan lagu, bergabung
dalam paduan suara, hingga membuat gambar dengan musik. Profesi
yang cocok untuk kecerdasan ini adalah tentunya musisi, penyanyi,
personil band, konduktor, pemain sandiwara, hingga aransemen lagu.
e. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini juga tergolong unik, karena menggunakan alam
untuk beradaptasi dalam hidup. Sesuai dengan namanya, kecerdasan
naturalis memungkinkan seseorang sadar akan lingkungan alam,
gemar berinteraksi dengan hewan, suka berpetualang dan berpergian
ke luar rumah. Individu dengan kemampuan ini juga sangat antusias
untuk mendalami segala ilmu pengetahuan yang terkait dengan
alam.Selain itu, gaya belajar kecerdasan naturalis adalah
menggunakan praktek langsung di lapangan, tidak mengutamakan
penampilan,eksplorasi lebih diutamakan dibandingkan teori,hinggam
mengumpulkan dan mengoleks isampel-sampel di alam. Profesi
yang cocok adalah pecinta alam, pendaki gunung, pelatih diving, ahli
cuaca, dan pekerjaan di kebun binatang.
f. Kecerdasan Body – Kinesteti
Sesuai namanya, kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk
menggunakan bagian tubuh dalam menyelesaikan suatu masalah.
Seseorang dengan kecerdasan kinestetik memiliki daya kontrol tubuh
yang baik, berpikir mekanis, responsifterhadap lingkungan fisik,
mudah mengingat apa yang dilakukan, dan reflekssempurna.Gaya
belajar kecerdasan ini adalah dengan menggunakan latihan fisik,
model dan kerajinan tangan, beraktivitas di lapangan, dan memakai
drama atau kelas peran. Profesi yang cocok adalah penari, aktor,
atlet, olahragawan, ahli bedah, dan mekanik.
g. Kecerdasan Intrapersona
Kecerdasan intrapersonal berbeda dengankecerdasan interpersonal.
Jenis kecerdasan ini memiliki kemampuan intuitif yang tinggi dan
sadar akan diri sendiri. Keunikannya adalah seseorang mampu

18
menyadari kelebihan, kelemahan serta bakat yang dimilikinya, bisa
merefleksikan tindakan maupun emosi yang dirasakan olehnyaSelain
itu, gaya belajar kecerdasanintrapersonal banyak menggunakan
latihan tanya jawab, berbicara dari hati ke hati, melakukan refleksi
diri, studi mandiri, menulis jurnal, dan kontrol proses belajar. Profesi
yang cocok adalah ahli filsafat, komedian,novelis, penasehat, hingga
pemuka agama.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum
atau kumpulan prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling
berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan
yang berkaitan dengan peristiwa belajar
Faktor instristik(dalam diri sendiri) Kurangnya waktu yang tersedia
untuk bermain.Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak
bermain /memantu orang tuaFaktor ekstrinstik (dari luar )Sikap orang
tua yang tidak memperhatikan dalam belajar atau sebaliknya (terlalu
berlebihan memperthatikan) banyak
Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama
(Badudu&Zein,2001:1089)
Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah
Djanilu1993)
Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya
(Dardiri1996)
pengertian Aktivitas BelajarAktivitas belajar adalah seluruh aktivitas
siswa dalam proses belajarKegiatan belajar / aktivitas belajar
Pengertian apresiasi perlu dipahami dari asal katanya. Secara
etimologis, apresiasi berasal dari bahasa Latin “apreciatio” yang artinya
penghargaan. Dalam bahasa Inggris, “appreciate” berarti menyaari,
memahami, menghargai, dan menilai. Sementara secara terminologi,
pengertian apresiasi adalah proses menilai yang dilakukan untuk sesuatu hal
dari satu orang ke orang lain

20
.Pengertian Motivasi Belajar secara umumPengertian motivasi belajar
secara umum adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
maupun dari luar siswa
CatatanTingkatan Belajar Kedua, Usaha memahami
pelajaranTingkatan Belajar Ketiga, Berdo’Pertama, kecerdasan merupakan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah di dunia nyata.
Kedua,
Salah satu isi yang terdapat dalam kurikulum ialah bahan ajar. Oleh
karena itu, muatan-muatan materi ajar harus disesuaikan dengan kurikulum
yang disusun. Dalam penyusunan ini, perluh diperhatikan sekuensi bahan
ajar.
kecerdasan digambarkan sebagai cara menemukan persoalan baru dan
mencari solusinya. Terakhir, kecerdasan memungkinkan seseorang dalam
menghasilkan sesuatu yang bernilai dari kebudayaannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Retrieved 10 September 2023, dari http://file.upi.edu/Direktori/KD-


SUMEDANG/197212262005011002-
(2023). Retrieved 15 September 2023, dari
https://widya57physicsedu.files.wordpress.com/2010/12/no-29-widya-wati-02-
teori-belajar-dan-pembelajaran.pdf
Retrieved 10 September 2023,dari
https://www.coursehero.com/file/74573304/karya-tulisdocx/
Belajar, P. (2013). Prinsip-prinsip Belajar. Retrieved 10 September 2023dari
http://klik-sini-sob.blogspot.com/2013/10/prinsip-prinsip-belajar.
Before you continue to Google Search. (2023). Retrieved 10 September
2023,dari https://www.Retrieved 10 September 2023 dari
https://123dok.com/document/zpdxnjvz-makalah-tujuan-belajar-dan-
pembelajaran
Studocu. (2023). Retrieved 10 September 2023, dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jambi/psikologi-
pendidikan/aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya/
43247497
P, G. (2022). Apresiasi: Pengertian, Tujuan, Hingga Contoh Apresiasi.
Retrieved 10 September 2023,dari
https://www.gramedia.com/literasi/apresiasi/
Tysara, L. (2021). Tujuan Belajar dan Tips Melakukannya, Ini Penjelasan Ahli.
Retrieved 10 September 2023,dari
https://www.liputan6.com/hot/read/4527710/tujuan-belajar-dan-tips-
melakukannya-ini-penjelasan-ahli?page=2

22
Makalah, A. (2023). Makalah Motivasi Belajar. Retrieved 12 September 2023,
dari https://www.anekamakalah.com/2012/07/makalah-motivasi-belajar.html
Niess, P. (2023). Sekuens Bahan Ajar. Retrieved 12 September 2023, dari
http://padjrindhaniess.blogspot.com/2011/11/sekuens-bahan-ajar.html
Ajar, S. (2023). Sekuensi Bahan Ajar. Retrieved 12 September 2023, dari
https://artikeligs.blogspot.com/2014/05/sekuensi-bahan-ajar.html
. Retrieved 12 September 2023, from https://qepindonesia.com/memahami-
kecerdasan-ganda-dan-jenis-jenisnya/
Tingkatan belajar https://www.islampos.com/tingkatan-belajar-2-238496/

23

Anda mungkin juga menyukai