Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1-8
MARFUAH HASAN
PUSKESMAS PAJUJU
BILATO NIP.
197901042003122006

1. Pengertian APN adalah asuhan yang bersih dan aman selama


pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih
dari 37 minggu dan setelah bayi lahir serta pencegahan
komplikasi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan Asuhan Persalinan Normal.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bilato Nomor ........ tahun


tentang kebijakan pelayanan klinis.
4. Referensi Asuhan persalianan normal.

5. Prosedur/ MEMASTIKAN TANDA DAN GEJALA KALA II


Langkah-langkah 1. Dorongan untuk meneran
2. Tekanan pada anus
3. Perineum menonjol
4. Vulva membuka
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Petugas memastikan kelengkapan alat, bahan dan obat –
obatan esensial untuk menolong persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir
2. Mengalas kain di atas perut ibu
3. Melepas dan semua perhiasan yang di pakai, cuci tangan di
bawah air mengalir dengan menggunakan sabun.
Kemudian keringkan dari arah atas ke bawah secara
melingkar
4. Petugas memakai APD lengkap
5. Petugas memakai sarung tangan DTT pada satu tangan
yang akan di lakukan pemeriksaan dalam
6. Petugas mematahkan ampul, mengambil dispo 3 cc dan
menghisap obat oksitosin secara akseptik dan meletakkan
ke dalam bak instrument
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
BAIK
7. Petugas melakukan Vulva Hygine dan mengganti
handscoone jika sudah terkontaminasi
8. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan clorin 0,5 % kemudian lepaskan sarung
tangan dengan posisi terbalik
10. Pemeriksa melakukan pemantauan DJJ saat tidak ada
His
11. Mendokumentasikan hasil pmeriksaan DJJ
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES BIMBINGAN UNTUK MENERAN
12. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman
13. Menganjurkan ibu untuk memilih seseorang yang akan
mendampingi ibu dalam proses persalinan

14. Bimbing ibu untuk meneran saat ada his dan


menganjurkan ibu untuk istirahat jika tidak ada his dan
meminta keluarga untuk pemenuhan nutrisi ibu
15. Pantau kembali kesejahteraan janin saat tidak ada his
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
16. Letakkan handuk bersih di atas perut ibu, letakkan kain
bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan pakai sarung tangan DTT pada
kedua tangan
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
19. Periksan kemungkinan adanya lilitan tali pusat, jika
terdapat lilitan tali pusat, longgarkan dan lepaskan lewat
bagian atas kepala. Jika lilitan tali pusat ketat maka
penolong melakukan klem di dua tempat dan potong di
antara dua klem tersebut`
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
21. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal
untuk mengeluarkan bahu belakang.
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyangga kepala lengan, dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan
pegang masing masing mata kaki dengan ibu jari dan jari
– jari lainnya)
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
24. Lakukan penilaian (selintas)
a. Apabila bayi menggis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan ?
b. Apabila bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menanggis, tidak bernnapas atau
megap – megap lakukan tindakan resusitasi
25. Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu.
Keringkan bayi dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya (tanpa menbersihkan verniks) kecuali bagian
tanggan.
26. Ganti handuk atau loyor basah dengan handuk/loyor
yang kering. Pastikan bayi dalam kondisi yang mantap di
atas perut ibu.
27. Periksa kondisi perut ibu untuk memastikan tidak ada
bayi kedua dalam uterus(hamil tunggal)
28. Beritahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan
oksitosin(agar uterus berkontraksi baik)
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit (IM) di 1/3 paha atas bagian distal
lateral(lakukan aspirasi sebelum melakukan
penyuntikkan oksitosin)
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat(2 menit
setelah bayi lahir) pada sekitar dari pusat (umbilicus)
bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat
kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan keduan pada 2
cm distal dari klem pertama.
31. Lakukan pemotongan tali pusat dengan cara melindungi
bagian tubuh bayi dengan menggunakan tangan yang
satunya.
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke
kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkuran ke dada
ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel baik di
dinding perut dada ibu, usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
putting payudara ibu.
33. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi
di kepala bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5 – 10 cm dari
vulva
35. Letakkan satuu tanggan di atas kain perut ibu, di tepi
atas simfisis untuk mendeteksi. Tanggan lain
menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah
bawah sambil tanggan lain mendorong uterus ke rah
belakang atas (dorsocranial) secara hati (untuk mencegah
infersio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika
uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu / suami
atau keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorsocranial hingga
plasenta terlepas, meminta ibu meneran sambil penolong
mmenarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti posr jalan
lahir(tetapkan lakukan dorsocranial)
Jika talipusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
meneganggkan tali pusat maka beri ulang okstosin 10
unit IM lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh
dan memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan
dilakukanya rujukan dan memperiapkan apa yang perlu
di bawa .
Ulangi peneganggan tali pusat 15 menit berikutnya,
segera rujuk setelah plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir dan jika terjadi perdarahan, lakukan
manual plasenta
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan, pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudaian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
di sediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian gunakan jari – jari tangan atau klem
DTT untuk mengeluarkan selaput ketuban yang tertinggal
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, letakkan telapak tanggan di atas
fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lebut hingga uterus berkontraksi.
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
41. Lakukan pemeriksaan TTV
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
perdarahan.
43. Pastikan uterus berkontaksi dengan baik dan evaluasi
perdarahan
44. Lakukan antropometri pada bayi
45. Lakukan pemberian vit K L dan pemberian serta salep
mata.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarah
pervaginam
47. Ajarkan ibu untuk melakukan masase uterus
48. Evaluasi kembali jumlah perdarahan
49. Memeriksa keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan
50. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernapas dengan baik serta sehu tubuh bayi baik
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Cuci dan bilas
peralatan setelah dekontaminasi
52. Buang bahan bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan air DTT dan sisa cairan ketuban,
darah dan bantu ibu untuk mamakai pakaiannya
54. Bantu ibu untuk mmberiak asi kepada bayinya
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin ,
dan lepaskan secara terbalik serta rendam selama 10
menit
57. Cuci keduan tangan dengan menggunakan sabun di
bawah air mengalir dan lepaskan APD
58. Dokumentasi
A. Unit Terkait Unit Layanan KIA-KB
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tanggal Terbit :
Halaman :8
MARFUAH HASAN
PUSKESMAS PAJUJU
BILATO NIP.
197901042003122006

Unit : ……………………………………………………………………
Nama Petugas : ……………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………………………

No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB


1 Apakah Petugas Memastikan Tanda Dan Gejala
Kala II.
2 Apakah Petugas Menyiapkan Pertolongan
Persalinan.
3 Apakah Petugas Memastikan Pembukaan Lengkap
Dan Keadaan Janin Baik.
4 Apakah Petugas Menyiapkan Ibu Dan Keluarga
Untuk Membantu Proses Bimbingan Untuk
Meneran.
5 Apakah Petugas Persiapan Pertolongan Kelahiran
Bayi
6 Apakah Petugas Penanganan Bayi Baru Lahir.
Jumlah

Anda mungkin juga menyukai