Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BERPIKIR KRITIS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1
1. Yusilia Rohar 230108303
2. Indah Fatmawati, 230108149
3. Agista Syafira 230108058
4. Ita olviary 230108153
5. Nani Firawati 230108189
6. Kurnia Nur Yuniati 230108313
7. Aesti Rena Yulita 230108057
8. Wulan Yulianingsih 230108291
9. Sulastri 230108266

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Berpikir Kritis
(Critical Thinking)” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan..
Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber
pengetahuan dan bahan pembelajaran mata kuliah . Dalam penyusunan makalah
ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan
kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa kami harapkan demi
peningkatan kualitas makalah ke depan.

Pringsewu, Agustus 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan .............................................................................. 2
Bab II. Pembahasan
2.1 Definisi Berpikir Kritis ..................................................................... 3
2.2 Pengenalan Pentingnya berfikir kritis dalam konteks bidan kesehatan 3
2.3 Karakteristik Berpikir Kritis ............................................................. 5
2.4 Indikator Berpikir Kritis ................................................................... 10
2.5 Tahapan Berpikir Kritis .................................................................... 11
2.6 Keterampilan Berpikir Kritis ............................................................ 13
2.7 Manfaat Berpikir Kritis ..................................................................... 13
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................. 16
Daftar Pustaka ............................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental manusia untuk membantu


memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi rasa keingintahuan.
Kemampuan berpikir terbagi dua, yaitu : kemampuan berpikir dasar dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar hanya
menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis,
misalnya menghafal. Sedangkan, kemampuan tingkat tinggi digunakan apabila
seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk kemudian
digunakan kembali untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.
Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu :
menghafal, dasar, kreatif, dan kritis. Tingkat paling rendah adalah keterampilan
menghafal yang terdiri atas keterampilan yang hampir otomatis. Selanjutnya,
adalah keterampilan dasar. Selanjutnya, berfikir kreatif sifatnya orisinil. Kegiatan
yang dilakukan di antaranya menyatukan ide dan menciptakan ide baru.
Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi
semua aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan
membaca dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau
tidak dibutuhkan. Dua tingkatan berfikir terakhir inilah (berpikir kreatif dan
berpikir kritis) yang disebut keterampilan tingkat tinggi.
Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan-
permasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat.
Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model
penyelesaian masalah secara efektif.

1
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini terfokuskan pada pembahasan mengenai berfikir kritis,
dimana rumusan masalah pada makalah ini:
a. Apa definisi Berfikir Kritis ?
b. Apa Pentingnya berfikir kritis dalam konteks bidan kesehatan ?
c. Apa saja karakteristik Berfikir Kritis ?
d. Apa saja indikator kemampuan berfikir kritis ?
e. Apa tahapan Berfikir Kritis ?
f. Apa saja keterampilan berfikir kritis ?
g. Apa manfaat berfikir kritis ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;
a. Mengetahui definisi berfikir kritis
b. Mengetahui Pentingnya berfikir kritis dalam konteks bidan kesehatan
c. Mengetahui ciri-ciri seseorang berfikir kritis
d. Mengetahui apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis
e. Mengetahui tahapan berfikir kritis
f. Mengetahui keterampilan-keterampilan dalam berfikir kritis
g. Mengetahui manfaat berfikir kritis

1.4 Metode Penulisan


Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yaitu sumber
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber berupa sumber berupa buku,
media cetak, maupun media elektronik yang memuat informasi dengan
pembahasan mengenai berfikir kritis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Berpikir Kritis

Definisi tentang berpikir, yaitu : “berpikir adalah eksplorasi pengalaman


yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan.” Tujuan itu mungkin
berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, dan sebagainya.
Istilah berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan
berpikir konvergen, berpikir logis (logical thinking) dan reasoning. R.H Ennis,
dalam Hassoubah (2004), mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada
diri seseorang, R.H Ennis dalam Hassoubah (2004: 87) memberikan sebuah
definisi berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan seseorang
dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

2.2 Pengenalan Pentingnya berfikir kritis dalam konteks bidan


kesehatan
Lima Model Berfikir Kritis

Meskipun The Six Rs sangat berguna namun tidak semuanya cocok dengan
dalam keperawatan. Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba
mengembangkan gambaran berpikir dan mengklasifikasikan menjadi 5 model
disebut T.H.I.N.K. yaitu: Total Recall, Habits, Inquiry, New Ideas and
Creativity, Knowing How You Think.
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang Model T.H.I.N.K., kita perlu
untuk mempelajari asumsi yang menggarisbawahi pendekatan lima model

3
tersebut. Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran,
perasaan dan berkerja bersama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang
berpikir kritis, yaitu sebagai berikut.
Asumsi pertama adalah berpikir, merasa, dan keahlian mengerjakan
seluruh komponen esensial dalam keperawatan dengan bekerja sama dan saling
berhubungan. Berfikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional
yang berkerja bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa
perasaan adalah hal yang sangat tidak mungkin, pengenalan nilai-nilai keterkaitan
antara pikiran, perasaan, dan berkerja merupakan tahap penting dalam memulai
praktik profesional.
Berpikir tanpa mengerjakan adalah suatu kesia-siaan. Mengerjakan sesuatu
tanpa berpikir adalah membahayakan. Dan berpikir atau mengerjakan sesuatu
tanpa perasaan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Perasaan, diketahui sebagai
status afektive yang mempengaruhi berpikir dan mengerjakan dan harus
dipertimbangkan saat belajar berpikir dan menyimpulkan sesuatu. Pengakuan atas
3 hal (Thinking, Feeling, and Doing) mengawali langkah praktek professional ke
depan.
Asumsi yang kedua mengakui bahwa berpikir, merasakan, dan
mengerjakan tidak bisa dipisahkan dari kenyataan praktek keperawatan. Hal ini
dapat dipelajari dengan mendiskusikan secara terpisah mengenai ketiga hal
tersebut. Meliputi belajar mengidentifikasi, menilai dan mempercepat kekuatan
perkembangan dalam berpikir, merasa dan mengerjakan sesuai praktek
keperawatan.
Berpikir kritis memerlukan pengetahuan, walaupun pikiran, perasaan, dan
bekerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada
praktek keperawatan, tetapi dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses
pembelajaran.
Asumsi yang ketiga bahwa perawat dan perawat pelajar bukan papan
kosong, mereka dalam dunia keperawatan dengan berbagai macam keahlian
berpikir. Model yang membuat berpikir kritis dalam keperawatan meningkat.

4
Oleh karena itu bukan merupakan suatu kesungguhan yang asing jika mereka
menggunakan model sama yang digunakan setiap hari. Berpikir kritis dalam
keperawatan bukan sesuatu yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Asumsi yang keempat yang mempertinggi berpikir adalah sengaja
berbuat sesuai dengan pikiran dan yang sudah dipelajari. Berpikir kritis dapat
dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar bagaimana cara
meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Asumsi yang kelima bahwa pelajar dan perawat menemukan kesulitan
untuk mengambarkan keahlian mereka berpikir. Sebagian orang jarang bertanya
“bagaimana pelajar dan perawat berpikir”, selalu yang ditanyakan adalah “apa
yang kamu pikirkan”. Berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan
efektif.

2.3 Karakteristik Berfikir Kritis

Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu


berfikir kritis antara lain ialah :
a. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan
memecahkan masalah;
b. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali
telah membuktikan sendiri kebenarannya.

Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan


Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:

a. Watak

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap


skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai
data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-

5
pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah
pendapat yang dianggapnya baik.

b. Kriteria

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.


Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber
pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan
fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

c. Argumen

Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.


Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan
menyusun argumen.

d. Pertimbangan atau pemikiran

Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa


premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data.

e. Sudut pandang (point of view)

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang
akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan
memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

f. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)

6
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 :
54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang
terdiri dari lima kelompok besar yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas,


diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing
indikatornya dituliskan dalam tabel berikut:
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
Keterampilan Sub Keterampilan
Aspek
Berpikir Kritis Berpikir Kritis

1. Memberikan 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi atau


Penjelasan pertanyaan memformulasikan suatu
dasar pertanyaan.
b. Mengidentifikasi atau
memformulasikan kriteria
jawaban yang mungkin.
c. Menjaga pikiran terhadap situasi
yang sedang dihadapi.

2. Menganalisis a. Mengidentifikasi kesimpulan.


argumen b. Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan.
c. Mengidentifikasi alasan yang
tidak dinyatakan.
d. Mencari persamaan dan
perbedaan.
e. Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan.
f. Mencari struktur dari sebuah

7
pendapat/argumen.
g. Meringkas

3. Bertanya dan a. Mengapa?


menjawab b. Apa yang menjadi alasan utama?
pertanyaan c. Apa yang kamu maksud dengan?
klarifikasi dan d. Apa yang menjadi contoh?
pertanyaan yang e. Apa yang bukan contoh?
menantang f. Bagaiamana mengaplikasikan
kasus tersebut?
g. Apa yang menjadikan
perbedaannya?
h. Apa faktanya?
i. Apakah ini yang kamu katakan?
j. Apalagi yang akan kamu katakan
tentang itu?

2. Membangun 4. Mempertimbangkan a. Keahlian


Keterampilandasar apakah sumber b. Mengurangi konflik interest
dapat dipercaya c. Kesepakatan antar sumber
atau tidak? d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko
g. Keterampilan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan a. Mengurangi praduga/menyangka


mempertimbangkan b. Mempersingkat waktu antara
hasil observasi observasi dengan laporan
c. Laporan dilakukan oleh pengamat
sendiri
d. Mencatat hal-hal yang sangat
diperlukan
e. Penguatan
f. Kemungkinan dalam penguatan
g. Kondisi akses yang baik
h. Kompeten dalam menggunakan
teknologi
i. Kepuasan pengamat atas
kredibilitas kriteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan a. Kelas logika


mempertimbangkan b. Mengkondisikan logika
deduksi c. Menginterpretasikan pernyataan

8
7. Menginduksi dan a. Menggeneralisasi
mempertimbangkan b. Berhipotesis
hasil induksi

8. Membuat dan a. Latar belakang fakta


mengkaji nilai-nilai b. Konsekuensi
hasil pertimbangan c. Mengaplikasikan konsep
( prinsip-prinsip, hukum dan asas)
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang
dan memutuskan

4. Membuat 9. Mendefinisikan Ada 3 dimensi:


penjelasan lebih istilah dan
lanjut mempertimbangkan a. Bentuk : sinonim, klarifikasi,
definisi rentang, ekspresi yang sama,
operasional, contoh dan
noncontoh
b. Strategi definisi
c. Konten (isi)

10.Mengidentifikasi a. Alasan yang tidak dinyatakan


asumsi b. Asumsi yang diperlukan:
rekonstruksi argumen

5. Strategi dan 11. Memutuskan suatu a. Mendefisikan masalah


taktik tindakan b. Memilih kriteria yang mungkin
sebagai solusi permasalahan
c. Merumuskan alternatif-alternatif
untuk solusi
d. Memutuskan hal-hal yang akan
dilakukan
e. Merivew
f. Memonitor implementasi

12.Berinteraksi dengan a. Memberi label


orang lain b. Strategi logis
c. Srtrategi retorik
d. Mempresentasikan suatu posisi,
baik lisan atau tulisan

Mengacu pada karakteristik seperti di atas, maka tentu saja proses


pendidikan mengharapkan agar seluruh siswa dapat berkembang menjadi manusia
yang mampu berfikir secara kritis. Oleh karena itu, maka pendidik pada semua

9
jenjang pendidikan seharusnya dapat memberikan perhatian penuh pada proses
perkembangan ketrampilan berfikir siswa. Agar dapat membimbing siswa berlatih
berfikir kritis, maka guru sendiri harus mengetahui dan memahami indikator-
indikator keterampilan berpikir kritis.
2.4 Indikator Berfikir Kritis

Berpikir kritis itu rasional, logis, dan menunjang keberhasilan peserta


didik. Untuk belajar dan mempraktekkan cara berfikir kritis peserta didik perlu
difasilitasi untuk berlatih mengembangkan beberapa indikator berpikir kritis
seperti :

1. Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan;


2. Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan
peristiwa;
3. Mendeduksi implikasi atau dampak;
4. Menyimpulkan motif;
5. Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir
baru yang mengarah pada perkembangan kreativitas;
6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.

Ennis (1985) seperti dikutip oleh Morgan (1995) mendefinisikan berpikir


kritis sebagai cara berfikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan
keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dilakukan. Indikator keterampilan
berpikir kritis menurut Ennis terdiri atas 12 komponen, yaitu :

1) Merumuskan masalah 5) Melakukan observasi dan


2) Menganalisis argumen menilai laporan hasil
3) Bertanya dan menjawab observasi
pertanyaan 6) Membuat deduksi dan
4) Menilai kredibilitas menilai deduksi
observasi 7) Membuat induksi dan menilai
induksi
8) Mengevaluasi

10
9) Mendenifisikan dan menilai 11) Memutuskan dan
definisi melaksanakan
10) Mengidentifikasi asumsi 12) Berinteraksi dengan orang lain

Agar dapat membimbing siswa berlatih berpikir kritis, maka guru


sendiri harus mengetahui dan memahami indikator-indikator
keterampilan berpikir kritis serta beberapa bentuk deskriptornya yang
disajikan dalam tabel pada berikut.

Indikator Keterampilan Deskriptor Keterampilan


Berfikir Kritis Berfikir Kritis
1. Merumuskan masalah  Memformulasikan pertanyaan yang
mengarah investigasi jawaban
2. Memberikan argumen  Argumen sesuai dengan kebutuhan
 Menunjukkan persamaan dan
perbedaan
 Argumen yang diajukan orisinil dan
utuh
3. Melakukan deduksi  Mendeduksi secara logis
 Menginterpretasi secara tepat
4. Melakukan induksi  Menganalisis data
 Membuat generalisasi
 Menarik kesimpulan
5. Melakukan evaluasi  Mengevaluasi berdasakan fakta
 Memberikan alternatif lain
6. Mengambil keputusan dan  Menentukan jalan keluar
menentukan tindakan  Memilih kemungkinan yang akan
dilaksanakan

2.5 Tahapan Berfikir Kritis


1. Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan


menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut . Dalam keterampilan
tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan
cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian

11
yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar
pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam
proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987:
44).

2. Keterampilan Mensintesis

Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang


berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis
adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah
bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca
untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi
bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak
dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini
memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987:
44).

3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada


beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai
siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga
mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar
pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam
permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).

4. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia


berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat
beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang
lain (Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami

12
bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan
dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu
formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri,
dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan
merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan
yang baru.

5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam


menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan
menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai
yang diukur dengan menggunakan standar tertentu (Harjasujana,1987:44).
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi
merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa
dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam
menilai sebuah fakta atau konsep.

2.6 Keterampilan Berpikir Kritis

 Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna

13
 Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen,
menganalisis argumen
 Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
 Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya,
differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah,
mengambil keputusan
 Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil,
mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen
 Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
 Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan
 Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
 Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian
alasan
 Memecahkan masalah secara sistematis.
 Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
 Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri

2.7 Manfaat berfikir kritis


1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat
argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan
yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada
lainnya
Maka membangun sikap kritis sebenarnya dimaksudkan untuk
mengajak kita berpikir jernih. Bukan untuk membenarkan diri atau
menyerang dan mengalahkan orang lain. Maksudnya adalah membantu

14
orang lain dan diri kita sendiri untuk mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman yang tepat.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan


mengevaluasi semua aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk
kedalam kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengindentifikasi
materi yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan.
Karakteristik berpikir kritis :
Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang
mampu berfikir kritis antara lain ialah :
c. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan
memecahkan masalah;
d. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali
telah membuktikan sendiri kebenarannya.
Indikator berpikir kritis :
1. Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan;
2. Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan peristiwa;
3. Mendeduksi implikasi atau dampak;
4. Menyimpulkan motif;
5. Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir baru yang
mengarah pada perkembangan kreativitas;
6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.

Tahapan berpikir kritis :

1. Keterampilan menganalisis
2. Keterampian mensintesis
3. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah

16
4. Keterampilan menyimpulkan
5. Keterampilan mengevaluasi dan menilai

17
Keterampilan berpikir kritis :

Keterampilan berpikir kritis meliputi : interpretasi, analisis, evaluasi,


inferensi, penjelasan, regulasi diri, Memahami hubungan-hubungan logis
antar gagasan, Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam
pemberian alasan, serta Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan
mengevaluasi argument, dll

 Pemikir kritis
 Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya
dari informasi yang irelevan
 Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah
atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi
tambahan yang relevan
 Bukan pemikir kritis
 Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi
sama pentingnya
 Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.
Manfaat berpikir kritis :

1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat


argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan
yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada
lainnya

3.2 Saran

18
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar
makalah yang berjudul Berfikir Kritis ini berguna untuk menambah
pemahaman dan wawasan bagi pembaca, terlebih lagi sebagai bekal untuk
melakukan proses pembelajaran sebagai calon guru. Selain itu juga
diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin tahu hasil dari
kegiatan yang telah dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Hassoubah, Izhab Zaleha. 2004. Developing Creatif and Critical Thinking Skill
(Cara Berpikir Kreatif dan Kritis).Nuansa: Bandung.
Molan, Benyamin. 2012. Logika : Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: Indeks.
De Bono, Edward. 1992. Teaching Thinking (Mengajar Berpikir). Erlangga
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/01/makalah-berfikir-kritis.html (diakses
05 september 2014)
http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/ (diakses
05 september 2014)

19

Anda mungkin juga menyukai