Kelompok 1. Dandan Fosestha S.G 2. Rizky Putri Ayuni 3. Siti Is Dwi Rahayu 4. Syech Aldi G.S.P
Kelompok 1. Dandan Fosestha S.G 2. Rizky Putri Ayuni 3. Siti Is Dwi Rahayu 4. Syech Aldi G.S.P
DIII KEPERAWATAN
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengeu Haemorrhagic Fever atau Demam Dengue adalah penyakit demam akut yang
dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, virus RNA dari keluarga Flaviviridae. (Soedarto, 2012) DHF (Dengue
Haemorrhagic fever) adalah penyakit dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul renjatan (flek)
angka kematian akan cukup tinngi. (Djunaedi, 2008)
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015). Pada tahun 2014, sampai
pertengahan bulan Desember tercatat penderita Demam Dengue di 34 Provinsi di
Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2012). Penyakit DHF masih
menjadi permasalahan serius di Provinsi Jawa Tengah, terbukti 35 kabupaten/kota sudah
pernah terjangkit penyakit DHF. Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DHF di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 19,29/100.000 penduduk. Angka kesakitan
tertinggi di Kabupaten Blora sebesar 88,77/100.000 penduduk, dan terendah di
Kabupaten Wonogiri sebesar 1,37/100.000 penduduk.
Penyakit DHF mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal
karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. (Widoyono,
2011)
Peran perawat terhadap penyakit DHF salah satunya adalah pemberi informasi kepada
penderita penyakit DHF, untuk menghindari kemungkinan efek yang lebih lanjut.
Banyak sekali efek buruk yang terjadi pada penyakit DHF, oleh karena itu penting sekali
perawat dalam memberikan informasi tetang DHF. Selain itu peran perawat adalah
sebagai advokat pasien memberikan pelayanan sesuai standar yang harus di berikan kepada
pasien. Dan juga sebagai sebagai fasilitator, peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
3. Biologi
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif mengendalikan nyamuk.
PENUTUP
2.1 Simpulan
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Resti, 2014).
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi
antara 13 – 15 hari, rata- rata 2-8 hari. Penderita biasanya mengalami:
a. Deman akut atau suhu meningkat tiba – tiba (selama 2 – 7 hari)
b. Sering di sertai menggigil.
c. Perdaran pada kulit (petekie, ekimosis, hematoma) serta perdarahan lain seperti epitaksis,
hematemesis, hematuria, dan melena.
d. Keluhan pada saluran pernafasan (batuk, pilek, sakit waktu menelan)
e. Keluhan pada saluran cerna (mual, muntah, tak nafsu makan, diare, konstipasi)
f. Keluhan sistem tubuh yang lainnya (nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi,
nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal – pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit,
kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotopobia, otot – otot
sekitar mata sakit bila di sentuh.
g. Hepatomegali, splenomegali.
Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi (abate), pengasapan dan fogging.
2. Fisik
Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3 M plus:
e. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air
seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan
lain-lain.
f. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi,
toren air, dan sebagainya.
g.Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk
jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
h.Plus, adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti:
1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
3) Menggunakan kelambu saat tidur.
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk.
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat
istirahat nyamuk, dan lain-lain.
2.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para
pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga
makalh ini dapat bermanfaan bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA