Askep DM
Askep DM
PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secaragenetic dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupahilangnya toleransi karbohidrat. ( Price and Wilson,
2000 )Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandaioleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzerand Bare,2000)Diabetes melitus merupakan peyakit
kronis yang berkaitan denandefisiensi atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai
denganganguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
2. ETIOLOGI
A. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus /IDDM )Diabetes yang tergantung insulin
yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas disebabkan oleh :
1) Faktor genetic : Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisisuatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DMtipe 1.Ini ditemukan pada
individu yang mempunyai tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulangen yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan
prosesimun lainnya.
2) Faktor Imunologi : Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normaltubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yangdianggap seolah-olah sebagai
jaringan asing.
3) Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yangmenimbulkan destruksi sel beta.2.
B. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM ) Mekanisme yang tepat
yang menyebabkan resistensi insulin dangangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum
diketahui .Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam prosesterjadinya resistensi
insulin . Selain itu terdapat faktor-faktorresiko tertentu yang berhubungan yaitu :
2) Obesitas
3) Riwayat Keluargad.
Kelompok etnikDi Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asliamerika tertentu memiliki
kemungkinan yang lebih besar untukterjadinya diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro-
Amerika( Smeltzer and Bare, 2000 )
3. KLASIFIKASI
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksiglukosa yang melebihi
kebutuhan kalori akan di simpan sebagaiglikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis inimencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg / dl ). Jikaterdapat defisit
insulin, empat perubahan metabolic terjadimenimbulkan hiperglikemi.Empat perubahan itu adalah :
d) Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hatiyang tercurah ke dalam darah
dari pemecahan asam amino danlemak(Long ,1996 )Pada DM tipe 1 terdapat ketidak
mampuan menghasikan insulin karenasel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Akibat produksiglukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jikakonsentrasi
klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerapsemua glukosa, akibatnya glukosa
muncul dalam urine (glukosuria).Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangancairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poliuri) dan rasa haus (polidipsi).
Defisiensi insulin juga mengganggumetabolisme protein dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan (polifagi)akibat
penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahandan kelemahanPada DM tipe 2
terdapat 2 masalah utama yang berhubungan denganinsulin yaitu resistensi insulin dan
ganguan sekresi insulin. Resistensiinsulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel
sehingga insulinmenjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akandipertahankan pada tingkat
normal atau sedikit meningkat. Namun jikasel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan insulinmaka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalantanpa terdeteksi.
Gejala yang dialami sering bersifat ringan sepertikelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka
pada kulit yang lamasembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika
kadarglukosanya sangat tinggi )( Smeltzer and Bare, 2000 )
5. TANDA DAN GEJALA
Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneridan keadaan katabolis
Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan dan selalu lapar,
padahal ia sudah makan sangat banyak(Paramita, 2011)
Gejala klasik :
Poliuri
Polidipsi
Polifagi
Lemah
Keputihan
6. KOMPLIKASI
1.Akut
Ketoasidosis diabetic
Hipoglikemi
Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malamhari diikuti peningkatan rebound
pada pagi hari )
Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara jam 5-9 pagi yang
tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar glukosa pada pagi hari )
2.Komplikasi jangka panjanga.
a) Makroangiopati
Stroke
b) Mikroangiopati
Retinopati
Nefropati
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada2x tes
2. Tes toleransi glukosa Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jamserta satu nilai
lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75gr
5. Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic ataumenggunakan enzim glukosa . Pemeriksaan
reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam urin.(Carpenito, 2011)
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitasinsulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadikomplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiaptipe
DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadihipoglikemia dan gangguan serius pada
pola aktifitas pasien. Ada 5komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi
dan pendidikan kesehatan.
1. Penatalaksanaan dietPrinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakandasar dari
penatalaksanaan DM.Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
2. Latihan fisikLatihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapatmenurunkan kadar glikosa darah
dan mengurangi factor resikokardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darahdengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan
tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
3. PemantauanPemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan hipoglikemi
serta hiperglikemia.
4.Terapi
Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
1. Aktivitas / istirahat ;Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus ototmenurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi,disorientasi, koma, penurunan kekuatan
otot
4.Eliminasi ;Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulangDiare, nyeri tekan
abdomenUrin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila adainfeksiBising usus melemah atau
turun, terjadi hiperaktif ( diare ),abdomen keras, adanya asites
5.Makanan / cairan ;Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatanmasukan glukosa /
karbohidratPenurunan berat badanHaus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan
/distensi abdomenKulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah (nafas
aseton ).
6.Neurosensori :Pusing, pening, sakit kepalaKesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia,
gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ),
kacau mental, reflek tendon dalammenurun/koma, aktifitas kejang
8.Pernafasan ;Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksiFrekuensi pernafasan meningkat, merasa
kekurangan oksigen
9.Keamanan ;Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi,menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-otot pernafasan,( jika kadar kaliummenurun
dengan cukup tajam) ,demam, diaphoresis
10.Seksualitas ;Cenderung infeksi pada vagina.Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengandefisiensi insulin, penurunan intake
oral, status hipermetabolisme
3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit, perubahan
sirkulasi
4.Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia endogen,
ketidakseimbangan elektrolit,glukosa, insulin
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengandefisiensi insulin, penurunan intake
oral, status hipermetabolismeTujuan : klien mendapatkan nutrisi yang adekuatKriteria hasil:
BB stabil
BB mengalami penambahan ke arah normalIntervensi
Mandiri
Kolaborasi
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSIS
BAB III
KA BAB 1
PENDAHULUAN
C. KONSEP DASAR
6. PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secaragenetic dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupahilangnya toleransi karbohidrat. ( Price and Wilson,
2000 )Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandaioleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzerand Bare,2000)Diabetes melitus merupakan peyakit
kronis yang berkaitan denandefisiensi atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai
denganganguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
7. ETIOLOGI
C. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus /IDDM )Diabetes yang tergantung insulin
yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas disebabkan oleh :
4) Faktor genetic : Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisisuatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DMtipe 1.Ini ditemukan pada
individu yang mempunyai tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulangen yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan
prosesimun lainnya.
5) Faktor Imunologi : Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normaltubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yangdianggap seolah-olah sebagai
jaringan asing.
6) Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yangmenimbulkan destruksi sel beta.2.
D. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM ) Mekanisme yang tepat
yang menyebabkan resistensi insulin dangangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum
diketahui .Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam prosesterjadinya resistensi
insulin . Selain itu terdapat faktor-faktorresiko tertentu yang berhubungan yaitu :
5) Obesitas
6) Riwayat Keluargad.
Kelompok etnikDi Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asliamerika tertentu memiliki
kemungkinan yang lebih besar untukterjadinya diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro-
Amerika( Smeltzer and Bare, 2000 )
8. KLASIFIKASI
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksiglukosa yang melebihi
kebutuhan kalori akan di simpan sebagaiglikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis inimencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg / dl ). Jikaterdapat defisit
insulin, empat perubahan metabolic terjadimenimbulkan hiperglikemi.Empat perubahan itu adalah :
h) Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hatiyang tercurah ke dalam darah
dari pemecahan asam amino danlemak(Long ,1996 )Pada DM tipe 1 terdapat ketidak
mampuan menghasikan insulin karenasel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Akibat produksiglukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jikakonsentrasi
klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerapsemua glukosa, akibatnya glukosa
muncul dalam urine (glukosuria).Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangancairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poliuri) dan rasa haus (polidipsi).
Defisiensi insulin juga mengganggumetabolisme protein dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan (polifagi)akibat
penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahandan kelemahanPada DM tipe 2
terdapat 2 masalah utama yang berhubungan denganinsulin yaitu resistensi insulin dan
ganguan sekresi insulin. Resistensiinsulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel
sehingga insulinmenjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akandipertahankan pada tingkat
normal atau sedikit meningkat. Namun jikasel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan insulinmaka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalantanpa terdeteksi.
Gejala yang dialami sering bersifat ringan sepertikelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka
pada kulit yang lamasembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika
kadarglukosanya sangat tinggi )( Smeltzer and Bare, 2000 )
10. TANDA DAN GEJALA
Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneridan keadaan katabolis
Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan dan selalu lapar,
padahal ia sudah makan sangat banyak(Paramita, 2011)
Gejala klasik :
Poliuri
Polidipsi
Polifagi
Lemah
Keputihan
6. KOMPLIKASI
1.Akut
Ketoasidosis diabetic
Hipoglikemi
Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malamhari diikuti peningkatan rebound
pada pagi hari )
Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara jam 5-9 pagi yang
tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar glukosa pada pagi hari )
2.Komplikasi jangka panjanga.
c) Makroangiopati
Stroke
d) Mikroangiopati
Retinopati
Nefropati
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada2x tes
2. Tes toleransi glukosa Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jamserta satu nilai
lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75gr
5. Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic ataumenggunakan enzim glukosa . Pemeriksaan
reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam urin.(Carpenito, 2011)
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitasinsulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadikomplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiaptipe
DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadihipoglikemia dan gangguan serius pada
pola aktifitas pasien. Ada 5komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi
dan pendidikan kesehatan.
7. Penatalaksanaan dietPrinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakandasar dari
penatalaksanaan DM.Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
2. Latihan fisikLatihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapatmenurunkan kadar glikosa darah
dan mengurangi factor resikokardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darahdengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan
tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
3. PemantauanPemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan hipoglikemi
serta hiperglikemia.
4.Terapi
Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
1. Aktivitas / istirahat ;Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus ototmenurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi,disorientasi, koma, penurunan kekuatan
otot
4.Eliminasi ;Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulangDiare, nyeri tekan
abdomenUrin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila adainfeksiBising usus melemah atau
turun, terjadi hiperaktif ( diare ),abdomen keras, adanya asites
5.Makanan / cairan ;Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatanmasukan glukosa /
karbohidratPenurunan berat badanHaus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan
/distensi abdomenKulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah (nafas
aseton ).
6.Neurosensori :Pusing, pening, sakit kepalaKesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia,
gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ),
kacau mental, reflek tendon dalammenurun/koma, aktifitas kejang
8.Pernafasan ;Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksiFrekuensi pernafasan meningkat, merasa
kekurangan oksigen
9.Keamanan ;Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi,menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-otot pernafasan,( jika kadar kaliummenurun
dengan cukup tajam) ,demam, diaphoresis
10.Seksualitas ;Cenderung infeksi pada vagina.Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengandefisiensi insulin, penurunan intake
oral, status hipermetabolisme
3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit, perubahan
sirkulasi
4.Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia endogen,
ketidakseimbangan elektrolit,glukosa, insulin
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengandefisiensi insulin, penurunan intake
oral, status hipermetabolismeTujuan : klien mendapatkan nutrisi yang adekuatKriteria hasil:
BB stabil
BB mengalami penambahan ke arah normalIntervensi
Mandiri
Kolaborasi
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSIS
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 69 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karangjati, RT 02/ RW 01
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus tipe II
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing dan kaki kesemutan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan / Minum Y
Toileting Y
Berpakaian Y
Mobilitas ditempat tidur Y
Berpindah Y
Ambulasi Y
Mandi Y
Keterangan :
0 : Tergantung total,
1 : Dibantu orang lain dan alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat
4 : Mandiri
d. Pola Eliminasi
Eliminasi Urine
Frekuensi : 6-7 kali/hari
Jumlah : 1500 cc/hari
Warna : Kuning jernih
Bau : Bauk has
Keluhan : Tidak ada.
Eliminasi Fekal
Frekuensi : 3 hari sekali
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Bauk has
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada.
e. Pola Tidur dan Istirahat
Durasi tidur malam : 23.00 – 04.00 WIB (5 jam)
Durasi tidur siang : Tidur siang < 1 jam
Gangguan : Sering BAK pada malam hari
Keluhan : Mengeluh sering terjaga.
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Baik, kesadaran composmeatis, GCS : E4V5M6
b. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
TD :160/90 mmHg
Nadi :90x/menit
RR :21x/menit
Suhu :36,5’C
1. ANALISIS DATA
TGL DATA PENYEBAB MASALAH
1/12 DS : Resistensi insulin Ketidakstabilan
-Pasien mengeluh pusing dan kadar glukosa
kaki kesemutan. darah
DO :
-6DS : 250 mg/dl
-6DP : 164 mg/dl Intale makan
1/12 DS : yang kurang Defisit nutrisi
-Pasien mengeluh badannya
terasa lemas, nafsu makan
menurun, kadang tidak nafsu
makan dan mual.
DO :
-BB sebelum sakit : 63 kg
-BB saat ini : 57 kg
1/12 DS : Kurang Kontrol Gangguan Pola
-Pasien mengatakan sering Tidur Tidur
terjaga pada malam hari
-Pasien sering BAK pada
malam hari
-Durasi tidur pada malam hari
hanya 5 jam
DO :
-
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin ditandai dengan pasien
mengeluh pusing, kesemutan, GDS : 250 mg/dl, GDP : 164 mg/dl.
b. Defisit nutrisi b.d intale makanan yang kurang ditandai dengan nafsu makan
menurun, mual dan BB turun 6kg selama sakit, 63 kg menjadi 57 kg.
c. Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur ditandai degan sering terjaga pada
malam hari dan sering BAK dimalam hari, jumlah jam tidur < 5 jam/hari.
3. SCOORING
4. POA
5. IMPLEMENTASI
6. EVALUASI
TGL NO EVALUASI TTD
DK
1/12 I S : Pasien mengatakan jarang berolahraga hanya aktivitas
biasa
O : GDP : 170 mg/dl
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutan intervensi :
-Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
-Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito.Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8.Jakarta : EGC ;
20012.Long, B.C.Essential of medical-surgical nursing : A nursing process approach.
Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK.Bandung: IAPK Padjajaran; 19963.Smeltzer,
S.C. & Bare, B.G.Brunner and Suddarth’s textbook ofmedical–surgical nursing. 8th
Edition. Alih bahasa : Waluyo, A.Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun
1996)4.Corwin, E.J.Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit,B.U. Jakarta:
EGC; 20015.Price, S.A. & Wilson, L.M.Pathophysiology: Clinical concept ofdisease
processes. 4thEdition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta:EGC; 20006.Doengoes,
M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C.Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care.Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku
asliditerbitkan tahun 1993)7.Suyono, S, et al.Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
ketiga.Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001178.Arif Mansjoer.Kapita Selekta
Kedokteran.Jilid 1. Jakarta : MediaAesculapius ; 2000