Anda di halaman 1dari 13

Review

jurnal
disusun oleh
POKOK PEMBAHASAN

1. Identitas Jurnal 4. kesimpulan

2. Pendahuluan 5. Referensi

3. Pembahasan 6. Kelebihan dan


Kekurangan
A. IDENTITAS JURNAL
Judul
Natural Disaster Mitigation on Elementary
School Teachers: Knowledge, Attitude, and
Practices

Author
Setyo Eko Atmojo
Department of Elementary School Teacher
Education, Universitas PGRI Yogyakarta,
Indonesia .

Jurnal Pendidikan Indonesia


Publikasi Maret 2021
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Indonesia merupakan negara yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu
lempeng benua Asia, lempeng benua Australia, lempeng samudra Hindia, dan lempeng samudra
Pasifik. Akibatnya, negara ini rawan terkena bencana alam.
2. Bencana ini disebabkan oleh posisi Indonesia yang berada pada “Cincin Api”, Indonesia memiliki
jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. memiliki 130 gunung berapi yang merupakan 10%
dari total dunia. Dari jumlah tersebut, 17 gunung masih aktif.
3. penting untuk mengetahui kondisi pengetahuan, sikap dan praktik mitigasi bencana yang
dimiliki oleh seorang guru di sekolah dasar di daerah yang merupakan daerah rawan letusan
gunung Merapi.
B. TUJUAN
menganalisis tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik guru dalam pendidikan kebencanaan di sekolah
dasar

C. KAJIAN TEORI
1. Daerah dengan radius 5 kilometer dari puncak gunung berapi ini rawan bencana letusan
gunung berapi. Kerentanan ini disebabkan oleh potensi letusan gunung berapi yang sangat
tinggi di Indonesia(Togatorop et al., 2016)
2. Pengetahuan, sikap dan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan
masyarakat dalam menghadapi erupsi Gunung Merapi(Permana & Artikel, 2019; Khasanah,
2016).
3. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran kebencanaan secara maksimal diperlukan guru yang
memiliki skap, pengetahuan dan keterampilan dalam mitigasi bencana gunung api.(Wardani,
2019).
4. Berdasarkan penelitian olehRusilowati & Binadja (2012),Pembelajaran bencana di sekolah di
daerah rawan bencana merupakan strategi yang efektif untuk mengurangi risiko bencana.
D. METODOLOGI PENELITIAN
SUBYEK
guru di sekolah rawan bencana

OBYEK
tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik guru dalam pendidikan kebencanaan di sekolah dasar.

TEKNIK ANALISA
1. design penelitian yang digunakan penults adalah dengan menggunakan penelitian
2. deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan metode cross sectional.
3. variabel dalam pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap pendidikan kebencanaan.
4. Sampel dipilih dengan metode stratified random sampling berdasarkan akreditasi sekolah A dan B yang
terdaftar di web resmi Akreditasi Nasional Pesantren/ Madrasah, kemudian dipilih 5 sekolah dari
setiap kelas akreditasi.
5. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang telah lolos uji validitas dan
reliabilitas kepada 41 responden guru SD yang bukan merupakan bagian dari penelitian ini.
6. Pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 2010. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
untuk menggambarkan variabel yang diteliti
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.sebagian besar responden setuju bahwa pendidikan kebencanaan memiliki peran
untuk membangun pengetahuan tentang mitigasi bencana di masyarakat dan juga
untuk meminimalkan korban jiwa dalam bencana alam.
2.sebagian besar responden setuju bahwa materi yang harus diberikan pada
pendidikan kebencanaan meliputi materi yang berkaitan dengan ilmu alam, ilmu sosial,
dan geografi.
3. sebagian besar responden setuju bahwa pendidikan kebencanaan tidak hanya
menjadi tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Bencana tetapi juga
sekolah.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4. sebagian besar responden setuju bahwa pendidikan kebencanaan harus diajarkan
oleh semua guru dan orang tua.
5. sebagian besar responden pernah mengajarkan pendidikan kebencanaan kepada
siswa SD di daerah rawan bencana dan hanya sedikit responden yang tidak pernah
mengajarkan pendidikan kebencanaan kepada anaknya.
6. sebagian besar responden guru memiliki pengetahuan yang baik tentang pendidikan
kebencanaan.
KESIMPULAN
Guru SD di Kabupaten Magelang umumnya memiliki pengetahuan yang baik tentang pendidikan
kebencanaan. Tingkat pengetahuan diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat terakhir dari faktor
pendidikan. Guru Sekolah Dasar sepakat bahwa pendidikan kebencanaan harus menjadi bagian dari
kurikulum dan mereka pernah mengajarkan pendidikan kebencanaan kepada siswa.
REFERENSI
Dwiningrum, S. I. A., & Widiowati, R. (2014). School Resiliency and Social Capital of Regrouping Policy After Merapi
Eruption in The Special District of Yogyakarta of Indonesia (A Case Study at SD Umbulharjo 2, Sleman, Special District
of Yogyakarta).International Journal of Asian Social Science, 4(4), 510–
525.http://www.aessweb.com/journals/5007.
Lavigne, F., Coster, B. De, Juvin, N., & Flohic, F. (2008). People ’ s behaviour in the face of volcanic hazards : Perspectives
from Javanese communities, Indonesia. Journal of Volcanology and Geothermal
https://doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2007.12.013.
Rahayuningsih, S., & Kristiawan, I. (2018). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2018), September, 245–253.
http://publishing- widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/ciastech/article/download/629/581.
Rusilowati, A., & Binadja, A. (2012). Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Bervisi Science Environment
Technology and Society. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,8(1), 51–60. https://doi.org/10.15294/jpfi.v8i1.1994.
Tsuji, H., & Hatanaka, Y. 2018. GEONET as Infrastructure for Disaster Mitigation. Journal of Disaster Research, 13(3),
424-432. https://doi.org/10.20965/jdr.2018.p0424.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN
1.Teori dan model analisis yang digunakan tepat
2.Penulis sangat detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam penelitiannya

KEKURANGAN
Bahasa yang digunakan oleh penulis kurang dapat dipahami dengan mudah pada
bagian pembahasannya, sehingga membuat reviewer harus membaca berulang
kali untuk memahami maksuddari penulis.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai