TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
TAHUN 2013-2033
BUPATI KEEROM,
Dan
BUPATI KEEROM
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang
Pasal 2
Bagian Kedua
Kebijakan Penataan Ruang
Pasal 3
Bagian Ketiga
Strategi Penataan Ruang
Pasal 4
-9- f. meningkatkan…..
f. meningkatkan dan mengembangkan kualitas pengelolaan
persampahan dan limbah.
(6) Strategi pengendalian fungsi kawasan lindung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf f, meliputi:
a. mengoptimalkan pengelolaan fungsi kawasan lindung;
b. memulihkan kawasan lindung yang telah menurun fungsinya;
c. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan
fungsi perlindungannya;
d. mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung;
e. meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan
lindung; dan
f. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan
lindung.
(7) Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan budidaya untuk
mendukung perekonomian wilayah sesuai daya dukung lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g, meliputi:
a. mempertahankan dan mengendalikan perubahan fungsi kawasan
hutan produksi;
b. mengembangkan budidaya tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan, termasuk mengembangkan hutan sagu
dan sumberdaya lokal lain;
c. mengembangkan budidaya perikanan;
d. mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian, perikanan, dan
hasil hutan;
e. mengembangkan kegiatan pertambangan secara berimbang;
f. mengembangkan kegiatan industri terutama industri pendukung
pertanian, perikanan, dan kehutanan;
g. mengembangkan dan meningkatan kegiatan pariwisata;
h. mengembangan permukiman yang aman, nyaman, dan seimbang serta
mempertimbangkan daya dukung lingkungan;
i. mengembangkan kegiatan budidaya yang mendukung fungsi
pertahanan dan keamanan negara; dan
j. mengendalikan izin yang sudah dikeluarkan dan atau yang akan
dikeluarkan.
(8) Strategi pengembangan kawasan yang diprioritaskan untuk mendukung
sektor ekonomi potensial dan daya dukung lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, meliputi:
a. mendorong pengembangan pusat kegiatan ekonomi; dan
b. mengendalikan kualitas lingkungan hidup.
(9) Strategi peningkatan fungsi kawasan perbatasan untuk pertahanan dan
keamanan negara terutama di kawasan perbatasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf i, meliputi:
a. mendukung penetapan KSN dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan yaitu kawasan perbatasan darat dengan negara Papua
Nugini;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di
sekitar KSN dan pertahanan dan keamanan lainnya untuk menjaga
fungsi dan peruntukannya;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar KSN dan kawasan pertahanan dan keamanan
lainnya sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut
dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d. menjaga dan memelihara aset pertahanan dan keamanan negara
terutama di KSN.
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
Bagian Kedua
Sistem Pusat Kegiatan
Pasal 6
(1) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a,
terdiri atas:
a. PKW;
b. PKL;
c. PPK;
d. PPL.
(2) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi perkotaan
Arso Kota di Distrik Arso.
(3) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. perkotaan Pund di Distrik Waris; dan
b. perkotaan Senggi di Distrik Senggi.
(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi:
a. Jaifuri di Distrik Skanto; dan
b. Yetty di Distrik Arso Timur.
(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi:
a. Ubrub di Distrik Web; dan
b. Towe Hitam di Distrik Towe.
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Pasal 7
- 11 - Paragraf 1…
Paragraf 1
Sistem Jaringan Transportasi Darat
Pasal 8
- 12 - 23. ruas ….
23. ruas jalan Trans Senggi – Woslay – Walay;
24. ruas jalan Walay – Molof;
25. ruas jalan Woslay – Yamas;
26. ruas jalan Trans Senggi – Dubu;
27. ruas jalan Dubu –Towe Hitam;
28. ruas jalan Trans Web – Dubu;
29. ruas jalan Trans Yuruf – Amgotro – Semografi;
30. ruas jalan Amgotro – Akarinda;
31. ruas jalan Wulukubun (Arso 14) – Yamas – Trans Senggi;
32. ruas jalan trans Bompay – Yuwainda/Kalipao;
33. ruas jalan Yammua (Arso 6) – Dukwiah (Arso 8);
34. ruas jalan Warbo (Arso 7) – Wulukubun (Arso 14);
35. ruas jalan Trans Wembi – Yetty;
36. ruas jalan Trans Irian – Yammua (Arso 6);
37. ruas jalan Bate – Ubiyau;
38. ruas jalan Arso 10 – Kwimi – SP3;
39. ruas jalan Traimelyan (Arso 12) – Perkebunan Sawit Arso 12;
40. ruas jalan Arsopura (Arso 4) – Bingguin;
41. ruas jalan Wonorejo (Pir 4) – Wembi;
42. ruas jalan Web – Bias – Towe Hitam – Terpones – Milki – Lules;
43. ruas jalan Yamas – Molof.
(3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, meliputi:
a. Terminal penumpang tipe B; dan
b. Terminal penumpang tipe C.
(4) Terminal Penumpang tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a,
terdapat di Distrik Arso.
(5) Terminal Penumpang tipe C sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
terdapat di Distrik Arso Timur, Waris, Senggi, Skanto dan Web.
(6) Jaringan layanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
terdiri atas:
a. trayek angkutan penumpang meliputi:
1. Arso - Kota Jayapura;
2. Arso - Kabupaten Mamberamo Raya;
3. Arso - Kabupaten Pegunungan Bintang;
4. Skanto – Arso -Arso Timur;
5. Arso- Waris - Senggi; dan
6. Arso – Waris - Web.
b. jalur angkutan barang meliputi :
1. Skanto – Arso - Arso Timur;
2. Arso – Waris - Senggi; dan
3. Arso – Waris - Web.
Paragraf 2
Sistem Jaringan Transportasi Udara
Pasal 9
- 13 - 2. Tatanan ……
(2) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan Bandar udara pengumpan, meliputi:
a. Bandar Udara Senggeh di Distrik Senggi;
b. Bandar Udara Towe di Distrik Towe;
c. Bandar Udara Ubrub di Distrik Web;
d. Bandar Udara Yuruf di Distrik Web;
e. Bandar Udara Molof di Distrik Senggi;
f. Bandar Udara Bias di Distrik Towe; dan
g. Bandar Udara Terpones di Distrik Towe.
(3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, berupa Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan, meliputi:
a. kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas;
b. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;
c. kawasan di bawah permukaan transisi;
d. kawasan di bawah permukaan horizontal dalam;
e. kawasan di bawah permukaan kerucut; dan
f. kawasan di bawah permukaan horizontal luar.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dalam rencana
induk bandar udara.
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 10
Paragraf 1
Sistem Jaringan Energi
Pasal 11
- 14 - d. Pembangkit ….
d. Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Distrik Arso, Distrik Skanto,
Distrik Arso Timur, Distrik Waris, Distrik Senggi, Distrik Web, dan
Distrik Towe.
(3) Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. gardu induk di Distrik Arso;
b. jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi saluran udara tegangan
menengah Arso-Skanto, Arso-Arso Timur; dan
c. jaringan distribusi minyak dan gas bumi, meliputi stasiun pengisian
bahan bakar (SPBU) di Distrik Arso, Distrik Waris, Distrik Skanto dan
Distrik Senggi.
Paragraf 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 12
Paragraf 3
Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Pasal 13
- 15 - c. Cekungan..…
c. Cekungan Air Tanah Timur Arso di Distrik Arso Timur dan Distrik
Waris;
d. Cekungan Air Tanah Lereh-Leweh di Distrik Senggi;
e. Cekungan Air Tanah Ubrub di Distrik Web, Distrik Senggi dan Distrik
Towe.
(4) Daerah irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi
Daerah Irigasi Arso.
(5) Prasarana air baku air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, meliputi:
a. air permukaan Sungai Jaifuri di Distrik Skanto, Sungai Suasi dan
Sungai Bias di Distrik Towe, serta Sungai Keerom di Distrik Senggi;
b. air permukaan kolam retensi di Distrik Arso, Distrik Skanto, Distrik
Arso Timur, dan Distrik Senggi;
c. sumber air tanah dangkal di Distrik Arso, Distrik Arso Timur, Distrik
Skanto, Distrik Waris, Distrik Senggi, dan Distrik Web;
d. sumber air tanah dalam di Distrik Arso, Distrik Arso Timur, Distrik
Waris, Distrik Senggi, Distrik Web, dan Distrik Towe; dan
e. mata air di Distrik Skanto, Distrik Arso Timur, dan Distrik Waris.
(6) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
meliputi:
a. membangun sistem tata air teknis termasuk penyesuaian dimensi
saluran dengan luas area tangkapan;
b. pembuatan bendali pada alur anak sungai untuk mengatur debit yang
masuk ke tiap sungai utama di Sungai Skanto, Sungai Tami, Sungai
Mur, Sungai Bewan, Sungai Keerom, Sungai Pou, Sungai Pu, Sungai
Pis, Sungai Songgojo, Sungai Nawa, Sungai Web, Sungai Suasi dan
Sungai Bias; dan
c. pembuatan check dam/polder.
(7) Sistem pengendalian longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,
meliputi:
a. penguatan lereng rawan longsor di sepanjang sisi jalan raya;
b. rehabilitasi dan reboisasi daerah penyangga dan resapan;
c. pengendalian penebangan dan pemanfaatan lahan didaerah
penyangga dan resapan air;
d. pengendalian penambangan pada daerah penyangga dan resapan air;
e. pengendalian pemukiman di daerah penyangga, resapan air dan
daerah rawan longsor;
f. inventarisasi dan pengawasan ketat daerah rawan longsor;
g. pemasangan rambu bahaya pada daerah rawan longsor; dan
h. penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan bencana
tanah longsor.
Paragraf 4
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Pasal 14
- 17 - c. drainase…..
c. drainase tersier, yaitu berupa saluran buatan yang dikembangkan di
kawasan perkotaan dengan pola mengikuti jaringan jalan.
(6) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
terdiri atas:
a. jalur evakuasi bencana longsor yang dikembangkan pada kawasan
rawan longsor, yaitu dengan memanfaatkan jaringan jalan, jalur
pejalan kaki dan drainase tertutup yang mengarahkan evakuasi
menjauhi lokasi bencana ke arah lokasi dan/atau bangunan evakuasi
yang telah ditentukan pada lokasi yang lebih datar; dan
b. jalur evakuasi bencana banjir yang dikembangkan pada kawasan
rawan banjir, yaitu dengan dengan memanfaatkan jaringan jalan, jalur
pejalan kaki dan drainase tertutup yang mengarahkan evakuasi
menjauhi lokasi bencana ke arah lokasi dan/atau bangunan evakuasi
yang telah ditentukan pada lokasi yang lebih tinggi.
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 15
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 16
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), terdiri atas :
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
e. kawasan rawan bencana alam; dan
f. kawasan lindung geologi.
Paragraf 1
Kawasan Hutan Lindung
Pasal 17
- 18 - Paragraf 2 .…
Paragraf 2
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Pasal 18
Paragraf 3
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 19
- 19 - Paragraf 4 ….
Paragraf 4
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya
Pasal 20
Paragraf 5
Kawasan Rawan Bencana Alam
Pasal 21
Paragraf 6
Kawasan Lindung Geologi
Pasal 22
Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Pasal 23
- 20 - h. kawasan …….
h. kawasan peruntukan lainnya.
Paragraf 1
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pasal 24
Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 25
- 21 - Paragraf 3 .….
Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pasal 26
Paragraf 4
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pasal 27
Paragraf 5
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 28
Paragraf 6
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 29
- 22 - (2) Pariwisata ….
(2) Pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi
wisata tirta dan pemancingan di Distrik Arso, Distrik Skanto dan Arso
Timur.
(3) Pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi
budaya masyarakat perbatasan di Distrik Waris.
Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pasal 30
Paragraf 8
Kawasan Peruntukan Lainnya
Pasal 31
Pasal 32
- 23 - BAB V ....
BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Pasal 33
Pasal 34
KSN yang ada di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf
a, meliputi Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan yang berada di
sepanjang kawasan perbatasan daerah.
Pasal 35
KSP yang ada di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf
b, meliputi:
a. kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Wilayah
Mamberamo Foja; dan
b. kawasan strategis lainnya yaitu pengelolaan ekonomi rendah karbon
Wilayah Bagian Utara.
Pasal 36
(1) KSK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c, meliputi:
a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;
b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup; dan
c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya.
(2) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. kawasan cepat tumbuh perkotaan Arso-Skanto;
b. kawasan cepat tumbuh perkotaan Senggi; dan
c. kawasan perkotaan simpul lintas batas Waris.
(3) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi:
a. hutan lindung Arso – Web –Towe di Distrik Arso, Web dan Towe.
b. rawan bencana banjir Arso – Skanto di Distrik Arso dan Skanto.
(4) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di Distrik
Waris.
- 24 - Pasal 37…..
Pasal 37
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 38
(1) Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas indikasi program utama, lokasi,
sumber pendanaan, pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
(2) Indikasi program utama pemanfaatan ruang meliputi :
a. indikasi program utama perwujudan struktur ruang;
b. indikasi program utama perwujudan pola ruang; dan
c. indikasi program utama perwujudan kawasan strategis daerah.
(3) Indikasi sumber pendanaan meliputi dana Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah daerah, Swasta, Bantuan Luar Negeri dan Dana
Hibah.
(4) Indikasi pelaksana kegiatan meliputi Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
(5) Indikasi waktu pelaksanaan sampai dengan tahun 2033 dibagi ke dalam 4
tahap yaitu tahap Pembangunan Jangka Menegah (PJM)-1, PJM-2, PJM-3,
dan PJM-4.
(6) Rincian tahapan pelaksanaan program penataan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), tercantum Lampiran IV yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 39
Pasal 40
Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 41
Pasal 42
- 26 - c. izin .….
c. izin perencanaan dan bangunan, terdiri atas izin peruntukan
penggunaan lahan dan Izin Mendirikan Bangunan;
d. izin lingkungan, terdiri atas Izin HO, Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan dan persetujuan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Pemantauan Lingkungan;
e. Izin Usaha Kawasan Industri bagi unit usaha industri setelah
perusahaan mendapatkan izin lingkungan;
f. Izin Perluasan Kawasan Industri bagi unit yang telah memiliki Izin
Usaha Kawasan Industri dan ingin melakukan perluasan;
g. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu;
h. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu;
i. Izin usaha jasa lingkungan; dan
j. Izin usaha pemanfaatan kawasan hutan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a sampai dengan j diatur dengan Peraturan Bupati.
Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 43
Pasal 45
- 27 - Pasal 46 .….
Pasal 46
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 47
BAB IX
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
Pasal 48
Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Pasal 49
- 28 - d. memberikan ….
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Pasal 50
Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
- 29 - d. meningkatkan .….
d. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan
ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melakukan kerjasama pengelolaan ruang dengan Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau dan pihak lainnya secara bertanggung jawab untuk
pencapaian tujuan penataan ruang;
f. menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan
dan sumberdaya alam;
g. menjaga kepentingan pertanahan dan keamanan;
h. melakukan usaha investasi dan/atau jasa keahlian; dan
i. mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah atau pihak lain
apabila kegiatan pembangunan yang dilaksanakan merugikan.
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
- 30 - BAB X …..
BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 57
(1) Selain penyidik Polri, PPNS Daerah diberi kewenangan untuk melakukan
penyidikan terhadap pelanggaran peraturan daerah ini.
(2) Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya
tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah;
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi;
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik
memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau
keluarganya; dan
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat POLRI sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 58
Setiap orang yang tidak mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a dipidana dengan pidana sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal 69 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang.
Pasal 59
Setiap orang yang memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf b dipidana dengan pidana
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 70 Undang-undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang.
Pasal 60
- 31 - huruf c ....
huruf c dipidana dengan pidana sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 71
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Pasal 61
Setiap orang yang tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh
peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 huruf d dipidana dengan pidana sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 72 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
Pasal 62
Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai
dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2),
dipidana dengan pidana penjara sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 73
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Pasal 63
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pasal 58, pasal 59, pasal 60
dan pasal 61 yang dilakukan oleh suatu korporasi, dipidana dengan pidana
sesuai dengan ketentuan pasal 74 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 64
BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 65
- 32 - c. pemanfaatan ....
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemafaatan ruang dalam wilayah
kabupaten;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah kabupaten, serta keserasian antar sektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Pasal 66
(1) Jangka waktu rencana tata ruang wilayah adalah 20 (dua puluh) tahun
dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, rencana tata
ruang wilayah dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.
(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan
apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategis yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten dan/atau dinamika
internal wilayah.
(4) Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Keerom tahun 2013-2033 dilengkapi Buku Fakta dan Analisis, Buku
Rencana dan dilengkapi Rencana Album Peta yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Pasal 67
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Keerom
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Keerom
tahun 2007 – 2017 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 69
- 33 - Pasal 70 ....
Pasal 70
Ditetapkan di Arso
pada tanggal 17 Desember 2013
BUPATI KEEROM
YUSUF WALLY
Diundangkan di Arso
pada tanggal 19 Desember 2013
PETRUS SOLOSSA
- 34 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM
NOMOR 16 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEEROM 2013 – 2033
I. PENJELASAN UMUM
- 34 - II. Penjelasan ……
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Istilah yang ditetapkan dalam pasal ini dimaksudkan untuk memberikan
pengertian atau pemahaman tentang istilah dan/atau singkatan sesuai
dengan maksud atau definisi yang sebenarnya.
Pasal 2
Tujuan penataan sebagaimana terdapat dalam Peraturan ini adalah
arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada
masa yang akan datang (20 tahun) dan dirumuskan berdasarkan visi
dan misi pembangunan wilayah kabupaten, karakteristik wilayah, isu
strategis, potensi dan kondisi objektif yang diinginkan.
Pasal 3
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan
yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten. Dirumuskan berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten, karakteristik wilayah kabupaten, kapasitas sumber daya
wilayah dan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Pasal 4
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Point (a)
Cukup jelas
Point (b)
Cukup jelas
Point (c)
yang dimaksud dengan memanfaatkan energi terbarukan
adalah dengan memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh
sumber alami seperti cahaya matahari, angin, hujan, arus
pasang surut dan panas bumi yang terbaharui dan secara
alami dapat muncul kembali setelah digunakan
Point (d)
Cukup jelas
Point (e)
Cukup jelas
Point (f)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Point (a)
Cukup jelas
Point (b)
Sumberdaya lokal adalah potensi yang dimiliki oleh suatu
wilayah dan cukup banyak ketersediaannya sehingga dapat
dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
- 35 -
khususnya ……
khususnya masyarakat setempat. Kabupaten Keerom
memiliki sumberdaya lokal salah satunya adalah potensi
pengembangan budidaya ikan yang belum dikelola secara
maksimal. Dikatakan berpotensi karena memiliki sumber
daya air yang cukup seperti kali ataupun sungai
Point (c)
Cukup jelas
Point (d)
Cukup jelas
Point (e)
Cukup jelas
Point (f)
Cukup jelas
Point (g)
Cukup jelas
Point (h)
Permukiman yang aman, nyaman dan seimbang adalah
suatu wilayah permukiman yang ingin diwujudkan dengan
kondisi kawasan yang bebas dari ancaman bahaya seperti
bebas bencana alam, didukung oleh sarana dan prasaran
yang mendukung serta adanya keserasian dengan alam dan
lingkungan termasuk tidak memberikan dampak negatif
terhadap kualitas lingkungan disekitar permukiman.
Point (i)
Cukup jelas
Point (j)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Bandar udara pengumpan adalah Bandar udara yang mempunyai
cakupan pelayanan dan mempengaruhi pengembangan ekonomi
terbatas. Bandar Udara di Kabupaten Keerom selain melayani
angkutan penumpang dan barang, juga memiliki fungsi khusus
yaitu untuk membantu atau mengatasi kejadian-kejadian force
mayor sepeti bencana alan, adanya jalan atau jembatan dan
infrastruktur lainnya yang rusak dan kondisi darurat lainnya.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
- 36 - Pasal 10 ……
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Point (a)
Sistem jaringan teresterial merupakan sistem jaringan
menggunakan media transmisi jaringan kabel serat optic
dan tembaga, dan gelombang mikro.
Point (b)
Sistem jaringan satelit merupakan sistem jaringan
menggunakan satelit sebagai aksesnya.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Point (a)
Cukup jelas
Point (b)
Cukup jelas
Point (c)
Cukup jelas
Point (d)
Metode sanitary landfill merupakan tempat penimbunan
sampah yang dilengkapi dengan system sanitasi
Point (e)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
- 37 - Ayat (3) ……
Ayat (3)
Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal di Distrik Waris,
Arso Timur, Web dan Towe merupakan kawasan dengan keunikan
dan karakter sosial budaya serta merupakan tempat mata
pencaharian dan berburu. Daerah ini juga merupakan potensi
parawisata budaya yang bisa dikembangkan terkait dengan
lokasinya yang merupakan perbatasan Negara. Potensi pariwisata
yang bisa dikembangkan didaerah ini seperti festival budaya yang
akan memamerkan budaya masyarakat setempat.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Ayat (1)
Point (a)
Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan
dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka
penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174, diluar
kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
pelestarian alam dan taman buru. Hutan produksi terbatas
ini hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih.
Point (b)
Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan
dengan fakor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka
penimbang mempunyai jumlah nilai dibawah 125, diluar
kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
pelestarian alam dan taman buru. Hutan produksi tetap
dapat dieksploitasi baik dengan tebang pilih maupun tebang
habis.
Point (c)
Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi adalah
kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk
digunakan bagi pembangunan diluar kegiatan kehutanan
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 25
Ayat (1)
Point (a)
Kawasan pertanian tanaman pangan adalah kawasan yang
lahannya sepanjang tahun dapat ditanami karena cukup air
yang bersumber dari air irigasi. Pengembangan pertanian
tanaman pangan di Kabupaten Keerom berkaitan dengan
keberadaan Daerah Irigasi Arso dengan Sungai Tami sebagai
- 38 - Sumber ……
sumber air juga sungai-sungai lain sebagai sumber air
untuk pengairannya. Harapannya adalah bahwa Kabupaten
Keerom dapat menjadi lumbung padi bagi kabupaten
sekitarnya.
Point (b)
Pertanian holtikutura merupakan budidaya tanaman yang
mengolah tanaman bunga, buah, sayuran dan obat-obatan.
Pertanian holtikultura pada umumnya terletak pada
kawasan lahan basah maupun lahan kering.
Point (c)
Cukup jelas
Point (d)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Kawasan pertanian hortikultura merupakan tanaman pekarangan
terpadu, yaitu tanaman yang diusahakan atau dikembangkan
menyatu dengan pekarangan atau halaman rumah.
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Industri kecil dengan potensi pengembangan berupa kerajinan,
sedangkan untuk industri sedang diarahkan sebagai sentra produksi
pertanian
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi di daerah adalah karena :
1. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi;
- 39 - 2. dukungan ……
2. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
3. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kabupaten, sepeti kawasan
perbatasan;
Ayat (3)
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup di daerah adalah karena :
1. Merupakan kawasan lindung;
2. Merupakan kawasan rawan bencana alam.
Ayat (4)
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
sosial budaya di daerah karena memiliki potensi budaya yang
perlu dijaga, dilindungi sekaligus yang dapat dikembangkan dan
memiliki nilai ekonomis terkait keberadaannya sebagai distrik
perbatasan negara.
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Ayat (1)
Point (a)
Peringatan tertulis dapat dikenakan kepada kegiatan yang
sedang dilaksanakan tetapi melanggar/tidak sesuai dengan
rencana tata ruang dan/atau belum memiliki izin yang
diperlukan, melanggar ketentuan dalam izin yang diberikan,
atau lalai melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam izin yang telah diberikan.
Point (b)
Penghentian sementara kegiatan dapat dilakukan kepada
permohonan perijinan yang dalam jangka waktu tertentu
belum melengkapi kelengkapan syarat administrasi yang
ditetapkan.
- 40 - Point (c) ……
Point (c)
Penghentian sementara pelayanan umum dapat dilakukan
kepada kegiatan pelayanan umum yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang, dan tidak mengindahkan peringatan
dan/atau teguran yang diberikan oleh aparat pemerintah
daerah.
Point (d)
Cukup jelas
Point (e)
Pencabutan izin yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang,
dengan atau tanpa pergantian yang layak, dapat dikenakan
kepada setiap izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, baik yang
telah ada sebelum maupun sesudah adanya rencana tata
ruang yang ditetapkan; dan/atau bila pemegang izin lalai
mengikuti ketentuan periijinan, dan atau membangun
menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan dalam ijin yang
diberikan.
Point (f)
Cukup jelas
Point (g)
Pembongkaran dapat dikenakan pada pemanfaatan ruang
dan/atau bangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan, termasuk bangunan liar yang
tidak mungkin diberikan izinnya. Pembongkaran dilakukan
setelah peringatan dan perintah pembongkaran yang
diberikan tidak ditaati.
Point (h)
Pemulihan fungsi atau rehabilitasi fungsi ruang, dapat
dikenakan kepada kegiatan yang menyebabkan peralihan
fungsi ruang.
Point (i)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 51
C2kup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61 ……
- 41 -
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
Cukup jelas
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
Cukup jelas
- 42 -
- 43 -
- 44 -
- 45 -
Lampiran IV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHUN 2013-2033
INDIKASI PROGRAM UTAMA KABUPATEN KEEROM
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
1 2 3 4 5
A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
1. Perwujudan Sistem Pusat Kegiatan
1.1 Pemantapan Fungsi Pusat
Kegiatan
Optimalisasi sarana sosial PU,
ekonomi untuk mendukung Perhubungan,
fungsi pusat kegiatan Pendidikan,
APBN,
Kesehatan,
Semua distrik APBD, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Perindustrian
Swasta
dan
Perdagangan,
Pertanian
Pemenuhan kebutuhan PU,
pelayanan minimal sarana sosial APBD, Perhubungan,
Semua distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
ekonomi swasta Pendidikan,
Kesehatan
- 47 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Peningkatan sarana dan APBD,
Kab. Keerom SKPD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
prasarana Aparatur swasta
Pengembangan sarana dan APBN,
prasarana olah raga Kab. Keerom APBD, Diaspora ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Swasta
Peningkatan pelayanan dan PU,
APBN,
percepatan akses masyarakat Perhubungan,
Kab. Keerom APBD, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
terhadap pendidikan dan Pendidikan,
Swasta
kesehatan Kesehatan
Pengembangan Kawasan Dinas Tenaga
Permukiman dan Transmigrasi APBN, Kerja dan
Semua Distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
APBD Permukiman
PU
Penyusunan rencana detail Perkotaan Arso Kota
kawasan perkotaan di Distrik Arso
Perkotaan Jaifuri di
Distrik Skanto APBN,
Bappeda ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Perkotaan Yetty di APBD
Arso Timur
Perkotaan Pund di
Distrik Waris
- 48 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Perkotaan Senggi di
Distrik Senggi
Penyusunan peraturan zonasi Perkotaan Arso Kota
di Distrik Arso
Perkotaan Jaifuri di
Distrik Skanto
Perkotaan Yetty di APBN,
Bappeda, PU ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Arso Timur APBD
Perkotaan Pund di
Distrik Waris
Perkotaan Senggi di
Distrik Senggi
1.2 Percepatan Pengembangan Pusat
Kegiatan
Pembangunan sarana sosial PU,
Perkotaan Arso Kota
ekonomi untuk mendorong Perhubungan,
di Distrik Arso
fungsi PKW dan PKL sebagai APBN, Pendidikan,
Perkotaan Pund di
pusat SSWP APBD, Kesehatan, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Waris
swasta Perindustrian
Perkotaan Senggi di
dan
Distrik Senggi
Perdagangan,
- 49 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Pertanian
1.3 Mendorong Perkembangan Pusat Jaifuri di Distrik
Kegiatan Baru Skanto Bappeda, PU,
Yetty di Distrik Arso Perhubungan,
Timur APBD, Kesehatan,
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Ubrub di Distrik Web swasta Perdagangan dan
Towe Hitam di Distrik Industri,
Towe Pertanian
- 50 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
APBD Perhubungan
Peningkatan kondisi jalan ruas jalan Trans
Warbo (Arso 7) –
Yuwanain (Arso 2);
ruas jalan Trans
Sanggaria (Arso 1)
– Yaturaharja (Arso
10);
ruas jalan Warbo
(Arso 7) – Jaifuri
(Arso 3);
ruas Trans APBN, PU,
Yuwanain (Arso 2) ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
APBD Perhubungan
– Bate –
Yaturaharja (Arso
10);
ruas jalan Trans
Arso Kota – SMP
Arso Kota;
ruas jalan Trans
Woor – Kampung
Tua;
ruas jalan Arso
Kota – Yanamaa
- 51 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
(PIR 1);
ruas jalan Trans
Woor – Bagia (PIR
3) – Kwimi;
ruas jalan Mur 2 –
Yamara (PIR 5);
ruas jalan PTPN –
Wembi;
ruas jalan Mur 2 –
Wonorejo (PIR 4);
ruas jalan
Wulukubun (Arso
14) – Ubiyau
Lama;
ruas jalan Trans
Waris – Kalifam –
Banda - tugu
perbatasan;
ruas jalan Kalifam
– Pund – Jalan
Trans Waris;
ruas jalan Pund –
Tugu Perbatasan;
ruas jalan Bewan –
- 52 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Yetti – Kibay;
ruas jalan Bewan –
Kriku – Skofro;
ruas jalan Bewan –
Sangke;
ruas jalan
Arsopura (Arso 4) –
Gudang Garam;
ruas jalan Trans
Arso Kota – Ubiyau
– Sawanawa;
ruas jalan Trans
Senggi – Warlef –
Yabanda 2;
ruas jalan Trans
Senggi – Woslay –
Walay;
ruas jalan Trans
Senggi – Dubu;
ruas jalan Trans
Irian – Yammua
(Arso 6);
ruas jalan Bate –
Ubiyau;
- 53 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
ruas jalan Arso 10
– Kwimi – SP3;
ruas jalan
Traimelyan (Arso
12) – Perkebunan
Sawit Arso 12;
ruas jalan
Arsopura (Arso 4) –
Bingguin;
ruas jalan
Wonorejo (Pir 4) –
Wembi;
- 54 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
ruas jalan Trans
Yuruf – Amgotro –
Semografi;
ruas jalan Amgotro
– Akarinda;
ruas jalan
Wulukubun (Arso
14) – Yamas –
Trans Senggi;
ruas jalan trans
Bompay –
Yuwainda/Kalipao;
ruas jalan
Yammua (Arso 6) –
Dukwiah (Arso 8);
ruas jalan Warbo
(Arso 7) –
Wulukubun (Arso
14);
ruas jalan Trans
Wembi – Yetty;
ruas jalan Web –
- 55 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Bias – Towe Hitam
– Terpones – Milki
– Lules; dan
ruas jalan Yamas –
Molof.
PU,
pembangunan terminal tipe B Distrik Arso APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■
Perhubungan
pembangunan terminal tipe C Distrik Skanto
Distrik Arso Timur
PU,
Distrik Waris APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Perhubungan
Distrik Senggi
Distrik Web
Peningkatan pelayanan
Semua distrik APBD Perhubungan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
angkutan umum
PU,
Penyusunan Rencana Induk APBN,
Kab. Keerom Perhubungan, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Transportasi Darat APBD
Bappeda
2.2 Perwujudan Sistem Transportasi
Udara
Penyusunan Rencana Induk - Bandara Senggeh di APBN,
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Bandar Udara Distrik Senggi APBD
- 56 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
- Bandara Towe di
Distrik Towe
- Bandara Ubrub di
Distrik Web
- Bandara Yuruf di
Distrik Web
- Bandara Molof di
Distrik Senggi.
- Bandara Bias di
Distrik Towe
- Bandara Terpones di
Distrik Towe
Optimalisasi pelayanan bandara Bandara Senggeh di
APBD Perhubungan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Senggi
Pengembangan pelayanan - Bandara Senggeh di
bandara Distrik Senggi
- Bandara Towe di
APBN,
Distrik Towe Perhubungan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
APBD
- Bandara Ubrub di
Distrik Web
- Bandara Yuruf di
- 57 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Distrik Web
- Bandara Molof di
Distrik Senggi.
- Bandara Bias di
Distrik Towe
- Bandara Terpones di
Distrik Towe
Peningkatan keamanan kawasan - Bandara Senggeh di
bandara Distrik Senggi
- Bandara Towe di
Distrik Towe
- Bandara Ubrub di
Distrik Web
- Bandara Yuruf di PU,
APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Web Perhubungan
- Bandara Molof di
Distrik Senggi.
- Bandara Bias di
Distrik Towe
- Bandara Terpones di
Distrik Towe
- 58 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
2.3 Perwujudan Sistem Jaringan
Kelistrikan
PLN,
Optimalisasi sistem kelistrikan Semua distrik APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Pertambangan
Pengembangan pelayanan
PLN,
kelistrikan hingga menjangkau Semua distrik APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Pertambangan
seluruh pusat-pusat distrik
Optimalisasi dan pembangunan APBN, PLN,
Semua distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
pembangkit listrik APBD Pertambangan
Studi pemanfaatan energi APBN, Bappeda, PLN,
alternatif terbarukan Semua distrik APBD, Pertambangan, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
swasta swasta
Pembangunan SPBU Distrik Senggi swasta swasta ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
2.4 Perwujudan Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Optimalisasi pemanfaatan Distrik Arso Telkom
APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
jaringan telepon kabel Distrik Skanto
Pengembangan jaringan
Semua Distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
nirkabel
Pengembangan jaringan APBD,
Distrik Towe Telkom, swasta ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
telekomunikasi satelit swasta
- 59 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Pengaturan sistem BTS terpadu Semua Distrik APBD Bappeda, Telkom ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
2.5 Perwujudan Sistem Jaringan
Sumber Daya Air
Optimalisasi pemanfaatan APBD,
Semua distrik PU, PDAM ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
sumber air baku APBN
Pengembangan pemanfaatan APBD, Kehutanan, PU,
Semua distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
sumber air baku APBN PDAM
Pembangunan sistem tata air Bappeda, PU,
Distrik Arso APBN
teknis pengendali banjir Perikanan,
Distrik Skanto APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Pariwisata,
Distrik Arso Timur Swasta
Pertanian
Pembangunan turap dan sistem Distrik Waris
APBD PU ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
terassering Distrik Senggi
2.6 Perwujudan sistem prasarana
lingkungan
Pembangunan TPST Distrik Skanto Distrik APBD,
PU, Lingkungan
Waris APBN, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Hidup, swasta
Distrik Senggi swasta
Pembangunan TPS (Tempat APBD,
PU, Lingkungan
Penampungan Sementara) Setiap Distrik APBN, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Hidup, swasta
swasta
- 60 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Pembangunan TPA APBD, PU, Lingkungan
Distrik Arso Timur ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
APBN Hidup
Pembangunan IPLT APBN, PU, Lingkungan
Distrik Arso ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
APBD Hidup
Pembangunan IPAL industri Distrik Arso APBN,
PU, Lingkungan
Distrik Skanto APBD, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Hidup
Arso Timur Swasta
Pembangunan sistem drainase Distrik Arso
terpadu Distrik Arso Timur APBD PU, Bappeda ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Skanto
Pembangunan sistem pelayanan Semua Distrik APBD, PU,
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
air minum APBN PDAM
Penyediaan jalur evakuasi Bappeda, PU,
bencana dan pengembangan Semua distrik APBD Kesehatan, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
sistemnya Pendidikan
Penyusunan masterplan sistem Distrik Arso
pengendalian banjir Distrik Arso Timur APBD Bappeda, PU ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Skanto
Studi pemanfaatan air baku air Bappeda, PU,
Semua distrik APBD ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
minum PDAM
Rehabilitasi dan pengendalian Semua distrik APBD Bappeda, Badan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
- 61 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
pencemaran dan perusakan APBN Lingkungan
lingkungan hidup dan sumber Hidup,
daya alam Kehutanan,
Pertambangan
Studi Lokasi Pembangunan TPA Bappeda, Badan
Arso Timur APBD Lingkungan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Hidup
B. PERWUJUDAN POLA RUANG
1. Perwujudan Kawasan Lindung
1.1 Rehabilitasi dan pemantapan
APBN,
kawasan lindung maupun Semua distrik Kehutanan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
APBD
kawasan hutan lainnya.
1.2 Pengelolaan kawasan lindung
Pengelolaan kawasan sempadan
Semua distrik APBD Kehutanan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
sungai
Pengelolaan kawasan lindung Kehutanan, PU,
Distrik Waris
spiritual dan kearifan lokal APBD Pariwisata, dan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Senggi
Perikanan
Pengelolaan kawasan sekitar Distrik Skanto Kehutanan, PU,
mata air Distrik Arso Timur APBD Pariwisata, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Waris Lingkungan
- 62 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Hidup
Pengembangan ruang terbuka Kawasan perkotaan
hijau perkotaan Arso Kota di Distrik
Arso; Kawasan
perkotaan Jaifuri di
Distrik Skanto;
Kawasan perkotaan
Yetty di Distrik Arso Kehutanan,
Timur; APBD Pariwisata, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Kawasan perkotaan Kebudayaan
Pund di Distrik Waris;
dan
Kawasan perkotaan
Senggi di Distrik
Senggi.
- 63 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
2.1 Rehabilitasi dan pengembangan APBD,
Semua distrik Kehutanan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
hutan produksi; swasta
2.2 Pengembangan budidaya Distrik Arso
tanaman pangan (termasuk sagu Distrik Skanto
APBD, Bappeda,
sebagai sumberdaya lokal) Distrik Arso Timur ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
swasta Pertanian
Distrik Waris
Distrik Senggi
2.3 Pengembangan budidaya
APBD, Bappeda,
tanaman hortikultura Semua distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
swasta Pertanian
- 64 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
pertambangan dan rehabilitasi swasta Kehutanan,
daerah pasca penambangan Lingkungan
Hidup
2.8 Pengembangan obyek dan Pariwisata, PU,
destinasi pariwisata Distrik Skanto Kehutanan,
Distrik Arso APBD, Industri dan
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Distrik Arso Timur swasta Perdagangan,
Distrik Waris Perhubungan,
Pendidikan
2.9 Penataan, pengembangan, dan
pengendalian kawasan
permukiman
Penataan, pengembangan, dan Perkotaan Arso Kota
pengendalian permukiman di Distrik Arso
perkotaan Perkotaan Pund di Bappeda, PU,
Distrik Waris Industri dan
APBD,
Perkotaan Senggi di Perdagangan, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
swasta
Distrik Senggi Hankam,
Perkotaan Jaifuri di Pariwisata
Distrik Skanto
Perkotaan Yetty di
- 65 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Distrik Arso Timur
Identifikasi dan penataan APBD, Bappeda,
Semua distrik ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
permukiman kampung swasta Pertanahan, BPS
2.10 Pengembangan kawasan APBN, Bappeda,
perindustrian Semua distrik APBD, Industri dan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
swasta Perdagangan
2.11 Penyelenggaraan penanggulangan
APBN, Bappeda, Badan
bencana (tahap prabencana, saat
Semua distrik APBD, Penanggulangan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
tanggap darurat, dan
swasta Bencana Daerah
pascabencana)
2.12 Penyusunan Bappeda,
studi/penelitian/perencanaan Pertanian,
APBN,
pengembangan budidaya Perikanan,
Semua distrik APBD, ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
pertanian, perikanan, pariwisata, Pariwisata,
swasta
industri Industri dan
Perdagangan
2.13 Pengembangan kawasan
perbatasan
Penataan, pengembangan dan APBN, Badan
Waris, Arso Timur,
pengendalian pos lintas batas APBD, Pengelolaan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Senggi dan Web
swasta Kawasan
- 66 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
Perbatasan
Studi perencanaan dan Badan
pengembangan lokasi Pengelolaan
Waris, Arso Timur, APBN,
pembangunan pos lintas batas Kawasan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Senggi dan Web APBD
tradisional Perbatasan,
BAPPEDA
Peningkatan kapasitas pilar Badan
batas antar negara APBN, Pengelolaan
Waris, Arso Timur,
(pemeliharaan dan APBD, Kawasan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Senggi Web dan towe
pembangunan pilar baru) swasta Perbatasan,
BAPPEDA
PERWUJUDAN KAWASAN
C.
STRATEGIS KABUPATEN
Kawasan Strategis Ekonomi kawasan cepat
tumbuh perkotaan Bappeda,
Arso-Skanto Pertanian,
kawasan cepat APBD, Perikanan,
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
tumbuh perkotaan swasta Pariwisata,
Senggi Industri dan
kawasan Perdagangan
perkotaan simpul
- 67 -
WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
DANA PELAKSANA
PJM
-2
-3
-4
-1
lintas batas Waris
Kawasan Strategis Fungsi dan Daya Distrik Web
APBD, Bappeda, BLH,
Dukung Lingkungan Hidup Distrik Towe ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
swasta Kebudayaan
Distrik Senggi
- 68 -
Lampiran V
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHUN 2013-2033
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
- 69 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
meter;
• jalan kolektor
sekunder 5
meter;
• jalan lokal
sekunder 3
meter;
• jembatan 100
meter ke arah
hilir dan hulu.
b. diperbolehkan
membangun
bangunan di atas,
pada, dan di bawah
permukaan tanah di
ruang manfaat jalan
dan ruang milik
jalan, dengan syarat
tidak mengganggu
kelancaran dan
keselamatan
pengguna jalan
serta tidak
membahayakan
konstruksi jalan;
c. disyaratkan bagi
pengembangan
kawasan baru dan
- 70 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
pusat pertumbuhan
yang menimbulkan
bangkitan lalu lintas
untuk melengkapi
dengan kajian
analisis dampak lalu
lintas.
1.1.2. Terminal
Terminal adalah
pangkalan Kendaraan
Bermotor Umum yang
digunakan untuk
mengatur kedatangan
dan keberangkatan,
menaikkan dan
menurunkan orang
dan/atau barang, serta
perpindahan moda
angkutan.
1.1.2.1. Terminal a. kegiatan operasional, kegiatan selain kegiatan yang
Penumpang penunjang kegiatan operasional, mengganggu
operasional, dan penunjang, dan keamanan dan
pengembangan pengembangan keselamatan lalu lintas
terminal penumpang terminal yang tidak dan angkutan jalan
tipe B dan terminal mengganggu keamanan serta fungsi terminal
penumpang tipe C; dan keselamatan lalu penumpang tipe B dan
b. terminal penumpang lintas dan angkutan terminal penumpang
tipe B, dan terminal jalan serta fungsi tipe C
penumpang tipe C terminal penumpang
- 71 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
dilengkapi dengan tipe B, dan terminal
RTH yang penumpang tipe C
penyediaannya
diserasikan dengan
luasan terminal
1.1.2.2. Terminal a. kegiatan operasional, kegiatan selain kegiatan yang
Barang penunjang kegiatan operasional, mengganggu
operasional, dan penunjang operasional, keamanan dan
pengembangan dan pengembangan keselamatan lalu lintas
kawasan terminal kawasan terminal dan angkutan jalan,
barang; barang yang tidak serta fungsi terminal
b. terminal barang mengganggu keamanan barang
dilengkapi dengan dan keselamatan lalu
RTH yang lintas dan angkutan
penyediaannya jalan, serta fungsi
diserasikan dengan terminal barang
luasan terminal.
1.2. Sistem jaringan
transportasi udara
Bandar Udara kegiatan operasional a. pemanfaatan ruang kegiatan yang
Pengumpan kebandarudaraan, di daerah membahayakan
Bandar Udara adalah kegiatan penunjang lingkungan keamanan dan
kawasan di daratan pelayanan jasa kepentingan bandar keselamatan
dan/atau perairan kebandarudaraan, udara untuk operasional
dengan batas-batas kegiatan penunjang digunakan kegiatan penerbangan,
tertentu yang pelayanan keselamatan lain yang tidak membuat halangan
digunakan sebagai operasi penerbangan, menganggu (obstacle), dan/atau
tempat pesawat udara dan kegiatan penyelenggaraan kegiatan lain
- 72 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
mendarat dan lepas pertahanan dan keselamatan dan yang mengganggu
landas, naik turun keamanan negara keamanan fungsi bandar udara
penumpang, bongkar secara terbatas penerbangan, serta umum
muat barang, dan kelancaran
tempat perpindahan aksesibilitas
intra dan antarmoda penumpang dan
transportasi, kargo;
yang dilengkapi dengan b. kegiatan
fasilitas keselamatan mendirikan,
dan keamanan mengubah, atau
penerbangan, serta melestarikan
fasilitas pokok dan bangunan, serta
fasilitas penunjang menanam atau
lainnya, memelihara
yang terdiri atas bandar pepohonan di dalam
udara umum dan kawasan
bandar udara khusus keselamatan operasi
yang selanjutnya penerbangan
bandar udara umum dengan syarat tidak
disebut dengan bandar boleh melebihi batas
udara. ketinggian kawasan
keselamatan operasi
penerbangan;
c. kegiatan
mendirikan,
mengubah, atau
melestarikan
bangunan di dalam
kawasan
- 73 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
keselamatan operasi
penerbangan untuk
mendapat
persetujuan
Menteri, dan
memenuhi
ketentuan
merupakan fasilitas
yang mutlak
diperlukan untuk
operasi
penerbangan,
memenuhi kajian
khusus aeronautika,
dan sesuai dengan
ketentuan teknis
keselamatan operasi
penerbangan.
2. Sekitar 2.1. Pembangkit listrik pemanfaatan ruang di kegiatan yang tidak kegiatan yang
Jaringan Pembangkitan tenaga sekitar pembangkit mengganggu menimbulkan bahaya
Energi listrik adalah kegiatan listrik sesuai jarak operasionalisasi dan kebakaran dan
memproduksi tenaga aman dari kegiatan lain keamanan pembangkit mengganggu fungsi
listrik. listrik pembangkit listrik
2.2. Jaringan transmisi kegiatan pembangunan kegiatan penghijauan, a. kegiatan yang
Transmisi tenaga listrik prasarana jaringan pemakaman, pertanian, menimbulkan
adalah penyaluran transmisi tenaga listrik perparkiran, serta bahaya kebakaran
tenaga listrik dari dan kegiatan kegiatan lain yang dan mengganggu
pembangkitan ke pembangunan bersifat sementara dan fungsi jaringan
sistem distribusi atau prasarana penunjang tidak mengganggu transmisi tenaga
- 74 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
ke konsumen, atau jaringan transmisi fungsi jaringan listrik;
penyaluran tenaga tenaga listrik transmisi tenaga listrik b. pemanfaatan ruang
listrik antarsistem. bebas di sepanjang
jalur transmisi
2.3. Jaringan Pipa kegiatan operasional kegiatan selain kegiatan yang
Minyak dan Gas dan kegiatan penunjang kegiatan operasional membahayakan
Bumi (dalam jaringan pipa minyak dan penunjang instalasi jaringan pipa
bentuk SPBU) dan gas bumi jaringan pipa minyak minyak dan gas bumi
dan gas bumi yang serta mengganggu
aman bagi instalasi fungsi jaringan pipa
jaringan pipa minyak minyak dan gas bumi.
dan gas bumi serta
tidak mengganggu
fungsi jaringan pipa
minyak dan gas bumi
3. Sekitar Sistem jaringan kegiatan operasional pemanfaatan ruang kegiatan yang
Jaringan telekomunikasi terdiri dan kegiatan penunjang untuk penempatan membahayakan
Telekomunikasi atas jaringan kabel, sistem jaringan stasiun bumi dan sistem jaringan
nirkabel, dan satelit. telekomunikasi menara pemancar telekomunikasi dan
telekomunikasi (BTS- mengganggu fungsi
Base Tranceiver Station) sistem jaringan
yang memperhitungkan telekomunikasi
aspek keamanan dan
keselamatan aktivitas
kawasan di sekitarnya.
4. Sekitar Sumber daya air adalah a. kegiatan Pada zona II: a. Kegiatan yang
Jaringan air, sumber air, dan pembangunan diperbolehkan bagi mengganggu fungsi
Sumber Daya daya air yang prasarana lalu lintas beberapa kegiatan sungai dan waduk,
- 75 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
Air terkandung di air, kegiatan budidaya pertanian CAT sebagai sumber
dalamnya. pembangunan kering. air, jaringan irigasi,
Jaringan sumber daya prasarana sistem pengendalian
air adalah bangunan air pengambilan dan banjir sebagai
beserta bangunan lain pembuangan air, prasarana sumber
yang menunjang serta kegiatan daya air.
kegiatan pengelolaan pengamanan sungai b. Pada zona I:
sumber daya air, baik b. pengelolaan o kegiatan
langsung maupun tidak pemanfaatan ruang pengolahan dan
langsung. dalam sistem DAS penggunaan
terpadu; lahan,
c. penentuan zonasi permukiman,
dalam rencana tata kandang ternak,
ruang terinci lokasi
membagi kawasan penimbunan
dalam 3 zona, sampah, dan
dengan kegiatan potensi polutan
sebagai berikut: lainnya;
o pada zona I, yaitu o tidak boleh ada
kawasan resapan aliran air
yang berada paling permukaan (run
dekat dengan off) yang dapat
mata air: hanya masuk ke dalam
boleh kolam
dimanfaatkan penampungan
sebagai kawasan alami, untuk
pelestarian dan menghindari
kawasan lindung adanya berbagai
yaitu hutan (> 500 material polutan
- 76 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
m dari sumber); yang terbawa
o Zona II, daerah aliran air
resapan diatas permukaan,
Zona I (artinya sehingga akan
daerah yang lebih menurunkan
ke arah hulu dari kualitas
zona I): dibolehkan sumberdaya air.
bagi kegiatan c. Pada zona II:
pengolahan lahan o kegiatan
secara sangat permukiman,
terbatas; penimbunan
o Zona III, daerah sampah/bahan
resapan yang kimia, kandang
paling hulu ternak, serta
dibandingkan kegiatan yang
posisi zona I dan II berpotensi
(artinya daerah menimbulkan
paling jauh dari pencemaran.
mata air):
dibolehkan bagi
beberapa kegiatan
pengolahan dan
kegiatan
masyarakat,
antara lain
pertanian terpadu.
5. Sekitar 5.1. Pengelolaan kegiatan pengoperasian kegiatan pertanian kegiatan sosial
Prasarana Sampah TPA nonpangan, kegiatan ekonomi yang
Pengelolaan sampah berupa penghijauan, kegiatan mengganggu fungsi
- 77 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
Lingkungan pemilahan, permukiman dalam kawasan TPA sampah.
pengumpulan, jarak yang aman dari
pengelolaan, dan dampak pengelolaan
pemrosesan akhir persampahan, dan
sampah, pengurugan kegiatan lain yang
terkontrol, tidak mengganggu
pemeliharaan TPA fungsi kawasan TPA
sampah, dan industri sampah
terkait pengolahan
sampah, serta kegiatan
penunjang operasional
TPA sampah
5.2. Pengelolaan limbah kegiatan pembangunan kegiatan selain kegiatan pembuangan
prasarana air limbah sebagaimana dimaksud sampah, pembuangan
dalam rangka pada kolom kiri yang Bahan Berbahaya dan
mengurangi, tidak mengganggu Beracun (B3),
memanfaatkan kembali, fungsi sistem jaringan pembuangan limbah
dan mengolah air air limbah B3, dan kegiatan lain
limbah, serta yang mengganggu
pembangunan fungsi sistem jaringan
prasarana air limbah
penunjangnya
5.3. Jaringan Air kegiatan pembangunan kegiatan selain kegiatan yang
Minum prasarana air minum pembangunan mengganggu
dan kegiatan prasarana air minum keberlanjutan fungsi
pembangunan dan prasarana penyediaan air minum,
prasarana penunjangnya yang mengakibatkan
penunjangnya tidak mengganggu pencemaran air baku
penyediaan air minum dari air limbah dan
- 78 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
sampah, serta
mengakibatkan
kerusakan prasarana
dan sarana penyediaan
air minum.
5.4. Sistem Drainase a. kegiatan kegiatan selain kegiatan pembuangan
pembangunan sebagaimana dimaksud sampah, pembuangan
prasarana sistem pada kolom kiri, yang limbah, dan kegiatan
jaringan drainase tidak mengganggu lain yang mengganggu
dalam rangka fungsi sistem jaringan fungsi sistem jaringan
mengurangi drainase drainase
genangan air,
mendukung
pengendalian banjir,
dan pembangunan
prasarana
penunjangnya
b. pemeliharaan dan
pengembangan
jaringan drainase
dilakukan selaras
dengan
pemeliharaan dan
pengembangan
ruang milik jalan
B. Kawasan Lindung
1. Kawasan Kawasan hutan yang a. pengelolaan kawasan a. diperbolehkan a. kegiatan yang
Hutan Lindung memiliki sifat khas hutan dilakukan untuk wisata alam berpotensi
- 79 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
yang mampu melalui Kesatuan dengan syarat tidak mengurangi luas
memberikan lindungan Pengelolaan Hutan mengubah bentang kawasan hutan;
kepada kawasan sekitar (KPH); alam; b. kegiatan yang
bawahannya sebagai b. kegiatan b. diperbolehkan berpotensi
pengatur tata air, pengembangan jasa untuk kegiatan mengganggu
pencegah banjir dan lingkungan, pendidikan dan bentang alam,
erosi, serta memelihara pemanfaatan penelitian dengan mengganggu
kesuburan tanah. kawasan, dan syarat tidak kesuburan dan
pemanfaatan hasil mengubah bentang keawetan tanah,
hutan bukan kayu; alam; fungsi hidrologi,
c. kegiatan budidaya c. diperbolehkan kelestarian flora dan
hanya bagi untuk kegiatan fauna, serta
penduduk asli penambangan kelestarian
dengan luasan tetap, dalam kawasan lingkungan hidup;
tidak mengurangi hutan lindung c. kegiatan yang dapat
fungsi lindung hanya dengan pola mengakibatkan
kawasan, dan di pertambangan perubahan dan
bawah pengawasan bawah tanah yang perusakan terhadap
ketat. tidak keutuhan kawasan
mengakibatkan dan ekosistemnya.
turunnya
permukaan tanah,
berubahnya fungsi
pokok kawasan
hutan secara
permanen, dan
terjadinya
kerusakan akifer air
tanah.
- 80 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
2. Kawasan Kawasan yang memiliki a. kegiatan penyediaan a. kegiatan budidaya a. semua jenis
resapan air curah hujan yang sumur resapan tidak terbangun kegiatan yang
tinggi, struktur tanah dan/atau waduk yang memiliki mengganggu fungsi
meresapkan air dan pada lahan kemampuan tinggi resapan air
bentuk geomorfologi terbangun yang dalam menahan
yang mampu sudah ada limpasan air hujan;
meresapkan air hujan b. kegiatan wisata
secara besar-besaran. alam dengan syarat
tidak mengubah
bentang alam;
c. kegiatan pendidikan
dan penelitian
dengan syarat tidak
mengubah bentang
alam;
d. kegiatan budidaya
dengan syarat
menerapkan prinsip
zero delta Q policy
terhadap setiap
kegiatan budi daya
terbangun yang
diajukan izinnya
(Prinsip zero delta Q
policy adalah
keharusan agar tiap
bangunan tidak
boleh
mengakibatkan
- 81 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
bertambahnya debit
air ke sistem
saluran drainase
atau sistem aliran
sungai).
3. Kawasan 3.1. Sempadan Sungai a. kegiatan a. kegiatan wisata a. kegiatan dan
Perlindungan Sempadan sungai pemanfaatan ruang alam petualangan bangunan yang
Setempat adalah kawasan untuk ruang terbuka dengan syarat tidak mengancam
sepanjang kiri kanan hijau; mengganggu kerusakan dan
sungai, termasuk b. pendirian bangunan kualitas air sungai menurunkan
sungai buatan/kanal/ yang dimaksudkan kualitas sungai
saluran irigasi primer untuk pengelolaan
yang mempunyai badan air atau
manfaat penting untuk pemanfaatan air;
mempertahankan c. pendirian bangunan
kelestarian fungsi untuk menunjang
sungai. fungsi taman
rekreasi
3.2. Kawasan Lindung a. kegiatan rekreatif, a. diawasi dengan a. kegiatan yang
Spiritual dan edukatif, apresiatif, ketat bagi kegiatan bersifat alih fungsi
Kearifan Lokal dan/atau religi yang yang kawasan dan yang
Lainnya. sesuai dengan mempengaruhi mengganggu aspek
Perlindungan pada aturan masyarakat kelestarian kawasan spiritual dan
kawasan lindung adat; kearifan lokal yang
spiritual digunakan b. kegiatan yang tidak dilindungi
untuk mengakui dan mengganggu fungsi
memberikan ruang kawasan sebagai
kepada masyarakat tempat pelestarian
lokal dalam dan pengembangan
- 82 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
menjalankan pola adat istiadat atau
hidup tradisionalnya budaya;
yang tergantung pada c. kegiatan yang tidak
hutan atau ekosistem merusak/menggangg
lainnya. u aset yang harus
dilindungi dan
dilestarikan;
d. kegiatan yang tidak
merusak/menggangg
u tempat-tempat
penting yang harus
dilindungi.
3.3. Ruang Terbuka a. kegiatan menambah b. diawasi dengan b. kegiatan yang
Hijau Perkotaan RTH; ketat bagi kegiatan bersifat alih fungsi
Ruang terbuka hijau b. pemanfaatan ruang budidaya yang RTH;
perkotaan merupakan untuk kegiatan mempengaruhi c. kegiatan mendirikan
area memanjang/jalur rekreasi; fungsi RTH atau bangunan
dan/atau c. pendirian bangunan menyebabkan alih permanen selain
mengelompok, yang hanya untuk fungsi RTH. untuk menunjang
penggunaannya lebih penunjang kegiatan kegiatan rekreasi
bersifat terbuka, tempat rekreasi dan fasilitas dan fasilitas umum
tumbuh tanaman, baik umum lainnya lainnya.
yang tumbuh secara
alamiah maupun yang
sengaja ditanam.
4. Kawasan suaka Merupakan tempat kegiatan penelitian dan kegiatan pariwisata kegiatan penanaman
margasatwa hidup dan pengembangan ilmu terbatas dan pendirian tumbuhan
perkembangbiakan dari pengetahuan, bangunan yang dan pelepasan satwa
- 83 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
suatu jenis satwa yang pendidikan dan dibatasi hanya untuk yang bukan
perlu dilakukan upaya peningkatan menunjang kegiatan merupakan tumbuhan
konservasinya, memiliki kesadartahuan sebagaimana dimaksud dan satwa endemik
keanekaragaman satwa konservasi alam, pada kolom kiri yang kawasan, perburuan
yang tinggi, merupakan penyimpanan dan/atau tidak mengganggu terhadap satwa yang
tempat dan kehidupan penyerapan karbon, fungsi kawasan suaka berada di dalam
bagi jenis satwa migran pemanfaatan air, energi margasatwa kawasan, dan
tertentu; atau memiliki air, panas, dan angin, kegiatan lain yang
luas yang cukup serta pemanfaatan mengganggu fungsi
sebagai habitat jenis sumber plasma nutfah kawasan suaka
satwa yang untuk penunjang budi margasatwa
bersangkutan. daya
5. Kawasan rawan Kawasan yang sering pemanfaatan dataran disyaratkan adanya dilarang bagi kegiatan
banjir atau berpotensi tinggi banjir bagi ruang lokasi dan jalur permukiman dan
mengalami bencana terbuka hijau dan evakuasi dari fasilitas umum penting
banjir. pembangunan fasilitas permukiman lainnya.
umum dengan penduduk
kepadatan rendah
6. Kawasan rawan Kawasan yang sering kegiatan membuat a. disyaratkan dilarang bagi kegiatan
longsor atau berpotensi tinggi terasering, talud atau adanya lokasi dan permukiman dan
mengalami bencana turap, rehabilitasi, jalur evakuasi fasilitas umum penting
longsor. reboisasi, penyediaan dari permukiman lainnya, kegiatan
lokasi dan jalur penduduk; penebangan pohon,
evakuasi bencana, dan b. disyaratkan kegiatan yang
kegiatan lain dalam pembatasan menghalangi dan/atau
rangka mencegah pendirian bangunan menutup lokasi dan
bencana alam tanah kecuali untuk jalur evakuasi
longsor kepentingan bencana, serta
- 84 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
pemantauan kegiatan yang
ancaman bencana berpotensi
dan kepentingan menyebabkan
umum. terjadinya bencana
alam tanah longsor
C. Kawasan Budidaya
1. Kawasan Hutan produksi a. pengelolaan kawasan a. disyaratkan bagi
Peruntukan merupakan kawasan hutan dilakukan pemanfaatan
Hutan Produksi hutan yang mempunyai melalui KPH; kawasan hutan
fungsi pokok b. pengembangan produksi untuk
memproduksi hasil usaha hasil hutan memiliki kajian
hutan. kayu, pengembangan studi Analisis
jasa lingkungan, Mengenai Dampak
pemanfaatan Lingkungan (Amdal)
kawasan, dan yang dilengkapi
pemanfaatan hasil dengan Rencana
hutan bukan kayu; Pemantauan
c. kepentingan Lingkungan (RPL)
pembangunan di dan Rencana
luar kehutanan Pengelolaan
tanpa mengubah Lingkungan (RKL);
fungsi pokok b. disyaratkan untuk
kawasan peruntukan tetap
hutan produksi; mempertahankan
d. kepentingan bentuk tebing
pertambangan sungai dan
melalui pemberian mencegah
ijin pinjam pakai sedimentasi ke
terkait dengan aliran sungai akibat
- 85 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
memperhatikan erosi dan longsor;
batasan luas dan c. disyaratkan bagi
jangka waktu kepentingan
tertentu serta pertambangan
kelestarian hutan/ terbuka dengan
lingkungan ketentuan khusus
dan secara selektif.
2. Kawasan Merupakan bidang a. pertanian budidaya disyaratkan bagi
Peruntukan lahan yang digunakan lahan kering tidak kegiatan pertanian
Pertanian untuk usaha pertanian. produktif dapat skala besar untuk
dialihfungsikan menyerap sebesar
dengan syarat yang mungkin tenaga kerja
diatur oleh setempat
pemerintah
kabupaten dan atau
oleh Kementerian
Pertanian;
b. kegiatan pertanian
skala besar, baik
yang menggunakan
lahan luas ataupun
teknologi intensif
harus terlebih dahulu
memiliki kajian studi
Amdal;
c. penanganan limbah
pertanian tanaman
(kadar pupuk dan
pestisida yang
- 86 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
terlarut dalam air
drainase) dan polusi
industri pertanian
(udara-bau dan asap,
limbah cair) yang
dihasilkan harus
disusun dalam RPL
dan RKL yang
disertakan dalam
dokumen Amdal;
d. kawasan yang
menghasilkan produk
perkebunan yang
bersifat spesifik
dilindungi
kelestariannya
dengan indikasi
ruang.
3. Kawasan Perikanan adalah a. aktivitas pendukung a. disyaratkan bagi dilarang segala
Peruntukan semua kegiatan yang aktivitas perikanan; kegiatan perikanan aktivitas budidaya
Perikanan berhubungan dengan b. pembangunan skala besar, baik yang akan mengganggu
pengelolaan dan bangunan yang menggunakan kualitas air sungai
pemanfaatan pengolahan hasil lahan luas ataupun untuk perikanan darat;
sumber daya ikan dan ikan, balai pelatihan teknologi intensif
lingkungannya mulai teknis, harus terlebih
dari pengembangan dahulu memiliki
praproduksi, produksi, sarana dan prasarana kajian studi Amdal;
pengolahan sampai pengembangan b. disyaratkan bagi
dengan pemasaran produk perikanan, industri perikanan
- 87 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
yang dilaksanakan dan pembenihan. yang menghasilkan
dalam suatu sistem limbah perikanan
bisnis perikanan. dan polusi (udara-
bau) dihasilkan
harus melengkapi
RPL dan RKL yang
disertakan dalam
dokumen Amdal;
c. disyaratkan bagi
kegiatan perikanan
skala besar untuk
menyerap sebesar
mungkin tenaga
kerja setempat.
4. Kawasan Wilayah yang memiliki a. pembangunan a. disyaratkan untuk a. menambang batuan
Peruntukan sumber daya bahan fasilitas fisik meliputi setiap kegiatan di perbukitan yang
Pertambangan bahan galian yang jaringan listrik, pertambangan harus di bawahnya
berwujud padat, cair jaringan jalan raya, memberdayakan terdapat mata air
dan gas berdasarkan tempat pembuangan masyarakat di penting atau
peta atau data geologi sampah, drainase, lingkungan yang permukiman;
dan merupakan tempat dan saluran air kotor; dipengaruhinya guna b. menambang
dilaksanakan seluruh b. percampuran kepentingan dan bongkah-bongkah
tahapan kegiatan kegiatan kesejahteraan batu dari dalam
pertambangan yang penambangan dengan masyarakat sungai yang terletak
meliputi penyelidikan fungsi kawasan lain setempat; di bagian hulu dan
umum, eksplorasi, diperbolehkan sejauh b. disyaratkan untuk di dekat jembatan.
operasi-produksi, dan tidak mengubah kegiatan
pasca tambang, baik di dominasi fungsi penambangan harus
wilayah darat maupun utama kawasan; terlebih dahulu
- 88 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
perairan serta tidak c. kegiatan memiliki kajian studi
dibatasi oleh wilayah permukiman, Amdal yang
administrasi. pertanian, perikanan, dilengkapi dengan
kawasan lindung, dan RPL dan RKL untuk
industri yang berskala besar,
dikembangkan secara atau UKL dan UPL
serasi sesuai dengan untuk yang berskala
ketentuan peraturan kecil (tambang
perundangan yang rakyat);
berlaku; c. kegiatan
d. kegiatan budidaya pertambangan mulai
dilakukan pada dari tahap
kawasan peruntukan perencanaan,
pertambangan yang eksplorasi,
di dalamnya baru eksploitasi, dan
terdapat izin usaha pasca tambang
pertambangan disyaratkan agar
eksplorasi; tidak menimbulkan
e. wilayah dalam perselisihan dengan
kawasan peruntukan masyarakat
pertambangan yang setempat.
sudah diberikan izin
usaha pertambangan
operasi produksi/
eksploitasi, masih
dimungkinkan
adanya kegiatan
budidaya lain dengan
ketentuan
- 89 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
menyesuaikan
dengan rencana
penambangan dan
reklamasi, tidak
mendirikan
bangunan permanen,
tidak menjadi
kendala bagi aktivitas
penambangan, serta
memperhatikan
ketentuan yang
berlaku dalam
lingkungan kegiatan
eksploitasi.
5. Kawasan Kawasan dengan luas a. pengembangan a. pengembangan
Peruntukan tertentu yang dibangun aktivitas komersial aktivitas perumahan
Pariwisata atau disediakan untuk sesuai dengan skala dan permukiman
memenuhi kebutuhan daya tarik pariwisata; dengan syarat di luar
pariwisata b. pemanfaatan potensi zona utama
alam dan budaya pariwisata dan tidak
masyarakat sesuai mengganggu bentang
daya dukung dan alam daya tarik
daya tampung pariwisata;
lingkungan b. disyaratkan adanya
c. pendirian bangunan perlindungan
hanya untuk terhadap situs
menunjang peninggalan sejarah
pariwisata. masa lampau;
- 90 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
6. Kawasan Kawasan tempat a. aktivitas pendukung a. disyaratkan
Peruntukan pemusatan kegiatan kegiatan industri; penyelenggaraan
Industri industri yang dilengkapi b. aktivitas budidaya instalasi pengolahan
dengan sarana dan produktif lain di luar air limbah;
prasarana penunjang zona penyangga b. disyaratkan bagi
yang dikembangkan peruntukan industri kawasan peruntukan
dan dikelola oleh industri harus
Perusahaan Industri memiliki kajian
yang telah memiliki Izin Amdal.
Usaha Kawasan
Industri
7. Kawasan Bagian dari lingkungan a. kegiatan perdagangan a. disyaratkan
Peruntukan hidup di luar kawasan jasa sesuai dengan penetapan amplop
Permukiman lindung, yang berupa skalanya; bangunan; meliputi
kawasan perkotaan b. pengembangan fasum garis sempadan
yang berfungsi sebagai dan fasos sesuai bangunan, koefisien
lingkungan tempat skalanya; dasar bangunan,
tinggal atau lingkungan c. pembangunan koefisien lantai
hunian dan tempat permukiman skala bangunan,
kegiatan yang besar yang terencana ketinggian
mendukung secara menyeluruh bangunan;
perikehidupan dan dan terpadu dengan b. disyaratkan
penghidupan. pelaksanaan yang penetapan jenis dan
bertahap. syarat penggunaan
bangunan yang
diizinkan
8. Kawasan Wilayah yang kegiatan budidaya yang kegiatan yang tidak kegiatan yang dapat
Peruntukan ditetapkan secara dapat mendukung mengganggu fungsi mengubah dan atau
- 91 -
Zona Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Kegiatan Yang Tidak
Deskripsi
Wilayah Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
Kabupaten Dengan Syarat
Pertahanan nasional yang fungsi kawasan utama kawasan mengganggu fungsi
dan Keamanan digunakan untuk pertahanan pertahanan utama kawasan
kepentingan pertahanan.
pertahanan.
- 92 -