Anda di halaman 1dari 27

Anatomi Tulang Extremitas Superior atau Ekstremitas Atas

1. Apa Itu Anatomi ?

Anatomi adalah studi yang mempelajari tentang struktur makhluk hidup seperti manusia, hewan,
tumbuhan, serta dari sel dan molekul mikroskopis hingga seluruh organisme sebesar ikan paus.

Anatomi Manusia adalah studi tentang struktur tubuh manusia. Kata anatomi berasal dari kata Yunani
"ana" yang berarti "up" (naik), dan "tome" yang berarti "a cutting" (pemotongan). Salah satu topik yang
dipelajari ilmu ini adalah anatomi ekstremitas superior. Ekstremitas atas merupakan salah satu bagian
dari tubuh manusia.

2. Apa Itu Ekstremitas Superior ?

Ekstremitas Superior adalah unit fungsional tubuh bagian atas. Ekstremitas atas dimulai pada lengan atas
atau upper arm, lengan bawah atau forearm, dan tangan atau hand. Bagian ini memanjang dari sendi
bahu (shoulder joint) ke jari (fingers joint) dan jumlah tulang ekstremitas superior adalah total 30 tulang.
Ekstremitas atas terdiri dari banyak Tulang (Bones), Otot (Muscles), Saraf (Nerves), dan Pembuluh Darah
yaitu Arteri dan Vena (Blood Vessels). Saraf lengan disuplai oleh salah satu dari dua pleksus saraf utama
tubuh manusia yaitu pleksus brakialis.

3. Bagian-Bagian Ekstremitas Superior

Ekstremitas superior dibagi menjadi beberapa bagian seperti:

Shoulder (Bahu)

Arm (Lengan)

Elbow (Siku)

Forearm (Lengan Bawah)

Hand (Tangan)

3. Apa Saja Nama Tulang Yang Ada di Ekstremitas Atas ?

Berikut ini nama-nama anatomi tulang yang ada di extremitas atas :

Os Scapula

Os Clavicula atau Clavicle

Os Humerus
Os Ulna

Os Radius

Tulang Tangan atau Bones Hand Terdiri dari Carpal, Metacarpal. dan Phalenges

Ossa Carpal: Scaphoid, Triquetrum, Pisiform, Trapezium, Trapezoid, Capitate, Hamate,

Ossa Metacarpal: ada 5 Metakarpal

Ossa Phalanges: Proximal, Middle, Distal

Nah itu dia bahasan mengenai pengenalan Anatomi Tulang Extremitas Atas (Superior), semoga saja
bermanfaat, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan dan saya ucapkan terimakasih telah
membaca artikel ini.

TERAKHIR DIPERBAHARUI :

23/01/2018 (22.00 WIB) Judul: Anatomi Extremitas Atas ( Superior )

25/03/2023 (17:18 WIB) Judul: Anatomi Tulang Extremitas Superior atau Ekstremitas Atas dan ada
tambahan referensi

Referensi:

Forro SD, Munjal A, Lowe JB. Anatomi, Bahu dan Ekstremitas Atas, Struktur dan Fungsi Lengan.
[Diperbarui 2022 Juli 25]. Di dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls;
2023 Jan-.

MD, J. V. (2022, November 24). Upper Limb Anatomy. Kenhub. Retrieved March 25, 2023, from
https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/upper-extremity-anatomy

Anatomy of the Bone. Anatomy of the Bone | Johns Hopkins Medicine. (2021, May 3). Retrieved March
25, 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/anatomy-of-the-
bone

What is anatomy? Home. (n.d.). Retrieved March 25, 2023, from


https://www.anatomy.org/AAA/AAA/About-AAA/What-Is-Anatomy/What-Is-Anatomy.aspx

MediLexicon International. (n.d.). Anatomy: What is it, and why is it important? Medical News Today.
Retrieved March 25, 2023, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/248743
Anatomi Tulang Ekstremitas Superior- merupakan sebuah anggota gerak atas yang ada pada tubuh
manusia, yang fungsinya untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan gerakan menggapai, mengambil,
dan mengejarkan sesuatu yang membutuhkan pergerakan yang fleksibel, hal ini misalnya anggota gerak
yang difungsikan sebagai anggata tubuh atas untuk mengetik dilaptop maupun di komputer. Namun
sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai anatomi tulang ektremitas superior
tubuh manusia, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak dan baca artikel ini.

Anatomi Tulang Ekstremitas Superior (Atas) Tubuh Manusia

Anatomi tulang ekstremitas superior terdiri dari :

Os clavicula

Os scapula

Os humerus

Os radius

Os ulna

Ossa carpalia

Ossa metacarpalia

Ossa phalanges

Dibawah ini adalah penjelasan dari tiap-tiap tulang yang telah disebutkan diatas :

1. Os Scapula Bagian Lateral

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang scapula :

Acromion

Tuberculum supraglenoidale

Processus coracoideus

Fossa supraspinata

Fossa infraspinata
Cavitas glenoidalis

Tuberculum infraglenoidale

Margo lateralis/axillaris

Angulus inferior

Facies articularis acromii

2. Os Scapula Bagian Posterior

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang scapula :

Acromion

Angulus acromialis

Angulus superior

Incisura scapulae

Trigonum spina scapulae

Collum scapulae

Fossa supraspinata

Spina scapulae

Fossa infraspinata

Cavitas glenoidalis

Tuberculum infraglenoidale

Margo lateralis/axillaris

Margo medialis/vertebralis

Margo superior

Angulus inferior
Facies articularis acromii

Linea m. scapulae

3. Os Scapula Bagian Anterior

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang scapula bagian
anterior :

Acromion

Angulus acromialis

Angulus superior

Incisura scapulae

Processus coracoideus

Cavitas glenoidalis

Tuberculum infraglenoidale

Margo lateralis/axillaris

Margo medialis/vertebralis

Margo superior

Angulus inferior

Facies articularis acromii

Fossa subscapularis

Facies costalis

Collum scapulae

4. Os Clavicula (kiri)
Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang clavicula bagian kiri
:

Extremitas acromialis

Extremitas sternalis

Facies articularis acromialis

Facies articularis sternalis

Linea trapezoidea

Tuberculum conoideum

Impressio ligamenti costoclavicularis

5. Os Humerus

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang humerus :

Caput humeri

Collum anatomicum

Tuberculum majus

Tuberculum minus

Collum chirurgicum

Crista tuberculi minoris

Crista tuberculi majoris

Tuberositas deltoidea

Sulcus nervi radialis

Facies posterior

Facies anterior lateralis


Facies anterior medialis

Margo lateralis

Margo medialis

Fossa radialis

Fossa coronoidea

Fossa olecrani

Epicondylus lateralis

Epicondylus medialis

Capitulum humeri

Trochlea humeri

Sulcus nervi ulnaris

4. Os Ulna

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang ulna :

Olecranon

Incisura trochlearis

Processus coronoideus

Incisura radialis

Crista supinatoris

Tuberositas ulnae

Foramen nutricium

Margo posterior

Margo anterior
Margo interossea

Facies anterior

Facies posterior

Kaput ulnae

Circumverentia articularis ulnae

Processus stiloideus

Facies medialis

5. Os Radius

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang radius :

Fovea articularis capituli radii

Circumverentia articularis radii

Collum radii

Tuberositas radii

Foramen nutricium

Margo interossea

Margo anterior

Facies posterior

Facies anterior

Processus stiloideus

Incisura ulnaris

Sulcus mm. extensorum carpi radialium

Sulcus m. extensoris policis longi


Sulcus mm. extensoris digitorum et extensoris indicis

Margo posterior

Facies lateralis

6. Ossa Carpalia (kanan)

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang carpalia (kanan):

Os schapoideum

Os capitatum

Os trapezoideum

Os trapezium

Os lunatum

Os triguetrum

Os pisiforme

Os hamatum

7. Ossa Metacarpalia

Pembagian tulang didalam kelompok ini tidak ada.

8. Ossa Digitorum

Berikur ini adalah penjelasan dari nama-nama bentuk atau bagian-bagian dari tulang digiturom :

Phalanx proximalis
Phalanx media

Phalanx distalis

TULANG-TULANG

EXTREMITAS SUPERIOR

TERDIRI DARI:

TULANG-TULANG

EXTREMITAS SUPERIOR

TERDIRI DARI:

1. Os clavicula

2. Os scapula

3. Os humerus

4. Os radius

5. Os ulna

6. Ossa carpalia

7. Ossa metacarpalia

8. Ossa phalanges

Anatomi Tulang Ekstremitas Inferior Pada Tubuh Manusia

By Tupa Friday, April 24, 2020

Ekstremitas Inferior- merupakan anggota gerak tubuh yang memampukan manusia untuk berdiri dan
berjalan, hal ini dikerenakan dari bentuk dan gerakan anggota tubuh bawah (tungkai) memiliki bentuk
dan gerakan yang sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh manusia untuk berdiri dan berjalan. Namun
sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai anatomi tulang ekstremitas inferior pada
tubuh manusia, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan berikut.
Anatomi tulang ekstremitas inferior (bawah) pada tubuh manusia. Bahasan anatomi Os Coxae, Os Femur,
Os Tibia, Os Fibula, Os Patella, Ossa Tarsalia.

Anatomi Tulang Ekstremitas Inferior

Anatomi Tulang Ekstremitas Inferior Pada Tubuh Manusia

Anatomi ekstremitas bawah terdiri dari beberapa tulang diantaranya :

Os Coxae

Os Femur

Os Tibia

Os Fibula

Os Patella

Ossa Tarsalia

Berikut ini adalah penjelasan dari tiap-tiap tulang yang ada pada ekstremitas bawah (inferior) pada
tubuh manusia :

Baca Juga

Anatomi Pergelangan Tangan: Fungsi, Struktur, dan Masalah yang Sering Terjadi

Anatomi Thalamus: Fungsi dan Struktur Otak yang Penting

Anatomi Hipotalamus: Fungsi dan Peran Penting dalam Sistem Saraf

1. Os Coxae Bagian Lateral

Berikut ini adalah bagian-bagian dari tulang coxae :

Linea glutea posterior

Ala ossis ilii

Linea glutea anterior

Cristae illiaca

- labium externum
- lab. Intermedia

- lab. Internum

Facies glutea

SIAS

Linea glutea inferior

SIAI

Facies lunata

Eminentia iliopectinea

Fossa acetabuli

Incisura acetabuli

Corpus ossis pubis

Crista obturatoria

Pecten ossis pubis

Ramus superior ossis pubis

Tuberculum pubicum

Ramus inferior ossis pubis

Tuberculum obtutatorium posterior

tub. Obt. Anterior

Ramus ossis ischii

Tuber ischiadicum

Corpus ossis ischii

Incisura ischiadica minor

Spina ischiadica

Incisura ischiadica major

SIPI
SIPS

2. Os Coxae Bagian Medial

Berikut ini adalah bagian-bagian dari Os coxae bagian medial :

SIAS

Fossa iliaca

Tuberositas iliaca

Facies auricularis

Sulcus paraglenoidalis

SIPI

Incisura ischiadica major

Corpus ossis ilii

Corpus ossis ischii

Corpus ossis pubis

Linea arcuata

Pecten ossis pubis

Sulcus obturatorius

Crista pubica

Facies symphysialis

3. Os Coxae Bagian Medial Anterior

Berikut ini adalah bagian-bagian dari Os Coxae bagian medial anterior :

SIAS

Fossa iliaca

Tuberositas iliaca
Facies auricularis

Sulcus paraglenoidalis

Eminentia iliopectinea

Ramus superior ossis pubis

Ramus inferior ossis pubis

Ramus ossis ischii

Corpus ossis ilii

Corpus ossis ischii

Corpus ossis pubis

Tuberculum pubicum

Pecten ossis pubis

Crista pubica

Facies symphysialis

4. Os Femur

Berikur ini adalah bagian-bagian tulang femur :

Fovea capitis femoris

Trochanter major

Caput femoris

Collum femoris

Linea intertrochanterica

Trochanter minor

Epicondylus lateralis

Condylus lateralis

Facies patellaris
Condylus medialis

Epicondylus medialis

Crista intertrochanterica

Linea pectinea

Tuberositas glutea

Linea aspera (labium med & lat)

Facies medialis

Facies poplitea

Tuberculum adductorium

Linea intercondylaris

Fossa intercondylaris

5. Os Femur Bagian Atas Dan Bawah

Berikut ini adalah penjelasan dari bagian-bagian tulang femur bagian atas dan bawah :

Fovea capitis femoris

Trochanter major

Caput femoris

Collum femoris

Trochanter minor

Crista intertrochanterica

Linea pectinea

Tuberositas glutea

Linea intercondylaris

Fossa intercondylaris

Condylus medialis
Condylus lateralis

Fovea trochanterica

6. Os Tibia

Berikut ini adalah penjelasan dari bagian-bagian tulang tibia :

Condylus lateralis

Condylus medialis

Tuberositas tibiae

Facies medialis

Facies lateralis

Margo anterior

Margo interossea

Margo medialis

Malleolus medialis

Linea musculi solei

Facies posterior

Sulcus malleolaris

Facies articularis superior condyli lateralis

Facies articularis superior condyli medialis

Foramen nutricium

7. Hubungan Os Tibia-Fibula

Berikut ini penjelasan dari hubungan tulang tibia dengan tulang fibula :

Facies articularis superior condyli lateralis

Facies articularis superior condyli medialis


Caput fibulae

Apex capitis fibulae

Tuberositas tibiae

Area intercondylaris anterior

Area intercondylaris posterior

Tuberositas intercondylare laterale

Tuberositas intercondylare mediale

8. Os Fibula

Berikut ini penjelasan bagian-bagian dari tulang tibia :

Apex capitis fibulae

Caput fibulae

Facies lateralis

Facies medialis

Margo anterior

Margo interossea

Margo posterior

Crista medialis

Facies posterior

Malleolus lateralis

Sulcus tendo musculi peroneorum

Facies articularis malleoli

9. Hubungan Os Tibia Dengan Fibula

Berikut ini adalah penjelasan hubungan os tibia dengan fibula :


a. Tibia

Facies posterior

Facies medialis

Facies lateralis

Margo anterior

Margo medialis

Margo interossea

b. Fibula

Facies lateralis

Facies medialis

Margo anterior

Margo interossea

Margo posterior

Crista medialis

10. Os Patellae

Berikut ini penjelasan dari bagian-bagian tulang patella :

Basis patelae

Apex patelae

Facies articularis

11. Ossa Tarsalia

Berikut ini penjelasan dari bagian-bagian tulang tarsal :

Talus

Calcaneus
Os naviculare

Os cuboideum

Os cuneiforme laterale

Os cuneiforme intermedium

Os cuneiforme mediale

12. Ossa Metatarsalia

Tulang ini tidak memiliki pembagian tulang.

13. Phalanges

Tulang ini tidak memiliki pembagian tulang.

Otot luring sering juga disebut sebagai otot rangka. Otot lurik adalah sejenis otot yang menempel pada
rangka tubuh manusia. Otot ini digunakan untuk pergerakan tubuh.

Otot ini memiliki tampilan berupa lurik, antara gelap atau aktin dan terang atau myosin. Keduanya
tersebut memiliki pola selang seling. Otot lurik dapat bergerak atas kehendak dari tubuh atau manusia.

Hal itu juga membuat otot lurik disebut sebagai otot motorik. Otot lurik mampu bekerja dengan keras,
karena di dalam otot lurik terdapat banyak inti sel. Namun otot lurik ini tetap memerlukan istirahat
setelah melakukan aktivitas, karena otot lurik ini mudah lelah.

Otot lurik atau skeletal muscle memiliki pigmen yang bernama myoglobin. Otot jenis ini adalah otot yang
banyak ditemukan di dalam tubuh. Otot-otot ini mendominasi hampir seluruh tubuh. Tidak hanya pada
tubuh manusia, di dalam tubuh hewan juga terdapat otot ini.
Contoh otot lurik di tubuh manusia yang mudah dilihat adalah otot bisep dan otot trisep. Kedua otot
tersebut terletak di bagian lengan atas tangan. Bentuk dari otot-otot ini adalah silinder yang memanjang.
Selain itu, otot ini juga memiliki inti yang banyak serta berada di bagian tepi.

Otot bisep dan otot trisep bekerja dengan pergerakan alam sadar manusia. Melalui rangsangan-
rangsangan yang disebabkan oleh aktivitas diinervasi saraf sadar atau saraf motorik pada tubuh. Kedua
otot ini juga cukup cepat dan kuat. Akan tetapi juga mudah mengalami kelelahan. Sumber energi otot
lurik adalah energi berupa ATP. Energi ini adalah hasil metabolisme yang terjadi di dalam tubuh.

Baca juga: Sistem Rangkat Pada Manusia

Bagian-bagian Otot Lurik

Adapun bagian-bagian dari otot lurik adalah sebagai berikut:

1. Sarkolema

Sarkolema adalah bagian dalam otot lurik. Sarkolema ini berupa membrane yang melapisi suatu otot sel.
Kegunaan dari sarkolema adalah untuk melindungi otot-otot.

2. Sarkoplasma

Bagian selanjutnya yang terdapat di otot lurik adalah sarkoplasma. Sarkoplasma adalah berupa cairan sel
otot. Sarkoplasma ini memiliki fungsi untuk tempat miofibril berada. Selain itu, di dalam sarkoplasma
juga terdapat miofilamen.

3. Miofibril

Miofibril juga terdapat di dalam otot lurik. Miofibril adalah serat-serat yang terdapat di dalam otot.
Miofibril terbagi menjadi dua macam. Pertama, miofilamen homogen yang berada di dalam otot polos.
Kedua, miofilamen heterogen yang berada pada otot jantung . selain itu miofilamen heterogen ini juga
berada pada otot cardian. Di dalam otot lurik atau otot rangka juga terdapat miofilamen heterogen.

4. Miofilamen

Bagian selanjutnya yang berada di dalam otot adalah miofilamen. Miofilamen adalah sebuah benang-
benang atau filamen halus. Miofilamen ini berasal dari miofibril.

Baca juga: Gangguan dan Kelainan Sistem Rangka Manusia

Sifat-sifat Otot Lurik

Sifat-sifat otot lurik umumnya sama dengan tipe otot lainnya. Berikut ini adalah sifat-sifat otot lurik:

1. Konduktivitas

Otot lurik memiliki sifat berupa konduktivitas. Konduktivitas adalah sebuah kemampuan dimana otot
memiliki keahlian untuk melaksanakan potensial aksi.

2. Iritabilitas

Iritabilitas adalah sebuah rangsangan. Maksudnya adalah ketika otot mengalami sebuah rangsangan,
maka otot akan otomatis mengalami sebuah reaksi.

3. Kontraktilitas

Sifat selanjutnya yang dimiliki otot adalah kontraktilitas. Sifat ini memungkinkan otot dapat
mempersingkat ketegangan. Selain itu, otot juga mampu menciptakan ketegangan di antara bagian
ujung-ujungnya.
4. Relaksasi

Relaksasi adalah suatu sifat yang juga dimiliki oleh otot-otot. Relaksasi adalah sifat yang membuat otot
dapat beristirahat. Biasanya relaksasi dilakukan sehabis otot mengalami sebuah kontraksi.

5. Distensibilitas

Sifat selanjutnya dari otot adalah distensibilitas. Distensibilitas adalah kemampuan otot yang bisa ditarik.
Penarikan tersebut dilakukan oleh kekuatan luar dari otot tersebut. Otot tidak akan mengalami luka,
asalkan peregangan tidak dilakukan sampai melewati batas fisiologis.

Setiap proses kontraksi dan pelemasan yang timbul adalah respon dari sistem saraf.

Mengutip Visible Body, urutan mekanisme kontraksi otot yang benar dapat dijabarkan menjadi beberapa
tahapan, yaitu:

1. Sinyal dari sistem saraf

Mekanisme kontraksi otot dimulai ketika adanya sinyal dari sistem saraf yang dikirim ke sel-sel dalam
otot (sistem muskular). Sinyal ini adalah respons yang diperintahkan otak ketika hendak melakukan
sesuatu yang memerlukan gerakan otot.

Sinyal tersebut berjalan melalui neuron motorik hingga neuromuskular.

2. Reaksi kimia dalam otot

Otot mengandung serat-serat yang disebut dengan myosin..

Saat sinyal dari sistem saraf sampai di sambungan neuromuskular, saraf motorik akan mengeluarkan zat
kimia yang disebut dengan asetilkolin. Zat ini akan berikatan dengan reseptor di luar serat otot dan
terjadilah reaksi kimia di dalam otot.

Tergantung dari aktivitas yang akan dilakukan, serat-serat myosin akan mengencang, memendek,
mengendur, atau meregang.

Reaksi kimia tersebut memicu keluarnya kalsium dalam otot dan merangsang kinerja senyawa aktin
(tipis) dan myosin (tebal). Nantinya, akan membagun struktur jembatan silang.

Jadi, peranan kalsium dalam kontraksi otot adalah untuk mengikat troponin (kelompok protein) dan
mengubah bentuknya. Selama kontraksi otot berlangsung, akan terjadi pengurangan karbohidrat yang
menjadi sumber energi.

3. Melemasnya otot

Saat sinyal dari sistem saraf sudah berhenti, reaksi kimia dalam otot akan kembali seperti semula dan
membuat otot memanjang atau melemas. Ini membalikkan mekanisme kontraksi otot.

Dari uraian di atas, kita bisa tahu urutan mekanisme kontraksi otot yang benar adalah rangsangan →
asetilkolin → aktin dan miosin → aktomiosin → kontraksi.

Mekanisme Relaksasi Otot

Otot kembali ke keadaan semula setelah berelaksasi bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu energinya nggak
cukup dan impuls dari otak yang memerintahkan sel otot untuk relaksasi.

Yap, untuk menggerakkan aktin, maka miosin membutuhkan energi berupa ATP.

Kalau ATP yang ada pada miosin sangat banyak, maka ia bisa melakukan kontraksi. Sebaliknya, ketika ATP
berkurang, maka otot secara perlahan juga akan berhenti berkontraksi dan kembali ke keadaan normal
atau memanjang (berelaksasi).

Penyebab yang kedua adalah sinyal atau impuls. Kita melakukan gerak tubuh secara sadar karena
diperintahkan oleh sel saraf yang ada di otak. Otak ingin kita melakukan relaksasi, maka ia akan
mengirimkan sinyal ke sel otot melalui perantara asetilkolin.

Ilustrasi penyebab mekanisme relaksasi otot.

Penyebab otot berhenti berkontraksi dan menjadi relaksasi. (Arsip Zenius)

Singkatnya, sarkoplasma nantinya akan membuat ion Ca2+ berikatan dengan tropinin. Hal tersebut akan
mempengaruhi protein lain bernama tropomiosin. Nah, saat otot relaksasi, maka peran tropomiosin
seperti segel atau menutupi bagian pengikatan (binding site). Ia akan menutupi miosin untuk nempel ke
aktin, jadi miosin nggak bisa menggerakkan aktin, sehingga otot nggak bisa kontraksi.

Jenis Kontraksi Otot

Ada empat jenis kontraksi otot, yaitu kontraksi konsentris, kontraksi eksentrik, kontraksi isometrik,
dan peregangan pasif.

1. Kontraksi Konsentris

Kontraksi konsentris terjadi saat otot diperpendek secara aktif. Otot menegang saat kamu
mengaktifkannya.

Misalnya saat mengangkat sesuatu yang lebih berat dari biasanya, hal ini menimbulkan ketegangan
pada otot.

Akan tetapi, jenis kontraksi ini terjadi ketika beban yang diangkat kurang dari maksimal otot.
Contohnya adalah saat mengangkat kotak yang berat.

Saat jongkok untuk mengangkat kotak, otot lengan mungkin berkontraksi menahan beban,
sedangkan otot kaki menegang saat kamu berdiri.

2. Kontraksi Eksentrik
Jenis kontraksi ini terjadi saat otot memanjang secara aktif selama aktivitas normal. Contohnya
adalah saat menurunkan benda yang berat.

Otot harus tetap kencang untuk mengatur beban, namun memanjang untuk memindahkan beban ke
posisi yang berbeda.

3. Kontraksi Isometrik

Kontraksi otot ini terjadi saat otot ditahan secara aktif pada jarak tertentu. Contohnya adalah saat
membawa sesuatu di lengan.

Kamu tidak mencoba menaikkan atau menurunkan benda tersebut, tapi tetap pada posisi stabil.

4. Peregangan Pasif

Kontraksi otot ini terjadi ketika otot memanjang secara pasif. Misalnya, kamu membungkuk untuk
menyentuh jari kaki.

Tahapan Mekanisme Kontraksi Otot

Dikutip dari Buku Anatomi Manusia karya Jaka Sunardi dkk, gerakan pada otot utamanya terjadi
akibat dari kontraksi/pemendekan otot.

Mekanisme kontraksi terjadi karena adanya elemen kontraktil otot (aktin dan miosin) sebagai
respon dari adanya rangsang saraf motorik yang diterima oleh motor end plate yang menimbulkan
pemendekan fasciculus yang pada akhirnya terjadi kontraksi otot (gerak).

Berikut tahapannya mengutip Visible Body.

1. Sistem Saraf Memberikan Sinyal

Kontraksi otot dimulai saat sistem saraf menghasilkan sinyal. Sinyal impuls berjalan melalui sejenis
sel saraf yang disebut neuron motorik.
Ketika sinyal sistem saraf mencapai sambungan neuromuskular, pesan kimia dilepaskan oleh
neuron motorik.

Saraf motorik akan mengeluarkan zat kimia yang disebut asetilkolin. Zat ini berikatan dengan
reseptor di bagian luar serat otot dan memulai reaksi kimia dalam otot.

2. Asetilkolin Dilepaskan dan Mengikat Reseptor pada Membran Otot

Proses molekuler multilangkah dalam serat otot dimulai saat asetilkolin berikatan dengan reseptor
pada membran serat otot.

Protein dalam serat otot disusun menjadi rantai panjang yang bisa berinteraksi satu sama lain,
mengatur ulang untuk memendek dan mengendur.

Reaksi kimia ini memicu keluarnya kalsium dalam otot dan merangsang kinerja senyawa aktin
(tipis) dan miosin (tebal). Selanjutnya akan membangun struktur jembatan silang.

Saat asetilkolin mencapai reseptor pada membran serat otot, saluran membran terbuka dan proses
kontraksi serat otot rileks dimulai.

3. Serabut Otot Rileks

Saat stimulasi neuron motorik memberikan impuls ke serat otot berhenti, reaksi kimia yang
menyebabkan penataan ulang protein serat otot dihentikan.

Hal ini membuat otot memanjang atau lemas dan membalikkan mekanisme kontraksi otot.

Baca artikel detikHealth, "Mengenal Mekanisme Kontraksi Otot pada Tubuh Manusia" selengkapnya
https://health.detik.com/kebugaran/d-6574462/mengenal-mekanisme-kontraksi-otot-pada-
tubuh-manusia.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai