Anda di halaman 1dari 15

Nama : Rafiul Muzaki

NIM : 1805112656

Sistem Gerak pada Manusia (Rangka, Sendi, dan Otot)

Sistem gerak pada manusia disusun oleh 3 (tiga) kompenen penting, yaitu rangka, sendi, dan otot. Rangka
merupakan alat gerak pasif, sebagai tempat melekatnya otot. Sistem gerak pada manusia memungkinkan
seseorang untuk melakukan aktifitas gerak sehari-hari, seperti berjalan, berlari, menari, dan lain
sebagainya. Melalui halaman ini, kita akan mempelajari materi tentang sistem gerak dan fungsi dari
masing-masing bagian sistem gerak. Pada bagian akhir juga diberikan gangguan atau kelainan yang dapat
terjadi di sistem gerak pada manusia.

Komponen-komponen sistem gerak pada manusia saling berperan sehingga segala maca aktifitas sehari-
hari dapat sobat idschool lakukan dengan baik. Otot yang menenpel pada rangka/tulang berperan untuk
menggerakkan rangka sehingga dapat bergerak. Persendian memngkinkan gerakan menekuk lutut, siku,
jari-jari dan lain sebagainya. Penjelasan lebih lengkapnya akan diulas pada masing-masing ulasan yang
diberikan di bawah.

Berikutnya, akan masuk pada pembahasan pertama, yaitu sistem gerak rangka/tulang. Pembahasannya
meliputi fungsi rangka, pengelompokan rangka, dan susunan rangka. Simak ulasannya pada pembahasan
lebih lengkapnya pada uraian materi di bawah.

Sistem Gerak (Rangka/Tulang)

Fungsi utama rangka/tulang adalah menegakkan tubuh. Tulang dapat menjadi alat gerak karena adanya
otot, yang berperan sebagai alat penggeraknya. Dalam tubuh manusia, jumlah tulang yang dimiliki
adalah  ruas tulang. Terdiri atas variasi ukuran dan bentuk. Penyusun tulang adalah kalsium, berbentuk
garam yang melekat dengan bantuan kolagen.

Pembahasan materi di sini meliputi fungsi rangka, pengelompokan rangka, dan struktur rangka.

Fungsi rangka:

1. Alat gerak pasif


2. Pembentuk dan penegak tubuh
3. Tempat melekatnya otot
4. Pelindung bagian tubuh yang penting
5. Tempat pembentukkan sel darah merah

Pengelompokan rangka berdasarkan jenisnya:

1. Kartilago/Tulang Rawan
o Tulang Rawan Hialin
Sifat: lentur, semi transparan, dan matrik berwarna putih kebiruan.
Letak: antara tulang rusuk dan tulang dada.
o Tulang Rawan Elastis
Sifat: lentur, warna matrik keruh kekuningan.
Letak: daun telinga, laring, dan eusthacius.
o Tulang Rawan Fibrosa
Sifat: kaku, kuat, warna matrik gelap dan keruh.
Letak: di antara ruas tulang belakang.
2. Tulang Keras (Osteon)
o Tulang pipa
Sifat: panjang, tengahnya berongga
Contoh: paha, lengan atas, kering, betis, hasta, dan pengumpil.
o Tulang pipih
Sifat: pipih
Contoh: belikat, tulang dada, rusuk
o Tulang pendek
Sifat: pendek dan bulat
Contoh: pergelangan tangan dan kaki
o Tulang tak beraturan
Sifat: bentuknya tidak beraturan
Contoh: ruas-ruas tulang belakang

Susunan Rangka

Susunan rangka dikelompokkan menjadi rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikular (anggota
tubuh). Rangka aksial meliputi tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Sedangkan
rangka apendikular meliputi tulang bahu, tulang panggul, tulang anggota gerak atas, dan tulang anggota
gerak bawah. Masing-masing bagian akan ditunjukkan melalui gambar-gambar di bawah.

1. Rangka aksial (sumbu tubuh)

Rangka aksial meliputi tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.

o Tengkorak

o Ruas Tulang Belakang


o Tulang Dada dan Tulang Rusuk

2. Rangka Apendikular (Anggota Tubuh)

Rangka apendikular meliputi tulang bahu, tulang panggul, tulang anggota gerak atas, dan tulang
anggota gerak bawah.

o Tulang Bahu

o Tulang Panggul
o Tulang Anggota Gerak Atas

o Tulang Anggota Gerak Bawah

Persendian

Persendian dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu sendi mati (inartrosis), sendi kaku (amfiatrosis), dan sendi
gerak (diartrosis). Semua jenis sendi melakukan fungsinya sebagai penghubung antar tulang (rangka) dan
tersebar di seluruh tubuh. Selain pembagian tiga persendian di atas, terdapat 5 (lima) sendi yang masuk
dalam pengelompokan sendi gerak. Kelima persendian dalam sendi gerak tersebut adalah sendi engsel,
sendi pelana, sendi putar, sendi peluru, dan sendi geser.

Macam-macam sendi yang telah disinggung di atas akan dijelaskan lebih lengkap pada ulasan di bawah.
Inartrosis/Sendi Mati

Hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerakan. Contoh: antartulang tengkorak.

Amfiatrosis/Sendi Kaku

Hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan terbatas. Contoh: antara tulang rusuk dengan tulang
dada.

Diartrosis/Sendi Gerak

Hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya banyak gerakan. Sendi gerak dibedakan menjadi 5,
yaitu sendi engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi peluru, dan sendi geser. Penjelasan lebih lanjut dan
letak bagian masing-masing sendi dapat dilihat pada daftar di bawah.

1. Sendi Engsel: memungkinkan gerakan satu arah.


Contoh: siku, lutut, ruas antar jari
2. Sendi Pelana: memungkinkan gerakan dua arah.
Contoh: persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.
3. Sendi Putar: memungkinkan gerakan memutar.
Contoh: tengkorak dengan tulang atlas, radius dengan ulna.
4. Sendi Peluru: memungkinkan gerak ke segala arah.
Contoh: tulang lengan atas dengan gelang bahu, tulang paha dengan gelang panggul.
5. Sendi Geser: memungkinkan gerakan melengkung ke depan, belakang, atau memutar.
Contoh: tulang pergelangan kaki, hubungan antar tulang belakang.

Sistem Gerak Otot

Otot menempel pada rangka (tulang) dan berperan untuk menggerakkan tulang. Cara kerja otot dibedakan
menjadi sadar dan tidak sadar, tergantung dari jenis otot. Jenis otot tersebut meliputi otot polos, otot lurik,
dan otot jantung. Gerak yang dilakukan otot dapat berupa gerak sinergis dan gerak antagonis.

Ulasan yang akan dibahas di sini adalah janis-jenis otot dan gerak yang dilakukan otot. Uraian materi
akan diawali dengan jenis-jenis otot. Simak ketiga jenis otot dan ciri-ciri yang dimiliki otot pada
penjelasan di bawah.

Tiga Jenis Otot

1. Otot Polos

Jenis otot pertama yang akan dibahas adalah otot polos. Bentuk dari otot polos adalah gelondong,
menggelembung pada bagian tengah dan meruncing pada bagian ujung. Jumlah initi pada otot
polos adalah 1 (satu), terletak di bagian tengah. Sesuai dengan namanya, warna yang dimiliki otot
polos adalah polos. Otot polos bekerja secara tidak sadar.
Gambar dan kriteria otot polos dapat dilihat pada gambar di bawah.

2. Otot Lurik

Berikutnya adalah otot lurik. Bentuknya berupa silindris dan memanjang. Jumlah inti pada otot
lurik adalah banyak dan terletak di tepi. Otot lurik bekerja secara sadar dan cepat dalam merespon
rangsang. Otot lurik banyak dijumpai melekat pada tulang.

Gambar di bawah merupakan gambar dan ciri-ciri otot lurik.

3. Otot Jantung
Ulasan tentang jenis otot selanjutnya yang akan dibahas adalah otot jantung. Bentuk otot jantung
adalah silindris dan bercabang. Memiliki warna lurik dan membentuk anyamana. Otot jantung
bekerja secara tidak sadar dan lambat dalam merespon rangsang. Otot jantung hanya terdapat di
jantung.

Berikut ini adalah gambar dan kriteria otot jantung.

Setelah membahas tiga jenis otot dalam sistem gerak pada manusia, berikutnya akan diulas temtang sifat
kerja otot. Ada dua cara yang dilakukan otot dalam melakukan fungsi sistem kerja. Kedua sifat kerja otot
tersebut adalah antagonis dan sinergis. Masing-masing sifat kerja otot akan dijelaskan lebih lengkap pada
uraian di bawah.

Sifat Kerja Otot

1. Antagonis (berlawanan): merupakan sifat kerja otot yang saling berlawanan. Contoh otot dengan
sifat kerja antagonis terdapat pada otot bisep dan otot trisep, gerak otot untuk menengadah dan
menelungkup telapak tangan.
2. Sinergis (saling kerjasama): merupakan sifat kerja otot yang sama. Contoh sifat kerja otot sinergis
terdapat pada otot pronator teres dan pronator kuadratus pada telapak tangan.

yang dapat terjadi di Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak Manusia

Gangguang dan kelainan sistem gerak pada manusia dapat terjadi di tulang, persendian, dan otot. Berikut
ini adalah gangguan dan kelainan yang dapat terjadi di sistem gerak pada manusia.
1. Gangguan dan Kelainan pada Tulang
o Lordosis: tulang belakang membengkok ke depan.

o Kifosis: tulang belakang membengkok ke belakang. Sehingga, penderita kifosis akan


terlihat lebih membungkuk.
o Skoliosis: tulang belakang membengkok ke samping.

oFraktura: patah tulang.


o Osteoporosis: tulang keropos.
o Rakitis: kaki berbentuk X/O
2. Gangguan dan Kelainan pada Persendian
o Atritis eksudatif: sendi bernanah
o Atritis sika: sendi kering
o Ankilosis: sendi menyatu sehingga tidak dapat digerakan
3. Gangguan dan Kelainan pada Otot
o Tetanus: otot kontraksi terus menerus.
o Atrofi: otot mengecil akibat serangan virus polio.
o Kram: kejang otot karena aktivitas otot berlebihan

Demikianlah tadi ulasan materi tentang sistem gerak pada manusia yang meliputi rangka, persendian, dan
otot. Serta gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia. Terimakasih semoga
bermanfaat.

Prinsip Kerja Pesawat Sederhana

Pesawat Sederhana. Pesawat adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Ketika
kita membuka tutup botol, memanjat pohon, menimba air, dan memindahkan barang yang berat. Oleh
karena itu, kkita memerlukan alat untuk mempermudah pekerjaan tersebut. Kita dapat menggunakan
pesawat. Pesawat dapat memperkecil gaya yang kamu keluarkan. Pesawat ada yang rumit dan ada yang
sederhana. Pesawat rumit tersusun atas pesawat-pesawat sederhana. Pada prinsipnya, pesawat sederhana
terbagi menjadi empat macam, yaitu pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
Pengungkit atau Tuas
Di sekitar kita banyak peralatan yang menggunakan prinsip kerja pengungkit. Contohnya gunting dan
pemotong kuku. Berdasarkan letak beban, kuasa, dan penumpunya, pengungkit dibedakan menjadi tiga
golongan sebagai berikut.
Pengungkit Golongan I

Ketika kitamencabut paku yang tertancap di tembok, paku sulit dicabut


dengan tangan. Selain memerlukan tenaga yang kuat, sebatang paku juga terlalu
kecil untuk dipegang dengan tangan saat mencabut. Kita memerlukan catut
untuk mencabut paku dari tembok. Catut menggunakan prinsip kerja pengungkit
golongan I. Pengungkit golongan I (disebut juga pengungkit kelas 1) memiliki
letak titik tumpu (T) yang berada diantara titik beban (B) dan titik kuasa (K).
Bentuk ini adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum dari sebuah pengungkit. Selain catut, alat-alat
yang menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan I adalah gunting, pemotong kuku, jungkat-jungkit,
dan tang.
Pengungkit Golongan II

Pengungkit golongan II (disebut juga pengungkit kelas 2) memiliki letak titik


beban (B) yang berada diantara titik kuasa (K) dan titik tumpu (T). Kereta
sorong, pembuka kaleng, pemecah kemiri dan pemotong kertas merupakan alat-
alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan II. Kereta sorong
banyak digunakan oleh pekerja bangunan untuk mengangkut pasir atau material
lain. Alat ini berguna untuk membawa benda-benda yang berat. Selain lebih
cepat dan mudah, tenaga yang harus dikeluarkan pun lebih sedikit.
  
Pengungkit Golongan III

Pengungkit golongan III (disebut juga pengungkit kelas 3) memiliki letak titik
kuasa (K) yang berada diantara titik beban (B) dan titik tumpu (T). Stapler,
pinset, alat pancing dan sapu menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan
III. Perhatikan letak kuasa, beban, dan titik tumpunya. Dengan alat-alat ini
tenaga yang kita keluarkan lebih sedikit dan yang jelas mempermudak pekerjaan
yang kita lakukan
Bidang Miring

Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang


terdiri dari bidang datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada
ujung lainnya. Bidang miring diposisikan miring agar dapat
memperkecil gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan benda ke
tempat yang lebih tinggi dibandingkan mengangkatnya secara vertikal.
Bidang miring memberikan keuntungan yaitu memungkinkan kita
memindahkan suatu benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Meskipun demikian,
bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang harus ditempuh untuk memindahkan benda
tersebut menjadi lebih panjang (jauh). Pemanfaatan prinsip kerja bidang miring dapat kita temukan dalam
sejumlah perkakas, diantaranya kapak, baji, pisau, mata bor, skrup, baut, tangga, jalan yang melingkar,
dan sebagainya.
Katrol
Katrol adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Katrol biasanya digunakan bersama-sama dengan
rantau atau tali. Katrol dapat mengubah arah gaya yang digunakan untuk menarik atau mengangkat
benda. Pada prinsipnya katrol merupakan pengungkit karena mempunyai titik tumpu, kuasa, dan
beban. Ada beberapa jenis katrol sebagai berikut.
1. Katrol Tetap
Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak berubah. Dengan menarik ujung tali yang tidak terikat
pada beban, maka beban akan terangkat. Kuasa yang dibutuhkan sama dengan berat beban itu sendiri.
Hanya saja, menarik beban keatas dengan katrol lebih mudah daripada mengangkat benda secara
langsung. Titik tumpu sebuah katrol tetap terletak pada sumbu katrolnya. Contoh pemanfaatan katrol
tetap adalah pada alat penimba air sumur dan katrol pada tiang bendera.
2. Katrol Bebas
Katrol bebas dalah katrol yang posisinya selalu berubah. Katrol ditempatkan pada tali dengan beban
dikaitkan pada katrol. Salah satu ujung tali diikatkan pada tempat yang tetap. Ujung yang lain ditarik ke
atas. Akibat tarikan itu, katrol dan beban akan naik. Kuasa yang diperlukan pada katrol bebas untuk
mengangkat beban lebih kecil daripada kuasa yang diperlukan pada katrol tetap. Contoh pemanfaatan
katrol bebas adalah pada alat pengangkat peti kemas.
3.Katrol rangkap 
Katrol rangkap adalah katrol yang terdiri dari lebih dari satu katrol yang disusun berjajar dengan tali.
Katrol rangkap atau katrol majemuk ini dapat memperkecil gaya. Semakin banyak katrol yang digunakan
semakin kecil gaya yang digunakan tetapi waktu yang digunakan semakin lama. Contoh penggunaan
katrol rangkap adalah pada  mobil derek, dan peralatan pemanjat tebing.
4. Katrol Ganda atau Takal
Katrol ganda merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan
dengan tali. Pada katrol ganda, beban dikaitkan pada katrol bebas dan salah satu ujung tali dikaitkan pada
penampang katrol tetap. Bila ujung tali yang lain ditarik, maka beban akan terangkat.

Penerapan Pesawat Sederhana pada Sistem Gerak Manusia

Taukah kalian jika Prinsip kerja pesawat sederhana pada saat seseorang mengangkat barbel adalah
menggunakan prinsip tuas jenis ketiga. Kenapa? Karena ketika mengangkat barbel, telapak tangan yang
menggenggam barbel sebagai gaya beban. Titik tumpu berada di siku sendi dan diantara lengan atas dan
lengan bawah. Sedangkan kuasanya berada pada lengan bawah. Karena titik tumpu berada di antara
lengan lengan beban dan kuasa maka disebut tuas jenis ketiga. Itu tadi salah satu contoh prinsip kerja
pesawat sederhana pada sistem gerak manusia. Pun dengan prinsip pesawat sederhana pada saat otot
betis juga menerapkan prinsip kerja tuas. Lalu tuas jenis berapa sebagai contoh prinsip kerja pesawat
sederhana pada betis manusia? Mari kita simak penjabaran di bawah ini.
Pesawat Sederhana

Yaitu sebuah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia. Selain itu pesawat
sederhana merupakan alat mekanik yang mengubah arah atau besaran gaya. Pesawat sederhana dibedakan
menjadi empat kelompok yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring, katrol dan roda berporos. Terdapat
tiga titik yaitu titik tumpu, titik beban dan titik kuasa. Titik beban yaitu titik dimana berat benda berada.
Titik tumpu yaitu tempat bertumpunya gaya. Titik kuasa yaitu gaya yang bekerja. Selain peralatan yang
menggunakan prinsip pesawat sederhana, sistem gerak manusia pun menerapkan prinsip kerja pesawat
sederhana.

Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka

Ternyata otot dan rangka menerapkan prinsip kerja pesawat sederhana. Mungkin diantara kalian masih
ada bingung. Pesawat sederhana kan diterapkan di peralatan, apa hubungannya dengan otot dan rangka?

Dalam melakukan gerakan, otot, rangka dan sendi bersama-sama bekerja. Sama halnya ketika sepeda
bergerak maka semua komponen yang ada di sepeda sama-sama bergerak. Otot, rangka dan sendi
menggunakan prinsip kerja tuas. Tulang sebagai lengan, sendi sebagai titik tumpu dan kontraksi atau
relaksasi otot memberikan gaya yang menimbulkan gerakan di bagian tubuh.

Tuas Jenis I

Pada tuas jenis I, keberadaan titik tumpu berada diantara titik kuasa dan titik beban. Pada sistem gerak
manusia terjadi ketika pemain tenis atau seseorang yang menggunakan otot leher untuk menengadahkan
kepalanya. Contoh lain, ketika tangan ditekuk dan membawa beban di telapak tangan (saat otot bisep
berkontraksi dan otot trisep berelaksasi). Telapak tangan sebagai titik beban. Siku sebagai titik tumpu.
Pangkal lengan (otot bisep dan trisep) sebagai titik kuasa. Karena siku berada diantara telapak tangan dan
pangkal lengan maka menerapkan prinsip kerja tuas jenis I yangmana titik tumpu berada diantara titik
beban dan titik kuasa.

Tuas Jenis II

Pada tuas jenis II, keberadaan titik beban berada diantara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh penerapan
prinsip kerja pesawat sederhana pada saat otot betis diangkat yaitu prinsip kerja tuas jenis II. Pada
sistem gerak manusia prinsip kerja pesawat sederhana pada saat otot betis pemain tenis mengangkat
beban tubuhnya dengan bertumpu pada jari kakinya yaitu prinsip kerja tuas jenis II. Selain itu prinsip
kerja tangan anak yang sedang menarik koper pada gambar di atas sama dengan prinsip kerja tuas
jenis II. Hal ini karena titik beban berada di koper. Sedangkan titik kuasa berada di tangan saat
menggenggam. Dan titik beban berada di roda koper.
Tuas Jenis III

Pada tuas jenis III, keberadaan titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban. Pada sistem gerak
manusia terjadi ketika pemain tenis menegangkan otot lengan dan bahu. Contoh lain, ketika telapak
tangan diluruskan (otot bisep relaksasi dan otot trisep berkontraksi) sambil membawa beban di telapak
tangan. Telapak tangan sebagai titik beban. Siku sebagai titik kuasa dan pangkal lengan sebagai titik
tumpu.

Itu tadi beberapa prinsip kerja pesawat sederhana dalam sistem gerak manusia. Kalian bisa mencari
contoh lain dan mengembangkan sendiri contohnya. Dengan mempelajari prinsip kerja pesawat sederhana
kita bisa mempelajari bahwa antara satu ilmu dengan ilmu lainnya saling berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai