1. Endoskeleton
Fungsi rangka:
1. Kartilago/Tulang Rawan
o Tulang Rawan Hialin
Sifat: lentur, semi transparan, dan matrik berwarna putih kebiruan.
Letak: antara tulang rusuk dan tulang dada.
o Tulang Rawan Elastis
Sifat: lentur, warna matrik keruh kekuningan.
Letak: daun telinga, laring, dan eusthacius.
Rangka apendikular meliputi tulang bahu, tulang panggul, tulang anggota gerak atas, dan
tulang anggota gerak bawah.
Persendian
Persendian dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu sendi mati (inartrosis), sendi kaku (amfiatrosis),
dan sendi gerak (diartrosis). Semua jenis sendi melakukan fungsinya sebagai penghubung antar
tulang (rangka) dan tersebar di seluruh tubuh. Selain pembagian tiga persendian di atas,
terdapat 5 (lima) sendi yang masuk dalam pengelompokan sendi gerak. Kelima persendian
dalam sendi gerak tersebut adalah sendi engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi peluru, dan
sendi geser.
A. Inartrosis/Sendi Mati
Hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerakan. Contoh: antartulang
tengkorak.
B. Amfiatrosis/Sendi Kaku
Hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan terbatas. Contoh: antara tulang
rusuk dengan tulang dada.
C. Diartrosis/Sendi Gerak
Hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya banyak gerakan. Sendi gerak
dibedakan menjadi 5, yaitu sendi engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi peluru, dan sendi
geser.
1. Sendi Engsel: memungkinkan gerakan satu arah.
Contoh: siku, lutut, ruas antar jari
2. Sendi Pelana: memungkinkan gerakan dua arah.
Contoh: persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.
3. Sendi Putar: memungkinkan gerakan memutar.
Contoh: tengkorak dengan tulang atlas, radius dengan ulna.
4. Sendi Peluru: memungkinkan gerak ke segala arah.
Contoh: tulang lengan atas dengan gelang bahu, tulang paha dengan gelang panggul.
5. Sendi Geser: memungkinkan gerakan melengkung ke depan, belakang, atau memutar.
Contoh: tulang pergelangan kaki, hubungan antar tulang belakang.
Sistem Gerak Otot
Otot menempel pada rangka (tulang) dan berperan untuk menggerakkan tulang. Cara kerja otot
dibedakan menjadi sadar dan tidak sadar, tergantung dari jenis otot. Jenis otot tersebut meliputi
otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Gerak yang dilakukan otot dapat berupa gerak sinergis
dan gerak antagonis.
Ulasan yang akan dibahas di sini adalah janis-jenis otot dan gerak yang dilakukan otot. Uraian
materi akan diawali dengan jenis-jenis otot. Simak ketiga jenis otot dan ciri-ciri yang dimiliki
otot pada penjelasan di bawah.
Tiga Jenis Otot
1. Otot Polos
Jenis otot pertama yang akan dibahas adalah otot polos. Bentuk dari otot polos adalah
gelondong, menggelembung pada bagian tengah dan meruncing pada bagian ujung. Jumlah
initi pada otot polos adalah 1 (satu), terletak di bagian tengah. Sesuai dengan namanya, warna
yang dimiliki otot polos adalah polos. Otot polos bekerja secara tidak sadar.
2. Otot Lurik
Berikutnya adalah otot lurik. Bentuknya berupa silindris dan memanjang. Jumlah inti
pada otot lurik adalah banyak dan terletak di tepi. Otot lurik bekerja secara sadar dan cepat
dalam merespon rangsang. Otot lurik banyak dijumpai melekat pada tulang.
Gambar di bawah merupakan gambar dan ciri-ciri otot lurik.
3. Otot Jantung
Bentuk otot jantung adalah silindris dan bercabang. Memiliki warna lurik dan
membentuk anyamana. Otot jantung bekerja secara tidak sadar dan lambat dalam merespon
rangsang. Otot jantung hanya terdapat di jantung.
Ada dua cara yang dilakukan otot dalam melakukan fungsi sistem kerja. Kedua sifat kerja otot
tersebut adalah antagonis dan sinergis.
Sifat Kerja Otot
1. Antagonis (berlawanan): merupakan sifat kerja otot yang saling berlawanan. Contoh otot
dengan sifat kerja antagonis terdapat pada otot bisep dan otot trisep, gerak otot untuk
menengadah dan menelungkup telapak tangan.
2. Sinergis (saling kerjasama): merupakan sifat kerja otot yang sama. Contoh sifat kerja otot
sinergis terdapat pada otot pronator teres dan pronator kuadratus pada telapak tangan.
yang dapat terjadi di Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak Manusia
Gangguang dan kelainan sistem gerak pada manusia dapat terjadi di tulang, persendian, dan
otot. Berikut ini adalah gangguan dan kelainan yang dapat terjadi di sistem gerak pada manusia.
Keterangan :
Vt = Vo ± a.t
Vt = kecepatan setelah t detik (m/s)
1
S = Vo.t ± a.t2 Vo = kecepatan awal (m/s)
2
S = Jarak / perpindahan (s)
a = percepatan (m/s2)
B. Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat merubah bentuk, arah dan
kecepatan benda. Gaya dibedakan menjadi 2 yaitu : gaya sentuh dan gaya tak sentuh.
Gaya sentuh contohnya gaya otot dan gaya gesek. Gaya otot adalah gaya yang
terjadi karena koordinasi otot dan rangka tubuh seperti orang memanah, sedangkan
gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan dua benda yang saling bergesekan seperti
meja dengan lantai. Gaya tidak sentuh adalah gaya yang tidak membutuhkan sentuhan
langsung dengan benda yang dikenai, seperti magnet dengan paku besi.
Hukum Newton I
Sifat inersia benda bahwa “Benda yang tidak mengalami resultan gaya akan tetap
diam”.
∑F=0 dimana ∑ F = resultan gaya (N)
Hukum Newton II
“Percepatan gerak sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang diberikan,
namun berbanding terbalik dengan massanya”.
Keterangan :
∑𝐹
𝑎= 𝑚
a = percepatan (m/s2)
∑F = resultan gaya (N)
m = massa (kg)