Anda di halaman 1dari 87

PEMBELAJARAN IPA KELAS 8

IPA – Rangkuman SEMESTER 1


1. GERAK DAN GAYA
Kenapa manusia diciptakan dapat bergerak? Adakah tujuan dari proses penciptaan ini? Saat otot
yang menempel pada tulang bergerak, otot akan membuat tulang bergerak. Tanpa otot, makhluk
hidup tidak memiliki kekuatan untuk bergerak. Manusia tumbuh dan bergerak, tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Bergerak untuk berpindah tempat dan berkembang biak.

Berbagai jenis hewan memiliki alat jenis gerak yang berbeda-beda. Burung dapat terbang karena
meiliki sayap. Ikan memiliki sirip dan insang untuk berenang. Pergerakan hewan memungkinkan
berpindah tempat sehingga disebut gerak aktif. Sedang, tumbuhan bergerak karena menanggapi
rangsang sehingga pergerakan ini disebut gerak pasif.

2. SISTEM RANGKA, SENDI DAN OTOT

Sistem Gerak Manusia (Rangka)

Rangka: organ yang dapat menopang makhluk hidup dan dapat membantu makhluk hidup untuk
bergerak.

Rangka ada 2: rangka eksternal dan rangka internal.


Manusia memiliki rangka internal
Hewan ada yang memiliki rangka internal dan ada pula yang memiliki rangka eksternal. 
Fungsi
 Melindungi organ dalam tubuh
 Sistem alat gerak
 Tempat melekatnya otot
 Memberi bentuk tubuh
 Menopang tubuh.

 Struktur tulang terdiri dari: lekukan, tonjolan titik – titik kasar pada bagian ujungnya dan
lubang.
o Lekukan dan tonjolan: tempat melekatnya otot.
o Lubang: keluar masuknya pembuluh darah dan saraf.

Bagian – bagian tulang

1. Periosteum: membran yang menempel kuat pada tulang: untuk pertumbuhan dan perbaikan
tulang. Terdapat pembuluh darah untuk membawa makanan kedalam tulang. 
2. Tulang kompak (tulang keras): lapisan tulang yang keras dan kuat, mengandung sel – sel
tulang, pembuluh darah, serabut elastis, zat kapur dan fosfor.
o Zat kapur dan fosfor: mempertahankan tulang agar tetap keras
o Serabut elastis: menjaga tulang agar tetap kuat. 
3. Tulang spons: di ujung tulang dan tidak sekuat tulang kompak. Didalam tulang spons
terdapat jaringan berlemak yang disebut dengan sumsum.
o Sumsum merah (ujung tulang spons): menghasilkan sel darah merah. 
o Sumsum kuning (tengah – tengah tulang spons): menghasilkan sel darah putih.
4. Ujung tulang spons ditutupi: tulang rawan (kartilago). 
 Berupa lapisan yang tebal, lunak, lentur, dan tersusun atas sel – sel yang dikelilingi
matriks protein.
 Letaknya di ujung tulang rusuk, dinding saluran pernapasan, hidung dan telinga. 
5. Bentuk tulang manusia ada 4
 Tulang panjang, misalnya tulang lengan (humerus)
 Tulang pipih, misalnya tulang dada (sternum)
 Tulang pendek, misalnya tulang ruas jari (falang) dan tulang tidak beraturan
misalnya tulang belakang (vertebra). 

 Proses pengubahan tulang rawan  tulang keras dinamakan penulangan (Osifikasi).


o Tulang rawan berisi osteoblas (sel – sel pembentuk tulang)  membentuk osteosit
(sel – sel tulang).
o Dimulai dari bagian tengah tulang rawan kemudian meluas ke segala arah sesuai
pertumbuhan tulang. 
 Selain mengalami osifikasi, tulang juga mengalami penggabungan (fusi).
o Ketika baru lahir, jumlah tulang manusia ada 270 tulang.
o Setelah mengalami penggabungan maka ketika dewasa jumlah tulang manusia
menjadi 206 tulang. 

Sendi

Tempat bertemunya 2 tulang atau lebih. Dengan adanya sendi, hubungan antartulang dapat
digerakkan. Sendi dibagi 3 yaitu : Sinartrosis, Amfiartrosis dan Diartrosis. 

1. Sinartrosis: sendi yang tidak dapat digerakkan, contohnya sendi pada tulang tengkorak.
2. Amfiartrosis: sendi yang dapat digerakkan namun terbatas, contohnya sendi antar ruas
tulang belakang.
3. Diartrosis: sendi yang dapat digerakkan secara bebas. Dibagi: sendi peluru, pelana, putar,
engsel dan geser. 

1) Sendi peluru: sendi yang berbentuk seperti peluru. Bergerak ke segala arah. Contoh: sendi
antar tulang lengan atas dengan tulang belikat, sendi antara tulang paha dengan tulang
pinggul. 

2) Sendi engsel: sendi yang berbentuk seperti engsel pintu. Digerakkan ke 2 arah: depan dan
belakang/kiri dan kanan. Contoh: pada siku dan lutut. 
3) Sendi putar: sendi yang salah satu tulangnya dapat berputar pada tulang yang lain sebagai
porosnya. Contoh: pada tulang leher dengan tengkorak. 

4) Sendi pelana: sendi yang memungkinkan gerakan memutar dan melengkung. Dapat
menggerakkan tulang ke dua arah, yaitu muka-belakang dan ke samping. Contoh: sendi pada
ibu jari.

5) Sendi geser: sendi yang menghubungkan 2 tulang yang memiliki permukaan datar. Prinsip
kerjanya yaitu tulang yang satu bergeser diatas tulang yang lain. Contoh: pada tulang
pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan antar tulang belakang. 

Otot (alat gerak aktif)


Penggerak bagian – bagian tubuh. Mengisi 35 – 40 % massa tubuh manusia. Dapat berkontraksi dan
relaksasi. Contoh: ketika mengangkat tangan. 

 Ketika mengangkat tangan: otot bisep berkontraksi, otot trisep relaksasi.


 Ketika tangan direntangkan: otot bisep relaksasi, otot trisep berkontraksi.

Prinsip kerja otot

 Berlawanan seperti otot bisep dan trisep.


 Bisa kita sadari (volunteer) seperti otot rangka.
 Tidak bisa disadari (involunteer) seperti otot polos dan otot jantung. 

 Otot rangka: otot yang paling banyak terdapat didalam tubuh.


o Terletak pada: otot dada, otot paha, otot betis dan semua rangka tubuh manusia.
o Melekat pada tulang dengan perantara tendon (pita tebal, berserabut, dan liat).
o Ciri – ciri: melekat pada tulang, sel – sel ototnya bergaris – garis melintang (otot lurik).
o Cara kerja: volunteer, cepat kontraksi dan cepat lelah. 
o Contoh penggunaan: ketika berjalan, berlari, dan beraktivitas lain dibawah kesadaran.
 Otot polos: ada di dinding lambung, usus halus, rahim, dan organ dalam lainnya.
o Ciri – ciri: berbentuk gelendong dan memiliki inti pada tiap selnya, bersifa
o t involunteer, berkontraksi dan relaksasi secara lambat dan tidak mudah lelah. 
 Otot jantung: di jantung.
o Ciri – ciri: seperti otot lurik tetapi bergelendong, bersifat involunteer, inti sel berada
di tengah, berkontraksi secara cepat dan berirama.

Kelainan sistem gerak manusia

1) Riketsia: kekurangan vitamin D  menyebabkan kaki tumbuh membengkok. Umumnya


terjadi pada anak – anak. 
2) Osteoporosis: kekurangan kalsium : tulang menjadi rapuh, mudah patah. Umumnya
terjadi pada orang dewasa dan orang tua.
3) Radang sendi (Artritis): sendi tulang rusak dan tidak dapat digerakkan. 
4) Patah tulang (Fraktura): terjadi ketika terbentur benda keras/jatuh dari ketinggian. Ada 4
jenis.
5) Kifosis, lordosis dan skoliosis: kelainan pada tulang belakang.
 Kifosis: tulang belakang terlalu melengkung kedepan (bungkuk).
 Lordosis: tulang belakang terlalu melengkung ke belakang.
 Skoliosis: tulang belakang terlalu melengkung ke samping.

3. SISTEM GERAK PADA HEWAN

Air memiliki kerapatan yang besar, sehingga hewan di air lebih sulit untuk bergerak. Air memiliki
gaya angkat yang besar dan massa jenis hewan air lebih kecil dari lingkungannya. Hal ini
menyebabkan hewan air mengeluarkan sedikit energi karena dibantu oleh gaya angkat air. 

Bentuk tubuh yang dimiliki hewan air:

 Terpedo (streamline) = meliuk dari sisi ke sisi dan mengurangi hambatan ketika bergerak.
 Otot dan tulang belakang = mendorong ikan melaju ke depan.
 Sirip = menjaga keseimbangan.
 Gerakan lateral = menghasilkan gaya dorong ke depan dan mengatur gerak naik turun, ikan
memiliki gelembung renang yang dapat mengeluarkan gas seperti oksigen.

Gerak hewan di udara dipengaruhi oleh gaya gravitasitubuh hewan udara memiliki gaya angkat
yang besar untuk mengimbangi gaya gravitasi. 

 Sayap burung = kerangka dan otot yang kuat dan ringan. Memiliki bentuk airfoil (bentuk
melengkung) = mempercepat udara mengalir pada atas sayap daripada bagian bawahnya.
 Ketika sayap burung dikepakkan ke belakang  sayap memberi aksi pada udara dibawah
sayap, dan udara memberi gaya reaksi agar mengalir kebawah dan mendorong kedepan.
Sehingga, burung dapat terangkat keatas dan melaju kedepan. Hal ini sesuai dengan Hukum
III Newton.

Hewan darat memiliki otot dan tulang yang kuat. Hal ini untuk mengatasi inersia dan menjaga gaya
pegas (elastisitas). Contohnya, gajah dan kerbau memiliki massa tubuh yang besar, sehingga
membutuhkan gaya yang besar untuk melawan inersia. Namun, perbedaan otot dan tulang pada
gajah dan kerbau membuat gajah lebih lincah daripada kerbau. 

Hewan Air Hewan Udara Hewan Darat


 Bentuk tubuh torpedo  Memiliki sayap yang ringan dan  Memiliki tulang dan otot yang
 Bentuk tubuh streamline kuat kuat
 Memiliki sirip dan ekor  Bentuk sayap airfoil  Badan tubuh yang relatif berat
 Insang yang membantu  Ada pundi-pundi udara untuk sehingga dipengaruhi gaya
pernapasan membantu pernapasan di udara gravitasi besar
4. SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN

a) Gerak Endonom
Disebabkan oleh adanya rangsangan yang berasal dari dalam. Disebut juga gerak otonom/ spontan,
contohnya dari gerak endonom ini adalah gerak pertumbuhan dari bagian-bagian tumbuhan seperti
gerak pertumbuhan daun.
b) Gerak Higroskopis
Akibat adanya perubahan kadar air pada tumbuhan terus menerus, sehingga menyebabkan
penyusutan yang tidak merata pada bagian sel tumbuhan. Contohnya, membukanya kotak-kotak
sporangium tumbuhan paku, dan pecahnya buah polong-polongan yang kering.
c) Gerak Esionom
Dipengaruhi rangsangan dari lingkungan sekitar.
a) Gerak Tropisme
Gerak sebagian tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh datangnya arah rangsangan dari lingkungan
sekitar. Jika tumbuhan mendekati rangsangan: tropi positif, tumbuhan menjauhi rangsangan: tropi
negative.
 Fototropisme (heliotropisme): gerak karena rangsangan cahaya matahari. Positif=
tumbuhan bergerak menuju cahaya. Negative = sebaliknya.
 Geotropisme: gerak karena rangsangan akibat gaya gravitasi bumi. Positif: gerak tumbuhan
mendekati gravitasi bumi (akar ke pusat bumi), Negative: sebaliknya.
 Hidrotropisme: gerak karena rangsangan air. Contohnya, gerak akar menuju air
 Tigmotropisme: gerak dengan rangsangan berupa persinggungan. Terjadi pada tumbuhan
merambat, seperti anggur, ubi jalar, dll
 Kemotropisme: gerak dengan rangsangan berupa zat kimia. Contoh: gerak pertumbuhan
buluh serbuk sari menjadi bakal buah

b) Gerak Taksis
Gerak seluruh tubuh tumbuhan karena adanya rangsangan dari luar.
 Fototaksis, gerak seluruh tubuh tumbuhan dengan rangsangan berupa cahaya. Contohnya,
gerak Euglena sp yang selalu mendekati cahaya.
 Kemotaksis, gerak seluruh tubuh tumbuhan dengan rangsangan berupa zat kimia.
Contohnya, gerak spermatozoid ke arkegonium pada tumbuhan lumut.

c) Gerak Nasti
Gerak sebagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak bergantung pada arah datangnya rangsangan.
Arah geraknya terjadi akibat perbedaan tekanan turgor, dimana tekanan turgor menyebabkan
tumbuhan mengembung.
 Fotonasti: gerak nasti pada tumbuhan, rangsangan berupa cahaya. Contohnya, bunga pukul
empat mekar setiap sore, bunga kembang sepatu yang mekar pada siang hari.
 Tigmonasti (Seismonasti): gerak dengan rangsangan berupa sentuhan. Contohnya, gerak
menutupnya daun putri malu.
 Niktinasti: gerak nasti pada tumbuhan karena rangsangan berupa gelap. Contohnya,
menutupnya daun petai cina pada malam hari.
 Termonasti: gerak nasti karena adanya rangsangan berupa suhu. Contohnya, bunga tulip
mekar jika suhu naik dan menutup jika suhu turun.
 Haptonasti: gerak nasti pada tumbuhan insektivora yang disebabkan oleh sentuhan
serangga. Contohnya, kantong semar yang memakan lalat.
 Nasti Kompleks: gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa rangsangan sekaligus. Dapat
berupa cahaya matahari, suhu, air, dan bahan kimia. Contohnya, ketika membuka dan
menutupnya stomata.
PROSES MENUTUPNYA DAUN PUTRI MALU (SEISMONASTI)
Adanya perubahan tekanan turgor (kekauan daun) pada tangkai daunnya akibat sentuhan. Aliran air
ini menyebabkan kadar air di daerah yang terkena rangsang berkurang, sehingga tekanan turgornya
mengecil.

5. KONSEP GERAK
Gerak dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Gerak lurus = gerak yang memiliki lintasan yang lurus.
Titik acuan = suatu titik untuk memulai pengukuran perubahan kedudukan benda.
Lintasan = titik-titik yang dilalui oleh suatu benda ketika bergerak.
Setiap benda selalu bergerak melalui lintasannya. Lintasannya berupa lintasan lurus, melingkar,
parabola/ tidak beraturan. Benda yang melintas pada lintasan lurus melibatkan jarak, waktu dan
kecepatan. Benda yang melintas pada lintasan lurus melibatkan jarak, waktu dan kecepatan.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh. 
Perpindahan adalah selisih jarak lurus antara posisi awal dengan posisi akhir.
Contoh: jarak rumah kamu dengan sekolah adalah 2 km. Apabila kamu berangkat dan pulang sekolah,
maka jarak yang kamu tempuh adalah 4 km. Tetapi perpindahanya adalah nol. Karena tidak ada jarak
posisi awal dan jarak posisi akhir.

Kelajuan: kemampuan menempuh jarak tertentu pada setiap detiknya. Dirumuskan dengan:  

Keterangan:
v = kelajuan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu (s) 

Kecepatan: kemampuan mengukur perpindahan gerak benda tiap satuan waktu. Dirumuskan
J
dengan: K =  
W
Keterangan:
K = kecepatan (km/jam)
J = jarak (m)
W = waktu (s)

Percepatan: perubahan kecepatan pada setiap waktu. Percepatan bisa dirumuskan dengan: = /
.
Keterangan:
 = percepatan (m/s²
 = perubahan kecepatan (m/s)
 = perubahan waktu (s)
= kecepatan akhir (m/s)
 = kecepatan awal (m/s)

Percepatan tidak hanya dimiliki benda yang bergerak horizontal, pada benda yang bergerak vertikal
pun memiliki percepatan yaitu percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi/gaya gravitasi = gaya tarik
benda oleh bumi sehingga benda mengalami percepatan konstan yaitu 9,8 m/s² atau 10 m/s². 

Gaya
Tarikan atau dorongan yang bekerja pada benda. Gaya dapat mengubah kecepatan, bentuk, dan
arah.

Jenis-Jenis Gaya

A. Gaya sentuh, gaya akibat sentuhan pada permukaan benda. Tetapi jika sebuah benda tidak
diberi gaya sentuhan, maka tidak bisa memberikan efek gerak pada gaya tersebut. (gaya
gesek, gaya pegas, dan gaya mesin).
B. Gaya tidak sentuh, gaya yang terjadi tanpa adanya sentuhan pada benda. Walaupun tidak
mendapatkan sentuhan, tetapi gaya tetap bisa dirasakan oleh benda yang menerima gaya
tersebut. (gaya magnet, gaya listrik dan gaya gravitasi).

1) Gaya Gesek, gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
2) Gaya Berat, gaya yang dialami benda bermassa akibat pengaruh dari percepatan gravitasi,
dan arah dari gaya berat selalu menuju pusat bumi.
3) Gaya Sentripetal, gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar.
4) Gaya Tegangan Tali, gaya yang bekerja pada tali ketika dalam keadaan tegang. Yang bisa
ditarik kencang oleh gaya, dari ujung yang berlawanan.
5) Gaya Otot, gaya yang kekuatannya yang dihasilkan oleh otot manusia
6) Gaya Normal, gaya reaksi yang terjadi saat benda diletakkkan secara tegak lurus, yang
berada di atas permukaan bidang. Besaran gaya normal ditentukan dengan besarnya gaya
lain yang bekerja secara bersamaan.
7) Ketika gaya yang diberikan pada objek, memiliki ukuran yang sama tetapi dalam arah yang
berlawanan, maka gaya tersebut dikenal sebagai gaya seimbang. Ketika gaya yang
diterapkan pada objek tidak sama ukurannya, maka gaya tersebut dikenal sebagai gaya tidak
seimbang. Sama atau berlawanan.

Gaya lain yang ditemukan

1) Gaya magnet, gaya yang diakibatkan oleh magnet. Ada 2: kutub utara & selatan.
2) Gaya listrik statis. Gaya tersebut kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik untuk
menarik benda-benda di sekitarnya.
3) Gaya gravitasi bumi, untuk menarik benda lain ke bawah.
4) Gaya pegas, gaya yang dihasilkan oleh kerja benda elastis. Kekuatan yang ditimbulkan oleh
karet atau pegas yang diregangkan.
6. HUKUM NEWTON
Sir Isaac Newton = ilmuwan yang menemukan hukum gerak benda (Hukum Newton). 

Hukum I Newton menyatakan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda
yang awalnya diam akan tetap diam dan untuk benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak
dengan kecepatan konstan. Pada Hukum Newton 1, sifat benda yang cenderung mempertahankan
keadaannya: sifat kelembaman/inersia. Disebut pula Hukum Kelembaman.

Rumus Hukum Kelembaman: ∑F = 0 atau Resultan Gaya (kg m/s2) Bentuk dari momen inersia
beragam seperti momen inersia linear, momen inersia massa, momen inersia polar atau kutub.
Besaran tegangan-tegangan pada bahan seperti tegangan lengung dan tegangan puntir,
menghitungnya berdasarkan momen inersia.
Contoh Hukum I Newton yaitu ketika kita berada didalam mobil, kemudian sopir ngerem dengan
tiba – tiba, maka badan kita akan bergerak ke depan. Hal ini badan kita mempertahankan keadaan
untuk tetap diam.

Hukum II Newton menyatakan, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya, berbanding terbalik, dengan massanya. Arah percepatan akan sama dengan arah
gaya total yang bekerja padanya. Gaya benda menjadi semakin besar ketika mendapatkan dorongan
gaya searah laju arah benda tersebut.

Sebaliknya, jika diberikan gaya berlawanan (gaya tolak) melawan gaya benda itu, laju gaya akan
melambat atau mengecil karena terjadi perubahan kecepatan dan perubahan laju. Besar kecilnya
perlambatan atau percepatan yang diberikan pada benda maka memengaruhi arah gerak benda.

Bisa dirumuskan: 
Keterangan:
a = percepatan (m/s²)
∑F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
Contoh Hukum II Newton yaitu saat memindahkan meja yang ringan akan lebih cepat daripada
memindahkan lemari yang berat jika gaya dorong kita sama. Hal ini karena meja memiliki massa
yang lebih kecil daripada lemari. Semakin kecil massa benda, maka semakin besar percepatannya.
Begitu pula sebaliknya. 
Hukum III Newton menyatakan, tiap aksi akan menimbulkan sebuah reaksi. Apabila suatu benda
memberi gaya pada benda lain, benda yang mendapat gaya itu akan memberikan gaya yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya akan berlawanan.
Tiap aksi berkonsekuensi memunculkan reaksi, atau bisa dikatakan ada sebab dan akibat. Bisa
dirumuskan:  Faksi = – Freaksi. 
Contoh Hukum III Newton yaitu pada saat kita berenang. Ketika berenang, tangan mengayuh ke
belakang (melakukan gaya aksi), dan air akan mendorong kita melaju kedepan (melakukan gaya
reaksi). 

Rumus Hukum Newton 3 ada tiga jenis:


1. Rumus gaya gesek: Fg = u x N, dengan Fg = gaya gesek (N), u = koefisien gesekan, dan N = Gaya
normal (N).
2. Rumus gaya berat: w = m x g, dengan w = Gaya berat (N), m = massa benda (kg), dan g = gravitasi
Bumi (m/s2)
3. Rumus berat sejenis: s = p x g, dengan s = berat jenis (N/m3), p = massa jenis (kg/m3), dan g =
berat benda (N)
Perbedaan Massa dan Berat
 Massa = jumlah materi di dalam suatu materi
 Berat = mengukur gaya, diakibatkan oleh pengaruh gravitasi terhadap massa.
 Massa = massa tidak akan pernah nol
 Berat = bisa menjadi nol jika tidak ada gravitasi seperti berada di luar angkasa.
 Massa = biasanya diukur menggunakan satuan gram dan kilogram
 Berat diukur menggunakan satuan gaya newton.
 Massa di Bulan tetap sama,
 Berat berbeda, karena percepatan gravitasi di sana berbeda.

7. RESULTAN GAYA (Perpaduan gaya atau lebih dalam satu garis kerja sehingga
menghasilkan gaya pengganti)

a) Resultan Gaya Searah: terjadi ketika dua gaya atau lebih bekerja pada suatu benda atau
sistem yang memiliki arah sama atau segaris.

Resultan gayanya ditambahkan. Karena antara gaya yang satu dan yang
lainnya saling menguatkan. R = F1 + F2 + F3 + … +Fn.
R: resultan gaya (N) F: gaya (N) n: banyaknya gaya

b) Resultan Gaya Berlawanan: terjadi ketika ada dua atau lebih gaya yang bekerja pada suatu
sistem/ benda dengan arah yang berlawanan. Resultan gaya searah yang saling menguatkan,
gaya yang arahnya berlawanan akan saling melemahkan.

Misalnya ada gaya ke arah kanan sebesar X dan ke kiri sebesar Y. Maka, bisa memberikan notasi + ke

gaya X dan – ke arah kiri. R = F1 – F2. R: resultan gaya (N) F1  : gaya yang
lebih besar (N) F2 : gaya yang lebih kecil (N) 
c) Resultan Gaya Tegak Lurus: berlaku ketika dua gaya atau lebih memiliki arah tegak lurus.

Maka, akan belaku Hukum Pythagoras. R =  √F12 + F22. R: resultan gaya (N). F:


gaya yang bekerja pada benda atau sistem (N).

d) Resultan Gaya Seimbang: terjadi ketika gaya saling berlawanan, tetapi memiliki besaran
yang sama. Hal ini menyebabkan nilai resultan gayanya sama dengan 0.

Meskipun resultan gayanya 0, tetapi belum tentu benda tersebut diam. Ada dua kemungkinan yang
dihasilkan dari kondisi seimbang ini. Pertama, benda akan seimbang status (diam). Kedua, benda
akan seimbang dinamis (bergerak dengan kecepatan tetap). Rumusnya: R = F1 – F2 = 0

8. USAHA DAN PESAWAT SEDERHANA

Usaha
 Energi yang ditransfer dari atau pada obyek.
 Hasil kali antara gaya dengan perpindahan.
 Satuan dari usaha adalah Joule.
 Semakin besar gaya yang diberikan pada benda , semakin besar pula usaha yang dihasilkan.
Semakin besar perpindahan benda, semakin besar pula gaya yang dihasilkan.
 W=F.S
W=usaha (joule) F=gaya (newton) S=perpindahan (meter)
Daya
 Laju suatu benda dalam melakukan usaha/kerja
 Satuan dari daya adalah Watt
 P=W/t
W=usaha (joule) P=daya (watt) t=waktu (sekon)
Pesawat Sederhana
Alat yang digunakan untuk mempermudah melakukan usaha/kerja. Keuntungan mekanis (KM):
bilangan yang menunjukkan berapa kali pesawat menggandakan gaya.

RUMUS:
1. Katrol
Pesawat sederhana berupa roda beralur yang terhubung dengan tali dan digunakan untuk
memudahkan melakukan kerja karena katrol dapat mengubah arah gaya ketika menarik atau
mengangkat beban.  
 Katrol tetap berfungsi mengubah arah gaya. Pada katrol tetap tunggal, gaya kuasa yang
digunakan untuk menarik beban sama dengan gaya beban. Tidak dapat berubah berubah
posisi karena dipasang tempat tertentu. Keuntungan mekanis katrol tetap bernilai satu.
 Contoh: katrol timba air yang digunakan untuk mengambil air dari sumur, katrol
tiang bendera untuk menggerek bendera

 Katrol bebas berfungsi melipatkan gaya, sehingga gaya pada kuasa yang diberikan untuk
mengangkat benda lebih kecil dari gaya beban. Dapat berpindah tempat atau bergerak
bebas saat digunakan karena tak dipasang di tempat tertentu. Keuntungan mekanis katrol
bebas bernilai 2.
 Contoh: alat pengangkut bahan bangunan pada pembangunan gedung bertingkat,
katrol di pelabuhan untuk mengangkat peti kemas.

 Katrol majemuk adalah gabungan katrol tunggal dan katrol bebas yang dirangkai menjadi
satu sistem. Katrol yang paling atas = katrol tetap dan katrol di bawahnya = katrol bebas,
keduanya dihubungkan dengan tali. Keuntungan mekanis katrol majemuk sama dengan
jumlah tali yang digunakan untuk mengangkat benda tersebut.
 Contoh: Pada mobil derek, peralatan pemanjat tebing dan katrol dalam bidang
industri digunakan untuk mengangkat benda berat. 

2. Roda berporos
Pesawat sederhana yang memakai roda dan mempunyai poros tempat berputarnya roda. Roda
berporos memiliki fungsi untuk mempercepat gaya.
Kecepatan dihasilkan dari perbandingan jari-jari roda terhadap jari-jari poros. Contoh benda:
gerobak, sepatu roda, roda sepeda, kursi roda, roda gigi = pusat pengatur gerak sepeda yang
terhubung dengan sepeda, dll.
3. Bidang miring
Bidang datar yang diletakkan miring atau membentuk sudut tertentu, sehingga dapat memperkecil
gaya kuasa. Gaya akan berbanding lurus dengan tinggi bidang miring. Semakin landai bidang miring
tersebut, maka gaya yang dikerjakan akan semakin kecil. Sebaliknya, semakin curam bidang miring
tersebut, maka gaya yang dikerjakan akan semakin besar.
Contoh: tangga, sekrup, pisau, dll. Contoh penerapan: pembuatan tangga yang bertingkat-tingkat/
berkelok-kelok, pembuatan jalan yang meliuk-liuk di daerah pegunungan, papan yang dimiringkan
saat ingin menaikkan atau menurunkan beban yang berat, dsb.
4. Pengungkit/Tuas
Pesawat sederhana yang dapat memudahkan usaha dengan cara mengandalkan gaya kuasa dan
mengubah arah gaya. Untuk mengungkit, mencabut / mengangkat benda. Agar dapat mengetahui
besar gaya yang digandakan oleh pengungkit, dengan mengetahui keuntungan mekanis nya. 
Panjang lengan kuasa = jarak antara titik tumpu sampai titik kuasa.
Panjang lengan beban = jarak antara titik tumpu sampai titik beban. 
Jenis 1: Tumpuan di tengah. Jenis 2: Beban di tengah. Jenis 3: Kuasa di tengah

No Nama barang Jenis Pengungkit/Katrol


1. Gunting kertas 1
2. Tang 1
3. Pemotong kuku 1
4. Jungkat jungkit 1
5. Linggis 1
6. Palu 1
7. Pemotong rumput 1
8. Pembuka tutup botol 2
9. Pembuka kaleng 2
10. Gerobak beroda 1 2
11. Alat pemotong kertas 2
12. Pelubang kertas 2
13. Pemecah kemiri 2
14. Pinset 3
15. Stapler 3
16. Penjepit kue 3
17. Alat pancing 3
18. Sekop 3
19. Jangka 3
20. Penjepit es 3
21. Sapu garuk 3
!!! Istilah penting !!!
 Titik tumpu: titik tempat alat itu bertumpu
 Titik beban: titik tempat beban itu berada (bekerjanya beban)
 Titik kuasa: titik tempat gaya/kuasa yang diberikan (bekerjanya gaya)
 Lengan beban: jarak antara titik tumpu dengan titik beban
 Lengan kuasa: jarak antara titik tumpu dengan titik kuasa

No Nilai/cara menentukan KM Jenis pesawat sederhana

1. 1 Katrol tetap

2. 2 Katrol bebas

3. Sebanyak tali yang menghubungkan katrol Katrol majemuk

4. KM = Panjang bidang miring/Ketinggian s/h Bidang Miring

5. KM = Lengan Kuasa/Lengan Beban lk/lb Pengungkit/ Tuas

6. KM= Diameter roda/diameter poros R/r Roda Berporos

Prinsip pesawat sederhana pada bagian tubuh manusia

Contohnya, lengan ketika mengangkat barbel. Telapak tangan membawa barbel = beban, titik tumpu
= berada pada siku (sendi antara lengan atas dan lengan bawah), titik kuasanya = lengan bawah. Titik
tumpu berada diantara beban dan kuasa, sehingga lengan termasuk pengungkit jenis ketiga.

9. STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN


Organ tumbuhan terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif

Organ Vegetatif Tumbuhan


Organ yang terus tumbuh dan mendukung kelangsungan hidup tumbuhan.
1. Akar: organ tumbuhan yang kebanyakan berada dibawah tanah, tidak berbuku – buku,
tumbuh ke pusat bumi/menuju air, warnanya keputih –putihan/kekuning – kuningan dan
berbentuk panjang meruncing.
Sistem perakaran ada 2
 Serabut: Tumbuhan monokotil. Serabut tipis, kecil, umumnya memiliki tudung akar
 Tunggang: Tumbuhan dikotil. Bercabang, kuat, umunya tidak memiliki tudung akar

Fungsi
 Menambatkan tumbuhan pada tanah atau media tumbuhnya
 Menyerap air dan mineral dalam tanah atau media tumbuhnya. 

Pada beberapa tumbuhan, akar mengalami modifikasi  untuk menyimpan cadangan


makanan dan menyerap oksigen atau bernafas.
 Pada lobak dan wortel, akar mengalami modifikasi  untuk menyimpan cadangan
makanan yang akan digunakan dalam pembungaan dan pembentukan biji. 

2. Batang: penyokong bagian – bagian tumbuhan yang tegak diatas tanah, sebagai jalan
pengangkutan air dan mineral dari akar menuju daun, jalan pengangkutan makanan dari
daun ke seluruh tubuh tumbuhan. 
Batang tumbuhan monokotil terlihat jelas ruas – ruasnya, sedang batang dikotil tidak terlihat jelas.

Beberapa tumbuhan mengalami yang modifikasi batang. Fungsi: tempat penyimpan cadangan
makanan. Contohnya tebu, kentang dan kunyit.

3. Daun: organ tumbuhan yang bentuknya tipis, lebar, banyak mengandung zat hijau daun
(klorofil).
Fungsi daun
 Mengambil gas karbon dioksida (CO2)  untuk fotosintesis
 Mengatur penguapan air (transpirasi) dan pernapasan (respirasi) tumbuhan. 
 Daun monokotil, bentuk daunnya umumnya memanjang dengan tulang daun sejajar atau
melengkung.
 Daun dikotil, bentuk daunnya umunya melebar dengan tulang daun menjari atau menyirip.

(a) Daun pepaya : menjari  dikotil (b) daun jagung : sejajar  monokotil
Proses fotosintesis membutuhkan: cahaya matahari, karbon dioksida (CO2), air (H2O). Reaksi
fotosintesis: 

 glukosa disusun menjadi zat pati (amilum) melalui reaksi polimerisasi  amilum disimpan dalam
akar (misalnya singkong), dalam batang (misalnya sagu) dan dalam buah (misalnya padi). 
Organ Generatif Tumbuhan 
Organ tumbuhan yang berfungsi sebagai perkembangbiakan.
1. Bunga: alat reproduksi generatif pada tumbuhan.
 Terdiri dari: perhiasan dan alat reproduksi.
o Perhiasan bunga: tangkai, kelopak dan mahkota.
o Alat reproduksi: benang sari (gamet jantan) dan putik (gamet betina). Gamet adalah
sel kelamin. 
Bunga lengkap: bunga yang memiliki perhiasan dan alat reproduksi. Contoh: bunga mawar,
bunga sepatu
Bunga tidak lengkap: bunga yang tidak memiliki salah satu dari perhiasan atau reproduksi.
Contoh: bunga pepaya, bunga kelapa.
Bunga sempurna: bunga yang memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga. Contoh:
bunga alamanda, bunga anggrek.
Bunga tidak sempurna: bunga yang hanya memiliki putik atau benang sari saja. Contoh:
bunga salak, bunga pinus.

 Bunga dikotil: memiliki kelopak, mahkota dan benang sari berjumlah kelipatan 3.
 Bunga monokotol: memiliki kelopak, mahkota dan benang sari berjumlah kelipatan 4 atau 5. 

Putik (pistillum) terdiri 3 bagian:


 Bagian dasar yang menggelembung dan disebut bakal buah (ovarium)
 Bagian yang memanjang disebut tangkai putik (stillus)
 Kepala putik (stigma)
Di dalam bakal buah, terdapat satu atau lebih bakal biji.
Bakal buah berkembang  buah, bakal biji berkembang  biji.

2. Buah: untuk menyimpan cadangan makanan.


3. Biji: berfungsi dalam proses reproduksi tumbuhan seperti penyerbukan dan sebagainya. 

10. JARINGAN TUMBUHAN, AKAR, BATANG DAN DAUN


Jaringan Tumbuhan
1. Jaringan: sekumpulan sel yang memiliki struktur sama dan membentuk kesatuan untuk
melakukan fungsi tertentu.
A. Jaringan meristem (embrional): jaringan yang sel – selnya aktif membelah secara mitosis.
Sehingga, sel – selnya semakin bertambah dan tumbuhan semakin tumbuh tinggi serta
bertambah volumenya.
a. Jaringan meristem primer: terletak pada ujung batang dan ujung akar. Meristem
primer menyebabkan pertumbuhan primer (pertumbuhan vertikal/perpanjangan
batang dan akar).

b. Meristem sekunder: berasal dari sel dewasa yang berubah sifat menjadi meristem
kembali (aktif membelah kembali). Contoh: kambium pembuluh (vaskuler) dan
kambium gabus (felogen). Kambium vaskuler: kambium yang aktif membelah, terletak diantara
xylem dan floem, di akar dan batang dikotil.
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi besar. Aktivitas
pembelahan kambium vaskuler kearah dalam membentuk xylem sekunder dan kearah luar
membentuk floem sekunder. 
Pada pohon besar, terdapat lingkaran tahun berupa garis gelap dan terang:
menentukan umur dari pohon tersebut. Lingkaran tahun terbentuk oleh aktivitas kambium
vaskuler yang dipengaruhi oleh musim. 
Saat musim hujan, banyak air diserap oleh tumbuhan  sel pada kambium vaskuler terus
membelah dan bertambah besar  membentuk garis terang. 
Saat musim kemarau, air diserap sedikit  pembelahannya lambat, sel yang dihasilkan kecil
 membentuk garis gelap. 
Gambar lingkaran tahun pada pohon besar

B. Jaringan dewasa (permanen): bersifat meristematik (tidak aktif membelah), berasal dari
jaringan meristem primer dan meristem sekunder yang berubah bentuk  memiliki fungsi
tertentu.
a. Jaringan pelindung: terdapat di permukaan luar tumbuhan, untuk melindungi dari
kerusakan mekanik dan melindungi bagian dalam tumbuhan dari pengaruh luar yang
merugikan (seperti hilangnya air akibat suhu meningkat).
 Contoh: sel – sel epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi alat pelindung tambahan
seperti stomata (mulut daun), sisik, rambut – rambut (trikoma) dan duri (spina).

a : jaringan epidermis dan stomata pada daun nanas kerang (Rhoeo discolor)
b : sisik pada durian (Durio zibethinus) hasil modifikasi epidermis

b. Jaringan dasar (pengisi): terdapat pada semua bagian tumbuhan, berfungsi dalam
proses metabolisme tumbuhan.
 Contoh: jaringan parenkim 
Jaringan parenkim dapat berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim lain seperti: pada buah dan
umbi, parenkim berdiferensiasi menjadi parenkim penyimpan cadangan makanan; pada daun,
parenkim berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang, berfungsi dalam proses
fotosintesis.  
c. Jaringan penguat (penyokong): berperan menunjang bentuk tubuh tumbuhan.
Jaringan kolenkim: menyokong bagian tumbuhan yang muda, memiliki dinding sel yang
mengalami penebalan tidak merata.
Jaringan sklerenkim: menyokong bagian tumbuhan yang tua, jaringan penguat yang bersifat
permanen,
 Jaringan serat: terdiri atas sel – sel yang memanjang, meruncing pada kedua ujungnya,
tersusun membentuk benang, terdapat pada jaringan xylem.
 Jaringan sklereid: terdiri atas sel –sel pendek dan berbentuk tidak teratur, terdapat pada
kulit kacang dan buah pir. 

a: jaringan kolenkim pada batang bunga matahari (Helianthus anuus)


b: jaringan sklerenkim pada buah pir (Phyrus sp.)

d. Jaringan pengangkut (vaskuler) terdiri atas xylem dan floem.


Xylem: mengangkut air dan zat – zat lain dari akar menuju daun.
Floem: mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan.

Jaringan pada Akar


Pada ujung akar, terdapat jaringan meristem apikal (jaringan yang sel – sel nya terus membelah dan
membuat akar bertambah panjang) dan tudung akar (melindungi sel – sel meristem saat membelah sehingga
dapat tanpa mengalami kerusakan dan menambatkan tubuh tumbuhan kuat ke dalam tanah) .

Penampang membujur akar


Akar: menyerap air dan mineral dari dalam tanah. 

1. Epidermis: jaringan terluar akar, memiliki dinding tipis  air dan mineral mudah masuk ke
dalam sel epidermis  diteruskan menuju korteks dan silinder pusat. 
2. Korteks: tersusun atas jaringan parenkim, dinding selnya tipis, tersusun renggang, sebagai
penyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan.
Penampang melintang akar

(a) : akar tumbuhan dikotil (b) : akar tumbuhan monokotil

3. Endodermis: lapisan paling dalam dari korteks, tersusun atas satu lapis sel yang membatasi
korteks dengan silinder pusat, terdapatnya pita kaspari (mengatur jalannya mineral yang
diserap oleh akar menuju silinder pusat)
4. Silinder pusat: tersusun atas jaringan pengangkut dan jaringan pendukung seperti perisikel
(membentuk cabang akar) dan parenkim empulur.
Lapisan endodermis dan pita kaspari
Jaringan pada Batang
Batang terdiri atas jaringan epidermis, korteks dan jaringan pengangkut. 
Penampang melintang pada batang

(a) : batang dikotil (b) : batang monokotil

1. Bagian terluar batang muda tersusun atas epidermis. Pada batang dikotil yang dewasa,
epidermis rusak, digantikan oleh periderm (jaringan gabus).
2. Korteks batang tersusun atas jaringan parenkim.
3. Berkas pengangkut batang: kelanjutan dari berkas pengangkut pada akar. 
 Batang dikotil, berkas pengangkut tersusun teratur dalam lingkaran, diantara xylem dan
floem terdapat kambium vaskuler yang aktif membelah.
 Batang monokotil, berkas pengangkutnya tersebar.
Jaringan pada Daun
Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat jaringan epidermis, berfungsi melindungi jaringan
yang ada didalamnya. Beberapa daun dilapisi oleh lapisan lilin (kutikula), berfungsi mengurangi
penguapan. Sel epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi stomata, rambut – rambut dan sisik. 
Stomata dapat membuka dan menutup menyesuaikan kondisi lingkungan.

Di bawah lapisan epidermis atas terdapat jaringan berbentuk silinder, tersusun padat,
banyak mengandung klorofil, disebut dengan jaringan tiang (palisade).
o Di bawah palisade terdapat jaringan bunga karang (spons), tersusun atas sel – sel
yang bentuknya tidak teratur, tersusun longgar dan mengandung klorofil. 
Palisade dan spons merupakan jaringan mesofil (jaringan parenkim yang mengandung
klorofil dan tempat terjadinya fotosintesis)
o Pada monokotil, mesofil menjadi parenkim, mengandung klorofil berukuran sama.
Di dalam daun juga mengandung
 Xylem: mengangkut air dan mineral dari akar menuju daun.
 Floem: mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
Penampang melintang daun

Klorofil (zat hijau daun) sangat efektif menyerap cahaya warna seperti merah, biru dan
ungu. Klorofil memantulkan/meneruskan cahaya warna hijau sedikit kuning  ditangkap
mata manusia. Sehingga, manusia melihat bahwa daun berwarna hijau/hijau kekuningan.
11. TEKNOLOGI TERINSPIRASI DARI STRUKTUR TUMBUHAN

Panel surya (Solar cell)

Alat yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari mengenai panel
surya  menyebabkan elektron (partikel penyusun atom yang bermuatan negatif) pada panel surya
bergerak melalui konduktor  menjadi arus listrik. 
Mekanisme kerja panel surya terinspirasi dari proses fotosintesis pada daun. Proses fotosintesis
membutuhkan: cahaya, karbondioksida dan klorofil, menghasilkan oksigen dan glukosa. Daun terkena sinar
matahari, klorofil menyerap energi cahaya. Elektron pada klorofil bergerak melalui saluran yang
menyebabkan muatan positif ikut bergerak. 
Selanjutnya, muatan positif bergerak menuju kompleks enzim: menghasilkan energi berupa ATP
dan NADPH yang digunakan untuk mengubah karbon dioksida menjadi glukosa.
Reaksi perubahan energi cahaya menjadi kimia dalam proses fotosintesis

Reaksi panel surya mengubah energi cahaya menjadi energi listrik


Panel “surya ivy”
Bunga ivy (tumbuh di Benua Eropa): merambat pada bangunan  mendapat cahaya matahari guna
proses fotosintesis. Tumbuh menghadap kearah datangnya cahaya matahari. 
Pertumbuhan bunga ivy yang merambat dan struktur daunnya, menginspirasi ilmuwan untuk
mengembangkan pembangkit listrik. Solar ivy dapat dipasang dengan pola sesuai keinginan kita,
sehingga mempunyai nilai estetika. Tetapi dapat menghasilkan energi listrik dari cahaya matahari. 

(a) : bunga ivy yang merambat pada bangunan (b) : panel “solar ivy”

Sensor Cahaya
 Contoh: penerang jalan. Dilengkapi sensor cahaya (Fotoresistor atau Light-dependent
resistor (LDR)) dan sakelar pengatur on – off sehingga mampu menyala dan mati secara
otomatis karena mampu mendeteksi ada dan tidak ada cahaya di lingkungan sekitar.  
 Fotoresistor: resistor/hambatan listrik yang dapat diubah nilai hambatannya melalui
penyinaran cahaya. Hambatan listrik dari fotoresistor ini akan berkurang jika terkena cahaya
 ada cahaya mampu menghantarkan listrik. 
 Saat menjelang pagi: matahari mengenai resitor  mengakibatkan listrik mengalir menuju
sakelar  sakelar aktif dan mematikan aliran listrik utama  lampu penerang jalan menjadi
mati. 
 Saat menjelang malam: arus listrik tidak dapat mengalir melalui fotoresistor  tidak ada
arus listrik yang menuju sakelar  sakelar kondisi on dan lampu penerang jalan menyala.
Sensor cahaya pada penerang jalan
Mekanisme pada lampu penerang jalan terinspirasi oleh mekanisme pada tumbuhan kaktus. 
 Kaktus hidup di gurun pasir yang kering, sehingga memiliki stomata yang unik.
 Stomata membuka pada malam hari, menutup pada siang hari  untuk mengurangi
penguapan air.
 Proses membuka dan menutupnya stomata didukung oleh aktivitas sel penjaga. Sel penjaga
memiliki reseptor cahaya (fotoreseptor) yang peka terhadap cahaya. 

 Siang hari, fotoreseptor akan menangkap cahaya, menyebabkan air dipompa keluar dengan
bantuan ion – ion  sel penjaga mengecil, stomata menutup.
 Malam hari, air dipompa lagi ke dalam sel penjaga dengan bantuan ion – ion  sel penjaga
menjadi lebih besar dan stomata membuka.

Lapisan Pelindung dan Pengilap


Pada permukaan daun talas dan teratai dilindungi oleh lapisan kutikula. Kutikula tersusun atas
senyawa lipid berupa lilin (wax) dan polimer hidrokarbon (kutan). Kedua senyawa ini bersifat
hidrofobik (tidak suka air)  jika air mengenai lapisan ini tidak akan basah. 
Lapisan lilin mampu mencegah menempelnya debu dan kotoran sehingga membuat daun tetap
bersih. Mekanisme ini diadopsi oleh ilmuwan: pembuatan cat tidak mudah kotor, lapisan pengilap
dan lapisan anti air. Misalnya pada semir sepatu, lapisan pengilap mobil dan perabotan rumah, dan sebagainya. 
Lapisan pelindung pada daun dan lapisan pengilap mobil

Alat Pemurnian Air


Perairan yang ditumbuhi eceng gondok kondisi airnya jernih karena akarnya berbentuk serabut –
serabut yang rapat dan mampu menyerap partikel – partikel yang terlarut dalam. Zat – zat beracun
pun dapat diserap oleh eceng gondok.
Eceng gondok dan jalur penyerapan air
Apabila sel akar diamati dengan mikroskop, terlihat lubang – lubang/saluran kecil pada membran sel akar.
Terbentuk dari protein, memiliki lubang dengan ukuran & daya ikat tertentu. Salah satu salurannya: aquaporin.

Aquaporin: saluran (protein kanal) yang hanya dilewati oleh air  partikel lain tidak dapat masuk.
Mekanisme ini menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi penyaringan atau
pemurnian air. Dengan teknologi ini, air kotor dapat disaring, sehingga menghasilkan air yang jernih.

Struktur organ dan jaringan tumbuhan menginspirasi arsitek untuk membuat rancangan bangunan,
contoh: Gedung Esplanade di Singapura. Memiliki atap yang bentuknya segitiga seperti duri kulit
durian. Atap tersebut diatur untuk mengikuti pergerakan matahari  dapat menjaga intensitas
cahaya dalam gedung. 

12. GIZI SEIMBANG


Susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
1. Tumpeng Gizi Seimbang (pedoman untuk makan sehari-hari) adalah rancangan untuk
memperbaiki prinsip lama “4 sehat 5 sempurna” yang dianggap tak lagi sesuai. Berisi
panduan sehat, juga panduan pola hidup secara keseluruhan.
4 pilar penyusunnya
1. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga
2. Menjaga berat badan ideal
3. Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam
4. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat

2. Isi Piringku (pedoman untuk 1 kali makan) adalah program yang sedang digalakan oleh
Kementerian Kesehatan RI sebagai upaya konsumsi makanan sesuai porsi gizi seimbang. 1
piring dibagi 2 bagian, yang 1 merupakan makanan pokok dan lauk pauk, tetapi bagian
makanan pokok lebih banyak. Bagian 1 nya lagi merupakan buah-buahan dan sayur-sayuran,
tetapi bagian sayur lebih banyak.
1. Kebutuhan Energi 
Jumlah energi yang dibutuhkan menggunakan satuan kalori. Begitupula dengan jumlah energi dalam
makanan juga dihitung menggunakan satuan kalori. Satu kilo kalori (kkal) = 1000 kalori (kal) = 4200
Joule (J). Cara mengetahui jumlah kalori dalam makanan adalah menggunakan kalorimeter. Faktor
yang mempengaruhi kebutuhan energi seseorang : usia, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan
2. Nutrisi / Gizi
Zat yang dibutuhkan organisme sebagai sumber energi, menjaga kesehatan, pertumbuhan dan
berlangsungnya fungsi normal pada jaringan dan organ tubuh. Makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak dan protein perlu dipecah terlebih dahulu oleh tubuh. Vitamin, air dan mineral
dapat langsung diserap oleh tubuh.
A. Karbohidrat
Tersusun atas unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat ada 3 yaitu : gula, pati dan serat.
 Gula adalah karbohidrat sederhana, contoh: buah, madu dan susu. 
 Pati adalah karbohidrat kompleks, contoh: umbi – umbian dan biji – bijian.
 Serat ditemukan pada gandum, kacang – kacangan, sayuran dan buah (bukan sumber energi
bagi tubuh). Serat tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga dikeluarkan melalui feses.
B. Lemak
Ada 2, lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
 Lemak jenuh akan padat pada suhu kamar, contoh: keju, susu, daging, minyak kelapa sawit.
 Lemak tak jenuh akan cair pada suhu kamar, contoh: lemak nabati, lemak dalam biji – bijian. 
C. Protein (molekul besar yang terdiri atas sejumlah asam amino)
Ada 2, protein nabati dan protein hewani.
o Protein nabati berasal dari tumbuhan seperti, kedelai, kacang – kacangan, dll
o Protein hewani berasal dari hewan, meliputi berbagai macam daging, seafood, telur, susu
D. Air
Air sangat dibutuhkan oleh tubuh organisme, karena sekitar 60 – 80% sel tubuh organisme terdiri
atas air. Tubuh manusia terdiri dari 72% air. Tubuh dapat kehilangan air ketika bernapas,
berkeringat, buang air besar dan kecil. Makan buah yang mengandung air juga bisa mengisi air di
dalam tubuh seperti makan buah apel (80% air) dan daging (66%) air.
E. Vitamin
 Vitamin larut dalam air seperti vitamin B dan C 
 Vitamin larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K. Vitamin D dapat terbentuk ketika
tubuh terkena sinar matahari, karena didalam tubuh terdapat pro vitamin D

F. Mineral (nutrisi yang mengandung mengandung sedikit unsur karbon)

Kandungan Mengapa kita Jika kelebihan, apa


Jika kekurangan, apa dampaknya?
Makanan membutuhkannya ? dampaknya?
Karbohidrat Sumber energi bagi tubuh Dalam jangka pendek,  dapat Dapat mengalami penyakit
menyebabkan ketosis, kondisi ketika diabetes, peningkatan berat
Untuk melakukan beragam
tubuh memanfaatkan lemak sebagai badan lebih mudah. 
aktivitas setiap harinya.
sumber energi. 

Protein Mengganti sel-sel tubuh yang Munculnya rasa lapar, lelah, lemas  Tubuh lebih banyak membuang
rusak, mendukung sistem sistem kekebalan tubuh menurun. kalsium  membuat tulang
kekebalan tubuh keropos, meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis.

Lemak  Cadangan energi Berdampak pada produksi sel imun Terlalu banyak lemak jahat
tubuh dan sel darah merah.  dapat memicu risiko penyakit
Berperan penting dalam memiliki penyembuhan luka yang jantung, stroke, hingga diabetes.
pembentukan sel dan jaringan lambat.
kulit serta rambut yang baru.

Serat Mencegah konstipasi (sulit Risiko gangguan pencernaan, Tanda dan gejala: Perut
BAB) konstipasi (sulit BAB), menaikkan kadar kembung, kram perut, sembelit
kolesterol atau diare. 
Memperlambat
pencernaan makanan 

Vitamin Pelindung tubuh Menimbulkan berbagai gejala, seperti Munculnya memar, ruam, sakit
gangguan pencernaan, kulit kering, kepala, rasa letih, dan dapat
Nutrisi tambahan yang sering sariawan. meningkatkan risiko terjadinya
diperlukan tubuh, mengatur stroke.
fungsi tubuh.

Air dan Air: Pembentuk sel dan cairan, Haus berlebih  lemas  dehidrasi, Mengakibatkan kondisi
Mineral terhindar dehidrasi stress  menurunnya daya tahan 'hiponatremia'. Kondisi di mana
tubuh kadar natrium dalam darah
Mineral: Proses pembangun turun secara drastis.
sel, pembangun dan pengatur
keseimbangan

13. SISTEM PENCERNAAN


Makanan diproses dalam tubuh melalui 4 tahap yaitu : memasukkan makanan dalam mulut (ingesti),
pencernaan (digesti), penyerapan (absorbsi) dan pengeluaran (defekasi). Pencernaan adalah proses
memecah makanan menjadi molekul kecil sehingga dapat diserap tubuh melalui pembuluh darah. 
Pencernaan mekanis adalah proses pengubahan makanan dari besar/kasar menjadi lebih
kecil/halus, dibantu gigi dan lidah. Terjadi di dalam mulut. (Makanan dihancurkan gigi)
Pencernaan kimiawi adalah pencernaan yang terjadi reaksi kimia untuk menguraikan
molekul besar menjadi molekul kecil, dibantu enzim pencernaan. Terjadi di rongga mulut,
lambung, dan usus
Organ Pencernaan Utama : Mulut, Kerongkongan, Lambung, Usus Halus, Usus Besar, Rektum dan
Anus.
Di dalam rongga mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi. Kelenjar ludah
berfungsi menghasilkan air ludah dan menghasilkan enzim ptialin (amilase). Enzim amilase berfungsi
mengubah zat tepung (amilosa) menjadi gula (maltosa).
Kerongkongan (Esofagus) merupakan penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Terdapat gerakan peristaltik (seperti meremas-remas) guna mendorong makanan menuju lambung.

Usus halus ada 3 yaitu usus 12 jari (duodenum) ; usus tengah (jejunum) dan usus penyerapan
(ileum). Dalam usus halus, terjadi pencernaan secara kimiawi. Dalam duodenum terdapat saluran
yang terhubung dengan kantung empedu dan pankreas.
Usus halus memiliki lipatan – lipatan yang berfungsi memperluas bidang penyerapan. Di antara usus
besar dan usus halus terdapat usus buntu (sekum). Zat makanan yang masuk ke usus besar
merupakan sisa makanan yang tidak tercerna. Dalam usus besar terdapat bakteri Eschericia
coli, membantu membusukkan sisa makanan. Selanjutnya, sisa makanan dan gas yang berbau
disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.

a: mulut
b: kerongkongan (esofagus)
c: lambung
d: hati
e: pankreas
f: kantung empedu
g: usus 12 jari (duodenum)
h: pankreas
i: kolon datar
j: kolon naik
k: usus kosong (jejenum)
l: kolon turun
m: usus penyerapan (ileum)
n: usus buntu (sekum)
o: umbai cacing (apendiks)
p: kolon turun
q: rektum
r: anus
Organ Pencernaan Tambahan : Berupa kelenjar pencernaan, yaitu organ yang menghasilkan enzim
untuk membantu proses pencernaan seperti: lidah, gigi, kelenjar air ludah (saliva), hati, kantung
empedu dan pankreas. Struktur kelenjar pencernaan
 Hati, kelenjar terbesar dalam tubuh, untuk menetralkan racun dalam tubuh, tempat
penyimpanan zat besi, vitamin A, D, E, K dan B12.
 Kantung empedu, menyimpan getah empedu yang dikeluarkan oleh hati.
 Pankreas, memiliki enzim pencernaan yang berperan memecah karbohidrat, protein dan
lemak.

14. ENZIM PENCERNAAN


Enzim di mulut: Enzim ptialin (amilase) = mengubah zat tepung (amilosa)  gula (maltosa).
Saat makanan yang mengandung karbohidrat dikunyah, kelenjar liur di dalam mulut akan
menghasilkan amilase.

Enzim di pankreas: TALI: Tripsin Amilase Lipase. Tripsin: mengubah pepton  asam amino.
Amilase: mengubah maltosa  glukosa. Lipase: mengubah lemak  asam lemak dan gliserol.

Enzim di lambung: BUNG PERIH: lamBUNG = PEpsin RenIn, HCl. Getah lambung mengandung
asam klorida (HCl) yang bersifat asam. HCl  membunuh kuman yang ada pada makanan.
Pepsin  memecah protein menjadi pepton. Renin  mengendapkan protein kasein dalam
susu.
Enzim di usus: Sukrase: memecah sukrosa  disakarida dan monosakarida. Maltase: memecah
maltosa  glukosa. Laktase: memecah laktosa  glukosa dan galaktosa.

RANGKUMAN PROSES PENCERNAAN MANUSIA


Makanan masuk melalui mulut  dikunyah secara mekanik dan kimiawi  melewati faring 
masuk ke kerongkongan  didorong menuju lambung (Gerakan peristaltik)  Di lambung, makanan
diolah secara kimiawi (makanan dicerna oleh BUNG PERIH) dan mekanik (makanan di remas-remas
oleh otot-otot lambung)  didorong ke usus halus  sari-sari makanan diserap  didorong ke usus
besar  menyerap air dan mineral dari sisa-sisa makanan  melewati rektum  dikeluarkan
melalui anus.
15. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Obesitas, kondisi tubuh yang memiliki lemak berlebih. Disebabkan karena: konsumsi makanan
berlebih tapi aktivitas sedikit; keturunan; konsumsi obat tertentu; laju metabolisme tubuh lambat,
terjadi pada orang yang makan hanya sedikit tapi berat badan berlebih. Upaya mencegah:
berolahraga dan menjaga pola makan; mengurangi makanan yang berlemak dan gula tinggi,
perbanyak makanan yang berserat. 
Gastritis/maag, peradangan atau luka pada lambung. Disebabkan oleh: makan tak teratur,
peningkatan asam lambung, stress berlebihan, terlalu banyak makan pedas dan asam. Upaya
mencegah: makan teratur dan secukupnya, cuci tangan sebelum makan, hindari makan; pedas, asam
dan kopi, hindari stress berlebihan.
Hepatitis, peradangan pada hati. Dapat memicu kerusakan pada hati (fibrosis) dan gagal hati kronis
(sirosis)  dapat memicu kanker hati. Disebabkan oleh: virus hepatitis B; bakteri; jamur; protozoa;
racun seperti alkohol dan penggunaan paracetamol secara terus menerus. 
Diare, penyakit pada usus besar yang disebabkan infeksi virus dan bakteri, berasal dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Upaya mencegah: konsumsi makanan dan minuman yang higienis, cuci
tangan sebelum makan, makan dan minum yang sudah masak/matang, jaga kebersihann lingkungan.
Konstipasi/ sembelit, kondisi feses keras/ kering sehingga sulit untuk dikeluarkan. Disebabkan
karena: kurangnya makanan berserat dan minum air putih. Upaya mencegah: makan makanan
berserat seperti buah dan sayur; hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan gula; minum air putih
yang banyak dan meningkatkan aktivitas fisik.
Cacingan, penyakit infeksi parasit cacing yang tinggal dalam usus manusia. Disebabkan
karena: kebersihan lingkungan tak terjaga, terutama di daerah sanitasi yang buruk. Upaya
mencegah: Cuci tangan secara teratur, cuci bahan makanan dengan benar, gunting kuku secara
teratur. Cacing yang menetap di usus akan bertahan hidup: mengambil sari-sari makanan yang
masuk ke usus.
Wasir, pembengkakan/pembesaran dari pembuluh darah di usus besar bagian akhir (rektum), serta
dubur/anus. Disebabkan oleh: sembelit atau diare yang berlangsung lama, sering mengangkat beban
berat, dan kebiasaan duduk terlalu lama. Upaya mencegah: konsumsi makanan kaya serat, banyak
minum air putih, jangan menunda BAB.
Tukak lambung, luka pada lambung yang menyebabkan keluhan sakit maag. Disebabkan oleh:
infeksi bakteri H. pylori atau karena konsumsi obat pereda nyeri yang berlebihan. Upaya mencegah:
Cuci bahan makanan dan masak hingga benar-benar matang, berhenti merokok, perbanyak makan
sayur, buah, dan biji-bijian.
Apendisitis/Usus Buntu, peradangan yang terjadi pada usus buntu/ apendiks. Disebabkan karena:
rongga usus buntu mengalami infeksi, tinja atau pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus
buntu. Upaya mencegah: Konsumsi makanan berserat, makan dengan tenang dan perlahan, minum
air putih yang cukup.
Sariawan, luka/ peradangan di bibir dan dalam mulut yang dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak
nyaman. Disebabkan oleh: cedera; tergigit/ kesalahan dalam menyikat gigi, Infeksi jamur, virus/
bakteri di mulut atau di bagian tubuh lain, kondisi tertentu. Upaya mencegah: menjaga kesehatan
gigi dan mulut, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Kolik usus, nyeri seperti kram yang berasal dari usus halus maupun usus besar. Disebabkan karena:
kontraksi otot, penyumbatan, atau peradangan pada organ di dalam rongga perut. Upaya mencegah:
mengonsumsi air putih yang cukup, mengonsumsi makanan dengan porsi kecil, namun sering.
Avitaminosis, kekurangan vitamin pada tubuh. Gejala kekurangan vitamin pada tubuh berupa : 
1). Vitamin A : penglihatan kabur, rambut rontok, kerusakan hati dan tulang
2). Vitamin B : penyakit beri – beri, hilangnya berat badan secara drastis dan anemia. 
3). Vitamin C : skorbut (degenerasi kulit, gigi, pembuluh darah), sariawan, lemas, luka yang lama
sembuh dan gangguan kekebalan tubuh. 
4). Vitamin D : Riket (cacat tulang pada anak – anak), pelunakan tulang pada dewasa, kerusakan
otak, kardiovaskular dan ginjal. 
5). Vitamin E : degenerasi sistem saraf
6). Vitamin K : kelainan penggumpalan darah, kerusakan hati dan anemia. 
CARA MENJAGA SISTEM PENCERNAAN DENGAN BAIK

 Batasi makanan yang tinggi lemak.


 Tetap terhidrasi (minum air putih yang cukup)
 Abaikan kebiasaan buruk: merokok, kafein berlebihan, dll.
 Banyak konsumsi serat untuk menyehatkan usus.
 Memperhatikan jam dan dan porsi makan.

16. ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

Zat Aditif
Bahan yang ditambahkan kedalam makanan/minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan
makanan. 
 Memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma
 Memperpanjang daya simpan
 Meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. 
 Berdasar fungsinya, zat aditif ada 7: pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi
aroma, pengental dan pengemulsi.
 Berdasar asalnya, zat aditif ada 2: alami dan buatan. 

Zat aditif alami 


Zat aditif yang berasal dari makhluk hidup dan tidak membahayakan kesehatan manusia, jika
berlebihan bisa mengganggu kesehatan. Contoh: pewarna dari tumbuhan, penyedap dari daging
hewan, pengental dari alga dan sebagainya. 
Zat aditif buatan
Zat aditif yang dibuat manusia, diperoleh dari reaksi kimia dan bahan bakunya menggunakan bahan
kimia. Digunakan sesuai ketentuan jumlah dan fungsinya, jika disalahgunakan dapat membahayakan
kesehatan. Contoh: pengawet dari asam benzoat, pemanis dari sakarin, pewarna dari tartrazin dan
sebagainya. 
1. Pewarna: zat aditif untuk memperbaiki atau memberi warna agar menarik.
a. Pewarna alami: pewarna yang dapat diperoleh dari tumbuhan dan hewan.
 Kelebihan: lebih sehat dan tidak menimbulkan efek samping apabila dikonsumsi.
 Kekurangan: memberi rasa dan aroma yang tidak diinginkan, warna kurang kuat, jenisnya
terbatas, warna mudah rusak karena panas.

b. Pewarna buatan (sintesis): diperoleh dari reaksi kimia menggunakan bahan yang
berasal dari zat kimia sintetis. Ada yang dibuat khusus untuk makanan dan ada pula
yang dibuat untuk tekstil dan cat.
 Kelebihan: harga murah, praktis, warna lebih kuat, jenisnya banyak, warna tidak mudah
rusak.
 Kekurangan: menyebabkan resiko kanker, menyebabkan alergi, menimbulkan hiperaktivitas.
 Permitted colour atau sertified colour: pewarna yang melalui pengujian keamanan dan
diizinkan pemakaian untuk makanan dan minuman.

Meskipun sudah ada pewarna khusus untuk makanan, tetapi masih ada yang menggunakan pewarna lain seperti pewarna
tekstil atau cat. Pewarna tekstil atau cat mengandung logam berat seperti: antimoni (Sb), arsenik (As), barium (Ba),
kadmium (Cd), kromium (Cr), raksa (Hg) dan selenium (Se) yang beracun untuk tubuh dan dilarang untuk pewarna
makanan/minuman. 

Contoh pewarna buatan yang dilarang untuk makanan dan minuman

2. Pemanis: zat aditif yang menyebabkan rasa manis.


a. Pemanis alami: yang sering digunakan dalam makanan atau minuman adalah gula
pasir (sukrosa), gula kelapa, gula aren, gula lontar dan gula bit. 
b. Pemanis buatan: memiliki rasa lebih manis dan untuk mengganti pemanis alami bagi
penderita diabetes melitus.
 Contoh: siklamat, aspartam, kalium asesulfam dan sakarin. 
 Pemanis buatan tidak menghasilkan kalori, sering dikonsumsi orang yang sedang diet. 

3. Pengawet: zat aditif untuk menghambat kerusakan makanan atau minuman akibat
tumbuhnya bakteri, jamur atau mikroorganisme lain.
 Reaksi kimia yang dapat dicegah dengan pengawet: pengasaman, oksidasi, pencoklatan
(browning) dan reaksi enzimatis lainnya.
4. Penyedap: zat aditif untuk meningkatkan cita rasa masakan.
a. Penyedap alami: garam, bawang putih, bawang merah, pala, merica, ketumbar,
sereh dan kayu manis.
b. Penyedap buatan yang biasa digunakan: vetsin yang mengandung monosodium
glutamat (MSG) atau mononatrium glutamat (MNG).
 Vetsin dibuat dari: fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus.
 Penggunaan MSG berlebihan dapat menyebabkan: penyakit sindrom restoran China
(Chinese Restaurant Syndrome). 
Gejala penyakit: yaitu pusing, mulut terasa kering, mual, lelah atau sesak napas. Dosis maksimal
penggunaan MSG yang ditetapkan WHO adalah 120  mg/kg berat badan. Misalnya, berat badanmu
40 kg maka dosis maksimal yang dianjurkan adalah 4800 mg atau 4,8 g. 
5. Pemberi aroma: zat aditif untuk memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman.
a. Pemberi aroma alami: berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami
 Contoh: ekstrak buah nanas, ekstrak buah anggur, minyak atsiri, vanili dan sebagainya.
b. Pemberi aroma buatan (sintetis): disebut essen.
 Contoh:
Nama Pemberi Aroma Fungsi
Amil kaproat Aroma apel
Amil asetat Aroma pisang ambon
Etil butirat Aroma nanas
Vanilin Aroma vanili
Metil antranilat Aroma anggur
Zat Adiktif 
Zat yang apabila dikonsumsi menyebabkan ketergantungan (adiksi) atau ingin menggunakan secara
terus – menerus (kecanduan atau ketagihan).
 Contoh zat adiktif alami: kafein pada kopi dan thein pada teh.
 Zat adiktif dikelompokkan menjadi 3: narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.

1. Narkotika: zat adiktif atau obat yang berasal dari tumbuhan dan zat berbahaya yang tidak
boleh digunakan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan narkotika tanpa pengawasan
dokter adalah melanggar hukum.
 Menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran
 Menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri
 Menyebabkan ketergantungan pada penggunanya.
1) Narkotika golongan I: sangat berbahaya, berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan dan tidak digunakan dalam pengobatan. Contohnya heroin/putaw, kokain
dan ganja. 
2) Narkotika golongan II: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan dapat digunakan
sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan. Contohnya morfin, petidin dan metadon.
Contoh morfin dan metadon yang digunakan dalam medis, namun harus dalam pengawasan dokter

3) Narkotika golongan III berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan digunakan


dalam pengobatan. Contohnya kodein. 

2. Psikotropika: obat yang mengandung psiko-aktif yang dapat mempengaruhi mental dan fisik
seseorang. Misalnya, orang yang sulit tidur bila meminum obat tidur (golongan psikotropika)
dapat menyebabkan tidur nyenyak, namun harus sesuai dengan resep dokter.
1) Psikotropika golongan I berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan, tidak
digunakan sebagai obat. Contoh: ekstasi/MDMA (metil dioksimetamfetamin), LSD (Lysergic
acid diethylamide) dan STP/DOM (dimetoksi alpha dimetilpenetilamina). 
2) Psikotropika golongan II berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan, sangat terbatas
digunakan sebagai obat. Contoh: amfetamin, metamfetamin, fenisiklidin dan ritalin.
3) Psikotropika golongan III berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak
digunakan sebagai obat. Contoh: pentobarbital dan flunitrazepam. 
4) Psikotropika golongan IV berpotensi rendah menyebabkan ketergantungan, sangat luas
digunakan sebagai obat. Contoh: diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam,
nitrazepam (yang digunakan sebagai obat tidur).

 Alkohol yang digunakan dalam industri sebagai pelarut: metanol atau spiritus. Metanol
sangat beracun, jika diminum: memutuskan saraf mata  menyebabkan kebutaan bahkan
meninggal dunia.
 Nikotin terdapat dalam daun tembakau (biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan
rokok). Akibatnya, orang yang merokok dapat lebih tahan kantuk atau lebih aktif. Tetapi,
merokok membahayakan kesehatan  menyebabkan kanker tenggorokan dan paru-paru.

 Kafein: zat yang ditemukan dalam kopi, kafein terdapat dalam teh yang disebut thein,
namun jumlahnya sedikit. Tidak dilarang namun tidak dianjurkan konsumsi secara
berlebihan.
 Zat adiktif juga dikelompokkan berdasar pengaruhnya terhadap tubuh
o Stimulan: zat adiktif yang dapat meningkatkan detak jantung, laju pernapasan dan
tekanan darah. Membuat seseorang lebih siaga dan tidak merasakan lelah. Contoh:
kafein, nikotin, kokain dan metamfetamin.  
o Sedatif/Hipnotika: zat-zat yang dalam dosis terapi yang rendah dapat menekan
aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan emosi sehingga
menenangkan.
o Halusinogen: jenis psikotropika yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat mengubah perasaan, pikiran dan sering kali menciptakan daya pandang
yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Dampak Penggunaan Zat Adiktif 
Efek Jangka Pendek Efek Jangka Panjang
Penggunaan heroin, morfin, opium dan kodein
Menghilangkan rasa nyeri, mengurangi ketegangan, merasa Sembelit, gangguan siklus menstruasi, impotensi,
nyaman, perasaan seperti mimpi dan mengantuk. ketergantungan dan overdosis. Jika penggunannya
menggunakan jarum suntik, tertular HIV/AIDS.
Ganja
Timbul rasa cemas, gembira, banyak bicara, tertawa terbahak Daya pikir berkurang, motivasi belajar menurun drastis,
– bahak, halusinasi, berubahnya perasaan waktu (lama dikira perhatian ke lingkungan sekitar berkurang, radang paru –
sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut paru, daya tahan tubuh menurun dan gangguan sistem
jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering. peredaran darah.
Kokain
Percayaan diri meningkat, banyak bicara, lelah hilang, Kurang gizi, anemia, kerusakan pada hidung dan gangguan
kebutuhan tidur berkurang, halusinasi penglihatan dan jiwa.
perabaan.
Ekstasi/MDMA dan Sabu (metamfetamin)
Tidak tidur, rasa riang, perasaan melambung, rasa nyaman Kurang gizi, anemia, penyakit jantung, ganguan jiwa,
dan meningkatkan keakraban. Namun, setelah itu timbul pembuluh darah otak pecah sehingga menyebabkan stroke,
rasa : tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, gagal jantung hingga kematian.
rasa haus, badan gemetar, jantung berdebar dan tekanan
darah meningkat.
Nipam/Nitrazepam
Merasa tenang dan otot – otot mengendur.
Dosis tinggi: gangguan bicara, gangguan persepsi dan jalan sempoyongan.
Dosis sangat tinggi: pernapasan terhambat, koma dan kematian. 
Inhalasia
Kematian mendadak akibat kekurangan oksigen atau ilusi, Kerusakan otak, paru – paru, ginjal dan jantung. 
halusinasi dan persepsi yang salah.
Alkohol
Mabuk, jalan sempoyongan, ingin merusak dan kecelakaan Merusak hati, merusak getah lambung, merusak sistem saraf,
jika mengendarai motor. gangguan jantung, meningkatkan resiko kanker, pada bumil
akan melahirkan bayi yang cacat. 
Rokok
Denyut nadi dan tekanan darah meningkat, gerakan usus Kanker paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit
meningkat, nafsu makan menurun, sirkulasi darah kurang jantung dan tekanan darah tinggi.
baik, suhu ujung jari tangan dan kaki menurun, berkurangnya
rasa mengecap dan membau, menimbulkan kerusakan gigi.
Senyawa kimia dalam rokok

Upaya Pencegahan Diri dari Bahaya Narkoba 


a. Mengenal dan menilai diri sendiri: menyadari akan kekuatan dan kekuatan, kelemahan,
kekurangan, kelebihan, dan cita – cita atau tujuan hidup yang ingin dicapai. 
b. Meningkatkan harga diri
c. Meningkatkan rasa percaya diri
d. Terampil mengatasi masalah dan mengambil keputusan
e. Memilih pergaulan yang baik dan berani menolak narkoba
f. Menerapkan pola hidup sehat
 konsumsi makanan dan minuman bergizi
 menghindari makanan siap saji (junk food)
 olahraga teratur
 istirahat cukup dan teratur  mengurangi ketegangan pikiran, memperbaiki sel – sel
tubuh yang rusak
 melakukan pemeriksaaan kesehatan rutin 
g. Memperkuat iman dan taqwa kepada Tuhan
h. Melakukan kegiatan yang positif
i. Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan teman dan keluarga

17. SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

Darah
Jaringan ikat yang berwujud cair dan tersusun atas dua komponen utama: plasma dan elemen
seluler.
 Mengangkut nutrisi, oksigen, hormon dan senyawa kimia lain ke seluruh tubuh
 Mengangkut karbondioksida dan sisa metabolisme keluar tubuh
 Menjaga tubuh dari serangan penyakit

 Plasma darah (55%) terdiri atas air dan zat – zat terlarut


 Elemen seluler (45%) terdiri atas sel darah merah (eritrosit) sebanyak 99%, sel darah
putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
Komponen penyusun darah

 Plasma darah tersusun atas 91,5% air (H2O) dan 8,5% zat – zat terlarut.
 Zat – zat terlarut tersusun atas protein dan zat – zat lain.
 Protein tersebut: albumin, fibrinogen dan globulin yang disebut
sebagai protein plasma.
 Zat – zat lain: sari makanan, mineral, hormon, antibodi, urea dan
karbondioksida. 
Struktur eritrosit (sel darah merah), limfosit (sel darah putih) dan trombosit (keping darah)

1) Eritrosit (sel darah merah): berbentuk bulat pipih dengan bagian tengah cekung, tidak
memiliki inti sel, berwarna merah (adanya hemoglobin (Hb))  protein yang mengandung
zat besi (Fe).
 Eritrosit paling banyak terdapat dalam darah, 1 mm3 (sekitar satu tetes darah) mengandung
4 – 5 juta eritrosit. 
 Di dalam paru – paru, hemoglobin dari eritrosit mampu mengikat oksigen  membentuk
oksihemoglobin. Persamaan reaksi kimianya: Hb (hemoglobin) + O2 (oksigen) ⇄ HbO2
(oksihemoglobin)
 Ketika eritrosit dalam jaringan tubuh  daya ikat hemoglobin terhadap oksigen berkurang
 oksigen lepas dari hemoglobin dan menuju sel – sel tubuh  hemoglobin berikatan
dengan karbon dioksida membentuk karbaminohemoglobin. Berikut reaksi kimianya: Hb
(hemoglobin) + CO2 (karbon dioksida) ⇄ HbCO2 (karbaminohemoglobin)
 Eritrosit dibentuk didalam sumsum merah tulang, namun selama dalam kandungan, eritrosit dibentuk di
hati dan limpa. Eritrosit berumur 100 – 120 hari, eritrosit yang tua akan dihancurkan oleh sel makrofag
dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin dirombak menjadi bilirubin (pigmen empedu).

2) Leukosit (sel darah putih): bentuknya tidak tetap, bersifat ameboid dan mempunyai inti
 Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri dari
infeksi/penyakit dan melawan kuman/bibit penyakit yang masuk dalam tubuh
o Setiap 1 mm3 darah mengandung 5.000 – 10.000 leukosit.
 Apabila terjadi peningkatan leukosit, kemungkinan terjadi infeksi didalam tubuh. 
 Jika jumlah leukosit kurang dari normal (kurang dari 5000 sel/mm3) disebut leukopenia.
 Jika jumlah leukosit lebih dari normal (lebih dari 10.000 sel/mm3) disebut leukositosis.
Berdasar ada tidaknya butir – butir kasar (granula) dalam sitoplasma leukosit, leukosit dibedakan 2

1) Granulosit terdiri dari: eosinofil, basofil dan neutrofil.


2) Agranulosit terdiri dari: limfosit dan monosit.
Jenis sel Bentuk sel Karakteristik
darah putih
Granulosit Eosinofil Mengandung granula berwarna
merah. Berfungsi pada reaksi alergi,
terutama infeksi cacing.

Basofil Mengandung granula berwarna berwarna biru.


Berfungsi pada reaksi alergi.

Neutrofil Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear (PMN).


Berfungsi sebagai fagosit (menyerang patogen).

Agranulosit Limfosit Ada dua jenis : sel T dan B. berfungsi


sebagai imunitas (kekebalan tubuh).

Monosit Leukosit yang berukuran paling besar. Berfungsi


mencerna sel yang mati atau rusak dan membantu
imunitas.
Karakteristik jenis – jenis leukosit

3) Trombosit (keping darah): bentuknya beragam: bulat, oval dan memanjang, tidak memiliki
inti, memiliki granula.
 Jumlah trombosit pada dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/mm 3
o Umur trombosit sekitar 5 – 9 hari.
 Trombosit sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka  disebut juga sel
pembekuan darah. 
 Ketika tubuh terluka  trombosit pecah karena bersentuhan dengan permukaan kasar
pembuluh darah yang luka. Didalam trombosit terdapat enzim trombokinase
(tromboplastin). Tromboplastin akan mengubah protombin (calon trombin)  trombin
dengan adanya ion kalsium dan vitamin K dalam darah. 
 Trombin akan mengubah fibrinogen (protein darah) benang – benang fibrin,  benang –
benang fibrin menjaring sel – sel darah  luka tertutup darah tidak keluar lagi.
Proses pembekuan darah

Darah dapat dikelompokkan berdasar sistem ABO, sistem Rhesus (Rh) dan sistem MN (sangat jarang
digunakan).
Berdasar sistem ABO, darah dikelompokkan menjadi 4: golongan darah A, B, AB dan O. Pembagian
ini dilakukan karena adanya perbedaan aglutinogen (antigen) pada permukaan membran eritrosit
dan antibodi (aglutinin) dalam plasma.
Jenis antigen dan antibodi

 Dalam eritrosit, ada 2 jenis antigen: antigen A dan B.


 Dalam plasma, ada 2 jenis antibodi: antibodi anti-A dan anti-B. Jenis antigen dan antibodi ini
yang menentukan golongan darah manusia.
Karakteristik golongan darah sistem ABO
Sistem Rhesus (kadar protein khusus atau antigen D pada permukaan sel darah merah) digolongkan menjadi 2
yaitu Rhesus positif ( ) dan Rhesus negatif ( ). Sistem Rhesus dipakai bersamaan dengan sistem ABO,
misalnya seseorang memiliki golongan darah B dengan Rhesus positif, maka golongan darahnya adalah  . 

Oleh karena itu, dalam transfusi darah harus disesuaikan jenis golongan darahnya baik berdasarkan sistem
ABO maupun rhesus. Misalnya, resipien bergolongan darah   membutuhkan darah, maka pendonor juga
harus bergolongan darah  , apabila tidak ada yang bergolongan darah   maka resipien bisa menerima
darah dari pendonor bergolongan darah  . 

Golongan darah resipien dan pendonor

 Golongan darah AB: resipien universal, karena bisa menerima darah dari golongan darah
apapun.
 Golongan darah O: donor universal, karena bisa menjadi donor bagi semua golongan darah.
Jantung
Organ yang terdiri dari kumpulan otot, berfungsi memompa darah sehingga darah dapat mengalir
dari jantung ke paru – paru dan seluruh tubuh. Jantung terdiri atas serambi (atrium) kiri dan serambi
kanan terletak di bagian atas jantung, bilik (ventrikel) kiri dan bilik kanan terletak di bagian bawah
jantung. 
Darah dari seluruh tubuh masuk ke serambi kanan  di serambi kanan mengandung CO2  darah
melewati katup trikuspidalis (agar darah tidak kembali ke serambi kanan ) menuju bilik kanan  darah
dipompa melewati arteri pulmonalis menuju paru – paru (CO 2 lepas dan darah mengikat O2). 
Darah dari paru – paru mengalir melalui vena pulmonalis serambi kiri, darah mengandung O2 
turun melewati katup bikuspidalis/katup mitral (untuk memantau aliran darah dalam satu arah melewati
sisi kiri jantung) menuju bilik kiri  bilik kiri memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh
aorta. 
Dinding pada bilik kiri lebih tebal daripada bilik kanan, karena bilik kiri bekerja ekstra memompa
darah ke seluruh tubuh  kembali lagi ke jantung. Sedangkan bilik kanan hanya memompa darah ke
paru – paru  kembali lagi ke jantung. 
Pada beberapa orang, pacu jantung mengalami gangguan sehingga tidak dapat mengatur irama detak jantung
dengan normal. Hal ini membuat para ilmuwan membuat alat pacu jantung dengan energi dari baterai.

(a) letak nodus sinoatrial (b) alat pacu jantung yang diletakkan pada tubuh (c) alat pacu jantung

Pembuluh Darah

 Arteri: pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar jantung. Berisi darah yang
mengandung oksigen, kecuali arteri pulmonalis
 Vena: pembuluh darah yang mengalirkan darah masuk ke jantung. Berisi darah yang
mengandung karbondioksida, kecuali vena pulmonalis.
 Pembuluh kaliper: ujung arteri dan vena bercabang – cabang menjadi pembuluh –
pembuluh kecil.
Pembeda Arteri Vena
Tempat Agak tersembunyi di dalam Dekat dengan permukaan kulit, tampak hijau atau biru atau biru
kulit keunguan
Dinding pembuluh Tebal, kuat, elastis Tipis dan tidak elastis
Aliran darah Meninggalkan jantung Menuju jantung
Denyut Terasa Tidak terasa
Katup Satu pada pangkal jantung Banyak di sepanjang pembuluh
Darah yang keluar Darah memancar Darah tidak memancar
Struktur pembuluh darah

Sistem Peredaran Darah


Peredaran darah manusia: peredaran darah tertutup, karena darah selalu beredar di dalam
pembuluh darah. Setiap beredah, darah melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah
ganda. Peredaran darah ganda ada 2 yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. BASI
BISA
1. Peredaran darah kecil (pulmonal) Rumus: BA-SI
Peredaran darah yang dimulai dari jantung (bilik kanan)  arteri pulmonalis  paru-paru  vena
pulmonalis  jantung (serambi kiri).

 Tujuan: memompa darah kotor menuju ke paru-paru. Di paru-paru, darah kotor ini
menyerap oksigen  membuang karbon dioksida, melalui pertukaran gas di alveolus
 menjadi darah bersih.

2. Peredaran darah besar (sistematik) Rumus: BI-SA


Peredaran darah yang dimulai dari jantung (bilik kiri)  aorta  arteri  seluruh tubuh  vena 
jantung (serambi kanan). 

 Tujuan: memompa darah bersih dari jantung yang kaya oksigen ke seluruh tubuh
untuk mengedarkan oksigen yang digunakan untuk metabolisme  oksigen diserap
oleh sel tubuh  darah menjadi kotor  dipompa balik ke jantung.

 Daerah yang banyak mengandung O2


 Daerah yang banyak mengandung CO2

Frekuensi denyut jantung


Banyaknya denyut jantung tiap menit. Ada 5 faktor:
1) Aktivitas tubuh: seseorang yang melakukan banyak aktivitas, memerlukan glukosa dan
energi yang banyak pula  jantung harus memompa darah lebih cepat. 
2) Jenis kelamin: perempuan memiliki denyut jantung lebih tinggi daripada laki – laki. Dalam
kondisi normal, denyut jantung perempuan sekitar 72 – 80 denyutan/menit. denyut jantung
laki – laki sekitar 64 – 72 denyutan/menit.  
3) Suhu tubuh: semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi denyut jantung. Karena
adanya peningkatan proses metabolisme  diperlukan peningkatan pemasukan O 2 dan
pengeluaran CO2. 
4) Umur: semakin bertambah umur, semakin rendah frekuensi denyut jantungnya. Karena
semakin berkurangnya kebutuh energinya. Orang dewasa dengan orang lansia, energinya
lebih banyak orang dewasa karena aktivitasnya lebih padat. 
5) Komposisi ion: jantung berdenyut secara normal dipengaruhi oleh komposisi ion yang
seimbang di dalamnya. Jika terjadi ketidakseimbangan ion, menyebabkan bahaya jantung. 

Gangguan dan Penyakit Sistem Peredaran Darah


Akibat ketidakseimbangan sistem peredaran darah dapat disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya makan makanan berlemak yang berlebihan, kekurangan zat besi, dan sebagainya.
Sehingga menyebabkan gangguan dan penyakit pada sistem peredaran darah. 
1. Jantung Koroner: terjadi jika arteri koronaria tidak menyuplai oksigen yang cukup ke otot –
otot jantung. Hal ini karena arteri koronaria mengalami penyumbatan oleh lemak dan
kolestrol. 
 Jika otot – otot jantung tidak menerima nutrisi dan oksigen  otot – otot jantung tidak bisa
berkontraksi  jantung tidak dapat berdenyut. 
 Gejala: dada terasa sakit, sakit pada lengan dan punggung, napas pendek, kepala pusing.

2. Stroke: kematian jaringan di otak yang disebabkan kurangnya asupan oksigen di otak.
Karena pembuluh darah di otak tersumbat lemak, kolestrol atau salah satu pembuluh darah
di otak pecah.

Upaya mencegah jantung koroner dan stroke:


 Melakukan olahraga dan istirahat yang teratur
 Menjaga pola makan sehat (kurangi makan daging, makanan camilan, makanan yang banyak
mengandung lemak/kolestrol)
 Menghindari minuman berakohol
 Menghentikan kebiasaan merokok
 Menghindari stres berlebih
 Menjaga berat badan dalam kondisi ideal
3. Varises: suatu keadaan dimana pembuluh darah balik (vena) mengalami pelebaran dan
terpuntir. Varises biasanya terjadi di kaki.

Upaya menghindari varises yaitu


 Ketika tidur, sebaiknya tungkai dinaikkan 15 – 20 cm. Dilakukan setelah melakukan
perjalanan jauh atau beraktivitas yang melelahkan
 Hindari berat badan berlebih
 Hindari berdiri terlalu lama 
 Olahraga secara teratur misalnya berjalan, berenang, senam
 Hindari memakai sepatu hak tinggi terlalu sering. Sebaiknya jarang – jarang saja. 

4. Anemia: gangguan yang disebabkan karena kekurangan hemoglobin atau eritrosit.


 Kadar hemoglobin dalam darah rendah  tubuh kekurangan oksigen  tubuh merasa lesu,
pusing dan muka pucat. 
 Anemia terjadi akibat: terganggunya produksi eritrosit.
 Terjadi karena: tubuh kekurangan zat besi dan mengalami pendarahan yang hebat.

(a) eritrosit normal (b) penderita anemia

Sering terjadi pada perempuan ketika proses menstruasi yang tubuh akan kehilangan darah
sebanyak 50 – 80 mL dan zat besi sebanyak 30 – 50 mg. Agar tidak mengalami anemia, sebaiknya
ketika menstruasi: konsumsi makanan yang mengandung zat besi, konsumsi makanan bergizi dan
jika diperlukan konsumsi suplemen penambah zat besi.  
5. Hipertensi: tekanan darah tinggi diatas 120/80 mmHg.
 Gejala: sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung, mual, muntah, sesak napas. 
 Dapat disebabkan karena: arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas
(kegemukan), kurang olahraga, stres berlebih, konsumsi makanan berlemak atau tinggi
kolestrol, merokok dan konsumi minuman beralkohol. 

6. Hipotensi: tekanan darah rendah, kurang dari 120/80 mmHg. Berbeda dengan anemia.
 Gejala: sering pusing, sering menguap, penglihatan kadang kurang jelas (berkunang –
kunang) terutama sehabis duduk lama atau berjalan lama, cepat lelah/tak bertenaga,
detak/denyut nadi lemah dan tampak pucat. 
 Upaya mengatasi: minum air putih cukup banyak yaitu sekitar 8-10 gelas per hari, konsumsi
minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti kopi, konsumsi makanan yang
cukup mengandung garam dan olahaga teratur.
IPA – Rangkuman SEMESTER 2
TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA
1. Tekanan Zat Padat
Dipengaruhi oleh gaya (F) dan luas bidang (A).
Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, tekanan yang dihasilkan semakin
besar.
Semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang dihasilkan semakin kecil.
Contoh: ketika berjalan di tanah berlumpur, lebih mudah menggunakan sepatu boot
(alasnya lebih luas  gaya tekan akibat BB menjadi lebih kecil) daripada menggunakan sepatu dengan
pijakan sempit (alas sempit  memberikan tekanan yang lebih besar  terperosok ke dalam lumpur)
F
P= P = tekanan (N/m2 disebut juga pascal (Pa))
A
F = gaya (Newton) 
A = luas bidang (m2)

2. Tekanan Zat Cair


Tekanan hidrostatis: kedalaman zat cair dan massa jenis zat cair mempengaruhi
tekanan yang dihasilkan oleh zat cair.
Semakin dalam zat cair, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan.
Semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. 
Gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (W) yang berada diatas benda
W
P=
A
Karena berat
(W) = m × g 
m = ρ × V 
V = h × A 

ρ× g× h × A
Maka P = atau P = ρ × g × h
A
P = tekanan (N/m2) 
m = massa benda (kg)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) 
g = percepatan gravitasi (m/s2) 
h = tinggi zat cair (m)
V = volume (m3) 
Tekanan Hidrostatis penting dalam merancang struktur bangunan penampungan air seperti
pembangunan bendungan untuk PLTA. Para arsitek kapal selam memperhitungkan tekanan
hidrostatis air laut agar kapal selam mampu menyelam ke dasar laut tanpa mengalami
kebocoran/kerusakan akibat tekanan hidrostatis. 
Struktur Bendungan:
Ketika suatu benda dimasukkan dalam air, beratnya seperti berkurang. Disebabkan oleh gaya apung
(Fa) yang mendorong benda keatas atau berlawanan dengan arah berat benda.
Fa  = Wbu  – Wba  Sehingga, Wba  = Wbu  – Fa 
Fa = gaya apung (N)
Wba = berat benda di air (N)
Wbu = berat benda di udara (N) 
Gaya pada batu yang tenggelam

Hukum Archimedes

Jika benda dicelupkan pada suatu zat cair, maka benda itu akan
mendapatkan gaya tekan ke atas yang besarnya sama dengan gaya berat yang
dipindahkan.
Hukum ini menjelaskan hubungan gaya berat dan gaya ke atas pada suatu benda jika
dimasukkan kedalam air. Akibat adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda
yang ada didalam zat cair beratnya akan berkurang.
Digunakan sebagai pembuatan dasar kapal laut dan kapal selam. Suatu benda dapat
terapung atau tenggelam tergantung pada besarnya gaya berat (w) dan gaya apung
(Fa).
Karena berat zat cair yang didesak atau dipindahkan benda adalah:
Wcp  = mcp  × g dan mcp  = ρcp  × Vcp
Sehingga berat air yang didesak oleh benda adalah:
Wcp  = ρc  × g × Vcp
Berarti, menurut Archimedes, besar gaya keatas adalah:
Fa = ρc  × g × Vcp 
Fa = gaya apung (N) 
ρc = massa jenis zat cair (kg/m3) 
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vcp = volume zat cair yang dipindahkan (m 3) 

 Jika gaya apung maksimum lebih besar daripada gaya berat maka benda akan
terapung.
 Jika gaya apung lebih kecil daripada gaya berat maka benda akan tenggelam. 
 Jika gaya apung maksimum sama dengan gaya berat maka benda akan melayang.
Gaya apung maksimum: gaya apung jika seluruh benda berada dibawah permukaan zat cair.
Kapal laut dapat terapung karena ketika diletakkan secara tegak di lautan, kapal laut dapat
memindahkan banyak air laut, sehingga kapal laut mendapat gaya keatas yang sama besar dengan
berat kapal laut.
Kapal selam dapat terapung, melayang dan tenggelam di laut karena berat kapal selam

 dapat diperbesar  memasukkan air kedalam badan kapal


 dapat diperkecil  mengeluarkan air dari badan kapal
Ketika kapal selam akan tenggelam, air laut dimasukkan ke penampungan badan kapal. Berat kapal
selam menjadi lebih besar daripada gaya keatas sehingga kapal selam tenggelam. Agar tidak
tenggelam terus, air dalam badan kapal dikeluarkan dari penampungan  erat kapal selam sama
dengan gaya keatas dan kapal selam melayang dalam air. 
Saat kapal selam akan mengapung, air di penampungan badan kapal dikeluarkan  volume kapal
selam menjadi lebih kecil dari gaya keatas dan kapal selam dapat mengapung.
Mekanisme keluar masuknya air di badan kapal selam

Hukum Pascal
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala
arah dengan sama besar.
Penerapannya: pompa hidrolik(teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli).

Jika penampang luas A1 diberi gaya dorong F1 maka tekanan yang dihasilkan adalah :
F1
P=
A1
Menurut hukum pascal, tekanan diteruskan ke segala arah dengan sama besar, termasuk ke luas
penampang A2. Pada penampang A2 muncul gaya angkat F2 dengan tekanan: 
F2
P=
A2
Secara sistematis, diperoleh persamaan pompa hidrolik yaitu: 

 atau 
P = tekanan (Pa) 
F1 dan F2 = gaya yang diberikan (N)
A1 dan A2 = luas penampang  luas permukaan suatu bidang atau suatu benda (m 2)
Contoh soal Hukum Pascal

Luas penampang kecil (A1) besarnya 1 cm2 akan diberi gaya kecil (F1) sebesar 10 N sehingga menghasilkan
tekanan (P) sebesar 10 N/cm2. Kemudian tekanan tersebut diteruskan ke luas penampang besar (A2) besarnya
100 cm2. Berapa gaya yang dihasilkan pada luas penampang (A 2)? 

3. Tekanan Gas
Ketika air dalam enlemeyer ditutup dengan balon karet kemudian dipanaskan akan membuat balon
karet mengembang. Terjadi karena partikel gas dalam enlemeyer menerima kalor dari pemanasan,
akibatnya gerakan partikel gas dalam enlemeyer semakin cepat dan terjadilah pemuaian 
tekanannya besar. 
Tekanan dalam enlemeyer diteruskan sama besar menuju balon, sehingga tekanan didalam balon
lebih besar daripada tekanan gas diluar balon  balon mengembang.
Ilustrasi balon karet dan air dalam enlemeyer(gelas laboratorium sebagai wadah zat cair) :

(a): balon karet dan air dingin dalam enlemeyer, (b): balon karet dan elemeyer berisi
air panas
Struktur balon udara
Balon udara dapat terbang karena massa jenis balon udara lebih rendah daripada massa jenis udara
disekitarnya. Massa jenis balon dikendalikan oleh pilot perubahan temperatur pada udara dalam
balon dengan menggunakan pembakar dibawah lubang balon. 

4. Pengangkutan Air dan Nutrisi pada Tumbuhan


Konsep tekanan zat juga terdapat pada makhluk hidup seperti pengangkutan air dan nutrisi pada
tumbuhan; tekanan darah pada sistem peredaran darah manusia; tekanan gas pada proses pernapasan
manusia. 
Pengangkutan air dan nutrisi pada tumbuhan:

Pengangkutan air pada tumbuhan terjadi karena adanya jaringan xilem  Air dari dalam tanah
diserap oleh rambut – rambut akar  masuk ke sel epidermis melalui osmosis  Air menuju
korteks, endodermis dan perisikel  air menuju xilem akar, xilem batang dan xilem daun.

Ilustrasi pengangkutan air masuk ke dalam akar

Air dapat diangkut naik ke daun dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya daya
kapilaritas batang yang dipengaruhi oleh gaya kohesi (kecenderungan molekul untuk berikatan
dengan molekul lain yang sejenis) dan adhesi (kecenderungan molekul untuk berikatan dengan
molekul lain yang tak sejenis)
Air dimanfaatkan dalam fotosintesis. Di dalam daun, air mengalami penguapan (transpirasi). Penggunaan air
oleh daun  terjadinya tarikan terhadap air dalam xilem sehingga air didalam akar dapat naik ke daun. 

Ilustrasi pengangkutan air dari akar menuju daun

Semua bagian tumbuhan memerlukan nutrisi. Nutrisi tumbuhan berupa gula dan asam amino hasil fotosintesis
yang diedarkan oleh jaringan floem. Pengangkutan hasil fotosintesis dimulai dari daun (daerah berkonsentrasi
gula tinggi) menuju ke seluruh tubuh (daerah berkonsentrasi gula rendah) dengan bantuan sirkulasi air yang
mengalir melalui xilem dan floem. 

Ilustrasi pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan


5. Tekanan Darah pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Tekanan pada pembuluh darah berprinsip kerja seperti hukum pascal. Ketika jantung memompa darah,
darah mendapat dorongan sehingga dapat mengalir melalui pembuluh darah kemudian memberi dorongan
pada pembuluh darah yang disebut tekanan darah.

Bila kehilangan darah karena kecelakaan atau penyakit  tekanan darah akan hilang  darah tidak dapat
mengalir menuju sel – sel di seluruh tubuh  sel – sel akan mati (tidak mendapat oksigen dan nutrisi).
Tekanan darah diukur menggunakan alat sphygmomanometer/tensimeter.

Tekanan darah diukur dalam pembuluh nadi (arteri) yang terdapat di lengan atas. Tekanan darah
orang normal sekitar 120/80 mmHg.

 120: angka sistol, menunjukkan tekanan saat bilik berkontraksi dan darah terdorong
keluar dari bilik jantung melalui pembuluh arteri. 
 80: angka diastol menunjukkan hasil pengukuran tekanan saat bilik relaksasi dan
darah masuk menuju bilik jantung, tepat sebelum bilik – bilik berkontraksi lagi.
Cara pengukuran tekanan darah

Berdasar hukum pascal: tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan
ke segala arah dengan sama besar. Begitu pula tekanan darah pada aorta, sama dengan tekanan
pada arteri atau pembuluh nadi pada lengan atas.  
6. Tekanan Gas pada Proses Pernapasan Manusia
Dalam paru – paru, alveolus terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 secara difusi (pembauran), yaitu
perpindahan zat terlarut dari daerah berkonsentrasi dan bertekanan parsial tinggi ke daerah
berkonsentrasi dan bertekanan parsial rendah. Setiap menit paru – paru dapat menyerap sekitar 250 mL
O2 dan mengeluarkan CO2 sekitar 200 mL. 

Tekanan parsial: tekanan yang diberikan oleh gas tertentu dalam campuran gas tersebut yaitu
tekanan O2 dan CO2 yang terlarut dalam darah. Pada sistem peredaran darah, darah yang masuk ke
paru – paru melalui arteri pulmonalis memiliki parsial O 2 yang lebih rendah dan parsial CO2 lebih
tinggi daripada udara dalam alveoli (jamaknya alveolus). 
Ketika darah memasuki kapiler alveoli, CO2 dalam darah berdifusi menuju alveoli dan O2 dalam alveoli berdifusi
ke dalam darah. Akibatnya, pasial O2 dalam darah naik (banyak mengandung O2) dan parsial CO2 turun (sedikit
mengandung CO2). Selanjutnya, darah menuju jantung kemudian dipompa ke seluruh tubuh. 

Ketika darah di jaringan tubuh, O2 dalam berdifusi menuju jaringan tubuh. Kandungan CO2 dalam jaringan lebih
besar dari kandungan jaringan dalam darah, sehingga CO 2 dalam jaringan berdifusi kedalam darah. Setelah
melepas O2 dan CO2 dari jaringan, darah kembali ke jantung dan dipompa lagi ke paru – paru. 

Proses difusi gas pada pernapasan dan peredaran darah

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Sistem pernapasan bagian atas: rongga hidung dan faring.


Sistem pernapasan bawah: laring, trakea, bronkus dan paru – paru.
1). Zona penghubung: rongga dan saluran yang saling terhubung dari luar dan dari dalam paru –
paru. Meliputi: hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan bronkiolus. Fungsinya: menyaring,
menghangatkan, melembapkan dan menyalurkan udara menuju paru – paru. 
2). Zona respirasi: tersusun atas alveolus yaitu jaringan dalam paru – paru berperan dalam
pertukaran gas. Sistem respirasi manusia tersusun atas hidung, faring (tenggorokan), laring (ruang
suara), trakea (batang tenggorokan), bronkus, bronkiolus, alveolus dan paru – paru. 

Sistem Pernapasan Manusia


1. Rongga hidung (organ yang berhubungan langsung dengan dunia luar)
Jalan masuk oksigen untuk pernapasan, dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa
pernapasan. Rambut hidung: menyaring udara; debu/kotoran yang masuk Selaput lendir:
memerangkap benda asing = menghasilkan ingus = hidung terlindung dari bakteri dan kotoran.
Konka: mengatur udara yang masuk, suhu udara, dan kelembaban udara.
2. Rongga mulut
Jalur udara dari mulut, jauh lebih pendek dibandingkan jalur udara dari hidung. Sehingga, udara
melalui mulut tidak sempat melewati tahap penyesuaian suhu serta kelembapan, sebelum menuju
paru-paru. Atau, guna untuk pernapasan dada

3. Faring (tekak)
Sebagai jalan bagi udara, makanan dan sebagai ruang getar untuk menghasilkan suara.
4. Laring (pangkal tenggorokan)
Terdapat epiglotis (saat menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke
tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. benda asing masuk ke laring, refleks batuk) dan pita
suara (udara yang melewati laring dapat menggetarkan pita suara = menghasilkan gelombang suara.
5. Trakea (batang tenggorokan)
Terdapat selaput lendir (menahan benda asing; bakteri, virus, partikel kecil, agar tidak masuk ke
dalam paru-paru, dikeluarkan dalam bentuk dahak) dan silia (menyaring kotoran yang tidak
tertangkap laring sebelum masuk ke paru-paru)
6. Paru-paru (organ utama pernapasan; terletak di dalam rongga dada bagian atas)
Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat = diafragma. Paru-paru dibungkus oleh selaput
paru-paru tipis yang disebut pleura. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian: paru-paru kanan (3
lobus/gelambir) dan paru-paru kiri (2 lobus/gelambir)
7. Bronkus (cabang dari trakea)
Mengantarkan udara, baik oksigen dan karbondioksida dari dan menuju paru-paru.
8. Bronkiolus (cabang bronkus; saluran tipis dan kecil dengan dinding sangat halus.)
Membawa udara yang kaya oksigen ke kantung udara alveolus.
9. Alveolus (ujung bronkiolus terdapat gelembung-gelembung, berdinding
teramat tipis.)
Tempat untuk pertukaran udara, oksigen (diedarkan ke seluruh tubuh) dan karbondioksida
(dikeluarkan dari paru-paru)
Mekanisme pernapasan

1) Menghirup udara (inhalasi/inspirasi)


2) Menghembuskan udara (ekhalasi/ekspirasi).
Diafragma = otot yang yang terdapat diantara rongga dada dan rongga perut. Berikut mekanisme
penapasan dada dan pernapasan perut: 

a) Inspirasi: diafragma dan otot dada berkontraksi, volume rongga dada membesar, paru
– paru mengembang dan udara masuk ke paru – paru.
b) Ekspirasi: diafragma dan otot dada relaksasi, volume rongga dada kembali normal,
paru – paru kembali normal dan udara keluar dari paru – paru.
Sekali pernapasan terdiri 1 kali inspirasi dan 1 kali ekspirasi.
1. Pernapasan dada: bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan volume rongga
dada.
Mengandalkan pergerakan otot-otot di antara tulang rusuk. Prosesnya dimulai ketika otot di antara
tulang rusuk berkontraksi (mengembang) saat menghirup udara (inspirasi) dan mengempis kembali
(relaksasi) setelah mengembuskan udara.

 Menghirup udara melalui hidung sambil membiarkan udara mengisi rongga dada
hingga mengembang. (Selama proses inspirasi ini, perut dalam posisi datar
menandakan otot diafragma yang berelaksasi)
 Membuang udara melalui hidung secara perlahan sampai dada yang mengembang
kembali mengempis. (Menyebabkan otot diafragma berkontraksi dan perut
mengembang)
2. Pernapasan perut: bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan rongga perut. 
Melibatkan otot-otot diafragma (di antara rongga dada dan perut). Pada pernapasan perut, otot
diafragma berkontraksi saat proses inspirasi dan berelaksasi saat mengeluarkan udara.
 Pernapasan perut dilakukan dengan menghirup udara melalui hidung, menahannya
beberapa saat, dan membuang udara lewat mulut.
 Selama mengambil napas dari hidung, tutup mulut untuk menahan bagian dada tetap
datar dan membiarkan diafragma berkontraksi.
 Setelah itu, embuskan udara secara perlahan melalui mulut

Cara menjaga lingkungan menjadi tetap sehat dan bersih (terhindar dari polusi dan lingkungan kotor)

1) Menghidupkan lahan mati dan menanaminya dengan pepohonan (reboisasi)


2) Melakukan penghematan energi (mematikan lampu/kipas angin jika tak digunakan, mencabut caz
laptop/hp jika sudah terisi penuh)
3) Menjaga kebersihan lingkungan (membersihkan kamar dengan tiada sampah, menyapu halaman/
teras rumah)
4) Membawa tas belanja, botol minum sendiri dari rumah
5) Melarang melakukan pencemaran lingkungan

 Tidak membuang sampah sembarangan


 Tidak menggunakan sedotan plastik
 Pemakaian deterjen ramah lingkungan
 Melakukan 3R; menggunakan bahan bekas yang bisa dipakai lagi, mengkreasikan botol plastik untuk
pot, alat tulis, celengan, dll.

Frekuensi pernapasan
Banyaknya jumlah respirasi (inspirasi dan ekspirasi) setiap menit. Pengaruhnya:
1. Umur: makin bertambah umur, makin rendah frekuensi pernapasan = energi makin sedikit.
2. Jenis kelamin: frekuensi pernapasan laki – laki lebih banyak daripada perempuan = banyak
beraktivitas, banyak memerlukan energi dan proses metabolisme lebih tinggi.
3. Suhu tubuh: makin tinggi suhu, makin banyak frekuensi pernapasan = proses metabolisme
meningkat dan diperlukan pasokan oksigen lebih banyak.
4. Posisi tubuh: ketika berdiri, otot – otot berkontraksi menghasilkan tenaga yang dibutuhkan
untuk tetap tegak berdiri. Ketika duduk/berbaring, beban berat tubuh disangga oleh
sebagian besar tubuh = tubuh tidak membutuhkan banyak energi dan frekuensi
pernapasannya rendah.
5. Aktivitas tubuh: makin banyak aktivitas tubuh, makin banyak energi yang dibutuhkan =
membutuhkan semakin banyak oksigen dan frekuensi pernapasan meningkat.
Pencegahan penyebaran COVID-19:

1. Selalu jaga jarak aman dari orang lain (minimal 1 meter), meskipun tidak tampak sakit.
2. Kenakan masker di ruang publik, terutama di dalam ruangan/jika pembatasan fisik tidak
dimungkinkan.
3. Sebaiknya pilih ruang terbuka, berventilasi baik. Buka jendela jika berada di dalam ruangan.
4. Cuci tangan rutin. Gunakan sabun dan air/cairan pembersih tangan berbahan alkohol.
5. Ikuti vaksinasi. Ikuti panduan setempat terkait vaksinasi.
6. Saat batuk/bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan/tisu.
7. Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan.
Gangguan pada Sistem Pernapasan
- Gangguan sistem pernapasan atas: Influenza, Tonsilitis, Faringitis, Laringitis, Rhinitis
Sinusitis.
- Gangguan sistem pernapasan bawah (infeksi virus, bakteri/ jamur) Pneumonia, Tuberculosis
(TBC), Asma, Bronkitis dan Kanker paru – paru
Gangguan pada sistem pernapasan disebut juga Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) : penyakit
yang diakibatkan adanya infeksi virus, bakteri atau jamur pada sistem pernapasan bagian atas.
1. Asma (Virus RSV): saluran pernapasan mengalami penyempitan karena rangsangan tertentu
(faktor lingkungan; masuknya zat pemicu alergi: asap rokok, debu, bulu hewan peliharaan,
dsb) sehingga menyebabkan sesak napas
2. Bronkitis (Rhinovirus, virus influenza): peradangan pada bronkus, disebabkan virus & bakteri.
3. Faringitis (bakteri Streptococcu Pyogenes): radang tenggorokan yang disebabkan virus,
bakteri, kuman (yang dapat mengiritasi faring) karena daya tahan tubuh melemah.
4. Pneumonia (bakteri Streptococcus pneumoniae): (infeksi pada bronkus dan bronkiolus)
peradangan pada salah 1/ke2 gelambir paru-paru. Dapat berisi cairan atau nanah (menganggu
pertukaran gas) sehingga penderita sulit bernapas.
5. Influenza (virus influenza): penyakit flu menular melalui udara mengandung bersin penderita
 menular apabila seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.
6. Difteri (Corynebacterium diphtheriae): menyebabkan sakit pada tekak dan demam.
7. Kanker paru-paru: pertumbuhan tidak terkendali pada sel-sel di jaringan dalam paru-paru.
Penderita batuk tidak segera sembuh dan terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di
daerah paru-paru.
8. Tonsilitis (radang amandel): infeksi pada jaringan berbentuk oval pada pangkal tengogorokan.
9. TBC (bakteri Mycobacterium tuberculosis): infeksi paru-paru menyebabkan penderita sulit
bernapas dan batuk yang jika parah disertai darah.
10. Emfisema: membengkaknya paru-paru  alveolus rusak  proses pertukaran gas terganggu
(saluran pernapasan menyempit)

Volume udara paru-paru (pernapasan)


Udara yang digunakan dalam proses pernapasan (ditampung paru-paru saat proses pernapasan).
Kaitannya dengan kemampuan menahan napas dengan volume udara cadangan inspirasi. Sebesar
mana udara bisa dihirup setelah pernafasan biasa (tidal)
1. Volume Tidal (volume udara pernapasan biasa): Volume udara yang masuk dan keluar dari
paru-paru saat proses pernapasan berlangsung. Kapasitas sekitar 500 mL.
2. Volume Cadangan Ekspirasi (Suplementer): Volume udara yang masih tersisa, dan dapat
diembuskan di akhir proses pernapasan. Kapasitas sekitar 1500 mL.
3. Volume Cadangan Inspirasi (Komplementer):  Volume udara tambahan yang masuk ke paru-
paru setelah proses pernapasan berlangsung. Kapasitas sekitar 1500 mL.
4. Volume Sisa/Residu: Volume udara yang masih tersisa di dalam organ paru-paru (meskipun
telah ekspirasi maksimal). Kapasitas sekitar 1000 mL.
5. Kapasitas Vital Paru-Paru: Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga. Kapasitas sekitar 3.500 mL.
o Kapasitas vital paru – paru = total dari volume tidal + volume cadangan ekspirasi +
volume cadangan inspirasi (total dari seluruh volume kecuali volume residu)
6. Kapasitas Total Paru-Paru: Jumlah keseluruhan volume udara yang tersimpan secara
maksimal dalam paru-paru. Kapasitas sekitar 4.500 mL.
o Kapasitas total paru – paru = volume kapasitas vital paru – paru + volume residu
(total dari seluruhnya)
Daftar frekuensi napas normal pada bayi baru lahir hingga lansia:

a. Bayi (0-1 tahun): 30-60 napas per menit


b. Balita (1-3 tahun): 24-40 napas per menit
c. Anak pra-sekolah (3-6 tahun): 22-34 napas per menit
d. Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit
e. Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit
f. Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit
g. Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit

Frekuensi pernapasan normal berubah seiring dengan bertambahnya usia. Seperti pada penjelasan
di atas, laju pernapasan normal terus berkurang hingga seseorang mencapai usia dewasa.

SISTEM EKSRESI MANUSIA


Sistem dengan tugas untuk mengolah zat sisa metabolisme dan racun, lalu membuangnya dari dalam
tubuh. Sebab, zat-zat sisa dan racun tersebut bisa mengakibatkan masalah kesehatan apabila tidak
dibuang dari dalam tubuh.

1. Ginjal, menyaring darah serta mengeluarkan kotoran dan racun melalui urine.
2. Hati, menyaring darah yang berasal dari pencernaan sebelum beredar ke seluruh
tubuh.
3. Kulit, mengeluarkan kotoran dan racun melalui keringat dan berupa sel-sel kulit mati.
4. Paru-paru, mengeluarkan karbon dioksida melalui hembusan napas.
5. + Usus besar, sisa makanan masuk ke ke dalam usus besar, lalu menyerap garam dan
cairan dari sisa makanan dikeluarkan.

Upaya menjaga kesehatan sistem ekskresi: mengatur pola makan yang sehat, banyak minum air
putih minimal 2 liter per hari, olahraga teratur dan tidak menunda buang air kecil. 

1. Ginjal (berada di rongga perut sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang
pinggang/bagian bawah tulang rusuk belakang tubuh manusia)
Seperti biji kacang merah dengan ukuran panjang sekitar 10 cm. Berat ginjal perempuan sekitar 115-
155 gr. Berat ginjal laki-laki sekitar 125-170 gr. Nefron: unit utama penyusun ginjal, berperan penting
dalam penyaringan darah.

Bagian - Bagian Ginjal

1) Kapsul, selaput tipis yang menyelubungi ginjal (bagian luar korteks dilapisi jaringan
lemak)  membungkus dan melindungi bagian dalam ginjal
2) Korteks (Kulit Ginjal), lapisan bagian luar pada ginjal  memproduksi urine
3) Medula (Sumsum Ginjal), lapisan dalam ginjal/jaringan ginjal yang halus 
mengangkut cairan tubuh dan darah sampai ginjal
4) Kaliks (bagian dari pelvis), ruang berbentuk cangkir  menampung urine sebelum
menuju ke ureter dan kandung kemih.
5) Pelvis (Rongga Ginjal), bagian berbentuk corong di bagian paling dalam dari ginjal
 tempat penampungan urine/jalur cairan  ureter kandung kemih
6) Arteri ginjal, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke ginjal untuk
proses filtrasi (proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme yang terjadi di dalam
tubuh)
7) Vena ginjal, membawa darah yang sudah disaring oleh ginjal kembali ke jantung.
8) Ureter, saluran urin yang menghubungkan antara pelvis dengan kandung kemih 
mendorong urine ke kandung kemih

Fungsi Ginjal
 Menjaga sistem eksresi pada makhluk hidup
 Memproduksi sel darah merah
 Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah
 Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme (produk dari tubuh/zat yang tak diperlukan
dalam wujud urine)

Proses Pembentukan Urine
Ada 3 tahapan: Filtrasi (penyaringan), Reabsorsi (penyerapan kembali) dan Augmentasi (pengeluaran
zat)

1. Filtrasi (Penyaringan)
Zat berupa air, garam, asam amino, glukosa, dan urea mengalami penyaringan
kemudian masuk ke kapsula bowman. Zat bermolekul besar seperti protein tetap di
pembuluh darah. Hasil penyaringan itu disebut Filtrat Glomerulus (urine primer).
2. Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Dari Kapsul Bowman urine primer menuju Tubulus Kontortus Proksimal. Dalam
perjalanannya terjadi reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh, seperti
glukosa, garam, air, dan asam amino. Proses reabsorpsi menghasilkan Filtrat
Tubulus (Urine skunder).
3. Augmentasi (Penambahan zat – zat sisa)
 Urine skunder dari Tubulus Kontortus Proksimal menuju Tubulus Kontortus
Distal. Disini melalui pembuluh kapiler darah melepaskan zat-zat yang tidak
berguna bagi tubuh kedalam urine sekunder. Selanjutnya, terbentuklah urine
sesungguhnya.
 Urine ini selanjutnya menuju tubulus kolektivus dan ahirnya bermuara ke
rongga ginjal (pelvis). Dari rongga ginjal  ureter  kandung kemih. Jika
kandung kemih sudah cukup mengandung urine, dinding kandung kemih
menjadi tertekan menyebabkan rasa BAK  urine dikeluarkan melalui
uretra (saluran pembuangan).

Kandung kemih memiliki dinding elastis, mampu meregang untuk menampung urine 0,5 L. Urine
keluar karena tekanan berupa sinyal yang menunjukkan kandung kemih penuh. Sinyal tersebut
memicu kontraksi otot perut dan otot – otot kandung kemih yang menyebabkan urine keluar tubuh
melalui urethra. 

SINGKATNYA
Glomerulus (Filtrasi) terbentuk urine primerTubulus kontortus proksimal (Reabsorpsi) terbentuk
urine sekunderTubulus kontortus distal (Augmentasi) terbentuk urine sebenarnyaTubulus
kolektivusRongga ginjalUreterKandung kemihUretraUrine keluar tubuh.

Komposisi urine dalam keadaan normal

Air, kurang lebih 95%


Urea, asam urat, dan amonia merupakan sisa pembongkaran protein.
Zat warna empedu yang mengakibatkan warna kuning pada urine.
Bermacam-macam garam, terutama garam dapur (NaCl).
Beberapa zat yang bersifat racun.

Kelainan dan gangguan pada ginjal

1) Uremia: tertimbunnya urea dalam darah, akibatnya keracunan, disebabkan ginjal tak
(berfungsi semestinya) menyaring dengan baik.
2) Albuminuria/Proteinuria (ginjal bocor): urine mengandung protein terlalu banyak
atau mengandung albumin (protein darah), disebabkan kerusakan pada glomerulus
sehingga proses filtrasi berlangsung tidak sempurna.
3) Diabetes insipidus: penyakit kekurangan hormon vasopresin/hormon antidiuretik
(ADH)  hormon yang membantu mengatur kadar cairan tubuh. Akibatnya,
penderita mengeluarkan urine yang berlebihan dan hilangnya kemampuan
mereabsorpsi cairan
4) Diabetes melitus: ditandai tingginya kadar glukosa (gula darah) dalam urine,
disebabkan \menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
5) Nefritis: infeksi yang mengakibatkan peradangan dan pembengkakan pada ginjal,
rusaknya nefron. Disebabkan infeksi bakteri Streptococcus, akibatnya protein masuk
ke dalam urine dan dapat mengalami uremia.
6) Batu ginjal: kondisi ketika terjadi endapan material keras berupa garam (kalsium),
mineral (asam urat) di dalam ginjal, disebabkan kurangnya asupan cairan tubuh,
kelebihan berat badan, bisa mengakibatkan terhambatnya aliran urine.
7) Gagal ginjal: kondisi di mana satu atau kedua ginjal tidak dapat lagi berfungsi dengan
baik, akibatnya menurunnya fungsi ginjal  tidak mampu melakukan penyaringan
zat sisa metabolisme tubuh, contoh urea.

4. Hati (organ paling besar di dalam tubuh, berwarna cokelat, terletak di bagian kanan
atas rongga perut di bawah diafragma)
Berat sekitar 1,5 kg. Hati digolongkan organ Sistem Eksresi Manusia karena hati mengeluarkan zat
sisa berupa empedu. Berfungsi mengekskresikan zat warna empedu (bilirubin). Bilirubin dihasilkan
dari pemecahan hemoglobin pada eritrosit.

Fungsi hati

 Menyimpan glikogen (gula otot)


 Menetralkan racun
 Menghasilkan getah empedu
 Tempat pembentukan urea dan amonia (yang akan dibuang melalui ginjal dan kulit)
 Sebagai kelenjar pencernaan.  

Gangguan pada hati

1) Penyakit wilson: penyakit keturunan (pola autosomal resesif), akibatnya kegagalan


metabolisme dari zat cuprum (kadar zat tembaga) dalam tubuh yang berlebihan
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.
2) Hepatitis: pembengkakan/peradangan hati/liver. Disebabkan oleh virus, alkohol,
narkoba, obat-obatan, atau racun. Akibatnya, bisa luka yang merusak fungsi hati
jangka panjang.
3) Sirosis: penyakit hati yang kronis. Disebabkan penyalahgunaan alkohol, obesitas dan
hepatitis. Akibatnya guratan pada hati  hati tidak berfungsi.

5. Kulit
Bagian - Bagian Kulit

1) Epidermis (Lapisan kulit ari), lapisan kulit terluar yang sangat tipis. Ada 2 lapisan.
a. Lapisan tanduk, lapisan paling luar pada epidermis dan tersusun atas sel-sel
mati yang mudah mengelupas.
b. Lapisan malpighi, terletak di bawah lapisan tanduk dan tersusun dari sel-sel
hidup.
2) Dermis (lapisan kulit jangat)
a. Otot penggerak rambut
b. Pembuluh kapiler
c. Kelenjar keringat
d. Kantong rambut
e. Kelenjar minyak rambut
f. Ujung saraf  
3) Jaringan bawah kulit (subkutaneus), Lapisan yang terdiri dari kumpulan jaringan
ikat untuk melekatkan kulit pada otot. Sebagai komponen penting dari pengaturan
suhu tubuh. Terdapat jaringan lemak untuk menahan panas tubuh serta melindungi
tubuh bagian dalam dari benturan.

Fungsi kulit

 Membentuk dan mengeluarkan keringat


 Pengatur suhu tubuh
 Menerima rangsang dari luar
 Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
 Tempat penyimpanan kelebihan lemak.

Gangguan pada kulit

1. Jerawat: gangguan pada kulit yang berhubungan dengan produksi minyak berlebih.


2. Scabies/kudis: disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei yang bereproduksi
pada permukaan kulit, masuk kedalam kulit (bertelur), mengakibatkan rasa gatal.
3. Pruvitus kutanea: penyakit kulit dengan gejala timbul rasa gatal yang dipicu oleh
iritasi saraf sensorik perifer.
4. Eksim/dermatitis: peradangan kulit yang membuat kulit gatal, memerah, dan pecah-
pecah. Bisa disebabkan infeksi atau iritasi.
5. Gangren: kelainan pada kulit karena kematian sel-sel jaringan tubuh.

2. Paru-Paru

PROSES: C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O 


Glukosa + Oksigen → Karbondioksida + Uap air 

Fungsi paru-paru

 Tempat pertukaran antara gas karbon dioksida dan oksigen.


 Mengeluarkan zat sisa berupa uap air dan karbon dioksida.

Gangguan pada paru-paru

1. Asma/sesak napas: saluran pernapasan mengalami penyempitan karena rangsangan


tertentu (faktor lingkungan; masuknya zat pemicu alergi: asap rokok, debu, bulu
hewan peliharaan)
2. Kanker paru-paru: pertumbuhan tidak terkendali pada sel-sel di jaringan dalam paru-
paru. Penderita batuk tidak segera sembuh pembengkakan kelenjar getah bening.
3. Emfisema: membengkaknya paru-paru  alveolus rusak  proses pertukaran gas
terganggu (saluran pernapasan menyempit)
4. DAN LAINNYA. BUANYAK. UDAH ADA DIATAS KN :))) SETERES BG AGH-
Fungsi

 prosuksi nanopartikel seperti nanoemulsi dan nanokristal


 mempercepat ekstraksi minyak dari jaringan tumbuhan dan pemurnian minyak bumi
 merusak atau menonaktifkan material organik seperti merusak membran sel
 melepaskan isi selulernya (sonoporasi).
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
1. Getaran
Gerak bolak-balik secara teratur melalui titik kesetimbangan (keadaan suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut) yang energinya akan merambat
dalam bentuk gelombang.

 Bandul sederhana (ayunan bandul jam)


 Senar gitar yang dipetik
 Ayunan anak-anak yang sedang dimainkan
 Penggaris plastik digetarkan
 Gerak naik turun perahu
 Pegas yang diberi beban

Mula – mula di posisi O, bila ditarik ke posisi A kemudian dilepas, bandul bergerak bolak – balik
secara teratur melalui titik A-O-B-O-A dan gerakan bolak – balik: satu getaran.

Getaran pada pegas. Satu getaran: melewati posisi C-A-B-A-C

Ciri getaran: adanya simpangan terbesar/terjauh dari titik setimbang (amplitudo). 


 Cara menghitung jumlah getaran pada bandul: memperhatikan gerak bolak-balik pada
bandul/memperhatikan arah geraknya dan titik yang dilalui.
 Panjang tali berpengaruh terhadap periode getar: semakin panjang tali  semakin
besar periode getarnya  semakin kecil frekuensinya (getaran berbanding terbalik
dengan frekuensi)
Rumus getaran
Rumus Priode (T) Rumus Frekuensi (f)

Keterangan:
T = Priode getaran (s/detik)
f = Frekuensi getaran (Hz)
t = Waktu (s/detik)
n = Jumlah getaran
Contoh Soal
Sebuah bandul digetarkan sehingga selama 2 menit menghasilkan 80 getaran. Tentukan periodenya?
T (waktu) = 2 menit = 120s T = t/n
n (jumlah getaran) = 80 getaran = 120/80
= 1.5 s
2. Gelombang
Getaran yang merambat melalui medium (zat padat, zat cair dan zat gas). Energi getaran merambat
dalam bentuk gelombang, namun yang merambat hanyalah energinya, zat perantaranya tidak ikut
merambat (hanya ikut bergetar). Contoh: Energi gelombang air laut sangat terasa bila berdiri di tepi pantai, berupa
dorongan gelombang pada kaki kita. Ketika kita mendengar, getaran merambat melalui gelombang yang
membawa energi  ke saraf yang menghubungkan dengan otak. 
Jenis-Jenis Gelombang
Berdasarkan amplitudonya
Gelombang berjalan, amplitudonya tetap pada setiap titik yang dilalui gelombang,
misalnya gelombang pada tali, pelemparan batu ke air.
Gelombang diam/berdiri (stasioner), amplitudonya berubah, misalnya gelombang
pada senar gitar yang dipetik.
Berdasarkan medium rambatannya

Gelombang mekanik, dalam perambatannya memerlukan medium, misalnya bawah


atas gelombang air, gelombang pada tali, dan gelombang bunyi.
Gelombang elektromagnetik, dalam perambatannya tanpa medium, misalnya
gelombang cahaya (mejikuhibiniu), gelombang radio, gelombang inframerah
Berdasarkan arah getarannya
Gelombang transversal, arah getarannya tegak lurus dengan arah rambatannya,
misalnya gelombang tali, gelombang cahaya, gelombang air, gelombang seismik,
gelombang pegas.

 Panjang gelombang transversal: jarak antara 1 bukit dan 1 lembah (a-e, c-g, e-i, b-f, d-
h).
Lambang panjang gelombang   (lambda), satuannya meter
Simpangan terjauh dalam gelombang: amplitudo (bb’ atau dd’)
 Dasar gelombang (lembah) terletak pada titik terendah (d dan h)
 Puncak gelombang (gunung) terletak pada titik tertinggi (b dan f)
 Lengkungan c-d-e dan g-h-i adalah lembah gelombang
 Lengkungan a-b-c dan e-f-g adalah bukit gelombang

Periode gelombang: waktu yang ditentukan untuk menempuh satu gelombang,


satuannya sekon (s) dan lambangnya T. 
Frekuensi gelombang: jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon, satuannya
hertz (Hz) dan lambangnya f.
Gelombang longitudinal, arah getarannya berimpit dengan arah rambatannya,
misalnya gelombang bunyi; gelombang ultrasonik, audiosonik, infrasonik.

Gelombang longitudinal: gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya. Contoh:
slinki/pegas yang diletakkan diatas lantai. Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus
menerus, gelombang merambat pada slinki yang berupa rapatan dan renggangan.

 1 gelombang longitudinal: 1 rapatan dan 1 renggangan. 


 Kecepatan gelombang cahaya: 3 × 108 m/s.
 Kecepatan gelombang bunyi: 340 m/s.
 Lambang cepat rambat gelombang: , satuan gelombang m/s. 
Rumus Cepat Rambat Gelombang Rumus mencari frekuensi Rumus mencari periode
λ s (bila tak diketahui) (bila tak diketahui)
V= atau V =
T t t 1
n 1 T= atau : T =
1 f = atau f = n f
karena T = maka cepat rambat gelombang t t
f
ditulis: V = λ × f T = periode (s)
f = Frekuensi (Hz) n = jumlah gelombang
V = cepat rambat gelombang (m/s) n = jumlah gelombang t = waktu (s)
λ (lambda) = panjang gelombang (m) t = waktu (s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
Contoh soal

a. Gelombang merambat selama 20 detik. Sepanjang waktu tersebut, muncul


100 gelombang dengan jarak antara kedua puncak sebanyak 2 m. Berapa cepat rambat
gelombang?
Diketahui: t = 20 s n = 100 λ=2m V = …?
Sebelum menentukan cepat rambat gelombang, tentukan frekuensinya dulu.
f = n/t = 100/20 = 5 Hz
V = λ × f = 2 × 5 = 10 m/s

b. Gelombang merambat pada tali sebanyak 0,5 detik. Selama waktu tersebut, muncul 2
gelombang dengan jarak antara keduanya sebanyak 20 cm. Berapa cepat rambat
gelombangnya?
Diketahui: t = 0,5 s n = 2 gelombang λ = 20 cm = 0,2 m V = …?
f = n/t = 2/0,5 = 10 Hz
V = λ × f = 0,2 ×10 = 2 m/s
Dalam medium yang sama, cepat rambat gelombang adalah tetap atau sama.
Pemantulan gelombang: membaliknya gelombang setelah mengenai penghalang
Contohnya gelombang air dan gelombang tali: 

Pada gelombang tali, gelombang yang mencapai ujung akan memberi gaya keatas pada penopang
yang ada di ujung penopang memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah kebawah pada
tali. Gaya tali kebawah inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang terbalik.

Fungsi gelombang sehari-hari:


 Berkomunikasi (bisa untuk hewan)
 Sebagai media suara (bisa untuk hewan)
 Sebagai pemanas dalam microwave
 Mendengarkan musik
 Mengukur kedalaman air dan laut
 Menganalisa struktur atomik dan juga molekul
 Mendeteksi sebuah objek
 Menentukan arah posisi yang tepat
 dan sebagainya.
1. Periode: waktu satu getaran penuh
2. Frekuensi: banyaknya getaran tiap detik / dalam 1 detik
3. Amplitudo: simpangan maksimum (dari suartu gelombang yang mempengaruhi kuat lemahnya
bunyi)
4. Cepat rambat gelombang: jarak yang ditempuh satu gelombang dalam (satu detik) waktu sekon
3. Bunyi
Gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di udara sampai terdengar oleh
reseptor pendengar/yang arah rambatnya sama dengan arah getarnya.
Syarat terdengarnya bunyi
 Ada sumber bunyi
 Ada medium/perantara
 Indra pendengar
Berdasarkan jenis frekuensinya

 Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz (<20 Hz), bunyi ini
dapat didengar oleh anjing dan jangkrik.
 Audiosonik: bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz, bunyi ini dapat
didengar oleh manusia.
 Ultrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz (>20.000 Hz)
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, misalnya garpu tala untuk menata alat musik lain, seperti
gitar/piano). Bunyinya menuju telinga dihantarkan oleh rapatan dan renggangan partikel – partikel
udara. 
 Bunyi keluar dari garpu tala, langsung menumbuk molekul – molekul udara
disebelahnya yang mengakibatkan rapatan dan renggangan, demikian seterusnya
hingga sampai ke telinga.  Berikut gelombang bunyi yang merambat menuju telinga:

 Kecepatan bunyi dipengaruhi oleh suhu dan medium, dipengaruhi oleh suhu: semakin
rendah suhu udara, kecepatan bunyi semakin tinggi. Hal ini menjelaskan, malam hari
bunyi terdengar lebih jelas daripada siang hari.
 Siang hari, bunyi dibiaskan ke arah udara yang lebih panas (ke atas) karena suhu bumi
lebih dingin dibanding udara diatasnya.
 Malam hari, bunyi dipantulkan ke arah lebih rendah, karena suhu bumi lebih hangat
daripada udara diatasnya.
Cepat rambat bunyi pada berbagai medium

Pada manusia dewasa, suara perempuan lebih tinggi daripada laki – laki.
 Laki – laki: nada dasar sebesar 125 Hz
 Perempuan: nada dasar oktaf 250 Hz.
 Tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi
o Semakin besar frekuensinya, semakin tinggi pula nadanya
o Semakin kecil frekuensinya, semakin rendah pula nadanya. 
Faktor – faktor yang menentukan tinggi rendahnya nada pada senar gitar

1) Panjang senar: semakin panjang senar, semakin rendah frekuensi.


2) Tegangan senar: semakin besar tegangan senar, semakin tinggi frekuensi.
3) Luas penampang senar: semakin kecil penampang senar, semakin tinggi frekuensi.

Nada: bunyi yang memiliki frekuensi getaran teratur.


Desah: bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
Deret nada yang berlaku standar

 Kualitas bunyi (timbre): Setiap alat musik memiliki suara yang khas
 Resonansi: peristiwa ikut bergetarnya sebuah benda karena kesamaan frekuensi alami
benda dengan frekuensi sumber getar. Resonansi terjadi pada kolom udara.
 Bunyi akan terdengar kuat ketika panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil
1
dari   panjang gelombang bunyi
4
 Contoh: kentongan, gamelan, alat musik pukul, tiup, petik, gesek. 
Telinga memiliki selaput tipis yang mudah bergetar apabila diluar terdapat sumber getar, mudah
beresonansi  sumber getar yang frekuensinya lebih kecil atau lebih besar dengan mudah
menyebabkan selaput tipis ikut bergetar. Prinsip kerja resonansi dimanfaatkan manusia seperti
memperkuat bunyi asli pada alat musik.  
Dampak merugikan resonansi: bunyi ledakan bom dapat memecahkan kaca jendela meskipun tidak
mengenai kaca, bunyi guntur juga dapat memecahkan kaca jendela meskipun tidak mengenai kaca. 
Hukum pemantulan bunyi

1. Arah bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar
2. Besarnya sudut datang (i) sama dengan besarnya sudut pantul (r)

Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli: antara bunyi pantul dan bunyi asli
terdengar hampir bersamaan, sehingga bunyi asli terdengar lebih keras.
Contohnya: apabila berbicara di ruangan kecil, lebih terdengar jelas daripada di ruang
terbuka seperti lapangan. 

Gema: bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli.


Contohnya: apabila berteriak di lapangan/lereng gunung, bunyi pantul yang terdengar
sama persis seperti bunyi asli dan akan terdengar setelah bunyi asli. 

Gaung (kerdam): bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama – sama dengan bunyi
asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.
Contohnya: apabila mengucapkan fisika
 Bunyi asli: fi-si-ka
 Bunyi pantul: fi… si… ka… 
 Bunyi yang terdengar jelas: fi…..ka 
Cara menghindari terjadinya gaung: pada dinding ruangan besar dilengkapi peredam
suara (karet busa, karton tebal, karpet dan bahan – bahan lain yang bersifat lunak)
Dijumpai di bioskop, studio TV, radio, aula dan studio rekaman. 

4. Mekanisme Mendengar pada Manusia


Struktur telinga
+ Sebelah daun telinga: lubang telinga. Saluran telinga = liang telinga. Bunyi memerlukan medium untuk
merambat. Telinga luar dan telinga tengah terisi: udara. Rongga telinga dalam terisi: cairan limfa.
Proses mendengar pada manusia

Tahapan mendengar pada manusia


Suara di sekitar (getaran/gelombang)  telinga bagian luar  saluran telinga sehingga memberi
tekanan pada gendang telinga (bergetar)  tulang pendengaran (MALAS) dengan memperkuat
getaran  telinga bagian dalam menjadi impuls listrik  saraf pendengaran pada otak  otak
menerjemahkan impuls ini sebagai suara.
Bagian Penyusun Telinga Bagian Telinga Fungsi
Bagian Luar  Daun telinga (pinnae) Mengumpulkan gelombang suara (dari lingkungan
mengumpulkan suara sekitar) dan mengantarnya ke gendang telinga melalui
lubang telinga.
Saluran telinga/liang telinga - Menghasilkan minyak serumen/kotoran telinga
(menghasilkan minyak serumen) - Memiliki rambut  menangkap dan mencegah debu
(maupun hewan berukuran kecil) yang masuk ke
saluran telinga 
Bagian Tengah  Gendang telinga (mimbran timpani) Menangkap gelombang suara  memproses getaran
menghasilkan getaran suara  tulang telinga
Tulang pendengaran (osikel/osikula) - Meningkatkan kekuatan getaran suara
 Martil (malleus) - Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah
 Landasan (incus) siput
 Sanggurdi (stapes)
Bagian Dalam  tempat Saluran eustachius (terletak di ujung - Menghubungkan ruang telinga tengah dengan
dimulainya sinyal saraf tenggorokan) rongga mulut (faring)
- Menyalurkan lendir dari telinga tengah
- Menyeimbangkan tekanan di telinga tengah dengan
tekanan lingkungan di luar tubuh agar gendang telinga
tidak terganggu (ketika tekanan di telinga dan di luar tidak
seimbang  gendang telinga (tertekan kuat) berubah
bentuk  tidak mampu menangkap suara dengan baik)
Rumah siput (koklea) terdiri dari 2 jeis Menerima, memperbesar, menyampaikan, dan
cairan merubah energi/gelombang suara  impuls listrik 
meneruskannya ke saraf pendengaran  otak
Saluran gelang (labirin)  saluran gelung: Mengetahui posisi tubuh (alat keseimbangan)
saluran setengah lingkaran (kanalis
semisirkularis) yang ada 3 (tersusun saling
tegak lurus pada sudutnya, terdapat pada tulang pelipis)

5. Mekanisme Mendengar pada Hewan


Sistem sonar (Sound Navigation and Ranging): sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat
dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik)  untuk menaksir
ukuran, bentuk, letak dan kedalaman benda – benda.
Sistem sonar pada kelelawar

Kelelawar: dapat mengeluarkan dan menerima gelombang ultrasonik (>20.000 Hz) ketika terbang.
Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh objek yang dilewati dan diterima oleh
receiver kelelawar. Ekolokasi: kemampuan kelelawar menentukan lokasi dan mengidentifikasi
keberadaan objek (biasa digunakan untuk berkelana/berburu).
Ketika kelelawar terbang dan berburu: menghasilkan bunyi berfrekuensi tinggi  mendengarkan
gema yang dihasilkan  terfokus pada suaranya sendiri. Rentang frekuensi yang mampu didengar
oleh kelelawar terbatas, sehingga kelelawar harus menghindari efek dopler yang muncul. 
Efek dopler: jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak  penerima akan
mendengar frekuensi bunyi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara. Namun, jika
sumber bunyi/penerima suara bergerak, frekuensi yang diterima berbeda dengan yang dipancarkan. 
Lumba-lumba: memiliki sistem sonar untuk menghindari benda – benda di lautan, mencari makan
dan berkomunikasi.
Cara kerja: bernapas melalui lubang yang ada di kepala, dibawah lubang ini terdapat kantung-
kantung udara yang dapat dialirkan udara untuk menghasilkan bunyi berfrekuensi tinggi. 
Kantung udara: memfokuskan bunyi  diteruskan ke semua arah secara putus-putus. Gelombang
bunyi dipantulkan kembali jika membentur benda  ditangkap bagian bawah rahang (jendela
akustik)  informasi bunyi diteruskan ke telinga tengah dan ke otak untuk diterjemahkan.
Sistem sonar pada lumba – lumba

6. Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi


Ultrsonografi (USG): teknik pencitraan untuk diagnosis menggunakan gelombang ultrasonik,
frekuensinya sekitar 1-8 MHz. Digunakan untuk melihat struktur internal seperti otot, tendon, sendi,
pembuluh darah, bayi dalam kandungan, berbagai jenis penyakit seperti kanker, dan sebagainya. 
Tahap gelombang bunyi menghasilkan gambar ada 3

 pemancaran gelombang
 penerimaan gelombang pantul
 interpretasi gelombang pantul
USG memancarkan berkas gelombang ultrasonik ke jaringan tubuh menggunakan alat pemancar
sekaligus penerima gelombang (transducer)  transducer mengubah gelombang  sinyal listrik 
dihantarkan ke komputer  memproses dan mengubah sinyal listrik menjadi gambar.
Contoh hasil USG

transduser USG komputer pemroses hasil USG hasil USG bayi

 Sonar: menentukan kedalaman dasar laut dengan cara memancarkan bunyi kedalam
air
 Data waktu dan cepat rambat bunyi di air laut: menghitung kedalaman dasar laut
v ×t
menggunakan persamaan:  S=
2
s = kedalaman lautan 
v = kecepatan gelombang ultrasonik 
t = waktu tiba gelombang ultrasonik 
Untuk mengukur kedalaman laut, menggunakan transduser dan detektor. Transduser mengubah
sinyal listrik  gelombang ultrasonik  dipancarkan ke dasar laut. Pantulan gelombang
menimbulkan efek gema (echo)  dipantulkan kembali ke kapal ditangkap detektor.
Contoh pengukuran kedalaman laut

Sonar banyak digunakan nelayan modern untuk menentukan lokasi ikan, kondisi ombak dan kecepatan arus air laut. 

 Terapi Ultrasonik: terapi yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk keperluan


medis.
 Metode yang digunakan: memancarkan gelombang berfrekuensi tinggi (800 – 2000
kHz) pada jaringan tubuh
 Contohnya: keseleo pada ligamen, keseleo pada otot, tendonitis, inflamasi sendi,
osteoartritis dan memecah endapan batu pada penderita batu ginjal (lithotripsi). 
 Terapi ultrasonik untuk: membersihkan gigi, penanganan penyakit katarak,
kemoterapi sel – sel kanker dan sebagainya. 
Contoh terapi pada penderita batu ginjal
Pembersih Ultrasonik: alat yang menggunakan gelombang ultrasonik dengan frekuensi antara 20 –
400 kHz dengan cairan pembersih/air biasa untuk membersihkan benda seperti perhiasan, lensa,
jam tangan, alat bedah, alat musik, alat laboratorium dan alat – alat elektronik tertentu.
Contoh pembersih ultrasonik pada benda

Alat pembersih ultrasonik. Gelombang+gelembung pembersih ultrasonik. Hasil pembersihan ultrasonik.

Sonifikasi: proses pemberian gelombang ultrasonik pada suatu bahan (larutan atau campuran)
sehingga dapat dipecah menjadi sangat kecil. Didalam laboratorium, sonifikasi dilakukan
menggunakan sonikator.
Fungsi

 prosuksi nanopartikel seperti nanoemulsi dan nanokristal


 mempercepat ekstraksi minyak dari jaringan tumbuhan dan pemurnian minyak bumi
 merusak atau menonaktifkan material organik seperti merusak membran sel
 melepaskan isi selulernya (sonoporasi).
Contoh sonikator

Pengujian Ultrasonik (ultrasonic testing): teknik pengujian berdasar penyaluran gelombang


ultrasonik pada objek atau material yang diuji. Frekuensi gelombang yang digunakan sekitar 0,1 – 15
MHz.

 Dengan teknik pemantulan gelombang ultrasonik yang dipancarkan dalam benda,


kerusakan bagian dalam benda, ketebalan dan karakteristiknya dapat diketahui.   
 Contohnya: kerusakan logam akibat korosi.
 Penggunaan pengujian ultrasonik (keunggulan: daya tinggi, akurat, tidak berbahaya,
mudah dibawa)
 produksi logam baja dan alumunium
 produksi pesawat
 automotif dan industri lainnya.
CAHAYA DAN ALAT OPTIK
1. Cahaya
Sifat – sifat cahaya
 Merambat lurus
 Dapat dipantulkan
 Dapat dibiaskan
 Gelombang elektromagnetik.
Cahaya merambat lurus: lilin/lampu yang dinyalakan dalam ruangan gelap akan menerangi ruangan tersebut. 

Pemantulan terjadi jika: cahaya menumbuk suatu permukaan bidang, pemantulan


berupa pemantulan baur dan pemantulan teratur.
Pemantulan baur terjadi jika: cahaya dipantulkan oleh bidang tidak rata seperti aspal,
tembok, batang kayu dan sebagainya. 
Pemantulan teratur terjadi jika: cahaya dipantulkan oleh bidang rata seperti cermin
datar atau permukaan air danau yang tenang.
Pada pemantulan baur dan pemantulan teratur: sudut pemantulan cahaya besarnya
sama dengan sudut datangnya cahaya. 

Hukum pemantulan cahaya

1) Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar
2) Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul ( ) 
Proses pemantulan cahaya pada cermin datar

Cahaya yang mengenai benda sebagian dipantulkan ke mata, sebagian diserap benda sebagai energi.
Contohnya: cahaya yang mengenai benda terlihat berwarna merah, berarti spektrum cahaya merah
dipantulkan oleh benda dan spektrum cahaya lainnya diserap oleh benda. 

Pembiasan terjadi: cahaya melalui 2 medium yang kerapatan optiknya berbeda.


o Semakin besar kecepatan cahaya melalui 2 medium, semakin besar pula efek
pembiasannya.
Pembiasan tidak terjadi: cahaya masuk dengan posisi tegak lurus bidang batas kedua
medium.
Contoh pembiasan
pembiasan berkas cahaya pembiasan sendok dalam gelas berisi air

Gelombang cahaya terbentuk karena adanya perubahan medan magnet dan medan listrik secara
periodik  gelombang elektromagnetik. Gelombang cahaya matahari memancar ke segala arah
sampai ke bumi meskipun melalui ruang hampa. Cahaya dapat merambat melalui ruang kosong
tanpa adanya materi.  
Berdasar frekuensinya, gelombang elektromagnetik ada banyak jenis: spektrum elektromagnetik.
Jenis – jenis spektrum elektromagnetik
 Cahaya tampak: dapat dilihat oleh mata manusia, sekitar 400 – 700 nm.
 Warna cahaya yang dapat dilihat tergantung pada panjang gelombang dari gelombang
cahaya yang masuk ke mata.
Benda hanya memantulkan cahaya yang warnanya sama dengan warna permukaannya  dapat
menghindari dengan tepat warna benda.

2. Pembentukan Bayangan pada Cermin

Bayangan bersifat nyata jika titik potongnya diperoleh dari perpotongan sinar – sinar
pantul yang mengumpul (konvergen).
Bayangan bersifat maya jika titik potongnya merupakan hasil perpanjangan sinar –
sinar pantul yang menyebar (divergen).
Contoh pembentukan bayangan pada cermin datar
s = jarak benda terhadap cermin.  s’ = jarak bayangan terhadap cermin.

Cara melukis pembentukan bayangan pada cermin datar


1) Lukis sinar benda menuju cermin dan dipantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan
cahaya yaitu ( )
2) Lukis sinar kedua seperti langkah pertama
3) Lukis perpanjangan sinar – sinar pantul dibelakang cermin hingga berpotongan.
Perpotongan sinar – sinar pantul merupakan bayangan benda 
4) Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin 
Bayangan pada cermin datar bersifat maya. Titik bayangan dihasilkan dari perpotongan sinar – sinar
pantul yang digambarkan oleh garis putus – putus.

Cahaya dipantulkan pada: cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
Cahaya dibiaskan pada: lensa cekung dan lensa cembung. 
Cermin lengkung: cermin yang permukaannya melengkung.
 Ada 2: cermin cekung dan cermin cembung.
Penampang melintang cermin lengkung

Unsur – unsur cermin lengkung


1) Pusat kelengkungan cermin (M): titik di pusat bola yang diiris menjadi cermin
2) Vertex (O): titik di permukaan cermin yang sumbu utamanya bertemu dengan cermin
3) Titik api/titik fokus (F): titik bertemunya sinar – sinar pantul yang sejajar dengan
sumbu utama (terletak antara vertex dan titik pusat)
4) Jari – jari kelengkungan cermin (R): jarak antara vertex ke pusat kelengkungan cermin
5) Jarak fokus (f): jarak dari vertex ke titik api
Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa menggunakan sinar – sinar istimewa.

Sinar – sinar istimewa Diagram sinar


Sinar datang sejajar sumbu utama  dipantulkan melalui titik fokus 

Sinar datang melalui titik fokus  dipantulkan sejajar sumbu utama 

Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin  dipantulkan


melalui titik pusat kelengkungan cermin 

Cara melukis sinar istimewa cermin cekung

1) Pilih titik pada ujung atas benda dan lukis dua sinar datang melalui titik tersebut
menuju cermin
2) Setelah sinar – sinar datang mengenai cermin, pantulkan kedua sinar sesuai aturan
sinar istimewa cermin cekung
3) Tandai titik potong sinar pantul sebagai tempat bayangan benda 
4) Lukis perpotongan sinar – sinar pantul tersebut 
Contoh melukis bayangan cermin cekung
1). Benda berada pada jarak lebih dari R: Bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik, diperkecil

2). Benda di titik fokus (F): Bayangan yang terbentuk: tidak terbentuk bayangan/bayangan terletak di
jauh tak hingga

3). Benda diantara cermin dan F :  Bayangan yang terbentuk: maya, tegak, diperbesar 
Pembagian ruang menurut Dalil Esbach

Menurut Dalil Esbach, jumlah ruang benda dengan ruang bayangan = 5 (Rbenda + Rbayangan = 5)

Persamaan cermin cekung:  Perbesaran cermin cekung:

M = perbesaran 
f = jarak fokus (cm) s = jarak benda ke cermin 
s = jarak benda ke cermin (cm) h = tinggi benda 
s’ = jarak banyangan (layar) ke cermin (cm)  s’ = jarak bayangan (layar) ke cermin 
h’ = tinggi bayangan 
h’ positif menyatakan bayangan adalah tegak (dan
maya) 
h’ negatif menyatakan bayangan adalah terbalik
(dan nyata) 
Cara melukis bayangan pada cermin cembung

1) Pilih titik pada ujung atas benda dan lukis dua sinar datang melalui titik tersebut
menuju cermin
2) Setelah sinar – sinar datang mengenai cermin, pantulkan kedua sinar sesuai aturan
sinar istimewa pada cermin cembung
3) Tandai titik potong sinar – sinar pantul atau perpanjangan sinar – sinar pantul sebagai
tempat bayangan benda
4) Lukis bayangan benda pada cermin perpotongan sinar – sinar pantul
Contoh pembentukan bayangan pada cermin cembung

Persamaan cermin cembung sama dengan cermin cekung, namun titik fokus (F) dan pusat
kelengkungan (M) terletak dibelakang, sehingga jarak fokus (f) dan jari – jari (R) bernilai negatif. 
Bayangan pada cermin cembung: bersifat maya, tegak dan diperkecil
3. Lensa 
Benda bening yang memiliki permukaan berbentuk cekung atau cembung  membiaskan cahaya.
Jika dipegang, lensa cembung bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian tepi. Lensa cekung
bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepi.

Kaca pembesar (lup) bagian utamanya lensa cembung  memperbesar bayangan benda yang akan
diteliti. Sifat bayangan pada lensa cekung dan cembung tergantung pada posisi benda. 
Sinar – sinar istimewa pada lensa cekung
Sinar – sinar istimewa pada lensa cembung

Sinar istimewa Diagram sinar

Sinar datang sejajar sumbu utama lensa  dibiaskan menuju titik


fokus aktif (F1) dibelakang lensa 

Sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) didepan lensa  dibiaskan
sejajar sumbu utama

Sinar datang melalui pusat optik lensa (O)  diteruskan tanpa


dibiaskan

Pada lensa cekung, benda yang terletak didepan lensa akan selalu menghasilkan bayangan maya,

tegak, diperkecil dan terletak didepan lensa. Perbesaran pada lensa: 


 Pada lensa cembung, titik fokus bernilai positif (sama seperti cermin cekung)
 Pada lensa cekung, titik fokus bernilai negatif (sama seperti cermin cembung). 
Kuat lensa (D) adalah kemampuan lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar, satuannya
dioptri . Dengan syarat f harus dinyatakan dalam m, jika f dinyatakan dalam cm maka

rumusnya
4. Indra Penglihatan Manusia dan Hewan 
Mata manusia
Dilindungi oleh 3 lapisan: lapisan sklera membentuk kornea, lapisan koroid membentuk iris dan
lapisan ketiga (retina)

Sklera: membentuk putih mata, bersambung dengan bagian depan bening (kornea)
Kornea: kuat, tembus cahaya  melindungi bagian sensitif dibelakangnya dan
memfokuskan bayangan pada retina. 
Pupil: bagian berwarna hiam yang merupakan jalan masuknya cahaya ke mata.
Pupil dikelilingi iris: bagian berwarna pada mata yang letaknya dibelakang kornea.
Besar kecilnya pupil dan iris tergantung cahaya yang masuk ke mata. 
Lensa mata berbentuk bikonvex (cembung depan – belakang): fleksibel, otot siliar
yang ada di mata  membantu mengubah kecembungan mata.
Contoh kecembungan lensa mata

 Melihat benda berjarak jauh: otot siliaris berelaksasi, menyebabkan lensa mata lebih
datar (tak berakomodasi)
 Melihat benda berjarak dekat: otot siliaris berkontraksi, menyebabkan lensa menjadi
cembung (akomodasi maksimum)

Retina: sel yang sensitif terhadap cahaya matahari atau saraf penerima rangsang
(fotoreseptor) pada bagian belakang mata.
 Sel fotoreseptor (saraf di retina, memiliki kemampuan foto transduksi)
 Sel batang: menunjukkan responnya di tempat redup, mampu menerima
rangsang sinar tidak berwarna, jumlah selnya sekitar 125 juta. 
 Sel kerucut: memungkinkan melihat warna, tapi membutuhkan cahaya yang
lebih terang dari sel batang, jumlah selnya sekitar 6,5 – 7 juta.
Struktur sel batang dan sel kerucut

Mekanisme cahaya masuk ke mata manusia


Cahaya masuk melalui kornea  merambat melalui pupil  masuk ke lensa mata (bayangan
difokuskan)  bayangan terbentuk pada retina  sel khusus di retina mengubah bayangan
menjadi impuls  impuls menuju otak diterjemahkan sebagai objek/benda yang dilihat.

Gangguan pada lensa mata


1. Hipermetropi (Rabun Dekat)
Kelainan yang menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas benda yang jaraknya dekat
(± 30 cm). Karena bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina. Penderita dibantu dengan lensa
cembung.
Perubahan fokus sinar pada hipermetropi

Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan:


PH = kekuatan lensa kacamata hipermetropi (D)
s = jarak benda didepan kacamata (Cm) 
PP (punctum proximum) = titik dekat mata (Cm) 

2. Miopi (Rabun Jauh)


Kelainan yang menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas benda yang jaraknya jauh
(tak hingga). Karena bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina. Penderita dibantu dengan lensa
cekung.
Perubahan fokus sinar pada miopi
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan: 
PM = daya lensa untuk miopi (D) 
PR (Punctum Remotum) = titik jatuh mata (Cm) 

3. Buta warna
Kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel – sel kerucut mata untuk menangkap suatu warna
tertentu, bersifat menurun, ada 2 jenis
 Buta warna total: hanya mampu melihat warna hitam dan putih
 Buta warna sebagian: tidak mampu melihat warna tertentu; merah, biru atau hijau
saja. 
 Untuk menguji buta warna (uji ushihara) digunakan huruf tokek

4. Presbiopi (kehilangan kemampuan untuk memfokuskan penglihatannya)


Tidak dapat melihat benda berjarak jauh dan berjarak dekat  kurangnya daya akomodasi mata.
Penderita dibantu dengan lensa rangkap yaitu kaca mata cekung dan cembung.
5. Astigmatisma (silinder)
Gangguan pada mata karena penyimpangan dalam pembentukan bayangan pada lensa  cacat
lensa yang tidak dapat memberi gambaran/bayangan garis vertikal dengan horizontal secara
bersamaan  penglihatannya kabur. Penderita dibantu menggunakan kacamata silindris. 
Mata serangga/Mata majemuk (faset)
Mata majemuk (yang terdiri atas beberapa omatidia (jamak)  sebagai reseptor penglihatan yang terpisah): mata
yang terdiri dari ribuan mata tunggal (ommatidium)
Setiap omatidium terdiri atas 5 bagian

1) Lensa: permukaan depannya merupakan satu faset mata majemuk


2) Kerucut kristalin: dapat menembus cahaya 
3) Sel – sel penglihatan: peka terhadap cahaya 
4) Sel – sel yang mengandung pigmen: pemisah antar omatidia 
Setiap omatidium menangkap informasi penglihatan dari satu objek yang dilihat serangga dari arah
yang berbeda – beda. Gabungan semua informasi omatidium: bayangan mozaik yang menyusun
pandangan serangga.
Struktur mata lalat
Contohnya, lalat terdiri atas mata yang ditata dalam segi enam (omatidium), setiap omatidium
diarahkan keatas, bawah, depan, belakang dan samping sehingga bisa melihat ke semua arah dan
terdapat 8 neuron (reseptor cahaya) sehingga totalnya 48.000 sel indra penglihatan. Dengan
demikian, lalat dapat memproses 100 gambar per detik. 
5. Alat Optik dalam Kehidupan Sehari – hari 

A. Kamera  alat untuk mengambil gambar atau foto suatu objek


 Memiliki diafragma dan pengatur (shutter) untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke lensa
 Memfokuskan bayangan benda pada film foto
 Bayangannya nyata, terbalik dan diperkecil
 Ukuran bayangan tergantung pada panjang fokus lensa dan jarak lensa pada film. 

Bagian – bagian kamera analog

B. Kaca pembesar (lup)  alat untuk melihat objek yang kecil terlihat lebih besar dan
jelas.
 Besar objek yang dilihat tergantung pada ukuran bayangan objek pada retina,
 Ukuran bayangan tergantung pada sudut mata yang berhadapan dengan objek.
 Agar mata tidak mudah lelah: letakkan objek pada titik fokus lup. 
Contoh pengamatan menggunakan lup
(a): pengamatan menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum
(b): pengamatan menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi

C. Mikroskop  alat untuk melihat benda atau makhluk hidup yang bersifat
mikroskopik
 2 lensa cembung
 Lensa okuler: lensa yang dekat dengan mata
 Lensa objektif: lensa yang dekat dengan objek.
Bagian – bagian mikroskop cahaya

Benda yang diamati ditempatkan pada kaca objek dan disinari bawah. Cahaya melalui lensa objektif
membentuk bayangan nyata dan diperbesar  diperbesar lagi oleh lensa okuler membentuk
bayangan maya dan diperbesar.
Pembentukan bayangan pada mikroskop

D. Teleskop  alat optik yang dapat melihat benda jarak jauh menjadi dekat
 Teleskop bias sederhana: kombinasi antara 2 lensa cembung yang terletak pada bagian
pipa.
Lensa yang besar adalah objektif, lensa yang kecil adalah okuler. Lensa objektif membentuk
bayangan dan diperbesar lagi dengan lensa okuler. Lensa objektifnya berdiameter lebih besar
daripada diameter mata, berarti banyak cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk ke lensa
kemudian ke mata, sehingga bayangan yang terbentuk sangat jelas dan detail.
 Teleskop pantul: mempunyai cermin cekung pada lensa objektifnya, cahaya yang dipantulkan
objek jauh masuk salah satu ujung tabung dan ditangkap oleh cermin lain pada ujung yang
lain.
Cahaya dipantulkan dari cermin cekung ke cermin datar dalam tabung, kemudian memantulkan
cahaya ke lensa okuler yang berfungsi memperbesar gambar. 

NOTE

Anda mungkin juga menyukai